2. Elsa Oivia Fitrotinisa (P1337437118008) 3. Hutama Fikri Aljabbar (P1337437118010) 4. Anisa Dwi Cahyani (P1337437118019) 5. Kurnia Candra S. (P1337437118032) 6. Akmal Yusuf M. (P1337437118035) 7. Hanung Dhaneswari (P1337437118036) 8. Shafa Marwah M. (P1337437118053) 9. Aulia Ughti Ratriana (P1337437118054) 10. Indah Febby W. (P1337437118100)
PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
A. Nama Penulis : Rossalina Adi Wijayanti B. Judul : Analisis Faktor Manajemen Di Puskesmas Dalam Meningkatkan Case Detection Rate (Cdr) Tuberkulosis. C. Ringkasan : 1. Latar Belakang Karena rendahnya CDR (Case Detection Rate) tuberculosis di Puskesmas Kabupaten Pasuruan. 2. Metode Metode yang digunakan untuk penelitian jurnal dengan judul Analisis Faktor Manajemen Di Puskesmas Dalam Meningkatkan Case Detection Rate (Cdr) Tuberkulosis dengan metode analisis dan observasi. 3. Pembahasan : a. Planning dalam penemuan pasien Tuberkulosis Puskesmas di Kabupaten Pasuruan. Hasil identifikasi kualitas hasil planning masih ditemukan subvariasi dalam kategori masih kurang planning yang tidak optimal mempengaruhi sasaran yang diinginkan yaitu CDR (case detection rate) tuberculosis . Pada spek manajemen yang teridenifikasi di Puskesmas tersebut tidak membuat perencanaan sebesar 85%, hal ini berakibat petugas dalam menangani tuberkuolosis harus memperbaiki perencanaan agar penemuan tuberculosis paru lebih berhasil. b. Organizing dalam penemuan pasien TB Puskesmas Kabupaten Pasuruan. Hasil identifikasi kualitas organizing dalam penemuan pasien yang dilakukan Puskesmas di Kabuaten Pasuruan menunjukan bahwa pembagian kerja atau job description dan alokasi tentunya akan berimbas pada pencapaian CDR tuberculosis Puskesmas Kbupaten Pasuruan. c. Actuating dalam penemuan pasien TB Puskesmas Kabupaten Pasuruan masih harus ditingkatkan kembali. Hasil identifikasi pada kualitas variabel actuating memberikan hasil beberapa variabel yang tercapai dalam kategori kurang. Sebagian besar Puskesmas yang memiliki keterlibatan lintas sektor&masyarakat yang kurang dalam kegiatan promosi. Selain itu, jejaring kemitraan TB juga teridentifikasi dalam kategori kurang. Hasil penelitian menyebutkan bahwa adanya penemuan penderita TB yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya dukungan dari petugas lain, baik di Puskesmas Pembantu maupun Puskesmas Induk. Supervisi dilakukan oleh penanggung jawab program TB yang merupakan sub variabel terakhir dari actuating juga teridentifikasi dalam kategori kurang. Kondisi tersebut menunjukan kurang optimalnya pelaksanaan supervisi dalam kegiatan penemuan pasien TB. d. Controlling dalam penemuan pasien TB Puskesmas Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian tentang monitoring, evaluasi, dan feedback menunjukkan bahwa controlling dalam penemuan pasien TB Puskesmas Kabupaten Pasuruan belum optimal. Sehingga petugas harus memperbaiki monitoring dan evaluasi agar penemuan TB Paru lebih berhasil. e. Hasil pencapaian CDR TB di puskesmas menunjukan hasil bahwa hanya sebagian kecil yang menunjukan hasil pencapaian CDR TB dalam kategori baik. Hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah pasien TB di Puskesmas Kabupaten Pasuruan tahun 2010. Dalam program penanggulangan TB pencapaian CDR besar kemungkinannya dipengaruhi oleh hasil penerapan faktor manajemen di puskesmas. f. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa faktor manajemen (POAC) adalah proses yang saling terkait. Faktor manajemen terhadap pencapaian CDR TB berpengaruh, namun tidak signifikan, disebabkan karena data penelitian sebagian besar homogen. Sebagian petugas menemukan pasien TB berdasarkan rutinitas, dan mengabaikan faktor - faktor manajemen (POAC). Kondisi tersebut suatu bukti ruwetnya manajemen di Puskesmas, sehingga kemungkinan kondisi tersebut mempengaruhi hasil uji regresi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian oleh Jati & Sucipto (2006) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan aspek manajemen petugas dengan cakupan penemuan TB Paru pada tahun 2003.
4. Kesimpulan dan Saran
Faktor manajemen terhadap pencapaian CDR TB berpengaruh, namun tidak signifikan, disebabkan karena data penelitian sebagian besar homogen. Penemuan pasien TB oleh petugas berdasarkan rutinitas dan petugas mengabaikan faktor- faktor manajemen di Puskesmas, sehingga kemungkinan kondisi tersebut mempengaruhi uji regresi. Sebaiknya, untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas lebih mengoptimalkan pelaksanaan manajemen penemuan pasien TB. D. Komentar 1. Metode 2. Pembahasan