Sunteți pe pagina 1din 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa
yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah
mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang sehat
akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Menyadari hal tersebut, pemerintah
Republik Indonesia telah mencanangkan kebijaksanaan dan strategi baru dalam suatu
“Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju Indonesia
Sehat 2010”

pada tanggal 1 Maret 1999. Dengan kebijaksanaan dan strategi ini, perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan disemua sector harus mampu mempertimbangkan dampak negatif
dan positif terhadap sektor kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun masyarakat.
Disektor kesehatan sendiri upaya kesehatan akan lebih mengutamakan upaya-upaya preventif
dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar
pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”. Pembangunan
kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia.
Sumberdaya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia Sehat 2010 telah
ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta program-programnya. Salah
satu program yang dimaksud adalah Program Usaha Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun
1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di
selenggarakan di sekolah. Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pembinaan dan
pengembangan program promosi kesehatan di sekolah ialah : · Perilaku hidup bersih dan sehat
belum mencapai pada tingkat yang diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap murid
sekolah masih cukup tinggi dengan adanya penyakit endermis dan kekuarangan gizi. · Masalah
kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di Indonesia antara lain :

- Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan air bersih
- Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok

- Kesehatan reproduksi remaja

- Peningkatan sumberdaya manusia

- Kurangnya guru yang menangani program promosi kesehatan di sekolah

- Kader kesehatan sekolah perlu dilatih dalam bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan ·

-Terbatasnya sarana dan prasarana program promosi kesehatan di sekolah

-Pencatatan dan pelaporan yang masih lemah

- Kurang lancarnya koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi

- Dukungan kelembagaan dan program terutama dalam hal perlunya institusi yang jelas
menangani program kesehatan di sekolah dan pentingnya penetapan standar pelayanan
minimum. Tujuan Pamsimas selain kesinambungan terhadap sarana air bersih dan sanitasi yang
akan terbangun dan keberfungsian sarana tersebut, proyek juga bertujuan untuk
kesinambungan terhadap perubahan perilaku yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Tujuan
dari harapan yang terakhir ini adalah untuk peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam
rangka meningkatkan akses keluarga tentang penggunaan dan pemeliharaan sarana air bersih
dan sarana sanitasi, peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam usaha
pencegahan/menghambat penyakit yan ditularkan melalui air dan lingkungan serta bertujuan
untuk peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, PAMSIMAS berusaha melakukan intervensi
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat terutama fakor
lingkungan dan perilaku baik dimasyarakat yang dikemas dalam PHBS dan di sekolah yang
dikemas dalam upaya atau kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah. Promosi Kesehatan Sekolah
dibuat untuk mendukung program peningkatan Sarana Air Bersih dan Sanitasi dan untuk
memperluas manfaat kesehatan masyarakat desa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
perilaku kesehatan dan sanitasi pada anak-anak sekolah dasar. Selain itu Promosi Kesehatan
Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua
mereka, saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka

1.2 Tujuan Tujuan Umum :

Meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui peningkatan derajat kesehatan


Tujuan Khusus :

a. Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

b. Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk perilaku masyarakat sekolah


yang sehat

c. Memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan


masyarakat sekolah
BAB II

TINJAUAN TEORI

Anak Usia Sekolah

A. Pengertian

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar
sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun. Langkah
perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif,
dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka
dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

B. Perkembangan usia sekolah

Ø Perkembangan biologis

Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm pertahun untuk tinggi badan dan meningkat
2-3 kg pertahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, anak perempuan
cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lebih cepat perkembangannya daripada
otot.

Ø Perkembangan psikososial

Menurut freud, perkembangan psikoseksualnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika
anak berada dalam fase Oedipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai seseorang.
Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat dan akrap dengan teman
sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri
melalui media.

Menurut Erickson, perkembangan psikoseksualnya berada dalam tahap industri vs inverior.


Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifst teknologi
dan social, memiliki keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas, inilah yang
merupakan tahap industri. Bla tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
Tahap ini sangat dipengaruhi factor intrinsik (motivasi, kemampuan, tanggungjawab yang
dimiliki, kebebasan yang dimiliki, interaksi dengan lingkungan, dan teman sebaya ) dan factor
ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus, dan keterlibatan orang lain).
Ø Temperamen

Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan factor terpenting dalam perilakunya
pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak muda bereaksi terhadap situasi yang baru.
Pada usia ini, sifat temperamental ini sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat
besar untuk mengendalikannnya. Yang perlu dilakukan orang tua dan guru adalah bersabar,
menciptakan situasi baru agar tidak bosan, menjadi figure dalam sehari-hari, selalu
memberikan harapan, dan mengurangi ketergantungannya dengan cara memberikan
pengertian.

Ø Perkembangan kognitif

Menurut peaget, usian ini berada dalam tahap operasional konkrit, yaitu anak mengekspresikan
apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar
konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi,
dan pengalaman yang dijumpai. Kemampuan anak yang dimiliki dalam tahap opersional
konkrit :

a. Konservasi, menyukai sesuatu yang didapat dipelajari secara konkrit bukan magis.

b. Klasifikasi, mulai belajar mengelompokkan, menyusun, dan menguruntukan.

c. Kombinasi, mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan keinginannya
yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya.

Ø Perkembangan moral

Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikatagorikan oleh kohlbherg berda dalam
tahap konvesional. Pada tahap ini, anak mulai belajar peraturan-peraturan yang berlaku,
menerim peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah
diterimanya. Anak mencoba bersikap konsekuen. Ornag tua perlu memberikan suatu imbalan
atau hukuman terhadap perilaku anak.

Ø Perkembangan spiritual

Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkrit atau nyata dari pada belajar
tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surag dan neraka sehingga cenderung
melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka. Anak mulai belajar
tentang alam nyata dan sulit memahami simbol-simbol supranatural sehingga konsep-konsep
religius perlu disajiakan secara konkrit atau nyata dan juga mencoba menghubungkan
fenomena yang terjadi dengan logika.

Ø Perkembangan bahasa

Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran di
sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan
karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang benar sehingga
mampu mengucapkannya dengan benar. Pembentukan kalimatnya teratur dan tidak terpotong-
potong setelah usia 9 tahun. Untuk meningkatkan pengertian terhadap bahasa, anak perlu diberi
kesempatan mendengarkan radio dan menonton televise untuk meningkatkan konsentrasi dan
pengertian. Juga perlu dilibatkan dalam pembicaraan sosial sehingga egosenrisnya sedikit
hilang. Pembicaraan yang dilakukan dalam tahap ini lebih terkendalai dan terseleksi, karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.

Ø Perkembangan sosial

Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yanag ditandai dengan adanya
minat terahadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota kelompok. Wujud dari aktivitas ini banyak orang menyebut sebagai geng anak,
tetapi berbeda tujuannya dengan geng remaja. Tujuan dari geng anak-anak diantaranya
memperoleh kesenangan dalam bermain.

Ø Perkembangan seksual

Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-taman telebih guru dan pelajaran di
sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian,l dan bahkan gerk gerik
sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak mengembangkan minat-
mionat yang sesuai denga dirinya. Disini, peran orang tua sangat penting untukl
mempersiapkan anak menjelang pubertas.

Ø Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua, saudara
dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal, seperti dalm
tokoh-tokoh sejarah, cerita khayalan, sandiwara, film, dan tokoh nasional atau dunia yang
dikagumi, untuk membangun ego idea, yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar
perilaku umum yang diinternalisasi. Pada usia ini pula, anak pada umumnya mencari identitas
diri agar diterima kelompoknya karena takut kehilangan dukungan dari kelompok.

Ø Bermain

Bermain dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologis karena serlama
bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan social sehingga memungkinkannya
untuk meniokmati keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak.Bentuk permainan
yang sering diminati pada usia ini :

1. Bermain konstruktif membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja tanpa


memikirkan manfaatnya, seperti menggambar, melukis, dan membentuk sesuatu.

2. Menjelajah : ingin bermain jauh dari lingkungan rumah.

3. Mengumpulkan : benda-benda yang menarik perhatian dan minatnya, membawa benda ke


rumah, menyimpan dalam laci, dan tidak memperlihatkan koleksinya dalam laci.

4. Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan permainan anak besar ( bola basket
dan sepak bola ) dan senang pada permainan yang bersaing.

5. Hiburan : anak ingin maluangkan waktu untuk membaca, mendengar radio, menonton, atau
melamun.

Keluarga dengan usia sekolah merupakan salah satu tahap yang mesti dilalui dan merupakan
masa-masa yang sibuk bagi orang tuanya dan banyaknya keinginan yang dilakukan oleh anak-
anak. Pada tahap ini tugas perkembangan keluarga, yaitu :

1. Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya, termasuk keberhasilan dalam belajar dan


kebutuhan kelompok dengan teman sebayanya.

2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang harmonis.

3. Memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga (Friedman. 1998).

C. Masalah Anak Usia Sekolah

Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan
psikologis.

* Bahaya fisik

1. Penyakit
2. Kegemukan

3. Kecelakaan

4. Kecanggungan

5. Kesederhanaan

* Bahaya Psikologis

1. Bahaya dalam berbicara

2. Bahaya emosi

3. Bahaya bermain

4. Bahaya dalam konsep diri

5. Bahaya moral

6. Bahaya yang menyangkut minat

7. Bahaya dalam penggolongan peran seks

8. Bahaya dalam perkembangan kepribadian

9. Bahaya hubungan keluarga

Konsep Asuhan Keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan

sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan

dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik,

pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam

Ervin, 2002).
Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

I. Pengkajian

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah

menurut jenis kelamin, golongan umur.

2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia

sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada,

adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh

anak usia sekolah.

B. Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas

anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan

winshield survey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,

kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi

perkembangan anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan

bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

3. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan

para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.

4. Keamanan dan transportasi.

a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.

b. Transportasi

Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk

layanan antar jemput siswa

5. Politik dan pemerintahan

Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus

dipatuhi seluruh siswa.

6. . Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.

b. Komunikasi informal

Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua,

peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,

keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak

usia sekolah.

7. Pendidikan

Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan tingkat
pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

D. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan


keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung

jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama

upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan

kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi

dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan

keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah

antara lain :

a. Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam

membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak

sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat,

tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,

menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia

sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus

penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.

d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk

memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan


mengevaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di

masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan

kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor

Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,

membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia

sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

h. Care giver

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa

keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan

dan mengevaluasi hasil intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan

kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil

keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri


BAB III

PEMBAHASAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK USIA


SEKOLAH DI SD NEGERI SUKAMAJU

A. Pengkajian

1. SD NEGERI SUKAMAJU bertempat di Jl. Kenanga No. 2. Berdiri pada tahun 1994. Jumlah
Guru ada 9 Guru dengan rincian Perempuan 8 orang dan laki-laki 1 orang, dengan pendidikan
8 orang S1 dan 1 orang D2 serta 1 Penjaga Sekolah, sedangakan jumlah total siswa ada 158
siswa, dengan rincian:

Kelas I: laki-laki: 18 , Perempuan: 12

Kelas II: laki-laki: 13, Perempuan: 12

Kelas III: Laki-laki: 15, Perempuan: 14

Kelas IV: Laki-laki: 15, Perempuan: 9

Kelas V: Laki-laki: 6, Perempuan: 17 Kelas

VI: Laki-laki: 14, Perempuan: 13

Usia rata-rata Siswa awal masuk 7 tahun, tetapi usia kurang dari 7 tahun dan mendekati 7 tahun
tetap diterima.

2. Lingkungan Fisik

a. Kualitas Udara, air dan kebisingan Tiap-tiap ruangan kelas pencahayaannya terang, sinar
matahari cukup, namun di belakang sekolah terdapat kandang sapi sehingga udara sedikit
tercemar oleh bau kotoran sapi. Sumber air berasal dari sumur, terdapat PAM juga. Lokasi jauh
dari Jalan Raya sehingga tidak terasa Bising. Terdapat jadwal rutin kebersihan setiap hari Sabtu
ketika pulang sekolah.

b. Jarak dengan industry, jenis industry yang dekat dengan sekolah

Tidak terdapat industry di sekitar sekolah tetapi terdapat penampungan barang bekas.

c. Struktur bangunan sekolah, keamanan dan kenyamanan. Keamanan sekolah ini di nilai
cukup aman walaupun Cuma tersedia satu penjaga sekolah yang merangkap menjadi tukang
kebun.
d. Fasilitas sekolah Disekolah ini terdapat fasiitas seperti, perpustakaan, UKS, tempat
pembelajaran Komputer, mesin jahit, toilet 3 buah, papan tulis dan kapur tulis serta penghapus,
dan koperasi sekolah.

3. Pendidikan

a. Kurikulum hidden tentang health promotion Tidak terdapat kurikulum khusus tentang health
promotion, hanya terdapat pelajaran Olahraga.

b. Kurikulum mandiri tentang health promotion Diadakan gerakan cuci tangan bersama dan
gosok gigi bersama serta senam bersama tiap hari jumat.

c. Ekskul tentang kesehatan dokter kecil, PMR, P3M. Terdapat pelatihan dokter kecil dan
tinjauan dari puskesmas untuk imunisasi.

d. Alokasi belajar tentang kesehatan, terstruktur, rutin Terstruktur dan rutin

4. Keamanan dan Transpotasi

a. Petugas keamanan Terdapat satu penjaga sekolah yang merangkap menjadi tukang kebun.

b. Sarana transportasi siswa Semua siswa seringnya Jalan kaki karena lokasi rumah mereka
dekat dengan sekolah.

c. Keamanan sarana transportasi siswa Karena siswa seringnya jalan kaki dan tidak dekat
dengan jalan raya sehingga untuk keamanan sarana transportasi dinilai aman.

d. Keamanan dijalan menuju sekolah

e. Karena siswa seringnya jalan kaki dan tidak dekat dengan jalan raya sehingga untuk
keamanan sarana transportasi dinilai aman.

f. Jembatan penyebrangan dekat dengan sekolah Tidak ada

g. Petugas dijalan raya Lokasi sekolah tidak dekat dengan jalan raya sehingga tidak ada
petugas dijalan raya.

h. Keamanan fasilitas sekolah Aman.

i. Keamanan makanan/minuman siswa

Terdapat Kantin sekolah yang menyediakan makanan dan minuman yang aman untuk
dikonsumsi karena yang menyediakan makanan keluarga dari Guru sekolah itu sendiri yang
tinggal dirumah dinas. Untuk pedagang dari luar pun selalu di pantau langsung oleh pihak
sekolah akan tetapi higiene makanan yang dijual kurang terjaga.

5. Politik dan Pemerintahan

a. Aturan PEMDA tentang Siswa Ditentukan peraturan dari pemerintah dalam satu kelas
maksimal 28 siswa namun karena banyaknya siswa yang mendaftar sehingga dalam satu kelas
terkadang melebihi kuota yang seharusnya.Hal ini tidak sebanding dengan jumlah guru yang
kurang.

b. Perlindungan Pemerintah terhadap Siswa Di sekolah ini tidak ada perlindungan khusus dari
pemenrintah terhadap siswa.

c. Situasi politik dan pengaruhnya terhadap siswa Di sekolah ini tidak diperbolehkan adanya
kegiatan politik apapun yang masuk, sehingga tidak ada pengaruh dari situasi politik sekitar
lingkungan sekolah

6. Pelayanan umum dan Kesehatan

a. Akses Pelayanan Kesehatan terhadap Siswa; datang ke sekolah, rutin Terdapat UKS, namun
hanya ada dokter kecil dan guru yang bertugas menjaga UKS tersebut. Kotak P3K selalu
tersedia dan selalu dilakukan pengecekan dari Dinas Kesehatan setempat.

b. Jenis Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Dilakukan imunisasi rutin dari Dinas Kesehatan
setempat dan pemberian obat cacing.

c. Dampak Pelayanan Kesehatan terhadap Siswa Dari adanya pelayanan kesehatan di sekolah
ini sangat bermanfaat bagi siswa.

d. Jenis Pelayanan Umum untuk Siswa (Halte, Bis, LSM, Beasiswa, Jaminan kesehatan, dll.)
Tidak ada jenis pelayanan umum utuk siswa di sekolah ini, hanya ada sedikit bantuan dari
pemerintah seperti BOS.

7. Komunikasi

a. Jenis Alat Komunikasi yang Digunakan Siswa; rutin, keterjangkauan ke seluruh siswa
Disediakan telepon di ruang guru untuk menghubungi keluaga siswa bila terhadi sesuatu yang
mengharuskan keluarga datang menjemput siswa. Siswa tidak ada yang membawa handphone
ke sekolah. Selalu disiapkan surat/ undangan untuk memulai suatu kegiatan, yang disebarkan
ke keluarga siswa.
b. Dampak Media Komunikasi bagi Siswa Sangat mempermudah komunikasi

8. Ekonomi

a. Tingkat Kesejahteraan Siswa Kondisi ekonomi siswa di sekolah ini tergolong ekonomi
lemah, kebanyakan orang tua dari siswa berprofesi sebagai tukang rongsok. Beberapa sarana
yang dibutuhkan para siswa seperti seragam, buku, dan lainnya dibantu dari dana BOS atau
dari pihak sekolah.

b. Dampak Kesejahteraan dengan Status Kesehatan Siswa Walauppun dengan status ekonomi
yang rendah, namun itu tidak mempengaruhi kondisi kesehatan para siswa.

c. Siswa Bekerjasambilan; selama waktu atau di luar waktu sekolah Tidak ada siswa yang
bekerja sambilan selama waktu ataupun di luar waktu sekolah.

9. Rekreasi

a. Sarana Rekreasi Siswa Selalu diadakan kegiatan rekreasi 2 tahun sekali khusus untuk kelas
4, 5 dan 6 dengan tujuan wisata ke beberapa tempat bersejarah, seperti Candi Borobudur, Candi
Prambanan, dll. Bagi siswa kelas 1, 2 dan 3 dilakukan rekreasi ke tempat wisata air yang
terdekat.

b. Jadwal Rekreasi Dilakukan secara rutin 2 tahun sekali.

c. Dampak Rekreasi terhadap Siswa Dampaknya sangat bermanfaat bagi siswa, seperti
kunjungan ke tempat wisata sejarah, karena dapat menambah wawasan bagi para siswa.
Sementara untuk kunjungan ke tempat wisata lainnya, seperti berenang, dapat member manfaat
dari segi kesehatan.

d. Rekreasi yang Sehat Berenang di loka wisata air terdekat yang dilakukan 6 bulan sekali.
B. Analisis Masalah

Data Problem Etiologi


DO: - Pedagang di luar Defisiensi pengetahuan Kurangnya pengetahuan
sekolah yang tidak terjamin komunitas tentang PHBS komunitas tentang PHBS
hyginenya/kebersihan dari
makanan dan minuman yang
dijual
- Di dekat lingkungan
sekolah terdapat kandang
sapi sehingga udara tercemar
bau kotoran sapi.

DS: Para siswa


membeli jajan ke pedagang
di luar sekolah

C. Diagnosa Keperawatan

1. Defisiensi pengetahuan komunitas tentang PHBS berhubungan dengan Kurangnya


pengetahuan komunitas tentang PHBS
D. Scoring Masalah

1. Defisiensi pengetahuan komunitas tentang PHBS berhubungan dengan Kurangnya


pengetahuan komunitas tentang PHBS

No. Kriteria Score


1 Resiko terjadi 3
2 Resiko parah 2
3 Potensial untuk pendidikan kesehatan 4
4 Minat masyarakat 3
5 Kemungkinan diatasi 4
6 Sesuai program 3
7 Tempat 3
8 Waktu 2
9 Dana 2
10 Fasilitas kesehatan 3
11 Sumber dana 3
12 Sesuai dengan peran perawat CHN 4
Jumlah 36

E. Prioritas Masalah

1. Defisiensi pengetahuan komunitas tentang PHBS berhubungan dengan Kurangnya


pengetahuan komunitas tentang PHBS

S-ar putea să vă placă și