Sunteți pe pagina 1din 8

Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256

Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA


OSTEOARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARO PAITI
KECAMATAN KAPUR IX

Yuli Permata Sari1, Lio Ok Satria2


Program Studi D III Keperawatan STIKes Perintis Padang
Email : yuli_ps86@yahoo.com
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Padang
Email : liosatria99@gmail.com

ABSTRACT

Elderly cause a lot of problems in various aspects of life, one of the health problems often experienced by
the elderly is osteoarthritis. Osteoarthritis is the result of progressive cartilage degeneration associated
with damage to structures in the joints.This research aimed to determining the relationship between
family support and quality of life of elderly with osteoarthritis. This research is a descriptive correlative
cross sectional study, conducted from November 2016 to March 2017. The samples in this study group
are 104 in elderly with osteoarthritis, taken with concecutive random sampling with questionare , the the
result of this research show that 37.5% respondent got a good family support, and 43.4% respondent got
a good life quality, with using chi-square analysis calculation, There was a significant relationship
between family support and quality of life in elderly osteoarthritis, with p value = 0.002 (p < 0,05) and
Odd Ratio (OR) = 48.125, That is getting increasingly less support give families the lower the quality of
life of elderly osteoarthritis. Suggestion for the families with oteoarthritis to give informational support
such as adequate therapeutic communication, giving information from guaranted resources, control in
taking medication. Suggestion for further research is to examined the knowledge and attitude of the
family in providing family support to achieve a good quality of life in elderly with osteoarthritis.

Keyword : Osteoarthritis, Qualiti of Life , Family Support


Bibliography : 49 (1999 – 2016)

Bappenas, jumlah penduduk lansia berusia 60


1. PENDAHULUAN tahun atau lebih diperkirakan akan meningkat
dari 18,1 juta jiwa menjadi 29,1 juta jiwa pada
Proses menua merupakan proses tahun 2020 dan 36 juta jiwa pada tahun 2025
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu (Maryam, 2008). Badan Pusat Statistik (2013)
waktu tertentu,tetapi dimulai sejak permulaan memproyeksikan, jumlah penduduk lanjut usia
kehidupan.menjadi tua merupakan proses (60+) diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1
alamiah,yang berati seorang telah melalui tiga juta jiwa pada tahun 2020, menjadi 33,7 juta
tahap kehidupan nya kehidupannya, yaitu anak, jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun
dewasa,dan tua. tiga tahap ini berbeda, baik 2035. (PMK No.25.RAN.KES.Lanjut Usia
secara biologis maupun psikologis. Memasuki Tahun 2016-2019).
usia tua berati mengalami kemunduran, Makin bertambah usia, makin besar
misalnya kemunduran fisik yang ditandai kemungkinan seseorang mengalami
dengan kulit mengendur, rambut memutih, permasalahan fisik, jiwa, ekonomi dan sosial.
penglihatan semakin kabur, gerakan lambat, dan Semakin lanjut usia, maka akan mengalami
figur tubuh yang tidak proporsional. ( Nugroho kemunduran terutama dibidang kemampuan
2008)Hasil sensus penduduk tahun 2014, fisik, yang dapat menyebabkan penurunan peran
Indonesia termasuk kedalam lima besar negara sosial. keadaan fisik yang lemah dan tak
dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak berdaya, sehingga harus bergantung pada orang
di dunia yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari lain.
jumlah penduduk. Berdasarkan proyeksi
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Salah satu permasalahan yang sangat Mengatakan situasi menjadi usia lanjut
mendasar pada lanjut usia adalah masalah secara normal merupakan suatu pemisahan
kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini (permunduran diri) dari orang lain dalam
ditunjukkan oleh data pola penyakit pada lanjut sistem sosial.
usia. Berdasarkan riset kesehatan dasar c. Teori Kegiatan
(riskesdas) tahun 2013, penyakit terbanyak pada Merupakan bahwa moril tinggi pada lanjut
lanjut usia terutama adalah penyakit tidak usia dapat di pertahankan apabila mereka
menular antara lain hipertensi, osteoartritis, ikut aktif dalam kegiatan sehari-hari.
masalah gigi-mulut, Penyakit Paru Obstruktif d. Teori pengembangan
Kronis (PPOK) dan Diabetes Mellitus (Sumber: Mengatakan bahwa proses manjadi lanjut
PMK No 25.RAN.KES.Lanjut Usia Tahun usia merupakan tahap perkembangan yang
2016-2019). normal dan memiliki ciri-ciri tersendiri
Osteoarthritis (juga disebut penyakit sebagaimana tahap perkembangan
degeneratif sendi, hipertrofi artrtitis, dan sebelumnya.
osteoarthritis) adalah gangguan yang
berkembang secara lambat, tidak simetris, dan 1. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
noninflamasi yang terjadi pada sendi yang dapat Lansia
digerakan, khusus nya pada sendi-sendi yang Perubahan-perubahan yang terjadi pada
menahan berat tubuh. (Brunner Suddarth 2001). lanjut usia ,meliputi (Maryam, 2008) :
Menurut Sujatmiko (2013), 400 dari 1000 a. Perubahan fisik
populasi dunia yang berusia 70 tahun menderita 1) Sel : a) lebih sedikit jumlahnya, b) lebih
Osteoarthritis sekitar 80% penderita mengalami besar ukurannya, c) berkurangnya jumlah
penurunan kualitas hidup. cairan tubuh, d) menurunnya proporsi
Tujuan penelitian ini adalah untuk protein, e) jumlah sel otak menurun, f)
mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga terganggunya mekanisme perbaikan sel, g)
dengan kualitas hidup lansia Osteoarthritis di sel otak menjadi atropis beratnya berkurang
Wilayah Kerja Puskesmas Muaro Paiti 5-10%
Kecamatan Kapur IX Tahun 2017. Sistem persarafan : a) Berat otak akan
menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan
2. KAJIAN LITERATUR antara 30-70 tahun, b) Meningen menebal , c)
Berat otak menurun dan cepatnya menurun
A. Konsep menua hubungan persarafan, d) Lambat dalam
Menua atau menjadi tua adalah suatu respon dan waktu untuk bereaksi khususnya
keadaan yang terjadi didalam kehidupan dengan stress, e) mengecilnya saraf panca
manusia. Proses menua merupakan proses indra, f) serta kurang sensitif terhadap
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu sentuhan.
waktu tertentu,tetapi dimulai sejak permulaan 2) Sistem Pendengaran
kehidupan.menjadi tua merupakan proses 3) Sistem Penglihatan
alamiah,yang berati seorang telah melalui tiga 4) Sistem kulit/integumen
tahap kehidupan nya kehidupannya, yaitu anak, 5) Sistem Muskuloskeletal
dewasa,dan tua.tiga tahap ini berbeda,baik
secara biologis maupun psikologis. (Wahjudi B. Konsep Osteoarthritis
Nugroho 2008). Defenisi :
Osteoarthritis (juga disebut penyakit degeneratif
Teori tentang Lanjut Usia, adalah (Padila, 2013): sendi, hipertrofi artrtitis, dan osteoarthritis)
a. Teori Psikodinamis adalah gangguan yang berkembang secara
Mengatakan bahwa proses lanjut usia lambat, tidak simetris, dan noninflamasi yang
merupakan masa penurunan bertahap dari terjadi pada sendi yang dapat digerakan, khusus
masa puncak kedewasaan seseorang sampai nya pada sendi-sendi yang menahan berat tubuh.
kematian. (Stanley, Beare 2006).
b. Teori Pemisahan Diri
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Etiologi Osteoarthritis : analitik dengan metode pendekatan cross


Faktor – faktor predisposisi Osteoarthritis sectional yaitu untuk melihat variabel
menurut Muttaqin, (2008) adalah : Independen (dukungan keluarga) dengan
a. Usia variabel dependen (kualitas hidup) secara
Umumnya di temukan pada usia lanjut bersamaan pada lansia yang menderita
diatas 50 tahun karena pada lanjut usia Osteoarthtritis (Nursalam, 2013).
pembentukan kondrotin sulfat (substansi Metode pemilihan sampel yang digunakan
dasar tulang) berkurang dan terjadi peneliti dalam penelitian ini adalah pengambilan
fibrosis tulang rawan. sampling secara acak. Atau teknik pengambilan
b. Jenis kelamin sampel semua individu dalam populasi, baik
Kelainan ditemukan pada pria dan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Semua
wanita, tetapi lebih sering di temukan sampel diberi kesempatan sama untuk dipilih
pada wanita pasca monopouse menjadi anggota sampel. Pelaksaan teknik ini
(Osteoarthritis primer) Osteoarthritis dapat berupa:
sekunder lebih banyak di temukan pada
pria. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Ras
Lebih sering di temukan pada orang A. Analisa Univarat
Asia, khususnya Cina,Eropa, dan Analisa univariat digunakan untuk melihat
Amerika dari pada kulit hitam distribusi variabel independent yang dimana
pada penelitian ini adalah dukungan keluarga,
C. Kualitas hidup serta variabel dependent yaitu kualitas hidup
Defenisi : lansia osteoarthritis terhadap 104 responden.
Menurut World Health Organitation
(WHO) kualitas hidup merupakan persepsi Tabel 5.1
individu terhadap posisi dirinya dikehidupan Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga
dalam konteks budaya dan sistem nilai Lansia Osteoarthritis di Wilayah Kerja
diwilayah tempat tinggalnya yang Puskesmas Muaro Paiti Kecamatan
berhubungan dengan target, harapan, standar Kapur IX Tahun 2017.
dan kepentingan.
Dukungan Frekuensi Persentase
Pengukuran Kualitas Hidup keluarga %
Kualitas hidup merupakan kondisi yang Baik 39 37.5
sangat kompleks bagi seorang individu. Tidak 65
Untuk memahami kualitas hidup lebih baik 62.5
Baik
dapat ditentukan dengan komponen kondisi Total 104 100.0
hidup dan persepsi seseorang yang
mempengaruhi kualitas hidup. Ini harus jelas Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa
bahwa untuk mengukur kualitas hidup perlu dukungan keluarga osteoarthritis pada pada
di kaji melalui dalam skala untuk lansia di Muaro Paiti, lebih dari separuh (65%)
mengetahui rendah atau tingginya kualitas berjalan dengan tidak baik.
hidup seseorang ( Mollon et all, 2012).
Instrumen untuk mengkaji kualitas hidup
penderita Osteorthritis menggunakan
koesioner Quality Of Life Short Form-36
(SF-36).

3. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif


menggunakan desain penelitian deskriptif
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Tabel 5.2 B. Analisa Bivariat


Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia Analisa bivariat dilakukan untuk melihat
Osteoarthritis di WilayahKerja Puskesmas hubungan antara dua variabel yaitu variabel
Muaro Paiti Kecamatan Kapur IX independen dan variabe dependen. Variabel
Tahun 2017. independen yaitu dukungan keluarga dan
variabel dependen yaitu kualitas hidup lansia
Kualitas Frekuensi Persentase osteoarthrtis. Pada penelitian ini, uji hipotesis
Hidup % yang digunakan adalah uji pearson untuk
Lansia mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara
Puas 45 43.3 variabel.
Tidak
59 56.7
Puas
Total 104 100.0

Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa


kualititas hidup lansia dengan osteoarthritis di
Muaro Paiti, lebih dari separuh (59%) merasa
tidak puas dengan kualitas hidup nya.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lansia Osteoarthritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Muaro Paiti Tahun 2017

Kualitas Hidup Lansia

Puas Tidak Total OR


Kategori Puas P VALUE CI
F % F % F % 95%
Baik 35 16,9 4 22.1 39 100
Dukungan
Keluarga Tidak 0,000 48.125
10 15.4 55 36.9 65 100
Baik
Jumlah 45 43.3 59 56,7 32 100

Berdasarkan tabel 5.3 terlihat bahwa 10 keluarga yang baik memiliki peluang 48 kali
responden (15.4%) yang memiliki kualitas hidup untuk kualitas hidup yangpuas atau baik pada
yang baik atau puas dengan kualitas hidup nya. lansia dibandingkan dengan lansia yang
Dan lebih dari separuh responden (65%) mendapatkan dukungan keluarga yang tidak
memperlihatkan bahwa lansia dengan dukungan baik.
keluarga yang tidak baikmemiliki kualitas hidup
yang rendah atau tidak,. Berdasarkan uji statistic PEMBAHASAN
yang dilakukan, didapatkan nilai p=0,000 (p <
0,05). Artinya ada hubungan yang signifikan 1. Analisa Univariat
antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup A. Dukungan Keluarga Lansia Dengan
lansia di Muaro Paiti Kecematan Kapur IX. Dari Osteoarthritis
hasil analisis dengan derajat kepercayaan 95%
didapatkan nilai OR = 48.125 yang artinya Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa
bahwa responden yang mendapatkan dukungan dukungan keluarga osteoarthritis pada pada
lansia di Muaro Paiti, lebih dari separuh
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

(65%) berjalan dengan kurang baik.Faktor keluarga, menerima lansia apa adanya
lain yang menyebabkan rendahnya dengan segala keterbatasannya.
dukungan keluarga terhadap pasien Menurut asumsi peneliti, walaupun
osteoarthritis adalah tingkatkat ekonomi. dukungungan keluarga lansia osteoarthritis
Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah di wilayah kerja puskesmas Muaro Paiti
menyebabkan kemampuan keluarga untuk kurang baik, hal ini dikarenakan oleh
memberikan pelayanan pengobatan bagi banyak nya keluarga yang sibuk dengan
anggota keluarganya juga rendah. Hal urusan nya masing-masing, jadi waku untuk
tersebut sebagaimana dikemukakan oleh menemani lansia jadi berkurang, dan
Friedman ( 2003) yaitu dukungan keluarga banyak nya keluarga yang kurang
dipengaruhi oleh kemampuan keluarga memperhatikan kebutuhan lansia, seperti:
dalam mencukupi kebutuhan anggota memberikan dukungan emosional,
keluarga. Kemampuan pemenuhan informasi, instrumental, dan dukungan
kebutuhan tersebut berhubungan dengan penghargaan.( Wilayah Kerja Puskesmas
tingkat pendapatan atau tingkat social Muaro Paiti 2017)
ekonomi keluarga, dimana keluarga dengan
tingkat social ekonomi menengah memiliki B. Kualitas Hidup Lansia Osteoarthritis
kemampuan memenuhi kebutuhan keluarga Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa
lebih baik dibandingkan keluarga dengan terlihat kualititas hidup lansia dengan
tingat social ekonomi rendah. osteoarthritis di Muaro Paiti, lebih dari
Kurangnya dukungan yang diberikan separuh (59%) merasa tidak puas dengan
keluarga tersebut tergambar dari analisis kualitas hidup nya
jawaban responden yang diberikan. Menurut World Health Organitation
Dukungan emosional didapatkan hasil (WHO) kualitas hidup merupakan persepsi
hampir separuh (48,1%) keluarga jarang individu terhadap posisi dirinya
menemani lansia saat menghadapi masalah, dikehidupan dalam konteks budaya dan
hampir separuh (42,3%) keluarga jarang sistem nilai diwilayah tempat tinggalnya
mendengarkan keluhan yang lansia rasakan, yang berhubungan dengan target, harapan,
lebih dari separuh (51.9%) keluarga jarang standar dan kepentingan.Menurut Schallock
memperhatikan lansia selama sakit. & Verdugo (2002 dikutip dari Meiner,
Dukungan penghargaan yang 2011), untuk menganalisa kualitas hidup
diberikan keluarga terhadap lansia, dapat dapat dilakukan pada kelompok cacat fisik ,
meningkatkan status psikososial, semangat, intelektual, retardari mental, dan juga pada
motivasi dan peningkatan harga diri karena kelompok lansia ( ketika mengukur kualitas
dianggap masih berguna dan berarti untuk hidup). Indikator utama dapat
keluarga, sehingga diharapkan dapat mempengaruhi adalah kesehatan fisik,
membentuk prilaku yang sehat pada lansia kemampuan fungsional (mempengaruhi diri
dalam upaya peningkatan status sendiri ), situasi keuangan hubungan sosial
kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian (keluarga), lingkungan sosial dan
yang dilakukan Karmita (2012), ditemukan ketersediaan pelayanan kesehatan yang
adanya pengaruh antara dukungan nyaman dirimah maupun dilingkungan,
penghargaan terhadap peningkatan kepuasan hidup, kesempatan dalam
kesehatan pada lansia. Bentuk dukungan pendidikan dan peluang untuk di
penghargaan yang dapat diberikan keluarga kehidupan.
terhadap lansia dapat berupa meminta Hasil dari kuesioner menunjukkan
pendapat lansia untuk menentukan tempat bahwa kualitas hidup yang rendah berkaitan
memeriksakan kesehatannya, melibatkan dengan kesehatan penderita osteoarthritis.
lansia dalam musyawarah keluarga, Mengenai masalah kesehatan penderita
mempertimbangkan saran dari lansia , secara umum bahwa 49 % penderita
mengikutsertakan lansia dalam setiap acara mengatakan kesehatannya semakin
menurun dan kualitas hidup paling rendah
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

terdapat pada keterbatasan fisik penderita mempengaruhi adalah kesehatan fisik,


yaitu sebanyak 54.8 % penderita kemampuan fungsional (mempengaruhi diri
mengatakan mengalami kesulitan dalam sendiri ), situasi keuangan hubungan sosial
menyelesaikan pekerjaannya dan (keluarga), lingkungan sosial dan
membutuhkan waktu yang lama untuk ketersediaan pelayanan kesehatan yang
menyelesaikannya. nyaman dirimah maupun dilingkungan,
Kualitas hidup yang menurun juga kepuasan hidup, kesempatan dalam
terlihat dari jawaban penderita osteoarthritis pendidikan dan peluang untuk di
bahwa 62.5 % penderita sangat membatasi kehidupan.
aktifitas fisik dalam menaiki tangga.
Terbatasnya kemampuan dalam melakukan 2. Analisa Bivariat.
kegiatan sehari – hari ini dipengaruhi Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
karena penderita tidak mempunyai cukup Kualitas Hidup Lansia Osteoarthritis Di
energi dalam beraktifitas. Hal ini juga Wilayah Kerja Puskesmas Muaro Paiti
terlihat dari jawaban penderita bahwa 50 % Kecamamatan Kapur IX Tahun 2017.
penderita sulit untuk melakukan gerakan
seperti membungkuk, bersujud, menekuk Berdasarkan tabel 5.3 terlihat bahwa
leher, dan menekuk menekuk tangan. hampir separuh responden (65%)
Kualitas hidup yang menurun ini memperlihatkan bahwa lansia dengan
dipengaruhi oleh keterbatasan fisik dan dukungan keluarga yang tidak baik memiliki
fungsi fisik yang disebabkan timbulnya kualitas hidup yang rendah atau tidak, dan
nyeri pada daerah sendi, kemudian sendi ini diantara responden yang mendapatkan
mengalami deformitas yang diakibatkan dukungan keluarga yang tidak ada 10
dari degenerasi kartilago yang bersifat responden (15.4%) yang memiliki kualitas
semakin hari semakin memburuk sehingga hidup yang baik atau puas dengan kualitas
penderita osteoarthritis mengalami hidup nya. Berdasarkan uji statistic yang
penurunan energi yang menyebabkan dilakukan, didapatkan nilai p=0,000 (p <
penurunan dalam melakukan aktifitas 0,05). Artinya ada hubungan yang signifikan
keseharian berkaitan dengan kesehatan antara dukungan keluarga dengan kualitas
fisiknya. hidup lansia di muaro paiti kecematan kapur
Hal ini dapat dilihat dari jawaban IX dan dari hasil analisis dengan derajat
responden yang tidak dapat melakukan kepercayaan 95% didapatkan nilai OR =
aktifitas sosial seperti berkumpul bersama 48.125 yang artinya bahwa responden yang
keluarga, teman, dan tetanggamaupun mendapatkan dukungan keluarga yang baik
keterbatasan emosional seperti penderita memiliki peluang 48 kali untuk memiliki
lama dalam menyelesaikan pekerjaan kepuasan dalam kualitas hidup dibandingkan
sehari- hari. dengan responden yang mendapatkan
Menurut asumsi peneliti, lansia dukungan keluarga yang tidak baik.
dengan oesteoarthititis sangat sulit Dukungan keluarga adalah sebuah
mendapatkan kualitas hidup yang puas proses yang terjadi sepanjang masa
dikarnakan terjadinya penurunan kesehatan kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial
fisik dalam memenuhi kebutuhan berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap
beraktifitas sehari-hari, hal ini sesuai siklus kehidupan. Namun demikian, dalam
dengan indikator penentuan kualitas hidup semua tahap siklus kehidupan dukungan
yang dimana Menurut Schallock & keluarga membuat keluarga mampu
Verdugo (2002 dikutip dari Meiner, 2011), berfungsi dengan baik.Sebagai akibatnya, hal
untuk menganalisa kualitas hidup dapat ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi
dilakukan pada kelompok cacat fisik , keluarga serta dukungan keluarga terbukti
intelektual, retardari mental, dan juga pada berkaitan dengan menurunnya mortalitas,
kelompok lansia ( ketika mengukur kualitas mempercepat penyembuhan dan pemulihan
hidup). Indikator utama dapat
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

fungsi kognitif, fisik, serta kesehatan emosi maka secara tidak langsung akan
(Friedman, 2003). meningkatkan derajat kesehatan lansia
Menurut World Health Organitation osteoarthritis yang berhubungan dengan
(WHO) kualitas hidup merupakan persepsi peningkatan kualitas hidup lansia.
individu terhadap posisi dirinya dikehidupan Sesuai dengan hasil penelitian Etghen,
dalam konteks budaya dan sistem nilai Vanparijs, Delhalle, Rosant, Bruyere,
diwilayah tempat tinggalnya yang Reginster (2004), didapatkan bahwa terdapat
berhubungan dengan target, harapan, standar hubungan yang signifikan p = 0,000 dengan
dan kepentingan.Menurut Schallock nilai korelasi r = 0,657 antara dukungan
&Verdugo (2002 dikutip dari Meiner, 2011), sosial dengan komponen kualitas hidup.
untuk menganalisa kualitas hidup dapat Intervensi kesehatan pada penderita
dilakukan pada kelompok cacat fisik , osteoarthritis dengan dukungan sosial bisa
intelektual, retar dari mental, dan juga pada meningkatkan kesehatan penderita
kelompok lansia ( ketika mengukur kualitas osteoarthritis untuk pencapain kualitas hidup
hidup). Indikator utama dapat mempengaruhi yang lebih baik.
adalah kesehatan fisik, kemampuan Menurut asumsi peneliti, memang erat
fungsional (mempengaruhi diri sendiri ), kaitan nya antara dukungan keluarga dengan
situasi keuangan hubungan sosial (keluarga). kepuasaan lansia dengan oesteoarthitis, di
Sesuai dengan teori dari Friedman karnakan penurunan kualitas hidup memang
(2003 dalam Nursalam, 2013), bahwa sesuatu yang sulit untuk di hindari pada
dukungan keluarga merupakan faktor lansia, terutama dengan mengidap
penguat untuk menentukan tindakan individu oesteoarthititis, dan pada saat yg bersamaan
terhadap kesehatan. Keterlibatan keluarga peran dukungan keluarga lah yang sangat
menjadi lebih besar ketika salah satu anggota berperan penting dalam mengatasi
keluarganya memerlukan bantuan secara permasalahan ini.
terus menerus berhubungan dengan masalah
kesehatan. Keluarga merupakan pusat dari 5. KESIMPULAN
keperawatan ( family-centered nursing), Berdasarkan dari hasil penelitian yang
karena didasarkan pada perspektif bahwa dilakukan tentang hubungan dukungan
keluarga merupakan unit dasar untuk keluarga dengan kualitas hidup lansia
keperawatan individu dari anggota osteoarthritis di wilayah kerja Puskesmas
keluarganya. Muaro Paiti Kec.Kapur IXTahun 2017, maka
Dukungan keluarga yang paling dapat disimpulan sebagai berikut :
optimal diberikan yaitu dukungan emosional a. Lebih dari separuh (65%) dukungan
dimana dukungan ini sangat dibutuhkan keluarga pada lansia osteoarthritis
lansia karena memberikan rasa aman, kurang baik.
perhatian, dan kepercayaan selama menjalani b. Lebih dari separuh (59%) kualitas
kehidupannya sehingga lansia merasa hidup lansia osteoarthritismerasa tidak
diperhatikan dan dihargai dan dukungan yang puas.
tidak optimal yang diberikan keluarga yaitu c. Terdapat hubungan yang bermakna
dukungan penghargaan dimana keluarga (P=0,000) antara dukungan keluarga
jarang memberikan pujian setiap tindakan dengan kualitas hidup lansia
yang dilakukan oleh lansia oleh sebab itu osteoarthritis.
keluarga diharapkan kepada keluarga untuk
lebih optimal memberikan dukungan 6. REFERENSI
penghargaan kepada lansia osteoarthritis
seperti memberikan kasih sayang, Buku ajar keperawatan gerontik / Mickey
memberikan pujian, dan merawat lansia agar Stanley, Patricia Gauntlett Beare; alih
lansia merasa diperhatikan dan merasa bahasa,Nety Juniarti, Sari Kurnianingsih ;
nyaman dengan keluarga. Apabila keluarga editor edisi bahasa indonesia, Eny Meiliya
sudah memberikan dukungan yang optimal , Monica Ester.-Ed.2-Jakarta: EGC,2006
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018

Dinas Kesehatan Kabupaten.populasi lansia WHO. (2012). Introducing the WHOQOL


tahun 2014. Intrument. 2016
Stikes perintis bukittinggi (2015). Pedoman darihttp://dept.washington.edi/yqol/whoqo
Penulisan SKRIPSI. l/infopdf.
Fredman, et al. (2010). Keperawatan keluarga Yenni.(2011). Hubungan dukungan keluarga
teori dan praktek. Jakarta : EGC. dan karakteristik lansia dengan kejadian
Fontaine,K. (2011). Arthritis and health-related stroke pada lansia hipertensi di wilayah
quality of life.USA. kerja Puskesmas perkotaan
http://www.hopkinsarthritis.org/patient- Bukittinggi.Tesis.Fakultas Ilmu
corner/disease-management/quality-of- Keperawatan Universitas Indonesia.
life-and-arthritis/. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Profil Yusra, A. (2011).Hubungan antara dukungan
KesehatanInonesia. Jakarta, Kementrian keluarga dengan kualitas hidup pasien
Kesehatan RI. diabetes mellitus di RSUP Fatmawati
Keperawatan gerontik & geriatrik / Wahjudi Jakarta.Tesis
Nugroho; editor, Monica Ester, Estu Tiar.- .FakultasKeperawatanUniversitas
Ed.3-Jakarta : EGC,2008. Indonesia. Jakarta.
Li, G. (2013). Development of the chinesefamily Yusselda, M. (2013).Hubungan dukungan
support scale in a sample of chinese keluarga dengan kualitas hidup lansia di
patients with hypertension. Plos One, Kelurahan Beji Kota Depok
12(8). Jakarta.Tesis. Fakultas Keperawatan
Maryam, R. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Universitas Indonesia. Jakarta.
Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Muttaqin, A. (2008). Buku ajar asuhan
keperawatan klien gangguan sisten
muskuluskeletal. Jakarta : EGC
Nugroho, W.(2001). Keperawatan Gerontik.
Jakarta : EGC.
Nugroho, H. A. (2007). Perubahan fungsi fisik
dan dukungan keluarga dengan respon
psikososial pada lansia di Kelurahan
Kebangarum Semarang. Jurnal
Keperawatan, 45-57
Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu
keperawatan : pendekatan praktis edisi
3. Jakarta : salemba medika.
Padila. (2013). Keperawatan Gerontik.
Jogyakarta : Nuha Medika.
Rahayu, D. (2012). Hubungan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup lansia di
desa pogungrejo purwokerto. Jurnal
keperawatan.
Puskesmas muaro paiti, prevensi penyakit
terbanyak 2016
Setiadi, (2008).Konsep dan proses keperawatan
keluarga. Yogyakarta :GrahaIlmu.
Suardana, K. (2015). Hubungan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pasien
diabetes mellitus tipe II di puskesmas IV
denpasar selatan. Jurnal Skala Husada, 12
(1), 96-102.

S-ar putea să vă placă și