Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Sri Rejeki 1) Dr. Harry Indratjahyo, SE,M.Si2) Dr. Eddy Sanusi, SE,MM3)
1
)Student of Master Management Krisnadwipayana University
2
) Lucturer Krisnadwipayana University
3
) lecturer krisnadwipayana University
Email :
ABSTRAK
Kinerja organisasi merupakan hal yang dihasilkan oleh organisasi yang meliputi hasil
(outcome) yaitu kinerja keuangan seperti profit yang diukur dengan return on assets, return on
investment dan sebagainya, kinerja pasar (product market performance) seperti perluasan
market share, dan penjualan. Selain itu return dari pemilik saham merupakan return pemilik
saham dan pertambahan ekonomi dari pemilik saham. Kinerja organisasi diukur tidak hanya
dari segi konsep keuangan (financial) tetapi juga dari non finansial. Kinerja dapat diukur dari
produktivitas, kualitas, konsistensi dan sebagainya. Pada sisi lain kinerja organisasi mengukur
hasil, tingkat laku dan normatif, pendidikan dan konsep yang dihasilkan termasuk
Kinerja organisasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah kecerdasan
emosi karyawan, disiplin karyawan yang berkerja ddan kepuasan kerja karyawan.
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan
sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para
ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang
akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2000) kesadaran diri adalah waspada
terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu
menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang
belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk
Kecerdasan Emosi
perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan
emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni
kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2000) kesadaran
diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang
waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu
prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola emosi
agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama
akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2009). Kemampuan ini mencakup kemampuan
dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti
memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan
hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut
Goleman (2009) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli,
lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-
apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang
lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri
secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka. Nowicki (dalam
Goleman, 2009), ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca
atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi. Seseorang
yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin
mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri,
maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
e. Membina hubungan
membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit
juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Orang-orang yang hebat dalam
keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil
dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang
ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena
kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2009). Ramah tamah, baik hati, hormat dan
disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina
hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari
a. Kesadaran diri.
Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk
memandu pengambilan keputusan untuk diri sendiri memiliki tolak ukur realitas atas
b. Pengaturan diri.
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup untuk menunda kenikmatan
sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
c. Motivasi.
menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat
d. Empati
menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam macam
orang.
e. Keterampilan sosial.
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan cermat
menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja dalam tim. Berdasarkan beberapa pendapat
mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain, membina hubungan. Untuk selanjutnya dijadikan indikator alat ukur kecerdasan
emosi dalam penelitian, dengan pertimbangan aspek-aspek tersebut sudah cukup mewakili
Desain Penelitian
variabel yang diketengahkan pada hipotesis akan diamati melalui pengujian hubungan
dapat digambarkan dalam bentuk diagram analisis jalur (path analysis) sebagai berikut:
kecerdas Y=f(X1)
an
emosi X3=f(X1)
(X1)
Y=f(X3)
kepuasan kinerja
kerja (X3) organisa
si (Y)
disiplin
(X2) X3=f(X2)
Y=f(X2)
Y=f(X1,X2)
1. Model 1 (satu)
Y = f(X1, X2)
Y = f X1
P#0,000/ 0,05 .
3. Model 3 (tiga)
Y = f X 2
4. Model 4 (empat)
Y = f(X3)
P#0,000/ 0,05
5. Model lima (lima)
X3=f(X1)
Y = f(X3)
P#0,000/ 0,05
6. Model 6 (enam)
X3=f(X2)
Y = f(X3)
P#0,000/ 0,05 .
Uji signifikasi (pengaruh nyata) dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) baik
secara bersama-sama (serentak) maupun sendiri-sendiri (parsial) akan dilakukan dengan uji
Dalam pengujian hipotesa secara serempak dirumuskan hipotesanya yaitu hipotesa nol
Ho : B1 = B2 .............. = Bn = 0
Ha : B1 ≠ B2 ............. = Bn ≠ 0
Pengujian hipotesa dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel X1,
X2 dan X3, mampu secara simultan menjelaskan tingkah laku atau keragaman
variabel Y yang masing-masing diamati melalui Uji – F dengan rumus sebagai
berikut :
R 2 /( k 1)
F0
1 R 2 / n k 1
Jika F hitung > F signifikan, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
Jika F hitung < F signifikan , maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti
Ho : B1 = 0 Ha : B1 # 0
Ho : B2 = 0 Ha : B2 # 0
berikut :
Ho Ho
t1 , t1
S S
diteliti.
1) Untuk menguji dominasi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y),
maka akan dilakukan dengan cara melihat pada korelasi parsial R2, jika
nantinya koefisien korelasi parsial variabel bebas (X) yang paling tinggi akan
variabel Y.
dilihat dari koefisien determinasi (R2), jika nantinya nilai koefisiennya antara
Y.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Sampel adalah penarik sebagian dari populasi untuk
Jumlah seluruh karyawan sebanyak 300 orang pada bidang organisasi. Dengan metode Slovin
Variabel Kecerdasan emosi meliputi 5 pertanyaan yang disusun dari nomor 1 sampai
dengan 5. Pertanyaan tersebut kemudian diajukan kepada 133 karyawan. Sebelum dianalisis
lebih jauh maka hasil kuisioner tersebut dilihat validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas
Item-Total Statistics
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai korelasi antra item dengan total lebih
besar dari nilai 0,60. Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang diajukan bersifat
Pengujian lain yang perlu dilakukan untuk melihat kualitas data yang dihasilkan adalah
nilai Cronbach alpha dengan nilai 0,6. Jika nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka
dapat dikatakan bahwa pertanyaan tersebut bersifat reliable. Hal perhitungan Cronbach alpha
Reliability Statistics
,601 5
berdasarkan pada data di atas diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,601. nilai
tersebut lebih besar dibandingkan dengan 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan pada
Kuisioner yang disebarkan perlu diketahui proporsi jawaban pada masing-masing opsi
yang terdiri dari 5=sangat setuju, 4=setuju, 3=ragu-ragu, 2=tidak setuju dan 1= sangat tidak
setuju.
Variabel Disiplin meliputi 7 pertanyaan yang disusun dari nomor 6 sampai dengan
12. Pertanyaan tersebut kemudian diajukan kepada 133 karyawan. Sebelum dianalisis lebih
jauh maka hasil kuisioner tersebut dilihat validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas dapat
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai korelasi antara item dengan total lebih
besar dari nilai 0,600. Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang diajukan bersifat
Pengujian lain yang perlu dilakukan untuk melihat kualitas data yang dihasilkan adalah
nilai Cronbach alpha dengan nilai 0,6. Jika nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka
dapat dikatakan bahwa pertanyaan tersebut bersifat reliable. Hal perhitungan Cronbach alpha
Reliability Statistics
,829 7
tersebut lebih besar dibandingkan dengan 0, 6 sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan
Kuisioner yang disebarkan perlu diketahui proporsi jawaban pada masing-masing opsi
yang terdiri dari 5=sangat setuju, 4=setuju, 3=ragu-ragu, 2=tidak setuju dan 1= sangat tidak
setuju.
Variabel kepuasan kerja meliputi 12 pertanyaan yang disusun dari nomor 13 sampai
dengan 24. Pertanyaan tersebut kemudian diajukan kepada 133 karyawan. Sebelum dianalisis
lebih jauh maka hasil kuisioner tersebut dilihat validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas
Item-Total Statistics
besar dari nilai 0,6. Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang diajukan bersifat valid
Pengujian lain yang perlu dilakukan untuk melihat kualitas data yang dihasilkan adalah
nilai Cronbach alpha dengan nilai 0,6. Jika nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka
dapat dikatakan bahwa pertanyaan tersebut bersifat reliable. Hal perhitungan Cronbach alpha
Reliability Statistics
,647 12
berdasarkan pada data di atas diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,647. nilai
tersebut lebih besar dibandingkan dengan 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan
Kuisioner yang disebarkan perlu diketahui proporsi jawaban pada masing-masing opsi
yang terdiri dari 5=sangat setuju, 4=setuju, 3=ragu-ragu, 2=tidak setuju dan 1= sangat tidak
setuju.
4.1.3. Analisis Hasil Variabel Kinerja organisasi
sampai dengan 36. Pertanyaan tersebut kemudian diajukan kepada 133 karyawan. Sebelum
dianalisis lebih jauh maka hasil kuisioner tersebut dilihat validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji
Item-Total Statistics
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai korelasi antara item dengan total lebih
besar dari nilai 0,6. Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang diajukan bersifat valid
Pengujian lain yang perlu dilakukan untuk melihat kualitas data yang dihasilkan adalah
nilai Cronbach alpha dengan nilai 0,6. Jika nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka
dapat dikatakan bahwa pertanyaan tersebut bersifat reliable. Hal perhitungan Cronbach alpha
Reliability Statistics
,677 12
berdasarkan pada data di atas diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,677. nilai
tersebut lebih besar dibandingkan dengan 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan
Kuisioner yang disebarkan perlu diketahui proporsi jawaban pada masing-masing opsi
yang terdiri dari 5=sangat setuju, 4=setuju, 3=ragu-ragu, 2=tidak setuju dan 1= sangat tidak
setuju.
4.2. Pembahasan
Persamaan regresi yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan SPSS versi
21 harus diuji kualitasnya dengan menggunakan asumsi klasik sehingga memenuhi syarat Best
Linear Unbiased Estimated (BLUE). Beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah
Pengujian normalitas data digunakan untuk menarik kesimpulan apakah data yang
diteliti terdisitribusi secara normal sehingga jika digambarkan akan membentuk kurva normal.
Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan hasil dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.9. Hasil perhitungan Kolmogorov Smirnov
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa data memenuhi asumsi normalitas jika nilai
signifikansi memiliki angka yang lebih besar dari 0,05. Data pada tabel di atas
menggambarkan bahwa data memiliki angka signifikansi di atas 0,05 sehingga dapat
Penggambaran kurva normalitas juga dapat dilihat berdasarkan pada gambar di bawah
ini. Gambar tersebut diperoleh dari ilustrasi pada SPSS dimana X yang dimasukkan adalah S
Berdasarkan pada gambar di atas diketahui bahwa data terdistribusi secara normal. Analisis ini
mendukung analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan yang dibentuk jika
digambarkan juga membentuk kurva yang linear. Kurva ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.2. Kurva lineraritas data
Uji ini meliputi pengujian apakah data pada satu variabel memiliki korelasi yang
signifikan atau tidak. Pengujian autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan nilai Durbin
Model Summaryb
Berdasarkan pada tabel di atas nilai Durbin Watson berada pada penerimaan tidak terjadi
autokorelasi data.
Uji multikolinieritas data merupakan pengujian untuk melihat apakah terjadi korelasi
yang tinggi antar variabel independen. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan
nilai VIF. Jika nilai VIF lebih kecil dari 5 maka antar variabel independen tidak terjadi
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai VIF lebih kecil dari 5 sehingga dapat
Uji heteroskedastisitas data merupakan pengujian untuk menilai apakah nilai prediksi
data berkorelasi dengan nilai variabel independennya. Jika terjadi maka persamaan yang
dihasilkan juga tidak bersifat sebagai estimator yang baik. Pengujian ini dapat menggunakan
model kurva yang dihasilkan dari persamaan antara X Pred pada variabel Y dan D Resid pada
variabel X pada program SPSS. Gambar yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.3. Pengujian heteroskedastisitas
Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa titik-titik yang menyebar tidak
membentuk pola tertentu artinya bahwa tidak terdapat korelasi antara prediksi data pada
variabel Y dengan nilai variabel independen pada variabel X sehingga pada data tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan pada tabel di atas maka persamaan struktural simultan dapat digambarkan sebagai
berikut
Y=0,442X1+0,606X2
Y=kinerja
X1=Kecerdasan emosi
X2=Disiplin
Nilai F hitung dapat diperoleh dari tabel berikut
ANOVAa
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 94,058 dan signifikansi
sebesar 0,00. Nilai ini lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel Kecerdasan emosi dan
Disiplin berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara simultan. Besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai r kuadrat sebagai berikut.
Model Summaryb
Berrdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai r kuadrat sebesar 59,1 % artinya variabel
Kecerdasan emosi dan disiplin berpengaruh terhadap kinerja organisasi sebesar 57,2 %
sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model
persamaan.
4.2.2.2. Analisis pengaruh Kecerdasan emosi terhadap Kinerja organisasi secara parsial
Hasil analisis pengaruh Kecerdasan emosi terhadap kinerja secara parsial dapat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Y=0,475X1
Y=kinerja organisasi
X1=Kecerdasan emosi
Berdasarkan pada tabel hasil analisis di atas diketahui bahwa koefisien Kecerdasan emosi
sebesar 0,475. Nilai t sebesar 6,179. Nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikansi ini
lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel Kecerdasan emosi
berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara parsial. Besarnya pengaruh Kecerdasan emosi
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui nilai r kuadrat sebesar 0,226. Hal ini berarti
pengaruh variabel Kecerdasan emosi terhadap kinerja sebesar 22,6 % dan sisanya dipengaruhi
Hasil analisis pengaruh kecerdasan emosi terhadap kinerja secara parsial dapat dilihat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Y=0,630X2
Y=kinerja organisasi
X2=disiplin
Berdasarkan pada tabel hasil analisis di atas diketahui bahwa koefisien Kecerdasan
emosisebesar 0,630. Nilai t sebesar 9,281. Nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikansi
ini lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel Disiplin berpengaruh
terhadap kinerja organisasi secara parsial. Besarnya pengaruh Disiplim terhadap kinerja
Model Summary
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui nilai r kuadrat sebesar 0,397. Hal ini berarti
pengaruh variabel disiplin terhadap kinerja organisasi sebesar 39,7 % dan sisanya dipengaruhi
4.2.2.4 Analisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja organisasi secara parsial
Hasil analisis pengaruh kepuasan kerja kerja terhadap kinerja secara parsial dapat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Y=0,861X3
Y=kinerja organisasi
X3=kepuasan kerja
Berdasarkan pada tabel hasil analisis di atas diketahui bahwa koefisien kepuasan kerja sebesar
0,861. Nilai t sebesar 19,376. Nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikansi ini lebih kecil
dibandingkan dengan 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh
terhadap kinerja organisasi secara parsial. Besarnya pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
Model Summary
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui nilai r kuadrat sebesar 0,741. Hal ini berarti
pengaruh variabel kecerdasan emosi terhadap kinerja organisasi sebesar 74,1 % dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model persamaan.
4.2.2.5 Analisis pengaruh Kecerdasan emosi terhadap kinerja organisasi melalui variabel
kepuasan kerja
Berdasarkan pada analisis jalur secara parsial di atas maka dapat digambarkan sebagai
berikut. Analisis tersebut merupakan analisis pada jalur dengan gambar sub strukturnya
sebagai berikut.
e
0,475 e
Kecerdasan
emosi (X1)
0,58
1 kepuasan
0,861 kinerja
(X3) organisasi(y)
Koefisien pengaruh Kecerdasan emosi terhadap kepuasan kerja kerja dapat dilihat pada
tabel berikut
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa pengaruh Kecerdasan emosi terhadap
kinerja organisasi adalah 0,475. Pengaruh Kecerdasan emosi terhadap kinerja melalui
kecerdasan emosi adalah 0,581X0,861=0,500. Dalam hal ini pengaruh tidak langsung lebih
besar dibandingkan pengaruh langsung sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kepuasan
kerja
Berdasarkan pada analisis jalur secara parsial di atas maka dapat digambarkan
sebagai berikut. Analisis tersebut merupakan analisis pada jalur dengan gambar sub
0,861 kinerja
kepuasan
kerja (X3) organisasi(y)
0,748
disiplin (X2)
0,630
Nilai koefisien kecerdasan emosi terhadap kepuasan kerja kerja dapat dilihat pada tabel
berikut.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa pengaruh langsung Disiplin terhadap
kinerja organisasi adalah 0,630. Sedangkan Pengaruh kecerdasan emosi terhadap kinerja
organisasi melalui kepuasan kerja adalah 0,748X0,861=0,644. Dalam hal ini pengaruh
langsung lebih kecil dibandingkan pengaruh tidak langsung sehingga dapat dikatakan bahwa
KESIMPULAN
Variabel Kecerdasan emosi dan Disiplin berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara
simultan. Nilai F hitung sebesar 94,058 dan signifikansi sebesar 0,00. Nilai ini lebih kecil dari
0,05. Nilai r kuadrat sebesar 59,1 % artinya variabel Kecerdasan emosi dan disiplin
Variabel Kecerdasan emosi berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara parsial. Nilai
t sebesar 6,179. Nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikansi ini lebih kecil dibandingkan
dengan 0,05. Nilai r kuadrat sebesar 0,226. Hal ini berarti pengaruh variabel Kecerdasan emosi
terhadap kinerja sebesar 22,6 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Variabel Disiplin berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara parsial. Nilai t sebesar
9,281. Nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikansi ini lebih kecil dibandingkan dengan
0,05. Nilai r kuadrat sebesar 0,397. Hal ini berarti pengaruh variabel disiplin terhadap kinerja
organisasi sebesar 39,7 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
Variabel kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara parsial. Nilai t
sebesar 19,376. Nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikansi ini lebih kecil dibandingkan
dengan 0,05. Nilai r kuadrat sebesar 0,741. Hal ini berarti pengaruh variabel kecerdasan emosi
terhadap kinerja organisasi sebesar 74,1 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang
Dalam hal ini pengaruh tidak langsung lebih besar dibandingkan pengaruh langsung sehingga
dapat dikatakan bahwa variabel kepuasan kerja kerja sebagai variabel intervening.
Pengaruh kecerdasan emosi terhadap kinerja organisasi melalui kepuasan kerja adalah
0,748X0,861=0,644. Dalam hal ini pengaruh langsung lebih kecil dibandingkan pengaruh
tidak langsung sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kepuasan kerja kerja sebagai variabel
intervening.
SARAN
Peningkatan disiplin kerja juga perlu dilakukan dengan mematuhi terhadap aturan yang
berlaku, bekerja tepat pada waktunya dan peduli terhadap peraturan telah dibuat.
karyawan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah besarnya gaji, motivasi karyawan dan
lingkungan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2012. Pengaruh budaya organisasi, locus of control dan kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan pada kantor pelayanan pajak semarang barat. Jurnal dipublikasikan
pada www.researchgate.net
Azwar, Saifuddin. 2004. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Baron, Robert, and Jerald Greenberg. 2003, Organizational Behavior, 6th Edition, Prentice
Dessler Gary, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta
Dermawan Wibisono, 2006. Manajemen Prestasi Kerja (Konsep Desain, dan Teknik
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Erlangga, Jakarta
Dessler, Gary, 2000, Human Resources Management, 8th Edition, Prentice hall,
International Inc.
Darwish A. Yousef, 2000. "Organizational Commitment : A Mediator of Relationship
of Leadership Behavior with Job Satisfaction and Performance in a Non -
Western Country. Journal of Managerial Psychology. 15.1
Davis, Keith and John W. Stroom. 2004. Organizational behavior, Human Behavior
at Work, 10th Edition, International Edition, McGraw-Hill, New York.
Fatony dan Rizki. 2013. Pengaruh komitmen profesional terhadap kepuasan kerja (studi survey
Hasibuan, H. Malayu S.P, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Kedua,
pelanggan pada rumah sakit swasta di Kota Denpasar. Jurnal manajemen, Strategi Bisnis
Mali, V. 2013. A study on locus of conrol and its impact on employees’ performance.
Noto Atmodjo, Soekidjo, 2012. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke-2,
Irianto, Yusuf, 2012. Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Alam, Penerbit Insan
Cendikiawan, Surabaya
Faustino Cardoso Gomes. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta
Fred Luthans. 2006. Perilaku Organisasi – Edisi Sepuluh, Penerbit Andi, Yogyakarta
Gibson, James L., John M.Ivancevich, and James H.Donnelly, 2006, Organization Behavior-
Structure-Process, 7th Edition, Erwin homewood, Boston.
Gie, The Liang. 2006. Manajemen Perkantoran, Trigenda Karya, Bandung
George, J., & Jones, G. 2002. Organizational Behavior – 3rd edition, Prentice-Hall, USA
Hadari Nawawi. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Competitif,
Hamzah B. Uni. 2008. Teori Motivasi dan Pengukuran, PT Bumi Aksara, Jakarta,
Imam Ghozali. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :
Badan Penerbit Univ Diponegoro
Joko Pitoyo. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan PT Multindo Auto Finance Yogyakarta, Jurnal SDM, Vol. 3 No.5, 005
Jeffrey A. Mello. 2002. Strategic Human Resource Management, South Western College
Publisher, USA
Johan M. Ivancevich. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Penerbit Erlangga, Jakarta
Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, buku 1 Jakarta : Salemba Empat
Keith Davis, John Newstrom. 2001. Organizational Behavior – Human Behavior at Work,
McGraw Hill Higher, International Student Edition
Khan, H., Nawa, M., Aleem, M dan Hamed, H. 2012. Impact of job satisfaction on employee
performance: empirical study of autonomous medical institutions of Pakistan. African
journal of business management, Vol. 6(7), pp. 2697-2705
Khan, R., Ziauddin., Ahmed Jam, F., dan Ramay, M.I. Impact of organizational commitment
on employee job performance. European journal of social sciences, No. 3.
Kopelman, Brief dan Guzon. 1999. Organization Learning : Climate and Culture. San
Francisco : Jossey - Bass.
Luthans, Fred, 2002, Organizational Behavior, 7th Edition, McGraw- Hill.Inc, New
York.
Mathis, Robert L. dan Jackson, John R, 2004, Human Resources Management, 10th edition,
Empat, Jakarta
Malayu S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci
Marihot AMH Manullang. 2004. Manajemen Personalia, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Mangkunegara, Prabu Anwar. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Maltby, J., Day, L., Macaskill, A. (2007). Personality, Individual Differences and Intelligence.
at http://en.wikipedia.org/wiki/Locus_of_control Advertisements
Mutia S. Panggabean. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Bogor
Okky dan Rezaswastika. 2013. Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan
dan dampaknya terhadap kinerja karyawan pada PT. Kusuma Dipa Nugraha.
http://eprints.upnjatim.ac.id
Panjaitan. 2015. Pengaruh pengendalian intern, kompetensi sumber daya manusia, komitmen
organisasi dan budaya organisasi terhadap kinerja bagian keuangan. Jom Fekon, Vol.
2, No. 2
Payaman J. Simanjuntak, 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI,
Jakarta
Pranoto, P. 2012. Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan
Rannia Farida Yossy Astuty, Hendra Gunawan, Pupung Purnamasari, 2015. Pengaruh Audit
Manajemen Dan Lokus Kendali Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan (Survey Pada
Bumn Di Kota Bandung, Jurnal spesia, gel. 2.
Ratna, A. 2012. Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
pada PT. Telkom Kancatel Tuban. Penelitian dipublikasikan pada www.researchgate.net
Robbins, P.Stephen, 1998, Organizational Behavior, 8th Edition, Prentice Hall,
International.Inc., New Jersey.
Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat
Ricky W. Griffin. 2004. Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta
Riyadi, S. 2011. Pengaruh kompensasi finansial, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan pada perusahaan manufaktur di Jawa Timur. Jurnal
manajemen dan kewirausahaan, Vol. 13, No. 1. Maret 2011, pp. 40-45
Robbins, Stephen P. 2004. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontraversi, Aplikasi, Edisi Bahasa
Indonesia, Alih Bahasa : Pujatmoko, Prehallindo, Jakarta
Robert L. Mathis, John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Salemba
Emban Patria, Jakarta
Rosita, T dan Yunarti, T. 2016. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan
komitmen organisasional sebagai variabel intervening. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 5, Nomor 1.
Santoso, E. 2012. Pengaruh kepemimpinan, motivasi, kompensasi dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan di Bank Central Asia Kudus. Penelitian dipublikasikan .pada http://
e-print.dinus.ac.id
Siagian, Sondang P. 2005. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. CV. Alfabeta, Bandung
Sigit, P.2014. Pengaruh gaya kepemimpina dan kompensasi terhadap kinerja karyawan
dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening (Studi pada Hotel Berbintang di
Yogyakarta). Hasil penelitian tidak dipublikasikan
Sondang P. Siagian. 2002. Teori Motivasi dan Aplikasinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta,
Sondang P. Siagian, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta,
Terhadap Kepuasan Kerja dan Implikasinya terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada
PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Semarang. Artikel tidak dipublikasikan
Susilo, 2004. Analisa Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja
Serta Dampak Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Bappeda Kab.Pati” ,
Suyuti Z. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pegawai Pada DPU Bina
T. Hani Handoko. 2004. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Penerbit BPFE,
Yogyakarta
Tarigan, Prista. 2007. Metode Penelitian dan Aplikasi. Program Pascasarjana Magister
Manajemen, Universitas Krisnadwipayana, Jakarta
Tarigan, Prista. 2004. Metode Penelitian Bisnis dan Aplikasi : Prediction Cases
Regression and Blue. Program Magister Manajemen Universitas
Krisnadwipayana, Jakarta.
Terry, George R. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen. Cetak ketujuh, Bumi aksara, Jakarta
Umar, Husein. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Umar, Husein. 2008. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Vivi & Rorlen. 2007. Pengaruh Iklim Organisasi dan Kedewasaan dengan Kinerja Karyawan
pada PT. Graha Tungki Arsitektika Jakarta, Business Management Journal, Vol.
3. No. 1 Maret 2007.
<http://yulisubandi.blog.binusian.org/2009/10/19/kecerdasan-emosi-menurut-daniel-