Sunteți pe pagina 1din 4

Seorang muslim yang ingin meningkatkan ketaqwaannya dianjurkan untuk melakukan Amar

Makruf Nahi Munkar, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran. Menyampaikan hal-
hal yang baik dan melarang perbuatan keji. Untuk selengkapnya, marilah kita simak bersama
contoh pidato bahasa indonesia tentang Amar Makruf Nahi Munkar berikut ini:

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Silahkan pilih contoh mukodimah pidato yang anda sukai)

Bapak-bapak,ibu-ibu, dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati,


Pertama sekali, marilah kita panjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah swt. Karena
Dia telah memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar. Karunia dan nikmat yang sangat
besar itu ialah umur yang panjang, kesehatan yang baik,dan kesempatan yang luang sehingga
kita semua bisa memnghadiri acara………

Tanpa ijin dari Allah tak mungkin kita bisa hadir dan bermusyawarah di tempat ini.

Kedua kalinya, semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap dililpahkan Allah kepada panutan
kita semua,yakni Rusulullah saw. Berikut para keluarganya,para sahabatnya,para ulama dan
segenap pengikutnya,umat islam sekalian,Amiin.

Para hadirin yang saya hormati,


Sebenarnya kehadiran Islam yang dibawa oleh Rosul terakhir yakni Nabi Muhammad saw. adalah
merupakan pelita yang terang benderang, yang sanggup menembus kegelapan dari setiap
manusia. Menerangi setap kalbu bagi orang yang mendambakan kehidupan damai. Pelita yang
sanggup mengangkat mansuia dari kebodohan menuju kepada masyarakat berpikiran logis.

Namun demikian, kadang-kadang sebagian golongan masih saja tidak menghendaki Islam
memancarkan sinar di segala penjuru dunia. Mereka berusaha memadamkan dengan berbagai
cara yang ditempuhnya. Sebagaimana firman Allah:

‫َّللاِ بِأ َ ْف َوا ِه ِه ْم َو ه‬


ِ ُ‫َّللاُ ُم ِت ُّم ن‬
‫ور ِه‬ ‫ور ه‬ ْ ُ‫يُ ِريدُونَ ِلي‬
َ ُ‫ط ِفئُوا ن‬

َ‫َولَ ْو َك ِرهَ ْال َكافِ ُرون‬


Artinya:
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru)
menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". (QS: Ash-Shaff Ayat: 8)

Meskipun orang-orang kafir berusaha untuk menghancurkan Islam dan berusaha untuk menekan
pemeluk-pemeluk Islam, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saja. Allah akan membelanya
dan semakin memancarkan agama Islam. Artinya, Islam semakin jaya dan pemeluk-pemeluknya
semakin kuat imannya.

Ketika ayat tersebut turun, mampu pula memberi semangat kepada Rasulullah saw dalam
menyebarkan Islam di tengah-tengah orang kafir, di tengah-tengah tekanan, teror dan ancaman
mereka. Dengan tetap sabar dan tak kenal menyerah akhirnya banyak yang menyatakan masuk
Islam dan menjadi sahabat setia, mereka siap membela Rasulullah dan agama yang dibawanya.
Semakin lama, dari abad ke abad Islam pun tersebar keseluruh dunia.

Oleh karena itu, kita sekarang hidup di abad yang sudah jauh dari jamannya Nabi Muhammad
saw. ketika masih hidup. Namun kita diberi warisan berupa ajaran kebenaran yakni Islam.
Hendaknya generasi ini mewarisi dengan sungguh-sungguh tentang Islam. Jangan sampai Islam
kelak tinggal namanya dan Al-Qur'an tinggal tulisannya, Naudzu Billah.

Para hadirin Rahimakumullah,


Kiranya setiap muslim telah tahu bahwa pemadam cahaya Islam yang dilakukan oleh orang-orang
kafir tidak semata-mata dan tidak dilakukan secara terang-terangan. Kebanyakan dilakukan
dengan strategi sedemikian rupa sehingga kita tidak merasa menyadarinya. Sedikit demi sedikit
dan dengan sangat halusnya mereka membelokan dan menyelewengkan kebenaran.

Oleh sebab itu seorang muslim yang ingin meningkatkan ketaqwaanya dianjurkan untuk
melakukan amar makruf nabi munkar, menganjurkan kebenaran dan mencegah kemunkaran.
Menyampaikan hal-hal baik dan melarang perbuatan keji.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran 104:

َ‫عونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرون‬


ُ ‫َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ ُ همةٌ يَ ْد‬

‫ع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۚ َوأُو َٰلَئِ َك ُه ُم‬ ِ ‫ِب ْال َم ْع ُر‬


َ َ‫وف َويَ ْن َه ْون‬

َ‫ْال ُم ْف ِل ُحون‬
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS: Ali Imran Ayat: 104)

Berdasarkan ayat tersebut hendaknya umat Islam senantiasa berusaha untuk menyeru kepada
kebaikan sesuai dengan aturan agama kita. Juga melarang kemunkaran pada batas-batas yang
diijinkan oleh agama kita. Dengan adanya usaha amar makruf nahi munkar ini, maka Islam akan
bersinar terang dan pertolongan Allah akan tampak kelihatan.
Firman Allah dalam surat Muhammad:
"Jika kamu menolong agama Allah, maka Dia akan menolongmu dan menetapkan
kedudukanmu"

Para hadirin yang berbahagia,


Sebagaimana telah saya sampaikan, bahwa setiap mekumkaran di dalamnya ada bahaya yaitu
bahaya yang langsung menimpa manusia di dunia ini dan bahaya berupa siksa Allah kelak di
akihirat. Bahay kemunkaran tidak hanya mengenai orang yang melakukannya namun mengenai
orang lain yang tidak bersalah.
Keterangan ini terdapat dalam firman Allah surat Al-Anfal 25:

ً‫صة‬ َ َ‫صيبَ هن الهذِين‬


‫ظلَ ُموا ِم ْن ُك ْم خَا ه‬ ِ ُ ‫َواتهقُوا فِتْنَةً ََل ت‬

ِ ‫ش ِديدُ ْال ِعقَا‬


‫ب‬ ‫َوا ْعلَ ُموا أ َ هن ه‬
َ َ‫َّللا‬
Artinya:
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di
antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS: Al-Anfaal Ayat: 25)

Ketika ayat ini menunjukan bahwa suatu perbuatan dzalim yang dilakukan seseorang dapat
menimpa orang lain yang tidak ikut melakukannya. Penyebabnya ialah karena orang-orang yang
tidak berbuat munkar tetapi mereka mengetahui dan mendiamkannya. Mereka tidak mencegahnya
dan tidak memberi jalan menuju kebaikan. Hal inilah sehingga meskipun mereka tidak berbuat
dosa, namun terkena getah dari kemunkaran tersebut.

Betapa mulianya seorang muslim yang menyibukan diri untuk beramar ma'ruf nahi munkar dalam
setiap kesempatan. Misalnya menyampaikan dakwah Islam di berbagai tempat dan tidak terikat
dengan waktu. Menegur teman yang berbuat buruk dan mengajaknya untuk berlomba-lomba
menuju kebaikan. Mengajak tetangganya untuk rajin shalat dan menghentikan kebiasaan
menggunjing. Dan masih banyak cara-cara lain dalam beramar makruf nahi munkar.

Rasulullah saw, bersabda:


"Barangsiapa diantara kalian mengetahui kemunkaran maka ubahlah kemunkaran itu
dengan tangan (kekuasaan), bila tidak mampu maka ubahlah dengan ucapan. Jika tidak
mampu (dengan ucapan) maka dilakukan dengan hati. Dan yang demikian itu adalah
selemah-lemahnya iman."

Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara sekalian.


Sebenarnya mengubah dengan hati dimaksudkan adakalanya berdoa agar mereka yang suka
berbuat munkar segera berhenti. Dapat pula dilakukan dengan menanamkan kebencian di dalam
hati kita terhadap kemunkaran yang ada. Sebab jika kemunkaran itu sudah menjadi budaya dan
sangat sensitif sekali, maka beratlah kita untuk mengingatnya dengan ucapan. Karena itu untuk
diri sendiri perlulah dilakukan pencegahan agar tidak larut dalam budaya kemunkaran itu. Cara
satu-satunya adalah dalam hati, yakni membenci kemunkaran tersebut.

Kemudian dalam sebuah hadis lain, Rasulullah saw, bersabda:


"Demi dzat yang diriku berada dalam kekuasaanNya, agar menyerulah kamu pada hal-
hal yang terpuji, dan agar sesungguhnya mencegahlah kamu dari perbuatan munkar,
atau Allah menurunkan siksa kepadamu, kemudian kamu berdo'a dan ternyata Allah
sudah tidak mengabulkan doamu."

Dari keterangan hadis tersebut dapatlah diambil pengertian bahwa ada dua pilihan bagi kita dalam
menghadapi kemunkaran. Apakah kita beramar makruf dan nahi munkar ataukah hanya tinggal
diam. Jika kita beramar makruf dan nahi munkar berarti harus dengan bersungguh-sungguh
mengajak mereka kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Hal ini Allah akan memberi
pahala bagi kita. Allah akan menyelamatkan kita. Namun jika hanya diam dan membiarkan
kemuankaran terjadi di depan mata kita atau lingkungan hidup kita, maka tentu akan
mendapatkan dosa. Oleh sebab itu dimana saja hendaknya kita tak segan-segan dalam beramar
makruf nahi munkar, namun cara-cara yang dilakukan haruslah yang baik, sopan, dan memelihara
akhlak seorang muslim.

Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam khutbahnya,

ٍّ ‫اس أَ ْن َيقُ ْو َل ِب َح‬


ُ‫ق ِإذَا َع ِل َمه‬ ِ َّ‫أ َ ََل ََل َي ْمنَ َع َّن ُر ُج اًل َه ْي َبةُ الن‬

Ingatlah, janganlah sekali-kali rasa segan kepada manusia menghalangi seseorang untuk
mengatakan kebenaran jika ia mengetahuinya.

Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu menangis kemudian berkata, “Sungguh, demi Allah,
kita melihat banyak hal kemudian kita segan.”

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ahmad dengan tambahan,

‫ق أ َ ْو يُذْك ََر ِب َع ِظي ٍّْم‬


ٍّ ‫ق أ َ ْن يُقَا َل ِب َح‬
ٍّ ‫فَإِنَّهُ ََل يُقَ ِربُ ِم ْن أ َ َج ٍّل َو ََل يُبَا ِعد ُ ِم ْن ِر ْز‬

Karena mengucapkan yang haq atau mengingatkan tentang suatu yang besar tidak
mendekatkan kepada ajal dan tidak menjauhkan dari rezeki.[21]
Sumber: https://almanhaj.or.id/3579-amar-maruf-nahi-mungkar-menurut-ahlus-sunnah-wal-
jamaah-1.html

S-ar putea să vă placă și