Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Makruf Nahi Munkar, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran. Menyampaikan hal-
hal yang baik dan melarang perbuatan keji. Untuk selengkapnya, marilah kita simak bersama
contoh pidato bahasa indonesia tentang Amar Makruf Nahi Munkar berikut ini:
Tanpa ijin dari Allah tak mungkin kita bisa hadir dan bermusyawarah di tempat ini.
Kedua kalinya, semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap dililpahkan Allah kepada panutan
kita semua,yakni Rusulullah saw. Berikut para keluarganya,para sahabatnya,para ulama dan
segenap pengikutnya,umat islam sekalian,Amiin.
Namun demikian, kadang-kadang sebagian golongan masih saja tidak menghendaki Islam
memancarkan sinar di segala penjuru dunia. Mereka berusaha memadamkan dengan berbagai
cara yang ditempuhnya. Sebagaimana firman Allah:
Meskipun orang-orang kafir berusaha untuk menghancurkan Islam dan berusaha untuk menekan
pemeluk-pemeluk Islam, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saja. Allah akan membelanya
dan semakin memancarkan agama Islam. Artinya, Islam semakin jaya dan pemeluk-pemeluknya
semakin kuat imannya.
Ketika ayat tersebut turun, mampu pula memberi semangat kepada Rasulullah saw dalam
menyebarkan Islam di tengah-tengah orang kafir, di tengah-tengah tekanan, teror dan ancaman
mereka. Dengan tetap sabar dan tak kenal menyerah akhirnya banyak yang menyatakan masuk
Islam dan menjadi sahabat setia, mereka siap membela Rasulullah dan agama yang dibawanya.
Semakin lama, dari abad ke abad Islam pun tersebar keseluruh dunia.
Oleh karena itu, kita sekarang hidup di abad yang sudah jauh dari jamannya Nabi Muhammad
saw. ketika masih hidup. Namun kita diberi warisan berupa ajaran kebenaran yakni Islam.
Hendaknya generasi ini mewarisi dengan sungguh-sungguh tentang Islam. Jangan sampai Islam
kelak tinggal namanya dan Al-Qur'an tinggal tulisannya, Naudzu Billah.
Oleh sebab itu seorang muslim yang ingin meningkatkan ketaqwaanya dianjurkan untuk
melakukan amar makruf nabi munkar, menganjurkan kebenaran dan mencegah kemunkaran.
Menyampaikan hal-hal baik dan melarang perbuatan keji.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran 104:
َْال ُم ْف ِل ُحون
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS: Ali Imran Ayat: 104)
Berdasarkan ayat tersebut hendaknya umat Islam senantiasa berusaha untuk menyeru kepada
kebaikan sesuai dengan aturan agama kita. Juga melarang kemunkaran pada batas-batas yang
diijinkan oleh agama kita. Dengan adanya usaha amar makruf nahi munkar ini, maka Islam akan
bersinar terang dan pertolongan Allah akan tampak kelihatan.
Firman Allah dalam surat Muhammad:
"Jika kamu menolong agama Allah, maka Dia akan menolongmu dan menetapkan
kedudukanmu"
Ketika ayat ini menunjukan bahwa suatu perbuatan dzalim yang dilakukan seseorang dapat
menimpa orang lain yang tidak ikut melakukannya. Penyebabnya ialah karena orang-orang yang
tidak berbuat munkar tetapi mereka mengetahui dan mendiamkannya. Mereka tidak mencegahnya
dan tidak memberi jalan menuju kebaikan. Hal inilah sehingga meskipun mereka tidak berbuat
dosa, namun terkena getah dari kemunkaran tersebut.
Betapa mulianya seorang muslim yang menyibukan diri untuk beramar ma'ruf nahi munkar dalam
setiap kesempatan. Misalnya menyampaikan dakwah Islam di berbagai tempat dan tidak terikat
dengan waktu. Menegur teman yang berbuat buruk dan mengajaknya untuk berlomba-lomba
menuju kebaikan. Mengajak tetangganya untuk rajin shalat dan menghentikan kebiasaan
menggunjing. Dan masih banyak cara-cara lain dalam beramar makruf nahi munkar.
Dari keterangan hadis tersebut dapatlah diambil pengertian bahwa ada dua pilihan bagi kita dalam
menghadapi kemunkaran. Apakah kita beramar makruf dan nahi munkar ataukah hanya tinggal
diam. Jika kita beramar makruf dan nahi munkar berarti harus dengan bersungguh-sungguh
mengajak mereka kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Hal ini Allah akan memberi
pahala bagi kita. Allah akan menyelamatkan kita. Namun jika hanya diam dan membiarkan
kemuankaran terjadi di depan mata kita atau lingkungan hidup kita, maka tentu akan
mendapatkan dosa. Oleh sebab itu dimana saja hendaknya kita tak segan-segan dalam beramar
makruf nahi munkar, namun cara-cara yang dilakukan haruslah yang baik, sopan, dan memelihara
akhlak seorang muslim.
Ingatlah, janganlah sekali-kali rasa segan kepada manusia menghalangi seseorang untuk
mengatakan kebenaran jika ia mengetahuinya.
Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu menangis kemudian berkata, “Sungguh, demi Allah,
kita melihat banyak hal kemudian kita segan.”
Karena mengucapkan yang haq atau mengingatkan tentang suatu yang besar tidak
mendekatkan kepada ajal dan tidak menjauhkan dari rezeki.[21]
Sumber: https://almanhaj.or.id/3579-amar-maruf-nahi-mungkar-menurut-ahlus-sunnah-wal-
jamaah-1.html