Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh
CHRISTIE
PO.62.20.1.16.131
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
disahkan di Palangka Raya ...............................
Pembimbing,
.
NIP. ...............................................
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman sampul depan
Halaman sampul dalam ............................................................................... i
Lembar persetujuan .................................................................................... ii
Daftar isi .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kata pengantar ............................................................................... …..1
B. Tujuan penulisan .................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI
Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga ........................................2
Konsep dasar askep hipertensi pada lansia .........................................7
BAB III PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian ..........................................................................................19
B. Diagnogas ..........................................................................................36
C. Intervensi ............................................................................................37
D. Implementasi ......................................................................................37
E. Evaluasi ..............................................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................42
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ..............................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
FOTO KEGIATAN
iii
Daftar lampiran
Lampiran 1 : PPT
Lampiran 2 : Poster
Lampiran 3 : Leaflet
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan
keluarga belum lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori
keperawatan sangan menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-
teori keluarga memiliki gambaran yang jauh lebih lengkap dan memiliki
kekuatan lebih dalam menjelaskan tentang perilaku keluarga (teori ilmu sosial
keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi keluarga) tapiperlu dirumuskan
ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori tersebut cocok dengan
perspektif keperawatan.
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori
Friedman. Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari
teori sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional
sebagai teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan alat
pengkajian keluarga. Teori-teori lain ikut berperan kedalam dimensi struktural
dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga
sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keerawatan
keluarga
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga
diwilayah kerja Puskesmas
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
d. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan
keluarga
e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga
1
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan pada
keluarga bina asuhan keperawatan keluarga
g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan
yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan
secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
b. Tahap II: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-
masing pasangan.
c. Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur
2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma
kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan
keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap V: Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20
tahun)
4
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian,
memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan
tugas perkembangan keluarga antara lain: memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya
adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-
anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
h. Tahap VIII: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal
dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan
keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
3. Tipe Keluarga
5
a. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga,
yaitu :
1) Keluarga Tradisional
a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
b) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,
pisah, atau ditinggalkan.
c) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa
anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
d) Bujang dewasa yang tinggal sendiri
e) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
f) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau
lebih atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan
dalam daerah geografis.
2) Keluarga non tradisional
a) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
b) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
c) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
d) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman
yang sama.
b. Menurut Allender dan Spradley (2001)
1) Keluarga tradisional
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
6
b) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah,
misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
c) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak
d) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan
karena perceraian atau kematian.
e) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang
dewasa saja
f) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami
istri yang berusia lanjut.
2) Keluarga non tradisional
a) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian
darah hidup serumah
b) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan
anak hidup bersama dalam satu rumah
c) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup
bersama dalam satu rumah tangga
c. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan
Darmawan (2005)
1) Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
2) Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
3) Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
7
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan
(2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,
dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga
serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
8
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
5. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap
II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,
tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga
menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat
atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti
pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit
yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang
dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak
terhadap kesehatan keluarga.
9
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang
ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,
apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
10
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan, dan menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan
lainnya yang menjadi jaringan perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan
kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data
yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan
keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling
mendasar.
11
c. Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan
tujuan menghasilkan suara.
d. Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
12
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
8. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga
inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing, anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan
keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.
9. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua
(seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan
saat dengan orang tua dari kedua orang tua.
10. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar
mandi, dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah,
pengaturan privasi dan perasaan secara keseluruhan dengan
pengaturan atau penataan rumah mereka
b. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe
tempat tinggal, keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi
jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi.
c. Mobilitas geografis keluarga
Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah
sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada.
e. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari
anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang
dimiliki keluarga.
11. Struktur keluarga
13
a. Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga
untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku
c. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik formal/informal
d. Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai
dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan
12. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang
dimiliki
b. Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
prilaku
c. Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatannya dan memelihara
kesehatannya.
d. Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga
e. Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan.
13. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
1) Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6
bulan
2) Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6
bulan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji
sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
14
c. Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping
yang digunakan keluarga bila menghadapi permaslahan
d. Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi
adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga dalam
menghadapi masalah.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu pernyataan
yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi,
mencegah dan merubah.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan proritas
a. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau
kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut
memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan
atau disadari oleh keluarga.
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
1) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan
untuk menangani masalah
2) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik,
keuangan atau tenaga
3) Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk pengetahuan,
ketrampilan, dan waktu
4) Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat
c. Potensi masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kriteria
potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :
15
1) Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit atau
masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah
masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin sedikit
kemungkinan untuk mengubah atau mencegah sehingga makin
kecil potensi masalah yang akan timbul
2) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu
terjadinya masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah
mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bisa
dicegah
3) Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok
yang peka atau rawan, hal ini menambah masalah bisa dicegah
d. Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai
masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk
diatasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam memeberikan skor pada
cerita ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
tersebut menilai masalah dan perlu untuk menangani segera, maka
harus diberi skor tinggi. Tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat dengan
cepat.
2) Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan
yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.
16
b. Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan
fasilitas pelayanaan kesehatan.
c. Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan
objektif yang diperolehperawat dari keluarga secara langsung atau
tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
3. Perencanaan
Menurut Nursalam(2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, perencanaan meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-
masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan. Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi. Kualitasrencana keperawatan dapat menjamin
sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan
didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah.
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
1) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
2) Menentukan prioritas masalah.
3) Memilih tindakan yang tepat.
4) Pelaksanaan tindakan.
5) Penilaian hasil tindakan.
e. Dibuat secara tertulis.
Rencana rumuskan asuhan keperawatan keluarga dengan dengan salah
satu anggota keluarga menderita Hipertensi adalah :
1) Takut atau ansietas.
17
Hasil yang diharapkan :
a) Mengakui dan mendiskusikan masalah.
b) Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.
c) Melaporkan takut dan ansietas menurun.
Intervensi :
a) Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan,
intervensi pembedahan dan terapi yang akan datang.
b) Jelaskan tujuan dan persiapan untuk test diagnostik,
c) Berikan lingkungan perhatian, keterbukaan dan penerimaan
juga privasi untuk pasien dan orang terdekat.
d) Dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk mengekspresikan
takut.
e) Kaji tersedianya dukungan pada pasien.
f) Diskusikan dan jelaskan peran rehabilitasi setelah pembedahan
2) Kurang pengetahuan
Hasil yang diharapkan:
a) Mengutarakan pemahaman proses penyakit atau proses
praoperasi dan harapan pasca operasi.
b) Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan
dari suatu tindakan.
c) Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta
dalam regimen perawatan.
Intervensi:
a) Kaji tingkat pemahaman pasien.
b) Tinjau ulang patologi khusus dan antisipasi prosedur
pembedahan.
c) Gunakan sumber-sumber bahan pengajaran, audiovisual sesuai
keadaan.
d) Melaksanakan program pengajaran praoperasi individual.
18
e) Sediakan kesempatan untuk melatih batuk atau nafas dalam
dan latihan otot.
f) Informasikan pasien atau orang terdekat mengenai rencana
perjalanan, komunikasikan dokter/orang terdekat.
3) Nyeri akut
Hasil yang diharapkan:
a) Mengekspresikan penurunan nyeri atau ketidaknyamanan.
b) Tampak rileks, mampu tidur atau istirahat dengan tepat.
Intervensi:
a) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas.
Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal.
b) Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal.
c) Bantu pasien menemukan posisi nyaman.
d) Berikan tindakan kenyamanan dasar, dorong ambulasi dini dan
penggunaan teknik relaksasi.
e) Tekan dada untuk latihan batuk/nafas dalam.
f) Berikan obat nyeri yang cepat pada jadwal teratur sebelum
nyeri berat/sebelum aktivitas.
4. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tindakan
keperawatan keluarga antara lain :
a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-
sesi konseling, suportif, dan pendidikan kesehatan.
b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat
untuk menerapkan cara-cara hidup sehat.
c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan
bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
19
d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan
antara keluarga dan perawat dalam kesepakan dalam asuhan
keperawatan.
e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan
melalui langkah pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan,
koordinasi dan advokasi)
f. Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan
merencanakan perawatan yang berpusat pada keluarga.
g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan
kesehatan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai.
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa
menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan
keperawatan dapat dilakukan dengan :
a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari
proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan
keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas
interfrensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku atau status
kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif,
feksibel, dan efesiensi.
Pendokumentasian dengan menggunakan SOAPIE :
S : Subjektif adalah informasi yang didapat dipasien
O : Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan
A : Assement adalah analisa masaklah klien
20
P : Planning of action adalah rencana tindakan
I : Implementasi adalah pelaksanaan tindakan
E : Evaluasi adalah penilaian dari pelaksanaan tindakan
6. Dokumentasi
Perawat mendokumentasikan hasil yang telah atau belum dicapai
pada “medical record“.Penggunaan istilah yang tepat perlu ditekankan
pada penulisannya, untuk menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam
menyusun tindakan keperawatan lebih lanjut. Dokumentasi keperawatan
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam
melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien,
perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan
tanggung jawab perawat. Kegunaan dokumentasi adalah :
1. Sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota
tim kesehatan lainnya.
2. Sebagai dokumentasi resmi dalam system pelayanan kesehatan.
3. Dapat digunakan alat bahan penelitian dalam bidang keperawatan.
4. Sebagai alat yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan
keperawatan.
5. Sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan
keperawatan yang diberikan terhadap pasien.
Keterampilan standar dokumentasi merupakan ketrampilan untuk dapat
memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi yang telah ditetapkan
dengan tepat. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan dalam
memenuhi standar dokumentasi pengkajian, diagnosis, rencana,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
21
Konsep Dasar Hipertensi Pada Lansia
A. Konsep dasar lansia
1. Pengertian Lansia
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-
75 tahun (Potter, 2005).
Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), Usia lanjut dikatakan
sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 Tentang
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008).
22
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
23
2) Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis
3) Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
4) Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB
5) Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
24
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward
K Chung, 1995 )
a. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
25
g. Kesadaran menurun
5. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
7) Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
6. Pemeriksaan penunjang
26
a. Hemoglobin/hematokrit. Untuk mengkaji hubungan dari sel–sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-
factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia. BUN: memberikan
informasi tentang perfusi ginjal
b. Glukosa. Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan
hipertensi)
c. Kalium serum. Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum. Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum. Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler)
f. Pemeriksaan tiroid. Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum. Untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab)
h. Urinalisa. Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
i. Asam urat. Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
j. Steroid urin. Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP. Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
l. Foto dada. Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantung
m. CT scan. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
n. EKG. Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
27
7. Komplikasi
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Ginjal
d. Mata
28
BAB III
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
29
B. Genogram 3 (tiga) Generasi
x x x x
x x
x x
keterangan:
: laki-laki
:perempuan
X : sudah meninggal
: klien
C. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny.M adalah keluarga Ekstendet family
D. Latar Belakang Keluarga
1. Latar Belakang Budaya Keluarga Dan Anggota Keluarga
Ny. M mengatakan semua anggota keluarganya berasal dari suku banjar.
2. Bahasa Yang Digunakan
Ny. M mengatakan sehari-hari menggunakan bahasa banjar.
3. Pengaruh Budaya Terhadap Kesehatan Keluarga
Ny. M mengatakan tidak ada pengaruh budaya yang mempengaruhi
kesehatannya.
E. Identifikasi Agama
Ny. M mengatakan dirinya dan cucunya beragama islam
F. Status Kelas Sosial
keluarga Ny. M masuk dalam status kelas sosial kelas bawah
30
G. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Keluarga
Ny. M mengatakan dia dan cucunya makan yang cukup 3x sehari
Menu biasa yang dihidangkan biasanya nasi putih, telor goreng, sayur, mie, air
putih dan teh
H. Rekreasi Keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang
Ny. M mengatakan jarang berekreasi bersama keluarganya jika ada waktu luang
diri dengan menonton tv atau bebicara dengan tetangganya
dari semua tugas perkembangan yang diatas belum ada yang dipenuhi
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Ny. M mengatakan dirinya sering sakit kepala dan pundaknya.
Ny. M mengatakan terakhir dirinya memeriksa kesehatan saat ada kegiatan
kesehatan ukur tekanan darah gratis yaitu 150/80
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Ny.M mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit keturunan
31
sumber air: air galon
pembuangan limbah: sungai
keadaan sampah : kadang dibuang ditempat sampah dan juga disungai
lokasi : pinggiran sungai
lantai: kayu
Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar Rumah
U
B T
jamban/WC
tempat
tinggal
Ny. M
sungai
32
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Ny. M mengatakan ia hanya tinggal bersama cucunya
3. Struktur Peran
a. formal : Ny. M mengatakan dirinya adalah kepala keluarga untuk cucunya yang
masih anak-anak.
b. informal : Ny. M mengatakan dirinya sebagai pencari nafkah untuk dirinya dan
cucunya.
4. Nilai-Nilai Keluarga
Ny. M mengatakan hidup ini sudah diatur oleh Tuhan sehingga harus dijalani
dengan bersyukur.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Ny. M mengatakan hubungan antara keluarga baik saling mendukung.
2. Fungsi Sosialisasi
Ny. M mengatakan selalu bersama cucunya dirumah.
hubungan dalam keluarga baik.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. mengenal masalah kesehatan : Ny. M mengatakan sering pusing
b. mengambil keputusan : bila Ny. M sakit atau cucunya sakit langsung diobati
atau dibawa kepustu.
c. merawat keluarga yang sakit : Ny. M mengatakan jika cucunya sakit langsung
dirawat ia rawat dengan memberi obat dan disuruh banyak istirahat.
d. modefikasi kesehatan lingkungan : Ny. M mengatakan selalu membersihkan
rumahnya setiap hari.
e. menggunakan fasilitas kesehatan : Ny. M mengatakan jarang memeriksa
kesehatan jika sakit saja ia pergi ke posyandu terdekat.
4. Fungsi reproduksi
Ny. M mengatakan memiliki 3 orang anak yang berbeda tempat tinggal, suaminya
sudah meninggal sekarang Ny. M sudah mengalami masa menopause.
33
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Ny. M
Penampilan Umum :
Keadaan umum compos metis, berpakaian rapi tidak menggunakan alat bantu apapun.
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
TD: 160/100 mmhg
N: 92 x/menit
S: 36,5 oC
RR: 21 x/ menit
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini :
Ny. M mengatakan kepalanya pusing dan merasakan kedua kakinya sakit.
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : rambut beruban, tipis, telinga, mampak sdikit serumen
Mata : simetris, penglihatan agak kabur jika kurang cahaya.
Hidung : pernapasan spontan.
Mulut : mukosa bibir kering tidak ada karies pada bibir, gigi tidak lengkap.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : simetris, suara sonor pada semua lapang paru, suara jantung pekak nadi
88x/menit
Ekstremitas : mampu menggerakan ekstremitas atas ataupun bawah tidak ada oedema
pada ekstremitas.
34
B. An. L.S
Penampilan Umum :
Keadaan umum baik, penampilan tampak rapi dan bersih
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
TD: 120/90 mmhg
N: 86 x/menit
S: 36,7 oC
RR: 20 x/ menit
Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini :
klien mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan
Pemeriksaan Fisik :
BB: 50 kg TB: 145 cm
Kepala: rambut bersih, warna hitam, tidak ada benjolan atau pembengkakkan
Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada benjolan/ pembengkakkan
Hidung: simetris, tidak tampak polip, tidak ada secret, tidak ada benjolan
Mulut: simetris, mukosa bibir lembab, gigi lengkap dan gigi graham berlubang
Telinga: simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakkan, pendengaran normal
Leher: tidak ada pembsaran kelenjar tiroid
Dada: simetris, tidak ada benjolan atau pembengkakkan, suara nafas vesikuler, suara paru sonor
Abdomen: simetris, bising usus 14 x/menit, tidak ada benjolan atau pembengkakan
Ekstermitas: warna kulit sawo matang, tidak ada benjolan atau pembengkakkan di ekstermitas
atas dan bawah
(CHRISTIE)
NIM: PO.62.20.1.16.125
35
VIII. ANALISA DATA
MASALAH
No. DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
KEPERAWATAN
1. DS : Defisit pengetahuan
- Ny. M nebgatakan baru tau kalau ia
menderita hipertensi setelah
diperiksa beberapa kali.
- selama ini Ny. M jarang
memeriksa diri ke petugas
kesehatan.
- Ny. M mengatakan tidak tau apa-
apa tentang hipertensi.
- Ny. M mengeluh sekarang dia
pusing dan kakinya sakit.
DO :
Pemeriksaan tanda-tanda vital
TD: 160/100 mmhg
N: 92 x/menit
S: 36,5 oC
RR: 21 x/ menit
Ny. M tampak bingung saat ditanya
tentang hipertensi.
2. DS : Gangguan rasa nyaman: nyeri
- Ny. M nebgatakan baru tau kalau ia
menderita hipertensi setelah
diperiksa beberapa kali.
- Ny. M mengeluh sekarang dia
pusing dan kakinya sakit.
- Skala nyeri 3 (nyeri sedang)
DO :
TD: 160/100 mmhg
N: 92 x/menit
S: 36,5 oC
RR: 21 x/ menit
36
IX. PRIORITAS MASALAH
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga: Defisit pengetahuan
37
X. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI PRIORITAS
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. M
2. Defisit pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M
38
XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan Khusus Kriteria Standar
Keluarga
1. Gangguan rasa Setelah Setelah 1. Pasien 4. Pasien 1. Berikan penjelasan untuk
nyaman: nyeri dilakukan dilakukan mengungkap mengungkapkan tidak menghindari merokok atau
tindakan tindakan kan tidak adanya sakit kepala menggunkan penggunaan
pada Ny. M keperawatan keperawatan adanya sakit atau nyeri nikotin
1x30 menit 1x30 menit kepala 5. Pasien tampak nyaman 2. Berikan penjelasan untuk
diharapkan diharapkan 2. Pasien dan rileks menghilangkan/meminima
keluarga keluarga tampak 6. TD: 120/80mmHg lkan vasokonstriksi yang
mengerti dan mampu nyaman (dewasa) 14/90 dapat meningkatkan sakit
mampu mengenali 3. TTV dalam (lansia) kepala
merawat tentang batas normal N: 60-100x/mnt 3. Berikan penjelasan pada
anggota nyeri(sakit RR: 12-20x/ keluarga tentang cara
keluarga dengan kepala) yang S: mnt36-37,5’C mengurangi atau
memperhatikan dirasakan mencegah terjadinya nyeri
5 fungsi 4. Beri tindakan
keluarga nonfarmakologi untuk
menghilangkan sakit
kepala seperti kompres
dingin pada dahi, pijat
punggung dan leher, posisi
nyaman, tehnik relaksasi,
bimbingan imajinasi dan
distraksi
5. Demonstrasikan kepada
Ny. M teknik relaksasi
untuk mengurangi nyeri
sakit kepala
39
6. Anjurkan keluarga
Ny. M selalu minum obat
secara teratur sesuai dosis
yang diberikan dokter dan
teratur memeriksakan diri
ke puskesmas
2. Defisit Setelah Setelah 1. Keluarga 1. Hipertensi adalah 1. Evaluasi tingkat pengetahuan
dilakukan dilakukan mampu tekanan darah yang keluarga
pengetahuan
tindakan tindakan menyebutkan lebih besar 2. Berikan pendidikan
tentang keperawatan keperawatan pengertian dibandingkan dengan kesehatan:
a. Jelaskan pengertian
hipertensi pada 1x30 menit 1x30 menit hipertensi tekanan darah pada
hipertensi
diharapkan diharapkan 2. Keluarga keadaan normal.
keluarga Ny. M b. Jelaskan penyebab
keluarga keluarga mampu 2. Penyebab Hipertensi hipertensi pada lansia
mengerti dan mampu menyebutka pada lansia : c. Jelaskan tanda dan gejala
mampu mengenali 2 dari 7 a. Stress, hipertensi pada lansia
merawat tentang penyebab b. Merokok, d. Jelaskan bahaya
anggota hipertensi hipertensi c. Kelelahan, hipertensi pada lansia
keluarga dengan pada lansia ? d. Minum alkohol, e. Jelaskan pencegahan
memperhatikan 3. Keluarga e. Kegemukan hipertensi pada lansia
5 fungsi mampu (obesitas),
keluarga menyebutkan f. Diet yang tidak
2 gejala seimbang,
hipertensi g. Konsumsi garam
pada lansia ? yang tinggi
4. Keluarga 3. Gejala Hipertensi pada
mampu lansia :
menyebutkan a. Gelisah,
apa saja b. Nadi cepat,
bahaya c. Sukar tidur,
hipertensi d. Sesak nafas,
pada lansia ? e. Sakit kepala,
5. Keluarga f. Lemah dan lelah,
40
mampu g. Rasa pegal di
menyebutkan bahu,
apa saja h. Jantung berdebar –
pencegahan debar,
hipertensi i. Pandangan
pada lansia ? menjadi kabur,
j. Mata berkunang–
kunang.
4. Bahaya Hipertensi
pada lansia: Hipertensi
pada lansia dapat
mengakibatkan
timbulnya asma dan
kencing manis serta
pecahnya pembuluh
darah di otak sehingga
terjadi kelumpuhan,
kesulitan berbicara
sampai kematian.
5. Pencegahan Hipertensi
pada lansia :
a. Bersantai,
b. Hindari obesitas,
c. Hindari merokok,
d. Berolahraga secara
teratur,
e. Sering memakan
buah buahan dan
sayuran
f. Hindari minuman
yang mengandung
kafein (teh, kopi
41
dan coklat),
g. Hindari makanan
yang mengandung
garam, berlemak
dan tinggi kalori.
42
I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
43
punggung dan leher, posisi nyaman,
tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi
dan distraksi
5. Menganjurkan Ny. M selalu minum
obat secara teratur sesuai dosis yang
diberikan dokter dan teratur
memeriksakan diri ke
puskesmasmengevaluasi tingkat
pengetahuan keluarga
2. 1. Mengevaluasi tingkat pengetahuan keluarga S:
2. Memberikan pendidikan kesehatan: - klien mengatakan mengerti apa yang
a. Jelaskan pengertian hipertensi dijelaskan perawat
b. Jelaskan penyebab hipertensi pada lansia - klien mengatakan akan mengikuti semua
c. Jelaskan tanda dan gejala hipertensi pada lansia anjuran perawat
d. Jelaskan bahaya hipertensi pada lansia O:
e. Jelaskan pencegahan hipertensi pada lansia - klien dapat menjelaskan kembali cara
perawatan hipertensi
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
44
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. M
2. Defisit pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Ny. M
C. Intervensi
Intervensi dapat diterapkan pada kasus karena berkat kerjasama yang baik antara
perawat, keluarga, dan klien. Dalam menyusun tindakan yang akan di lakukan ini
disesuaikan dengan diagnosa yang di temukan sehingga mendapatkan tujuan yang di
inginkan.
Diagnosa: Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. M
1. Berikan penjelasan untuk menghindari merokok atau menggunkan penggunaan
nikotin
2. Berikan penjelasan untuk menghilangkan/meminimalkan vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala
3. Berikan penjelasan pada keluarga tentang cara mengurangi atau mencegah terjadinya
nyeri
4. Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres
dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi,
bimbingan imajinasi dan distraksi
5. Demonstrasikan kepada Ny. M teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri sakit kepala
45
6. Anjurkan keluarga Ny. M selalu minum obat secara teratur sesuai dosis yang
diberikan dokter dan teratur memeriksakan diri ke puskesmas
D. Implementasi
Tahap ini adalah tahap untuk melakukan tindakan–tindakan yang telah direncanakan
sebelumnya. Semua tindakan bisa dilakukan.
Diagnosa: Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. M
1. Menjelaskan untuk menghindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
2. Menjelaskan untuk menghilangkan/meminimalkan vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala seperti batuk panjang atau membungkuk
3. Memberikan penjelasan pada Ny. M tentang cara mengurangi atau mencegah
terjadinya nyeri sakit kepala
4. Memberikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi,
bimbingan imajinasi dan distraksi
5. Menganjurkan Ny. M selalu minum obat secara teratur sesuai dosis yang diberikan
dokter dan teratur memeriksakan diri ke puskesmas
46
e. Jelaskan pencegahan hipertensi pada lansia
E. Evaluasi
Selama perawatan yang dilakukan selama 2 hari, Implementasi yang ditegakkan teratasi.
Diagnosa: Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. M
S:
- klien dan keluarga mengatatakan akan mengikuti semua anjuran perawat
- klien mengatakan mengerti apa yang dijelaskan perawat
O:
- klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan perawat
- klien dan keluarga dapat mempraktekkan teknik relaksasi
TD: 160/100 mmhg
N: 92 x/menit
S: 36,5 oC
RR: 21 x/ menit
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Menjelaskan untuk menghindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
2. Menjelaskan untuk menghilangkan/meminimalkan vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala seperti batuk panjang atau membungkuk
3. Memberikan penjelasan pada Ny. M tentang cara mengurangi atau mencegah
terjadinya nyeri sakit kepala
4. Memberikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi
5. Menganjurkan Ny. M selalu minum obat secara teratur sesuai dosis yang
diberikan dokter dan teratur memeriksakan diri ke puskesmasmengevaluasi tingkat
pengetahuan keluarga
47
O:
- klien dapat menjelaskan kembali cara perawatan hipertensi
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Untuk dapat mencapai
tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam
pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Proses keperawatan
keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi yang selalu terdokumentasi.
B. Saran
Perlu dilakukan lebih kontinyu kembali untuk melakukan proses keperawatan
keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi yang selalu terdokumentasi untuk hasil yang lebih maksimal.
49
Daftar Pustaka
Nursalam. 2008. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik. Jakarta :
Salemba Medika.
Tarwoto, Wartonah. 2005. Kebutuhan dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Zul Dahlan. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Reevers, Charlene J, et all. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba
Medica.
50
Foto Kegiatan
51