Sunteți pe pagina 1din 24

LAPORAN PENDAHULUAN

PARTUS TAK MAJU

I. PENDAHULUAN
1.1. Definisi
Partus tak maju adalah His yang tidak normal dalam kekuatan atau
sifatnya menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat
pada setiap persaiinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami
hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2005).
Partus tak maju (persalinan macet) berarti meskipun kontraksi uterus
kuat, janin tidak dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan
biasanya terjadi pada pintu atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada ronga
panggul atau pintu bawah panggul.
Partus tak maju adalah persalinan yang ditandai tidak adanya
pembukaan servik dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1
jam.
Partus tak maju adalah persalinan yang tidak berlangsung secara
efektif pada persalinan spontan/ dengan induksi dimana kemajuan dilatasi
servik dan atau desensus janin tidak terjadi atau berlangsung tidak normal.
(dr. Bambang Widjanarko SpOG, 2009)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partus tak
maju adalah suatu persalinan dengan penyulit yang terjadi pada pembukaan
lebih dari 4 cm atau pada fase aktif kala I dimana servik tidak mengalami
kemajuan dalam pembukaan dan tidak adanya penurunan kepala selama 2
jam terakhir dengan his yang adekuat.

1
1.2. Etiologi
1. Kelainan letak janin dan presentasi
Kelainan letak janin meliputi:
a. Letak sungsang (letak bokong)
1) Letak bokong sempurna (complete breech)
2) Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)
3) Letak bokong murni (frank breech)
4) Letak bokong kaki (footling breech)
b. Letak lintang (transverse lie)
Pada pemeriksaan palpasi sumbu panjang janin teraba melintang,
tidak teraba bagian besar (kepala/bokong) pada simfisis, kepala
biasanya teraba di daerah pinggang.
c. Letak miring (Oblique lie)
1) Letak kepala mengolak
2) Letak bokong mengolak
Kelainan presentasi meliputi:
a. Presentasi dahi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kepala janin berada
di tengah antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal sehingga
dahi merupakan bagian terendah. Presentasi dahi terjadi karena
ketidakseimbangan kepala dengan panggul,saat persalinan kepala
janin tidak dapat turun sehingga persalinan menjadi lambat dan
sulit. Presentasi dahi tidak dapat dilakukan persalinan normal
kecuali bayi kecil atau pelvis luas.
b. Presentasi bahu
Bahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen
cenderung dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga tidak teraba
bagian terbawah pada pintu atas panggul menjelang
persalinan.presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan
dinding abdomen dan uterus kendur, prematuritas, obstruksi
panggul.

2
c. Presentasi muka
Pada presentasi muka kepala mengalami hiperekstensi
sehingga oksiput menempel pada punggung janin dan dagu
merupakan bagian terendah.
2. Kelainan jalan lahir
Distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas:
a. Distosia karena kelainan panggul
Kelainan panggul dapat disebabkan oleh; gangguan
pertumbuhan, penyakit tulang dan sendi (rachitis, neoplasma,
fraktur, dll), penyakit kolumna vertebralis (kyphosis, scoliosis,dll),
kelainan ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll). Kelainan
panggul dapat menyebabkan kesempitan panggul. Kesempitan
panggul dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu;
1) Kesempitan pintu atas panggul, pintu atas panggul dikatakan
sempit jika ukuran konjugata vera kurang dari 10 cm atau
diameter transversa kurang dari 12 cm.
2) Kesempitan pintu atas panggul dapat menyebabkan persalinan
yang lama atau persalinan macet karena adanya gangguan
pembukaan yang diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum
waktunya yang disebabkan bagian terbawah kurang menutupi
pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol dalam
vagina dan setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat
menekan cerviks karena tertahan pada pintu atas panggul.
3) Kesempitan panggul tengah, bila jumlah diameter
interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior 13,5 cm
(normalnya 10,5 +5 cm =15,5 cm ).
4) Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan
posisi oksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala
dalam posisi lintang tetap (transverse arrest)
5) Kesempitan pintu bawah panggul, diartikan jika distansia
intertuberum  8 cm dan diameter transversa + diameter
sagitalis posterior < 15 cm (normalnya 11 cm+7,5 cm = 18,5

3
cm), hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada kelahiran
janin ukuran biasa.
6) Sedangkan kesempitan panggul umum, mencakup adanya
riwayat fraktur tulang panggul, poliomielitis, kifoskoliosis,
wanita yang bertubuh kecil, dan dismorfik, pelvik kifosis
b. Distosia karena kelainan jalan lahir lunak
Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri,
dan uterus:
1) abnormalitas vulva ( atresia vulva, inflamasi vulva, tumor dekat
vulva)
2) abnormalitas vagina (atresia vagina, seeptum longitudinalis
vagina, striktur anuler)
3) abnormalitas serviks (odema,atresia dan stenosis serviks, Ca
serviks)
4) Kelainan letak uterus (antefleksi, retrofleksi, mioma uteri,
mioma serviks)
5) Tumor ovarium
c. Kelainan his dan meneran
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada
setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan
kemacetan persalinan.
Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:
1) Inersia uteri
His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan
lebih dahulu daripada bagian lain. Kelainannya terletak dalam
hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama dapat
meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini
dinamakan dengan inersia uteri primer. Jika setelah
belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama
dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini
persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga

4
menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus
sekunder jarang ditemukan
2) His yang terlalu kuat
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan
persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat. Partus
yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut partus
presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal,
kelainannya hanya terletak pada kekuatan his. Bahaya dari
partus presipitatus bagi ibu adalah perlukaan pada jalan lahir,
khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Sedangkan bagi
bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena
bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang
singkat.
3) Kekuatan uterus yang tidak terkoordinasi
Disini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara kontraksi
bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal,
tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi daripada bagian-
bagiannya. Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus
meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus
menerus dan hipoksia janin. Macamnya adalah hipertonik
lower segment, colicky uterus, lingkaran kontriksi dan distosia
servikalis
Kelainan Meneran
Terkadang pada persalinan kala I fase aktif terdapat usaha-
usaha ibu untk meneran tanpa sadar akibat adanya kontraksi uterus
hal ini lah yang mengakibatkan terjadinya odema pada genetalia
sehingga partus tak maju dapat terjadi.
d. Pimpinan partus yang salah
Pimpinan persalinan yang salah dari penolong juga bisa
menjadi salah satu penyebab terjadinya partus tak maju. Seringkali
penyebab partus tak maju ini adalah berhubungan dengan
pengawasan pada pelaksanaan pertolongan persalinan yang tidak

5
adekuat yang bisa disebabkan ketidaktahuan, ketidaksabaran, atau
bisa juga karena keterlambatan merujuk.
e. Janin besar/ ada kelainan congenital
Hal ini biasanya sering terjadi berat janin lebih dari 4.000
gram, hidrosefalus,bahu yang lebar, dan janin kembar.
f. Respon psikologis ibu terhadap persalinan
g. Ketuban pecah dini

1.3. Manifestasi Klinis


Pada kasus persalinan tak maju akan ditemukan tanda-tanda kelelahan
fisik dan mental yang dapat diobservasi dengan:
1. Dehidrasi dan ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering)
2. Demam
3. Nyeri abdomen yang intensif
4. Frekuensi nyeri terkadang meningkat dan tidak terkoordinasi
5. Syok (nadi cepat, anuria, ekstremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah
rendah)

1.4. Patofisiologi
Partus tak maju merupakan penyulit persalinan dalam kala I, hal ini
terjadi di karenakan adanya 2 faktor yaitu faktor ibu dan faktor janin,
dimana dari faktor ibu adanya penyempitan pintu tengah panggul yang
berbentuk android, tidak adanya penurunan kepala serta putaran paksi yang
disebabkan karena disproporsi antara panggul dan janin, kontraksi uterus
yang tidak adekuat sehingga menghambat kemajuan pembukaan.Dari faktor
janin yang ditimbulkan yaitu adanya kelainan posisi seperti Posisi
Oksipitalis Posterior Persisten atau ubun – ubun kecil janin melintang,
presentasi dahi serta berat janin yang melebihi dari normal >4250 – 4500
(Oxorn dan Forte, 2010)

6
7
1.5. Komplikasi
1) Ketuban pecah dini
2) Pembukaan serviks yang abnormal
3) Ruptur uteri
4) Fistula
5) Sepsis puerpuralis

1.6. Penatalaksanaan
1) Terapi pada partus tak maju bersifat darurat, koreksi adanya dehidrasi
dan segera lakukan rujukan karena pada sebagian besar kasus partus
tak maju diakhiri dengan SC.
2) Perawatan pendahuluan, suntikkan cortone acetate 100-200 mg secara
intramuskuller, penicillin prokain 1 juta IU IM, infuse cairan larutan
fisiologis, larutan glucose 5-10% pada jam pertama 1 liter/jam,
istirahat 1 jam untuk diobservasi kecuali bila menghabiskan untuk
segera bertindak
3) Pertolongan dapat dilakukan dengan partus spontan, ekstraksi vacuum,
ekstraksi forcep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila
janin meninggal, SC dan lain-lain.

8
II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2.1. Pengkajian
2.1.1. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama
Merupakan alasan kenapa ibu berkunjung ke rumah sakit dan
apa-apa saja yang dirasakan ibu.
2) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan
anatara 38 –42 minggu (Cristina’s Ibrahim, 1993,3) disertai
tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah
pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat,
adanya show (pengeluaran darah campur lendir).kadang ketuban
pecah dengan sendirinya. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; 165).
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC,
Hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami,
dapat memperberat persalinan. (Depkes RI, 1993:66).
4) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga menderita penyakit
keturunan,penyakit menular, riwayat kehamilan kembar, dan
lain-lain.
5) Riwayat sosial, ekonomi, dan budaya
Bagaimana hubungan klien dengan suami, keluarga, dan
masyarakat. kemungkinan ekonomi yang kurang mencukupi, dan
adanya kemungkinan kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan
klien.
6) Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan
dengan baik.
7) Riwayat psikologis
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan
kehamilan ini. misalnya: takut dan cemas

9
8) Riwayat perkawinan
Kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu
kawin,berapa lama kawin.karena ini akan mempengaruhi
kehamilan ibu.
9) Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan
usia kehamilan dan tafsiran persalinan, bagaimana siklus haid,
berapa lama, berapa banyaknya, kapan pertama kali haid dan
apakah ada merasakan nyeri saat haid.
10) Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
a. Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu
mersakan mual muntah, dan lain-lain.
b. Persalinan yang lalu
Meliputi jenis persalinan,di tolong siapa,dimana dan
bagaimana keadaan bayi bayi saat lahir (PB/BB),dan apakah
ada penyulit.
c. Nifas yang lalu
Kemungkinan adanya penyulit selam nifas,dan bagaimana
dengan laktasinya.
d. Riwayat kehamilan sekarang
- Kemungkinan klien merasakan mula muntah dan
perdarahan.
- Kapan klien merasakan pergerakan pertama kali.
- Apakan pasien ada melakukan pemeriksaan sebelumnya.
- Dan apakah pasien sudah mendapat imunisasi
e. Riwayat kontrasepsi
Kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau
tidak.

10
f. Riwayat seksualitas
Apakah klien ada mengalami gangguan dengan aktifitas
seksualnya.

2.1.2. Pemeriksaan Fisik


a. pemeriksaan umum :
untuk mengetahui keadaan ibu secara umum.
b. TTV: meliputi pemeriksaan tekanan darah,suhu, nadi,dan
pernafasan.
c. pemeriksaaan fisik
- Secara inspeksi :
yaitu pemeriksaan pandang dari kepala sampai kaki
Mata : oedema atau tidak
Konjungtiva : pucat atau tidak
Sclera : ikhterik atau tidak
Mulut dan gigi : Tlidah bersih atau tidak,gigi ada karies
atau tidak
Leher : kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak,
kelenjar getah bening ada
pembengkakan atau tidak.
Payudara : simetris atau tidak,putting susu menonjol
atau tidak
Abdomen : ada luka bekas operasi atau tidak berapa
tinggi TFU dan apakah sesuai dengan usia
kehamilan atau tidak
Vulva : bersih atau tidak,ada varies atau tidak,
oedema atau tidak
Vagina : ada pengeluaran dari vagina atau tidak
Anus : ada haemoraid atau tidak
Ekstremitas : ada kelainan atau tidak

11
- Secara palpasi :
Leopold I : Untuk menentukan TFU, apa
kemungkinan yang terdapat di fundus,
misalnya : kepala,bokong atau yang
lainnya.
Leopold II : Untuk menentukan apa yang terdapat pada
bagian kiri dan kanan perut
klien,kemungkinan teraba
punggung,anggota gerak,bokong atau
kepala.
Leopold III : Untuk menentukan apa yang teraba pada
bagian terbawah dari perut
ibu,kemungkinan teraba kepala,bokong
atau yang lainnya.
Leopold IV : untuk menentukan sejauh mana kepala
masuk ke rongga panggul ibu dan seberapa
masuknya dihititung dengan perlimaan.
- Secara auskultrasi :
Kemungkinan terdengar DJJ, berapa frekuensinya, teratur
atau tidak, bagaimana intensitasnya dan dimana punctum
maximumnya.
- Secara perkusi :
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan
dengan kekurangan vitamin B dan penyakit syaraf.

2.1.3. Pemeriksaan Penunjang


1) Pemeriksaan Obstertri
a. pengukuran pelvic (pelvimetri)
b. Leopold I – IV
- LI, II, III : Pemeriksa menghadap ke muka klien dan L IV :
Menghadap ke kaki klien

12
- LI : Menentukan tinggi Fundus Uteri dan bag janin di
fundus
- LII : menentukan batas samping uterus dan letak punggung
janin
- LIII : Letak janin sebelah bawah
- L IV : Bag janin sebelah bawah dan berapa bag kepala
masuk ke PAP
c. Pemeriksaan serviks  speculum
d. Pemeriksaan Dalam
2) Pemeriksaan penunjang
- Hematologi : leukosit : 10.000 – 11.000
- Hb : 11 – 14 gr
- Ht : 33 %
- Deteksi HCG pada urin / darah
- DSG
- Sitologi : PAP Smear
- Kultur getah serviks  herpes, trichomonas

2.2. Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1. DS : Kontraksi uterus Gangguan rasa
Nyeri perut bagian bawah nyaman ( Nyeri)
tembus ke belakang
DO:
- Klien tampak meringis,
mengerang, memegang-
megang tangan penolong
pada saat kontraksi uterus
dan menahan sakit.
- Kontraksi uterus : 3 X 10
(35”).
- Perut tampak tegang saat his
datang.

2. DS : Kurang komunikasi Kecemasan


Klien menanyakan kapan akan / informasi tentang
lahir bayinya, lama sekali anak proses persalinan
saya lahir. yang akan dialami

13
No Data Etiologi Masalah
DO :
Klien tampak cemas, mimik
muka tegang, gelisah, keringat
banyak
3 DS : persalinan yang Resiko tinggi
Klien menanyakan kapan akan lama, hipoksia / cedera terhadap
lahir bayinya, lama sekali anak asidosis jaringan janin
saya lahir.
DO :
Klien tampak cemas, mimik
muka tegang, gelisah, keringat
banyak

4 DS: SC Nyeri
Klien mengatakan nyeri pada ↓
luka SC Insisi pada bagian
DO: depan dinding perut
- Skala nyeri 4-5 (nyeri ↓
sedang) Terputusnya
- Ekspresi wajah meringis kontuinitas jaringan
- Terdapat luka insisi operasi ↓
pada daerah abdomen Nyeri
- KU lemah

5 DS : SC Gangguan
Klien mengatakan susah ↓ mobilitas fisik
mengangkat kedua tungkai Insisi pada bagian
bawahnya depan perut
DO : ↓
- Post op hari ke-1 Luka post operasi
- KU lemah SC
- Nampak luka insisi operasi ↓
pada daerah abdomen 12 Kelemahan
cm. penurunan sirkulasi
- kekuatan otot +3 dapat
melawan gravitasi tetapi ↓
lemah Gangguan mobilitas
fisik

14
2.3. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri) berhubungan dengan kontraksi uterus
2. Kecemasan berhubungan dengan kurang komunikasi / informasi tentang
proses persalinan yang akan dialami
3. Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan persalinan
yang lama, hipoksia/asidosis jaringan
4. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat
tindakan operasi
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka operasi

15
2.4. Nursing Care Planning
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No. Rasional Tindakan
Keperawatan (NOC) (NIC)
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Obsevasi tanda – tanda vital : 1. Mengetahui perkembangan
dengan kontraksi keperawatan diharapkan klien TD,N,R,S. keadaan klien sehingga dapat
uterus. dapat beradaptasi dengan nyeri 2. Observasi his dan pembukaan diberikan intervensi yang tepat.
Ditandai dengan : dengan kriteria : serviks. 2. Mengetahui kemajuan
DS : - Keluhan secara verbal 3. Observasi DJJ. persalinan untuk mrlakukan
Nyeri perut bagian berkurang. 4. Kaji derajat ketidaknyamanan intervensi yang tepat.
bawah tembus ke - Klien dapat menahan melalui isyarat verbal dan 3. Mengetahui keadaan bayi dalam
belakang nyerinya. non verbal pada respon nyeri . uterus.
DO: - Klien dapat mengontrol nyeri 5. Ajarkan klien dalam 4. Reaksi nyeri adalah individual
- Klien tampak saat kontraksi datang. penggunaan tekhnik dan berdasarkan pengalaman
meringis, pernafasan atau relaksasi yang nyeri, latar belakang budaya
mengerang, tepat. juga mentukan. Dengan
memegang- 6. Lakukan tehnik gate control mengkaji tingkat nyeri dapat
megang tangan seluruh permukaan perut, atur ditentukan intervensi
penolong pada posisi, menekan sacrum. selanjutnya.
saat kontraksi 7. Anjurkan klien untuk BAK 5. Dapat memblok impuls nyeri
uterus dan setiap 1 – 2 jam, palpasi atas dalam kortek serebri melalui
menahan sakit. simfisis pubis untuk menekan respon kondisi dan stimulasi
- Kontraksi uterus distensi. kutan dan meningkatkan suplay
: 3 X 10 (35”). 8. Jelaskan penyebab rasa nyeri O2 intra uterin.
- Perut tampak dan beritahu bahwa nyeri itu 6. Gate control merupakan
tegang saat his adalah hal yang normal. stimulasi relaksasi dan
datang. pengeluaran analgetik endogen
yang dapat mengurangi rasa
nyeri.
7. Mempertahankan BAK bebas
dari distensi yang dapat

16
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No. Rasional Tindakan
Keperawatan (NOC) (NIC)
meningkatkan ketidaknyamanan
dan menghalangi turnnya kepala
janin.
8. Meningkaatkan rasa adaptasi
klien terhadap nyeri.

2 Kecemasan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kecemasan klien. 1. Untuk mengidentifikasi tingkat
berhubungan keperawatan diharapkan 2. Berikan support mental dan intervensi yang perlu, cemas
dengan kurang kecemasan klien berkurang informasikan bahwa yang berlebihan dapat
komunikasi / dengan kriteria : kecemasan dan takut itu meningkatkan persepsi nyeri
informasi tentang - Keluhan secara verbal tidak normal dalam menghadapi dan dapat mempunyai dampak
proses persalinan ada lagi persalinan. negatif pada persalinan.
yang akan dialami - tanda – tanda vital tetap dalam 3. Berikan penjelasan dengan 2. Klien akan mengerti bahwa
ditandai dengan: batas normal baik tentang fisiologi kala I. respon normal akan mengurangi
DS : - Klien tampak tenang. 4. Beritahu hasil pemeriksaan kecemasan.
Klien menanyakan yang didapatkan. 3. Informasi yang jelas dan
kapan akan lahir 5. Anjurkan keluarga untuk bijaksana memudahkan ibu
bayinya, lama sekali berpartisipasi memberikan dalam memahami dan mengerti
anak saya lahir. support dan menemani klien proses persalinan sehingga
sementara waktu. kecemasannya berkurang.
DO : 6. Yakinkan bahwa proses kala I 4. Penjelasan tentang hasil
Klien tampak berlangsung baik. pemeriksaan juga akan
cemas, mimik muka meningkatkan pengetahuan ibu
tegang, gelisah, sehingga kecemasan menurun.
keringat banyak 5. Keluarga sangat dibutuhkan
untuk menenangkan dan
mengambil langkah awal untuk
mengurangi cemas.

17
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No. Rasional Tindakan
Keperawatan (NOC) (NIC)
6. Akan membuat ibu tenang dan
kecemasan teratasi.
3 Resiko tinggi cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji DJJ secara manual atau 1. Mendeteksi respon abnormal,
terhadap janin keperawatan diharapkan cidera elektronik. Perhatikan seperti variabilitas yang dilebih-
berhubungan janin dapat dihindari variabilitas, perubahan lebihkan, bradikardia dan
dengan persalinan Kriteria hasil : periodik, dan frekuensi dasar takikardia yang mungkin
yang lama, - Menunjukkan denyut jantung 2. Perhatikan tekanan uterus disebabkan oleh stress, hipoksia,
hipoksia/asidosis janin (DJJ ) dalam batas selama istirahat dan fase asidosis atau sepsis.
jaringan normal dengan variabilitas kontraksi melalu kateter 2. Tekanan istirahat lebih besar dari
Ditandai dengan : baik, tekanan intrauterus bila 30 mmHg atau tekanan kontraksi
DS : - Kemajuan persalinan baik tersedia lebih dari 50 mmHg menurunkan
Klien menanyakan 3. Identifikasi faktor-faktor atau mengganggu oksigenasi
kapan akan lahir maternal seperti dehidrasi, dalam ruang intravilos.
bayinya, lama sekali asidosis, ansietas atau sindrom 3. Kadang-kadang prosedur
anak saya lahir. vena kava sederhana ( seperti membalikkan
DO : 4. Kaji malposisi dengan klien ke posisi rekumben lateral )
Klien tampak menggunakan maneuver meningkatkan sirkulasi darah
cemas, mimik muka Leopold dan temuan dan oksigen ke uterus dan
tegang, gelisah, pemeriksaan internal ( lokasi plasenta serta dapat mencegah
keringat banyak fontanel dan sutura cranial ). atau memperbaiki hipoksia janin.
Tinjau ulang hasil 4. Menentukan pembaringan janin,
ultrasonografi posisi dan persentasi dapat
5. Biarkan klien memilih posisi mengidentifikasi factor-faktor
tangan dan lutut atau posisi yang memperberat disfungsional
sim lateral pada sisi persalinan.
berlawanan dimana oksiput 5. Posisi ini mendorong pemutaran
janin diarahkan bila janin anterior dengan memungkinkan
pada posisi OP kolumna vertebralis janin turun

18
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No. Rasional Tindakan
Keperawatan (NOC) (NIC)
6. Siapkan untuk kelahiran kearah anterior dinding abdomen
caesarea klien ( 70 % janin pada posisi
OP memutar secara spontan ).
6. Melahirkan pervagina dari
bokong dihubungkan dengan
cedera pada kolumna vertebralis
janin, pleksus brakialis,
klavikula, dan sutura otak,
mengingatkan mortalitas dan
morbiditas neonatal.

4. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji intensitas, karakteristik, 1. Pengkajian yang spesifik
dengan terputusnya keperawatan diharapkan klien dan derajat nyeri membantu memilih intervensi
kontinuitas jaringan dapat beradaptasi dengan nyeri 2. Pertahankan tirah baring yang tepat
akibat tindakan yang dialami selama masa akut. 2. Meminimalkan stimulasi atau
operasi Kriteria Hasil : 3. Terangkan nyeri yang diderita meningkatkan relaksasi
Ditandai dengan - Mengungkapkan nyeri dan klien dan penyebabnya. 3. Meningkatkan koping klien
DS: tegang di perutnya berkurang 4. Ajarkan teknik distraksi dalam melakukan guidance
Klien mengatakan - Dapat melakukan tindakan 5. Kolaborasi pemberian mengatasi nyeri
nyeri pada luka SC untuk mengurangi nyeri analgetika 4. Pengurangan persepsi nyeri
DO: - Kooperatif dengan tindakan 5. Mengurangi onset terjadinya
- Skala nyeri 4-5 yang dilakukan nyeri dapat dilakukan dengan
(nyeri sedang) - TTV dalam batas normal ; pemberian analgetika oral
- Ekspresi wajah Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 maupun sistemik dalam
meringis mmHg, RR :18-20x/menit, spectrum luas/spesifik
- Terdapat luka Nadi : 80-100 x/menit
insisi operasi
pada daerah

19
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No. Rasional Tindakan
Keperawatan (NOC) (NIC)
abdomen
- KU lemah

Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kemampuan klien 1. Mungkin klien tidak mengalami
fisik berhubungan keperawatan diharapkan klien untuk beraktivitas perubahan berarti, tetapi
dengan adanya luka dapat melakukan aktivitas tanpa 2. Kaji pengaruh aktivitas perdarahan masif perlu
operasi adanya komplikasi terhadap kondisi luka dan diwaspadai untuk menccegah
Ditandai dengan : Kriteria Hasil : kondisi tubuh umum kondisi klien lebih buruk
DS : klien mampu melakukan 3. Bantu klien untuk memenuhi 2. Aktivitas merangsang
Klien mengatakan aktivitasnya secara mandiri kebutuhan aktivitas sehari- peningkatan vaskularisasi dan
susah mengangkat hari.. pulsasi organ reproduksi, tetapi
kedua tungkai 4. Bantu klien untuk melakukan dapat mempengaruhi kondisi
bawahnya tindakan sesuai dengan luka post operasi dan
DO : kemampuan /kondisi klien berkurangnya energi
- Post op hari 5. Evaluasi perkembangan 3. Mengistiratkan klilen secara
ke - 1 kemampuan klien melakukan optimal.
- KU lemah aktivitas 4. Mengoptimalkan kondisi klien,
- Nampak luka 6. Kkolaborasi dengan dokter pada abortus
insisi operasi dalam pemberian therapy obat imminens, istirahat mutlak
pada daerah sangat diperlukan
abdomen 12 cm. 5. Menilai kondisi umum klien.
- Kekuatan otot 6. Membantu mempercepat
+3 dapat mobilitas fisik klien
melawan
gravitasi tetapi
lemah

20
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani, S.ST. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas, Salemba Medika,


Jilid I, Jakarta.

Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional : Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Naternal, Yayasan Bina Pustaka, sarwono Prawirohardjo.

Sujiyatini, DKK. (2010). Asuhan Ibu Nifas ASKEB II, Cetakan I, Yogyakarta

Varney. (2008). Buku Ajar Asuhan kebidanan, Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC

Doengoes, M, and Frances, M.F. (2005). Rencana Keperawatan maternal Bayi,


Edisi III, Jakarta : EGC.

21
LAPORAN PENDAHULUAN
PARTUS TAK MAJU DI RUANG CEMPAKA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA
TANGGAL 10 – 12 AGUSTUS 2017

GI ILMU
NG K
TI

ES
H
SEKOLA

E HATAN
S T I K E S
C

SA

A
H G
B AY
A BAN
A
NJ IN
ARMAS

OLEH :

KATHARINA, S. Kep
NIM. 16.31.0704

STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

22
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PARTUS TAK MAJU


DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA
TANGGAL 10 – 12 AGUSTUS 2017

GI ILMU
NG K
TI

ES
H
SEKOLA

E HATAN
S T I K E S
C

SA
A
H G
B AY
A BAN
A
NJ IN
ARMAS

OLEH :

KATHARINA, S. Kep
NIM. 16.31.0704

Palangka Raya, Agustus 2017

Mengetahui,

PreseptorAkademi PreseptorKlinik

(..................................................) (..................................................)

23
24

S-ar putea să vă placă și