Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Dikeluarga Tn. S 59 th, terdapat seorang istri Ny. S 58 th, Tn. S memiliki 5
orang anak, 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, anak laki-lakinya sudah tidak
tinggal serumah karena sudah berkeluarga. 2 orang anak perempuan Tn. S yaitu
An. S berusia 21 th dan An. S berusia 17 th. Tn S seorang pensiunan, Ny. S adalah
seorang IRT, kedua putri Tn. S adalah seorang pelajar. Saat ini keluarga Tn. S
memiliki usaha sampingan yaitu Pedagang kelapa parut. Terkadang Tn. S merasa
tidak bisa beristirahat dengan baik karena aktivitasnya sebagai pedagang. Tn. S
mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. S mengatakan terkadang
merasa pusing dan tegang pada leher bagian belakang, Tn. S mengatakan ia tidak
pernah mengatur pola makannya serta jarang berolah raga.
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Luwu
Umur : 59 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan
Telp :-
Alamat : Jl. Datuk sulaiman, No. 13, Kel. Pontap,
Kec. Wara Timur, Kota Palopo
b. Komposisi Keluarga
No Nama Jenis Hub. Dg Umur Pendidikan Pekerjaan
kelamin keluarga
1 Tn. S L KK 59 th SMA Pensiunan
2 Ny. S P Istri 58 th SD IRT
27
Perguruan
3 An. S P Anak 21 th Mahasiswa
Tinggi
4 An. S P Anak 17 th SMA Pelajar
c. Genogram
59 58
5
38 33 29 21 17
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: klien
: meninggal
: Tinggal serumah
d. Tipe Keluarga
keluarga Tn. S merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Terkadang Tn. S merasa istirahatnya terganggu karena
aktivitasnya sebagai pedagang.
e. Suku Bangsa
Tn. S menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku Luwu dan
tinggal di lingkungan orang-orang yang bersuku Luwu dan Bugis. Tn.
S berkomunikasi dengan Indonesia baik antara anggota keluarga
maupun kelurga sekitar.
28
f. Agama
Semua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan
ibadah sesuai keyakinan di rumah dan di masjid. Dalam menjalankan
perintah agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan
keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid,
acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), dan acara
keagamaan lainnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga ± Rp. 1.800.000 perbulan di, yang diperoleh dari
hasil pensiunan dan hasil kerja sampingan Tn. S sebagai pedangang.
Sedangkan Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Pengeluaran perbulan untuk keperluan
makan dan untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik, air,
kebutuhan anak sekolah.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV
bersama-sama, dan semua berkumpul menonton TV ketika malam
hari.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia
Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah keluarga usia
lanjut, yang dimulai pada masa pensiun. 3 dari 5 anak Tn. S sudah
menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri, hanya istri
serta anak yang keempat dan terakhir yang tinggal serumah
dengannya
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. S mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. S
mengatakan mengatakan terkadang merasa pusing dan tegang pada
leher bagian belakang serta malas makan
29
Istri Tn. S (Ny. S) tidak memiliki masalah kesehatan.
Anak Tn. S (An. S) mengatakan tidak mempunyai penyakit
keturunan dan tidak memiliki masalah kesehatan
Anak Tn. S (An. S) tidak mempunyai masalah kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. S mengatakan tidak pernah memiliki penyakit yang serius.
Keluarga dari pihak Tn. S saat ini hubungannya baik, minimal setiap
2 kali setahun bersilaturahmi, tidak ada konflik dengan keluarga.
3. Data Lingkungan
a. Denah Rumah
Ruang tamu wc wc
Kamar tidur 4
depan
Pintu
tengah
Pintu
Ruang
makan
dapur
Kamar 1 Kamar 2 Kamar 3
Pintu
belakang
b. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. S merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ±
13 meter dan lebar 7 meter. Di rumah tersebut terdapat :
Kamar tidur (terdapat 4 kamar tidur, 3 kamar tidur berada di
depan ruang tamu, kamar tidur berada di samping ruang
makan).
Ruang tamu berukuran 3x2,5 meter, Ruang tamu rapih dan
bersih, terdapat kursi dan meja tamu, serta foto-foto keluarga
yang terpajang di dinding
Ruang makan Tn. S biasanya bergabung dengan ruang keluarga
atau ruang menonton TV.
Kamar mandi bergabung dengan WC berjumlah 2.
30
Lantai rumah Tn. S terbuat dari tehel. Atap rumah dari seng.
Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada 5 jendela, di
kamar tidur masing-masing 1 jendela, serta dapur 2 jendela.
Kamar tamu ada 2 buah lampu 20 watt, masing–masing kamar
teradapat satu buah lampu 5 watt dan dapur terdapat lampu 20
watt.
Sumber air keluarga berasal dari PDAM. Untuk pembuangan
sampah dilakukan penampungan dulu di ember sampah
kemudian di pindah di tempat pembuangan sampah yang telah
disediakan pemerintah.
c. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Rumah Tn. S berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk
sekitarnya adalah pedagang. Sarana jalan merupakan lorong kecil.
Sarana kesehatan di lingkungan tersebut berupa puskesmas dan
posyandu. Di dekat rumah Tn. S ± 55 meter terdapat masjid.
Tetangga Tn. S mayoritas beragama islam serta memiliki sifat
kebersamaan, misalnya selamatan, yasinan setiap malam jum’at bagi
ibu-ibu majlis ta’lim termasuk Ny. S. Jika ada kegiatan sosial
kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara yang
ada di musholla atau mesjid.
d. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. S Keluarga terkadang bepergian ke tempat-tempat yang
jauh untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Kegiatan rutin Tn. S
adalah beraktivitas sebagai pedagang kelapa parut yang berada di
belakang rumah, karena di belakang rumah merupkan pasar
tradisional, aktivitas lainnya menonton TV dan mengikuti kegiatan
keagamaan. Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah.
e. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Keluarga Tn. S mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan
keluarga Tn. S berkumpul di rumah. Saudara-saudara Tn. S yang
berada di sekitar rumah sering datang berkunjung. Istri Tn. S rutin
mengikuti kegiatan, seperti pengajian.
31
f. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. S memiliki tetangga yang care yang berada di sekitar rumahnya
sehingga sewaktu-waktu dapat dimintai bantuan. Tn. S memiliki
BPJS. Jika sakit biasanya keluarga Tn. S dibawa ke Dokter.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. S dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam
keluarga. Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap
malam ketika menonton TV, keluarga bertukar pendapat dan
menceritakan hal-hal yang terjadi dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. S adalah penentu keputusan terhadap suatu
masalah karena Tn. S dianggap sebagai orang yang paling tua dan
sebagai kepala keluarga. Untuk anak-anak yang telah berkeluarga
keputusan diserahkan kepada keluarga masing-masing, tetapi anak-
anaknya juga sering meminta pendapat Tn. S dan Istri. keluarga Tn. S
sangat menyayangi dan menghargai Tn. S dan Ny. S, apabila Tn. S
sakit keluarga langsung mengantarkannya berobat, anak-anaknya juga
mengingatkannya untuk minum obat jika Tn. S sakit.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, suami, seorang ayah dan
kakek.
Ny. S berperan sebagai istri, dan ibu.
An. S berperan sebagai anak
An. S berperan sebagai anak
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Tn. S mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap
hormat-menghormati dan menyayangi antar keluarga dan dengan
tetangga. Keluarga Tn. S menganut agama Islam, dalam kehidupan
keseharian menggunakan keyakinan sesuai syariat islam. Keluarga Tn.
S menganut norma atau adat yang ada di lingkungan sekitar misalnya
32
takziah atau menjenguk tetangga yang sakit. Dalam kebiasaan
keluarga Tn. T tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. S mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar
anggota keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn.
S sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang
membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha
membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. S mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan
dengan baik. Keluarga Tn. S berusaha untuk tetap memenuhi aturan
yang ada keluarga, misalnya saling menghormati dan menghargai.
Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat
sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan
para tetangga atau masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi
tidak mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. S
mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala,
serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk
mencegah terjadinya penyakit pada Tn. S.
Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan.
Keluarga terus mengingatkan kepada Tn. S untuk tidak banyak
melakukan aktivitas dan beristirahat saja jika merasa tidak enak
badan.
Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah
mengecek tekanan darah dan mengkaji penyebab dari penyakit
tersebut. Jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Dokter.
33
Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan
rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan
rumahnya (menyapu, mengepel). Untuk pembuangan sampah
dilakukan penampungan dulu di ember sampah kemudian di
pindah di tempat pembuangan sampah yang telah disediakan
pemerintah.
Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat
Keluarga Tn. S mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera
dibawa ke Dokter, dan jika perlu rujukan dibawa ke Puskesmas
terdekat. Tn. S seringkali tidak mau dibawa ke pelayanan
kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. S dan istri memiliki 2 orang anak yang sudah menikah. Ny. S
sudah tidak bias hamil lagi karena sudah menopause.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. S termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari
penghasilan keluarga tiap bulannya sekitar Rp.1.800.000/perbulan.
Keluarga Tn. S dapat memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan
dan papan walaupun dengan kapasitas seadanya.
6. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. S mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres
baik itu stres jangka panjang ( > 6 bulan ) maupun jangka pendek.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. S biasanya dengan cara
musyawarah antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan istri dan
anaknya. Dalam menentukan pengobatan yang harus dijalani salah
satu anggota keluarga, An. S pengambil keputusan karena An. S yang
34
dianggap mampu dan memiliki fisik yang kuat serta tahu masalah
kesehatan karena berkuliah di kampus kesehatan.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. S biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah
tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan
pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
No Tn. S Ny.S An. S An. S
Fisik
35
5. Hidung Simetris, keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
36
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam
keluarga dapat teratasi atas bantuan dari pertugas kesehatan.
37
ke dokter
Tn. S mengatakan tidak ada
pantangan makanan
DO :
Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang pengertian
penyakit, pencegahan,
perawatan dan pengobatannya
Tn. T bertanya apa saja
makanan yang harus dihindari
agar tidak sakit, Tn. S tampak
bingung
No Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri akut pada Tn. T dalam keluarga Tn. T b.d agen cedera fisik
(rematik).
2 Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit b.d Kurang
informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
terkait hipertensi.
3. Prioritas Masalah
a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (rematik).
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Tn. S mengatakan
(bobot 1) terkadang merasa
Skala : pusing dan tegang
3 : Aktual pada leher bagian
2 : Resiko belakang
1 : Sejahtera
38
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Tn. S mengatakan
dapat diubah (bobot 2) nyerinya tidak hilang-
Skala : hilang, padahal sudah
2 : Mudah minum sari buah
1 : Sebagian timun. Keluarga
0 : Tidak dapat mengatakan Tn. S
sering tidak mau
diajak ke tempat
pelayanan kesehatan,
kecuali benar-benar
parah.
Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1 Tn. S mengatakan
dicegah (bobot 1) sakitnya tidak
3 : Tinggi bertambah parah jika
2 : Cukup banyak beristirahat.
1 : Rendah
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Tn. S mengatakan
(bobot 1) sakitnya mengganggu
2 : Berat, segera aktivitasnya.
ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total 4
39
Skala : pusing dan tegang
3 : Aktual pada leher bagian
2 : Resiko belakang
1 : Sejahtera
Kemungkinan masalah 2/2 x 2 = 2 Keluarga Tn. S
dapat diubah (bobot 2) mengatakan jika ada
Skala : anggota keluarga yang
2 : Mudah sakit segera dibawa ke
1 : Sebagian dokter atau Puskesmas
0 : Tidak dapat terdekat, namun
belum ada pertugas
yang menjelaskan
bagaimana
penyakitnya.
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Tn. S mengatakan
dicegah (bobot 1) sudah mulai
3 : Tinggi mengurangi
2 : Cukup aktivitasnya agar
1 : Rendah penyakitnya tidak
bertambah parah, Tn.
S belum tahu makanan
apa yang harus
dihindari.
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Tn. S mengatakan
(bobot 1) penyakitnya
2 : Berat, segera mengganggu aktivitas
ditangani geraknya sehingga
1 : Tidak perlu segera menyusahkan
ditangani keluarga yang lain.
0 : tidak dirasakan
Total 3 4/3
40
Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :
No
Tujuan Kriteria Intervensi
Dx
1. Setelah dilakukan Non verbal Pain management (1400)
perawatan selama 3 Monitor nyeri : lokasi,
hari, Tn. S karakteristik, durasi,
mengalami frekuensi, keparahan dan
penurunan rasa faktor presipitasi
nyeri atau dapat Observasi respon non
mentolerir rasa verbal klien saat nyeri
nyeri dengan terjadi
kriteria : Gunakan komunikasi
Klien terapeutik untuk
memahami mengetahui pengalaman
mekanisme nyeri nyeri klien
yang terjadi Jelaskan mekanisme
klien nyeri yang terjadi pada
mengetahui dan klien
dapat Ajarkan teknik distraksi
memperagakan dan relaksasi untuk
teknik distraksi mengurangi rasa nyeri
dan relaksasi Berikan support sistem
klien tidak untuk mentolerir nyeri
41
banyak Libatkan orang terdekat
mengeluh klien (keluarga) untuk
tentang nyerinya pemberian support
system
Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
Identifikasi PQRST
sebelum dilakukan
pengobatan
2. Setelah dilakukan Verbal Teaching : Disease
pendidikan pengetahuan Prosess (5602)
kesehatan, keluarga Menilai tingkat
mengetahui tentang pengetahuan keluarga
penyakit yang yang berhubungan
diderita dengan penyakit yang
keluarganya, dengan diderita oleh anggota
kriteria hasil : keluarga
Keluarga dapat Menjelaskan pengertian
menjelaskan penyakit
tentang Menjelaskan patofisiologi
pengertian, penyakit
penyebab, tanda Menjelaskan tanda dan
dan gejala, serta gejala yang muncul dari
penalaksanaan penyakit yang dialami
pada penyakit Menjelaskan
Keluarga dapat penalaksanaan atau hal-
melakukan hal yang harus dihindari
perawatan dengan Mengidentifikasi
mengontrol kemungkinan penyebab
makanan yang terjadinya penyakit
harus dihindari
42
D. Implementasi dan Evaluasi
43
dan menghindari keributan pada tengkuk
di dalam ruangan. O : TD : 140/100 mmHg.
c. Melakukan pijatan pada A : Masalah teratasi
pungung dan leher. sebagian
d. Memberikan minuman sari P : Intervensi dilanjutkan
buah timun kepada klien
44
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-
beda, tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan
menggunakan menjelaskan yang penulis dari untuk menghubungkan
keluarga.
Perawatan kesehatan masyarakat, sejak dahulu sampai sekarang, keluarga
sudah dianggap sebagai kesatuan dari pemeliharaan kesehatan. Perananan
perawat keluarga membantu keluarga untuk mengatasi dengan baik masalah-
masalah kesehatan dengan meningkatkan kesanggupan mereka untuk
melaksanakan tugas-tugs kesehatan.
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang
sangat umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Pedoman
Praktis klinis ini disusun untuk memudahkan para tenaga kesehatan di
Indonesia dalam menangani hipertensi terutama yang berkaitan dengan
kelainan jantung dan pembuluh darah. Komplikasi hipertensi dapat mengenai
berbagai organ target, seperti jantung (penyakit jantung iskemik, hipertrofi
ventrikel kiri, gagal jantung), otak (stroke) ginjal (gagal ginjal), mata
(retinopati), juga arteri perifer (klaudikasio inter miten) . Kerusakan organ-
organ tersebut bergantung pada tingginya tekanan darah pasien dan berapa
lama tekanan darah tinggi tersebut tidak terkontrol dan tidak diobati.
B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa mampu memahami terlebih dahulu tentang
suatu penyakit sebelum mengangkat sebuah diagnose dan rencana
keperawatan yang akan dilakukan kepada klien.
45
DAFTAR PUSTAKA
Edisi 10
(2015).
Vasilios et al., 2011; Costas et al., 2011). Diambil dari Jurnal Kedokteran Yarsi
46