Sunteți pe pagina 1din 23

A.

Konsep Dasar Asuhan Keperaatan Keluarga dengan Masalah Hipertensi


1. Konsep Keperawatan Keluarga
a. Defenisi
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan dalam kebersamaan
dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian
dari keluarga (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Harnilawati (2013),
keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan yang tergabung karena hubungan
darah, adopsi, atau kesepakatan yang tinggal bersama dalam satu atap dan
memiliki peran masing-masing setiap anggota keluarga sekaligus ikatan
emosional.Menurut Depertemen Kesehatan RI, keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Harnilawati,2013).
1) Tipe Keluarga
Menurut Friedman (2010) pembagian tipe kularga bergantung pada
konteks kelilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisioanl
keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
yah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
b) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek,
nenen, bibi, paman).
c) Keluarga adopsi adalah sebuah cara lain untuk membentuk keluarga
dengan menyerahkan secara sah tangungjawab sebagai orangtua
seterusnya dari orangtua kandung ke orangtua adopsi dengan
menimbulkan suatu keadaan saling menguntungkan baik bagi orangtua
mapun anak.
d) . Keluarga asuh adalah sebuah layanan kesejahteraan anak yaitu anak
ditempatkan di rumah terpisah dari salah satu orangtua atau kedua
orangtua kandung untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan fisik
serta emosional mereka.
e) Keluarga orangtua tunggal yaitu keluarga dengan ibu atau ayah sebagai
kepala keluarga.
f) Dewasa lajang yang tinggal sendiri.
g) Keluarga dengan orangtua tiri yaitu keluarga yang menikah lagi yang
dapat terbentuk atau tanpa anak dan keluarga yang terbentuk kembali.
h) Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri
atas dua rumah inti maternal atau paternal, dengan keragaman dalam
hal tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
tangga.
i) Cohabiting familyadalah pasangan kumpul kebo.
j) Keluarga homo seksual adalah ikatan dua atau lebih individu yang
berbagi orientasi seksual yang sama atau minimal ada satu orang homo
seksual yang memelihara anak.
2) Peran dan Fungsi keluarga
Menurut Harnilawati (2013) keluarga memiliki peran formal dalam
keluarga tersebut , yaitu :
a) Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-
anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, anggota kelompok
sosial, serta anggota masyarakat dan lingkungan.
b) Peran sebagai ibu. Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-
anaknya berperan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok
sosial, serta sebagai anggota kelompok masyarakat dan lingkungan
disamping dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
c) Peran sebagai anak. Anak meaksanakan peran psikososial sesuai
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Adapun fungsi keluarga menurut Friedman (2010) adalah sebagai
berikut:
1) Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosiial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahanakan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi adalah funsgi untuk memenuhu kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu menigkatkan kemampuan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi.
6) Fungsi pendidikan adalah keluarga mempunya peran dan
tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya
untuk menghadapi kehidupan deasanya.
7) Fungsi religious adalah keluarga merupakan tempat belajar
tentang agama dan mengamalkan ajaran keagamaan.
8) Fungsi rekreasi adalah keluarga merupakan tempat untuk
melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketengangan akibat
berada di luar rumah.
3) Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi
pada sistem keluarga meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan
antara anggotanya sepanjang waktu. Adapun tahapan perkembangan
keluarga menurut Mubarrak (2011), yaitu :
a) Tahap 1 Pasangan baru atau keluarga baru
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing indivisdu yaitu
suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
dan meninggalkan keluarga masing- masing , dalam artian secara
psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.Adapun
tugas perkembangan pada tahap ini :
 Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
 Menetapkan tujuan bersama.
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman , atau kelompok
sosial.
 Merencanakan anak - KB.
 Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
menjadi orangtua.
b) Tahap II keluarga kelahiran anak pertama
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dengan kelahiran
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (3,2 tahun). Adapun tugas perkembangan pada
tahap ini :
 Persiapan menjadi orang tau.
 Membagi peran dan tanggungjawab.
 Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan.
 Mempersiapakan biaya untuk kelahiran anak pertama.
 Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
 Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
c) Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Adapun tugas perkembangan
pada tahap ini :
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tepat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
 Membantu anak untuk bersosialisasi.
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang juga harus dipenuhi.
 Mepertahan hubungan yang sehat baik didalam maupun di uar
keluarga.
 Dapat membagi waktu antara indiviu, pasangan dan anak.
 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
 Kegiatan dan wwaktu untuk simulasi tumbuh dan kembang
anak.
d) Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai saat anak tertua mulai memasuki sekolah pada
usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas
perkembangan pada tahap ini
 Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anakk,
pendidikan, dan semangat belajar.
 Tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
 Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
 Menyediakan aktifitas untuk anak.
 Menyesuaikan dengan aktifitas komuniti dengan
mengikutsertakan anak.
e) Tahap V keluarga dengan anak remaja.
Tahap ini dimulai pada ssaar anak pertama berusia 13 tahun dan
berakhir pada usia 19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan pada
tahap ini :
 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah tumbuh dewasa.
 Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
 Mempertahan komunikasi yang terbuka dengan anak dan orang
tau.
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbh kembang
anak.
f) Tahap VI Keluarga dengan Anak Dewasa atau Pelepasan
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak pada keluarga atau
jika anak belum memiliki keluarga atau tetap tinggal bersama orang
tua. Tugas perkembangan pada tahap ini :
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
 Mempertahankan keintiman pasangan.
 Membantu orang tua suami dan istri yang sedang sakit dan
memasuki usia tua.
 Mempersiapkan anak untuk mandiri danmenerima kepergian
anaknya.
 Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
 Berperan suami-isteri atau kakek-nenek.
 Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya.
g) Tahap VII Keluarga Usia Pertengahan
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiunatau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
 Mempertahankan kesehatan.
 Mempunyai lebih banyak waktu kebebasan dalam artian
mengolah minat sosial dan waktu santai.
 Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
 Keakraban dalam pasangan.
 Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga.
 Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan kekraban
pasangan.
h) Tahap VIII Keluarga Lanjut Usia
Tahapan ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini :
 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
 Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, keuatan
fisk dan pendapatan.
 Mempertahankan keakraban pasangan suami-isteri dan saling
merawat.
 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
 Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
4) Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga teridir dari bermacam-
macam (Harnilawati,2013), yaitu :
a) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari
jalur garis keturunan ayah.
b) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari
jalur garis keturunan ibu.
c) Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
isteri.
d) Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
suami.
e) Keluarga kawin
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau isteri.
5) Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawina
yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material
yang layak. Tahapan keluarga sejahtera (Mubarrak, 2011) adalah
sebagai berikut:
a) Keluarga pra sejahtera.
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kenutuhan dasarnya
secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan,
sandang, papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap I.
b) Keluarga sejahtera tahap I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memnuhi kebutuhan
dasarnya minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologinya, yaitu kebutuhan pendidikan, keluarga berencana
nteraksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat
tinggal, dan trasnportasi
c) Keluarga sejahtera tahap II
Adalah keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi
kebutuhan sosial psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung
dan memperoleh informasi.
d) Keluarga sejahtera tahap III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan keluarganya,
tetapi belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang
maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu)
dalam bentuk : material dan kuangan untuk sosial kemasyarakatan,
dan juga berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
e) Keluarga sejahtera tahap III Plus.
yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangannya telah
terpenuhi serta memiliki keperdulian sosial yang tinggi pada
masyarakat
6) Tugas Kesehatan Keluarga
Adapun tugas keluarga menurut Muhlisin (2012), yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dana kesehatan habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan- perubahan yang dialami anggota
keluarga.Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tau.
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya. Perawat harus mampu
mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi
keluarga dalam membuat keputusan.
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang
sakit, keluarga harus memperhatiakan hal hal sebagai berikut :
keadaan penyakitnya,sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, dan sikap keluarga teradap anggota keluarga yang sakit.
d) Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat.
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan, upaya pencegahan penyakit, dan
kekompakan antar anggota keluarga.
e) Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat.
Ketika merujuk angota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga
harus mengetahui hal – hal sebagai berikut : keberadaan fasilitas
keluarga, keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas
kesehatan,dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
2. Konsep Dasar Hipertensi
a. Defenisi
Hipertensi merupakan elevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada
level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90
mmHg atau lebih (Black, 2014). Sedangkan menurut Murwarni
(2011),hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole
mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140
mmHg, diastole diatas 90 mmHg).
b. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi Tingkat 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi Tingkat 2 ≥160 Atau ≥100

c. Etiologi Hipertensi
Ada dua macam penyebab hipertensi, yaitu hipertensi primer/esensial dan
hipertensi sekunder.(Black, 2014)
1) Hipertensi primer/esensial
Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada
penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori
yang menunjukkan adanya faktor – faktor genetik, perubahan hormon, dan
perubahan simpatik. Faktor risiko hipertensi primer/esensial meliputi umur
(usia lanjut), jenis kelamin (pria), riwayat keluarga yang mengalami
hipertensi, obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume
intravaskular, aterosklerosis (penyempitan arteri dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah), merokok (nikotin dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah), konsumsi kadar garam tinggi (natrium dapat
membbuat retensi air yang menyebabkan volume darah meningkat),
konsumsi alcohol yang dapat menyebabkan plasma katekolamin meningkat,
dan stress emosi yang merangsang sistem saraf simpatis.
2) Hipertensi sekunder
a) Stress akut (alkoholisme, gejala putus alcohol akut, luka bakar, respons
vasovagal intermitten kronis, hiperventilasi, hipoglisemia, dan
psiogenis).
b) Gangguan vaskular (ateroklerosis, koarktasi, meningkatnya volume
intravaskular, krisis sel sabit, dan disesksia aneurisma aorta).
c) Gangguan endokrin (akromegali, gangguan adrenal, korteks, sindrom
chusing, aldostrenomisme primer, medulari, pankretitis,
feokromositoma, hipotiroidisme, hipertriodisme).
d) Gangguan neurologis (disrefleksia otonom, meningkatnya tekanan
intracranial, tumor otak, ensafalitis, asidosis respiratorik, dan apnea
tidur).
e) Obat-obatan (putus obat tiba-tiba, penggunaan amfetamin, steroid
anabolis dan adregonesis, antihistamin/dekongestan, pengguan kokain,
siklosporin, alkaloid ergot, eritropoietin, glukokortikoid, rancun tinggi
metal, mineralokortikoid, monoamine oksida inhibitor, NSAID,
kontrasepsi oral, simpatomometik, efedrin, fenilefrin, dan adenosisn
trisiklik).
f) Masalah dengan kehamilan (kehamilan yang mengakibatkan hipertensi,
dan eklampsia).
g) Gangguan renal (stenosis arteri renal, penyakit parenkimal renl,
glomerulonefritis akut, pielonefritis kronis, penyakit jaringan ikat,
diabetes nefrotipatik, hidronefrosis, penyakit polisistik, renin yang
menghasilakan renin, penyakit renovaskular, ateroskleresis, vaskulitis).
h) Anemia berat
i) Makanan yang mengandung tiamin (keju tua, bir anggur, hati ayam,
ekstrak ragi).
d. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, tepatnya di medulla otak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari
kelumna medulla spinalis ke ganglia spimpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melauli saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neorun
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglian ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskanya neropinefrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Pada saat bersamaan dimana sistem
saraf simpatis merangsang ekskresi epinefrin, yang meyebabkan pembuluh
darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi, medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi, korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor
pembuluh darah.
Vasokontriksi menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangssang pembentukan angiotensin I yang
kemudian berubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebankan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cendrung mencetus
terjadinya hipertensi (Black, 2014)
e. Manifestasi Klinis menurut (Black, 2014) :
1) Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
2) Palpitasi
3) Kelelahan
4) Nausea
5) Epitaksis
6) Pandangan kabur atau ganda
7) Tinnitus (telinga berdering)
f. Penatalaksanaan Medis
Menurut Black (2014) tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan
hipertensi adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya
perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
1) Terapi Nonfarmakologi
Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nonfarmakologi yang dapat
mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :
a) Teknik-teknik mengurangi stress
b) Penurunan berat badan
c) Pembatasan alcohol, natrium, dan tembakau
d) Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi)
e) Relaksasi intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi
antihipertensi.
2) Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi yang digunakan untuk terapi antihipertensi dapat di
klasifikasikan menjadi lima katagori :
a) Diuretik
Diuretik yang sering diresepkan untuk mengobati hipertensi ringan
adalah hidroklorotiazid.
b) Simpatolitik
Simpatolitk bertujuan sebagai penghambat (adrenergeik bekerja di
sentral simpatolitik), penghambat adrenergik alfa, beta, dan penghambat
neuron adrenergeik. Reserpine dan guanetidine dipakai untuk
mengendalikan hipertensi berat.
c) Vasodilator arteriol yang berkerja lansung
Vasodilator yang berkerja langsung adalah obat tahap ketiga yang
bekerja dengan merelaksasikan otot – otot polos pembuluh darah
sehingga menyebabkan vasodilatasi.
d) Antagonis angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat dalam golongan ini bertujuan menghambat enzim angiotensin,
yang bertujuan menghambat pembentukan angiotensin II dan
aldesteron. Kaptopril, enalapril, lisinopril adalah ketiga antagonis
angiotensin.
e) Penghambat saluran kalsium (blocker calcium antagonis)

g. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis
besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :
1) Data umum :
a) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan status imunisasi
masing-masing keluarga serta genogram.
b) Type keluarga.
c) Suku bangsa. Agama. Status sosial ekonomi keluarga.
d) Aktivitas rekreasi keluarga.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan pada tahap ini.
b) Tahap keluarga yang belum dipenuhi.
c) Riwayat keluarga inti.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah.
b) Karakteristik tetangga.
c) Mobilitas geografis keluarga.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
e) istem pendukung keluarga.
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga.
c) Struktur peran.
d) Nilai atau norma keluarga.
5) Fungsi keluarga a) Fungsi afektif
a) Fungsi sosialisasi
b) Fungsi repruduksi
c) Fungsi ekonomi
d) Fungsi perawatan kesehatan
6) Stress dan koping keluarga a) Stressor jangka pendek
a) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
b) Strategi koping yang digunakan.
c) Strategi adaptasi disfungsional.
d) Harapan keluarga
e) Pemeriksaan fisik.(Mubarrak,2011).
h. Analisa Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Dari informasi yang terkumpul, didaptkan data dasar tentang masalah-
masalah yang dihadapi oleh klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanaan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
(Mubarrak,2011)
i. Rumusan Masalah
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik yang
bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkam kemampuan dan sumber day
keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan dat yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
1) Problem atau masalah (P)
2) Etiologi atau penyebab (E)
3) Sign atau tanda (S)
j. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
1) Diagnosis aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan). Dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
memerlukan bantuan utuk segera ditangani dengan cepat.
2) Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut menjadi
masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari
tim kesehatan atau keperawatan.
3) Diagnosis potensial (keadaan sejahtera “wellness”). Suatu keadaan dimana
keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Sesuai dalam tinjauan teori diatas diagnose keperawatan Hipertensi dalam
NANDA NIC-NOC 2015 : memunculkan 7 diagnosa keperawatan yaitu :
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan iskemia miokard 2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
tirah baring dan imobilitas 3) Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler selebral 4) Ketidak seimbangan nutrisi lebih
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan 5)
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
6)Ansietas 7)resiko cidera (Mubarrak,2011).
k. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang direncanakan
oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan/masalah keperawatan yang telah diidentifikasi.(Mubarrak, 2011)

B. Asuhan Keperawatan Kasus


1. PENGKAJIAN PASIEN
a. Data Umum
1) Nama : Ny.W
2) Usia : 64 tahun
3) Pendidikan : SD
4) Agama : Islam
5) Suku : Jawa
6) Alamat : Jln. Teratai No.47 Medanpolonia.
7) Tipe Keluarga : Extended family
8) Komposisi Keluarga :

N Nama Jenis Hubunga Umu Pendidika Status Status


O kelami n dengan r n perkawina imunisa
n KK n si
1 An.N L Anak 36 Smp Menikah -
2 An.R P Anak 34 Smp Manikah -
3 An A L Anak 32 Smp Menikah -
4 An.A P Anak 30 Smp Menikah -
R
5 An.A L Anak 28 Sma Menikah -
B
Genogram

1 5
2 4
3

Ket :
: laki –laki : laki-laki meninggal

: perempuan
: perempuan meninggal

9) Status Ekonomi Keluarga :


Ny. W adalah seorang ibu rumah tangga dan penganguran, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari Ny.W dibantu oleh anak- anaknya ditambah berjualan
kecil-kecilan di rumahnya, sekaligus merawat cucunya. Penghasilan Ny.W
kurang lebih Rp 400.000,00/bulan.
10) Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Aktivitas rekreasi keluarga Ny.W hanya di sekitaran lingkungan
rumah,merawat cucu-cucunya, menonton TV, dan sesekali kumpul dengan
sanak saudaranya.
b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny.W saat ini berada pada tahap keluarga
dengan anak dewasa atau pelepasan ditandai dengan anak semua dari Ny.W
sudah menikah dan sudah memiliki keluarga masing-masing.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
-
3) Riwayat keluarga inti
4) Ny.W tidak memiliki penyakit menular atau belum pernah di rawat di rumah
sakit dan begitu juga dengan anak-anaknya. Hanya saja Ny.W mengeluhkan
sering sakit kepala dan merasa berat di tengkuknya. Ny.W menderita
penyakit hipertensi.
5) Riwayat keluarga sebelumnya
Ayah dari Ny.W adalah penderita hipertensi.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
a) Luas rumah : 12 x 23 m²
b) Tipe rumah : Semipermanen
c) Kepemilikan rumah : Milik Pribadi
d) Jumlah kamar : 2 kamar tidur, 1 kamar mandi.
e) Ventilasi jendela : cukup
f) Pemanfaatan Ruangan : baik dengan kondisi
g) penerangan yang cukup.
h) Septi tank : ± 1 meter dari rumah
i) Sumber air : sumur bor .
j) Kamar mandi/WC : terdapat 1 dan menyatu denganWC.
k) Sampah : ada temapt sampah di depan rumah.

2) Denah rumah keterangan :


1. Kamar mandi
2. dapur
3. kamar tidur
4. Kamar tidur
5. Ruang tamu
6. 6. Warung

1
3
2

5 4

3) Karakteristik lingkungan :
Keluarga Ny.W dengan dengan tetangga sekitar rumah cukup baik.
Keluarga Ny.W berada dilingkungan komunitas suku jawa.
4) Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Ny.W tidak sering keluar rumah dan lebih sering berinteraksi
dengan tetangga sekitarnya. Keluarga Ny.W belum pernah pindah rumah,
mereka selalu menetap di lingkungan tersebut.
5) Perkumpuan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Ny.W
sering berkumpul bersama dengan sanak saudaranya, keluarga Ny.W juga
mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkungan tersebut dan cukup
terbilang ramah dengan masyarakat sekitar.
6) Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.W didukung sepenuhnya oleh anak-anaknya, apabila ada
masalah mereka berkumpul bersama untuk memecahan masalah tersebut.

d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga Ny.W terbina hubungan yang harmonis. Dalam
menghadapi suatu permasalahan selalu dilakukan dengan cara
bermusyawarah keluarga sebelum diputuskan. Dan komunikasi dilakukan
dengan cara terbuka.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny.W saling menghargai, membantu, dan mendukung satu sama
lain.
3) Struktur peran
a) Ny.W : kepala keluarga sekaligus ibu.
b) An.N : anak pertama.
c) An.R : anak kedua yang tinggal bersama Ny.W.
d) An.A : anak ketiga.
e) An.AR : anak keempat yang tinggal bersama Ny.W.
f) An.AB : anak kelima.
4) Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Ny.W disesuaikan dengan
ajaran agama Islam yang dianut serta norma masyarakat sekitar.

e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik,saling mendukung, dan saling tolong
menolong satu sama lain.
2) Fungsi sosial
Setiap hari keluarga berinteraksi dengan orang yang disekitarnya dan
mereka terbilang ramah dilingkunganya.
3) Fungsi reproduksi
Jumlah anak Ny.W ada 5 orang, dan semua anaknya sudah menikah. Ny.W
sudah tidak memakai KB lagi.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi Ny.W didukung dan dibantu oleh anak-anaknya serta
dibantu oleh penghasilan dari jaulan kecil-kecilanya.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga belum mampu mengenal masalah kesehatan dan perawatan
keluarga yaitu cara merawat anggota keluarga yang sakit yaitu Ny.W yang
sudah lama menderita hipertensi dan belum mampu memutuskan perawatan
yang akan diberikan kepada Ny.W. keluarga sudah mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada disekitaranya ditandai dengan Ny.W
mengatakan jika ada keluarga yang sakit akan dibawa ke pelayanan
kesehatan yang terdekat. Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
tanggal 22 Mei 2017 pada Ny.W didapatkan data : TD : 140/100 mmHg,
RR : 20 x/menit, H :89x/menit, dan BB : 61 Kg. dan Ny.W mengatakan
sering sakit kepala dan terasa berat di bagian tengkuk dan apabila kambuh
Ny.W tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
f. Stres dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
-
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
-
3) Strategi koping yang digunakan
-
4) Strategi adaptasi disfungsional
-
5) Harapan keluarga
Keluarga berharap Ny.W sembuh dari penyakitnya dan berharap agar tidak
mengalami penyakit yang sama yang diderita oleh Ny.W.
g. Riwayat Kesehatan Sekarang
NO Area pemeriksaan Anggota keterangan
fisik keluarga yang
tinggal
serumah

Ny.w

1 Kesadaran Cm
2 TTV
TD 140/90mmHg
HR 89x/menit
RR 20x/menit
3 BB 61kg
4 Kepala dan rambut Kepala
simetris ,
rambut
panjang
berwarna
hitam dan
beruban
5 Mata Memiliki
masalah
penglihatan di
mata kiri.

6 Hidung Fungsi
penciuman
baik dan tidak
terdapat
kelainan
7 Mulut Gigi masih
utuh dan
bersih
8 Ekstermitas Tidak
terdapat
kelaian

h. Tipologi Masalah Kesehatan


1) Kurang/tidak sehat
Nyeri Akut
Intoleransi Aktivitas
2) Ancaman kesehatan
Risiko Penurunan Curah Jantung
3) Krisis
-
2. Analisa Data

DATA Masalah keperawatan Masalah Keperawatan


Keluarga
DS : Nyeri akut Ketidakmampuan
Ny.W mengatakan merawat anggota
sering sakit keluarga yang sakit.
kepala,pusing dan
terasa berat di
tengkuk.
Ny.W mengatakan
sudah dialami kurang
lebih 1 tahun yang
lalu dan sering
kambuh.
DO :
Kesadaran : CM
TD : 140/110,
HR : 89 x i
RR : 20 x i
Ny.W tampak sering
memegang tengkuk.
Saat ditanya keluarga
tidak paham betul
mengenai cara
merawat Ny.W.
DS : Risiko Tinggi Stroke Ketidakmampuan
Ny.W mengatakan keluarga mengenal
sering sakit masalah kesehatan.
kepala,pusing , terasa
berat di tengkuk dan
dada terasa berdebar-
debar.
DO :
Kesadaran : CM
TD : 140/110, HR :
89 x i
RR : 20 x i
Saat ditanya keluarga
tidak tahu apa
penyebab masalah
yang dialami oleh
Ny.W

DS : Intoleransi aktivitas Ketidakmampuan


Keluarga Ny.W merawat anggota
mengata kan jika keluarga yang sakit
kambuh, Ny.W tidak
mampu melakukan
aktivitas secara
mandiri
karena nyeri.
DO :
Hasil pengkajian
keluarga tahu
bagaimana merawat
Ny.W saat kambuh
untuk memenuhi
kebutuhan.

3. Skoring Masalah
a. Nyeri akut

No Criteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Ny.W sering
tidak/kurang sehat sakit kepala ,
• Tidak/kurang sehat pusing dan
• Ancaman kesehatan terasa berat
• krisis di tengkuk

2 Kemungkinan 2/2 x 2 2 Keluarga


masalah di ubah : dapat
dengan mudah mengatasinya
• dengan mudah dengan
• hanya sebagian membeli obat
• tidak dapat ke warung
,berobat ke
dokter atau
pelayanan
kesehatan
terkdekat.

3 Potensi masalah 2/3 x 1 0,67 Keluarga


untuk dicegah : cukup mampu
• tinggi memberikan
• cukup kebutuhan
• rendah yang
dibutuhkan
oleh Ny.W

4 Menonjolnya masalah 0/2 x 1 0 Keluarga


: masalah tidak masih
dirasakan mampu
• masalah berat harus memenuhi
ditangani kebutuhan
• masalah tidak perlu Ny.W tapi
segera ditangani tidak begitu
• masalah tidak tahu cara
dirasakan merawatnnya

Skor 2.67
Total

b. Risiko tinggi stroke

N Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


o

1 Sifat masalah : 2/3 x1 0.67 Ny.W sering


ancaman merasakan daerah
kesehatan dada nya berdebar-
• Tidak/kurang debar terutama saat
sehat kambuh.
• Ancaman
kesehatan
• krisis

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Ny. W tidak tahu


masalah di ubah : penyebabnya dan
hanya sebagian hanya diatasi dengan
• dengan mudah istirahat. Ny.W belum
• hanya sebagia pernah
memeriksakanya ke
dokter

3 Potensi masalah 3/3 x 1 1 Keinginan untuk


untuk dicegah : berobat/memeriksaka
tinggi nnya ke dokter sangat
• tinggi tinggi tetapi takut
• cukup kepikiran jika di
• rendah periksa

4 Menonjolnya 2/2 1 1 Masalah yang harus


masalah segera ditangani
• masalah berat karena akan
harus ditangani menimbulkan
• masalah tidak komplikasi masalah
perlu segera kesehatan yang lain.
ditangani
• masalah tidak
dirasakan

skor total 3,67

c. Intoleransi aktivitas

N Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


o

1 Sifat masalah : 3/3 x1 1 Keluarga mengatakan


ancaman jika kambuh, Ny.W
kesehatan tidak dapat
• Tidak/kurang melakukan aktifitas
sehat secara mandir
• Ancaman
kesehatan
• krisis

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Keluarga membantu


masalah di ubah : untuk memenuhi
hanya sebagian kebutuhan Ny.W jika
• dengan mudah mengalami
• hanya sebagian kekambuhan
 Tidak dapat

3 Potensi masalah 2/3 x 1 0,67 Keluarga mampu


untuk dicegah : memberikan
tinggi kebutuhan yang
• tinggi dibutuhkan oleh
• cukup Ny.W
• rendah

4 Menonjolnya 0/2 1 0 Keluarga masih


masalah mampu memenuhi
• masalah berat kebutuhan Ny.W tapi
harus ditangani tidak begitu tahu cara
• masalah tidak merawatnnya
perlu segera
ditangani
• masalah tidak
dirasakan

skor total 2,67

4. Daftar Prioritas Diagnosa


a. Nyeri akut pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai
dengan Ny.W sering sakit kepala, pusing, terasa berat di tengkuk dan sering
kambuh.
b. Risiko tinggi stroke pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan ditandai
dengan takanan darah Ny.W 140/100 mmHg dan sering merasakan dadanya
berdebar debar.
c. Intoleransi aktivitas pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
ditandai dengan Ny.W tidak dapat melakukan aktifitas dengan mandiri jika
kambuh karena nyeri dan keluarga membantu untuk memenuhi kebutuhan
Ny.W.
5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

N Diagnosa kep kriteria evaluasi Intervensi


o keluarga Tujuan
Umum khusus kriteria standar

1 Nyeri akut pada Setelah Keluarga Verbal Keluarga 1. Ajarkan


keluarga Ny.W dilakukan mengetahu dapat keluarga
khususnya tindakan i menjawab bagaimana
Ny.W keperawatan bagaimana pertanyaan cara
berhubungan selama 3x 24 cara yang perawatan
dengan jam merawata diberikan. bagi
ketidakmampua diharapkan anggota penderita
n keluarga nyeri teratasi keluarga Sikap Keluarga hipertensi.
merawat atau yang sakit dapat 2. Ajarkan
anggota hilang membawa klien dan
keluarga yang ditandai keluarga keluarga
sakit ditandai dengan yang sakit untuk pola
dengan Ny.W pasien tidak ke tempat hidup sehat
sering sakit sering sakit pelayanan dan cara
kepala, pusing, kepala atau kesehatan. mium obat
terasa berat di pusing dengan
tengkuk dan Psiko- Keluarga teratur.
sering kambuh. motor mampu 3. Anjurkan
merawat klien untuk
amggota minum obat
keluarga dengan
yang sakit. teratur.
4. Ajarkan
keluarga
bagaimana
cara
mengkaji
skala nyeri
untuk
pencegahan
dini.

2 Risiko tinggi Keluarga Keluarga Verbal Keluarga 1. Berikan


stroke pada mampu mampu mampu penjelasan
keluarga Ny.W berpartisipas mengenal menjawab tentang
khususnya i dalam hipertensi, pertanyaan hipertensi
Ny.W aktifitas penyebab, yan dan dampak
berhubungan yang tanda, diberikan. hipertensi
dengan menurunkan gejala dan Sikap Keluarga bagi kepada
ketidakmampua tekanan cara mampu keluarga.
n keluarga darah atau memper membawa 2. Kaji
mengenal beban kerja tahankan keluarga pengetahua
masalah jantung. tekanan yang sakit n keluarga
kesehatan darah dala ke tentang
ditandai dengan keadaan pelayanan hipertensi
takanan darah normal kesehatan. atau
Ny.W 140/100 Psiko- Keluarga penyakit
mmHg dan motor memotivas yang
sering i untuk berkaitan
merasakan berobat ke dengan
dadanya dokter atau hipertensi
berdebar debar. pelayanan 3. Ajarkan
kesehatan. keluarga
pola hidup
sehat untuk
penderita
hipertensi.
3 Intoleransi Setelah keluarga Verbal Keluarga 1. Berikan
aktivitas pada dilakukan mampu mampu penjelasan
keluarga Ny.W tindakan merawat menjawab tentang
khususnya keperawatan dan pertanyaan manfaat
Ny.W mobilitas memenuhii yang olahraga
berhubungan klien tidak kebutuhan diberikan. bagi
berhubungan terhambat dasar Sikap Keluarga penderita
dengan dan sudah anggota dapat hipertensi.
ketidakmampua tidak banyak keluarga Memenuhi 2. Anjurkan
n keluarga istirahat. yang sakit. kebutuhan keluarga
merawat keluarga untuk
anggota Psikomoto memotivasi
yang sakit.
keluarga yang r klien untuk
Keluarga
sakit ditandai mampu melakukan
dengan Ny.W merawat aktivitas
tidak dapat
melakukan dengan
aktifitas dengan mandir.
mandiri jika 3. Ajarkan
kambuh karena kepada
nyeri keluarga
dan keluarga cara
membantu untuk merawat
memenuhi pasien
kebutuhan untuk
Ny.W. memenuhi
kebutuhan
dasarnya.
4. Beri
dukungan
spiritual
kepada
klien dan
keluarga.

6. Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga

No.Diagnosa Tanggal dan Implementasi Implementasi


Waktu

1 dan 2 22 Oktober Memberikan S : keluarga


2018 pendidikan mengatakan
10.15 WIB kesehatan tentang paham terhadap
hipertensi. apa yang
• Mengajarkan dijelasakan.
keluarga tentang O : keluarga
cara merawat mampu
anggota keluarga menjawab
yang sakit. pertanyaan yang
diberikan.
A : masalah
teratasi sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
1 dan 2 23 Oktober • Mengarjakan S: keluarga
2018 keluarga cara mengatakan
09.45 WIB mengkaji skala paham terhadap
nyeri. apa yang
• Memberikan dijelaskan.
penjelasan Klien
tentang pola mengatakan nyeri
hidup sehat bagi sudah mulai
penderita berkurang.
hipertensi. O : keluarga
paham
bagaimana cara
mengkaji nyeri.
Tekadan darah
Ny.W turun
menjadi 130/90
A : masalah
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
3 24 Oktber • Memberikan S : klien dan
2018 penjelasan keluarga
10.37 WIB tentang manfaat mengatakan
olahraga bagi paham terhadap
penderita apa yang
hipertensi. dijelaskan.
O : keluarga
• Memotivasi terlihat paham
klien dan dan mampu
keluarga untuk menjawab
hidup sehat. pertanyaan yang
diberikan.
• Memberikan A : masalah
dukungan teratasi
spiritual kepada P : intervensi
klien dan selesai
keluarga.

S-ar putea să vă placă și