Sunteți pe pagina 1din 13

MALINO : KOTA PERDAMAIAN DAN KAWASAN WISATA DI

KABUPATEN GOWA (1946-2002)

M. Rijal, Mustari Bosra dan Muh Rasyid Ridha


Email: muhammadrijal074@gmail.com

ABSTRACK
This study aims to find out the general picture of Malino as a conference
and tourist venue that started from 1946 to 2002, and also explained the
background of the Malino conference in Tinggimoncong Sub-district. This
research uses a historical research method consisting of four stages, namely
heuristic (searching and collecting sources), source criticism (internal criticism
and ektern), interpretation (source interpretation) and historiography (historical
writing). Methods of data collection is done by conducting field research
consisting of interviews and collecting archives and related literature. This study
is a historical research with qualitative descriptive approach, so that in the process
of research using research methods in accordance with historical scientific rules
consisting of several stages. The stages are heuristics, criticism, interpretation, and
historiography.
The results of this study indicate that Malino as a place of conference and
tourist attractions, in 1946 was the beginning of Malino serve as the venue for the
establishment of NIT conferences by the Dutch colonial, then in the reform era
between 2001 and 2002 there are at least two important activities of peace
negotiations Poso conflict and the Maluku conflict also held in Malino where the
negotiations reached a peace agreement between the conflicting parties. In
addition to Malino as a place of peace as well as a tourist area where since 1975
Malino serve as a tourist destination in South Sulawesi, where Malino as a natural
tourist destination and cultural and historical tourism.
Keyword: Malino, City of Peace, Tourism Area

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum Malino sebagai
tempat konferensi dan tempat wisata yang di mulai dari tahun 1946 hingga tahun
2002, serta serta menjelaskan latar belakang diadakannya konferensi Malino di
Kecamatan Tinggimoncong. Penelitian ini menggunakan dengan menggunakan
metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik (mencari
dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik intern dan ektern), interpretasi
(penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan
data dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan terdiri dari wawancara
dan mengumpulkan sumbr arsip serta literatur-literatur yang berhubungan.
Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan deskriptif
kualitatif, sehingga dalam proses penelitiannya menggunakan metode penelitian
yang sesuai dengan kaidah keilmuan sejarah yang terdiri atas beberapa tahapan.
Tahapan tersebut adalah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Malino sebagai tempat konferensi
dan tempat wisata, ditahun 1946 adalah awal mula Malino dijadikan sebagai
tempat berlangsungnya konferensi pembentukan NIT oleh kolonial Belanda,
kemudian di zaman reformasi antara tahun 2001 sampai 2002 setidaknya ada dua
kegiatan penting yakni perundingan damai konflik Poso dan konflik Maluku yang
juga diadakan di Malino yang dimana perundingan tersebut mencapai kesepakatan
damai diantara pihak yang bertikai. Selain Malino sebagai tempat perdamaian
juga sebagai daerah wisata dimana sejak tahun 1975 Malino dijadikan sebagai
daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan, dimana Malino sebagai daerah tujuan
wisata alam dan wisata budaya dan sejarah.
Kata Kunci : Malino, Kota Perdamaian, Kawasan Wisata

PENDAHULUAN sekarang serta progres masa


depan (Abdulgani, 1963)
Sejarah sebagai salah satu disiplin
ilmu, titik kajiannya terletak pada Malino adalah tempat konferensi
manusia dan segala aktifitasnya. Setiap atau perundingan sebuah peristiwa besar
peristiwa sejarah tidak pernah lepas dari dalam sejarah, baik pada masa kerajaan
pengaruh manusia, sebagai pelaku dan maupun era revolusi kemerdekaan,
penyebab terjadinya suatu peristiwa bahkan hingga kini. Selain Malino
sejarah. Keberadaan manusia sebagai dikenal sebagai kota perdamaian, juga
objek dan subjek sejarah tersebut, merupakan salah satu daerah di Sulawesi
sehingga dengan diharapkan dengan Selatan yang dikenal sebagai daerah
mempelajari sejarah, akan muncul suatu tujuan wisata.
gagasan, inspirasi, dan dukungan moral Malino sejak dulu dikenal sebagai
dalam mengakumulasikan peristiwa masa tempat wisata, oleh karna tempatnya yang
lalu secara obyektif, selanjutnya sejuk dan berada di daerah pegunungan,
dijadikan patokan dalam melihat masa maka keunggulan yang dimiliki oleh
sekarang dan masa yang akan datang. Hal Malino dalam hal kekayaan akan jenis
ini sejalan dengan pendapat yang di objek-objek wisata akan meningkatkan
kemukakan oleh Roeslan Abdulgani, pendapatan masyarakat dan pemerintah,
bahwa : maka dari itu merupakan aset wisata yang
perlu di kembangkan dan dipelihara.
“Sejarah adalah salah satu bidang Malino telah lama dikenal oleh
ilmu, yang meneliti dan masyarakat, dimana telah
menyelidiki secara sistematis, menyelenggarakan berbagai kegiatan
keseluruhan perkembangan nasional seperti perundingan di era
masyarakat serta keanusian di reformasi yakni menyelenggarakan
masa lampau beserta kejadian- perundingan konflik Poso di tahun 2001
kejadiannya, dengan maksud dengan perundingan konflik Maluku
kemudian menilai secara kritis ditahun 2002. Dan saat itu juga mulailah
seluruh hasil penelitian dan diperkenalkan Malino sebagai tempat
penyelidikan tersebut, untuk wisata utamanya wisata alam maupun
akhirnya dijadikan pedoman bagi wisata budaya/sejarah.
penelitian dan penentuan keadaan Malino, yang dikenal daerah yang
sejuk ini, akan membawa kesejukan hati
bagi para perunding untuk mencari solusi tahap ini merupakan tahap awal dalam
dari sebuah permasalahan. Kalau di penelitian dengan cara mengumpulkan
tingkat dunia, PBB sering melakukan dan menghimpun data sebanyak mungkin
konferensi atau perundingan di Swiss, yang ada hubungannya dengan obyek
maka di Sulawesi Selatan khususnya di yang diteliti. Proses tersebut melalui dua
Gowa, Malino juga sering di jadikan cara yaitu penelitian lapangan yang
tempat konferensi atau perundingan. meliputi dua kegiatan yaitu observasi dan
Demikian halnya pada wawancara.
penyelesaian konflik etnis di Poso pada Kritik Sumber atau Penilian
tahun 2001 dan Ambon tahun 2002. Bahan, setelah data terkumpul maka
Kedua permasalahan yang memakan penulis menilai atau mengkritik sumber
banyak korban bisa terselesaikan lewat yang telah diperoleh baik berupa kritik
perundingan damai di Malino. ekstern maupun intern terhadap data yang
Perundingan yang di pelopori oleh berhasil dihimpun dalam pengumpulan
pemerintah pusat dan tokoh masyarakat data. (Hamid & Madjid, 2011)
Sulawesi Selatan HM Jusuf Kalla, serta Interpretasi atau Penafsiran,
dukungan dari pemerintah Sulawesi setelah diadakan kritik maka diadakan
Selatan dan Pemerintah Kabupaten interpretasi atau penafsiran terhadap data
Gowa, telah berhasil mempertemukan sejarah yang diperoleh dalam bentuk
kedua belah pihak yang bertikai. penjelasan terhadap fakta seobjektif
Adapun pokok permasalahan mungkin. Dalam tahap ini diperlukan
yang dikaji penulis dalam pembahasan ini ketelitian untuk menghindari interpretasi
hanya mengungkap peranan Malino yang subjektif terhadap fakta, hal ini
sebagai tempat penyelenggara konferensi dimaksudkan untuk mendapatkan
atau perundingan damai tepatnya di tahun kesimpulan suatu peristiwa sejarah yang
1946 Gubernur Jenderal Van Mook ilmiah.
memilih Malino sebagai tempat Histonografi atau Penulisan
berlangsungnya pembentukan NIT, serta Sejarah, tahap ini merupakan tahap akhir
perundingan damai Konflik Poso dan dalam metode penulisan sejarah. Dalam
Maluku di tahun 2001 dan 2002. Selain tahap ini semua data yang telah terseleksi
kajian mengenai peranan Malino sebagai (fakta) dapat disusun kembali menjadi
tempat konferensi juga berperan sebagai satu kisah sejarah yang lengkap
tempat wisata. berdasarkan urutan kejadiannya guna
Adapun waktu pembahasan untuk dipaparkan dalam suatu kisah
dibatasi di tahun 1946 sebagai awal sejarah. (Hamid & Madjid, 2011)
daridiadakannya konferensi Malino pada
saat pembentukan NIT oleh kolonial A. Tinjauan Penelitian
Belanda, terakhir ditahun 2002 telah Malino merupakan salah satu
diberlangsungkan perundingan konflik wilayah di Kabupaten Gowa yang
Maluku. (Tika & Syam, 2006) merupakan ibukota dari Kecamatan
Tinggimoncong, secara letak wilayah
METODE PENELITIAN disebelah timur Kabupaten Gowa. Bila
Penelitian ini menggunakan dilihat dari kecamata sejarah,
metode sejarah, menurut Nugroho Tinggimoncong pada abad Tumanurunga
Notosusanto (1971:17), metode sejarah (1320) belum termasuk dalam kerajaan
memiliki tahapan kerja, yaitu: Heuristik, Gowa. Gowa pada masa itu hanya terdiri
dari Sembilan Kasuwiang atau lebih faktor yang menyebabkan terjadinya
populer disebut Kasuwiang Salapanga peningkatan penduduk adalah kurangnya
yang dikoordinir oleh Paccallaya. angka kematian dan kurang
Malino yang kita kenal sekarang diterapkannya program keluarga
ini merupakan tempat peristirahatan, berencana dalam lingkungan keluarga.
sebelum muncul nama Malino, (BPS, 1997)
masyarakat setempat mengenalnya Kecamatan Tinggimoncong yang
dengan kampung ‘Lapparak’. Lapparak kaya akan sumber daya alam karena
dalam bahasa Makassar berarti datar, didukung oleh kondisi geografis yang
yang berarti pula hanya di tempat itulah subur, sehingga dapat meningkatkan
yang merupakan daerah datar di puncak perekonomian masyarakat khususnya
pegunungan yang hanya ditumbuhi dibidang pertanian dan perkebunan,
semak-semak belukar. Secara sehinnga rata-rata penduduk bermata
keseluruhan luas wilayah Kecamatan pencaharian disektor tersebut dan sisanya
Tinggimoncong adalah 275,63 Km2. adalah pedagang.
Malino berada disebelah timur kota Malino yang kita kenal sekarang
Sungguminasa, sekitar 61 Km dari ini merupakan tempat peristirahatan,
Sungguminasa dan 71 km dari kota sebelum muncul nama Malino,
Makassar. Secara geografis Malino masyarakat setempat mengenalnya
Kecamatan Tinggimoncong mempunyai dengan kampung ‘Lapparak’. Lapparak
batas wilayah sebagai berikut : dalam bahasa Makassar berarti datar,
yang berarti pula hanya di tempat itulah
1. Sebelah utara berbatasan dengan yang merupakan daerah datar di puncak
Kabupaten Bone dan Kabupaten pegunungan yang hanya ditumbuhi
Maros semak-semak belukar, “Lapparak juga
2. Sebelah timur berbatasan dengan dikenal oleh masyarakat sebagai tempat
Kabupaten Sinjai dan Kabupaten perumputan hewan”. Lebih lanjut M
Bulukumba Arsyad Menjelaskan sebagai berikut :
3. Sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Apabila kita melewati jalan yang
Gowa akan menuju Malino, maka
4. Sebelah barat berbatasan dengan terdapat sebuah sungai Malino
Kecamatan Parangloe Kabupaten yang dihubungkan dengan
Gowa. jembatan gantung lebong. Sungai
Malino airnya amat tenang yang
Pada dasarnya penduduk Malino dapat memberikan ketenangan
merupakan penduduk heterogen, yang dan kesejukan dihati. Sesuai
akhirnya menjadi penduduk asli maupun dengan Namanya Malino yang
penduduk pribumi. jumlah penduduk artinya amat tenang. Ketika akan
penduduk Kecamatan Tinggimoncong memasuki wilayah Malino maka
mulai tahun 1991-1997 cenderung akan nampaklah sebuah tembok
mengalami peningkatan. Jika prasasti di pinggir jalan dengan
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki nama tulisan Malino 1927.
dengan penduduk perempuan, dimana (Arsyad, 2018)
penduduk laki-laki pada tahun 1997 Malino baru dikenal dan semakin
sebanyak 25.701 sedangkan jumlah populer sejak zaman penjajahan Belanda,
penduduk perempuan 26.531. Salah satu lebih-lebih setelah Gubernur Caron pada
tahun 1927 memerintah di “Celebes on bagian. Khusus diwilayah Timur
Onderhorighodon” telah menjadikan Nusantara, Belanda bermaksud untuk
Malino sebagai tempat peristirahatan bagi satu Negara bagian yakni Negara
para pegawai pemerintah dan siapa saja Indonesia Timur (NIT). Dibagian barat
dari pemerintah warga Kota Makassar Indonesia, sudah dibentuk beberapa
(Ujung Pandang) sanggup dan suka Negara bagian, seperti Negara Pasundan,
membangun bungalow atau villa ditempat Negara Jawa Timur, Negara Madura,
sejuk ini. (Hasbullah, 2013) Negara Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
PEMBAHASAN Timur. Namun setelah dekrit Presiden
Juli 1959, maka negara bentukan Belanda
1. Malino Sebagai Tempat Konferensi ini bubar dan kembali kepangkuan
a. Konferensi Malino Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
NIT 1946 (Nurjayanti, 2007)
Konferensi Malino dicanangkan Sebelum Konferensi diadakan,
untuk membicarakan gagasan “Politik Belanda telah menyiapkan kooperator-
Federal” antara pihak Belanda dengan kooperator yang akan dijadikan sebagai
tokoh-tokoh masyarakat yang cenderung wakil dari berbagai daerah untuk
pada ide bentuk Negara Federal yang menghadiri Konferensi tersebut. Belanda
dipromosikan Pemerintah Belanda. Usaha hanya memilih orang-orang yang
ini sebenarnya bertujuan untuk memecah memenuhi syarat-syarat yang telah
belah wilayah Indonesia dalam bentuk ditentukan oleh Belanda sendiri. Alasan
Pemerintahan Federal (Negara-negara Van Mook memilih Malino sebagai
bagian) yang terikat dengan Kerajaan tempat berlangsungnya Konferensi yakni
Belanda dan Republik Indonesia akan kedudukan Sulawesi Selatan yang sangat
dijadikan sebagai salah satu negara strategis dari sudut politis, ekonomis, dan
bagian. geografis. Disamping itu Van Mook juga
Khusus Indonesia, Belanda sudah ingin memperlihatkan kepada umum
sejak April 1944 telah mempersiapkan bahwa pemerintah Belanda telah
pendudukan kembali atas negara menguasai politik dan keamanan di
Indonesia. Dimana antara Belanda dan Sulawesi Selatan
Inggris telah menyelenggarakan Sehari sebelum konferensi
perundingan-perundingan di London dan berlangsung, yakni pada tanggal 15 Juli
Kandy, dimana perundingan tersebut 1946, semua peserta sudah hadir. Mereka
menghasilkan “Civil Affairs Agreement” masing-masing diberi penginapan
yang isinya antara lain ; Pengaturan dibeberapa tempat yang tersebar di
penyerahan kembali Indonesia dari pihak Malino sedangkan ruang rapat tempat
Inggris kepada pihak Belanda khusus konferensi akan diadakan telah
yang menyangkut Sumatera (Daerah dipersiapkan pula di sebuah Gereja
Indonesia yang dibawahkan oleh South Katolik milik Misa. Van Mook sendiri
East Asia Command, SEAC). telah tiba di Malino pada saat
(Nurjayanti, 2007) pelaksanaan konferensi berlangsung. Para
Disaat itu, Belanda ingin peserta yang menghadiri Konferensi
menerapkan politik adu domba (Devide et Malino terdiri dari perwakilan dari pihak
Impera) dengan cara membuat negara Belanda, dan pihak Indonesia yang terdiri
Indonesia menjadi beberapa negara dari pemuka rakyat, aliran-aliran
masyarakat, kepala-kepala swapraja dan Indonesia Serikat yang terdiri dari empat
himpunan masyarakat adat serta tidak negara bagian yaitu ; Jawa, Sumatera,
ketinggalan anggota pers baik dari dalam Kalimantan dan Timur (Grote Dost).
maupun luar negeri untuk meliput Serta konferensi ini memutuskan
jalannya konferensi. Setelah semua peralihan pemerintahan dari pihak
peserta hadir didalam ruang rapat, Belanda ke Pemerintahan Negara
konferensi Malino segera dibuka oleh Indonesia Timur.
Vaan Mook. Dimana rencananya Akhirnya setelah seluruh rangkaian
konferensi dilaksanakan selama sepuluh kegiatan telah dilangsungkan selama
hari dari tanggal 16 Juli-25 Juli 1946. beberapa hari dan telah menghasilkan
Konferensi Malino pada umumnya keputusan, maka tepat pukul 17:00 Wita
membahas tentang rencana pembentukan pada tanggal 25 Juli 1946 konferensi
Negara-negara Federal sebagai bagian tersebut ditutup oleh Van Mook
dari suatu Negera Federal dan susunan
ketatanegaraan bentuk negara federal. b. Perundingan Konflik Poso 2001
Dimana dalam konferensi berlangsung, Salah satu peristiwa yang
muncul berbagai resolusi, mosi serta meluluhlantahkan bangunan integrasi
pertanyaandari peserta. Namun nasional Indonesia adalah terjadinya
perdebatan yang paling serius adalah konflik bernuansa SARA di Poso pada
mengenai bentuk negara. tahun 1999. Konflik tersebut semakin
Muncul perdebatan yang dilatar meluas karena adanya kondisi masyarakat
belakangi oleh adanya dua golongan yang Poso yang terbagi menurut garis etnik
menghendaki bentuk negara federal dan dan agama. Pengelompokan masyarakat
ada yang menginginkan bentuk kesatuan. berdasarkan perbedaan etnik dan agama
Bagi golongan yang menginginkan tersebut menyebabkan daerah Poso
bentuk federal melihat bahwa bangsa sangat rawan terhadap timbulnya konflik
Indonesia terdiri dari beberapa kelompok sektarian bernuansa SARA. Timbulnya
etnis kultural yang mempunyai ciri konflik Poso bermula dengan terjadinya
budaya masing-masing serta perbedaan penyerangan sekelompok pemuda pada
sifat-sifat ekonomi antara pulau Jawa dan bulan desember 1998. (Koto, 2012)
diluar pulau Jawa. Konflik Poso yang telah terjadi
Sedangkan bagi golongan yang sejak 1998 telah mengakibatkan jatuhnya
menginginkan bentuk negara kesatuan korban yang tidak sedikit. Dalam
berpandangan bahwa Indonesia adalah peristiwa memilukan ini, terdapat
negara bekas jajahan Belanda, dengan indikasi kuat adanya campur tangan dari
mempunyai perasaan historis yang sama, para elite politik dan motif “pembiaran”
karena secara politis kesatuan itu lebih atas berbagai tindakan kriminal yang
ditentukan oleh situasi historis tertentu. terjadi tanpa adanya penyelesaian secara
Terlepas dari perdebatan itu, konsep hukum. Akibatnya, sebagaimana kita
Negara Federal tetap menjadi dasar lihat, konflik malah semakin meluas
diadakannya konferensi ini. kelima kecamatan di Kabupaten Poso
Secara garis besarnya konferensi ini serta Kabupaten Morowali. Konflik
memutuskan tentang wakil-wakil rakyat kemudian dikondisikan dan dipersepsikan
untuk mewujudkan perombakan struktur seolah-olah itu merupakan konflik
dan politik Nederland Indies menjadi horizontal antara komunitas muslim dan
negara merdeka dan berdaulat. Negara Kristen. (Hasrullah, 2009)
Konflik poso berawal ditahun 1998 dana rekonsiliasi dikontrol oleh
hingga 2001, merupakan konflik ethno- Pemerintah Daerah Poso dan Kelompok
communal banyak dipicu oleh pertikaian Kerja Malino 1. (Wikipedia, 2001)
antar pemuda ketimbang sentiment Perundingan konflik Poso dalam
agama murni. Konflik Poso pada awalnya Perundingan Malino I mejadi sejarah
sangat terkait dengan kompetisi elite tersendiri bagi pemerintah daerah
lokal. Mengatasi konflik di Poso yang Sulawesi Selatan maupun pemerintah
berkepanjangan, maka pemerintah Kabupaten Gowa dan terkhusus kepada
berinisiatif untuk mendamaikan tingkat kecamatan sebab Malino
kelompok yang bertikai yakni pihak dijadikan sebagai tempat perundingan
islam dan pihak Kristen atau Deklarasi damai dalam konflik Poso yang telah
Malino I untuk Poso, adalah sebuah terjadi dari tahun 1998 hingga tahun
perjanjian damai yang dilaksanakan oleh 2001. Malino adalah tempat yang netral,
Pemerintah Indonesia pada tanggal 20 sebab jauh dari tempat konflik
Desember 2001 di Malino yang berlangsung.
bertempat di Hotel Celebes. Perjanjian ini Perundingan damai Malino I
mempertemukan pihak Kristen dan Islam berlangsung dengan aman dan lancar
yang bertikai di Poso dalam konflik Dari hasil itu dalam sebuah kesepakatan
komunal sepanjang tahun 2000 hingga yang dilaksanakan di Hotel Celebes
2001. Pertemuan ini dipimpin oleh Malino yang beralamat di Jalan Sultan
Menteri Koordinator Bidang Hasanuddin yang berlangsung antara 19-
Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 20 Desember 2001 maka menghasilkan
pada saat itu, Jusuf Kalla. (Hasrullah, suatu Deklarasi dalam penyelesaian
2009). Menyetujui poin-poin persetujuan konflik Poso. Mulai saat itu Malino
di Deklarasi Malino, dua komisi dikenal sebagai kota perdamaian yang
kemudian dibentuk: Komisi Keamanan telah sukses menggelar suatu kegiatan
dan Penegakan Hukum, serta Komisi yang bersifat nasional yakni
Sosio-Ekonomi. Komisi Keamanan melaksanakan perundingan konflik Poso.
memiliki dua tanggung jawab utama:
Yang pertama, dalam bidang keamanan c. Perundingan Konflik Maluku 2002
harus difokuskan kepada pelucutan Dinamika sejarah di Indonesia,
senjata dan pemulangan para pengungsi; posisi dan peran Maluku mengalami
yang kedua, dalam bidang Penegakan pasang surut. Pada periode kolonialisme
Hukum. bangsa-bangsa Barat, Maluku menjadi
Komisi Sosio-Ekonomi memiliki salah satu wilayah nusantara yang paling
10 poin program: upaya rekonsiliasi, gigih melancarkan perlawanan terhadap
rehabilitasi sosial, pemulangan kaum penjajah.Keberhasilan Sultan
pengungsi, asuransi keyakinan hidup, Baabullah dari Ternate dalam mengusir
rehabilitasi fisik, normalisasi aktivitas Portugis dari Maluku, merupakan salah
ekonomi warga, dukungan sosial, satu torehan sejarah kemenangan yang
mengembangkan program induk, evaluasi monumental dari kaum pribumi terhadap
dan pemantauan reguler, dan hegemoni imperial Barat. Sementara itu
pegembangan program yang berkaitan perang Maluku yang dipimpin oleh
dengan hal ini. Program ini di atur oleh Thomas Matulessy atau yang dikenal
Departemen Urusan sosial (Dinas Urusan Pattimura, dicatat oleh sejarah sebagai
Sosial Poso), dengan pengecualian bahwa salah satu perlawanan yang paling heroik
dalam menentang ekploitasi Belanda di panjang antara tokoh-tokoh agama dan
Bumi rempah-rempah. (Koto, 2012) adat Maluku dan kemudian dipertemukan
Pada masa revolusi pasca kedua pihak yang bertikai yang dimediasi
proklamasi. Maluku berkembang menjadi oleh pemerintah pusat melalui Menko
salah satu kawasan yang cukup dinamis. Kesra Jusuf Kalla. Kesepakatan yang
Masyarakat Maluku dikenal sebagai memikat tiga pihak, yaitu pihak Kristen,
masyarakat majemuk yang dicirikan Islam, dan pemerintah pusat.
dengan heterogenitas etnik dan agama Belajar dari perundingan Malino I
dari penduduk yang mendiaminya. dalam penyelesaian konflik Poso, Malino
Kepulauan Maluku tidak hanya didiami kembali dipercaya sebagai tempat
oleh penduduk asli Maluku, namun juga penyelenggara kasus penyelesaian
mencakup penduduk pendatang dari konflik Maluku yang kasusnya sama
berbagai Kawasan Indonesia, terutama dengan kasus Poso. Perundingan antara
Bugis, Buton, Makassar, Minahasa, Jawa dua kelompok yang selama ini bertikai di
dan Cina. Dari segi komposisi pemeluk Maluku, yang di gelar sama tempatnya di
agama, Islam dan Kristen Protestan Hotel Celebes pada 11-12 februari 2002.
merupakan dua agama yang dipeluk oleh Kepastian jadwal kedua kelompok, Islam
sebagian besar rakyat Maluku dalam dan Kristen bertemu secara terpisah
proporsi yang cukup seimbang. (Buntu, dengan tim mediator pemerintah di
2018) Makassar. Semula rencana perundingan
Sejak pertama kali berkobar pada dilaksanakan pada 5-7 Februari. (Koto,
tanggal 19 Januari 1999, konflik di 2012)
Maluku baru dianggap relatif terhenti Sebanyak 70 delegasi kelompok
empat tahun kemudian, yaitu pada Islam dan Kristen yang selama lebih tiga
tanggal 15 September 2003, bersamaan tahun bertikai di Maluku yang hadir
dengan ditetapkannya Maluku sebagai dalam perundingan Malino II sepakat
daerah tertip sipil. Akibat paling nyata menghentikan konflik, yang difasilitasi
dari konflik Maluku adalah jatuhnya oleh pemerintah dalam hal ini yang
korban jiwa, pengungsi, kerusakan menjadi pencetus adalah Menko Kesra
infrastruktur fisik, serta lumpuhnya Bapak Jusuf Kalla.
kehidupan ekonomi dan sosial. Perundingan Malino II dalam
Konflik di Maluku merupakan penyelesaian konflik Maluku
salah satu konflik yang tingkat mencerminkan keberlangsungan proses
eskalasinya sangat massif dan penyelesaian politik antara pihak-pihak
berlangsung dalam kurun waktu yang yang bertikai di Maluku sekaligus juga
lama. Secara umum, peta konflik di langkah awal bagi pendekatan problem-
Ambon dapat dibagi menjadi tiga tahap, solving. Hasil perundingan Malino II
yaitu tahap pra-konflik, ekskalasi konflik, disambut dengan sangat antusias dan
dan post-conflik. penuh harapan oleh rakyat Maluku.
Pada tanggal 12 Februari 2002, Derita yang terperikan akibat konflik
momentum penting untuk perdamaian di telah membuat rakyat jera dan
Maluku terjadi ketika pihak-pihak yang mendambakan perdamaian yang sejati.
bertikai berhasil menyepakati dan Secara perlahan perjanjian damai tersebut
menandatangani Deklarasi Malino II di berhasil menciptakan situasi yang
Malino, Kabupaten Gowa. Deklarasi kondusif bagi interaksi damai masyarakat
tersebut merupakan hasil dari dialog Maluku. (Koto, 2012)
2. Malino Sebagai Tempat Wisata Perkembangan selanjutnya, yakni
berdasarkan riset secara menyeluruh yang
a. Malino Sebagai Daerah Tujuan dilaksanakan oleh Prof. Kushardinoto
Wisata yang menjabat sebagai Biro Kunsultan
Pariwisata merupakan salah satu Pariwisata dari PT. Indah Cipta yang
upaya menghilangkan rasa jenuh dipercayakan oleh pemerintah untuk
ataudengan kata lain berwisata melakukan riset sekaligus menyusun
merupakan proses bepergian sementara Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
untuk mencari kesenangan atau (RIP) Sulawesi Selatan pada tahun 1975-
kebahagian serta untuk mengetahui 1977. Hasil tersebut ditetapkanlah enam
tempat yang dikunjungi.Dalam Daerah Tujuan Wisata (DTW) Sulawesi
perkembangannya sejak tahun 1975 Selatan dengan Malino sebagai salah
Malino ditetapkan sebagai 6 daerah kawasan wisata yang dimaksud.
tujuan wisata di Sulawesi Selatan. b. Wisata Alam
(Pendit, 1994) 1) Hutan Wisata
Malino memiliki panorama yang Hutan wisata atau yang dikenal
indah juga lebih dikenal tempat yang dengan sebutan Hutan Pinus yang terdiri
hawanya sejuk dan dingin. Malino juga dari deretan pohon pinus yang tumbuh
terkenal dengan dengan tanahnya yang subur, kokoh dan rindang. Hutan wisata
subur dan menghasilkan buah-buahan, Malino, walaupun belum terkenal diluar
seperti markisa, alvukat, serta sayur. daerah Sulawesi selatan namun Malino
Sesuai dengan kondisi dan sangat potensial menjadi Kawasan wisata
keindahan alam yang terdapat di Malino unggulan di Indonesia. Kalau Bandung
diarahkan pada wisata alam, wisata terkenal dengan julukan “Kota
budaya atau wisata sejarah. Salah satu Kembang”, maka Malino disebut sebagai
yang menonjol dari keindahan alam “Kota Bunga di Sulawesi Selatan”.
Malino adalah adanya hutan pinus dan air Julukan ini muncul karena banyak spesies
terjun yakni air terjun Takapala, air terjun bunga yang muncul disekitran hutan
Ketemu Jodoh, dan lain sebagainya. wisata. Hasil penelitian Gerard Van Went
Selain itu juga terdapat obyek wisata (2007) dari Lembaga penelitian Belanda
sejarahdan budaya yakni Balla Lompoa pada program “Programme Uitzending
dan Gedung bekas Konferensi Malino Managers” menyatakan bahwa sekitar 60
yang merupakan salah satu peninggalan % bunga yang tumbuh dikawasan Hutan
sejarah yang dapat memberikan wisata diantaranya bunga anggrek dan
gambaran tentang peristiwa masa lampau edelweiss yang banyak dijajakan oleh
terhadap generasi sekarang dan masa para pedagang.
akan datang, dalam memperkuat Dipinggir Malino, dijalan
kepribadian dan untuk mempertebal Pendidikan diantara deretan pepohonan
semangat kebangsaan. pinus Taman Wisata Alam Malino,
Selain itu, untuk menjadikan terbuka areal seluas satu hektar. Diareal
Malino sebagai daerah tujuan wisata ini biasa digunakan oleh Parabus Malino
tidaklah terlepas dari perlunya sarana dan Adventure Tour and Outbond untuk
prasarana yang memadai. Hal itu tidak menyelenggarakan kegiatan Outbond.
terlepas dari adanya keterlibatan pihak Umumnya pesertanya berasal dari
pemerintah maupun pihak swasta serta kalangan karyawan perusahaan dalam
masyarakat. rangka membangun semangat kerja atau
pun kepemimpinan yang dikemas dalam terbenam, tapi airnya mengalir kebarat
bentuk permainan tematik dan sampai kehulu sungai.
menantang. Dan terbuka pula untuk
kalangan lainnya dengan sistem 3) Air Terjun Ketemu Jodoh
pemesanan dalam rombongan wisata. Air terjun ini bertetangga dengan
2) Air Terjun Takapala air terjun Takapala yang jaraknya hanya 1
Kondisi daerah pegunungan Km, posisi air terjun Ketemu Jodoh
Bawakaraeng yang terdiri dari gunung letaknya 300 meter dari poros jaln. Untuk
dan jurang disertai sumber air yang sampai kelokasi harus melalui jalan
berasal dari pegunungan, telah banyak setapak yang sudah dibeton sehingga
membentuk air terjun diberbagai lokasi, memudahkan pengunjung masuk kelokasi
salah satunya adalah air terjun Takapala itu. Banyak masyarakat utamanya muda-
yang terletak di Kelurahan Buluttana. mudi percaya, bila mandi di air terjun itu
(Huho, 2018) dapat berjodoh hinggah kepelaminan. Air
Air yang mengalir di Air terjun terjun Ketemu Jodoh ini satu dari dua
Takapala itulah yang mengalir ke sungai obyek wisata air terjun yang dibawa
jeneberang yang kemudian banyak pengawasan Dinas Pariwisata Kabupaten
memberikan kehidupan bagi masyarakat Gowa. Sumber air terjun ini berasal dari
didaerah dataran rendah, yakni sebagian tiga sungai yakni sungai balino parang,
airnya digunakan untuk mengairi biroro, dan sungai parang leppa. Ketiga
persawahan, pembangkit tenaga listrik, sungai itu kemudian bertemu di air terjun
dan sumber air minum bagi warga kota ketemu jodoh dan selanjutnya mengalir
Makassar dan sekitarnya. Kini air terjun kealur sungai jeneberang. (Huho, 2018)
Takapala merupakan salah satu obyek Pada sisi dinding gunung itu
wisata alam di Malino, setiap hari-hari terdapat liang yang dibawahya terdapat
libur banyak dikunjungi oleh wisatawan. dua titik yang dialiri air. Pada dua titik
Disekitar itu pula banyak para pedagang itulah yang disebut ketemu jodoh. Bila
kakilima serta warung sederhana dan ada pasangan muda mudi sebelum turun
tempat istirahat yang dibangun oleh mandi mereka terlebih dahulu kedua titik
masyarakat sekitar. Menurut informasi tersebut untuk membasuh muka sambal
dari warga bahwa air terjun Takapala berdoa agar ia dijodohkan dengan
menyimpang banyak misteri yang berbau kekasihnya sampai kepelaminan untuk
megic.Biasanya air terjun menghadap membentuk keluarga, setalah itu, barulah
kebarat dan airnya langsung mengalir mereka turun mandi untuk membersihkan
kebarat mengikuti alur sungai sial yang melekat pada dirinya. Terbukti,
Jeneberang, namun bagi air terjun satu ini memang banyak muda mudi yang pernah
posisinya menghadap ketimur tempat datang ke air terjun ini kemudian kembali
matahari terbenam, tapi airnya mengalir memenuhi janjinya setelah mereka
kebarat sampai kehulu sungai. Dari melangsungkan pernikahan. Mereka
sekian banyak di Malino, air terjun melakukan pesta kecil-kecilan sambal
Takapala ini juga memiliki keanehan. rekreasi ditempat ini, ada yang memotong
Biasanya air terjun menghadap kebarat kambing, ayam sebagai tanda, bahwa apa
dan airnya langsung mengalir kebarat yang dicita-citakan telah terwujud.
mengikuti alur sungai Jeneberang, namun (Hasriani, 2018)
bagi air terjun satu ini posisinya
menghadap ketimur tempat matahari
1. Wisata Sejarah kokoh meski umurnya sudah ratusan
a) Balla Jambu dan Balla Lompoa tahun.
Kawasan adat Bulutana, sebuah Dikawasan ini terdapat dua
kawasan seluas 2 ha yang disebut sebagai bangunan bersejarah yakni Balla Lompoa
Butta Toa, pusat pemerintahan adat dan Balla Jambu. Rumah adat Balla
Bulutana di masa lalu.Butta Toa sendiri Jambu juga berfungsi sebagai tempat
saat ini secara administratif berada di untuk acara-acara adat lainnya seperti
Kelurahan Bulutana. Terdapat sekitar 20- syukuran atas panen yang melimpah dan
an kepala keluarga yang berdomisili di lain-lain. dengan diperkenalkannya Balla
tempat ini.Kelurahan Bulutana, sebagai Jambu sebagai Kawasan wisata
daerah utama kawasan adat Bulutana, budaya/sejarah di Malino, dapat menarik
berada di Kecamatan Tinggimoncong, minat wisata lokal maupun mancanegara
dengan luas wilayah mencapai 21,5 km2. untuk mengunjungi kawasan ini. (Sikki,
Sebagian besar menggantungkan 2018).
hidupnya dari sektor pertanian,
khususnya padi, kopi dan cengkeh, serta KESIMPULAN
beternak sapi.
Perjalanan menuju Butta Toa selalu Malino adalah tempat konferensi
menjadi pengalaman yang menyenangkan atau perundingan sebuah peristiwa besar
dan sekaligus mendebarkan. Bukan hal dalam sejarah, baik pada masa kerajaan
yang mudah. Jalanan yang berkelok maupun era revolusi kemerdekaan,
dengan lembah di sekeling, disertai bahkan hingga kini. Selain Malino
kondisi jalan yang masih dalam upaya dikenal sebagai kota perdamaian, juga
pengerasan batu cadas, menjadi tantangan merupakan salah satu daerah di Sulawesi
tersendiri. Selatan yang dikenal sebagai daerah
Sekitar 20 menit berkendara dari tujuan wisata. Itu dibuktikan dengan
jalan poros desa maka tibalah di pintu dilaksanakannya konferensi Malino
gerbang Butta Toa. Ada keheningan yang pembentukan NIT (Negara Indonesia
terasa ketika memasuki kawasan Timur) pada masa kolonial Belanda.
ini.Jalanan berbatu hasil pengerasan Serta era reformasi ditahun 2001 dan
beberapa tahun sebelumnya membuat tahun 2002 melaksanakan kegiatan besar
kawasan ini terlihat rapidan bersih, yakni perundingan damai Malino I terkait
dengan deretan Bunga Siri’ berwarna dengan konflik Poso serta perundingan
ungu berjejeran di sepanjang jalan. damai Malino II terkait dengan konflik
Rumah-rumah, yang sebagian besar Maluku.
adalah rumah panggung, berjejer Malino yang menjadi kota terbesar
mengelilingi sebuah tanah lapang kedua di Kabupaten Gowa setelah
kecil.Di kawasan Butta Toa ini juga Sungguminasa, ini menyimpang banyak
terdapat rumah kediaman Karaeng Bulu, kenangan karna berperan besar dalam
pemimpin tertinggi, yang disebut Balla berbagai peristiwa sejarah yang tak
Jambu. pernah terlupakan, dimana sejarah itu
Struktur bangunannya nyaris sama akan dikenang sepanjang hayat, dimana
dengan Balla Lompoa dengan tiang kita kenal Malino berperan dalam
utama yang juga diukiri motif dan aksara pembentukan NIT oleh kolonial Belanda
Toraja. Bangunan ini pun masih terlihat pada tahun 1946 dimana pada umumnya
konferensi tersebut membahas
pembentukan negara-negara federal,
dimana konferensi tersebut dilatar Disamping Malino sebagai
belakangi oleh adanya dua golongan yang penyelenggara konferensi atau
menghendaki bentuk negara federal dan perundingan berbagai permasalahan juga
ada yang menginginkan bentuk kesatuan. tempat kawasan wisata alam dan wisata
Bagi golongan yang menginginkan sejarah/budaya. Di Malino terdapat
bentuk federal melihat bahwa bangsa berbagai obyek wisata alam meliputi
Indonesia terdiri dari beberapa kelompok panorama air terjun, yang terkenal yakni
etnis kultural yang mempunyai ciri air terjun takapala dan air terjun ketemu
budaya masing-masing serta perbedaan jodoh, serta kaya akan wisata
sifat-sifat ekonomi antara pulau Jawa dan sejarah/budaya seperti balla lompoa dan
diluar pulau Jawa. balla jambu.
Sedangkan bagi golongan yang
menginginkan bentuk negara kesatuan
berpandangan bahwa Indonesia adalah Daftar Pustaka
negara bekas jajahan Belanda, dengan Abdulgani, R. (1963). Penggunaan Ilmu
mempunyai perasaan historis yang sama, Sejarah. Bandung: Prapanntja.
karena secara politis kesatuan itu lebih
ditentukan oleh situasi historis tertentu. Arsyad, M. (2018, Maret 23). Wawancara di
Terlepas dari perdebatan itu, konsep Malino.
Negara Federal tetap menjadi dasar BPS. (1997). BPS Gowa. Sungguminasa: BPS
diadakannya konferensi ini. Akhirnya
Gowa.
setelah seluruh rangkaian kegiatan telah
dilangsungkan selama beberapa hari dan Buntu, B. (2018, Maret 27). Wawancara di
telah menghasilkan keputusan, maka Malino.
tepat pukul 17:00 Wita pada tanggal 25
Juli 1946 konferensi tersebut ditutup oleh Hamid, A. R., & Madjid, M. S. (2011).
Van Mook. Dimana sebelum menutup Pengantar Imu Sejarah. Makassar: Ombak.
Van Mook menyatakan kata perpisahan
Hasbullah. (2013). Sejarah Tinggimoncong.
yang cukup mengharukan, dimana Van
Makassar: Rahman Hasanuddin.
Mook mengatakan bahwa “Kita semua
selama konferensi Malino ini meletakkan Hasriani. (2018, Maret 15). Wawancara di
dasar diatas bangunan Indonesia baru dan Malino.
merdeka akan diwujudkan.
Hasrullah. (2009). Dendam Konflik Poso.
Dimasa reformasi ditahun 2001 Jakarta: Gramedia.
dengan 2002 Malino kembali ditunjuk
menjadi penyelenggara penyelesaian Huho. (2018, Maret 15). Wawancara di
konflik Poso ditanggal 19-20 Desember Buluttana.
2001, dan Maluku ditanggal 5-7 Februari
Koto, I. (2012). Tragedi-tragedi Kemanusian
2002, yang memakan banyak korban
jiwa, dan pemilihan Malino sebagai di Indonesia. Yogyakarta: Laksana.
tempat penyelenggara tentunya menjadi Nurjayanti. (2007). Konferensi Malino 1946.
alasan tersendiri bagi pemerintah. Yang Makassar: Seminar Mata Kuliah.
memang Malino adalah tempat yang
sejuk dan berada didaerah pegunungan Pendit, N. (1994). Ilmu Pariwisata Sebuah
yang jauh dari perkotaan dan kebisingan. Pengantar. Jakarta: Pradnya Paramita.
Sikki. (2018, Maret 30). Wawancara di
Malino.

Tika, Z., & Syam, M. R. (2006). Malino


Berdarah. Makassar: Pustaka Refleksi.

Wikipedia. (2001). Deklarasi_Malino.


Retrieved April 5, 2018, from
http://id.wikipedia.org/wiki

S-ar putea să vă placă și