Sunteți pe pagina 1din 91

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan

dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan

menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal

dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut

undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan telah mengalami perubahan besar

dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena

deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang

mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan pelayanan untuk

simpanan.

Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,

yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank

sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
2

menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih

senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman

kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk

mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya

aktivitas yang berkaitan dengan finansial, resiko merupakan suatu hal yang tidak

dapat dihindari. Salah satu hal yang dapat meminimalisir resiko tersebut adalah

dengan asuransi. Asuransi menguntungkan kehidupan masyarakat dengan

mengurangi kekayaan yang harus disisihkan untuk menutupi kerugian akibat

berbagai resiko yang didapat.

Asuransi Kredit merupakan proteksi yang diberikan Asuransi Asei selaku

“PENANGGUNG” kepada Bank/Lembaga Keuangan Non Bank selaku

“TERTANGGUNG” atas risiko kegagalan Debitur di dalam melunasi

fasilitas kredit atau pinjaman tunai (cash loan) yang diberikan oleh Bank/Non

Bank. Bersifat bi-party agreement antara Bank/Non Bank dengan Asuransi Asei.

Dalam hal ini Debitur tidak termasuk para pihak dalam perjanjian pertanggungan

Asuransi Asei atas kredit yang disalurkan Bank / Non Bank kepada Debitur. Ganti

Rugi Asuransi Asei berkisar antara 70% sampai dengan 80% dari besarnya

Kerugian Bank / Non Bank.

Menurut M. Nur Rianto (2012:212) asuransi merupakan sebuah

mekanisme perlindungan terhadap pihak tertanggung apabila mengalami resiko di

masa yang akan datang dimana pihak tertanggung akan membayar premi guna

mendapatkan ganti rugi dari pihak penanggung.


3

PD. BPR Cabang Karangpawitan dalam hal menjamin kreditur berkerja

sama dengan pihak BUMIPUTERA selaku pihak penjamin asuransi kredit.

Program ”Kredit” AJB Bumiputera 1912 dirancang untuk memberikan

perlindungan bagi mereka yang berhutang kepada lembaga keuangan.

Perlindungan ini ditawarkan melalui tiga produk yang berbeda: Asuransi Jiwa

Ekawaktu Proteksi Kredit Kumpulan, Asuransi Jiwa Kredit Cicilan Bulanan

Kumpulan, dan Asuransi Jiwa Kredit Cicilan Bulanan Anuitas Kumpulan.

Tabel 1.1

Data Perkembangan Jumlah Nasabah Asuransi Kredit Kematian Bumi

Putera

Periode 2014-2018

pada PD BPR Garut Cabang Karangpawitan

No. Tahun Jumlah Nasabah Jumlah Premi

1. 2014 3571 3.543.220.000

2. 2015 3540 3.672.541.000

3. 2016 3620 3.780.911.000

4. 2017 3751 3.782.610.000

5. 2018 3850 3.792.510.000

Sumber : PD. BPR Garut Cabang Karangpwaitan

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

observasi dengan judul tentang “Tinjauan Mengenai Asuransi Kredit Kematian

Bumi Putera pada PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan.”


4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis mengidentifikasi masalah yang menjadi

pembahasan lebih lanjut yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pemanfaatan atau pelaksanaan asuransi kredit kematian

pada PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan?

2. Bagaimana perkembangan asuransi kredit kematian pada PD. BPR Garut

Cabang Karangpawitan?

3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan

dalam pelaksanaan asuransi kredit kematian?

4. Usaha-usaha apa yang dilakukan oleh PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan

untuk mempertahankan asuransi kredit kematian?

1.3 Maksud dan Tujuan Observasi

1.3.1 Maksud Observasi

Maksud penulis melakukan observasi ini yaitu untuk mendapatkan data

dan informasi mengenai peranan asuransi kredit pada PD. BPR Garut Cabang

Karangpawitan, kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan sebagai

bahan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir (TA).

1.3.2 Tujuan Observasi

Adapun tujuan observasi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran tentang asuransi kredit kematian pada PD. BPR Garut

Cabang Karangpawitan.
5

2. Mengetahui perkembangan asuransi kredit kematian pada PD. BPR Garut

Cabang Karangpawitan.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh PD. BPR Garut Cabang

Karangpawitan dalam pelaksanaan asuransi kredit kematian.

4. Mengetahui usaha-usaha apa yang dilakukan oleh PD. BPR Garut Cabang

Karangpawitan untuk mempertahankan asuransi kredit kematian.

1.4 Kegunaan Observasi

Observasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, pihak

Bank, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam masalah ini.

Adapun kegunaan observasi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah

dan mengaplikasikan teori-teori pada kenyataan yang ada diperusahaan dan

diharapkan dapat memberikan dan menambah wawasan penulis tentang

asuransi kredit kematian.

2. Pihak Bank, dapat memberikan masukan bagi bank begitu pentingnya asuransi

kredit kematian dalam membantu kegiatan, pengarahan dan keamanan

perkreditan dalam menjalankan usaha perbankannya.

3. Bagi Pihak lain ( pembaca ), diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan dan semua pihak yang berkepentingan untuk dapat di pergunakan

sebagai sumber informasi, bahan bacaan, perbandingan guna mengadakan

penelitian lebih lanjut.


6

1.5 Metode Observasi

Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini penulis menggunakan

metode deskriptif menurut Surakman ( 1994 : 14 ), adalah :

“ Metode Deskriptif membicarakan beberapa kemungkinan untuk

memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menganalisa,

dan menginterpretasikannya”.

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan, penulis menggunakan metode

sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan langsung ke objek Praktek Kerja Lapangan ( PKL ).

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung kepada bagian

umum serta pihak lain yang di anggap berhubungan dengan permasalahan

yang dihadapi.

3. Studi Dokumentasi

Dalam teknik pengumpulan data ini, penulis mencoba mempelajari arsip-arsip

serta buku-buku yang ada di PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan yang

berkaitan dengan masalah yang penulois kaji.

4. Studi pustaka

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca buku referensi

yang berkaitan dengan judul yang sedang penulis kaji.


7

1.5.2 Jenis Data Yang di Perlukan

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara

langsung dari sumbernya melalui observasi dan wawancara.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada seperti buku, laporan, jumlah dan sebagainya.

1.6 Lokasi dan Jadwal Observasi

1.6.1 Lokasi Observasi

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ( TA ) ini penulis mengadakan

observasi pada PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan yang beralamatkan di

Jalan Karangpawitan No. 03, Karangpawitan, Sindangpalay, Karangpawitan,

Kabupaten Garut, Jawa Barat 44182, No Telp (0262) 444467 Fax. (0262) 24486.

1.6.2 Jadwal Observasi

Jadwal observasi dilakukan selama 4 bulan terhitung dari

NO KEGIATAN WAKTU

Mei Juni Juli Agustus

1 Penyusunan Proposal

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

4 Penyusunan Tugas

Akhir
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kredit

2.1.1 Pengertian dan Tujuan Kredit

2.1.1.1 Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang mempunyai arti

kepercayaan (Truth atau Fath) dalam bahasa latin “creditum” yang mempunyai

arti kepercayaan atau kebenaran.

Adapun pengertian kredit menurut beberapa para ahli adalah sebagai

berikut:

1. Reksodiprodjo (1992:87)

“Kredit adalah lalulintas pembayaran dari penukaran barang dan jasa


dimana pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa uang, barang, jasa
ataupun prestasi lainnya, sedangkan imbangan prestasinya akan diterima
kemudian”.

2. Radiks Purba (1992:405)

“Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kredit (bank,
lembaga keuangan) kepada nasabahnya”.

3. Mulyono (1993:175)

“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian dengan


suatu perjanjian pembayaran akan dilakukan pada suatu jangka waktu
yang disepakati”.

Adapun pengertian kredit dalam kegiatan perbankan di Indonesia yang

telah dirumuskan dalam undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998

adalah sebagai berikut:


9

“ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan


dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara pihak bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

2.1.1.2 Tujuan Kredit

Dalam melakukan kegiatan berusaha pada dasarnya bertujuan untuk

memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi, begitu juga tujuan kredit

yang didasarkan pada usaha yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya

untuk memperoleh manfaat (keuntungan) yang sebesar-besarnya.

Baiknya tujuan kredit diarahkan untuk kepentingan bank yaitu sebagai

berikut:

1. Ikut membantu program pemerintah dalam mengembangkan kegiatan

ekonomi sesuai dengan kebijakan dan tetap mendasarkan pada persyaratan

bank secara teknis dan wajar.

2. Mencari keuntungan yang layak dan wajar.

3. Memperluas pemanfaatan jasa – jasa perbankan, tanpa mengabaikan

prinsip-prinsip kredit itu sendiri.

2.1.2 Fungsi Kredit

Adapun fungsi kredit bagi bank, masyarakat, dan nasabah adalah sebagai

berikut:

1. Kredit Dapat Meningkatkan Daya Guna Uang.

a. Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan

uang kepada para pengusaha yang memerlukan guna meningkatkan

usahanya.
10

b. Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada

lembaga-lembaga keuangan.

2. Kredit Dapat Meningkatkan Peredaran dan Lalulintas Pembayaran.

Pinjaman uang yang disalurkan melalui giro dapat menciptakan peredaran

baru seperti: cek, bilyet giro dan wesel, maka akan dapat meningkatkan

peredaran uang giral.

3. Kredit Dapat Meningkatkan Daya Guna dan Peredaran Barang.

Dengan mendapatkan kredit, pengusaha dapat meningkatkan proses

produksi dari bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang

menjadi meningkat.

4. Kredit Sebagai Salah Satu Alat Stabilisasi Ekonomi.

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada

usaha-usaha, antara lain, sebagai berikut:

a. Pengendalian inflasi.

b. Peningkatan Ekspor.

c. Pemenuhan Kebutuhan.

5. Kredit Dapat Meningkatkan Kegairahan Berusaha.

Semua orang berusaha ingin meningkatkan usahanya tersebut, namun ada

kalanya dibatasi oleh kemampuan dibidang permodalan. Bantuan kredit

yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para

pengusaha dibidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan

dapat meningkatkan usahanya.


11

6. Kredit Dapat Meningkatkan Pemerataan Pendapatan.

Dengan adanya bantuan kredit dari Bank, para pengusaha dapat

memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru.

7. Kredit Sebagai Alat Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional.

Bank-bank besar diluar negeri yang mempunyai jaringan usaha dapat

memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun

tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan

dalam kredit ini tidak saja dapat mempererat hubungan ekonomi antara

Negara yang bersangkutan tetapi dapat juga meningkatkan hubungan

internasional.

2.1.3 Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis dan tipe kredit yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari-

hari adalah sebagai berikut:

1. Kredit Menurut Tujuan dan Penggunaan.

a. Kredit Konsumtif.

b. Kredit Produktif.

2. Kredit Menurut Jangka Waktu.

a. Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1

(satu) tahun.

b. Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1

(satu) sampai 3 (tiga) tahun.

c. Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3

(tiga) tahun.
12

3. Kredit Menurut Sektor Ekonomi, diantaranya sebagai berikut:

a. Kredit Untuk Sektor Pertanian.

b. Kredit Untuk Sektor Pertambangan.

c. Kredit Untuk Sektor Perindustrian.

d. Kredit Untuk Sektor Listrik, Gas dan Air.

e. Kredit Untuk Sektor Kontruksi.

f. Kredit Untuk Sektor Perdagangan.

g. Kredit Untuk Sektor Pengangkutan.

h. Kredit Untuk Sektor Jasa Dunia Usaha.

i. Kredit Untuk Jasa Sosial Masyarakat.

4. Kredit Menurut Sumber Dananya.

a. Kredit yang dananya dari pihak ketiga.

b. Kredit likuiditas.

2.1.4 Unsur-unsur Kredit

Dasar pemberian kredit oleh lembaga keuangan adalah kepercayaan,

percaya bahwa calon debitur dapat melaksanakan kewajibannya tepat pada

waktunya.

Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah sebagai berikut:

1. Kreditur.

2. Debitur.

3. Kepercayaan.

4. Tenggang waktu.

5. Tingkat resiko (Degree of Risk).


13

6. Prestasi.

Adapun prinsip-prinsip yang sering kita gunakan dalam kredit adalah 5C

sebagai berikut:

1. Character (watak atau kepribadian)

Character adalah penilaian karakter atau watak terhadap calon debitur

untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad

baik untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.

2. Capacity

Capacity adalah suatu penilaian terhadap calon debitur mengenai

kemampuan untuk melunasi kewajibannya dari kegiatan usahanya yang

dilakukannya.

3. Capital

Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon

debitur dan bagaimana struktur modalnya.

4. Colleteral

Colleteral adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam

atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterima.

5. Condition of Economy

Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi

budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada

suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu dari perusahaan yang

memperoleh kredit.
14

2.2 Asuransi

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Asuransi

2.2.1.1 Pengertian Asuransi

Adapun pengertian asuransi menurut undang-undang RI No. 2 tahun 1992

tentang usaha perasuransian adalah sebagai berikut:

”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
ddipertanggungkan”.

2.2.1.2 Tujuan Asuransi

Pada dasarnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak

terduga sebelumnya (fortuitious event).

Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut:

1. Tujuan ganti rugi.

Ganti rugi yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung bila

tertanggung menderita kerugian yang dijamin oleh polis, bertujuan untuk

mengembalikan tertanggung kepada posisinya semula untuk menghindarkan

tertanggung dari kebangkrutan sehingga ia masih mampu berdiri seperti

sebelum menderita kerugian.

2. Tujuan tertanggung.

Dengan adanya penanggung seseorang akan lebih berani meningkatkan

usahanya ke yang lebih besar.


15

Adapun tujuan tertanggung untuk menutupi asuransinya adalah sebagai

berikut:

1. Untuk memperoleh rasa tentram dari resiko yang dihadapi atas kegiatan

usahanya atau harta miliknya.

2. Untuk mendorong keberaniannya menggiatkan usaha yang lebih besar

dengan resiko yang lebih besar pula, karena resiko yang besar itu diambil

alih oleh penanggung.

3. Tujuan penanggung.

Dalam kegiatan perasuransian merupakan kegiatan bisnis yang bisa

mendatangkan keuntungan atau bisa juga kerugian.

Untung atau rugi sudah lazim dalam bisnis apapun termasuk dalam bisnis

asuransi.

Tujuan penanggung tidak beda jauh dari tujuan umum suatu perusahaan, yaitu

memperoleh keuntungan disamping menyediakan lapangan pekerjaan bila

penanggung membutuhkan tenaga-tenaga pembantu (karyawan).

Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Meringankan resiko yang dihadapi oleh para nasabahnya (para

tertanggung) dengan mengambil alih resiko yang mereka hadapi.

2. Menciptakan rasa tentram dikalangan nasabahnya sehingga lebih berani

menggiatkan usaha yang lebih besar.

3. Mengumpulkan dana melalui premi yang terkumpul dana besar yang dapat

digunakan untuk membiayai pembangunan bangsa dan negara.


16

4. Menghimpun dana melalui premi.

Melalui premi-premi yang dikumpulkan sedikit demi sedikit dan akhirnya

terkumpul dana yang besar.

Selisih antara premi bruto dengan premi netto merupakan ganti rugi klaim

(claim) yang dibayar oleh penanggung kepada tertanggung. Dana yang

terkumpul adalah sesuai dengan pendapatan premi netto.

2.2.2 Jenis-jenis Asuransi

Adapun jenis asuransi yang berkaitan dengan masalah perkreditan antara

lain sebagai berikut:

1. Asuransi kerugian.

Asuransi kerugian adalah pertanggungan oleh perusahaan asuransi rekanan

bank atas barang-barang atau asset (kecuali tanah) milik debitur yang

dijaminkan kepada bank, dimana atas pertanggungan tersebut debitur

harus membayar premi. Dalam hal ini pihak penanggung hanya akan

membayar ganti rugi kepada tertanggung sesuai dengan kerugian yang

benar-benar diderita oleh tertanggung.

Asuransi kerugian meliputi antara lain sebagai berikut:

a. Asuransi pengangkutan (laut, sungai, perairan pedalaman, darat dan

udara)

b. Asuransi kebakaran dan asuransi aneka (asuransi kendaraan bermotor,

pengiriman uang, penyimpanan uang, asuransi penggelapan,

kehilangan dan sebagainya)


17

c. Asuransi kecelakaan diri (personal accident insurance)

Merupakan salah satu jenis asuransi kerugian tetapi dilihat dari segi

jaminan yang diberikan digolongkan sebagai asuransi sejumlah uang.

2. Asuransi kredit.

Asuransi kredit adalah pertanggungan kredit yang diberikan oleh pihak

ketiga (perusahaan asuransi atau lembaga penjamin) baik secara

compulsory (wajib) maupun secara voluntary (case by case) atas

permintaan bank dengan membayar premi atau jasa dalam jumlah tertentu.

Bentuk pertanggungan compulsory adalah penutupan pertanggungan atas

beberapa kredit yang diikat dalam suatu perjanjian, pihak asuransi sebagai

penanggung melakukan dengan bank sebagai tertanggung dalam suatu

perjanjian kerja sama berbentuk Perjanjian Asuransi Kredit (PAK) yang

sifatnya wajib diikuti oleh seluruh kantor cabang bank.

Bentuk pertanggungan voluntary adalah pertanggungan asuransi yang

dilakukan antara tertanggung dan penanggung diluar perjanjian yang

disepakati dalam Perjanjian Asuransi Kredit (PAK).

3. Asuransi jiwa kredit.

Asuransi jiwa kredit adalah jenis pertanggungan asuransi yang menjadikan

jiwa atau kehidupan masnusia sebagai risiko. Risiko yang dimaksud dalam

ini adalah terhambatnya atau hilangnya kesempatan memperoleh imbalan

materi atau pendapatan.


18

2.2.3 Prinsip-prinsip Asuransi

Dalam perasuransian terdapat 9 (Sembilan) prinsip-prinsip utama asuransi

diantaranya sebagai berikut:

a. Prinsip kepentingan (insurable interest)

Prinsip kepentingan pada dasarnya menegaskan bahwa orang yang menutup

asuransi harus mempunyai kepentingan (interest) atas harta benda yang

diasuransikan (insurable).

Adapun unsur-unsur dalam prinsip kepentingan, diantaranya sebagai

berikut:

1. Harus berupa harta, hak, kepentingan, jiwa atau tanggung gugat yang

dapat dipertanggungkan (subject matter of insurance).

2. Tertanggung harus memiliki hubungan hokum dengan sesuatu yang

dipertanggungkan dimana pihak tertanggung akan memperoleh

manfaat bila yang dipertanggungkan mengalami kerusakan.

3. Antara pihak tertanggung harus memiliki hubungan sah menurut

hukum.

b. Prinsip penyebab langsung (proximate cause)

Prinsip penyebab langsung pada dasarnya menegaskan bahwa setiap

peristiwa harus dapat di identifikasi proximate cause-nya.

Proximate cause menurut pengertian hokum adalah:

“ Penyebab yang aktif dan efisien yang menggerakan serangkaian

peristiwa yang menyebabkan terjadinya sesuatu akibat, tanpa intervensi

dari kekuatan lain yang baru dan independent”.


19

c. Prinsip jaminan pembayaran ganti rugi (indemnity)

Prinsip jaminan pembayaran ganti rugi pada dasarnya menetapkan bahwa

penanggung akan membayar ganti rugi bila tertanggung mengalami

kerugian karena peristiwa yang tidak diketahui sebelumnya.

Adapun tujuan pemberian ganti rugi dari penanggung kepada tertanggung

adalah sebagai berikut:

1. Mengembalikan tertanggung kepada posisi semula seperti saat sebelum

terjadinya risiko.

2. Menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sedemikian rupa sehingga

ia mampu berdiri ditempatnya semula seperti halnya sebelum kerugian

menimpa.

Adapun faktor-faktor yang membatasi pembayaran ganti rugi dari

penanggung kepada tertanggung, antara lain sebagai berikut:

1. Ketentuan maksimum batas tanggung jawab penggantian ( sum insured ).

2. Resiko sendiri yang di tanggung oleh tertanggung ( deductible ).

3. Ketentuan jumlah dari setiap klaim yang merupakan faktor pengurangan

dalam pembayaran klaim ( excess ).

4. Pembayaran ganti rugi karena adanya pertanggungan di bawah harga

(average/prorata).

5. Ketentuan sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara penanggung

dan tertanggung bila kerugian kurang dari jumlah tersebut maka klaim

tidak dibayar tetapi bila mencapai jumlah minimum maka kalim akan

diganti seluruhnya (franchise).


20

d. Prinsip kepercayaan (trustful)

Prinsip kepercayaan pada dasarnya menetapkan bahwa penanggung menaruh

kepercayaan kepada tertanggung bahwa tertanggung akan menyampaikan

keterangan dan data yang sebenarnya mengenai kepentingan yang akan

diasuransikan.

e. Prinsip itikad terbaik (utmost goodfaith)

Prinsip itikad terbaik pada dasarnya menetapkan bahwa tertanggung harus

mempunyai itikad baik untuk memberitahukan semua keterangan dan data

yang diketahuinya atas kepentingan yang akan diasuransikan kepada

penanggung.

Berdasarkan pasal 251 KUHD ditegaskan bahwa apabila penanggung

mengetahui dikemudian hari bahwa keterangan dan data yang diterima

berbeda dengan yang sebenarnya, maka penanggung dapat membatalkan polis

asuransi yang suddah diterbitkannya.

Adapun unsur-unsur yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip

itikad terbaik diantaranya sebagai berikut:

1. Non disclosure.

Unsur ini pada dasarnya mengemukakan bahwa tidak diungkapkannya

fakta tersebut tidak diperlukan atau tidak penting dapat dikategorikan

merupakan pelanggaran.
21

2. Concealment.

Kesengajaan tidak mengungkapkan atau menginformasikan suatu fakta

yang material dengan maksud untuk menyembunyikannya merupakan

pelanggaran.

3. Fraudulent misrepresentation.

Kesenngajaan memberi gambaran yang tidak sebenarnya atas suatu fakta

yang material merupakan pelanggaran.

4. Innocent misrepresentation.

Ketidaksengajaan memberi gambaran atau keterangan yang salah tentang

fakta material merupakan pelanggaran.

f. Prinsip kontribusi (contribution).

Prinsip kontribusi pada dasarnya menegaskan bahwa penanggung berhak

mengajak penanggung-penanggung lain yang mempunyai kepentingan yang

sama untuk ikut secara bersama-sama membayar ganti rugi kepada seorang

tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum

tentu sama.

g. Prinsip risiko yang dijamin (insurable risk).

Prinsip risiko yang dijamin pada dasarnya menetapkan bahwa penanggung

akan menetapkan risiko-risiko yang ditanggung oleh penanggung dalam

setiap penerbitan polis.

Adapun risiko yang ditanggung oleh polis asuransi harus memenuhi

beberapa persyaratan antara lain sebagai berikut:


22

1. Terjadi kerugian.

2. Harus seketika/tidak ada unsur kesengajaan.

3. Kerugian harus berasal dari luar diri si tertanggung atau objek atau

kepentingan yang diasuransikan.

4. Berada diluar control si tertanggung untuk mengatasinya.

h. Prinsip jumlah bilangan besar (low of large number)

Prinsip jumlah bilangan besar pada dasarnya menegaskan bahwa risiko yang

diterima asuransi akan wajar dan efisien apabila memenuhi jumlah bilangan

besar artinya semakin besar jumlah objek yang ditutup maka tingkat suku

premi akan semakin murah searah dengan semakin mengecilnya rasio klaim.

i. Prinsip subrogasi (subrogation/recovery)

Prinsip subrogasi pada dasarnya merupakan hak penanggung yang telah

memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang

mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa

kerugian.

2.2.4 Unsur-unsur Asuransi

Adapun 4 (empat) unsur pokok dalam perasuransian adalah sebagai berikut:

1. Penanggung (insurer).

Penanggung adalah perusahaan asuransi yang bersedia memberikan

proteksi kepada tertanggung.


23

2. Tertanggung (insured).

Tertanggung adalah pihak-pihak yang untuk kepentingan diri sendiri

atau untuk kepentingan orang lain bersedia untuk menerima proteksi

kepada perusahaan asuransi.

3. Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui, peristiwa

yang dapat menimbulkan kerugian.

Peristiwa adalah kejadia yang timbul karena perbuatan manusia atau

kejadian alam yang peristiwa tersebut dapat bermanfaat, tidak

bermanfaat maupun yang membahayakan bagi manusia.

Dari segi asuransi, peristiwa (accident) adalah kejadian yang

menimbulkan bahaya (perils) yang dapat menimbulkan kerusakan atau

kerugian terhadap kepentingan (interest) yang diasuransikan.

4. Kepentingan (interest) yang diasuransikan, yang mungkin akan

mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu.

Sejalan dengan berbagai macam kepentingan (interest) manusia atas

harta benda, pekerjaan, keselamatan diri, keselamatan jiwa sendiri,

jaminan hari tua, dan sebagainya. Maka, munculah berbagai macam

asuransi yang memberikan perlindungan atas berbagai kepentingan

manusia. Proteksi yang di berikan merupakan kerugian financial atas

kerugian yang menimpa sesuatu kepentingan tertanggung. Adanya

kepentingan tersebut yang mendorong orang untuk

mengasuransikannya.
24

2.2.5 Manfaat Asuransi

Adapun manfaat dari asuransi adalah sebagai berikut:

1. Asuransi Melindungi Risiko Investasi.

Keamanan untuk menanggung risiko merupakan unsur fundamental

dalam perekonomia bebas. Suatu perusahaan berusaha untuk

memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran

risiko dan ketidak pastian tidak dapat. Karena asuransi menghilangkan

atau mengurangi resiko, maka para usahawan dimungkinkan dan

didorong untuk mengkonsentrasikan energy dan modal dalam usaha-

usaha yang kreatif.

2. Asuransi Sebagai Sumber Dana Investasi

Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam jumlah

memadai yang pelaksanaannya harus berdasarkan pada kemampuan

sendiri. Oleh karena itu diperlukan usaha keras untuk mengerahkan

dana masyarakat melalui lembaga keuangan bank dan non bank. Usaha

perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang

menghimpun dana masyarakat, semakin penting peranannya sebagai

sumber modal untuk investasi di berbagai bidang.

3. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit.

Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang resiko kegiatan usahanya

diasuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan

perusahaan serta kekayaannya yang ada saat ini, tetapi juga sejauh

mana perusahaan tersebut telah melindungi diri dari kejadian-


25

kejaddian yang tidak diduga di masa depan. Cara untuk memperoleh

perlindungan tersebut adalah dengan memiliki polis asuransi.

4. Asuransi Dapat Mengurangi Kekhawatiran.

Fungsi primer asuransi telah mengurangi kekhawatiran akibat

ketidakpastian. Perusahaan asuransi tidak kuasa mencegah terjadinya

kerugian-kerugian tak terduga. Jadi perusahaan asuransi tidaklah

mengurangi ketidakpastian terjadinya penyimpangan yang tak

diharapkan itu.

5. Asuransi Mengurangi Biaya Modal.

Dalam rangka menarik modal dalam suatu perusahaan-perusahaan

yang menanggung biaya besar, maka tingkat pengembalian (return)

atas modal yang telah diinvestasikan atau yang akan diinvestasikanpun

harus cukup besar. Tingkat risiko dan pengembalian modal berkaitan

satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Prinsip ini mewujudkan

dirinya dalam bidang investasi.

6. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan.

Asuransi merupakan factor yang menciptakan goodwill (jasa baik)

antar kelompok pimpinan dan karyawan dalam suatu perusahaan.

Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis secara

berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan

membayar keseluruhan atau sebagian dari premi yang telah ditetapkan.

Polis tersebut ditulis sedemikian rupa untuk menekankan nilai dari

karyawan-karyawan yang telah mengabdi cukup lama dalam


26

perusahaan. Adanya usaha seperti itu dari pihak perusahaan dapat

merupakan stabilisator jalannya roda perusahaan.

7. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan.

Suatu perusahaan cukup kuat untuk menanggung sendiri semua resiko

kerugian yang mungkin dideritanya. Hal ini berarti perusahaan harus

dapat menentukan berapa jumlah kerugian yang tak terduga yang

diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang.

Dengan berusaha menentukan biaya-biaya “kebetulan” yang mungkin

dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak

perusahaan akan dapat mempertimbangkan biaya tersebut sebagai

salah satu elemen dari total biaya untuk produk yang dijualnya.

Dengan demikian asuransi dapat meratakan jumlah keuntungan yang

diperoleh dari tahun ketahun.

8. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional.

Usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis baik kepada individu

maupun perusahaan-perusahaan semakin disadari oleh perusahaan

asuransi. Hal ini dilakukan agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat

melakukan operasinya dengan baik dan efisien. Selain menerima

lulusan dari sekolah asuransi, perusahaan asuransi juga mendorong

karyawan-karyawan yang potensial untuk mengikuti program serupa.

Lembaga-lembaga pendiddikan tertentu dalam kerjasamanya dengan

perusahaan-perusahaan asuransi berusaha menyediakan sejumlah besar


27

bidang pendidikan latihan yang memilih asuransi sebagai karir dalam

hidupnya.

9. Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian.

Perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang

sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari

bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan menyadari

keberhasilan yang dicapai sangat tergantung pada kemampuan mereka

untuk memberikan perlindungan dengan biaya yang cukup wajar.

Karena itu mereka sendiri secara sadar dan sistematis bekerja sama

untuk menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat

menimbulkan kerugian.

10. Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan.

Usaha yang sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha yang

dilakukan untuk menghindari atau memperkecil penyebab timbulnya

kerugian adalah kampanye yang dilakukan oleh perusahaan asuransi

jiwa kepada para pemegang polis khususnya dan masyarakat luas pada

umumnya.
28

2.3 Asuransi Kredit

2.3.1 Pengertian dan Tujuan Asuransi Kredit

2.3.1.1 Pengertian Asuransi Kredit

Adapun pengertian asuransi kredit menurut Suhardjono (2003:437) adalah

sebagai berikut:

“Asuransi kredit adalah pertanggungan kredit yang diberikan oleh pihak ketiga
(perusahaan asuransi/lembaga penjamin) baik secara compulsory (wajib)
maupun secara voluntary (case by case) atas permintaan bank dengan
membayar premi/jasa dalam jumlah tertentu”

2.3.1.2 Tujuan Asuransi Kredit

Asuransi kredit bertujuan melindungi pemberi kredit dari kemungkinan

tidak diperolehnya kembali kredit yang diberikannya kepada para nasabahnya.

Juga bertujuan membantu kegiatan perkreditan, pengarahan perkreditan, dan

keamanan perkreditan, baik kredit perbankan maupun kredit lainnya diluar

perbankan.

2.3.2 Jenis-jenis Asuransi Kredit

Adapun 3 (tiga) jenis asuransi yang secara langsung berkaitan dengan

masalah perkreditan antara lain sebagai berikut:

1. Asuransi Kerugian.

Asuransi kerugian adalah pertanggungan oleh perusahaan asuransi rekanan

bank atas barang-barang /asset (kecuali tanah) milik debitur yang

dijaminkan kepada bank, dimana atas pertanggungan tersebut debitur

harus membayar premi. Dalam pengertian ini pihak penanggung hanya

akan membayar ganti rugi kepada tertanggung sesuai dengan kerugian

yang benar-benar diderita oleh tertanggung.


29

Asuransi kerugian meliputi sebagai berikut:

a. Asuransi pengangkutan (laut, sungai, perairan perdalaman, darat dan

udara).

b. Asuransi kebakaran dan asuransi aneka (asuransi kendaraan bermotor,

pengiriman uang, penyimpanan uang, asuransi penggelapan,

kehilangan dan sebaginya).

c. Asuransi kecelakaan diri (personal accident insurance) merupakan

salah satu jenis asuransi kerugian, tetapi dilihat dari segi jaminan yang

diberikan digolongkan sebagai asuransi sejumlah uang.

2. Asuransi Kredit.

Asuransi kredit adalah pertanggungan kredit diberikan oleh pihak ketiga

(perusahaan asuransi/lembaga penjamin) baik secara wajib (compulsory)

maupun secara voluntary (case by case) atas permintaan bank dengan

membayar premi/jasa dalam jumlah tertentu.

3. Asuransi Jiwa Kredit.

Asuransi jiwa kredit adalah jenis pertanggungan asuransi yang menjadikan

jiwa atau kehidupan manusia sebagai resiko. Resiko yang dimaksud dalam

hal ini adalah terhambatnya atau hilangnya kesempatan memperoleh

imbalan materi atau pendapatan.


30

2.3.3 Pelaksanaan Asuransi Kredit

2.3.3.1 Tata Cara atau Prosedur Pengajuan Asuransi Kredit

Tata cara atau prosedur pengajuan asuransi kredit adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan asuransi kumpulan dilakukan oleh pihak perusahaan (bagian

umum).

2. Saat nasabah mengajukan permohonan kredit, bagian kredit menawarkan

jasa asuransi kepada nasabah sebagai bahan pertimbangan untuk

pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit.

3. Bagian kredit mengumpulkan data-data nasabah yang mengajukan kredit

dan menyerahkan data-data tersebut kepada bagian umum untuk diajukan

ke perusahaan asuransi.

4. Pembayaran premi dipungut satu kali pada saat kredit dicairkan.

2.3.3.2 Pelaksanaan Penutupan Asuransi Kredit

Pelaksanaan penutupan asuransi kredit terjadi apabila sebagai berikut:

1. Karena habisnya masa waktu atau jangka waktu kredit.

2. Nasabah melunasi semua kewajibannya atau semua cicilan kreditnya

sebelum jangka waktu kredit habis atau sebelum jangka waktu yang

ditentukan.

3. Adanya nasabah atau peserta asuransi kredit yang meninggal dunia di PD

BPR Garut Cabang Karangpawitan. Maka, penutupan asuransi harus

dilakukan pada saat itu juga.


31

2.3.3.3 Pengajuan Penggantian Asuransi (klaim)

Pengajuan penggantian klaim terjadi pada saat pelaksanaan penutupan

asuransi kredit. Apabila debitur yang diasuransikan meninggal dunia dalam kurun

jangka waktu kreditnya, maka bank akan melakukan pengajuan klaim kepada

penanggung. Untuk dapat melakukan pengajuan klaim maka bank harus

mendapatkan surat keterangan kematian dari keluarga debitur yang diketahui oleh

yang berwajib (misalnya: rumah sakit, lurah/kepala desa). Selanjutnya bank akan

mengajukan klaim ke perusahaan asuransi dengan mengirimkan data-data yang

dibutuhkan oleh pihak asuransi.


32

BAB III

OBJEK OBSERVASI

3.1 Gambaran Umum Objek Praktek Kerja Lapangan (PKL)

3.1.1 Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adapun yang menjadi latar belakang terbentuknya BPR di Indonesia, yaitu

keadaan pada abad ke-19 pada umumnya dan keadaan ekonomi rakyat Indonesia

pada khususnya, terutama pada akhir abad tersebut maka lahirlah bank BPR

(Bank Perkreditan Rakyat).

Adapun yang menjadi contoh keadaan ekonomi itu adalah uang yang

dipinjamkan, dimana pinjaman yang dilakukan oleh orang-orang di Indonesia

diberatkan dengan tingkat suku bunga yang tinggi, tetapi sebagian besar

persyaratannya tambahan dicantumkan dalam perjanjian pinjaman. Pada saat itu,

timbulah aliran-aliran baik di Negara Belanda maupun di Indonesia yang

menghendaki dibentuknya lembaga-lembaga perkreditan, khususnya untuk

menangani penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan. Maka berdirilah BPR

(Bank Perkreditan Rakyat) yang khusus melayani masyarakat pedesaan yakni

Bank Pegawai, Bank Kredit Rakyat (cikal bakal BRI), Lumbung Desa, Bank

Pasar dan lain-lain.

BPR (Bank Perkreditan Rakyat) pertama lahir pada tanggal 16 Desember

1895 yang didirikan di Indonesia (Purwokerto) pendirinya adalah Patih R. Bei

Aria Wiraatmadja. Bank tersebut diberi nama “Hulp-en Spaar Bank der
33

Inlandsche Bestuurs Amtenaren” atau “Bank Bantuan dan Tabungan Pegawai

Pemerintah Indonesia” dan pada waktu itu disebut juga sebagai Bank Priyayi.

Tujuan dari Bank Priyayi adalah untuk membantu para Priyayi atau

Pegawai Negeri Bangsa Insonesia dan juga para petani dan tukang, agar tidak

jatuh kedalam cengkraman para pelepas uang, (rentener atau lintah darat).

Selain Bank di Purwokerto, sejak tahun 1899 di Purworejo Jawa Tengah

telah didirikan Bank yang serupa. Selanjutnya menyusul pendiriannya di Garut

Jawa Barat. Pada tahun 1901 didirikan Bank Priyayi di Cirebon dan Bank serupa

didirikan di kota-kota Purwakarta, Indramayu. Jepara dan Magelang.

Diluar pulau Jawa telah terdapat pula Bank Priyayi yaitu di Sumatera

Barat (Bank Angku), dan di Menado sejak tahun 1895 sudah ada Bank yang

serupa. Karena sikap acuh tak acuh dari para anggotanya dan juga karena

disebabkan oleh salah urus dari para pengurusnya, maka bank-bank priyayi

tersebut akhirnya lenyap dan sebagian bank dilebur atau diubah menjadi Volk

Bank (Bank Rakyat).

Pada tahun 1897 asisten residen W.P.D. de Wolf Van Westerroode

mengadakan perbaikan dan reorganisasi terhadap bank bantuan dan tabungan di

Purwokerto dan menjadi bank tersebut menjadi Bank Tabungan dan Kredit

Pertanian dengan nama “Poerwokeertosche Hulp Spaar-ed Landbouw credit

bank”. Dengan keputusan pemerintah pada tanggal 8 November 1906 De Wolf

dibebaskan dari tugasnya sebagai asisten residen dan mengadakan percobaan

dengan mendirikan 6 (enam) buah bank percobaan sesuai dengan bank yang ada
34

di Purwokerto sebagai jalan membantu mendidik rakyat di pulau Jawa untuk

menabung dan memberikan kredit.

Pada akhir tahun 1903 telah terdapat 16 (enam belas) bank yang telah

disahkan oleh badan hokum yang bekerja di bawah pengawasan pemerintah.

Pada tahun 1905 lumbung-lumbung desa yang memberikan pinjaman

dalam bentuk uang telah ada di daerah-daerah Ciberon, Indramayu, dan

Majalengka. Perkembangan selanjutnya berdirilah lembaga perkreditan rakyat

yang terpisah dari bank desa yaitu Bank Perkreditan Rakyat.

3.1.2 Sejarah Singkat PD. BPR Garut

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) Garut atau yang

kita sebut dengan nama “Bank BPR Garut” adalah suatu Badan Usaha Milik

Pemerintah Kabupaten Garut (BUMD) yang dibentuk dari hasil gabungan usaha

(konsolidasi) dari 9 (sembilan) PD. BPR di wilayah Kabupaten Garut yaitu PD.

BPR Limbangan, PD. BPR Cisewu, PD. BPR Cisurupan, PD. BPR Kadungora,

PD. BPR Karangpawitan, PD. BPR Malangbong, PD. BPR Leles, PD. BPR

Pameungpeuk, PD. BPR Singajaya.

Sebelumnya masing-masing PD. BPR tersebut didirikan dengan nama

Bank Karya Produksi Desa (BKPD) berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 40/B.I/PEM/SK/1965 tanggal 21 Desember

1965 dengan izin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dan

dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Nomor

10 Tahun 1979 tanggal 1 Maret 1979.


35

Sejalan dengan perkembangan bisnis lembaga keuangan yang semakin

pesat semenjak Pakto 88, yang diiringi dengan lahirnya Undang-Undang RI

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, BKPD diharuskan mengubah statusnya

menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan tetap mempertahankan bentuk

hukumnya sebagai Perusahaan Daerah (PD) sesuai Undang-Undang RI Nomor 5

Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

Untuk menindaklanjuti ketentuan perbankan tersebut, maka dengan

Peraturan Daerah Tingkat II Garut Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 26 Oktober

1996, seluruh BKPD yang berada di wilayah Kabupaten Garut berubah statusnya

menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) dan dikukuhkan

statusnya dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia pada

tanggal 3 Nopember 1997.

Keberadaan Bank BPR Garut ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Garut Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan PD. BPR Garut

Hasil Konsolidasi 9 (sembilan) PD. BPR sebagaimana telah disahkan dengan

Keputusan DPRD Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2008 tanggal 31 Maret 2008.

Peleburan usaha (konsolidasi) 9 (sembilan) PD. BPR tersebut menjadi PD.

BPR Garut merupakan inisiatif pemegang saham dari 9 (sembilan) PD. BPR di

Kabupaten Garut dalam upaya memperkuat struktur permodalan serta pengelolaan

operasional BPR secara lebih efektif, efesien dan berdayaguna dalam rangka

meningkatkan daya saing serta jangkauan yang lebih luas dalam pelayanan BPR

di Kabupaten Garut.
36

Sejak tanggal 1 April 2010 PD. BPR Garut mulai melakukan

operasionalnya dengan landasan hukum yang mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Garut Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan PD. BPR Garut

Hasil Konsolidasi 9 (sembilan) PD. BPR dan Keputusan Deputi Gubernur Bank

Indonesia Nomor 12/1/KEP.DpG/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang : Pemberian

Izin Peleburan Usaha (Konsolidasi) PD. BPR Limbangan, PD. BPR Cisewu, PD.

BPR Cisurupan, PD. BPR Kadungora, PD. BPR Garut, PD. BPR Malangbong,

PD. BPR Leles, PD. BPR Pameungpeuk dan PD. BPR Singajaya menjadi PD.

Bank Perkreditan Rakyat Garut (PD. BPR Garut).

3.1.3 Visi dan Misi PD. BPR Garut

3.1.3.1 Visi PD. BPR Garut

Dengan terbentuknya PD. BPR Garut dari hasil konsolidasi ini maka

perusahaan memiliki visi sebagai berikut :“Menjadi BPR Terbesar, Tangguh,

Sehat dan Berdayaguna.“

3.1.3.2 Misi PD. BPR Garut

Sedangkan misi dari PD. BPR Garut itu sendiri adalah “Memberikan

pelayanan prima yang mendorong pemberdayaan usaha kecil dan menengah

(UMKM) dan pendapatan optimal bagi pemerintahan Kabupaten Garut.“

3.1.3.3 Motto PD. BPR Garut

Selain mempunyai visi dan misi PD. BPR Garut juga mempunyai

motto, yaitu :“Diantara Kita Saling Percaya.”


37

3.1.4 Kegiatan PD. BPR Garut Secara Umum

Seperti halnya Bank Umum lainnya kegiatan PD. BPR Garut adalah

menghimpun dana menyalurkan dana serta memberikan pelayanan kepada

nasabah, akan tetapi kegiatan yang dilakukan PD. BPR Garut ini terbatas karena

ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh PD.BPR Garut seperti:

1. Menerima simpanan Giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

2. Melakukan kegiatan valuta asing.

3. Melakukan penyertaan modal.

4. Melakukan usaha perasuransian.

5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh

BPR.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh PD. BPR Garut itu sendiri adalah

sebagai berikut:

1. Menghimpun Dana

Dalam kegiatan menghimpun dana yang dilakukan PD. BPR Garut kepada

pihak ketiga (masyarakat) dan Lembaga Keuangan Lainnya (kerjasama antar

Bank) selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik, baik dari pelayanan

maupun produk yang dimiliki PD. BPR Garut dengan kelebihan/keunggulan

sebagai berikut:

a. Tabungan/simpanan

1. TAMASYA INTAN (Tabungan Masyarakat)

TAMASYA adalah salah satu produk BPR Garut,yaitu tabungan yang

memberikan kemudahan, keamanan dan menguntungkan bagi masyarakat dan


38

lembaga/ perusahaan/ dinas instansi, dalam menyimpan uang di bank

sekaligus memberikan konstribusi terhadap peningkatan UMKM di

Kabupaten Garut. Tamasya Intan ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

a) Dijamin oleh pemerintah/ Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

b) Setoran awal pembukaan rekening Rp. 25.000.

c) Saldo minimum rekening adalah Rp. 10.000.

d) Biaya administrasi Rp. 1.000.

e) Suku bunga kompetitif.

f) Fasilitas transfer antar rekening PD.BPR Garut.

g) Fasilitas auto debet pembayaran angsuran kredit, pembayaran rekening

listrik dan telepon.

h) Fasilitas kredit ( back to back ).

i) Petugas kami dapat mendatangi lokasi usaha anda dan melayani

dengan senang hati.

j) Jika buku tabungan hilang dapat diganti dengan menyerahkan surat

pernyataan kehilangan yang diberi materai dengan dikenakan biaya

penggantian buku sebesar Rp. 5.000.

k) Dapat digunkan sebagai jaminan atas fasilitas kredit.

l) Souvenir dan hadiah langsung dengan nominal tertentu (*).

m) Penarikan dan penyetoran tabungan dapat dilakukan disemua kantor

cabang, kantor kas dan paymentpoint.


39

n) Apabila saldo rekening mencapai kurang dari Rp. 10.000 maka

rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening

sebesar sisa saldo.

o) Suku bunga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan

PD. BPR Garut.

2. TAS INTAN ( Tabungan Anak Sekolah Investasi Masa Depan)

TAS INTAN juga merupakan salah satu produk PD. BPR Garut yang

target pasarnya ditujukan kepada seluruh pelajar, kelebihan yang dimiliki

oleh produk ini yaitu:

a) Dijamin oleh pemerintah/ Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

b) Bank memberikan fasilitas edukasi dan promosi menabung bagi siswa-

siswi sekolah.

c) Setoran awal pembukaan rekening Rp. 10.000.

d) Bebas biaya administrasi.

e) Suku bunga kompetitif.

f) Fasilitas transfer antar rekening PD.BPR Garut.

g) Souvenir dan hadiah langsung untuk nominal tertentu (*).

h) Petugas dapat mendatangi sekolah/ layanan jemput bola sehingga tidak

repot untuk mendatangi bank.

i) Apabila saldo rekening mencapai kurang dari Rp. 10.000 maka

rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening

sebesar sisa saldo.


40

Suku bunga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan PD.

BPR Garut.

3. SIMPEL ( Simpanan Pelajar )

Simpanan Pelajar (SIMPEL) merupakan tabungan untuk siswa

yang diterbitkan secara nasional oleh Bank di Indonesia. Dengan

persyaratan mudah dan sederhana, dilengkapi dengan fitur yang menarik

guna mendorong budaya menabung sejak dini. Adapun keunggulan yang

dimiliki oleh produk ini yaitu :

a. Dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

b. Bank memberikan promosi dan edukasi bagi siswa/siswi sekolah.

c. Setoran awal Rp. 5.000.

d. Fasilitas transfer antar rekening PD. BPR Garut.

e. Fasilitas auto debet pembayaran biaya sekolah.

f. Petugas dapat mendatangi sekolah dan melayani dengan senang hati.

b. Deposito INTAN

Deposito INTAN adalah salah satu produk yang dikeluarkan BPR

untuk menjembatani investasi individu, perusahan, karyawan, yayasan dan

lembaga lainnya yang memiliki kepedulian terhadap kemajuan perekonomian

masyarakat garut. Kelebihan yang dimiliki oleh produk ini yaitu:

a) Dijamin oleh pemerintah/ Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

b) Fasilitas pembayaran bunga deposito dapat ditransfer ke rekening di

bank umum.
41

c) Petugas dapat mendatangi sekolah/ layanan jemput bola sehingga tidak

repot untuk mendatangi bank.

d) Suku bunga menarik di atas bank umum.

e) Suku bunga sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketentuan

PD. BPR Garut.

f) Pengecualian untuk suku bunga khusus diatas suku bunga penjamina

LPS, tidak dijamin LPS.

g) Dikenakan biaya materai dan pajak.

h) Penarikan atau pencairan deposito sebelum jatuh tempo akan

dikenakan penalty.

i) Besaran deposito minimal Rp. 1.000.000

j) Suku bunga menarik diatas bank umum

k) Tersedia pilihan jangka waktu satu, tiga, enam, sembilan, dua belas

bulan atau lebih dengan perpanjangan sistem Automatic Roll Over

(ARO) atau non-ARO.

l) Pilihan fasilitas deposito : hadiah langsung, cash back, suku bunga

khusus, kredit back to back, auto debet, bunga dibayar dimuka.

m) Souvenir dan hadiah langsung untuk nominal tertentu (*).

n) Dapat digunakan sebagai jaminan fasilitas kredit.

o) Apabila nasabah yang bersangkutan meninggal dunia, penarikan dan

penutupan rekening deposito dapat dilakukan atas permintaan ahli

waris.
42

2. Menyalurkan Dana

Penyaluran dana yang dilakukan PD. BPR Garut terdiri dari 4 produk:

a. Kredit Profesi

Kredit profesi adalah kredit yang ditujukan kepada Pegawai Negeri

Sipil dan pegawai lainnya yang mempunyai penghasilan tetap yang dapat

digunakan untuk berbagai keperluan dengan sumber pembayaran utama

berasal dari penghasilan tersebut, agunanya atau jaminanya berupa SK

pegawai.

b. Kredit multiguna

Kredit multiguna adalah kredit yang di gunakan kepada Pegawai

Negeri Sipil dan pegawai lainnya yang mempunyai penghasilan tetap dan

mempunyai penghasilan dari usaha lainnya. Agunannya atau jaminannya

berupa SK pegawai tetapi di samping itu agunannya di tambah surat tanah

(AJB, SHM) atau BPKB kendaraan bermotor dan pembayarannya melalui

potongan gaji.

c. Kredit Usaha Produktif

Kredit usaha produktif adalah kredit yang ditujukan kepada sector

UMKM untuk membantu usahanya menjadi lebih maju, dalam memenuhi

kebutuhan modal kerja, operasional perusahaan, dan expansi usaha.

d. Kredit Profesi Plus

Kredit yang diajukan kepada Pegawai Negeri Sipil da pegawai lainnya

yang mempunyai penghasilan tetap yang dapat digunakan untuk berbagai


43

keperluan dengan sumber pembayaran utama berasal dari penghasilan

tersebut.

3. Fasilitas Dan Pelayanan Lainnya

Selain menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada pihak ketiga salah

satu fungsi pokok dari bank itu sendiri ialah memberikan pelayanan kepada

masyarakat atau nasabah. Fasilitas dan pelayanan lainnya yang dilakukan oleh

PD.BPR Garut antara lain:

a. Payment Point Online

Dalam fasilitas ini bank BPR garut memberikan kemudahan dalam

transaksi pembayaran berbagai keperluaan tagihan bulanan antara lain :

1. Pembayaran rekening listrik.

2. Pembayaran rekening telepon.

3. Pembayaran internet speedy.

4. Voucher tv berlangganan.

5. Isi ulang pulsa.

b. Fasilitas pelayanan kas keliling (YAKIN)

PD. BPR Garut memberikan fasilitas ini dengan kemudahan, kenyamanan

dan keamanan berinteraksi yang dihadirkan dalam layanan jemput bola untuk

tabungan dan deposito. Dalam layanan jemput bola ini PD. BPR Garut dapat

mengambil secara langsung setoran nasabah ke lokasi/ rumah sehingga keamanan

dari uang yang akan disetorkan ke PD. BPR Garut dalam bentuk Deposito/

Tabungan dapat lebih terjamin.


44

Fasilitas layanan kas keliling dapat berintegrasi juga untuk membantu dan

memudahkan dalam pengelolaan kas sekolah, intansi atau kelompok masyarakat

lainnya. Keuntungan kas keliling (YAKIN) ini antara lain:

1. Jadwal kunjungan dapat ditentukan hak rutin maupun tidak rutin,

tergantung keperluan dan bahkan memungkinkan untuk membuika kantor

kas disekolah.

2. Tidak ada tambahan biaya.

3. Menguntungkan.

4. Data rekening dapat diupdate setiap saat.

c. Fasilitas penyaluran gaji PNS

Bank BPR Garut memberikan pelayanan penyaluran gaji agar dapat

memudahkan dalam pengambilan gaji bagi pegawai negeri sipil (PNS) di wilayah

garut.
45

3.1.5 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan PD. BPR Garut Cabang

Karangpawitan

3.1.5.1 Struktur Organisasi PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan

PIMPINAN CABANG

KEPALA KEPALA
KEPALA
BAGIAN KANTOR
BAGIAN
UMUM KAS
PEMASARAN

KAS/ OFFICE SECURTY


ADM DANA SUPER CS BOY TELLER
ACCOUNT FUNDING TELLER
OFFFICER DAN VISI
OFFICER
KREDIT KREDIT

CS

Gambar 3.1.5 Struktur Organisasi

(Sumber : Data Sekunder PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan)

Nama serta jabatan pada PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan

adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan cabang : Yudi Munandar, SE

2. Kepala bagian umum : Lani Hendayani

3. Kepala bagian pemasaran : Moch. Wildan Arramdhani

4. Kepala Kantor Kas : Ivan Maulan

5. Account Officer : Rizky Saeful Anwar

: Denda Persada
46

6. Funding Officer : Irwan Septriana

7. Adm Dana dan Kredit : Amelia Melyani

8. Supervise Kredit : R Taofik Hidayat

: Teten

9. Teller : Anindia Oktaviani

10. Teller Kantor Kas : Handayani Safitri

11. Customer service KK : Handayani Safitri

12. Customer Service : Ruby Faisal H

13. Office Boy : Lukman

14. Security : Rifat Apipudin

3.1.6 Uraian Jabatan PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan

Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing jabatan adalah sebagai

berikut: (Sumber : Data Sekunder PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan)

1. Pimpinan Cabang

a. Tugas Pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, pimpinan cabang mempunyai tugas

pokok yaitu melaksanakan koordinasi dalam hal penyusunan, perencanaan,

pengendalian, analisa dan evaluasi serta pembinaan terhadap seluruh

kegiatan pemasaran dan umum dikantor cabang sesuai dengan kebijakan

yang telah ditetapkan oleh direksi termasuk kepatuhan penerapan

manajeman risiko.
47

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, pimpinan cabang mempunyai tugas

pokok :

1) Penyampaian informasi dan sosialisasi kepada para pejabat bank

mengenai profil dan visi misi PD.BPR Garut, serta seluruh

peraturan, keputusan, kebijakan, SOP dan ketentuan lainnya

dibidang pemasaran maupun umum dikantor cabang, termasuk

fitur/proses/persyaratan/ketentuan produk bank dan jasa layanan.

2) Perencanaan, pengkoordinasian, pengarah, pemasti dan pengawas

terhadap pelaksanaan kegiatandan penyusunan rencana bisnis bank

pada unit kerja pemasaran, umum, pelayanan kas (kantor kas/

payment poit jika ada).

3) Perencanaan, pengkoordinasian, pengarah, pemasti dan pengawas

terhadap pelakasanaan pencapaian target secara individual masing-

masing kinerja seluruh pejabat bank dikantor cabang sesuai rencana

bisnis bank, program kerja dan action plan.

4) Perencanaan, pengkoordinasian, pengarah, pemasti dan pengawas

terhadap pelakasanaan kegiatan operasional kantor cabang untuk

pencapaian target yang telah ditetapkan dalam rencana bisnis bank,

program kerja dan action plan pada unit kerja pemasaran, umum,

pelayanan kas (kantor kas/ payment point jika ada).

5) Pelaksanaan atas terwujudnya tingkat kesehatan kantor cabang

sesuai dengan key perfomence indicator.


48

6) Pengelolaan keuangan kekayaan kantor cabang.

7) Perencanaan, pengkoordinasian, pengarah, pemasti dan pengawas

terhadap pelaksanaan kegiatan monitoring, pembinaan dan

pemeliharaan nasabah penabung dan deposan serta penggunaan jasa

layanan bank termasuk debitur dan penyelesaian dan penyelamatan

kredit bermasalah.

8) Pelaksana dalam menganalisa kelayakan kredit dan pemberian

keputusan atas permohonan kredit calon debitur.

9) Pelaksana terjalinnya hubungan baik dengan masyarakat, instansi

dan lembaga keuangan lain dalam rangka penghimpun dana dan

penyaluran kredit.

10) Pembuat dan penyusun laporan atas seluruh kegiatan yang

dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang untuk disampaikan kepada

Dewan Direksi.

11) Mewakili Direksi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan operasional kantor cabang sesuai dengan

limpahan wewenang yang diberikan.

12) Pelaksana atas proses internalisasi nilai-nilai inti perusahan dan

penilaian kinerja bawahannya.

13) Pelaksana, pembina, pelatih dan pengarahan sasaran kerja seluruh

bawahannya.

14) Pelaksana atas evaluasi dan usulan promosi pegawai, penghargaan,

kecukupan pegawai.
49

15) Pengawasan atas kepatuhan terhadap prosedur kerja dan penegakan

disiplin pegawai.

16) Penanggung jawab atas penyelesaian hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh pihak internal, OJK,KAP atau pihak lainnya yang

berwenang.

17) Pemberian saran dan pertimbangan kepada Direksi secara struktural/

hierarki tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu

diambil dalam pengembangan Kantor Cabang.

c. Tanggung Jawab

Untuk melakukan tugasnya, pimpinan cabang mempunyai tanggung

jawab:

1) Terselenggaranya kegiatan operasional kantor cabang meliputi

bidang pemasaran dan umum serta kantor kas/payment point.

2) Terlaksananya pembuatan dan penyusunan laporan atas seluruh

kegiatan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang.

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya, Pimpinan Cabang memiliki wewenang:

1) Memberikan persetujuan/ penolakan atas rekomendasi kelayakan

kredit calon debitur dari Kepala Bagian Pemasaran.

2) Melakukan verifikasi warkat transaksi tunai dan non tunai termasuk

menandatangani seluruh warkat, dokumen dan pelaporan.

3) Melaksanakan otorisasi transaksi penerimaan dan pengeluaran sesuai

dengan batas kewenangannya, termasuk memegang kunci khasanah.


50

4) Melaksanakan kuasa dari Direksi bersama-sama dengan Kepala

Bagian Umum sesuai dual control dalam pelaksanaan penarikan

dana di Bank Lain sesuai dengan batas kewenangannya.

5) Menjalin hubungan baik/kerjasama dengan masyarakat, instansi dan

lembaga keuangan lain dalam rangka penghimpunan dana dan

penyaluran kredit.

6) Melakukan pengarahan, pembinaan dan penilaian serta penegakkan

disiplin dan dedikasi bawahannya terhadap perusahaan.

7) Melakukan evaluasi dan mengusulkan promosi pegawai,

penghargaan, pelatihan dan kecukupan pegawai.

8) Memberikan peringatan dan pengarahan kepada bawahannya atas

penyimpangan terhadap prosedur dan ketentuan.

9) Melaksanakan identifikasi dan pengelolaan risiko kredit, risiko

operasional, risiko kepatuhan dan risiko likuiditas.

2. Kepala Kantor Kas

a. Tugas Pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala kantor Kas memiliki tugas

pokok yaitu membantu Pimpinan Cabang dalam merencanakan,

mengkoordinasikan, melaksanakan, mengarahkan, mengevaluasi dan

mengawasi kegiatan-kegiatan pelayanan kas namun tidak termasuk

pemberian kredit dalam rangka membantu kantor cabang termasuk

kepatuhan penerapan manajeman risiko.


51

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Kantor kas memiliki fungsi:

1) Penyampaian informasi dan sosialisasi kepada jajaran bawahannya

mengenai profil PD. BPR Garut dan seluruh produk dan jasa layanan

bank.

2) Perencanaan, pengkoordinasian, pengarah, pemasti dan pengawas

terhadap pelaksanaan kegiatan pembuatan dan penyusunan rencana

bisnis bank dibidang pelayanan kas.

3) Pengoordinasian, pemastian, pengarahan, menganalisis,

pengevaluasian dan pengawas terhadap pelaksanaan kegiatan

pencapaian target dibidang pelayanan kas.

4) Pelaksana dalam kegiatan pemasaran produk dan jasa layanan bank

dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan.

5) Pelaksana pencapaian target volume jumlah tabungan, deposito, jasa

layanan dan kredit sesuai target yang telah ditetapkan.

6) Pelaksana dalam kegiatan memastikan terselenggaranya

pengelolaan, penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana,

keamanan dan ketertiban dalam dan luar kantor kas/ payment point.

7) Pembuatan laporan rekapitulasi pencapaian target individu jajaran

bawahannya atas kegiatan pelayanan produk bank dan pelayanan

kas.

8) Pembuat dan penyusunan laporan seluruh kegiatan pelayanan kas

yang dilaksanakan oleh kantor kas/ payment point.


52

9) Pengawasan atas kepatuhan terhadap prosedur kerja dan penegakan

disiplin pegawai.

c. Tanggung jawab

Untuk malaksanakan tugasnya, Kepala Kantor Kas memiliki tanggung

jawab:

1) Terselenggaranya kegiatann operasional dikantor kas/ payment point

meliputi: Pelaksana kegiatan pemasaran, pelaksana pelayanan atas

produk dan jasa layanan bank, pelayanan kas.

2) Terselenggaranya pengelolaan, penggunaan dan pemeliharaan sarana

dan prasaran logistik termasuk keamanan dan ketertiban dalam dan

luar lingkungan kantor kas/ payment point.

3) Terlaksananya pembuatan serta penyampaian laporan seluruh

kegiatan yang dilaksanakan oleh kantor kas/ payment point.

4) Terselengaranya pengelolaan kepegawaian.

5) Terselengaranya kegiatan pengawasan dan pengendalian serta

penerapan kepatuhan dan manajeman risiko.

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Kantor Kas memiliki

wewenang:

1) Mewakili pimpinan cabang setempat untuk melaksanakan tugas-

tugas intern maupun ekstern yang berhubungan dengan bagian

tugasnya.
53

2) Melaksanakan otorisasi transaksi penerimaan dan pengeluaran kas

sesuai batas kewenangannya.

3) Meminta otorisasi fungsi password untuk akses kebagian sistem

jaringan database sesuai dengan batas kewenangan.

4) Melakukan pengarahan, pembinaan dan penilaian serta penegakan

disiplin jajaran bawahannya.

5) Meberikan peringatan dan/atau pengarahan atas penyimpangan

terhadap prosedur dan ketentuan.

3. Kepala Bagian Pemasaran

a. Tugas Pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, Kabag Pemasaran memiliki tugas pokok

yaitu membantu Pimpinan Cabang dalam hal merencanakan, menyusun,

mengarahkan, mengawasi, menganalisis, mengevaluasi dan

mengkoordinasikan serta melaksanakan strategi pemasaran produk,

pembinaan nasabah, pengelolaan kualitas kredit, termasuk kepatuhan

penerepan manajeman risiko.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya ,Kabag Pemasaran memiliki fungsi:

1) Penyampaian informasi dan sosialisasi kepada jajaran dibawahnya

mengenai profil PD. BPR Garut dan seluruh produk dan jasa layanan

bank termasuk seluruh peraturan, keputusan, surat edaran dan

kebijakan yang ditetapkan direksi, termasuk proses penyelamatan


54

dan penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2) Perencanaan, pengkoordinasi, pengarah, pemasti dan pengawas

pelakasana kegiatan pembuatan dan penyusunan rencana bisnis bank

dibidang pemasaran.

3) Perencanaan, pengkoordinasi, pengarah, pemasti dan pengawas

pelakasana dalam menganalisa kelayakan kredit dan pemberian

rekomendasi atas permohonan kredit calon debitur.

4) Pengkoordinasi, pengarah, pemasti dan pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan monitoring, pembinaan, penagihan dan

pemeliharaan nasabah penyimpanan dan debitur termasuk

penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

5) Pengkoordinasian dan pemastian terpenuhinya persyaratan

administrasi produk dan jasa layanan bank.

6) Pengkoordinasian dan pemastian terpenuhinya proses administrasi

produk dan jasa layanan bank.

7) Pembuatan laporan rekapitulasi pencapaian target individu jajaran

bawahannya atas kegiatan pelayan produk bank dan pelayanan kas.

8) Pelaksana terjalinnya kerjasama dengan masyarakat, instansi dan

lembaga keuangan lain dalam rangka penghimpun dana dan

penyaluran kredit.

9) Pelaksana atas proses internalisasi nilai-nilai inti perusahan dan

penilaian kinerja bawahannya.


55

10) Pelaksana, Pembina, pelatih dan pengarahan sasaran kerja seluruh

bawahanya.

11) Pelaksana atas evaluasi dan usulan promosi pegawai, penghargaan,

kecukupan pegawai.

12) Pengawasan atas kepatuhan terhadap prosedur kerja dan penegakan

disiplin pegawai.

13) Penanggung jawab atas penyelesaian hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh pihak internal, OJK,KAP atau pihak lainnya yang

berwenang.

14) Pemberian saran dan pertimbangan kepada Direksi secara struktural/

hierarki tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu

diambil dalampengembangan Kantor Cabang.

c. Tanggung Jawab

Untuk melaksanakan tugasnya , Kabag Pemasaran memiliki tanggung

jawab:

1) Terselenggaranya kegiatan operasional dibidang pemasaran meliputi:

a) Penyaluran dana.

b) Penghimpunan dana.

c) Jasa layanan bank.

2) Terselengaranya kegiatan monitoring, pembinaan dan pemeliharaan

meliputi:

a) Nasabah penabung dan deposan serta pengguna jasa layanan

bank.
56

b) Debitur termasuk penyelesaian dan penyelamatan kredit

bermasalah.

3) Terpenuhinya persyaratan administrasi dokumen dan pelaporan

mengenai perkreditan dan penghimpunan dana serta jasa layanan.

4) Terselenggaranya pengelolaan kepegawaian.

5) Terselenggaranya kegiatan pengawasan dan pengendalian serta

penerapan manajeman risiko.

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya , Kabag Pemasaran memiliki wewenang:

1) Mewakili Pimpinan Cabang setempat untuk melaksankan tugas-

tugas intern ataupun eksteren yang berhubungan dengan bagian

tugasnya.

2) Memberikan rekomendasi/ usulan persetujuan atau penolakan

kelayakan kredit yang diajukan oleh calon debitur.

3) Memberikan rekomendasi/ usulan persetujuan atau penolakan

kelayakan kredit yang diajukan supervisi kredit berupa

restrukturisasi, hapus buku, AYDA dan hapus tagih.

4) Meberikan verifikasi pada bilyet deposito.

5) Memberikan rekomendasio atau usulan keringan penalty terhadap

pelunasan kredit sebelum jatuh tempo.

6) Menjalin hubungan baik/ kerjasama dengan masyarakat, intansi dan

lembaga keungan lain dalam rangka penghimpunan dana penyaluran

kredit.
57

7) Melakukan pengarahan, pembinaan dan penilaian serta penegakan

disiplin dan dedikasi bawahannya terhadap perusahaan.

8) Memberikan peringatandan atau pengarahan kepada bawahannya

atas penyimpangan terhadap prosedur dan ketentuan.

9) Melaksanakan identifikasi dan pengelolaan eksposur risiko kredit,

risiko operasional dan risiko likuiditas.

4. Kepala Bagian Umum

a. Tugas pokok

Untuk melaksanakan tugasnya , Kabag Umum memiliki tugas pokok

yaitu membantu pimpinan cabang dalam hal merencanakan,

mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi, menganalisa dan

mengevaluasi kegiatan operasional dibidang umum termasuk kepatuhan

penerapan manajeman risiko.

b. Fungsi

Untuk melaksankan tugasnya , Kabag Umum memilii Fungsi:

1) Penyampaian informasi dan sosialisasi kepada jajaran dibawahnya

mengenai profil PD. BPR Garut dan seluruh produk dan jasa layanan

bank.

2) Penyampaian informasi dan sosialisasi kepada pejabat bank dan

pegawai mengenai perencanaan,pengkoordinasian, pemastian,

pengarahan dan pengawasan atas pembuatan dan penyusunan

rencana bisnis bank termasuk pelaksana kegiatan bidang umum.


58

3) Pengkoordinasian, pemastian, pengarahan, penganalisis,

pengevaluasi dan pengawas pencapaian target terhadap

penyelenggaraan kegiatan pelayanan produk bank dan pelayanan

kas.

4) Pelaksana penerapan program Anti Pencucian uang (APU) dan

pencegahan pendanaan teroris (PPT), pengelola sistem informasi

debitur (SID), pelayanan pengaduan nasabah dan perlindungan

konsumen.

5) Pengkoordinasian, pengevaluasian dan pemasti terhadap pelaksana

tata usaha, administrasi, kearsipan dan pelaporan atas seluruh

kegiatan operasional bank.

6) Pengkoordinasian dan pemasti atas pelakasanaan transaksi tunai dan

non tunai (pemindah bukuan) serta transaksi kas kecil untuk

kepentingan internal kantor cabang.

7) Pengkoordinasian dan pemasti atas pembuatan, penyusunan,

penyajian dan pengiriman pelaporan data keuangan secara periodik

sesuai dengan ketentuan.

8) Pengkoordinasian dan pemasti tersedianya sarana dan prasarana

yang diperlukan nasabah maupun internal kantor cabang termasuk

kebersihan dan ketertiban dalam dan luar lingkungan kantor serta

kendaraan dinas layak pakai.

9) Pelaksana otorisasi transaksi pelayanan kas dan fungsi password

aplikasi bank sesuai dengan batas kewenangannya.


59

10) Pelaksana dual control penarikan dana dibank lain sesuai dengan

batas kewenanganya, termasuk pengelolaan uang kas pada brankas.

11) Pembuat laporan rekapitulasi pencapaian target individu jajaran

dibawahnya atas kegiatan pelayanan produk bank dan pelayanan kas.

12) Pembuat dan penyusun laporan seluruh kegiatan umumyang

dilakasanakan Kepala Bagian Umum.

13) Pelaksana atas proses internalisasi nilai-nilai inti perusahan dan

penilaian kinerja bawahannya.

14) Pelaksana, pembina, pelatih dan pengarahan sasaran kerja seluruh

bawahannya.

15) Pelaksana atas evaluasi dan usulan promosi pegawai, penghargaan,

kecukupan pegawai.

16) Pengawasan atas kepatuhan terhadap prosedur kerja dan penegakan

disiplin pegawai.

17) Penanggung jawab atas penyelesaian hasil pemeriksaan yang

dilakukan oleh pihak internal, dan eksternal otorisasi pengawasan.

18) Pemberian saran dan pertimbangan kepada Direksi secara struktural/

hierarki tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu

diambil dalam pengembangan Kantor Cabang.

c. Tangung Jawab

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Umum memiliki

tanggung jawab:
60

1) Terselengaranya kegiatan pemasaran dan pelayanan produk bank dan

jasa layanan kepada calon nasabah, nasabah, masyarakat atau pihak

lainnya.

2) Terselenggaranya kegiatan operasioanal di bidang umum meliputi :

a) Kesekertariatan dan tata usaha.

b) Administrasi dan pelaporan atas seluruh kegiatan operasional

bank.

c) Kegiatan transaski tunai dan non tunai serta transaksi kas kecil

untuk keperluaan internal kantor cabang.

d) Pengadaan/ pembelanjaan barang dan jasa.

e) Pengelolaan, pengurusan, pemakaian/ penggunaan dan

pemeliharaan fasilitas jaringan, sistem pendukung operasional

bank dan kekayaan kantor cabang.

f) Kepegawaian.

3) Terselengaranya pengadaan, pengelolaan, penggunaan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana/ logistik termasuk keamanan dan

ketertiban dalam dan luar lingkungan kantor.

4) Terlaksananya otorisasi transaksi dan kegiatan lainnya sesuai dengan

kewenangannya.

5) Terlaksananya pembuatan dan penyusunan serta penyampaian

laporan seluruh kegiatan yang dilakasanakan Kepala Bagian Umum.

6) Terselenggaranya pengelolaan pegawai.


61

7) Terselenggaranya kegiatan pengawasan dan pengendalian serta

kepatuhan manajeman risiko.

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Umum memiliki

wewenang:

1) Melaksanakan otorisasi transaksi penerimaan dan pengeluaran kas

sesuai dengan batas kewenangannya.

2) Meminta otorisasi fungsi password untuk akses kesistem jaringan

database sesuai dengan batas kewenangannya.

3) Melaksanakan kuasa dari direksi bersama-sama dengan pimpinan

cabang sebagai dual control dalam pelaksanaan penarikan dana di

Bank lain sesuai dengan batas kewenangannya.

4) Melakukan pembukaan dan penutupan brangkas dan ruangan

khasanah bersama-sama dengan pimpinan cabang sebagai dual

control dalam hal pengamanan uang kas dan pemegang kunci

brangkas.

5) Melakukan verifikasi warkat transaksi tunai dan non tunai termasuk

member paraf pada seluruh warkat, dokumen dan pelaporan.

6) Melakukan evaluasi dan mengusulkan promosi pegawai,

penghargaan, pelatihan, dan kecukupan pegawai.

7) Memberikan peringatandan atau pengarahan kepada bawahannya

atas penyimpangan terhadap prosedur dan ketentuan.


62

8) Melaksanakan identifikasi dan pengelolaan eksposur risiko kredit,

risiko operasional dan risiko likuiditas.

5. Adm Dana dan Kredit

a. Tugas Pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, Administrasi dana dan Kredit memiliki

tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan administrasi tabungan, deposito

dan jasa layanan termasuk pelayanan informasi nasabah serta melakukan

kegiatan adminitrasi kredit.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, Administrasi dana dan Kredit memiliki

fungsi:

1) Pemeriksaan persyaratan administrasi dan kelengkapan dokumen/

berkas proses kegitan penghimpunan dana berupa tabungan dan

deposito serta jasa layanan serta pemeriksaan persyaratan admintrasi

kredit, penerimaan, atau penyerahan agunan debitur, restrukturisasi

kredit, hapus buku dan agunan diambil alih.

2) Penyampai berkas/ dokumen nasabah disusun secara berurut dari

tabungan, deposito maupun kredit dan pelaksanaan proses akad dan

realisasi kredit.

3) Pembuat dan penyampai surat pengantar beserta seluruh dokumen

yang dipersyaratkan kekantor pusat mengenai spesial rate serta


63

pengantar seluruh dokumen kredit pada pihak notaris dan pihak

asuransi.

4) Pelaksana konfirmasi kepada nasabah melalui alat elektronik bahwa

telah jatuh tempo.

5) Pembuat daftar usulan mengenai pemindah bukuan bunga deposito

ke rekening tabungan serta pembuat dan penyampai tagihan

angsuran kredit pada tiap-tiap debitur.

6) Pembuat daftar usulan/ pengajuan pengkinian data nasabah

penyimpan dan peminjam.

7) Pembuat laporan individu mengenai kegiatan administrasi dana dan

kredit.

8) Pembuat dan penyusunan laporan seluruh kegiatan yang

dilaksanakan oleh Administrasi dana dan kredit pada Kepala Bagian

pemasaran.

c. Tanggung jawab

Untuk melaksanakan tugasnya, Administrasi dana dan Kredit memiliki

tanggung jawab:

1) Terpenuhinya seluruh persyaratan administrasi dan kelengkapan

dokumen/berkas proses kegiatan penghimpunan dana dan kegiatan

perkreditan.

2) Terlaksananya kegiatan administrasi lainnya dan pelayanan

informasi nasabah penyimpan dan debitur.


64

3) Terlaksananya pembuatan dan penyusunan serta penyampaian

laporan kepada Kepala Bagian Pemasaran mengenai seluruh

kegiatan yang dilaksankan oleh Administrasi Dana dan Kredit.

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya, Administrasi dana dan Kredit memiliki

wewenang:

1) Memberikan data, berkas/ dokumen administrasi proses kegiatan

penghimpunan dan perkreditan.

2) Meminta kelengkapan dokumen proses kegiatan penghimpunan dana

dan perkreditan kepada petugas terkait.

3) Memberikan daftar usulan pemindah bukuan bunga deposito dan

perhitungan pembayaran angsuran kewajiban antar kantor serta

menetukan jadwal akad kredit.

4) Akses program aplikasi sesuai dengan tugasnya.

6. Account Officer

a. Tugas Pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, Account Officer memiliki Tugas pokok

yaitu melaksanakan kegiatan penyaluran kredit termasuk monitoring,

pembinaan dan penagihan serta pemeliharaan debitur serta melaporkan

hasil kegiatan sesuai bidang tugasnya.


65

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, Account Officer memiliki Fungsi:

1) Pembuat dan penyusun program kerja, action plan dan pencapaian

target.

2) Pelakasanaan pemasaran dan penyaluran kredit.

3) Pelaksanaan survey dan penganalisaan kelayakan kredit dan

pemberian rekomendasi atas permohonan kredit calon debitur.

4) Pelaksanaan monitoring, pembinaan dan penagihan serta

pemeliharaan debitur.

5) Pelakasana terjalinnya hubungan baik/ kerja sama dengan

masyarakat, instansi dan lembaga keuangan lain dalam rangka

pengimpunan dana penyaluran kredit.

6) Pembuat laporan individu mengenai pencapaian target pemasaran

kredit.

c. Tanggung jawab

Untuk melaksanakan tugasnya, Account Officer memiliki tanggung

jawab:

1) Terlaksananya proses kegiatan penyaluran kredit.

2) Terlaksananya monitoring pembinaan dan pemeliharaan debitur.

3) Terlaksananya pembuatan dan penyusunan serta penyampaian

laporan kepada Kepala Bagian Pemasaran mengenai seluruh

kegiatan yang dilakasanakan.


66

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya, Account Officer memilikiwewenang:

1) Memberikan rekomendasi/ usulan persetujuan atau penolakan

kelayakan kredit profesi yang diajukan calon debitur.

2) Akses program aplikasi bank sesuai bidang tugasnya.

7. Funding Officer

a. Tugas pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, Funding Officer memiliki wewenang

yaitu melaksanakan kegiatan penghimpunan dana berupa tabungan serta

jasa layanan serta melaksanakan monitoring, pembinaan dan pemeliharaan

nasabah penabung, deposan atau pengguna jasa layanan termasuk

melaporkan hasil kegiatan sesuai bidang tugasnya.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, Account Officer memiliki fungsi:

1) Pembuat dan penyusun program kerja, action plan dan pencapain

target.

2) Pelakasanaan pemasaran produk tabungan dan deposito serta jasa

layanan.

3) Pelaksana penghimpunan dana berupa tabungan dan deposito serta

jasa lainnya.

4) Pendampingan kepada calon nasabah terkait pengajuan pembukaan

rekening tabungan dan deposito.


67

5) Pelaksanaan monitoring, pembinaan serrta pemeliharaan nasabah

penabung, deposan atau pengguna jasa layanan lainnya.

6) Pelakasana terjalinnya hubungan baik/ kerja sama dengan

masyarakat, instansi dan lembaga keuangan lain dalam rangka

pengimpunan dana.

7) Pengguna IBS Mobile Collect dalam kegiatan transaksi pelayanan

tabungan, deposito dan jasa layanan.

8) Pembuat laporan individu mengenai pencapaian target pemasaran

tabungan, deposito dan jasa layanan lainnya.

9) Pembuat dan penyusunan laporan seluruh kegiatan yang

dilaksanakan oleh funding officer kepada Kepala Bagian Pemasaran.

c. Tanggung Jawab

Untuk melaksanakan tugasnya, Account Officer memilikitanggung

jawab:

1) Tercapainya kegiatan penghimpunan dana berupa tabungan dan

deposito serta jasa layanan sesuai target RKAT kantor cabang yang

telah ditetapkan.

2) Terlaksananya monitoring, pembinaan dan pemeliharaan nasabah

penabung atau deposan atau penggunaan jasa layanan.

3) Terlaksananya pembuatan dan penyusunan serta penyampaian

laporan kepada Kepala Bagian Pemasaran mengenai seluruh

kegiatan yang dilakasanakan oleh Funding Officer.


68

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya, Account Officer memiliki Wewenang :

1) Memberikan usulan dalam hal pengembngan penghimpunan dana

dan layanan jasa lainnya.

2) Meminta data/dokumen/berkas nasabah penyimpan kepada bidang

terkait.

3) Menjalin hubungan baik/kerjasama dengan masyarakat, instansi dan

lembaga.

4) Akses program aplikasi bank sesuai dengan bidang tugasnya.

8. Supervisi Kredit

a. Tugas pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, Supervisi Kredit memiliki tugas pokok

yaitu melaksanakan kegiatan monitoring, pembinaan dan penagihan

termasuk penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah serta hapus

buku dan melaporkan hasil kegiatan sesuai bidang tugasnya.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, Supervisi Kredit memiliki tugas pokok:

1) Pembuat dan penyusuna program kerja, action plan dan pencapaian

target.

2) Pelaksana kegiatan penyelamatan dan penyelesaian kredit

bermasalah serta kredit hapus buku.


69

3) Pelaksana monitoring, pembinaan dan penagihan untuk mencapai

target penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah serta kredit

hapus buku.

4) Pelaksana kegiatan identifikasi, evaluasi, survey dan analisa

restrukturisasi, hapus buku dan hapus tagih.

5) Pembuat dan penyusunan laporan seluruh kegiatan yang

dilaksanakan oleh supervisi kepada Kepala Bagian Pemasaran.

c. Tanggung Jawab

Untuk melaksanakan tugasnya, Suvervisi Kredit memiliki tanggung

jawab:

1) Terlaksananya kegiatan penyelesaian dan penyelamatan kredit

bermasalah serta hapus buku dikantor cabang.

2) Terlaksananya pembuatan dan penyusunan serta penyampaian

laporan kepada bagian pemasaran mengenai seluruh kegiatan yang

dilakasanakan oleh Supervisi.

d. Wewenang

Untuk melaksanakan tugasnya, Suvervisi Kredit memiliki wewenang:

1) Memberikan usulan/ rekomendasi persetujuan atau penolakan

kelayakan kredit yang diajukan debitur berupa restrukturisasi, hapus

buku dan hapus tagih.

2) Meminta data/ dokumen/ berkas kredit bermasalah kepada bidang

yang terkait.
70

3) Menjalin hubungan baik/ kerjasama dengan masyarakat, instansi dan

lembaga keuangan lainya dalam rangka pembinaan debitur.

4) Akses program aplikasi bank sesuai dengan bidang tugasnya.

9. Teller

a. Tugas pokok

Untuk melaksankan tugasnya, Teller memiliki tugas pokok yaitu

melakasanakan kegiatan pelayanan kas tunai kepada calon nasabah,

nasabah, pengguna jasa layanan bank, masyarakat atau pihak lain tentang

produk bank termasuk menerapkan program APU dan PPT.

b. Fungsi

Untuk melakasanakan tugasnya, Teller memiliki fungsi:

1) Pelaksanaan pelayanan transaksi harian kas tunai kepada calon

nasabah, pengguna jasa layanan bank, masyarakat atau pihak lain.

2) Pelaksanaan penyedia sarana dan prasarana yang diperlukan oleh

nasabah.

3) Pelaksanaan pembuatan dan penyusunan laporan kegiatan terkait

seluruh bidang kepada Kepala Bagian Umum.

c. Tanggung jawab

Untuk melakasanakan tugasnya, Teller memiliki tanggung jawab:

1) Terlaksananya pelayanan transaksi kas tunai kepada calon nasabah

pengguna jasa layanan bank , masyarakat atau pihak lain.

2) Terlaksananya kegiatan harian kas Teller.


71

3) Terpenuhinya administrasi pengarsipan laporan mutasi kas Teller.

4) Terlaksannya pembuatan dan penyusunan serta penyampaian laporan

kepada Kepala Bagian Umum mengenai seluruh kegiatan yang

dilakasanakan oleh Teller Kantor Cabang.

d. Wewenang

Untuk melakasanakan tugasnya, Teller memiliki wewenang:

1) Meminta droping kas kepada bagian umum disertai dengan bukti

serah terima permintaan uang tunai dan pembuatan kas opname.

2) Menolak pegawai yang tidak berwenang untuk masuk keruang

Teller.

3) Menolak setoran simpanan dari nasabah yang didasarkan pada

informasi yang tidak jelas sumber dananya/mencurigakan dan

melaporkan hasil verifikasi transaksi yang tidak wajar dan atau tidak

sesuai dengan profil nasabah.

4) Melakukan kegiatan membuka dan menutup layanan transaksi harian

kas tunai.

5) Mengusulkan saran dan prasarana untuk kegiatan pelayanan kas

Teller.

10. Customer Service

a. Tugas pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, Customer Service memiliki tugas pokok

yaitu melaksanakan kegiatan pemasaran dan pelayanan produk bank dan


72

jasa layanan kepada nasabah, calon nasabah, masyarakat atau pihak-pihak

lainnya termasuk menerapkan program APU dan PPT.

b. Fungsi

Untuk melakasanakan tugasnya, Customer Service memiliki fungsi:

1) Penyampaian informasi produk bank dan jasa layanan kepada

nasabah, calon nasabah, masyarakat atau pihak lainnya.

2) Pelaksana pemasaran dan pelayanan produk tabungan, deposito dan

kredit termasuk jasa layanan kepada calon nasabah, masyarakat atau

pihak lainnya.

3) Pelaksanan kegiatan pelayanan pengaduan nasabah.

4) Pelaksana penerapan program APU dan PPT.

5) Pelaksana input data awal dan pengkinian data identitas nasabah.

6) Pelaksana pembuatan dan penyusunan laporan keuangan kegiatan

terkait seluruh bidang tugasnya kepada Kepala Bagian Umum.

c. Tanggung jawab

Untuk melakasanakan tugasnya, Customer Service memiliki tanggung

jawab:

1) Terlaksananya kegiatan pemasaran dan pelayanan produk bank dan

jasa layanan kepada calon nasabah , masyarakat atau pihak lainnya.

2) Terlaksananya pengelolaan data kegiatan pelayanan bank terkait

produk dan jasa layanan bank.


73

3) Terlaksannya pembuatan dan penyusunan serta penyampaian laporan

kepada Kepala Bagian Umum mengenai seluruh kegiatan yang

dilaksanakan Customer Service kantor cabang.

d. Wewenang

Untuk melakasanakan tugasnya, Costumer Service memiliki wewenang:

1) Meminta ketersedian media promosi dan informasi produk kredit,

simpanan, jasa layanan bank serta ketersedian formulir bagi nasabah.

2) Menolak nasabah yang tidak mampu memenuhi persyaratan dan

kelengkapan administrasi.

3) Meminta persediaan buku tabungan dan bilyet deposito kepada

Kepala Bagian Umum.

4) Memberikan saran, masukan untuk perbaikan media promosi dan

informasi produk kredit dan simpanan serta jasa layanan bank

termasuk sarana dan prasarana diruang pelayanan.

11. Office Boy

a. Tugas pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, office boy memiliki tugas pokok yaitu

menyelenggarakan aktivitas kebersihan, kerapihan dan keindahan

dilingkungan kantor cabang.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasya, office boy memiliki fungsi:


74

1) Secara rutin membersihkan ruangan dan lingkungan kantor serta

peralatan kantor.

2) Membantu pengelolaan administrasi dan urusan kerumahtanggaan.

c. Tanggung jawab dan Wewenang

Untuk melaksankan tugasnya. Office boy memiliki tanggung jawab dan

wewenang terhadap kebersihan dan keindahan kantor cabang.

12. Security

a. Tugas pokok

Untuk melaksanakan tugasnya, security mempunyai tugas pokok yaitu

menyelenggarakan keamanan dan ketertiban dilingkungan kawasan kerja

khususnya penggunaan fisik.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugasnya, security mempunyai fungsi yaitu segala

usaha atau tindakan guna melindungi dan mengamankan dari segala

gangguan ancaman baik yang berasal dari luar atau dari dalam perusahaan.

c. Tanggung jawab dan Wewenang

Untuk melaksankan tugasnya, security memiliki tanggung jawab dan

wewenang:

1) Mengadakan pengaturan dengan maksud menertibkan tata tertib

yang berlaku dilingkungan kerjanya, khususnya yang menyangkut

keamanan dan ketertiban atau tugas-tugas lain yang diberikan

pimpinan.
75

2) Melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi untuk

keluarnya orang atau barang dan mengawasi keadaan-keadaan atau

hal-hal yang mencurigakan disekitar tempat tugasnya.

3) Melakukan perondaan sekitar kawasan kerjanya menurut rute dan

waktu tertentu dengan maksud mengadakan penelitiandan

pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang tidak wajar dan tidak pada

tempatnya.

3.1.7 Ruang Lingkup Perusahaan

Berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri No. 82 Tahun 1997

tentang pedoman organisasi tatakerja perusahaan daerah BPR “PD.BPR adalah

BPR milik PEMDA yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagian merupakan

kekayaan daerah yang dipisahkan yang selanjutnya disingkat PD. BPR yang

mempunyai tugas mengembangkan perekonomian dan menggerakan

pembangunan daerah melalui kegiatan BPR”.


76

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Pemanfaatan dan Pelaksanaan Asuransi Kredit Pada PD

BPR Garut Cabang Karangpawitan.

4.1.1 Gambaran Pemanfaatan Asuransi Kredit Pada PD BPR Garut Cabang

Karangpawitan.

Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat (PD BPR Garut Cabang

Karangpawitan) yang berperan sebagai lembaga keuangan mempunyai fungsi

menjalankan usaha perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk tabungan dan deposito berjangka serta menyalurkannya kepada

masyarakat pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat banyak.

Sebagai lembaga keuangan dalam menjalankan usahanya PD BPR Garut

Cabang karangpawitan menghadapi berbagi resiko yang mungkin akan

mengganggu kesinambungan usahanya. Maka dari itu, kebutuhan jasa

perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha.

Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap resiko

yang dihadapi perusahaan.

Pengalokasian pinjaman kredit yang diberikan oleh PD BPR Garut Cabang

Karangpawitan kepada nasabah, sejak saat kredit diberikan kepada nasabah,

pemberi kredit menghadapi risiko atas kemungkinan macetnya pengembalian

kredit oleh nasabah, atau tidak diperoleh kembali kredit itu dari nasabah yang

disebabkan karena adanya musibah yang menimpa nasabahnya.


77

Untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian, maka pemberi kredit

menutup asuransi atas kredit yang diberikannya kepada nasabah. Sehingga bila

dikemudian hari benar-benar kredit tidak dapat diperoleh kembali dari nasabah

yang disebabkan adanya musibah yang menimpa nasabah. Maka, PD BPR Garut

Cabang Karangpawitan akan memperoleh ganti rugi dari penanggung dalam

pelunasan sisa kredit yang dipinjam oleh nasabah tersebut. Karena pada

hakekatnya asuransi kredit bertujuan melindungi pemberi kredit dari

kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit yang diberikan kepada nasabah

juga bertujuan membantu kegiatan perkreditan, pengarahan perkreditan, dan

keamanan perkreditan.

Jadi manfaat utama asuransi kredit bagi nasabah jelas terlihat nyata, karena

sangat membantu dalam pelunasan sisa kredit yang telah dicairkan, sedangkan

dampak manfaat langsung bagi pihak bank yaitu terjadinya kelancaran dalam

pelunasan sisa hutang, sehingga menghindari kredit macet.

4.1.2 Pelaksanaan Asuransi Kredit Pada PD BPR Garut Cabang

Karangpawitan.

Adapun pelaksanaan dalam pengajuan asuransi kredit pada PD BPR Garut

Cabang Karangpawitan adalah sebagai berikut:

4.1.2.1 Tata Cara Atau Prosedur Pengajuan Asuransi Kredit.

Tata cara pengajuan asuransi kredit pada PD BPR Garut Cabang

Karangpawitan adalah sebagai berikut:


78

1. Pengajuan asuransi kumpulan dilakukan oleh pihak perusahaan (bagian

umum).

2. Saat nasabah mengajukan permohonan kredit, bagian kredit menawarkan

jasa asuransi kepada nasabah sebagai bahan pertimbangan untuk

pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit.

3. Bagian kredit mengumpulkan data-data nasabah yang mengajukan kredit

dan menyerahkan data-data tersebut kepada bagian umum untuk diajukan

ke perusahaan asuransi.

4. Pembayaran premi dipungut satu kali pada saat kredit dicairkan.

Asuransi kredit yang ada pada PD BPR Garut Cabang Karangpawitan

termasuk dalam asuransi kumpulan (group insurance), disebut juga asuransi

kolektif. Walaupun demikian asuransi kredit tidak diwajibkan terhadap nasabah.

Ciri-ciri asuransi kumpulan adalah sebagai berikut:

1. Satu polis untuk sekelompok tertanggung, misalnya para karyawan suatu

perusahaan diasuransikan dengan menggunakan satu polis yang disebut

polis induk (master policy).

2. Pemegang polis adalah perusahaan (majikan). Kepada masing-masing

karyawan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti peserta asuransi

kumpulan.

3. Pada umumnya para peserta tidak perlu melalui pemeriksaan medis

berdasarkan pertimbangan bahwa kesehatan yang buruk dari beberapa


79

peserta diimbangi dari kesehatan yang baik oleh para peserta lainnya.

Namun demikian, ada juga perusaan asuransi jiwa menetapkan bahwa

terhadap orang-orang tertentu dari kumpulan itu harus melalui

pemeriksaan medis.

4. Batas minimal banyaknya orang satu kumpulan sesuai ketentuan masing-

masing perusahaan asuransi jiwa. Ada perusahaan yang menetapkan

minimal 15 orang ada yang menetapkan minimal 25 orang. Bagi

perusahaan asuransi, lebih banyak tiap kumpulan lebih baik.

4.1.2.2 Pelaksanaan Penutupan Asuransi Kredit.

Pelaksanaan penutupan asuransi kredit terjadi apabila sebagai berikut:

4. Karena habisnya masa waktu atau jangka waktu kredit.

5. Nasabah melunasi semua kewajibannya atau semua cicilan kreditnya

sebelum jangka waktu kredit habis atau sebelum jangka waktu yang

ditentukan.

6. Adanya nasabah atau peserta asuransi kredit yang meninggal dunia di PD

BPR Garut Cabang Karangpawitan. Maka, penutupan asuransi harus

dilakukan pada saat itu juga.

Pelaksanaan penutupan asuransi dilakukan ke perusahaan asuransi,

misalnya PT Bumiputera. Dalam pelaksanaan penutupan asuransi kredit dimulai

dari:
80

1. Pemberitahuan dari pihak keluarga.

Adanya pemberitahuan dari keluarga nasabah kepada BPR bahwa yang

bersangkutan telah meninggal dunia. Dengan membawa surat keterangan

kematian dan surat keterangan penguburan dari desa, diketahui oleh pihak

kecamatan.

2. Pihak bank mengumpulkan data-data nasabah untuk diajukan ke

perusahaan asuransi (PT Bumiputera). Adapun data-data yang diperlukan

antara lain sebagai berikut:

- Surat pengajuan klaim asuransi kredit

- Photo copy KTP peserta asuransi.

- Photo copy surat kematian.

- Photo copy surat keterangan penguburan.

- Photo copy pemegang polis asuransi.

3. Pihak bank meneliti kelengkapan dan keabsahan data yang telah ada.

4. Apabila telah lengkap dan terpercaya pihak bank melaporkan ke

perusahaan asuransi dalam ini PT Bumiputera.

5. Setelah disetujui oleh perusahaan asuransi (PT Bumiputera).

Maka, penggantian klaim dapat diselesaikan, secara otomatis penutupan

asuransi kreditpun terjadi.


81

4.1.2.3 Pengajuan Penggantian Asuransi (klaim).

Pengajuan penggantian klaim terjadi pada saat pelaksanaan penutupan

asuransi kredit. Apabila debitur yang diasuransikan meninggal dunia dalam kurun

jangka waktu kreditnya, maka bank akan melakukan pengajuan klaim kepada

penanggung. Untuk dapat melakukan pengajuan klaim maka bank harus

mendapatkan surat keterangan kematian dari keluarga debitur yang diketahui oleh

yang berwajib (misalnya: rumah sakit, lurah/kepala desa).

Selanjutnya bank akan mengajukan klaim ke perusahaan asuransi (PT

Bumiputera) dengan mengirimkan data-data sebagai berikut:

- Surat pengajuan klaim asuransi kredit.

- Photo copy KTP peserta asuransi = 2 lembar

- Photo copy surat kematian = 2 lembar

-Photo copy surat keterangan penguburan = 2 lembar

- Photo copy pemegang polis asuransi = 2 lembar.

Apabila klaim telah dibayar oleh perusahaan asuransi dan pembayaran

tersebut telah diterima oleh bank, maka pinjaman debitur yang meninggal

dianggap telah lunas dan segala dokumen milik debitur dikembalikan kepada ahli

warisnya.

Sedangkan apabila klaim ditolak oleh penanggung, disebabkan oleh ahli

waris terlambat memberitahukan ke bank, maka pinjaman debitur masih tetap

harus diselesaikan oleh ahli warisnya. Besarnya klaim yang dapat diajukan adalah

sebesar sisa pinjaman pokok ditambah dengan bunga yang menjadi kewajiban

debitur.
82

Adapun data realisasi klaim yang diperoleh PD BPR Garut Cabang

Karangpawitan pada periode 2017 s/d 2019 (sekarang) bisa dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2

Realisasi klaim PD BPR Garut Cabang Karangpawitan

Pada periode 2017 s/d 2019 (sekarang)

Realisasi klaim

Tahun Nilai Jumlah Nasabah

2017 28.211.400 3

2018 55.000.000 1

2019 74.969.000 2

Sumber : PD BPR Garut Cab. Karangpawitan

Berdasarkan tabel di atas maka terlihat realisasi klaim yang diperoleh PD

BPR Garut Cab. Karangpawitan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 realisasi klaim yang diterima PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan dari PT Bumiputera adalah sebesar Rp 28.211.400 dari jumlah

nasabah sebanyak 3 orang yang meninggal dunia.

Sedangkan pada tahun 2018 realisasi klaim yang diterima PD BPR Garut

Cab. Karangpawitan dari PT Bumiputera adalah sebesar Rp 55.000.000 dari

jumlah nasabah sebanyak 1 orang yang meninggal dunia.

Kemudian pada tahun 2019 realisasi klaim yang diterima PD BPR Garut

Cab. Karangpawitan dari PT Bumiputera adalah sebesar Rp 74.969.000 dari

jumlah nasabah sebanyak 2 orang yang meninggal dunia.


83

4.2 Perkembangan Asuransi Kredit Pada PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan

Adapun perkembangan asuransi kredit pada PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3

Perkembangan Asuransi Kredit

PD BPR Garut Cab. Karangpawitan

Pada Periode 2017 s/d 2019

Tahun Nilai kredit Penerimaan premi Realisasi klaim

orang Nilai Rp Nasabah Nilai Rp Nasabah

Orang Orang

2017 2.325.800.000 31.116.060 79 28.211.400 3

2018 3.759.000.000 39.191.100 133 55.000.000 1

2019 2.678.000.000 44.162.320 66 74.969.000 2

Sumber: PD BPR Garut Cab. Karangpawitan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perkembangan asuransi kredit pada

PD BPR Garut Cab. Karangpawitan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 realisasi kredit yang diberikan oleh PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan adalah sebesar 2.325.800.000 dengan jumlah nasabah sebanyak 79

orang, dengan jumlah premi yang diterima oleh PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan adalah sebesar 31.116.060. Realisasi klaim yang diterima PD BPR

Garut Cab. Karangpawitan dari perusahaan asuransi PT. Bumiputera sebesar Rp.

28.211.400 dari jumlah nasabah sebanyak 6 orang yang meninggal dunia.


84

Sedangkan pada tahun 2018 realisasi kredit yang diberikan oleh PD BPR

Garut Cab. Karangpawitan adalah sebesar 3.759.000.000 dengan jumlah nasabah

sebanyak 133 orang, dengan jumlah premi yang diterima oleh PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan adalah sebesar 39.191.100. Realisasi klaim yang diterima PD BPR

Garut Cab. Karangpawitan dari perusahaan asuransi PT. Bumiputera sebesar Rp.

55.000.000 dari jumlah nasabah sebanyak 1 orang yang meninggal dunia.

Kemudian pada tahun 2019 realisasi kredit yang diberikan oleh PD BPR

Garut Cab. Karangpawitan adalah sebesar 2.678.000.000 dengan jumlah nasabah

sebanyak 66 orang, dengan jumlah premi yang diterima oleh PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan adalah sebesar 44.162.320. Realisasi klaim yang diterima PD BPR

Garut Cab. Karangpawitan dari perusahaan asuransi PT. Bumiputera sebesar Rp.

74.969.000 dari jumlah nasabah sebanyak 2 orang yang meninggal dunia.


85

Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan penerimaan premi asuransi

kredit pada PD BPR GARUT Cab Karangpawitan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 penerimaan premi asuransi kredit yang terkumpul pada

PD BPR GARUT Cabang Karangpawitan adalah sebesar RP. 28.211.400

Sedangkan pada tahun 2018 penerimaan premi asuransi kredit pada PD.

BPR GARUT Cabang Karangpawitan adalah sebesar RP. 55.000.000. Mengalami

kenaikan sebesar 91% dari tahun sebelumnya.

Kemudian pada tahun 2019 penerimaan premi asuransi kredit yang

terkumpul pada PD BPR Garut Cabang Karangpawitan adalah RP. 74.969.000.

Dan mengalami kenaikan sebesar 49% dari tahun kemarin.


86

Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan peserta asuransi kredit pada

PD BPR Garut Cabang Karangpawitan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 jumlah peserta yang ikut asuransi kredit adalah sebanyak

79 orang.

Sedangkan pada tahun 2018 jumlah peserta yang mengikuti asuransi kredit

adalah sebanyak 133 orang peserta asuransi, dan mengalami kenaikan sebesar

92% dari tahun sebelumnya.

Kemudian pada tahun 2019 jumlah peserta yang mengikuti asuransi kredit

adalah sebanyak 66 orang peserta asuransi, dan mengalami penurunan sebesar

50% dari tahun kemarin.

Berdasarkan ke 2 grafik diatas, terlihat bahwa perkembangan asuransi

kredit pada PD BPR Garut Cabang Karangpawitan sepanjang 2017 sampai dengan
87

2019 menunjukan perkembangan yang meningkat, karena dilihat pada tahun 2019

mengalami kenaikan, meskipun terhitung baru sampai setengah tahun.

4.3 Kendala-kendala yang dihadapi oleh PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan Dalam Pelaksanaan Asuransi Kredit

Dalam pelaksanaan atau pemanfaatan asuransi kredit tidak terdapat

kendala-kendala yang timbul, karena dalam pelaksanaannya pembayaran premi

asuransi kredit terjadi satu kali pada saat pencairan kredit. Sehingga dapat

diselesaikan saat itu pula, yang mengakibatkan lancarnya pelaksanaan asuransi.

Namun kendala bisa terjadi tapi dalam kemungkinan kecil, apabila

nasabah tidak mengajukan asuransi kredit sehingga apabila terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan (meninggal) kelancaran akan pembayaran kredit yang telah

diberikan akan mengalami kemacetan dalam pengembalian kreditnya.

Jadi, dalam hal ini asuransi berperan penting dalam membantu kegiatan,

keamanan dan kelancaran perkreditan.

4.4 Usaha-usaha yang Dilakukan Oleh PD BPR Garut Cab.

Karangpawitan Untuk Mempertahankan Asuransi Kredit.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh PD BPR Garut Cab. Karangpawitan

dalam mempertahankan pelaksanaan asuransi kredit. Ialah dengan cara pihak bank

berusaha untuk membujuk nasabah agar supaya mengajukan kredit langsung

disertai dengan asuransi kredit, untuk mempermudah debitur dalam peminjaman

pinjaman kredit berikutnya, hendaknya debitur mengasuransikannya. Sehingga

bilamana si nasabah mengalami musibah dalam hal ini meninggal dunia. Maka si
88

keluarga nasabah tidak akan menanggung beban sisa utang pada bank. Karena sisa

hutang pada bank akan ditanggung oleh perusahaan asuransi yang

menanggungnya. Semua itu dilakukan demi kebaikan nasabah dan khususnya

untuk menunjang kelancaran kegiatan perkreditan.


89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan, penulis dapat

mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksanaan asuransi kredit pada PD. BPR Garut Cabang Karangpawitan di

laksanakan secara baik dan bertahap sejak pengajuan asuransi kredit,

perhitungan premi, pembayaran premi, penutupan asuransi, serta pengajuan

penggantian asuransi ( klaim)

2. Perkembangan asuransi kredit pada PD BPR Garut Cabang Karangpawitan,

sepanjang tahun 2017 s/d 2019 mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini

disebabkan adanya perintah langsung dari BI (Bank Indonesia) melalui Pemda

( Pemerintah Daerah) untuk menangguhkan kredit baru.

3. Asuransi kredit bertujuan membantu kergiatan, pengarahan, dan keamanan

perkreditan perbankan. Sehingga dengan adanya asuransi kredit, akan

mendorong bank lebih giat membantu para nasabahnya dalam meyediakan

modal untuk mengembangkan usahanya.

Dalam pelaksanaan atau pemanfaatan asruransi kredit tidak terdapat

kendala-kendala yang timbul, karena dalam pelaksanaannya pembayaran premi

asuransi kredit terjadi satu kali pada saat pertama pengajuan terjadi. Sehingga

dapat diselesaikan saat itu pula, yang mengakibatkan lancarnya pelaksanaan

asuransi.
90

5.2 Saran

Bertolak dari kesimpulan di atas selanjutnya penulis mengajukan saran-

saran sebagai berikut:

1. Kepada PD BPR GARUT Cabang Karangpawitan, hendaknya mempertahankan

memanfaatkan pelaksanan asuransi kredit demi kelancaran kegiatan,

pengarahan, dan keamanan perkreditan.

2. Kepada bagian kredit, dalam pemberian dan penyaluran kredit hendaknya

meneliti data - data dan informasi tentang nasabah dengan sebaik - baiknya dan

mendaftarkan nasabah untuk ikut program asuransi kredit.

3. Kepada nasabah, untuk mempermudah pinjaman kredit hendaknya nasabah

mengasuransikannya. Sehingga bila mana si nasabah mengalami musibah

dalam hal ini meninggal dunia. Maka, si keluarga nasabah tidak akan

menanggung beban sisa utang pada bank. Karena sisa hutang pada bank akan

di tanggung oleh perusahaan asuransi yang menanggungnya.


91

S-ar putea să vă placă și