Sunteți pe pagina 1din 15

Media Peternakan, Desember 2004, hlm. 88-100 Vol. 27 N0.

3
ISSN 0126-0472

Dadih Susu Sapi Hasil Fermentasi Berbagai Starter Bakteri


Probiotik yang Disimpan pada Suhu Rendah: Karakteristik
Kimiawi

E. Taufik
Departemen Ilmu Produksi Ternak, Fakutas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga, Fakultas Peternakan, IPB Bogor 16680
(Diterima 18-08-2004; disetujui 03-11-2004)

ABSTRACT

This experiment was designed to improve quality of dadih in a process which was
more controlled. The use of cow milk was to replace buffalo milk utilization due to its availability
was very limited; the use of probiotic starter combination was to conduct fermentation process
of dadih more controlled, and the specific characteristics of dadih could be measured.
Therefore the aim of this experiment was to evaluate the best starter concentration that will
be used in fermentation process of dadih and to investigate chemical characteristics of dadih
from cow milk fermented with different combination of probiotic starter bacteria (L. plantarum
(A1), L. plantarum + L. acidophilus (A2), L. plantarum + B. bifidum (A3) and L. plantarum
+ L. acidophilus + B. bifidum (A4)) and stored at low temperatures for 0, 7 and 14 days.
The results showed that the best starter concentration was 3% with similar comparison among
starters and the combinations of probiotic starter bacteria did not affect significantly moisture,
protein, fat, ash contents, pH and titratable acidity of dadih at H-0 (before storage). The
characteristics of dadih after storing for 14 days at low temperature showed that combinations
of starter affected significantly pH and titratable acidity (P<0.01). However these variables
were not affected by storage time. Protein, moisture and fat contents were not affected by
starter combinations and storage time; ash content was affect significantly by storage time
but not by starter combination. It is concluded that all dadih produced by different starter
combinations have no significant differences in chemical characteristics, but dadih produced
by starter combination A4 has more advantages in probiotic content.

Key words: dadih, cow milk, probiotic, lactic acid bacteria, chemical characteristics

PENDAHULUAN dapat dipotong dan dimakan dengan


menggunakan sendok. Menurut Sirait (1993)
Dadih adalah produk olahan susu kerbau dadih adalah produk susu fermentasi yang
yang terdapat di daerah Sumatera Barat. menyerupai yoghurt dan kefir. Pemanfaatan
Produk ini sudah lama dikenal dan disukai oleh dadih pada umumnya adalah sebagai lauk pauk,
masyarakat setempat (Surono et al., 1984). makanan selingan, pelengkap upacara adat,
Dadih merupakan makanan spesifik yang dan sebagai obat-obatan tradisional (Sughita,
berwarna putih dan hampir menyerupai tahu, 1985).

Edisi Desember 200488


Media Peternakan
TAUFIK

Secara tradisional dadih dibuat dari susu fermentasi pembuatan dadih dengan harapan
kerbau yang diperam di dalam tabung bambu tidak hanya dapat meningkatkan karakteristik
dan ditutup dengan daun pisang yang telah kimiawinya saja tetapi juga dapat menjadikan
dilayukan di atas api, kemudian diinkubasikan dadih sebagai bahan pangan fungsional
pada suhu ruang (sekitar 27-33oC) selama 2 hari (functional food) yang berguna bagi kesehatan
(Sughita, 1985). Fermentasi dadih yang dibuat tubuh manusia.
secara tradisional melibatkan berbagai jenis Penelitian bertujuan untuk mempelajari
mikroorganisme yang saling berinteraksi. karakteristik kimiawi dadih yang dibuat dari susu
Mikroorganisme yang berperan dalam proses sapi dengan starter Lactobacillus plantarum
fermentasi ini diduga berasal dari permukaan asal dadih susu kerbau yang dikombinasikan
tabung bambu bagian dalam, permukaan daun dengan starter bakteri probiotik Lactobacillus
penutup, dan dari susu kerbau yang digunakan. acidophilus dan Bifidobacterium bifidum,
Mikroorganisme tersebut terdiri atas bakteri dan yang sekaligus untuk memperoleh produk dadih
khamir dengan jumlah bakteri sekitar 106-107 baru yang mengandung probiotik (bio-dadih).
dan khamir sekitar 105 (Hosono,1992).
Masyarakat setempat beranggapan MATERI DAN METODE
bahwa hanya susu kerbau yang dapat dipakai
sebagai bahan baku alam pembuatan dadih Penelitian terdiri atas dua tahap, yaitu
(Sirait et al., 1995). Hal ini dapat menimbulkan penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
permasalahan di masyarakat sehubungan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk
dengan keterbatasan susu kerbau yang melakukan persiapan starter dan penentuan
mengakibatkan terbatasnya produksi dadih dan konsentrasi starter yang akan digunakan dalam
mahalnya harga dadih (Sirait et al., 1995). penelitian utama. Penelitian utama bertujuan
Pembuatan dadih sampai saat ini masih untuk mengaplikasikan hasil penelitian
dilakukan secara tradisional, sehingga kualitas pendahuluan yaitu membuat dadih dengan
dadih yang diperoleh berbeda-beda. Belum konsentrasi starter yang terpilih.
adanya standar pembuatan dadih menyebabkan
kualitas dadih yang diperoleh bervariasi pada Penelitian Pendahuluan
masing-masing pengolah.
Upaya-upaya peningkatan kualitas dadih Metode yang digunakan dalam penelitian
baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologis pendahuluan ini mengacu pada metode
sangat diperlukan.Upaya pengembangan dadih penelitian pendahuluan yang digunakan oleh
dari makanan tradisional menjadi salah satu Taufik (2003). Metode tersebut adalah
produk bahan pangan olahan susu yang dilakukannya persiapan starter untuk
mempunyai peluang besar menjadi produk menghasilkan starter kerja yang akan
komersial telah banyak dilakukan. Upaya-upaya digunakan untuk pembuatan dadih. Starter kerja
tersebut antara lain melalui: 1) penggantian susu ini harus memenuhi syarat sesuai dengan
kerbau dengan susu sapi yang diikuti oleh proses pendapat Overby (1988). Proses ini diawali
pasteurisasi, 2) penggantian wadah konvensional dengan purifikasi starter yang dilanjutkan
berupa bambu dengan wadah plastik yang lebih dengan pemeriksaan morfologi secara
steril dan higienis, 3) proses fermentasi yang mikroskopis. Selanjutnya untuk penentuan
terkontrol melalui penggunaan starter kultur konsentrasi starter yang akan dipilih untuk
murni atau kombinasi berbagai starter bakteri penelitian utama dilakukan setelah mencoba tiga
asam laktat lainnya. tingkat konsentrasi yaitu 3%, 4% dan 5%
Pada penelitian ini akan dikaji dengan perbandingan yang sama antar masing-
penggunaan bakteri probiotik dalam proses masing starter yaitu 1:1 dalam pembuatan

Edisi Desember 200489


DADIH SUSU SAPI
Vol. 27 No. 3

dadih. Setelah itu dilakukan pengukuran karakteristik dadih dan kombinasinya pada hari
terhadap pH, total asam tertitrasi dan dilakukan ke-0 (sebelum penyimpanan adalah rancangan
pengamatan terhadap sineresis, koagulasi dan acak kelompok pola searah dengan 3 ulangan
tekstur. (sebagai kelompok) pada masing-masing
perlakuan. Rancangan percobaan yang
Penelitian Utama digunakan untuk melihat karakteristik susu
fermentasi selama 14 hari penyimpanan adalah
Penelitian utama merupakan penerapan rancangan acak kelompok pola faktorial 4X3
dari hasil penelitian pendahuluan, yaitu dengan tiga kali ulangan sebagai kelompok.
pembuatan produk dengan konsentrasi terpilih. Data yang dihasilkan dianalisis dengan sidik
Dadih dibuat dengan mengikuti proses yang ragam, bila ada perbedaan yang nyata dilakukan
dibuat oleh Syahrir (2002) dengan modifikasi. uji lanjut menggunakan metode Least
Proses dimulai dengan penguapan susu sapi Significance Difference(Steel & Torrie, 1993).
segar dengan vacuum evaporator (80-85oC)
sampai menjadi setengah volume awal, HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian modifikasi, yaitu penambahan krim
susu untuk standardisasi kadar lemak susu sapi Penelitian Pendahuluan
sebesar 8% untuk mendekati nilai kadar lemak
susu kerbau, setelah itu dilakukan homogenisasi Morfologi dan total populasi bakteri kultur
dengan pengadukan, diikuti inokulasi starter kerja disajikan pada Tabel 1. Populasi yang
kemudian penuangan ke dalam wadah dan didapatkan dari semua bakteri telah memenuhi
terakhir adalah inkubasi pada suhu ruang syarat kisaran populasi bakteri yang dibutuhkan
(sekitar 27-33oC) selama 24 jam. untuk memproduksi produk susu fermentasi
Perlakuan yang dilakukan pada penelitian yaitu 5,4 x 108 – 1,2 x 109 cfu/ml (Overby, 1988).
utama yang pertama adalah jenis kombinasi L. plantarum merupakan bakteri asam laktat
starter yang berbeda (faktor A) yang terdiri yang bersifat heterofermentatif fakultatif, L.
atas empat jenis yaitu L. plantarum (sebagai
acidophilus bersifat homofermentatif dan B.
kontrol) (A1), L. plantarum + L. acidophilus
bifidum heterofermentatif. L. plantarum dapat
(A2), L. plantarum + B. bifidum (A3) dan L.
plantarum + L. acidophilus + B. bifidum memproduksi hidrogen peroksida tertinggi
(A4). Perlakuan yang kedua adalah lama diantara bakteri asam laktat lainnya. Bakteri ini
penyimpanan (faktor B) yang terdiri atas empat dapat memfermentasi hampir semua jenis gula
waktu penyimpanan yaitu hari ke-0 (B1) yaitu dan dapat hidup pada pH rendah. L.
hari pada saat dadih terbentuk setelah acidophilus satu famili dengan L. plantarum
mengalami proses inkubasi pada suhu ruang yaitu Lactobacillaceae spp. sehingga bentuk
selama sehari semalam, hari ke-7 (B2), dan hari morfologinya hampir sama, juga termasuk Gram
ke-14 (B3). Batas akhir waktu penyimpanan positif. Bakteri ini termasuk yang tahan terhadap
pada 14 hari mengacu pada hasil penelitian hambatan-hambatan pada saluran pencernaan
Syahrir (2002). Semua dadih yang terbentuk seperti air liur, asam lambung dan asam
disimpan pada lemari pendingin. empedu. B. bifidum termasuk kedalam famili
Analisis dan pengamatan yang dilakukan Bifidobacterium spp. memiliki ukuran populasi
pada hari ke-0, ke-7, dan ke-14 selama terbesar ketiga dalam saluran pencernaan
penyimpanan meliputi kadar protein, kadar manusia setelah Bacteroides dan
lemak, kadar air, kadar abu dengan analisis Eubacterium. Bakteri ini bersifat anaerob dan
proksimat dan total asam tertitrasi serta pH. dalam aktivitas fermentasinya menghasilkan 3
Rancangan percobaan yang digunakan untuk bagian asetat dan 2 bagian laktat. Semua bakteri
melihat pengaruh perlakuan terhadap telah memenuhi ciri-ciri yang disebutkan oleh
Frazier & Westhoff (1978).

Edisi Desember 200490


Media Peternakan
TAUFIK

Tabel 1. Morfologi dan total populasi bakteri starter kerja

Jenis bakteri Jumlah (cfu/ml) Morfologi

L. plantarum 6,1 x 108 Berbentuk batang, dengan susunan tunggal atau


membentuk rantai pendek, Gram positif
L. acidophilus 6,9 x 108 Berbentuk batang, dengan susunan tunggal atau
membentuk rantai pendek, Gram positif
B. bifidum 5,9 x 108 Berbentuk batang, dengan susunan tunggal atau
bergerombol dapat menyerupai huruf V, Y atau X
dengan ujung bulat, Gram positif

Penentuan konsentrasi starter dilakukan menunjukkan bahwa susu hasil evaporasi


dalam rangka menentukan starter terbaik yang mengalami peningkatan kadar bahan kering
akan digunakan pada penelitian utama. Pada menjadi 17,95% yang merupakan akibat dari
kegiatan ini dilakukan juga pengujian bahan penguapan air pada susu tersebut. Menurut
baku susu segar untuk pembuatan dadih agar Azima (1983) pemekatan susu dilakukan untuk
dapat ditentukan layak atau tidaknya susu yang mendapatkan bahan kering yang mendekati
akan digunakan. Pengujian peubah kualitas kadar bahan kering susu kerbau sekitar 18%,
susu dilakukan berdasarkan petunjuk Sudono dengan demikian bahan baku susu sapi yang
et al. (1999). Hasil pengujian susu segar untuk diuapkan telah mendekati kadar bahan kering
bahan baku dadih disajikan pada Tabel 2. susu kerbau.
Hasil analisis susu segar sebelum dan Hasil analisis peubah kuantitatif dan
sesudah penguapan pada Tabel 2 di atas telah kualitatif dadih hasil kombinasi berbagai starter
memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan pada tingkat konsentrasi yang berbeda disajikan
dalam SNI 01-3141-1998 tentang susu segar pada Tabel 3 dan 4. Konsentrasi terpilih
yaitu keadaan bau, warna, rasa normal, uji ditentukan berdasarkan karakter susu
alkohol negatif, kadar protein minimal 2,7%, fermentasi, yaitu nilai asam laktat (dari TAT)
kadar lemak minimal 3,0% dan tingkat 0,5% sampai 2,0% (SNI 01-2981-1992) dan pH
keasaman 4,5 sampai 7,0. Data tersebut juga 3,8 sampai 4,6 (Oberman, 1985). Hasil analisis

Tabel 2. Kualitas susu segar bahan baku pembuatan dadih

Peubah kualitas Sebelum penguapan Setelah penguapan

Berat jenis (BJ) 1,0282 1,0420


Kadar lemak (%) 3,80 5,70
Kadar protein (%) 4,16 5,36
pH 6,15 6,04
Bahan kering tanpa lemak (%) 8,31 12,25
Bahan kering (%) 12,11 17,95
Kadar air (%) 87,89 82,05

Edisi Desember 200491


DADIH SUSU SAPI
Vol. 27 No. 3

Tabel 3. Karakteristik dadih hasil kombinasi berbagai starter pada tingkat konsentrasi yang berbeda
(Peubah kuantitatif)

pH Total asam tertitrasi


Kombinasi starter *
3% 4% 5% 3% 4% 5%

Lp 4,73 4,65 4,61 1,06 1,37 1,42


Lp + La 4,66 4,96 4,65 1,14 1,55 1,71
Lp + Bf 4,77 4,67 4,64 1,28 1,98 1,44
Lp + La + Bf 4,55 4,65 4,42 1,56 1,67 1,90

*Keterangan : Lp = L. plantarum, La = L. acidophilus, Bf = B. bifidum

menunjukkan bahwa nilai pH dari semua starter 3% dipilih untuk digunakan dalam
konsentrasi starter tidak semuanya memenuhi penelitian utama, karena telah menghasilkan
kriteria diatas, sedangkan nilai total asam produk yang tidak terlalu berbeda
tertitrasi semuanya memenuhi kisaran standar karakteristiknya dengan konsentrasi yang 4%
yang ada (Tabel 3). Karakteristik kualitatif baik dan 5%.
tekstur atau koagulasi antar ketiga konsentrasi
Penelitian Utama
starter yang diuji tidak terlalu berbeda, kecuali
pada sineresis, konsentrasi starter 5% Pada penelitian utama ini, dadih yang
memberikan hasil yang sedikit berbeda akan diproduksi menggunakan konsentrasi
dibandingkan dengan konsentrasi starter 3% starter 3% merupakan hasil dari penelitian
dan 4% yang hasilnya relatif sama. Dengan hasil pendahuluan. Pengamatan yang dilakukan
pengamatan seperti di atas, maka pertimbangan meliputi karakteristik kimiawi dadih sebelum
ekonomis diambil dalam penentuan akhir dari penyimpanan (H0) dan selama penyimpanan
konsentrasi starter yang akan dipilih untuk yaitu 14 hari dengan pengambilan contoh
penelitian utama. Berdasarkan pertimbangan- dilakukan pada hari ke-7 dan hari terakhir
pertimbangan tersebut maka konsentrasi penyimpanan, yaitu hari ke-14.

Tabel 4. Karakteristik dadih hasil kombinasi berbagai starter pada tingkat konsentrasi yang berbeda
(Peubah kualitatif)
Kombinasi Tekstur Koagulasi Sineresis

starter *
3% 4% 5% 3% 4% 5% 3% 4% 5%

Lp ++++ ++++ ++++ ++++ +++ +++ + + +


Lp + La ++++ ++++ +++ +++++ +++++ ++++ - - +
Lp + Bf +++ ++ +++ +++ ++ +++ + + ++
Lp + La + Bf ++ ++ ++++ ++ ++ ++++ + + +

*Keterangan: Lp = L. plantarum, La = L. acidophilus, Bf = B. bifidum


+ = Semakin banyak tanda + maka tingkat kekompakan dan kehalusan tekstur produk semakin baik

Edisi Desember 200492


TAUFIK Media Peternakan

Karakteristik Kimiawi Dadih Sebelum sumber nutrisi oleh bakteri starter, sehingga
Penyimpanan (H0) dengan semakin banyaknya jenis bakteri,
penggunaan protein semakin tinggi. Menurut
Pada H0 (pada saat dadih terbentuk, Tamime & Robinson (1999) bakteri yang
sebelum disimpan), karakteristik kimiawi dadih digunakan sebagai starter pada pembuatan
yang diamati meliputi seluruh peubah yang produk susu fermentasi tidak dapat dengan
diamati. Data selengkapnya disajikan pada penuh melakukan sintesis asam amino, sehingga
Tabel 5. asam-asam amino yang terdapat dalam susu
dapat membantu pertumbuhannya.
Kadar Protein. Kisaran rataan kadar Tamime & Robinson (1999) juga
protein dadih hasil kombinasi berbagai starter
menyatakan bahwa terdapat banyak teori yang
berkisar pada 3,53% sampai 4,13% (Tabel 5).
mengulas mengenai simbiosis atau asosiasi
Kadar protein tertinggi (4,13%) dihasilkan oleh
dadih starter tunggal (A1) walaupun secara pertumbuhan dari suatu kultur campuran.
statistik nilai ini tidak berbeda nyata dengan nilai Asosiasi ini dapat digambarkan dengan
kadar protein hasil kombinasi starter yang lain sederhana, yaitu satu organisme menyediakan
(A2, A3 dan A4). Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang berguna bagi organisme yang
kombinasi starter tidak berpengaruh nyata lainnya. Kedua penulis dalam tulisannya
terhadap kadar protein dadih yang dihasilkan. melaporkan bahwa banyak penelitian mengenai
Penggunaan bahan baku dadih dan konsentrasi hal ini yang semuanya berkaitan dengan
starter yang sama (3%), walaupun dengan penggunaan asam-asam amino yang
kombinasi berbeda, ternyata menghasilkan merupakan penyusun protein. Dalam hal ini
dadih dengan kadar protein yang relatif tidak satu organisme menggunakan protein sebagai
berbeda. aktivitas metabolisme pertumbuhan mereka
Secara biologis kadar protein dadih yang kemudian juga mensintesis asam-asam
semakin menurun dari yang menggunakan amino yang diperlukan oleh pertumbuhan
starter tunggal ke kombinasi starter yang organisme lain. Dengan demikian dapat diduga
semakin kompleks (A1 ke A4). Hal ini diduga bahwa semakin kompleks suatu campuran
karena protein susu juga digunakan sebagai starter bakteri maka tingkat penggunaan asam-

Tabel 5. Karakteristik dadih hasil kombinasi starter sebelum penyimpanan


Kombinasi starter
Peubah

A1 A2 A3 A4

Kadar protein (% BK) 4,13 3,94 3,82 3,53


Kadar lemak (% BK) 13,95 10,81 15,82 10,96
Kadar air (%) 80,52 83,81 78,08 83,15
Kadar abu (% BK) 0,87 0,92 0,89 0,90
TAT (% asam laktat) 2,21 3,00 2,54 3,45
pH 4,13 3,72 3,96 3,69

Keterangan: A1 = L. plantarum, A2 = L. plantarum + L. acidophilus


A3 = L. plantarum + B. bifidum, A4 = L. plantarum + L. acidophilus + B. bifidum
Semua nilai diatas merupakan rataan dari tiga ulangan
Edisi Desember 200493
DADIH SUSU SAPI
Vol. 27 No. 3

asam amino oleh masing-masing starter Kadar Air. Kadar air dalam suatu bahan
semakin tinggi. pangan memegang peranan penting karena
dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme
Kadar Lemak. Data pada Tabel 5 dalam bahan pangan itu sendiri. Data pada
menunjukkan bahwa kadar lemak dadih yang Tabel 5 menunjukkan bahwa kadar air dadih
dihasilkan relatif tinggi jika dibandingkan dengan tidak nyata dipengaruhi oleh kombinasi starter
produk-produk olahan susu fermentasi lainnya bakteri.
(Tamime & Robinson, 1999). Hal ini disebabkan Kadar air dadih yang relatif sama pada
dadih biasanya dihasilkan dari susu kerbau yang setiap tingkat kombinasi starter ini disebabkan
kadar lemaknya lebih tinggi dibandingkan oleh bahan baku susu yang digunakan sama dan
dengan susu sapi. Penelitian ini menggunakan kultur starter yang berbentuk cair ditambahkan
susu sapi sebagai bahan baku dadih sebagai dengan konsentrasi yang sama yaitu 3%. Selain
pengganti susu kerbau yang ketersediaannya itu air tidak seperti komponen bahan pangan
terbatas. Susu sapi yang digunakan dievaporasi lainnya yang dapat disintesis oleh suatu bakteri
terlebih dahulu sebanyak 50% dari volume awal, tetapi lebih merupakan medium pertumbuhan
untuk mendekati komposisi susu kerbau. yang dibutuhkan oleh mikroorganisme sehingga
mempengaruhi laju atau kecepatan pertum-
Dengan demikian komposisi total solid dari
buhannya.
susu meningkat yang mengakibatkan
meningkatnya kadar lemak susu. Selain itu
Kadar Abu. Hasil analisis ragam
kadar lemak susu sapi hasil evaporasi masih
menunjukkan bahwa kombinasi starter tidak
ditambahkan lemak susu untuk menyamai kadar
mempengaruhi secara nyata kadar abu dadih
lemak susu kerbau, sehingga produk dadih yang yang dihasilkan (Tabel 5). Menurut Buckle et
dihasilkan memiliki kadar lemak yang tinggi. al. (1987), kadar abu yang mengandung
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa komponen-komponen mineral mikro dan jarang
kadar lemak dadih tidak dipengaruhi secara (trace) relatif agak konsisten dibandingkan
nyata oleh kombinasi starter bakteri (Tabel 5). dengan komponen susu lainnya, bahkan pakan
Hasil tersebut tidak menunjukkan adanya pola sendiri tidak berpengaruh besar terhadap kadar
yang teratur, hal ini diduga karena bakteri asam abu. Hal ini diduga disebabkan oleh penggunaan
laktat mempunyai aktivitas lipolitik sekunder, komponen abu yang terkandung dalam bahan
artinya aktivitas tersebut dilakukan setelah baku susu oleh bakteri yang relatif rendah
mikroorganisme lain memecah asam lemak dalam proses metabolisme pertumbuhan bakteri
susu menjadi senyawa yang lebih sederhana tersebut, atau dengan kata lain jumlah komponen
(Bottazi,1983). Hal ini sesuai dengan pendapat kadar abu lebih dipengaruhi oleh kualitas bahan
Tamime & Robinson (1999) yang menyatakan baku susu yang digunakan. Jumlah kadar abu
bahwa hidrolisis lemak oleh kultur starter hanya dadih yang relatif lebih tinggi dibandingkan
terjadi pada tingkat yang sangat terbatas. dengan kadar abu dari susu biasa disebabkan
Namun demikian, meningkatnya kadar lemak oleh adanya proses evaporasi yang
dadih dibandingkan kadar lemak susu bahan menyebabkan meningkatnya komposisi SNF
baku dadih tetap dipengaruhi oleh aktivitas (solid non fat) pada susu bahan baku dadih.
starter yang digunakan, terutama produksi
enzim triasilgliserol lipase yang dapat Total Asam Tertitrasi dan pH. Hasil
membentuk lemak dari trigliserida, karena enzim analisis statistik menunjukkan bahwa kombinasi
lipase yang ada dalam susu biasanya diinaktivasi starter tidak berpengaruh nyata terhadap total
pada saat pemanasan (Tamime & Robinson, asam tertitrasi (TAT). Jika diurutkan, nilai TAT
1999). tertinggi ke terendah adalah A4, A2, A3 dan

Edisi Desember 200494


Media Peternakan
TAUFIK

A1. Hal ini sejalan dengan pendapat Tamime terbentuk secara alami dalam susu sekaligus
& Robinson (1999) yang menyatakan starter mengukur keasaman yang merupakan produk
campuran akan memproduksi asam yang lebih dari aktivitas bakteri asam laktat yang menjadi
tinggi dibandingkan starter tunggal. Kemudian starter pembuatan dadih. Namun karena
nilai TAT kombinasi A3 lebih rendah keasaman alami dari susu dianggap tidak
dibandingkan dengan nilai TAT kombinasi A2, berbeda nyata dengan adanya standardisasi
hal ini disebabkan oleh sifat B. bifidum yang total solid dari bahan baku susu, maka
anaerob sehingga aktivitasnya kurang optimal pengukuran asam tertitrasi dapat digunakan
pada dadih yang diinkubasi secara aerob; selain sebagai indikasi yang cukup beralasan bagi
itu bakteri ini tidak hanya memproduksi asam kinerja bakteri starter.
laktat tetapi juga asam asetat dan komponen Nilai TAT untuk dadih dengan kombinasi
volatil lainnya sehingga produksi asam laktatnya starter (A2, A3 dan A4) relatif lebih tinggi
tidak setinggi bakteri homofermentatif. dibandingkan dengan nilai TAT dadih hasil
Sementara itu kombinasi starter juga tidak starter tunggal (A1). Hal ini sesuai dengan
mempengaruhi secara nyata nilai pH dadih yang pendapat Tamime (1977) yang dikutip oleh
terbentuk (Tabel 5). Apabila diurutkan nilai pH Tamime & Robinson (1999) yang menyatakan
tersebut dari yang tertinggi ke yang terendah bahwa produk susu fermentasi yang
adalah A1, A3, A2 dan A4. Secara biologis menggunakan starter campuran akan
dapat dinyatakan bahwa starter tunggal menghasilkan produksi asam laktat yang laju
mempunyai nilai pH yang lebih tinggi dan jumlahnya lebih tinggi daripada yang
dibandingkan starter campuran pada H0 menggunakan starter tunggal.
(sehari setelah proses inkubasi). Standar persen asam laktat untuk yoghurt
Pengukuran TAT secara umum dilakukan sesuai SNI 01-2981-1992 adalah 0,5% sampai
untuk mengetahui tingkat keasaman atau total 2,0%, sementara itu pada dadih yang dihasilkan
asam pada suatu produk yang direpresentasikan dari berbagai kombinasi starter mempunyai nilai
oleh jumlah total ion hidrogen (H+) dalam bentuk asam laktat semuanya diatas 2,0%. Hal ini tidak
terdisosiasi atau tidak terdisosiasi. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa dadih yang dihasilkan
secara lebih teknis asam tertitrasi didefinisikan tidak sesuai standar karena yoghurt dan dadih
sebagai jumlah basa yang dibutuhkan untuk berbeda dalam proses pembuatan dan kultur
menaikkan pH susu dari 6,6 ke 8,4 dengan bakteri yang digunakan sebagai starternya.
fenoptalein sebagai indikator. Nilai pH Sampai sekarang SNI untuk dadih belum ada.
menggambarkan keasaman yang nyata dari Lebih dari itu tingkat keasaman produk susu
suatu larutan yang merupakan hasil pengukuran fermentasi sangat ditentukan oleh preferensi
konsentrasi ion hidrogen yang terdisosiasi, susu konsumen.
normal merupakan larutan yang memiliki Sesuai dengan pendapat Bylund (1995)
keasaman yang sedikit dibawah pH normal dan Frobisher et al.(1974) apabila nilai TAT
dengan nilai pH 6,5 sampai 6,7 dengan 6,6 meningkat maka nilai pH semakin turun dan
sebagai nilai yang paling biasa ditemukan pada sebaliknya, data pada Tabel 5 menunjukkan nilai
suhu sekitar 25oC (Bylund, 1995). Dengan pH:TAT berturut-turut dengan patokan nilai pH
demikian apabila dibandingkan dengan nilai TAT yang tertinggi ke yang terendah adalah A1(4,13
yang dihasilkan kondisi ini telah sesuai dengan : 2,21), A3 (3,96 : 2,54), A2 (3,72 : 3,02) dan A4
teori tersebut. (3,69 : 3,45) telah sesuai dengan pendapat hasil
Apabila nilai pH turun maka nilai penelitian tersebut di atas, walaupun nilai TAT
keasaman akan meningkat dalam susu normal. mempunyai selang nilai yang tidak terlalu
Pengukuran keasaman dalam suatu produk berbeda dengan nilai pH pada setiap kombinasi
fermentasi berarti mengukur keasaman yang starter. Luck et al. (1973) yang dikutip oleh

Edisi Desember 200495


DADIH SUSU SAPI
Vol. 27 No. 3

Tamime & Robinson (1999) menyatakan bahwa protein secara umum untuk semua perlakuan
hubungan antara asam tertitrasi dengan pH tidak pada hari ke-7 diduga disebabkan oleh
dapat berlaku dengan ketat dalam setiap kondisi meningkatnya asam-asam amino penyusun
apalagi dalam suatu sistem buffer yang tinggi, protein yang merupakan hasil metabolisme
seperti yoghurt atau produk-produk susu bakteri asam laktat. Selain itu, kadar protein
fermentasi lainnya. tersebut menurun seiring makin lamanya
penyimpanan karena semakin banyaknya
Karakteristik Kimiawi Dadih Hasil bakteri yang tidak dapat bertahan hidup dengan
Berbagai Kombinasi Starter Selama 14 Hari kondisi lingkungan yang semakin asam, hal ini
Penyimpanan sejalan dengan pendapat Tamime & Robinson
(1999) yang menyatakan bahwa laju proteolisis
Kadar Protein. Kadar protein dadih menurun selama penyimpanan yaitu setelah
hasil berbagai kombinasi starter selama 14 hari fase pertumbuhan tetap (stationary phase)
penyimpanan disajikan pada Tabel 6. Hasil dicapai oleh starter bakteri.
analisis ragam menunjukkan bahwa kombinasi
starter dan lama penyimpanan tidak Kadar Lemak. Kadar lemak dadih hasil
mempengaruhi kadar protein dadih yang berbagai kombinasi starter selama 14 hari
disimpan selama 14 hari dalam lemari pendingin. penyimpanan disajikan pada Tabel 7. Kombinasi
Hal ini diduga disebabkan oleh penggunaan starter dan penyimpanan selama 14 hari pada
bahan baku dan konsentrasi starter yang suhu lemari pendingin tidak berpengaruh nyata
ditambahkan sama. Selain itu, secara umum terhadap kadar lemak dadih yang terbentuk.
genus Lactobacillus spp. dan Bifidobacteria Kondisi ini terjadi seperti yang telah dijelaskan
spp. memiliki aktivitas proteolisis yang rendah pada bagian kadar lemak dadih sebelum
(Tamime & Robinson, 1999). Secara biologis penyimpanan. Namun secara biologis, semakin
untuk semua perlakuan terdapat kecenderungan lama penyimpanan, kadar lemak semakin
kadar protein meningkat sampai hari ke-7 menurun. Hal ini diduga karena semakin
kemudian menurun pada hari selanjutnya. menurunnya aktivitas sintesis asam lemak oleh
Kadar protein pada dadih selain berasal bakteri seiring dengan semakin menurunnya
dari protein susu juga berasal dari protein dalam populasi bakteri.
bakteri itu sendiri yang dapat menyumbangkan
sekitar 7% dari total protein susu atau produk Kadar Air. Kadar air dadih hasil berbagai
olahan susu (Bottazi, 1993). Kenaikan kadar kombinasi starter selama 14 hari penyimpanan

Tabel 6. Kadar protein dadih selama 14 hari penyimpanan (% BK)


Hari penyimpanan Kombinasi starter
ke- Rataan
A1 A2 A3 A4

0 4,14 3,94 3,82 3,53 3,86


7 3,72 4,29 3,82 5,23 4,26
14 3,77 3,97 4,48 4,15 4,09
Rataan 3,87 4,07 4,04 4,30 4,07

Edisi Desember 200496


M«l,a P<l<rnahn
Ta!>el 7 Kadar lomak dad,hselama 14 hanpeny,mpanar,(%BK)

lbn peny,mpanar, Kombrn.asi sumer


,._
'' " Al Al
''
0 13,95 10,81 15,82 10,96 12,89
I l ,48 10,59 11.64 10,09
,, '
J0,95
! ! ,27 ! l,33 10,5 l 10,03 10,79
12,23 10,92 12,65 10,)6 11,54

l,.O'.<ranpn. A I • L plan/""""- A2 • L p/a"'""'"' • L ,rokpN/,u


Al • L p/anJ""""' • B blfldMot. A4 • L p/afllarum • L acidopl,1hu • B b,tldwn

m&JiJ..an pada Tabcl S llasil analis,s ragam Kadar Abu. Kadar abu dadih hasil
mmunJukkan bahwa kombinasi slarler dan bcrbagai kombinasi s/arter selama 14 hari
.r.a pen) impanan tidal.: mempengaruhi secara penyimpanan disaJikan pada Tabel 9. Kadar abu
,-.'1a kadar air dadih yang d,hasilkan Kadar dadih yang dihasi1kan sangat nyata dipengaruhi
• ak1bat pengaruh kombinasi slarler tidak oleh lama penyimpanan (P<0,01), sedangk11n
....ggambarkan suatu pol a khusus, sedangkan kombinasi sraner ndak mempengaruhi kadar
.-W. pengaruh lama peny,mpanan, kadar air abu dadih yang terbenruk. Has,I uj, lanJut
:.crllhat menrngkat sampai pada har, ke-7 mcnunjukkan bahwa kadar abu pada H-0 1,dak
berbeda nyau dengan kadar abu pada H- 7 akan
o.=udian mcnurun lagi pada lwi ke-14 Namwi
tetap> sangat berbede nyata dcngan kadar abu
:5,:mil.Jan l.adar air t�but tetap konst.an karena
pada H-14, kemudian kadar abu pada H-7
�bahannya sangat ke,;il. Hal ini diduga
bcrbcda sangat nyata dengan kadar abu pada
.::x!»bkan oleh kond,si bah.an baku yangsama
J-1-14 �makin lama penytmpanan, kadar abu
.p konscntrasi uener yang dnambahkan dad,h scmakin menurun, penurunan pada H-7
Ami, selam nu, peny,mpanan da!am lemen dan H-14 diduga berkanan dengan pen�rapan
:imdmgm metl)'Cbabkansuhu lmgkungan relatrf atau penggunaan unsur-unsur abu berupa
�un schingga penguapan yang terjad,juga mineral-mineral yang terkandung dalam susu
"flauf sama atau dadih oteh bakteri asam laktat

Tabo! 8 K&dor air d&dth ..,lama 14 hari pmyimpanari (%)

,,.
Han pcny,mpanan Komb,nasi SllH/tr
._
Al
0
''
80,52
"
83,SI 78,08
''
83,15 81,39
r
,."_
Ke!oranp,,: Al • L p/antanun, A2 • L plan,an,.,, • L ocldcpl,/1,u
Al - L p/d"'"""'" • B b<f""-. M - L p1-. .. • L ,rldcpJ,11,u • B b,[ld,u,,
DADIH SUSU S.-\11
\bl 27 No 3

T•bd 9 Kadar abu dad1h sclama 14 han pc,nyimpanan ('Yo BK)

,,_
Har, pc,nyimpanan Komb1na" 5/arr •• ,,_
A• A' A, A,

0 O,S7 0,92 0,89 0,90 O,S9'


0,87 0,87 0,86 0,85 0,86'
'
"
0,82 O,S2 0,80
0,8S
0,79
o,ss
0,81'
o.as
Rau,an O,SS 0,86

Ko:tcrangan A I • l. plan/an,'" A2 • l. plan/anlcm + l. a,;ldopi,,/,u


Al • L plantan<M � B bifid•'" M - l. planttu•m + l. acidapJul•• + B bifid,,.m
SUl)<'rslmp bnbedo dalarn l.olom yon& sama mcnun;ul.l<an berbcda sanaa1 n)ill.l. (P < 0,01)

Total Asam Tertitrasi. Total asam + La), lalu A3 (Lp + Bf) dan paling kecil ni!ai
tertitrasr dad th hasil berbaga, kombmas, starter TAT padaAl (Lp • startertunggal) Dari data
sclama 14 hart peny,mpanan disejtkan pada ,nl dapat d,duga bahwa star/er tunggal
Tabel 10 Has1I analisis ragam menunjukkan memproduksi asam laktat yangrendah d1banding
bahwa kombinas1 starter berpengaruh sangat Marler campuran Jtka starter campuran
nyata terhadap total asam tcrt1tras1 dadih yang tcrsebut tcrdiri atas 2 spesics baktcri yang
d1hasilkan. Hasil uJi IanJUI menunjukkan bahwa tcnnasuk kcdalam famili loclobac,llactae spp
TAT pada kombinas1 s/arter A 1 berbeda sangat (Pcrlakuan A2)akan mcmproduks1 asam laktat
nyata dcngan A2 dan A4 (P<0,01) dan ndak yang lebrh tingg, daripada kombmasi salahsatu
berbeda dengan A3 Semen1ara itu TAT pada lactobacillUI dengan B bifidum Akan terapr
A2 bcrbcda (P<O,OS) dengan A3 dan tidak akumulas1 JUmlah asam laktat palmg banyak
berbeda nyata dcngan A4, kcmud,an berbeda diproduksi olelt kombinasi 3 Jenls balctcri starter
dengan TAT pada A4 (P<0,01) (A4). Demik,anjuga dcngan semakin lamanya
Data pada Tabe\ 10 mcnunjukkan bahwa penyimpanan, nllar TAT ,;emakin mcnurun ha\
mla1 TAT terbcsar terdapat pada A4 yang im diduga berkattan dcngan mcnurunnya
mcrupakan kombmasi tiga starter (Lp +\,a+ aktiv,tas dan populasi baktcn sescar dcngan pola
Bf), kcmudian semakin menunm padaA2 (Lp pertumbuhan bakteri ,;ecara umum.

Tabel ! 0 Total asam tert,tnm dad,h se\ama \4 han peny,mpanan (% asam laktat)

Hari peny1mpamu,
••
0
A,
Komb,nas, 5/arter

A' A; A• ·-
,,, 3,02
2,S5
2,53
ace
3,45
3,30
2,80
2,SS
1,98
l,8S 2,46

"'
2,2S
..
taa
n 2,03� 2,78' '·"
2,21�
2,62
3, l 2' 2,53
Ko:tcrangan Al • L planl<uwm, A2 • L p/antan<m-+ L «utapJ,i/,a
A3 • l. planlan<"' + B bifidu.m, A4 • L pi(llllan,ot -+ l at:ulopJ11/,a -+ B b,ful,,,.
J\i�krip bcrl,cda �""' baris y,.ng wna mcnunJ"kkon btrb<do Wlga\ ny•1a (P < 0,01)
Media Peternakan
TAUFIK

Tabel 11. Nilai ph dadih selama 14 hari penyimpanan

Hari penyimpanan Kombinasi starter


ke- Rataan
A1 A2 A3 A4

0 4,13 3,72 3,96 3,69 3,87


7 4,25 3,82 4,06 3,74 3,97
14 4,34 3,89 4,11 3,87 4,05
Rataan 4,24a 3,81c 4,04b 3,77c 3,96

Keterangan: A1 = L. plantarum, A2 = L. plantarum + L. acidophilus


A3 = L. plantarum + B. bifidum, A4 = L. plantarum + L. acidophilus + B. bifidum
superskrip berbeda dalam baris yang sama menunjukkan berbeda sangat nyata (P < 0,01)

Nilai pH. Nilai pH dadih hasil berbagai 2. Semua karakteristik kimiawi dadih sebelum
kombinasi starter selama 14 hari penyimpanan penyimpanan tidak dipengaruhi oleh
disajikan pada Tabel 11. Hasil analisis ragam kombinasi starter yang digunakan.
menunjukkan bahwa kombinasi starter bakteri 3. Terjadi penurunan total asam tertitrasi, kadar
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai pH lemak dan kadar abu pada dadih yang
dadih yang dihasilkan. Hasil uji lanjut dihasilkan selama penyimpanan.
menunjukkan nilai pH pada kombinasi A1 4. Nutrisi semua dadih hasil perlakuan tidak
berbeda dengan (P<0,01) A2 dan A4, serta memiliki perbedaan yang signifikan, akan
berbeda (P<0,05) dengan A3. Sementara itu tetapi dadih hasil kombinasi starter A4
nilai pH kombinasi starter A2 berbeda nyata memiliki keunggulan dalam kandungan
dengan A3 dan tidak berbeda nyata dengan A4, bakteri probiotik.
sedangkan A3 sangat berbeda nyata dengan
A4. UCAPAN TERIMA KASIH
Nilai pH sangat berkaitan dengan nilai
total asam tertitrasi, maka dapat dilihat pada Penulis mengucapkan terima kasih
Tabel 10, rataan nilai TAT yang dipengaruhi oleh sebanyak-banyaknya kepada Lembaga
kombinasi bakteri/starter berkorelasi dengan Penelitian IPB atas bantuan dana penelitian
rataan nilai pH akibat pengaruh kombinasi melalui program Penelitian untuk Dosen Muda
starter. Semakin rendah nilai TAT maka pH- dalam rangka Pengembangan Budaya Riset
nya semakin tinggi. Secara biologis rataan nilai IPB Tahun Anggaran 2003 dan Pusat Kajian
pH dipengaruhi oleh lama penyimpanan yang Makanan Tradisional dalam hal ini Dr. Ir. Ratih
cenderung meningkat dengan semakin lamanya Dewanti H., M.Sc. sebagai ketuanya yang telah
penyimpanan; sebaliknya nilai TAT yang memberikan rekomendasinya, juga kepada Dr.
dipengaruhi lama penyimpanan (Tabel 10) Ir. Rarah R.A. Maheswari, DEA atas
cenderung semakin menurun. bimbingan, saran dan nasehatnya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ir. Suhut
KESIMPULAN Simamora, MS sebagai ketua Bagian Teknologi
Hasil Ternak DIPT-Fapet IPB dan rekan
1. Konsentrasi starter terbaik untuk pembuatan sejawat di bagian atas dukungannya serta
dadih dengan berbagai kombinasi starter kepada rekan-rekan mahasiwa Cahyo,
adalah 3% dengan perbandingan jumlah Sugiyanto dan Sariyanto atas bantuannya selama
yang sama untuk setiap starter. pelaksanaan penelitian.

Edisi Desember 2004 99


DADIH SUSU SAPI
Vol. 27 No. 3

DAFTAR PUSTAKA Persusuan di Pedesaan. Laporan Penelitian.


Balai Peternakan Ciawi, Bogor.
Sirait, C.H., N. Cahyadi, T. Pangabean & I.G. Putu.
Azima, F. 1983. Studi Tentang Dadih. Fakultas 1995. Identifikasi dan Pembiakan Kultur
Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Bakteri Pengolah Dadih. Laporan Akhir
Mada, Yogyakarta. Kegiatan Penelitian, Program Penelitian
Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 01-3141- Ruminansia Besar, Balai Penelitian Tenak
1998. Susu Segar. Badan Standarisasi Ciawi, Bogor.
Nasional, Departemen Perindustrian RI, Steel, R.G.D. & J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan
Jakarta. Prosedur Statistika. Terjemahan: B. Sumantri.
Bottazi, V. 1983. Other fermented dairy product. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
In: Biotechnology, Food and Feed Sudono, A., I.K. Abdulgani, H. Nadjib & R.R.A.
Production with Microorganism, Vol. 5. Verlag Maheswari. 1999. Penuntun Praktikum Ilmu
Chemie, Florida. Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet & M. Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,
Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan: H. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Purnomo dan Adiono. UI Press, Jakarta. Sughita, I.M. 1985. Dadih : Olahan Susu Kerbau
Bylund, G. 1995. Dairy Processing Handbook. Tetra Tradisional Minang, Manfaat, Kendala, dan
Pak Processing Systems AB, Sweden. Prospek dalam Era Industrialisasi Sumatera
Dewan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2981- Barat. Seminar Penerapan Teknologi. Fakultas
1992. Standar Kualitas Yoghurt. Pusat Peternakan Universitas Andalas, Medan.
Standarisasi Industri, Departemen
Perindustrian RI, Jakarta. Surono, I.S., K.D. Jenny, A. Tomomatsu, A.
Frazier, W.C. & P.C. Westhoff. 1978. Food Matsuyama & A. Hosono. 1984. Higher Plant
Microbiology. Tata McGraw-Hill Company Utilization as Coagulant for Making Native
Limited, New Delhi. Milk Products in Indonesia. In: Traditional
Frobisher, M.R., R.D. Hinsdill, K.T. Crabtree & C. Food Fermentation as Industrial Resources
Goodheart. 1974. Fundamentals of in ASCA Countries. S. Saono (ed.). Elsevier
Microbiology. W. B. Saunders Company, Applied Science Publishers Ltd., London.
London. Syahrir, I. H. 2002. Karateristik fisik, kimia dan
Hosono, A. 1992. Fermented Milk in The Orient. In: mikrobiologi dadih susu sapi dengan
Functions of Fermented Milk, Challenges for kombinasi starter Lactobacillus plantarum,
Health Science. Y. Nakazawa & A. Hosono
(ed.). Elsevier Applied Science Publishers Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
Ltd., London. thermophilus. Skripsi. Fakultas Peternakan
Oberman, H. 1985. Fermented Milk. In : Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Microbiology of Fermented Food. Elsevier Tamime, A.Y. & R.K. Robinson. 1999. Yoghurt
Applied Science Publishers Ltd., London. Science and Te chnology. CRC Press.
Overby, A.J. 1988. Microbial Cultures for Milk Washington DC.
Processing. In: Meat Science and Taufik, E. 2003. Karakteristik Fisik, Kimia dan
Technology. Elsevier Science Publishers B.V., Mikrobiologi Dadih Susu Sapi Hasil
New York. Kombinasi Berbagai Starter Probiotik.
Sirait, C.H. 1993. Pengolahan Susu Tradisional
untuk Perkembangan Agroindustri Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Edisi Desember 2004 100

S-ar putea să vă placă și