Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
The aim of this research is to know the implementation strategy of jigsaw type cooperative learning model
in elementary school, activity improvement, and student learning outcomes. The study used a type of class
action research in second cycle. Each cycle is done in two meetings. The subjects of this research are the
students of Grade IVA of Godean I State Elementary School, Godean District, Sleman Regency. The
subject is 34 students, consisting of 17 male students and 17 female students. The object of research is
subjects of Natural Sciences (IPA). The results showed that the implementation of jigsaw type cooperative
learning in elementary school requires careful preparation. Preparations include appropriate material
selection, understanding of student characteristics, the formation of heterogeneous expert groups,
observations and mentoring during discussions in expert groups and jigsaw groups directly followed up,
and additional learning resources. Implementation of appropriate implementation strategy of jigsaw type
cooperative learning can improve student activity and learning outcomes.
Keywords: jigsaw type cooperative learning, SD science, student activity, student learning outcomes
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw di sekolah dasar, peningkatan aktivitas, dan hasil belajar siswa. Penelitian menggunakan jenis
penelitian tindakan kelas dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan dalam dua pertemuan. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IVA SD Negeri Godean I, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Subjek
siswa sebanyak 34, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Objek penelitian adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di sekolah dasar memerlukan persiapan yang matang. Persiapan yang dilakukan
antara lain pemilihan materi yang cocok, pemahaman karakteristik siswa, pembentukan kelompok ahli
yang heterogen, pengamatan dan pendampingan selama diskusi di kelompok ahli dan kelompok asal yang
langsung ditindaklanjuti, dan sumber belajar tambahan. Penerapan strategi implementasi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, IPA SD, aktivitas siswa, hasil belajar
95
Harli Trisdiono dan Istutik Zuwanti/Premiere Educandum 7(2) 2017 96
kelompok ahli adalah belum semua siswa menunjukkan bahwa pada waktu ada
membuat catatan. anggota yang tidak aktif atau kurang
aktif, anggota lain belum memberikan
Tabel 1. Hasil Pengamatan diskusi kelompok ahli bantuan yang maksimal. Demikian juga
siklus 1
Klp SA A KA TA
pada waktu ada anggota yang masih
1 5 1 1 0
asyik berkegiatan sendiri, anggota lain
2 3 1 2 1
kurang memberikan motivasi.
3 3 2 2 0
Hasil tes sebagai evaluasi di akhir
4 3 3 0 1
siklus 1 tersaji pada tabel 3.
5 2 2 1 1 Tabel 3. Hasil belajar siswa siklus 1
Keterangan: SA = sangat aktif, A = aktif, KA Hasil Jumlah persentase
= kurang aktif, TA = tidak aktif.
<KKM 12 35,29
≥KKM 22 64,71
Siswa yang tidak aktif di
kelompok ahli berdampak pada diskusi di Kekurangefektifan diskusi pada
kelompok asal. Hal ini dibuktikan dengan kelompok asal berdampak pada capaian
hasil pengamatan diskusi di kelompok hasil belajar yang belum maksimal. Baru
asal. 64,71% siswa yang mencapai dan/atau
melampaui KKM.
Tabel 2. Hasil Pengamatan diskusi kelompok asal Beberapa penyebab belum
siklus 1
maksimalnya keefektifan dan hasil
Klp SA A KA TA
belajar pada siklus satu, yaitu: a)
A 1 2 1 1
kelompok yang dibentuk siswa masih
B 0 2 2 1
berdasarkan pertemanan, sehingga
C 1 1 1 2
heterogenitas pada kelompok ahli belum
D 1 1 2 1
tercapai; b) jalannya diskusi pada
E 2 2 1 0
kelompok ahli belum maksimal; c) masih
F 1 1 1 2
ada anggota kelompok ahli yang belum
G 0 1 1 2
membuat catatan secara baik yang
berdampak pada tidak maksimalnya ahli
Tabel 2 menunjukkan bahwa dalam memandu diskusi di kelompok
masih ada siswa yang tidak aktif saat asal; d) kerjasama pada diskusi di
diskusi di kelompok asal. Pengamatan kelompok asal masih kurang, sehingga
pada kelompok C, F, dan G memberikan pada saat memandu diskusi kurang
hasil bahwa anggota yang tidak aktif lancar, cenderung belum ada sumbangan
dipengaruhi oleh kemampuan pemandu yang signifikan dari anggota lain untuk
diskusi. Ketika pemandu diskusi kurang memperdalam materi; e) bantuan selama
menguasai materi yang disebabkan diskusi belum maksimal.
ketidakaktifannya selama diskusi di
kelompok ahli, maka diskusi menjadi Hasil Siklus 2
tidak dinamis. Hasil refleksi siklus 1 digunakan
Pengamatan terhadap kerjasama untuk perencanaan siklus 2. Perbaikan
dalam diskusi di kelompok (ahli dan asal) tindakan pada siklus 2 dilakukan agar
pembelajaran lebih efektif dan hasil
Harli Trisdiono dan Istutik Zuwanti/Premiere Educandum 7(2) 2017 99
kooperatif tipe jigsaw sangat dipengaruhi berbeda. Hasil diskusi di kelompok ahli
oleh kematangan persiapan guru dalam dibawa ke kelompok asal untuk
memfasilitasi pembelajaran. Persiapan didiskusikan bersama. Dengan kata lain,
yang dilakukan guru yaitu menyiapkan anggota kelompok ahli menjadi ahli pada
perangkat dan pendukung pembelajaran. materi tertentu dan memimpin kelompok
Beberapa aspek yang dipersiapkan asal untuk memahami materi tersebut.
dengan lebih baik yaitu: pemilihan Berdasar karakter pembelajaran
materi, strategi pembentukan kelompok, kooperatif tipe jigsaw ini, maka
penjelasan cara belajar dengan model heterogenitas di kelompok ahli sangat
jigsaw, penyiapan lingkungan yang penting. Hal ini agar diskusi dan
kondusif, pemantauan kelompok, dan pendalaman materi di kelompok ahli
pendampingan kelompok pada waktu berjalan dengan baik. Karakteristik siswa
belajar (Mengduo & Xiaoling, 2010). digunakan dalam membentuk kelompok
Pemilihan dan penyiapan materi asal, sehingga diskusi pada kelompok
pada siklus 1 sudah cukup baik. Hal ini ahli dapat berjalan dengan baik, karena
dapat dilihat pada hasil belajar pada ketika anggota kelompok asal
siklus 1 yang cukup baik, dengan 64,71% membentuk kelompok ahli, karakter yang
siswa mencapai atau melampaui KKM. dibutuhkan untuk memperlancar diskusi
Faktor yang mempengaruhi masih adanya dapat tercapai.
siswa yang belum mencapai KKM adalah Pada siklus 1, pendampingan/
adanya 3 siswa yang tidak aktif saat intervensi guru belum maksimal karena
diskusi di kelompok ahli, sehingga pada didorong untuk memberikan peran lebih
saat memimpin diskusi di kelompok asal kepada siswa dalam belajar kelompok.
kurang maksimal. Pengamatan siklus 1 menunjukkan bahwa
Pemahaman guru pada terdapat kelompok ahli dan asal yang
karakteristik siswa sangat berperan dalam belum bekerja secara maksimal. Terdapat
proses pembelajaran (M. Syahran Jailani 3 siswa anggota kelompok ahli yang
& Abdul Hamid, 2016). Pemahaman tidak aktif berdiskusi. Hal ini berakibat
karakter atau kompetensi siswa yang pada kelancaran diskusi di kelompok
harus dipetakan dalam pembelajaran asal. Perbaikan dilakukan pada siklus 2,
kooperatif tipe jigsaw antara lain: 1) dengan melakukan pemantauan dan
kemampuan mencatat, 2) kemampuan pendampingan secara lebih intensif. Hasil
memimpin diskusi, 3) kemampuan pengamatan segera ditindaklanjuti
verbal. Pembentukan kelompok pada dengan memberikan bimbingan dan
siklus 1 yang diserahkan kepada siswa, dorongan agar semua anggota kelompok
berdampak pada kurang optimalnya aktif berdiskusi, dan masing-masing
diskusi. Tabel 2 menunjukkan ada 9 anggota memberi dorongan kepada
siswa yang tidak aktif, dan 9 siswa yang anggota lain untuk aktif.
kurang aktif. Model jigsaw sangat tergantung
Salah satu kunci dari dari heterogenitas kelompok ahli.
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Pembentukan kelompok asal sebagai
adalah pendalaman materi pada waktu basis pembentukan kelompok ahli, harus
diskusi di kelompok ahli. Masing-masing benar-benar homogen, sehingga
kelompok ahli membahas materi yang berdampak pada heterogenitas kelompok
Harli Trisdiono dan Istutik Zuwanti/Premiere Educandum 7(2) 2017 101