Sunteți pe pagina 1din 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN J DENGAN DIAGNOSA

MEDIS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DI RUANG PERKUTUT


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Jiwa

dosen pengampu :

Siti Ulfah, S.Kep.,M.Kep.,MNS

Disusun oleh :

Puspita Sari

NIM : 402018033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2019
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

I.IDENTITAS
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Tn J
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur : 19 Tahun
4. Alamat : Kp. Jati Majalaya
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Bangsa : Indonesia
8. No. Med. Rec : 074409
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
1. Nama : Ny I
2. Umur : 46 tahun
3. Agama : Islam
4. Alamat :Kp. Jati Majalaya
5. Hubungan dengan klien : Ibu Kandung

II.ALASAN MASUK
Klien mengatakan “saya merasa mudah kesal, marah, sering mengamuk,
memukul ibu dan merusak kaca rumah”
Klien masuk rumah sakit jiwa pada tanggal 6 April 2019 lalu di rawat di
ruang rajawali 1 minggu dan 1 minggu pindah di ruang perkutut. Pada saat
pengkajian tanggal 23 April 2019 pukul 07 00 WUB klien mengatakan “saya
kesal dan marah tidak punya uang sementara ibu saya tidak memberi uang,
saat saya melamar pekerjaan saya mengalami ditolak untuk bekerja, saya
sadar ijazah saya hanya ijazah SD dan saya mengamuk dan memukul ibu
saya.”
Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan

III.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguang jiwa sebelumnya:
Klien mengatakan “saya pernah kesini (rumah sakit jiwa) sejak 3 tahun
yang lalu karena mengamuk”
2. Pengobatan seelumnya:
Klien mengatakan “awalnya saya rutin minum obat namun setelah
seminggu sebelum masuk rumah sakit saya tidak minum obat dikarenakan
tidak ada biaya. Sebelumnya saya sering berobat jalan ke RSUD
Majalaya”
3. Trauma
Jenis Trauma Faktor presipitasi Faktor predisposisi
(pelaku/korban/saksi) (pelaku/korban/saksi)
Aniaya fisik (Pelaku) kliien (Pelaku) 2 minggu
pernah memukul sebelum masuk
ibunya rumah sakit kesal
terhadap ibunya yang
tidak memberinya
uang
Aniaya seksual
Penolakan (korban) 3 tahun ((korban) 2 minggu
yang lalu klien sebelum masuk
pernah mengalami rumah sakit klien
riwayat gangguan mengalami
jiwa penolakan saat
melamar pekeejaan
Kekerasan dalam keluarga (pelaku) 2 minggu (pelaku) 2 minggu
sebelum masuk sebelum masuk
rumah sakit klien rumah sakit klien
pernah memukul kesal terhadap
ibunya ibunya yang tidak
memberinya uang
Tindakan kriminal

Masalah keperwatan :
Resiko Perilaku Kekerasan
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa: : tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatn :
Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Genogram (3 generasi)

Keterangan:

= Laki-laki meninggal

= Perempuan meninggal

= Laki-laki

= Perempuan

= Tinggal serumah

= Klien
Klien merupakan anak ke empat dari ibu dan ayah kandungnya, klien
tinggal serumah bersama kedua orang tua, 1 orang kaka dan kedua adiknya.
Hubungan komunikasi klien bersama keluarganya kurang terjalin baik
semenjak klien mengalami penolakan saat melamar kerja klien menjadi
mudah marah dan kesal.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan “tidak suka dengan tetangga sekitar karena sering
mengejeknya karena saya tidak punya kerjaan dan saya merasa tidak
dihargai oleh mereka”
Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan

6. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)


a. TTV: TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S: 36,7oC, R : 20 x/menit
b. Antropometri : BB 60 kg, TB 175 cm
c. Kepala : Rambut pendek, bersih, distribusi rambut merata, tidak
gatal tidak ada nyer, tidak ada kelainan, tidak ada bekas luka pada
kepala,
d. Mata : tampak simestris, tidak ada nyeri tekan. sklera tidak
ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada kelainan seperti stabismus,
tatapan mata klien tajam,Nervus II (Optikus) klien dapat melihat
tulisan atau objek dari jarak yang jauh, Nervus III,IV,VI
(Okulomotorius, Cochlearis, Abdusen) mata klien dapat berkontraksi,
pupil isokor saat diberikan cahaya, klien mampu menggerakkan bola
mata ke segala arah, Nervus V (Trigeminus) fungsi sensorik klien dapat
mengedipkan matanya saat diberikan rangsangan.
e. Hidung : tidak ada kotoran, tidak ada nyeri, tidak ada pernafasan
cuping hidung, Nervus 1 (Olfaktorius) klien mampu membedakan bau
minyak kayu putih atau kopi,
f. Mulut : keadaan mulut bersih, mukosa bibirlembab, tidak
sianosis, gigi sedikit berwarna kuning, Nervus IX (Glosofaringeus)
klien dapat merasakan rasa manis, pahit, pahit,. Nervus X (Fagus) klien
dapat menelan dengan baik, Nervus XII (Hipoglosus) klien dapat
menggerakan lidah kesegala arah.
g. Telinga : tidak terlihat serumen, pendengaran normal saat dilakukan
tes dengan jam tangan detik, Nervus VIII (Akustikus) klien dapat
mendengar dan berkomunikasi dengan baik namun hatus difokuskan
kembali.
h. Leher : tidak ada lesi, tidak terdapat pembesaran kelenjaran tyroid
dan getah bening, tidak ada peningkatan JVP, Nervus XI (Assessoris)
klien dapat mengangkat kedua bahunya,
i. Dada : pergerakan otot nafas simetris, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
j. Payudara : bentuk simetris
k. Abdomen : Bising usus 12 x/ menit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan hepar
l. Genital : tidak mengeluh nyeri saat BAK
m. Ekstremitas atas : tidak ada lesi, CRT kurang dari 3 detik, klien dapat
menggerakkan tangan ke segala arah dengan baik, tidak ada nyeri
tekan reflek bisep dan trisep normal, tidak tremor,, saat diberikan
rangsangan berupa sentuhan tajam dan tumpul klien dapat
menyebutkan dengan benar, kekuatan otot.
5 5
5 5

n. Punggung : pergerakan otot nafas simetris, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada kelainan tulang belakang
o. Ekstremitas bawah : tidak ada lesi, CRT kurang dari 3 detik,
tidak ada nyeri tekan reflek asiles dan patela normal, klien dapat
menggerakkan kaki ke segala arah, saat diberikan rangsangan berupa
sentuhan tajam dan tumpul klien dapat menyebutkan dengan benar,
cara berjalan klien tidak sempoyongan, tidak tremor, kekuatan otot
:
5 5
5 5

Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

7. Psikososial
a. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan “bagian anggota tubuh yang paling saya sukai
adalah bagian tangan karena dibagian tangan terdapat kekuatan api
yang dapat meruqiyah orah lain”
2) Identitas diri
Klien mengatakan “saya terlahir sebagai laki-laki”
3) Peran diri
Klien mengatakan “dalam keluarga saya berperan sebagai anak
namun saat masuk ke rsj saya tidak bis berbakti kepada ibu saya”
4) Ideal diri
Klien mengatakan “saya mempunyai cita-cita ingin menjadi kyai
dan klien berharap ingin kerja lagi
5) Harga diri
Klien mengatakan “tidak suka dan merasa kesal dengan tetangga
sekitar karena sering mengejeknya karena saya tidak punya kerjaan
dan saya merasa tidak dihargai oleh mereka. Saya seperti ini karena
mereka”
Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan

b. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti :
Klien mengatakan “orang tyang berarti bagi hidup saya adalah ibu
saya”
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien mengatakan “saya di rumah mengikuti komunitas geng
motor”
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan “saya tidak ada hambatan dalam melakukan
komunikasi dengan orang lain namun saat berbicara dengan orng
lain saya mudah tersinggung”
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

c. Spiritual
Klien mengatakan “saya merasa saya mengalami gangguan jiwa dan
saya disini sedang diobati, saya tau ini cobaan dari tuhan dan saya
bersyukur kepada Allah dengan cara berdoa dan kadang say suka
sholat”
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

8. Status mental
a. Penampilan
Penampilan klien rapih dan cara berpakaian klien sesuai dengan
fungsinya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
b. Pmbicaraan
Saat diberikan pertanyaan nada bicara klien kasar dan keras
Masalah Keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan

c. Aktivitas motorik
Klien kadang terlihat kesal saat diberikan pertanyaaan
Masalah Keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan

d. Alam perasaan
Klien mudah tersinggung dan marah saat diberikan pertanyaan
mengenai masa lalu dan penglihtan klien terlihat tajam
Masalah Keperawatan :
Resioko perilaku kekersan

e. Afek
Pada afek klien masuk kedalam kategori labil dimana saat diberikan
stimulus klien kadang merespon dengan baik namun klien kadang
merespon dengan marah-marah
f. Interaksi selama wawancara
Saat interaksi dengan klien terlihat koperatif namun klien sering
mudah tersinggung dengan nada kasar dan keras klien juga mudah
terdistraksi dengan yang lain
Masalah Keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan

g. Persepsi
Sensori persepsi klien tidak ada masalah penglihatan, pendengaran,
penciuman normal
Masalah Keperawatan :
Tidak ada maslah keperawatan

h. Proses berfikir
Proses pikir klien sirkumtansial dimana saat melakukan interaksi
pembicaraan klien berbelit-belit namun saat difokuskan kembali klien
masih dapat mengikuti dengan baik
i. Isi pikir
Isi pikir klien obsesi dimana pikiran kesal yang sering muncul dan
klien berusaha meninggalkannya
Masalah Keperawatan :
Rwsiko perilaku kekerasan

j. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh dan mengenal waktu dan tempat saat ini tinggal
k. Memori
Klien mengatakan “saya mengingat 1 bulan yang lalu sebelumnya
pernah dibawa ke rsj dan seminggu sebelumnya saya baru pindah
ruangan dari rajawali ke perkutut”
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat diberikan perhitungan pertambahan klien dapat berhitung namun
konsentrasi klien mudah terdistraksi dan tidak fokus daan diberikan
perhitungan sederhana seperti 5+5 klien dapat menjawabnya 10 dengan
benar
m. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian klien dengan gangguan penilaian ringan dilihat
dari cara pengambilan keputusan dengan cara memilih mandi atau
makan yang didahulukan
n. Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya sedang mengalami penyakit gangguan jiwa
dan klien mengatakan dirinya seperti ini akibat orang lain yang tidak
pernah menghargainya.
Masalah Keperawatan :
Resiko perlaku kekerasan

9. Kebutuhan persiapan pulang


a. Makan
Pada saat dirawat dirsj frekuensi makan klien 3x1 hari, 1 porsi habis
dengan nasi dan lauk pauk saat selesai makan klien suka membereskan
tempat makannya secara mandiri dan klien sudah terbiasa
melakukannya untuk dapat diterapkan di rumah saat pasien pulang.
b. BAB/BAK
Pada saat dirawat d irsj saat klien ingin BAB atau BAK klien pergi ke
wc dan membersihkan wc secara mandiri dan klien sudah terbiasa
melakukannya untuk dapat diterapkan di rumah saat pasien pulang.
c. Mandi
Pada saat dieawat di rsj klien tmpak sedikit kotor, klien mandi 3x 1
hari jika klien ingin mandi pergi ke wc secara mandiri dan klien sudah
terbiasa melakukannya untuk dapat diterapkan di rumah saat pasien
pulang.
d. Berpakaian atau berhias
Pada saat dirawat di rsj klien berpakaian dengan sesuai dan cara
berpakaian klien dapat dilakukan secara mandiri dan klien sudah
terbiasa melakukannya untuk dapat diterapkan di rumah saat pasien
pulang.
e. Istirahat tidur
Pola tidur klien tidak ada masalah, saat klien bangun tidur klien
melakukan mandi
f. Penggunaan obat
Pada saat dirawat di rsj pemberian obat diberikan secara oral pada pagi
hari dan di konsumsi secara mandiri dan klien sudah terbiasa
melakukannya untuk dapat diterapkan di rumah saat pasien pulang.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien akan melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan dekat tempat
tinggal
h. Kegitan didalam rumah
Klien mengatakan “saat saya di rumah saya suka menonton tv di ruang
terngan bersama keluarga”
i. Kegitaa diluar rumah
Klien mengatakan “saya suka melakukan aktivitas bermain di depan
rumah
10. Mekanisme koping
Klien dapat berkomunikasi dengan orang lain namun dengan cara selalu
difokuskan kembali
11. Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mengatakan “saya dibawa ke rsj oleh orang tuanya kareana saya
sering mengamuk dan merusak rumah saya kesal terhadap orang lain yang
suka mengejek saya karena tidak mempunyai kerjaan, saya tau makanya
saya sulit kerja karena ijazah saya cumam lulusan SD”
Masalah Keperawatan :
Resiko perlaku kekerasan
12. Pengetahuan kurang tentang
Klien sudah mulai tahu cara perawatan diri seperti makan,mandi, namun
klien masih belum paham tentang manfaat mengkonsumsi obat secara
rutin
13. Aspek medik
Diagnosa medis skizofrenia hiberfenik dan diberikan terapi risporidone 3
mg berfungsi untuk mengatasi gangguan mental atau mood tertentu
seperti skizofrenia, golongan obat ini antopsikotik, bekerja membantu
memperbaiki keseimbangan substansi alam tertenu pada otak. Depakote
500 mg merupakan obat anti kejang untuk bekerja dengan cara
menghambat neutrasmiter di otak, efek samping yang terjadi mual,
muntah, pandangan kabur, tremor dan lemas dan diberikan terapi aktivitas
kelompok (TAK) exspressive writting dengan tujuan untuk mengontrol
emosi klien
14. Daftar masalah keperawatn
Resiko perilaku kekerasan

ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS: putus obat Resiko perilaku
a. Klien mengatakan kekerasan
“saya merasa mudah reseptor tidak
kesal, marah, sering seimbang
mengamuk, memukul
ibu dan merusak kaca gangguan
rumah” neurotransmiter
b. klien mengatakan “saya yang berpengaruh
kesal dan marah tidak pada sistem limbik,
punya uang sementara lobus frontal dan
ibu saya tidak memberi hipotalamus
uang, saat saya
melamar pekerjaan saya dopamin meningkat
mengalami ditolak
untuk bekerja, saya peningkatan
sadar ijazah saya hanya potensial perilaku
ijazah SD dan saya kekerasan,
mengamuk dan keputusan,
memukul ibu saya.” kerusakan,
c. Klien mengatakan penilaian, perilaku
“saya pernah kesini tidak sesuai dan
(rumah sakit jiwa) sejak agresif
3 tahun yang lalu
karena mengamuk kurangnya sistem
d. klien mengatakan “ pendukung
saya mudah (keluarga)
tersinggung”
koping destrukti
DO:
a. nada bicara klien kasar perilaku mencederai
da keras lingkungan dan
b. klien terlihat kurang orang lain
fokus dan mudah
terdistraksi resiko perilaku
c. klien mudah kekerasan
tersinggung
d. penglihatan tajam

IV.Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas


Resiko perilaku kekerasan
V.INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional


1 Resiko Pasien mampu : Setelah dialakukan 5 kali a. Jalin hubungan saling a. Menanyakan kondisi pasien
perilaku
a. Mengidentifikasi pertemuan pasien percaya dapat menjalin hubungan saling
kekerasan
penyebab dan tanda a. Menyebutkan b. Perkenalkan diri percaya
perilaku kekerasan penyebab , tanda , c. Tanyakan kondisi b. tarik nafas dalam merangsang
b. Menyebabkan jenis gejala dan akibat pasien tubuh mengeluarkan hormon
perilaku kekerasan yang perilaku kekerasan d. Identifikasi penyebab endorphin dan enkefalin yang
pernah dilakukan b. Memperagakan tanda dan gejala serta berfungsi untuk meningkatkan
c. Menyebutkan akibat cara fisik 1 untuk akibat perilaku semangat, daya tahan , dan
dari perilaku kekerasan mengontrol kekerasan menuerunkan agreditas
yang pernah dilakukan perilaku kekerasan e. Latih dan fisik 1 c. mengatur jadwal dapat
d. Menyebutkan cara Tarik nafas dalam membantu tujuan teratasi
mengontrol perilaku f. Masukan dalam jadwal
kekerasan nya secara : harian pasien
1) Fisik
2) sosial/verbal
3) spiritual
4) terapi
Psikofarmatika
(patah obat)
Setelah 55kali pertemuan a. Tanyakan kondisi a. Menanyakan kondisi pasien
pasien mampu : pasien dapat menjalin hubungan saling
a. Menyebutkan b. Evaluasi kegiatan yang percaya
kegiatan yang lalu dengan cara b. pengobatan secara afektif dapat
sudah dilakukan menarik nafas dalam mengurangi terjadinya
b. Mempergerakan c. Latih patuh obat kekembuhan
cara patuh obat - Minum obat secara
teratur dengan prinsip
5b c. mengatur jadwal dapat
- Sususn jadwal minum membantu tujuan teratasi
obat secara teratur
d. Masukan dalam jadwal
harian pasien
Setelah 5 kali pertemuan a. Tanyakan kondisi a. Menanyakan kondisi pasien
pasien mampu pasien dapat menjalin hubungan saling
a. Menyebutkan b. Evaluasi kegiatan yang percaya
kegiatan yang lalu ( SP 1 dan SP2) b. latihan fisik membantu
sudah dilakukan c. Latih cara fisik 2 mengalihkan perilaku yang
b. Memperagakan Pukul kasur/bantal terganggua (maladaptif) menjadi
cara fisik untuk d. Masukan dalam jadwal perilaku yang adptif (mampu
mengontrol harian pasien menyesuaikan diri). Untuk
perilaku kekerasan mengurangi resiko melakukan
mencederai diri atau orang lain
dikarenakan status emosi pasien,
maka perlu dilakukan terapi
yang berguna untuk
menyalurkan energi yang
konstruktif dengan cara fisik,
salah satunya teknik memukul
bantal atau kasur.
c. mengatur jadwal dapat
membantu tujuan teratasi
Setelah 5 kali pertemuan a. Tanyakan kondisi memberikan latihan secara verbal
pasien mampu : pasien dapat menurunkan angka resioko
a. Menyebutkan b. Evaluasi kegiatan yang perilaku kekerasan karena respon
kegiatan yang lalu (SP1 Ssampai marah dapat diungkapkan melalui
sudah dilakukan SP3) tiga cara yaitu : Mengungkapkan
b. Memperagakan c. Latih secara sosial / secara verbal, menekan dan
cara sosial/verbal verbal : Menolak menantang.
untuk mengontrol dengan baik, meminta
perilaku kekerasan dengan baik,
,engungkapkan dengan
baik, masukan dalam
jadwal harian pasien
Setelah 5 kali pertemuan a. Tanyakan kondisi a. Menanyakan kondisi pasien
pasien mampu : pasien dapat menjalin hubungan saling
a. Menyebutkan b. Evaluasi kegiatan yang percaya
kegiatan yang lalu ( SP1 sampai SP4) b. melakukan ibadah sholat dan
sudah dilakukan ‘ c. Latih secara spiritual berdoa dapat menurunkan
b. Memperagakan Berdoa, Sholat hormon-hormon stres dan
secara spiritual d. Masukan dalam mengaktifkan hormon endorfin
jadwal harian pasien alami, meningkatkan perasaan
rileks, dan mengalihkan
perhatian dari rasa takut, cemas
dan tegang, memperbaiki
sistemkimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan,
detak jantung, denyut nadi, dan
aktivitas gelombang otak. Laju
pernafasan yang lebih dalam
atau lebih lambat tersebut sangat
baik menimbulkan ketenangan,
kendali emosi, pemikiran yang
lebih dalam dan metabolisme
yang lebih baik
c. mengatur jadwal dapat
membantu tujuan teratasi
VI. IMPLEMENTASI

Tanggal/Hari Waktu Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi Tanda tangan


23 April 07.30 Resiko erilaku a. Menjalin hubungan saling percaya dan S : klien mengatakan masih sering
2019 kekerasan memperkenalkan diri mudah kesal dan mudah tersinggung
R/klien tampak koperatif O : klien dapat mengikuti kegiatan
08.00 b. Memberikan obat pada pasien latihan nafas dalam secara mandiri
R/klien mengatakan obat risperidone A : :masalah teratasi
dimakan setelah makan pagi P : lanjutkan intervensi selanjutnya
09 15 c. Menanyakan kondisi pasien
R/klien mengatakan masih sering mudah
kesal
d. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan
10.15 gejala serrta akibat perilaku kekerasan
R/klien mengatakan”saya kesal terhadap
orang lain”
10.30 e. Melatih tarik nafas dalam untuk mengontrol
emosi
R/klien dapat mengikuti kegiatan menarik
nafas dalam
f. Menganjurkan pasien untuk memasukkan
kegiatan ke jadwal kegiatan harian
R/klien mengatakan “saya akan melakukan
saat saya marah”
24 April S : Klien mengatakan sudah
2019 07.30 a. Menanyakan kondisi pasien mengkonsumsi obat risperidene
R/klien mengkonsumsi obat risperidone 3 namun harus selalu diingatkan
mg O : klien terlihat minum obat
08.00 g. Memberikan obat pada pasien resperidone setelah makan pagi secara
R/klien mengatakan obat risperidone mandiri
dimakan setelah makan pagi A : Masalah teratasis
08 01 b. Melakukan evaluasi pada kegiatan P: pantau dalam mengkonsumsi obat
sebelumnya
R/klien dapat mengingat kegiatan
sebelumnya
08.15 c. Menganjurkan pasien untuk minum obat
secara teratur dan rutin untuk mengontrol
emosi dan terjadinya kekambuhan
R/saat mengkonsumsi obat masih perlu
dipantau
09.00 d. Menganjurkan pasien untuk memasukkan
kegiatan ke jadwal kegiatan harian
R/klien mengatakan “saya akan melakukan
saat saya marah
25 April 07.30 a. Menanyakan kondisi pasien S : Klien mengatakan merasa kesal
2019 R/klien terlihat mondar-mandir O : Klien dapat mengikuti kegiatan
08.00 h. Memberikan obat pada pasien memukul kasur atau bantal secara
R/klien mengatakan obat risperidone mandiri
dimakan setelah makan pagi A : Masalah bteratasi
09 01 b. Melakukan evaluasi pada kegiatan P: lanjutkan untervensi selanjutnya
sebelumnya
R/klien masih dapat mengingat kegiatan
sebelumnya
10.15 c. Melatih pukul bantal atau kasur untuk
mengontrol emosi
R/klien dapat mengikuti kegiatan memukul
kasur atau bantal secara mandiri
10/30 d. Menganjurkan pasien untuk memasukkan
kegiatan ke jadwal kegiatan harian
R/klien mengatakan “saya akan melakukan
saat saya marah”

26 April 07.30 a. Menanyakan kondisi pasien S : Klien mengatakan kadang mudah


2019 R/klien terlihat gelisah kesal dan marah
08.00 i. Memberikan obat pada pasien O : Klien terlihat masih berbicara
R/klien mengatakan obat risperidone kasar dengan nada keras saat berbicara
dimakan setelah makan pagi dengan orang lain
09 01 b. Melakukan evaluasi pada kegiatan A : Masalah belum teratasi
sebelumnya P: lanjutkan untervensi selanjutnya
R/klien masih mengingat kegiatan yang
lallu
10.15 c. Melatih untuk mengungkapkan, meminta
dan menolak dengan baik untuk
mengontrol emosi
R/ Klien terlihat masih berbicara kasar
dengan nada keras saat berbicara dengan
10.30 orang lain
d. Menganjurkan pasien untuk memasukkan
kegiatan ke jadwal kegiatan harian
R/klien mengatakan “saya akan melakukan
saat saya marah”
27 April 07.30 a. Menanyakan kondisi pasien S : klien mengatakan kalau sama
2019 R/klien terlihat mondar-mandir orang saya tidak bisa berbicara dengan
08.00 b. Memberikan obat pada pasien lembut
R/klien mengatakan obat risperidone O : Klien mengatakan sudah mulai
dimakan setelah makan pagi berbicara baik seperti meminjam alat
09 01 c. Melakukan evaluasi pada kegiatan permainan pada temannya
sebelumnya A : Masalah belum teratasi
R/klien masih mengingat kegiatan yang P: lanjutkan untervensi selanjutnya
lallu
10.15 d. Melatih untuk mengungkapkan, meminta
dan menolak dengan baik untuk
mengontrol emosi
R/ Klien mengatakan sudah mulai berbicara
baik seperti meminjam alat permainan pada
10.31 temannya
e. Menganjurkan pasien untuk memasukkan
kegiatan ke jadwal kegiatan harian
R/klien mengatakan “saya akan melakukan
saat saya marah”

S-ar putea să vă placă și