Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
c. Etiologi Hipertensi
Ada dua macam penyebab hipertensi, yaitu hipertensi primer/esensial dan
hipertensi sekunder.(Black, 2014)
1) Hipertensi primer/esensial
Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada
penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori
yang menunjukkan adanya faktor – faktor genetik, perubahan hormon, dan
perubahan simpatik. Faktor risiko hipertensi primer/esensial meliputi umur
(usia lanjut), jenis kelamin (pria), riwayat keluarga yang mengalami
hipertensi, obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume
intravaskular, aterosklerosis (penyempitan arteri dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah), merokok (nikotin dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah), konsumsi kadar garam tinggi (natrium dapat
membbuat retensi air yang menyebabkan volume darah meningkat),
konsumsi alcohol yang dapat menyebabkan plasma katekolamin meningkat,
dan stress emosi yang merangsang sistem saraf simpatis.
2) Hipertensi sekunder
a) Stress akut (alkoholisme, gejala putus alcohol akut, luka bakar, respons
vasovagal intermitten kronis, hiperventilasi, hipoglisemia, dan
psiogenis).
b) Gangguan vaskular (ateroklerosis, koarktasi, meningkatnya volume
intravaskular, krisis sel sabit, dan disesksia aneurisma aorta).
c) Gangguan endokrin (akromegali, gangguan adrenal, korteks, sindrom
chusing, aldostrenomisme primer, medulari, pankretitis,
feokromositoma, hipotiroidisme, hipertriodisme).
d) Gangguan neurologis (disrefleksia otonom, meningkatnya tekanan
intracranial, tumor otak, ensafalitis, asidosis respiratorik, dan apnea
tidur).
e) Obat-obatan (putus obat tiba-tiba, penggunaan amfetamin, steroid
anabolis dan adregonesis, antihistamin/dekongestan, pengguan kokain,
siklosporin, alkaloid ergot, eritropoietin, glukokortikoid, rancun tinggi
metal, mineralokortikoid, monoamine oksida inhibitor, NSAID,
kontrasepsi oral, simpatomometik, efedrin, fenilefrin, dan adenosisn
trisiklik).
f) Masalah dengan kehamilan (kehamilan yang mengakibatkan hipertensi,
dan eklampsia).
g) Gangguan renal (stenosis arteri renal, penyakit parenkimal renl,
glomerulonefritis akut, pielonefritis kronis, penyakit jaringan ikat,
diabetes nefrotipatik, hidronefrosis, penyakit polisistik, renin yang
menghasilakan renin, penyakit renovaskular, ateroskleresis, vaskulitis).
h) Anemia berat
i) Makanan yang mengandung tiamin (keju tua, bir anggur, hati ayam,
ekstrak ragi).
d. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, tepatnya di medulla otak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari
kelumna medulla spinalis ke ganglia spimpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melauli saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neorun
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglian ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskanya neropinefrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Pada saat bersamaan dimana sistem
saraf simpatis merangsang ekskresi epinefrin, yang meyebabkan pembuluh
darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi, medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi, korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor
pembuluh darah.
Vasokontriksi menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangssang pembentukan angiotensin I yang
kemudian berubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebankan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cendrung mencetus
terjadinya hipertensi (Black, 2014)
e. Manifestasi Klinis menurut (Black, 2014) :
1) Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
2) Palpitasi
3) Kelelahan
4) Nausea
5) Epitaksis
6) Pandangan kabur atau ganda
7) Tinnitus (telinga berdering)
f. Penatalaksanaan Medis
Menurut Black (2014) tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan
hipertensi adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya
perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
1) Terapi Nonfarmakologi
Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nonfarmakologi yang dapat
mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :
a) Teknik-teknik mengurangi stress
b) Penurunan berat badan
c) Pembatasan alcohol, natrium, dan tembakau
d) Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi)
e) Relaksasi intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi
antihipertensi.
2) Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi yang digunakan untuk terapi antihipertensi dapat di
klasifikasikan menjadi lima katagori :
a) Diuretik
Diuretik yang sering diresepkan untuk mengobati hipertensi ringan
adalah hidroklorotiazid.
b) Simpatolitik
Simpatolitk bertujuan sebagai penghambat (adrenergeik bekerja di
sentral simpatolitik), penghambat adrenergik alfa, beta, dan penghambat
neuron adrenergeik. Reserpine dan guanetidine dipakai untuk
mengendalikan hipertensi berat.
c) Vasodilator arteriol yang berkerja lansung
Vasodilator yang berkerja langsung adalah obat tahap ketiga yang
bekerja dengan merelaksasikan otot – otot polos pembuluh darah
sehingga menyebabkan vasodilatasi.
d) Antagonis angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat dalam golongan ini bertujuan menghambat enzim angiotensin,
yang bertujuan menghambat pembentukan angiotensin II dan
aldesteron. Kaptopril, enalapril, lisinopril adalah ketiga antagonis
angiotensin.
e) Penghambat saluran kalsium (blocker calcium antagonis)
g. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis
besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :
1) Data umum :
a) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan status imunisasi
masing-masing keluarga serta genogram.
b) Type keluarga.
c) Suku bangsa. Agama. Status sosial ekonomi keluarga.
d) Aktivitas rekreasi keluarga.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan pada tahap ini.
b) Tahap keluarga yang belum dipenuhi.
c) Riwayat keluarga inti.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah.
b) Karakteristik tetangga.
c) Mobilitas geografis keluarga.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
e) istem pendukung keluarga.
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga.
c) Struktur peran.
d) Nilai atau norma keluarga.
5) Fungsi keluarga a) Fungsi afektif
a) Fungsi sosialisasi
b) Fungsi repruduksi
c) Fungsi ekonomi
d) Fungsi perawatan kesehatan
6) Stress dan koping keluarga a) Stressor jangka pendek
a) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
b) Strategi koping yang digunakan.
c) Strategi adaptasi disfungsional.
d) Harapan keluarga
e) Pemeriksaan fisik.(Mubarrak,2011).
h. Analisa Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Dari informasi yang terkumpul, didaptkan data dasar tentang masalah-
masalah yang dihadapi oleh klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanaan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
(Mubarrak,2011)
i. Rumusan Masalah
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik yang
bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkam kemampuan dan sumber day
keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan dat yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
1) Problem atau masalah (P)
2) Etiologi atau penyebab (E)
3) Sign atau tanda (S)
j. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
1) Diagnosis aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan). Dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
memerlukan bantuan utuk segera ditangani dengan cepat.
2) Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut menjadi
masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari
tim kesehatan atau keperawatan.
3) Diagnosis potensial (keadaan sejahtera “wellness”). Suatu keadaan dimana
keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Sesuai dalam tinjauan teori diatas diagnose keperawatan Hipertensi dalam
NANDA NIC-NOC 2015 : memunculkan 7 diagnosa keperawatan yaitu :
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan iskemia miokard 2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
tirah baring dan imobilitas 3) Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler selebral 4) Ketidak seimbangan nutrisi lebih
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan 5)
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
6)Ansietas 7)resiko cidera (Mubarrak,2011).
k. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang direncanakan
oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan/masalah keperawatan yang telah diidentifikasi.(Mubarrak, 2011)
1 5
2 4
3
Ket :
: laki –laki : laki-laki meninggal
: perempuan
: perempuan meninggal
1
3
2
5 4
3) Karakteristik lingkungan :
Keluarga Ny.W dengan dengan tetangga sekitar rumah cukup baik.
Keluarga Ny.W berada dilingkungan komunitas suku jawa.
4) Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Ny.W tidak sering keluar rumah dan lebih sering berinteraksi
dengan tetangga sekitarnya. Keluarga Ny.W belum pernah pindah rumah,
mereka selalu menetap di lingkungan tersebut.
5) Perkumpuan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Ny.W
sering berkumpul bersama dengan sanak saudaranya, keluarga Ny.W juga
mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkungan tersebut dan cukup
terbilang ramah dengan masyarakat sekitar.
6) Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.W didukung sepenuhnya oleh anak-anaknya, apabila ada
masalah mereka berkumpul bersama untuk memecahan masalah tersebut.
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga Ny.W terbina hubungan yang harmonis. Dalam
menghadapi suatu permasalahan selalu dilakukan dengan cara
bermusyawarah keluarga sebelum diputuskan. Dan komunikasi dilakukan
dengan cara terbuka.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny.W saling menghargai, membantu, dan mendukung satu sama
lain.
3) Struktur peran
a) Ny.W : kepala keluarga sekaligus ibu.
b) An.N : anak pertama.
c) An.R : anak kedua yang tinggal bersama Ny.W.
d) An.A : anak ketiga.
e) An.AR : anak keempat yang tinggal bersama Ny.W.
f) An.AB : anak kelima.
4) Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Ny.W disesuaikan dengan
ajaran agama Islam yang dianut serta norma masyarakat sekitar.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik,saling mendukung, dan saling tolong
menolong satu sama lain.
2) Fungsi sosial
Setiap hari keluarga berinteraksi dengan orang yang disekitarnya dan
mereka terbilang ramah dilingkunganya.
3) Fungsi reproduksi
Jumlah anak Ny.W ada 5 orang, dan semua anaknya sudah menikah. Ny.W
sudah tidak memakai KB lagi.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi Ny.W didukung dan dibantu oleh anak-anaknya serta
dibantu oleh penghasilan dari jaulan kecil-kecilanya.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga belum mampu mengenal masalah kesehatan dan perawatan
keluarga yaitu cara merawat anggota keluarga yang sakit yaitu Ny.W yang
sudah lama menderita hipertensi dan belum mampu memutuskan perawatan
yang akan diberikan kepada Ny.W. keluarga sudah mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada disekitaranya ditandai dengan Ny.W
mengatakan jika ada keluarga yang sakit akan dibawa ke pelayanan
kesehatan yang terdekat. Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
tanggal 22 Mei 2017 pada Ny.W didapatkan data : TD : 140/100 mmHg,
RR : 20 x/menit, H :89x/menit, dan BB : 61 Kg. dan Ny.W mengatakan
sering sakit kepala dan terasa berat di bagian tengkuk dan apabila kambuh
Ny.W tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
f. Stres dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
-
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
-
3) Strategi koping yang digunakan
-
4) Strategi adaptasi disfungsional
-
5) Harapan keluarga
Keluarga berharap Ny.W sembuh dari penyakitnya dan berharap agar tidak
mengalami penyakit yang sama yang diderita oleh Ny.W.
g. Riwayat Kesehatan Sekarang
NO Area pemeriksaan Anggota keterangan
fisik keluarga yang
tinggal
serumah
Ny.w
1 Kesadaran Cm
2 TTV
TD 140/90mmHg
HR 89x/menit
RR 20x/menit
3 BB 61kg
4 Kepala dan rambut Kepala
simetris ,
rambut
panjang
berwarna
hitam dan
beruban
5 Mata Memiliki
masalah
penglihatan di
mata kiri.
6 Hidung Fungsi
penciuman
baik dan tidak
terdapat
kelainan
7 Mulut Gigi masih
utuh dan
bersih
8 Ekstermitas Tidak
terdapat
kelaian
3. Skoring Masalah
a. Nyeri akut
Skor 2.67
Total
c. Intoleransi aktivitas