Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1.Fatur Rahman.S.Rumi
2.Nur Fadlin
3.Sindi Maiysaroh
4.Hairunnisa
5.Nanda Rezqiah
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Askep Hipertensi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dosen. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hipertensi bagi para pembaca dan bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran saya nantikan dei kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Epidemiologi
C. Etiologi
D. Faktor Predisposisi
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
G. Klasifikasi
H. Komplikasi
I. Pemeriksaan Penunjang
J. Penatalaksanaan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Klasifikasi Data
C. Analisa Data
D. Diagnosa nanda nic noc
E. Rencana Intervensi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar dari
90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk
Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
B. Epidemiologi
C. Etiologi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab
(hipertensi sekunder).
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain.
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin).
1. Penyakit Ginjal
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronism
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
3. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
4. Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
D. Faktor Predisposisi
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita
kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini
olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota.
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
F. Manifestasi Klinis
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa
saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,
G. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel berikut:
Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-150 90-99
stage I
Hipertensi >150 >100
stage II
(Arif Muttaqin, 2009).
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:
Kategori Sistol Diastol
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi 140-159 90-99
ringan)
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi 160-179 100-109
Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi >180 >110
Berat)
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90
(Andy Sofyan, 2012)
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Sistol Dan/Atau Diastol
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 Dan <180
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi 140-159 Atau 90-99
Tahap I
Hipertensi ≥160 Atau ≥100
Tahap II
Hipertensi ≥140 Dan <90
Sistol
Terisolasi
(Andy Sofyan, 2012)
The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High
Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan sistolik dan
diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah kategori yang
lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan atau lebih yang
dilakukan pada setiap dua kali kunjungan atau lebih setelah skrining awal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
hypertension, PIH ) PIH adalah jenis hipertensi sekunder karena hipertensinya reversible
setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi peningkatan curah
jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume darah meningkat secara drastis. Pada
wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan responsifitas
menyebabkan TPR berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada
tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah secara langsung meningkatkan curah
jantung dan tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari gangguan imunologik
yang mengganggu perkembangan plasenta. PIH sangat berbahaya bagi wanita dan dapat
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM POKJA
RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah diantaranya:
- Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic
attack (TIA).
- Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas kedokteran USU,
menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab
hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia darah
(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL.
- Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat
- Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM) kalium
protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)
J. Penatalaksanaan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah
raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non
farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang
lebih baik.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan
ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat
1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
2. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin
dan Reserpin.
3. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-
hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam
darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya).
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II
(zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang
termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Identitas Pengkajian
Nama : Tn.M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan
Tanggal Masuk : 16 April 2012
No.Register : 06-46-47
Ruangan/Kamar : Mengkudu (K2B2)
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 17 April 2012
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Keperawatan : Hipertensi
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Hubungan dengan Pasien : anak
Pekerjaan : PNS
Umur : 25 Tahun
Alamat : Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan
2. Keluhan Utama
Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit
kepala disertai leher terasa tegang dan kaku.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dirawat dirumah sakit umum Dr.Rm Djoelham di ruangn mengkudu dengan
keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien
mengatakan sulit beraktivitas.
4. Riwayat Masa Lalu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987 dengan kasus
yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang diderita pasien
adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu
pasien juga pernah menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat
penyakit hipertensi.
6. Riwayat Keadaan Psikososial
Pasien mempergunakan bahasa Indonesia, presepsi terhadap penyakitnya, pasien
sangat optimis untuk cepat sembuh dan pasien selalu berharap dan berdoa kepada
Allah SWT, pasien memilki hubungan yang sangat baik dengan keluarga dan saudara.
Genogram
Dari keterangan genogram diatas orangtua pasien keduanya sudah meninggal,
orang tua laki-laki pasien meninggal karena terserang penyakit kanker hati, sedangkan
ibu pasien meninggal karena penyakit hipertensi, dari hasil perkawinan ke-2 orangtua
pasien terdapat 10 jumlah saudara pasien, dari kesepuluh jumlah saudara kandung
pasien tersebut dirinci sebagai beriku : anak pertama perempuan, dan anak kedua
perempuan, kedua anak perempuan tersebut meninggal karena menderita penyakit
kanker rahim. Kemudian anak ketiga laki-laki adalah pasien yang menderita penyakit
hipertensi yang dirawat dirumah sakit umum Dr.RM.Djoelham. Anak keempat
perempuan, anak kelima adalah laki-laki dan meninggal karena penyakit stroke, anak
keenam laki-laki, anak ketujuh laki-laki, anak kedelapan laki-laki, anak kesembilan
laki-laki dan anak kesepuluh perempuan. Anak kesepuluh ini meninggal karena
menderita penyakit stroke.
Pasien menikah dan mempunyai tiga orang anak, yang pertama laki-laki yang
sudah menikah, anak kedua perempuan dan anak ketiga perempuan, mereka tinggal
dalam satu rumah terkecuali anak pertama yang sudah berumah tangga. Sementara
riwayat sang istri pasien, kedua orang tuanya itu sudah meninggal dan orang tua laki-
laki dari istri meninggal dikarenakan menderita penyakit kanker hati. Jumlah saudara
istri pasien ada delapan, belum ada yang meninggal dari delapan saudara pasien
tersebut.
7. Pemeriksaan Fisik
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 350c
Keadaan umum : Lemah
Penampilan : Pasien kurang rapi dan bersih
Kesadaran : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal (dengan
prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaannya
TB : 178 cm
BB : 94 Kg
Ciri Tubuh : Gemuk
8. Pengkajian Pola Fungsional
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat
ketombe
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik
tidak dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-
bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya
peradangan dan pendarahan
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun
peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak
adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit
beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
j. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1 hari, makanan
kesukaan yang berlemak, sedangkan makanan pantangan tidak ada.
Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang disajikan habis
1/3 porsi dengan diet M2, pasien dilarang makan makanan yang banyak
mengandung minyak dan lemak.
2) Eliminasi
BAB :
Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi lembek
Sesudah masuk Rumah Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembek
BAK :
Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x sehari
Sesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari
3) Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-
2 jam,
Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang hari
pasientidak bisa tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman,
sehingga klien tampak kusam dan pucat.
4) Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan
jumlah jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya
hospitalisasi suasana dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest
5) Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali
kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
6) Therapy
Infus RL : 20 gtt/i
Furosemide : 1 amp/12 jam
Amlodepine : 2 x 10 mg
Dulculax syrp :3x1
Cotrimoxazole : 3x4 80 mg
B.Laxadine : 3x1
Ludios : 2x1
Sohobion : 2x1
9. Data Penunjang
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :
No Kimia Darah Hasil Normal Unit
1 Bil.total 1,35 <1 Mg/dL
2 Bil.Direk 0,59 <0,25 Mg/Dl
3 SGOT 30,5 <37 U/I
4 SGPT 38,4 <40 U/I
5 Ureum 27,2 10-15 Mg/dL
6 Kreatinim 1,08 0,6-11 Mg/dL
7 Uric acid 7,8 3,4-70 Mg/dL
8 Cholesterol total 129 <200 Mg/dL
9 Mglyceride 93 <150 Mg/dL
10 HDL 38 >55 Mg/dL
11 LDL 72 <150 Mg/dL
B. Klafikasi Data
Data subjektif Data objektif
Pasien mengatakan kepala pusing, Px tampak meringis kesakitan, kondisi
dan leher terasa tegang badan lemah.
Pasien mengatakan tidak selera pasien tampak lemah, Makanan yang di
makan sajikan habis 1/3 porsi
Pasien mengatakan susah tidur pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
pasien mengatakan kedua kakinya malam + 2 jam pasien susah tidur siang
susah digerakkan aktivitas pasiens di bantu oleh keluarga
dan perawat
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
C. Analisa Data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 DS: Pasien mengatakan kepala Peningkatan Gangguan rasa nyaman
pusing, dan leher terasa tekanan darah nyeri
tegang.
DO : Px tampak meringis
kesakitan, kondisi badan
lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370C
2 DS: Pasien mengatakan tidak Perubahan jenis Gangguan pola nutrisi
selera makan diet
DO: pasien tampak lemah,
Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan susah Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat tidur
tidur
DO: pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2
jam pasien susah tidur
siang
4 Ds : pasien mengatakan kedua kelemahan fisik Gangguan pola aktivitas
kakinya susah digerakkan
Do : aktivitas pasiens di bantu
oleh keluarga dan perawat
Domain V; Domain 7:
Kesehatan yang Komunitas,
dirasakan. Kelas D;
Kelas U; Manajeme
Kesehatan dan n resiko
Kualitas Hidup komunitas.
2008:Status Level 3:
kenyamanan. Intervensi
2009:Status 6489:
kenyamanan; Manajemen
lingkungan . lingkungan;
2006:Status komunitas.
kesehatan 8880:
individu . perlindunga
2000:Kualitas n
hidup lingkungan
yang
Kelas V; Status berisiko
gejala
2109:Tingkatan
ketidaknyamanan
.
1306:Nyeri;
Tingkat Respon
fisik
2102:Level nyeri.
2103:Tingkatan
gejala .
Kelas EE;
Kepuasan
terhadap
perawatan
3014:Kepuasan
klien .
3015:Kepuasan
manajemen kasus
.
3007:Kepuasan
terhadap
lingkungan fisik
3010:Kepuasan
terhadap
keamanan
3015:Kepuasan
manajemen kasus
3003:Kepuasan
keberlanjutan
perawatan
3016: Kepuasan
manajemen nyeri
3007:Kepuasan ;
lingkungan fisik
3011:Kepuasan
klien ; kontrol
gejala
Domain VI;
Kesehatan
keluarga
Kelas Z;
Kualitas hidup
keluarga
2606:Status
kesehatan
keluarga
Kelas X; Family
well being.
2600: Koping
keluarga .
2602:Fungsional
keluarga .
2606:Status
kesehatan
keluarga .
2605:artisipasi
keluarga dalam
perawatan .
Domain VII;
Kesehatan
Prevensi
komunitas
Tersier
Kelas BB; Well
Being
Domain 5;
komunitas
Keluarga
2700:Kompetensi
Kelas X;
komunitas
Perawatan
2701:Status siklus
kesehatan kehidupan.
komunitas
7040:
Dukungan
Kelas CC; terhadap
Proteksi caregiver
kesehatankomu 7140:
nitas. Dukungan
keluarga
Identi8fikas
i resiko
2806: Respon :Genetik
komunitas
terhadap
disaster/KLB
2807:Efektifita
s skrining
kesehatan
komunitas
2808:Efektifita
s program
komunitas
2802:Kontrol
resiko
komunitas;
penyakit
menular
Prevensi
Tersier;
Domain VI;
Kesehatan
keluarga
Kelas Z;
Kualitas
hidup
keluarga
2605:Partisipas
i tim kesehatan
dalam keluarga
.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan
sebagai primer/esensial (hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai
akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn
E. Doenges, dkk, 1999).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan
pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif
Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
di atas 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik
sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Daftar Pustaka
Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2. Jakarta:
EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta :EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tingg
17 jam 09.20
15.00