Sunteți pe pagina 1din 8

NAMA PESERTA : AMBAR SULISTIYA RINI,S.Pd.

NO. PESERTA : 12196018010189


ASAL SEKOLAH : SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

TUGAS AKHIR MODUL 4 GEOMETRI

1. Buatlah bangun datar segi empat dengan diagonal-diagonalnya saling tegak lurus.
Tunjukkan bahwa luas suatu segi empat yang diagonal-diagonalnya tegak lurus
sesamanya sama dengan setengah perkalian diagonal-diagonalnya!

Penyelesaian:

Berikut gambar bangun datar segi empat dengan diagonal-diagonalnya saling tegak lurus.

(a) Belah Ketupat (b) Layang-layang

Terlihat bahwa kedua bangun diatas memiliki diagonal yang saling tegak lurus dan
membentuk dua bagian bidang segitiga yang kongruen. Pada belah ketupat bidang
ACD≅ ABC, d a n pada layang-layang, bidang KMN ≅ KLM. Dengan setiap bidang
memiliki tinggi yang merupakan setengah dari diagonal yang membentuk. Akan
ditunjukkan bahwa luas suatu segi empat yang diagonal-diagonalnya tegak lurus
sesamanya sama dengan setengah perkalian diagonal-diagonalnya.
Pembuktian :
(a) Belah ketupat
Perhatikan belah ketupat ABCD berikut!

Tarik garis dari A ke C membentuk diagonal AC, dan dari B ke D membentuk diagonal
BD.

Diagonal AC membagi belah ketupat menjadi dua buah segitiga, yaitu ACD dengan tinggi
OD dan segitiga ABC dengan tinggi OB.

dan
Luas belah ketupat diperoleh dengan menjumlahkan luas kedua segitiga,
1
Luas segitiga dapat dihitung dengan rumus L∆ = 2 × 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Luas ABCD = L ∆ABC + L ∆ACD


1 1
= 2 𝐴𝐶. 𝑂𝐵 + 2 𝐴𝐶. 𝑂𝐷
1
= 2 𝐴𝐶. (𝑂𝐵 + 𝑂𝐷)
1
= 2 𝐴𝐶. 𝐵𝐷
Pada belah ketupat ABCD di atas, AC dan BD adalah diagonal belah ketupat, sehingga
terbukti bahwa.
1
L= × 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙1 × 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙2
2

(b) Layang – layang


Perhatikan layang – layang KLMN berikut!

Layang – layang tersebut memiliki dia buah diagonal yang saling tegak lurus, yaitu
diagonal KL dan diagonal NL. Diagonal KL membagi layang – layang menjadi dua
buah segitiga, yaitu ∆KMN dengan tinggi ON dan segitiga ∆KLM dengan tinggi OL.

dan

Luas layang – layang diperoleh dengan menjumlahkan luas kedua segitiga,


1
Luas segitiga dapat dihitung dengan rumus L∆ = 2 × 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Luas KLMN = L ∆KMN + L ∆KLM
1 1
= 2 𝐾𝑀. 𝑂𝑁 + 2 𝐾𝑀. 𝑂𝐿
1
= 2 𝐾𝑀. (𝑂𝑁 + 𝑂𝐿)
1
= 2 𝐾𝑀. 𝑁𝐿

Pada layang – layang KLMN, KM dan NL adalah diagonal belah ketupat, sehingga
terbukti bahwa.
1
L= × 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙1 × 𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙2
2

Terlihat dari pembuktian kedua bangun segiempat diatas bahwa luas suatu
segi empat yang diagonal-diagonalnya tegak lurus sesamanya sama dengan
setengah perkalian diagonal-diagonalnya.

2. Lukiskan titik tembus PQ ke bidang ACF dengan P adalah titik tengah AD dan Q terletak
pada BF (BQ:QF = 2:1)!
Penyelesaian:

Langkah-langkah:
a. Membuat kubus ABCD.EFGH

b. Lukis garis PQ dan Bidang ACF


c. Lukis bidang yang melalui PQ dan memotong ACF, yaitu bidang PBFR

d. Garis PB terletak pada bidang PBFR dan garis AC terletak pada bidang ACF, maka PB
berpotongan dengan AC di titik S.

e. Hubungkan titik S dan F


f. Titik potong garis PQ dan FS merupakan titik tembus yaitu titik T.

Terlihat bahwa titik T merupakan titik tembus PQ ke bidang ACF dengan P adalah
titik tengah AD dan Q terletak pada BF (BQ:QF = 2:1)

3. Tulis dalam bentuk standar, dan identifikasilah unsur-unsur (contoh: pusat, fokus, nilai a,
nilai b, atau yang lainnya) yang ada pada: 𝑦 2 − 𝑥 − 𝑦 + 1 = 0, dan lukiskan grafiknya.
Penyelesaian:
𝑦 2 − 𝑥 − 𝑦 + 1 = 0 merupakan persamaan parabola dengan puncak (a,b) yang membuka
ke kanan.

Dari persamaan tersebut, diuraikan sebagai berikut:


𝑦2 − 𝑥 − 𝑦 + 1 = 0
↔ 𝑦2 − 𝑦 = 𝑥 − 1
2
1 1
↔ 𝑦− − =𝑥−1
2 4
2
1 1
↔ 𝑦− =𝑥−1+
2 4
2
1 3
↔ 𝑦− =𝑥−
2 4
2
1 3
↔ 𝑦− = 1. 𝑥 −
2 4
Jika persamaan umum parabola (y - b)2 = 4p.(x – a), maka unsur-unsur dari persamaan
parabola di atas adalah:
1
1) 4p = 1 ↔ p =
4
3 1
2) Puncak : P(a,b) = P ,
4 2
3 1 1 1
3) Fokus : F(a + p, b) = F + , = F 1, 2
4 4 2
3 1 2 1
4) Direktris :x=a-b= − = =
4 4 4 2
1
5) Persamaan sumbu simetri: y = b ↔ 𝑦 = 2

6) Panjang latus rectum L1L2= |4p|=1

Sketsa Gambar :
4. Gambarlah sebuah garis s. Pilih titik A dan B. Jika A’ pencerminan dari A, dan B’
pencerminan dari B, tunjukkan bahwa AB = A’B’
Penyelesaian:
Kasus 1: Jika A, B 𝜖 𝑠 maka A = A’ = Ms(A) dan B = B’ = Ms(B). Jadi jelas bahwa AB = A’B’.

A = A’ = Ms(A)
s
B = B’ = Ms(B)
Kasus 2 :
Jika 𝐴 ∈ 𝑠, 𝐵 ∉ 𝑠, maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’. Akan ditunjukkan AB = A’B’.
Bukti :
Perhatikan ∆ABC dan ∆AB’C
A=A’ karena 𝐴 ∈ 𝑠
AC=A’C (berimpit)
𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 𝑚∠𝐴′𝐶𝐵 (karena siku-siku)
BC=B’C (karena s sumbu simetri)
Karena ∆ABC ≅ ∆AB’C maka diperoleh AB=A’B’

Kasus 3 :
Jika 𝐴, 𝐵 ∉ 𝑠 dan Ms(A) = A’ , Ms(B) = B’, maka akan ditunjukkan AB = A’B’.
Bukti :
(i) Perhatikan ∆ACD dan ∆A’CD
DC = DC (berimpit)
m∠ADC = m∠A′DC (karena siku-siku)
AD = A’D (karena s sumbu simetri)
Jadi ∆ACD ≅ ∆A’CD (s sd s)
Diperoleh maka diperoleh AC = A’C dan
m∠ACD = m∠A′CD.

(ii) Perhatikan ∆ABC dan ∆A’B’C


AC = A’C (berimpit)
m∠ACB = 90° − m∠ACD = 90° − m∠AC′D = m∠A′CD
BC = B’C (karena s sumbu simetri).
Jadi karena ∆ABC ≅ ∆A’B’C’ (s sd s) maka diperoleh AB = A’B’.

Berdasarkan Kasus 1, 2, 3, dapat disimpulkan bahwa jika A’ = Ms(A), B’ = Ms(B) maka


AB = A’B’.

S-ar putea să vă placă și