Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh Net Performing Financing
(NPF), Financing to Deposito Ratio (FDR),Biaya Oprasional Pendapatan Oprasional
(BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank BUMN Syariah Indonesia periode
2013-2017, dengan jumlah semple penelitian adalah 60 laporan keuangan Perbankkan
Syariah yang di peroleh dari Laporan Keuangan publikasi Triuwulan perbankkan Syariah
di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode
linier regresi berganda. Metode-metode yang digunakan adalah tahapan analisis regresi
berganda sedangkan uji asumsi klasik yang digunakan adalah tahapan analisis adalah uji
normalitas, Heterokedatisitas, Multikorelasi, Uji Autokorelasi, Analisis Regresi Berganda,
Pengujian Hipotesis, Uji T, Uji F, uji koefisien determinai (R2).
Berdasarkan Hasil analisis regresi berganda secara persial menunjukan bahwa, Net
Performing Financing(X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (Y),
Financing to Deposito Ratio (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset
(Y), Biaya Oprasional Pendapatan Oprasional (X4) berpengaruh signifikan terhadap Return
On Asset (Y).
The primary purpose of this research is to analyze the influence of “Net Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Operational costs operational
incomes” toward “Return on Asset (ROA)” on BUMN Indonesia Sharia Bank since 2013
until 2017 period. This research is using 60 Sharia Banking financial reports as a sample
that have been obtained from Sharia Banking Publication Financial Reports that have been
published quarterly at Financial Services Authority.
This research using quantitative with multiple linear regression method as a data
analysis technique. And the Method that have been used on this research is multiple linear
regression. As normality tests, heteroskedasticity, multiple correlation, auto correlation
tests, multiple linear regression, hypothesis tests, t-tests, f-tests, and determinate coefficient
tests (R2) used on Classic assumption tests.
Peran Bank syariah di Indonesia sangat penting, maka dengan itu perlu
ditingkatkan lagi kinerja bank syariah agar tetap efisien dan sehat. Profitabilitas merupakan
indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Peningkatan eksistensi
bank syariah di Indonesia juga didorong oleh tingginya minat masyarakat untuk
menempatkan dananya di bank syariah dan telah berkembang menjadi sebuah tren. Dalam
Laporan Perkembangan 4 Perbankan Syariah (2009) disebutkan berkembangnya tren
tersebut dikarenakan produk dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan
mengingat nisbah bagi hasil dan margin produk tersebut masih kompetitif dibanding bunga
di bank konvensional.
Ratio keuangan bank memiliki beberapa manfaat yang dapat digunakan berbagai
pihak untuk di analisis, Return On Asset (ROA) ini memfokuskan pada kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam operasi perusahaan, Return On Asset
merupakan salah satu ratio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, ratio ini paling
sering di gunakan, dapat menunjukan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Return On Asset ROA mengukur kemampuan perusahaan masa lampau
kemudian di proyeksikan dimasa yang akan datang. Asset dan aktiva dimaksud adalah
keseluruhan harta kekayaan perusahaan, yang di peroleh dari modal sendiri maupun modal
asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan
untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Financing to Deposito Ratio (FDR) yaitu rasio antara pembiayaan yang diberikan
dengan total dana pihak ketiga. Financing to Deposito Ratio (FDR) mengukur kemampuan
bank syariah dalam memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Jika semakin tinggi Financing to Deposito Ratio (FDR), maka menunjukan semakin riskan
kondisi likuiditas bank, sebaliknya jika semakin rendah Financing to Deposito Ratio
(FDR), maka menunjukan kurang efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Jika
rasio Financing to Deposito Ratio (FDR) bank berada pada standar yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut dapat meningkat (dengan asumsi
bahwa bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaan dengan baik dan efektif).
Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Dendawijaya (2003) menambahkan semakin
besar Return On Asset (ROA) bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dan segi penggunaan aset.
Variabel
Sumber: Dhian Dayinta Pratiwi (2012), M Aditya Ananda (2013), Muhammad Tolkhah
Mansur, Nisa Friskana Yundi (2017), Sofyan Febby Henny Saputri (2016).
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah di Indonesia
dalam kurun waktu (2013-2017). Sementara sampel dalam penelitian ini adalah bank
syariah dalam masuk dalam kategori bank BUMN dengan kriteria sebagai berikut :
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Yakni dengan
distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shapes). Data yang baik adalah data yang
mendekati distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan.
Uji Heterokedatisitas
Heterokedatisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua
pengamatan. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka
disebut homokedatisitas. Tidak terjadi homokedastisitas jika pada scatterplot titik-
titik hasil pengolahan data antara titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai
pola yang teratur. Terjadi heteroskedastisitas jika pada pola scatterplot mempunyai pola
teratur baik menyempit, melebar, maupun bergelombang-gelombang (Sunyoto 2011 : 158
Uji Multikolenearitas
Uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara variabel
bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Multikorelasi
adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara
variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel independen (variabel
bebas) lebih dari satu.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut
urutan waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada
periode sebelmnya (t-1).Uji autokorelasi yang paling sering digunakan adalah uji Durbin-
Watson (DW) (Sunyoto,2011 : 159).
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji
t) dan penyajian data secara simultan (uji f)
Uji t
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2006). Oleh karena itu uji t ini
digunakan untuk menguji hipotesis Ha1, Ha2, Ha3,
Uji F
Uji F digunakan untuk menguji secara menyeluruh (simultan) signifikansi
pengaruh Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio, BiayaOperasi
Pendapatan Operasi terhadap Return On Asset secara simultan di uji apakah memiliki
signifikan atau tidak (Abdul, 2011 : 76)
R2 = r2 x 100%
r2 = koefisien korelasi
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang di lakukan oleh Dhian
Dayinta Pratiwi (2012) menyimpulkan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA. Hal ini di karnakan semakin tinggi NPF maka akan semakin menurun kinerja atau
propitabilitas perbankkan, Sehingga dapat diartikan bahwa semakin kecil NPF semakin
kecil resiko kredit yang ditanggung oleh bank.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang di lakukan oleh Muhammad
Tolkhah Mansur (2015) menyimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA. Hal ini dikarenaan tingginya nilai FDR menyebabkan resiko dalam penyaluran
pembiayaan dan tidak akan mempengaruhi perolehan pendapatan pada Bank BUMN
Syariah di Indonesia.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang di lakukan oleh M aditya
Ananda (2013) menyimpulkan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Penurunan BOPO dapat meningkatkan ROA pada Bank BUMN Syariah di Indonesia
dikarenakan semakin efisien pembiayaan oprasional yang di keluarkan.
Secara simultan Net Performing Finance (X1), Financing to Deposito Ratio (X2),
Biaya Oprasional Pendapatan Oprasional (X3), hal tersebut dapat dilihat dari Fhitung > Ftabel
atau 29.036 > 3.16. maka Ho di tolak dan Ha di terima artinya terdapat pengaruh NPF,
FDR, BOPO secara bersama-sama terhadap ROA pada Perbankkan BUMN Syariah
Indonesia periode 2013-2017.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi nilai Adjusted R squer sebesar
0,588 hal ini menunjukan bahwa besarnya Net Performing Financing (X1), Financing to
Deposito Ratio (X2), Biaya Oprasional Pendapatan Oprasional (X3) sebesar 58.8 %
terhadap Return On Asset (Y) pada perbankkan BUMN syariah Indonesia periode 2013-
2017 sedangkan sisanya 41.2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk pada
penelitian ini.
Dari seluruh hasil penelitian ini secara parsial di peroleh bahwa variabel Net
Performing Financing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset dan
Financing to Deposito Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset dan
Biaya Oprasional Pendapatan Oprasional berpengaruh secara signifikan terhadap Return
On Aseet. Sedangkan secara simultan variabel Secara simultan Net Performing Finance,
Financing to Deposito Ratio, Biaya Oprasional Pendapatan Oprasional berpengaruh
signifikan terhadap Return On Asset. Variabel penelitian ini memberikan kontribusi sebesar
67.2% terhadap Return On Asset dan sisanya dikontribusi oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Net Performing Financing, Financing to Deposito Rati,
Biaya Oprasional Pendapatan Oprasional terhadap Return On Asset pada perbankkan BUMN
syariah Indonesia periode 2013-2017 menghasilkan kesimpulan sebagai beriku :
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, M. A. (2013). Analisis pengaruh car, fdr, npf dan bopo terhadap Roa Bank
Umum Syariah (Studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010
– 2012). Dipetik 2018, dari http://repository.uinsu.ac.id/1819/
Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Karmir, “Bank dan Kelembagaan Syariah”. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
2009
Pratiwi, Dhian Dayinta., 2012, “Pengaruh CAR, BOPO, NPF DAN FDR Terhadap ROA
Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005
–2010). Skripsi Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Deponegoro,
Semarang
Saputri, Sofyan Febby Henny, 2016, “ Pengaruh CAR, BOPO, NPL dan FDR Terhadap
ROA Pada Bank Devisa. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia, Surabaya
Yasin, Nur. “Hukum Ekonomi Islam”. Malang: UIN Malang Press. 2009
Otoritas Jasa Keuangan 2017. Statistic Perbankkan Syariah. Diakses pada diakses
pada 5 april 2018. www.ojk.com
Bank BNI Syariah 2019. Sejarah Bank BNI Syariah. Diakses pada 12 Januari
2019. https://www.bnisyariah.co.id/id-id/
Bank BRI Syariah 2019. Sejarah Bank BNI Syariah. Diakses pada 12 januari
2019. https://www.brisyariah.co.id
Bank Mandiri Syariah2019. Sejarah Bank Mandiri Syariah. Diakses pada 12 Januari
2019. https://www.syariahmandiri.co.id