Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
SKENARIO 1 BLOK 8
TUTOR:
Drg. Didit Aspriyanto, M. Kes
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya kami selaku kelompok limadapat menyelesaikan makalah hasil
dari tutorial pertama dan kedua skenario kedua di blok enam Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Lambung Mangkurat tahun ajaran 2018/2019. Makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk pembaca dan untuk pembelajaran selanjutnya.
Kami selaku kelompok tujuh mengucapkan terima kasih, terutama kepada
drg. Debby Saputera, Sp. Pros, selaku pembimbing tutorial kelompok tujuh. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan pada penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, dengan terbuka kami memohon maaf atas segala kekurangan
kami dan kami bersedia menerima saran dan masukkan dari pembaca. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kavitas, lakukan carving pada tumpatan. Setelah itu lakukan finishing dan
setelah 24 jam lakukan polishing.
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan amalgam?
Analisis: Keuntungannya antara lain tahan lama dan tahan korosi. Sedangkan
kekurangannya antara lain kurang biokompatibel karena mengandung merkuri,
tidak sewarna dengan gigi, dan bersifat toksik.
f. Sifat apa saja yang dimiliki oleh amalgam?
Analisis: Konduktor yang baik, tahan lama, anti korosi, kurang
biokompatibelitas.
g. Bahan apa saja yang dapat melindungi pulpa sebelum dilakukan tumpatan?
Analisis: Sasaran belajar.
h. Mengapa kavitas tersebut harus ditambal lagi?
Analisis: Karena tambalan sebelumnya tidak menggunakan bahan pelindung
pulpa atau isolator.
i. Tahapan apa saja yang harus dilakukan untuk melakukan tumpatan amalgam?
Analisis: Sasaran belajar.
j. Mengapa pasien merasakan ngilu saat tidak ada lapisan isolator yang
melindungi pulpa?
Analisis: Karena amalgam merupakan bahan bersifat konduktor yang bisa
menimbulkan efek galvanis.
Amalgam
18
Kekuatan kompresif (Mpa)
Pada 1 jam 50 (min)
Pada 24 jam 300 (min)
Perambatan (%) 3,0 (maks)
1) Perubahan Dimensional
Amalgam dapat memuai dan menyusut tergantung pada cara
manipulasinya. Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada
seberapa banyak amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan
pengukuran dimulai. Kontraksinya yang hebat dapat menyebabkan
terbentuknya kebocoran mikro dan karies sekunder.
2) Kekuatan (Strength)
Kekuatan amalgam kedokteran gigi berkembang atau berlanjut
secara perlahan. Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh.
Kekuatan tensile amalgam lebih rendah dibanding kekuatan kompresif.
Kekuatan kompresif ini cukup baik untuk mempertahankan kekuatan
amalgam.
3) Deformasi Plastis (Perambatan/creep)
Amalgam dapat mengalami deformasi plastis atau perambatan
ketika terkena stres atau tekanan dinamika intra-oral. Perambatan
ditentukan dengan cara pemberian suatu stres kompresif aksial sebesar 36
MPa kepada suatu amalgam. Spesimen kemudian disimpan selama 7 hari,
lalu diperiksa daya perambatannya.
b. Sifat Kimia
1) Korosi
Korosi adalah suatu masalah yang lebih serius karena proses korosi
dapat mengakibatkan suatu restorasi menjadi berpenampilan buruk dan
merusak sifat-sifat mekanikal.
2) Sifat-sifat Termal
Amalgam memiliki nilai divusitas termal yang relatif tinggi, seperti
yang diharapkan untuk suatu material restoratif metal. Kavitas dengan
ukuran besar wajib diberikan bahan pelapis untuk melapisi basis kavitas
dengan suatu material sebelum mengisinya dengan amalgam. Keadaan
tersebut akan mengurangi pengaruh merugikan dari stimuli termal terhadap
jaringan pulpa.
Sifat-sifat termal dari amalgam dan dentin:
Amalgam 78 25
Dentin 2 8
c. Sifat-sifat Biologikal
Senyawa-senyawa merkuri tertentu diketahui memiliki pengaruh
merusak sistem saraf pusat. Selain itu, keprihatinan lain adalah berkaitan
dengan laporan-laporan bahwa terkonsentrasi didalam plasenta dan
menembusnya dan masuk ke janin pada ibu hamil. Masalah potensial lain yang
menimbulkan keprihatinan yaitu mengenai reaksi alergi terhadap merkuri
dalam amalgam kedokteran gigi (McCabe, 2015).
Berat (%)
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa komposisi
utama amalgam kedokteran gigi adalah merkuri yang digabungkan dengan suatu
bubuk alloy perak-timah. Amalgam dapat diklasifikasikan dengan empat cara,
yaitu berdasarkan bentuk partikel, berdasarkan banyak tembaga, berdasarkan
kandungan zinc, dan berdasarkan ada atau tidak adanya logam mulia. Sifat-sifat
amalgam yang perlu diperhatikan terbagi menjadi sifat fisik dan mekanik, sifat
kimia, dan sifat biologi. Proses manipulasi amalgam terdiri dari beberapa fase,
fase-fase tersebut adalah penyelarasan, trituasi, kondensasi, pengukiran, dan
pemolesan. Beberapa kelebihan amalgam antara lain penggunaannya tahan lama,
sedangkan kekurangannya adalah warnanya tidak sesuai dengan warna gigi.
Rencana perawatan amalgam meliputi tahap preparasi, basis, restorasi, dan
pemolesan. Sebelum tumpatan ditumpat dengan amalgam, kavitas harus diberikan
bahan pelindung pulpa yang terdiri dari cavity varnish (natural gums), cement
bases (kalsium hidroksida, MTA) dan cavity liners (GIC, ZOE, MTA). Ketiga
bahan tersebut berfungsi untuk melindungi pulpa dari injuri termal, galvanic
shock, dan iritasi kimia.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan kepada para
pembaca untuk memahami bahan-bahan dental material sehingga dapat
mengetahui bahan apa saja yang cocok diaplikasikan pada masalah-masalah
tertentu dan dapat menyesuaikan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan
agar pada saat penggunaan tidak ada penyesalan. Jika pembaca sudah memahami
kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan, maka fungsi bahan sebagai
bahan preventif, restoratif, dan rehabilitatif, serta sebagai bahan estetik dapat
terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 2013. Phillips’ Science of Dental Materials. 12nd Edition. USA:
Elsevier.