Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
ZAIMA LATIFAH
NIM : 1113046000043
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Zaima Latifah
Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 14 Oktober 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN BINTARA II (2000 – 2006)
2. MTS. TAPAK SUNAN (2006 - 2009)
3. MA. TAPAK SUNAN (2009 - 2012)
4. S1 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (2013 - 2017)
C. PENGALAMAN ORANISASI
1. OSIS MTS. Tapak Sunan (2006 – 2007)
2. OSIS MA. Tapak Sunan (2008 – 2009)
3. Organisasi Santri Tapak Sunan (OSTS) (2008 – 2011)
4. HMPS Muamalat ( 2014 – 2015)
5. LISENSI UIN Jakarta ( 2015 – 2016)
ABSTRACT
Keywords: effectiveness, Mayor Instrument Number 01 Year 2010 About Zakat, Infaq and
Shadaqah, BAZNAS Kota Bekasi.
Kata Kunci : efektivitas, Instrusi Walikota Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Zakat,
Infaq dan Shadaqah, BAZNAS Kota Bekasi.
SWT, yang selalu memberikan nikmat dan hidayah tiada henti sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya dan
muapun tidak langsung dalam menyusun skripsi ini yang tidak akan
2. Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
vii
3. AM Hasan Ali, MA selaku Ketua Program Studi Muamalat (Hukum
Syariah dan Ir. Rr. Tini Anggreini, M.si selaku Sekretaris Program
penulis.
skripsi.
7. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum akan ilmu dan motivasi
10. Bapak dan Mama adalah orang yang paling berjasa untuk itu penulis
viii
berikan, dukungan yang tak pernah berhenti serta doa yang tak pernah
12. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu,
Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa serta rasa
syukur yang telah membuat satu persatu impian penulis dapat terwujud.
laporan, bentuk tulisan maupun isi dari skripsi ini. Penulis mengharapkan
ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................i
ABSTRACT ...................................................................................................v
ABSTRAK ...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
x
3. Kewajiban Zakat Profesi..............................................................23
4. Penghitungan Zakat Profesi ........................................................25
5. Tujuan dan Hikmah Zakat Profesi................................................28
C. Instruksi Walikota .............................................................................31
D. Pengertian Pegawai Negeri Sipil........................................................32
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ......................................................................................63
B. Saran .................................................................................................66
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Sosialisasi Peraturan Daerah No.02 tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Zakat, Infaq dan shodaqah , Peraturan Walikota serta Instrusi Walikota No. 01 tahun
Tabel 4.6 Keefektifan Peraturan Daerah No.02 tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Zakat, Infaq dan shodaqah , Peraturan Walikota serta Instrusi Walikota No. 01 tahun
2010 Tentang Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam memotivasi PNS membayar zakat
profesi ..........................................................................................................52
Tabel 4.7 Kepatuhan PNS Kota Bekasi dalam mematuhi Instruksi Walikota No. 01
Tabel 4.8 Penyaluran zakat melalui lembaga atau menyalurkan sendiri kepada
mustahik .......................................................................................................53
xii
Tabel 4.13 Rekapitulasi Penerimaan Zakat Profesi PNS ................................57
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat adalah suatu kewajiban bagi Umat Islam yang telah ditetapkan
dalam Al-Qur’an, sunah nabi, dan ijma’ para ulama. 1 Kata zakat (al-zakat) dalam
al-Qur’an secara gamblang telah disebutkan dan dirangkaikan dengan kata shalat
(al-shalat) sebanyak 72 kali, menurut hitungan Ali Yafie. Hal ini dapat
diinterprestasikan bahwa penunaian zakat memiliki urgensi yang sebanding
dengan pendirian sholat.2
1
Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan
Keuangan Syariah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.1
2
Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang : UIN Malang Press, 2007),
h.2
3
Safwan Idris, Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat Pendekatan
Transformatif, (Jakarta : Citra Putra Bangsa, 1997), h.64.
4
BAZIS DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi
DKI Jakarta, (Jakarta, BAZIS DKI Jakarta : 2006), h.5
1
2
dalam konteks yang lebih makro, islam menawarkan konsep zakat, infak dan
sedekah ini diyakini akan memiliki dampak yang sangat luar biasa. Bahkan di
Barat sendiri, telah muncul dalam beberapa tahun belakangan ini, sebuah konsep
yang mendorong berkembangnya sharing economy atau gift economy, di mana
perekonomian harus dilandasi oleh semangat berbagi dan memberi. Yochai
Benkler, seorang profesor pada sekolah hukum Universitas Yale AS, menyatakan
bahwa konsep sharing atau berbagi, merupakan sebuah modal yang sangat penting
untuk memacu dan meningkatkan produksi dalam ekonomi. Ia bahkan
menyatakan bahwa perusahaan yang mengembangkan konsep berbagi dalam
interaksi antar komponen di dalamnya, akan menjadi lebih efisien dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak mau menerapkannya. Sebagai contoh, motivasi
karyawan perusahaan yang mendapat bonus akan jauh lebih baik bila
dibandingkan dengan karyawan yang tidak pernah mendapatkannya. 5
5
Irfan Syauqi Beik,”Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan Studi Kasus
Dompet Dhuafa Republika”, Pemikiran dan Gagasan II, (2009):h.2.
3
Tabel 1.1
TAHUN
2012 2013 2014 2015
13.123 PNS 12.731 PNS 12.741 PNS 12.934 PNS
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bekasi
6
Dinsos Catat Jumlah Warga Miskin di Kota Bekasi Capai 26.708 KK,
gobekasi.pojoksatu.id, 06 Agustus 2017, http://gobekasi.pojoksatu.id/2017/04/19/dinsos catat-
jumlah-warga-miskin-di-kota-bekasi-capai-26-708-kk/
4
rupiah) tiap bulan diwajibkan, yang disetorkan kepada UPZ (Unit Pengumpulan
Zakat) di masing-masing dinas terkait dan disetorkan ke BAZDA Kota Bekasi.
BAZNAS Kota Bekasi pun mengeluarkan surat himbauan untuk setiap Dinas
yang ada di Kota Bekasi agar membentuk UPZ untuk memudahkan para pegawai
negeri sipil (PNS) melaksanakan kewajiban membayar zakat.
Zakat profesi yang didapat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Bekasi
langsung dipotong dari gaji, walaupun begitu masih banyak pihak yang
menyatakan keberatan dengan kebijakan tersebut, selain itu ada juga dari mereka
yang lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya langsung kepada yang berhak
menerimanya. UU Nomor 23 Tahun 2011 sudah mengatur mengenai Pengelolaan
Zakat tetapi permasalahan mengenai zakat tidak bisa terlepas dari kesadaran
masyarakat.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Akademisi :
2. Praktisi :
3. Masyarakat :
Menambah pengetahuan masyarakat dan Memberikan informasi
sekaligus sebagai bentuk sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat mengenai kewajiban melaksanakan zakat profesi.
E. Kerangka Teori
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis metode deskriptif, yaitu metode masalah yang memandu
peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti
secara luas dan mendalam.10 Teknik pengumpulan data dengan cara
penelitian lapangan/survey, sedangkan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah :
7
Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1989), h. 280
8
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani, 2008),
h.7
9
Didin Hafidhuddin, Panduan Tentang Zakat, Infaq, Sedekah, (Jakarta : Gema Insani
1998), h.103
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : CV.
Alfaveta, 2009), Cet ke-8, h.205
8
a. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuisioner, menurut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar. 11
b. Wawancara
Wawancara dalam hal ini adalah teknik tanya jawab secara lisan yang
diarahkan pada masalah tertentu untuk mendapatkan informasi yang
lengkap tanpa adanya unsur paksaan kepada infroman yang mengetahui
dan mengurus langsung BAZNAS Kota Bekasi.
c. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan informasi berupa data, hasil wawancara, foto
kegiatan, dan lain-lain.
d. Kuisioner (Angket)
Angket (Kuisioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.12 Angket disini diberikan
kepada PNS di Kota Bekasi yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan
instruksi Walikota No.01 Tahun 2010 tentang zakat, infaq dan sedekah.
2. Tempat Penelitian
11
Sugiono, metode penelitiam kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung : CV. Alfabeta,
2009), cetakan ke-8, h. 145
12
ibid, h. 142
9
13
Ibid, h.205
10
4. Sumber Data
Dalam penyususnan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber
data, yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil
wawancara. Wawancara dapat langsung dipandang sebagai metode
pengumpulan data sepihak yang dikerjakan secara sistematis
berlandaskan pada tujuan penelitian.14 Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data dengan tanya jawab yang dikerjakanberlandaskan
pada tujuan penelitian dengan mengguknakan panduan wawancara.15
Dengan penelitian langsung melalui pihak yang terkait dengan
pembahasan guna memperoleh data-data mengenai efektivitas instrulsi
walikota mengenai zakat profesi bagi PNS dalam penghimpunan zakat
profesi di BAZNAS Kota Bekasi.
b. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder diperoleh dari data atau informasi yang
diperoleh dari buku, jurnal, surat kabar, artikel atau data-data yang
dikeluarkan BAZNAS Kota Bekasi, selain itu data sekunder juga
diperoleh dari literatur-literatir kepustakaan lain yang berkaitan dengan
materi skripsi.
14
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, Cet I. (Yogyakarta : Andi, 2004). H.193
15
Moh. Nazir, Metodelogi Penelitian, Cet.I, (Bandung : Ghalia Indonesia, 2003), h.193.
11
melalui iklan.
2. Firda Nur Fadhilah, Penelitian ini membahas Penelitian ini
Efektivitas Promosi tentang efektivitas promosi menganalisis
Melalui Radio melalui radio terhadap mengenai efektivitas
Terhadap Kepatuhan kepatuhan muzakki instruksi Walikota
Para Muzakki di membayar zakat di Kota Bekasi dalam
Surabaya, Jurnal Surabaya. Penelitian ini penghimpunan dana
Ekonomi Syariah menggunakan metode zakat profesi di
Teori dan Terapan, kualitatif deskriptif. Hasil BAZNAS Kota
Volume II, No.7, dari peneliatian ini adalah Bekasi. Metode yang
Tahun 2015 efektivitas promosi melalui digunakan yaitu
radio yang dilakukan oleh kualitatif deskriptif
lembaga zakat di Surabaya dengan analisis data
dikatakan efektif. Efektivitas kualitatif dan
tersebut diukur dengan tiga kuantitatif, dengan
indikator yaitu meningkatnya menggunakan tabulasi
pemahaman, frekuensi distribusi frekuensi.
pengamalan berzakat dan
jumlah zakat muzakki
setelah mendengarkan
promosi di radio. Promosi
yang dilakukan oleh Lembaga
Zakat di Surabaya tidak
hanya melalui radio,
melainkan juga melalui door
to door, buletin, majalah,
internet dan koran.
3. Milla Rahma Penelitian ini membahas Skripsi ini
Fiqhyany dan Ari mengenai Pengaruh menganalisis
Prasetyo, Pengaruh Komunikasi Pemasaran yang mengenai efektivitas
13
selalu mengalami
peningkatan.
I. Sistematika Penulisan
Laporan Tugas ini terdiri dari lima bab. Perincian setiap bab adalah sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, studi terdahulu,
metodelogi kepenulisan serta sistematika kepenulisan.
BAB V : Penutup
Merupakan BAB terakhir yang berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari
pembahasan sebelumnya, serta saran-saran untuk BAZNAS Kota Bekasi dalam
penghimpunana dana zakat profesi. Berikutnya disebutkan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
Secara bahasa efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada
efeknya pengaruhnya, akibatnya, kesannya.1 Sedangkan dalam kamus populer
bahasa indonesia efektif berarti dapat membawa hasil. Pengertian lain dari
efektif adalah 1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) 2) manjur
atau mujarab 3) dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha atau
tindakan), mangkus 4) mulai berlaku (tentang undang-undang).2
1. Pengertian Efektivitas
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 2003), Edisi III, h.311.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai
Pustaka, 2005), Cet. Ke-3,Edisi III, h. 284.
3
Hasan Sadili, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru- Van Hoeve), Jilid
2,h.833
17
18
1. Indikator Efektivitas
Dalam buku Sujadi F.X disebutkan bahwa untuk mencapai
efektivitas dan efesiensi kerja haruslah dipenuhi syarat- syarat ataupun
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Berhasil guna, yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa didalam usaha pencapaian
efektif itu maka biaya, tenaga kerja material, peralatan, waktu, ruangan
dan lain sebagainya telah dipergunakan dengan secepatnya
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak
adanya pemborosan serta penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk membuktikan
bahwa dalam setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan dengan
bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yaitu pelaksanaan kerja dibagi
berdasarkan bebean kerja, kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalis, wewenangan dan tanggung jawab artinya wewenngan
haruslah seimbang dengan tanggung jawab dan harus dihindari dengan
adanya dominasi oleh salah satu pihak yang lainnya.
f. Prosedur kerja yang praktis,yaitu untuk menegaskan bahwa kegiatan
kerja adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis,
19
Dilihat dari uraian diatas diketahui indikator efektivitas menjadi hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan pelaksanaan dan perencanaan, sehingga
target yang direncanakan dapat tercapai dengan hasil yang baik.
a. Waktu
b. Tugas
c. Produktivitas
d. Motivasi
e. Evaluasi Kerja
f. Pengawasan
g. Lingkungan Kerja
h. Perlengkapan dan Fasilitas
4
Sujadi F.X, O & M Penunjang Keberhasilan Proses Management, (Jakarta : CV.
Masagung, 1990), Cet Ke-3, h.13.
20
5
M. Arif Mufraini, Akutansi Manajemen Zakat mengomunikasikan kesadaran dan
membangun jaringan, cet 1, (Jakarta : Kencana, 2006), h.73
6
Muhammad, Zakat Pofesi, Wacana Pemikiran Dalam Fiqih Kontemporer, ( Jakarta :
Penerbit salemba diniyah, 2002), h.58
7
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, ( Jakarta : Gema Insani, 2002),
h. 93
21
H, yang dikutip oleh Didin Hafidhuddin bahwa salah satu kegiatan profesi
adalah yang menghasilkan amal yang bermanfaat, baik yang sendiri seperti
dokter, arsitek dan lain-lainnya, maupun yang dilakukan secara bersama-
sama, seperti para karyawan atau para pegawai. Semua itu menghasilkan
pendapatan atau gaji. 8
ٌِ َ أ َن َو
8
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang : UIN Malang Press,
2008), h. 134
22
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S. At-
Taubah : 103)
23
Artinya : “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian” (Q.S. Adz-
Zariyat : 19)
i. Rikaz
9
M. Taufik Ridho, Zakat Profesi dan Perusahaan, (Ciputat : IMZ, 2002), h.71.
27
10
Ibid, h.141
11
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Pereonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani, 2002),
h.95.
28
pertanian, yaitu sebesar lima ausaq atau senilai 653 kg padi atau gandum
dan dikeluarkan pada saat menerimanya. Misalnya setiap bulan bagi
karyawan yang menerima gaji bulanan langsung dikeluarkan zakatnya,
sama seperti zakat pertanian yang dikeluarkan pada saat panen. Karena
dianalogikan pada zakat pertanian, maka bagi zakat profesi tidak ada
ketentuan haul. Ketentuan waktu menyalurkannya adalah pada saat
menerima, misalnya setiap bulan, dapat didasarkan pada urf (tradisi) di
sebuah negara. Karena itu profesi yang menghasilkan pendapatan setiap
hari, misanya dokter yang membuka praktek sendiri, atau para da’i yang
setiap hari berceramah, zakatnya dikeluarkan setiap bulan sekali.
Zakat merupakan salah satu pilar (rukun) dari lima pilar yang
membentuk islam. Zakat adalah ibadah maaliah ijtima’iyyah yang
memiliki posisi yang strategis dan menentukan bagi pembangunan
kesejahteraan umat.12 Selain itu zakat bertujuan menanggulangi
kemiskinan, menginginkan agar orang-orang miskin menjadi
13
berkecukupan selama-lamanya.
12
Nurul Huda dkk, Zakat perspektif mikro makro pendekatan riset, (Jakarta : Kencana,
2015), h.5
13
Yusuf Qardhawi, Hukum zakat, diterjemahkan Salman Harun dkk, (Jakarta: Pustaka
Literatur Antar Nusa, 2010) h.89
30
Oleh sebab itu zakat memiliki dimensi ganda, yaitu secara vertikal
membuktikan ketaatan seorang hamba kepada tuhannya serta wujud dari
rasa syukur atas nikmatNya dan secara horizontal mewujudkan rasa
keadilan sosial dan kasih sayang diantara pihak yang mampu dengan yang
tidak mampu, serta memperkecil kesenjangan sosial yang ada.
14
BAZIS DKI Jakarta, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah, ( Jakarta : BAZIS
DKI Jakarta, 1999), h.13
15
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Pereonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani, 2002),
h.10
31
3. Instruksi Walikota
16
Posisi kepres dan Inpres dalam Perundang-undangan, diakses pada hari Jum’at, 24
November 2017, diakses dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167-artikel-
pajak/19902-kedudukan-peraturan-kebijakan-surat-edaran,-instruksi,-petunjuk-teknis-dalam-
hukum-positif-di-indonesia.
32
1. Surat edaran
2. Petunjuk operasional
3. Instruksi yang dikeluarkan oleh pimpinan yang bersifat perintah
untuk menjalankan tugas tertentu
4. Pengumuman yang berisi informasi yang diperlukan bagi
masyarakat tentang suatu pelayanan publik.
17
Pengertian Instruksi Walikota, diakses pada hari 23 Mei 2017 diakses,
http://bandung.bpk.go.id/files/2013/01/90-TATA-NASKAH-DINAS-DI-LINGKUNGAN-
PEMERINTAH-KOTA-TASIKMALAYA-LAMP-I
33
1
Profil BAZNAS Kota Bekasi
34
35
َو
2
Sumber : Data BAZNAS Kota Bekasi
36
b. Hadits dari Yazid bin Amru al-Ma’afiri dari orang yang pernah
mendengar Üqbah bin ‘Amir al Juhani, ia berkata, “Rasulullah telah
mengutusku sebagai petugas zakat. Lalu saya meminta izin kepadanya
bahwa kami nantinya akan memakan sebagian dari harta itu. Lalu
beliau pun memberikan izin kepada kami.” (HR. Ahmad)
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat yang direvisi menjadi Undang-undang No.23 Tahun
2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
2. Keputusan Menteri Agama No. 373 Tahun 1991 Tentang pengelolaan
Zakat.
3. Keputusan Dirjen Bimas Islma dan Urusan Haji No.D/291 Tahun 2000
Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
4. Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 37 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Zakat dan Pengurus Badan Amil Zakat Provinsi Jawa Barat.
5. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tentang Pengelolaan Zakat.
6. Peraturan Walikota (Perwal) No 20 Tahun 2009.
7. Instruksi Walikota No. 01 Tahun 2010.
C. Visi dan Misi BAZNAS Kota Bekasi
Visi
Visi dari BAZNAS Kota Bekasi yaitu “Bangga Menjadi Muzakki
Keluar dari Kedhuafaan” yang memiliki perananan sangat penting dalam
proses pengentasan kemiskinan yang ada di Kota Bekasi yang dilakukan
dalam pengelolaan sesuai dengan syari’at islam dan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Misi
Dalam rangka menjalankan visi tersebut, maka misi dari BAZNAS
Kota Bekasi yaitu :
37
a. Bekasi Cerdas
Program Bekasi Cerdas memberikan beasiswa kepada siswa yang tidak
mampu dan berprestasi. Selain mendapatkan beasiswa para penerima
juga mendapatkan pembinaan dari BAZNAS Kota Bekasi. Berikut ini
adalah kegiatan dari Bekasi Cerdas :
1. Beasiswa siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI)
2. Beasiswa siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs)
3. Beasiswa siswa/siswi Madrasah Aliyah (MA)
4. Beasiswa mahasiswa (1 Rumah 1 Sarjana)
5. Kegiatan pendistribusian Beasiswa
6. Pinjaman biaya kuliah guru IGRA
7. Penerbitan majalah Zakat Al-Wasilah
b. Bekasi Sehat
Program Bekasi Sehat ialah memberikan bantuan kesehatan kepada para
penerima bantuan yang ada di Kota Bekasi. Berikut ini adalah bagian dari
program Bekasi Sehat :
1. Bantuan biaya pengobatan (Dana Kesehatan)
2. Bantuan biaya persalinan
3. Khitan gratis
4. Operasi katarak
5. Bantuan dana kematian
6. Operasional ambulance
40
d. Bekasi Sejahtera
Program bekasi sejahtera merupakan program pendistribusian dalam
bidang pemberdayaan. Berikut ini pelayanan dalam program bekasi
sejahtera :
1. Dana bergulir berbasis masjid
2. Bantuan gerobak pedagang
3. Pelatihan servive AC & pemberian modal
4. Sinergi program ZCD BAZNAS Jawa Barat
5. Sosialisasi ZIS melalui media
e. Bekasi Peduli
Program Bekasi Peduli merupakan bentuk pelayanan sosial kemanusiaan
BAZNAS Kota Bekasi terhadap para mustahiknya. Program ini diberikan
melalui pelayanaan sebagai berikut :
1. Tanggap Darurat Bencana
2. Ghorimin
3. Pembinaan Mu'alaf
4. Ibnu Sabil
5. Membantu Pengurusan BPJS untuk dhuafa
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis terhadap
Badan Amil Zakat Nasional Kota Bekasi, terdapat beberapa faktor yang
menjadi pendukung serta penghambat dalam penghimpunan dana zakat
profesi PNS di Kota Bekasi.
42
43
Seperti yang telah penulis ungkapkan pada bab sebelunya, bahwa suatu
usaha agar dapat berjalan efektif jika usaha tersebut mencapai target atau
tujuannya. Agar rencana penghimpunana dana zakat menjadi efektif
setidaknya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1
Muhammad Aiz, Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan BAZNAS Kota Bekasi, Wawancara
Pribadi, Bekasi, 06 Agustus 2017
44
2
Sujadi F.X,O & Penunjang Keberhasilan Proses Management, (Jakarta : CV. Masagung,
1990), Cet Ke-3, h.13
45
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,
(Bandung : Alfabeta,2013), h. 131
46
Gambar 4.1
Diagram Gambar Banyaknya Responden Berdasarkan “Jenis Kelamisn
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
b. Usia
Table 4.2
Gambaran Banyak Responden
Berdasarkan “Usia”
No. Usia Frekuensi Persentase
1. 26-30 Tahun 6 12%
2. 31-35 Tahun 11 22%
3. 36-40 Tahun 12 24%
4. 41-45 Ahun 8 16%
5. >46 Tahun 13 26%
Jumlah 50 100%
Sumber : Data Primer diperoleh dari PNS di Kota Bekasi
47
Gambar 4.2
Diagram Gambaran Banyaknya Responden
Berdasarkan “Usia”
Usia
26-30 thn
31-35 thn
36-40 thn
41-45 thn
> 46 thn
c. Pendidikan Terakhir
Table 4.3
Gambaran Banyak Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1. SMA 5 10%
2. Diploma 2 4%
3. S1 42 84%
4. >S1 1 2%
Jumlah 50 100%
Sumber : Data Primer diperoleh dari PNS di Kota Bekasi
Gambar 4.3
Diagram Gambaran Banyaknya Responden
Berdasarkan “Pendidikan Terakhir”
SMA
Diploma
S1
>S1
f
P= 100 %
n
P : Presentasi
F : Frekuensi
n : Jumlah Responden
Adapun data-data yang akan dianalisa dari Pegawai Negeri Sipil dari
Pegawai Negeri Sipil yang berada di dinas-dinas di Kota Bekasi adalah :
Tabel 4.4
Skor Keterangan F Persentase
4 Sangat Efektif 19 38 %
3 Efektif 29 58 %
2 Tidak Efektif 2 4%
1 Sangat Tidak Efektif 0 0%
Jumlah 50 100 %
Sumber : Data Primer dari PNS Kota Bekasi
Tabel 4.5
Skor Keterangan F Persentase
4 Sangat Efektif 21 42 %
3 Efektif 22 44 %
2 Tidak Efektif 7 14 %
1 Sangat Tidak Efektif 0 0%
Jumlah 50 100 %
Sumber : Data Primer diperoleh dari PNS Kota Bekasi
Tabel 4.6
Skor Keterangan F Persentase
4 Sangat Efektif 10 20 %
3 Efektif 34 68 %
2 Tidak Efektif 6 12 %
1 Sangat Tidak Efektif 0 0%
Jumlah 50 100 %
Sumber : Data Primer dari PNS Kota Bekasi
Tabel 4.7
Hal tersebut menunjukan bahwa tidak semua PNS di Kota Bekasi yang
termaksud dalam kategori wajib membayar zakat profesi mematuhi
Instruksi Walikota Bekasi No. 01 Tahun 2010 Tentang Zakat, infaq dan
Shadaqah dikarenakan instruksi tersebut masih bersifat anjuran dan belum
ada sanksi bagi para PNS yang tidak mematuhi peraturan tresebut.
Tabel 4.8
f. Peran Pemerintah
Tabel 4.9
Skor Keterangan F Persentase
4 Sangat Efektif 11 22 %
3 Efektif 33 66 %
2 Tidak Efektif 6 12 %
1 Sangat Tidak Efektif 0 0%
Jumlah 50 100 %
Artinya penghimpunan dana zakat profesi bagi para PNS yang ada di
Kota Bekasi tidak terlepas dari peran pemerintah kota Bekasi. Pada bagian
ini pemerintah Kota Bekasi dapat dikatakan sudah ikut aktif berperan
dalam hal peraturan-peraturan yang mendukung adanya BAZNAS Kota
Bekasi dan juga peraturan mengenai zakat profesi di Kota Bekasi.
h. Ekonomis
Tabel 4.11
Skor Keterangan F Peresentase
4 Sangat Efektif 13 26 %
3 Efektif 37 74 %
2 Tidak Efektif 0 0%
1 Sangat Tidak Efektif 0 0%
Jumlah 50 100 %
Sumber : Data Primer dari PNS Kota Bekasi
Tabel 4.12
Hasil Tabulasi Distribusi Frekuensi
Dari Pertanyaan 1-9
Table 4.13
Rekapitulasi Penerimaan Zakat Pendapatan (Profesi) PNS
Gambar 4.4
Penerimaan BAZNAS Kota Bekasi 2007-2016
2,500,000,000
1,000,000,000
500,000,000
Pada tahun 2007 – 2009 dana zakat profesi yang diperoleh BAZ Kota
Bekasi tidak sampai Rp. 400.000.000, kemudia di tahun 2010 penerimaan zakat
profesi di BAZNAS Kota Bekasi mengalami peningkatan yakni sebesar
Rp.1.277.387.417, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya BAZNAS Kota
Bekasi mengelamai kenaikan hingga Rp.962.604.66. Setelah itu penerimaan
zakat profesi selalu meningkat jika dibandingkan dengan sebelum
dikeluarkannya instruksi Walikota, hanya pada tahun 2013 dan 2014 BAZNAS
Kota Bekasi mengalami penurunan dalam penghimpunana dana zakat profesi.
Adapun sumber perolehan dana zakat profesi tahun 2016 dari masing
masing Instansi Pemerintah Daerah Kota Bekasi baik tingkat dinas maupun
tingkat kecamatan dapat dilihat pada table di bawah ini :
59
Table 4.14
Rekapitulasi Penerimaan Zakat Pendapatan (Profesi) Tingkat Dinas di Kota
Bekasi Tahun 2016
UPZ DINAS /
NO BULAN JUMLAH
INSTANSI
1 BP3AKB Januari -Desember Rp. 36.821.401
2 Disperindagkop Januari -Desember Rp. 29.931.205
3 BPPT Januari - Desember Rp. 28.781.000
4 Dinas Kebersihan Januari - Desember Rp. 308.238.204
5 Dinas Tata Kota Januari - Desember Rp. 54.950.000
6 Disbimarta Januari - Desember Rp. 96.334.000
7 Disbangkim Januari - Desember Rp. 28.500.950
8 BPKAD Januari - Desember Rp. 89.985.200
9 Dispenda Januari - Desember Rp. 219.817.966
10 Satpol PP Januari - Desember Rp. 170.320.845
11 Dinas Perhubungan Januari - Desember Rp. 27.500.000
12 RSUD Kota Bekasi Januari - Desember Rp. 35.465.000
13 Kemenag Kota Bekasi Januari - Desember Rp. 479.880.067
14 Disporbudpar Januari - Desember Rp. 37.693.000
15 Sekretariat DPRD Januari - Desember Rp. 10.000.000
16 Bappeda Januari - Desember Rp. 31.885.813
17 Kesbangpol Januari - Desember Rp. 2.251.000
18 BPLH Januari - Desember Rp. 8.234.642
19 Inspektorat Januari - Desember Rp. 25.000.000
20 Bapusipda Januari - Desember Rp. 13.171.515
21 Kapermas Januari - Desember Rp. 555.000
22 Disdukcasip Januari - Desember Rp. 5.847.000
23 DPPPJU Januari - Desember Rp. 2.000.000
24 Dispera Januari - Desember Rp. 40.326.599
25 Dinas Pendidikan Januari - Desember Rp. 17.230.000
60
Table 4.15
Rekapitulasi Penerimaan Zakat Pendapatan (Profesi) Tingkat Kecamatan
di Kota Bekasi Tahun 2016
PENUTUP
A. Kesimpulan
63
64
sebagai Berikut
dengan baik.
B. Saran
kepada masyarakat.
instruksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
BAZIS DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS
Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, BAZIS DKI Jakarta: 2006.
Huda, Nurul, dkk, Zakat perspektif mikro makro pendekatan riset, Jakarta:
Kencana, 2015
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.
Ke-3, Edisi III , Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
Peneliti :
Zaima Latifah
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh dana zakat di BAZNAS Kota
Bekasi terhadap kemiskinan serta sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi
dalam bidang Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Efektivitas Instruksi Walikota Bekasi No.01 Tahun 2010 Tentang Zakat, Infaq dan
Narasumber :
Jabatan :
Hari/ Tanggal :
Tahapan Pertanyaan
Perkenalan Assalamu’alaikum Wr. Wb
Terima kasih Bapak telah meluangkan waktu untuk
bertemu dengan saya hari ini, perkenalkan nama
saya : Zaima Latifah, program studi Muamalat
(Ekonomi Islam), konsentrasi Manajemen Zakat dan
Wakaf (ZISWAF) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pembukaan Saya ingin mewawancarai Bapak tentang efektivitas
Tujuan instruksi walikota no.01 tahun 2010 tentang zakat,
Izin (Ketersediaan infaq dan shadaqah dalam penghimpunana zakat
untuk di wawancarai) profesi di BAZNAS kota Bekasi, wawancara ini
Mekanisme merupakan salah satu teknik pengumpulan data
untuk penelitian guna menyelesaikan skripsi saya.
Saya akan merekam setiap komentar/jawaban
wawancara ini.
Isi wawancara 1. Apa dasar hukum berdirinya BAZNAS Kota
Bekasi ?
2. Apa Visi Misi dari BAZNAS Kota Bekasi ?
3. Upaya apa yang dilakukan BAZNAS kota
Bekasi untuk menumbuhkan kesadaran
berzakat kepada masyarakat yang hartanya
sudah mencapai nishab ?
4. Bagaimana strategi yang dilakukan
BAZNAS Kota Bekasi untuk meningkatkan
penghimpunana dana ?
5. Bagaimana proses BAZNAS Kota Bekasi
dalam kerja sama dengan Unit Pengumpul
Zakat ?
6. Bagaimana dukungan pemerintah daerah
Kota Bekasi terhadap BAZNAS Kota Bekasi
?
7. Apa faktor pendukung dan penghambat yang
dihadapi BAZNAS Kota Bekasi dalam
menghimpun dana zakat terutama dana zakat
profesi ?
8. Bagaimana hambatan pelaksanaan intruksi
walikota di kalangan PNS Kota Bekasi ?
9. Bagaimana cara pembayaran zakat yang
dilakukan oleh pegawai negeri sipil ?
10. Bagaimana respon PNS terhadap peraturan
daeran, peraturan walikota sampai instruksi
walikota mengenai zakat profesi ?
11. Bagaimana tingkat efektivitas penghimpunan
dana zakat profesi oleh PNS setelah
diberlakukannya instruksi walikota no.01
tahun 2010 tentang zakat, infaq dan
shadaqah ?
12. Bagaimana sistem penyaluran zakat pada
BAZNAS Kota Bekasi ?
13. Bagaimana membangun dan
memepertahankan kepercayaan donatur di
BAZNAS Kota Bekasi ?
14. Mitra kerjasama BAZNAS Kota Bekasi
meliputi apa saja ?
15. Bagaimana pendapat bapak mengenai
pengimpunan yang dilakukan oleh BAZ dan
LAZ yang terkesan bersaing ?
16. Bagaimana penilaian bapak dengan adanya
BAZNAS Kota Bekasi
Penutup 17. Apa saran bapak terkait dengan instruksi
walikota dalam penghimpunana dana zakat
di BAZNAS Kota Bekasi ?
Terima kasih atas ketersediaan bapak telah
meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan yang
saya ajukan.
Semua jawaban dan saran bapak sangat
bermanfaat untuk penelitian saya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
A. Identitas Data Responden
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikna :
Rata-rata pendapatan perbulan :
a. < dari 2.000.0000 b. 2.000.000 s/d 3.500.000 c. > dari 3.500.000
Surat peryataan :
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya besedia menjadi responden
dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahu “EFEKTIVITAS INSTRUKSI
WALIKOTA BEKASI NO.01 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT,
INFAQ DAN SHADAQAH” semua data dan jawaban akan dijamin kerahasiaanya dan hanya
untuk kepentingan penelitian.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat semoga penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan
lancar.
Tertanda
( )
B. Efektivitas Instruksi Walikota Bekasi No.01 Tahun 2010 Tentang Zakat, Infaq dan
Shadaqah
1. Di kota Bekasi sudah dibentuk Badan Amil Zakat sejak 1997 tahun hingga saat ini
untuk menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah. Bagaimana
menurut bapak/ibu tentang pembentukan badan amil zakat nasional kota bekasi ?
A. Sangat Efektif C. Tidak Efektif
B. Efektif D. Sangat tIdak efektif
2. Kota Bekasi sudah mempunyai Peraturan Walikota No. 20 tahun 2009 tentang
pelaksanaan Peraturan Daerah No.02 tahun 2008 tentang pengelolaan zakat, infaq
dan shadaqah dan Intruksi Waikota tentang zakat, infaq dan shadaqah. Bagaimana
menurut bapak/ibu mengenai sosialisasi Peraturan dan Instruksi walikota di kota
Bekasi ?
A. Sangat Efektif C. Tidak Efektif
B. Efektif D. Sangat tIdak efektif
8. Badan Amil Zakat kota Bekasi sudah 20 tahun terbentuk hingga saat ini.
Bagaimana menurut bapak/ibu tentang perkembangan badan amil zakat kota
bekasi ?
A. Sangat Efektif C. Tidak Efektif
B. Efektif D. Sangat tidak efektif
9. Menurut Sujadi F.X bahwa untuk mencapai kerja dan efesiensi suatu pekerjaan
haruslah memenuhi syaratsayrat ataupun ukuran sebagai beriku :
1. Berhasil guna artinya disisni kegiatannya sesuai target tujuan.
2. Ekonomis, yaitu meliputi biaya, tenaga kerja material, peralatan, waktu,
keuangan dll dipergunakan sesuai dengan perencanaan yang bertanggung
jawab.
3. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab
4. Pembagan kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan beban
ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia
5. Rasionalitas, wewenag dnaa tanggung jawab artinyanwewenang harus sesuai
dengan tanggung jawab dan harus dihindari adanyadominasi oelh salah satu
pihak atas pihak lainnya.
6. Prosedur kerja yang praktis, yaitu kegiatan operasional yang dapat dilakukan
dengan lancar dna dapat dipertanggung jawabkan.
Dari enam teori diatas bagaimana menurut bapak/ibu bila dihubungkan dengan Badan
Amil Zakat Kota bekasi?