Sunteți pe pagina 1din 28

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras
dengan keadaan orang lain (Undang-Undang No. 3 Tahun 1966). Menurut WHO,
kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak gangguan jiwa melainkan mengandung
berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
Menurut K. Maslow, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan seseorang
berkembang secara optimal baik fisik, emosional, dan intelegensi dan berjalan selaras dan
serasi dengan orang lain.

Gangguan jiwa adalah gangguan pada satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan
jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir,
perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa dapat mengenai
setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial dan ekonomi.
Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak
beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya
bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa
itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang
salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan
jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Penyebab

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


1
gangguan jiwa itu bermacam-macam ada yang bersumber dari berhubungan dengan
orang lain yang tidak memuaskan seperti diperlakukan tidak adil, diperlakukan
semena-mena, cinta tidak terbalas, kehilangan seseorang yang dicintai, kehilangan
pekerjaan, dan lain-lain.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan laporan asuhan keperawatan jiwa ini ditujukan untuk


melengkapi tugas mata kuliah praktik klinik keperawatan jiwa.

METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam pengumpulan data, digunakan metode sebagai berikut:


1. Wawancara : Mendapatkan data dengan tanya jawab dengan klien
untuk mendapatkan data subyektif.
2. Studi dokumentasi: Membaca dan mempelajari status klien dari rekam
medik.
3. Observasi : Mengkaji dengan cara mengamati dan mengobservasi
klien untuk mendapatkan data obyektif.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS

1. Pengertian

Gangguan bipolar atau Manic-Depressive Illness (MDI) merupakan


salah satu gangguan jiwa tersering yang berat dan persisten. Gangguan bipolar
ditandai oleh suatu periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat berubah
menjadi suatu periode yang meningkat secara cepat dan/atau dapat
menimbulkan amarah yang dikenal sebagai mania. Gejala-gejala gangguan
bipolar meliputi kurangnya tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido,
perilaku yang cenderung kacau tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan
gangguan pikiran berat yang mungkin/tidak termasuk psikosis. Gangguan
bipolar merupakan suatu gangguan yang lama dan jangka panjang. Gangguan
bipolar mendasari satu spektrum kutub dari gangguan mood/suasana perasaan
meliputi Bipolar I (BP I), Bipolar II (BP II), Siklotimia (periode manic dan
depresif yang bergantian/naik-turun), dan depresi yang hebat. Gangguan afektif
bipolar adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa
pada suasana perasaan dan proses pikir.

2. Etiologi

Penyebab gangguan bipolar multifaktor. Secara biologis dikaitkan dengan


faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial
dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stress yang menyakitkan, stress
kehidupan yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


3
a. Faktor genetic

Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang


yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar
disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30%
dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%.

b. Faktor lingkungan

faktor lingkungan memegang peranan penting dalam Gangguan


perkembangan bipolar. Faktor lingkungan yang sangat berperan pada
kehidupan psikososial dari pasien dapat menyebabkan stress yang dipicu
oleh faktor lingkungan. Stress yang menyertai episode pertama dari
Gangguan bipolar dapat menyebabkan perubahan biologik otak yang
bertahan lama. Perubahan bertahan lama tersebut dapat menyebabkan
perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem
pemberian signal intraneuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya
neuron dan penurunan besar dalam kontak sinaptik. Hasil akhir perubahan
tersebut adalah menyebabkan seseorang berada pada resiko yang lebih
tinggi untuk menderita Gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya
stressor eksternal.

3. Tanda gejala
Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode depresi
dan episode mania.
a. Episode mania/manik
Klien akan memiliki 3 / lebih gejala berikut :

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


4
ü Grandiositas atau percaya diri berlebihan
ü Berkurangnya kebutuhan tidur
ü Cepat dan banyaknya pembicaraan
ü Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
ü Perhatian mudah teralih
ü Peningkatan sosial dan hiperaktivitas psikomotor
üMeningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan sekolah)
üTindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan
yang matang)

b. Episode depresi
Gejala lazim lainnya adalah :
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode
tipe ringan sekali pun)
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang

B. Teori keperawatan

1. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan


campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasarkan
keadaan emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


5
dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan,
kedalam diri atau destruktif (Yoseph, Iyus, 2010).
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasanatau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai
ancaman (Stuart & Sundeen, 2007).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan baik verbal maupun non verbal yang
dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang muncul
akibat perasaan jengkel / kesal / marah.
2. Rentang respon

a. Asertif: mampu menyatakan rasa marah tanpa menyakiti orang lain


dan merasa lega.
b. Frustasi: merasa gagal mencpai tujuan disebabkan karena tujuan yang
tidak realistis
c. Pasif: diam saja karena merasa tidak mampu mengungkapkan perasaan
yang sedang dialami
d. Agresif: memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati
orang lain mengancam, member kata-kata ancaman tanpa niat
menyakiti

Kekerasan/Amuk: sering juga disebut gaduh - gaduh atau amuk.


Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lain dengan
menakutkan, memberikan kata – kata ancaman, disertai melukai pada tingkat
ringan, dan yang paling berat adalah merusak secara serius. Klien tidak
mampu mengendalikan diri.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


6
3. Proses terjadinya

Banyak hal yang dapat menimbulkan stress, marah, cemas, dan HDR pada
individu. Agresif dapat menimbulkan kecemasan sehingga dapat menimbulkan
perasaan yang tidak menyenangkan. Kecemasan dapat diungkapkan melalui 3
cara:

a. Mengungkapkan marah secara verbal


b. Menekan/ mengingkari rasa marah
c. Menentang perasaan marah

Dengan cara tersebut akan menimbulkan perasaan bermusuhan. Bila cara ini
berlangsung terus menerus maka dapat terjadi penyerangan dengan kekerasan
disertai tindakan melempar yang menimbulkan perasaan marah tersebut.

Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal


berupa perilaku dekruktif maupun agresif. Sedangkan secara internal dapat
berupa perilaku yang merusak diri.

Mengekspresikan marah dapat dengan perilaku destruktif dengan


menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan direspon tanpa menyakiti
orang lain, serta memberikan perasaan lega.

4. Manifestasi klinis

Menurut Keliat (2006) adalah:

a. Klien mengatakan benci / kesal dengan seseorang

b. Suka membentak

c. Menyerang orang yang sedang mengusiknya jika sedang kesal atau


kesal

d. Mata merah dan wajah agak merah

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


7
e. Nada suara tinggi dan keras

f. Bicara menguasai

g. Pandangan tajam

h. Suka merampas barang milik orang lain

i. Ekspresi marah saat membicarakan orang

5. Pengkajian

1. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal atau marah.
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
1) Mata merah, wajah agak merah.
2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
3) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
4) Merusak dan melempar barang-barang.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


8
b. Perilaku kekerasan / amuk
Data Subyektif :
1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif
1) Mata merah, wajah agak merah.
2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
3) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
4) Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


9
6. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri,orang lain, dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

7. Diagnosa keperawatan

 Resiko menciderai diri,orang lain, dan lingkungan


 Perilaku kekerasan
 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

8. Nursing Care plan

1. Tindakan keperawatan untuk klien

Tujuan
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
c. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
d. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


10
e. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku
kekerasannya
f. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.

Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus dilakukan
dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah
mengucapkan salam terapeutik, berjabat tangan, menjelaskan
tujuan interaksi, serta membuat kontrak topik, waktu, dan
tempat setiap kali bertemu klien.
b. Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang
terjadi dimasa lalu dan saat ini.
c. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku
kekerasan. Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala
perilaku kekerasan, baik kekerasan fisik, psikologis, sosial,
spiritual maupun intelektual.
d. Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa
dilakukan pada saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.
e. Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku
marahnya. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku
kekerasan baik secara fisik (pukul kasur atau bantal serta tarik
napas dalam), obat-obatan, sosial atau verbal (dengan

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


11
mengungkapkan kemarahannya secara asertif), ataupun spiritual
(salat atau berdoa sesuai keyakinan klien).

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga

Tujuan
Keluarga dapat merawat klien dirumah

Tindakan
a. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
meliputi penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul,
serta akibat dari perilaku tersebut.
b. Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku
kekerasan.
1) Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar
melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien
bila anggota keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut
secara tepat.
3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan
bila klien menunjukkan gejala – gejala perilaku kekerasan.
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi – kondisi klien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau
memukul benda / orang lain.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


12
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 8 Desember 2016 jam : 10.00 WIB


Oleh : Ananda Intan Manggala Suci Dewayanti
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn F
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Panjatan,Kulon Progo
Tanggal Masuk RS : 28 November 2016
Ruang : Srikandi
Nomor CM : 0-05-78-xx
2. ALASAN MASUK
Ngamuk dirumah tetangga dan merusak barang – barang tetangga.Tingkah
laku klien sangat meresahkan warga sekitar rumahnya. Klien membawa
pergi sepeda milik tetangga. Klien selalu makan banyak dan tidur malam
intensitasnya berkurang serta klien sering keluyuran dan telanjang.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
√√ Ya Tidak

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


13
b. Pengobatan sebelumnya :
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasi

Klien mengatakan pernah dirawat di RSJ Grhasia. Klien mengatakan


tidak mengalami trauma.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c. Anggota Keluarga yang gangguan jiwa?
Ada keluarganya yang menderita gangguan jiwa yaitu simbah kakung
dari ibu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Penjelasan : klien mengatakan bahwa pada usianya saat ini klien tetap
saja klien tidak mempunyai kekasih. Kemaren sempat mempunyai
kekasih tetapi mantan klien enggan menerima klien apa adanya karena
mantan klien hanya memanfaatkan klien untuk menjadi responden
untuk tugas akhir dan setelah tugas akhir mantan klien selesai
hubungan klien berhenti. Klien juga tambah terpuruk karena saat
hubungan klien dengan mantannya terhenti ia sudah pernah melakukan
hubungan seksual dengan mantannya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
TD : 109/63 mmHg
Nadi: 108x/menit
RR : 20x/menit
2. Ukuran
BB : 75 kg
TB : 158 cm

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


14
BB 75 75
IMT : (TB)2 = (1,58)2 = = 30,00
2.5

3. Keluhan Fisik
Tidak ada keluhan fisik.

5. PSIKOSOSIAL
1. GENOGRAM

= Laki-laki = Klien

= Perempuan = Tinggal serumah

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien mengatakan bahwa ia tetap
percaya diri dengan tubuhnya yang gemuk.
b. Identitas diri : klien mengatakan bahwa ia ingin
bekerja kembali menjadi kasir tetapi dengan kondisinya saat ini
klien takut apakah masih ada lowongan pekerjaan yang mau
menerima kondisinya saat ini.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


15
c. Peran diri : klien mengatakan akhir-akhir ini klien
tidak bekerja dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari klien
mengandalkan orang tua.
d. Identitas diri : klien mengatakan bahwa ia bukanlah
manusia sempurna tetapi klien akan tetap mencoba menjadi
manusia yang sempurna.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

3. Hubungan Sosial
a. Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam
kehidupannya adalah keluarganya terutama kedua orang tua
klien.
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien mengatakan bahwa ia mengikuti arisan pemuda.
c. Hambatan dala, berhubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan klien menjadi ragu-ragu jika setelah pulang
ke rumah akan ditakuti oleh tetangga.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Islam
b. Kegiatan ibadah : Sholat 5 waktu ( subuh, dzuhur ,
azar, mahgrib , isya ) tetapi masih bolong-bolong.
Masalah keperawatan : tidak ada

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


16
6. STATUS MENTAL
1. Penampilan : Rapi dan Bersih.
Masalah keperawatan : tidak ada.
2. Pembicaraan : klien berbicara dengan cepat dengan volume yang
keras serta klien cenderung banyak berbicara.
3. Aktivitas motorik
Klien tampak bersemangat melakukan aktifitas sehari –hari.
4. Afek dan emosi : Tumpul dan klien mengatakan bahwa ia
merasakan gembira .
Masalah keperawatan : tidak ada.
5. Interaksi saat wawancara.
Saat diajak berbicara tatapan mata klien cukup dank lien sangat
kooperatif serta mampu menjawab pertanyaan secara benar.
6. Persepsi sensori
Klien mengatakan tidak ada gaangguan persepsi sensori karena
klien saat melakukan perilaku kekerasan klien tidak mendengar
suara bisikan ataupun bayangan yang mengkomando klien untuk
berbuat kekerasan tetapi perilaku kekerasan itu muncul karena
klien sakit hati selalu diejek tetangga dan ada masalah percintaan
yang tidak terselesaikan.
7. Proses pikir
a. Proses pikir ( arus dan bentuk pikir ) : blocking yaitu
pembicaraan klien terhenti secara tiba-tiba tanpa adanya
gangguan eksterna, kemudian beberapa saat kemudian
pembicaraan tersebut dilanjutkan kembali.
b. Isi pikir : klien mengatakan bahwa ia merasa dirugikan
berpacaran dengan mantannya sebab mantannya hanya

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


17
memanfaatkan kekurangan klien untuk dapat memenuhi tugas
akhir mantannya.
8. Tingkat kesadaran
Klien tahu dirawat di Rumah Sakit Grashia, klien kadang
mengingat nama perawat yang ada di ruangannya,dan tau waktu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
9. Memori
Klien mampu menjawab kembali pertanyaan dengan sesuai.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat klien disuruh berhitung 1-10, pasien dapat berhitung dengan
baik,memperhatikan saat ditanya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Kemampuan Penilaian
Pasien dapat mengambil keputusan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
12. Daya Tilik Diri
Klien mengatakan dirinya sehat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

7. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak

Makanan √

Keamanan √

Perawatan kesehatan √

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


18
Pakaian √

Transportasi √

Tempat tinggal √

Keuangan √

Lain-lain √

Jelaskan : klien mampu memenuhi kebutuhannya.


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a. Perawatan diri
Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan total Bantuan
minimal

Mandi √

Kebersihan √

Makan √

Buang air kecil (BAK) √

Buang air besar (BAB) √

Ganti pakaian √

Jelaskan : klien mampu melakukan perawatan diri


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


19
b. Nutrisi
1) Apakah anda puas dengan pola makan anda?
Klien mengatakan sering minat untuk makan dan nafsu makan
klien meningkat.
2) Apakah saat makan anda memisahkan diri?
Klien mengatakan saat makan, tidak memisahkan diri dari
teman-tamannya.
3) Frekuiensi makan sehari : 3x/hari
4) Nafsu makan klien : tinggi
5) Berat badan : meningkat
BB saat ini :75 Kg BB terendah : 70 Kg
BB tertinggi : 75 Kg
Jelaskan : nafsu makan dan pemberian nutrisi sangat tercukupi
Masalah Keperawatan : perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.
c. Tidur
1) Apakah ada masalah tidur? Tidak ada masalah tidur.
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
Klien mengatakan segar saat bangun tidur.
3) Apakah ada yang menolong anda untuk mempermudah
tidur? Tidak ada
4) Tidur malam jam : 20.00 wib Bangun jam : 04.00 wib
Rata-rata tidur malam : 8 jam
5) Apakah ada gangguan tidur?
Klien mengatakan tidak ada gangguan pada tidurnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


20
3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut
a. Mengantisipasi kehidupan sehari-hari : Ya, klien
mengantisipasi kehidupannya.
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Ya
c. Mengatur penggunaan obat : tidak
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan : Ya
Jelaskan : klien mampu mengantisipasi kebutuhan sendiri.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
4. Klien memiliki system pendukung
a. Keluarga : Ya
b. Teman sejawat : Ya
c. Terapis : Ya
d. Kelompok sosial : Ya
Jelaskan : klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Grashia oleh
keluarganya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
5. Apakah klien menikmati saat bekerja,kegiatan produktif
atau hobi?
Ya , klien mengatakan sangat menikmati jika melakukan
kegiatan sesuai dengan hobi yang ia miliki.
Masalah keperawatan : tidak ada
8. MEKANISME KOPING
Adaptif Mal Adaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebihan

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


21
Aktivitas konstruktif Menghindar

Olahraga Mencederai diri

Lain-lain Lain-lain

Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain secara baik tetapi klien jika
menanggapi sesuatu pasti secara berlebihan / hiperaktif.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
a. Masalah dengan dukungan kelompok : klien adalah orang yang
mampu mengungkapkan perasaannya.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien mau diajak
bicara oleh perawat.
c. Masalah dengan pendidikan : klien lulus SMK.
d. Masalah dengan pekerjaan : Klien saat ini tidak bekerja.
e. Masalah dengan perumahan : klien tinggal bersama kedua
orang tua dan kedua adiknya
f. Masalah dengan ekonomi : saat di Rumah Sakit Jiwa Grashia
dibiayai oleh orang tua.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan : klien sedang berobat di
Rumah Sakit Jiwa Grashia.
h. Masalah lainnya : tidak ada masalah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien mengetahui bahwa ia sedang menderita gangguan jiwa yaitu
gangguan afektif bipolar dan klien mengerti cara mengontrol agar
gangguan afektif bipolar yang ia miliki tidak kambuh lagi.
Masalah keperawatan: tidak ada
11. ASPEK MEDIS

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


22
Diagnose medis : gangguan afektif bipolar.
Terapi medis:
No Nama obat Implikasi
1. THP 2mg Mengurangi efek
2x1 samping obat
antipsikotik pada
pasien gangguan
jiwa.

2. Haloperidol 5mg  Skizofrenia


2x1  Halusinasi
 Kelainan sikap
dan tingkah laku
 Kecemasan yang
parah

3. Depacote 500mg Terapi episode manik


1x1 akut atau campuran
yang berhubungan
dengan gangguan
bipolar dengan atau
tanpa disertai
psikosis. Terapi
tunggal dan
tambahan untuk
kejang parsial
kompleks yang
terjadi pada kasus

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


23
khusus atau yang
berhubungan dengan
kejang tipe lain dan
kejang tipe multipel.
Profilaksis migren
pada orang dewasa
4. Clozapine 25mg Indikasi:
2x1 1. kasus scyzoprenia
akut dan kronis
2. scyzoprenia yang
tidak responsive pada
golongan neuroreptik
klasik
3. mengurangi resiko
bunuh diri pada klien
4. gangguan
borderline
personality, prilaku
agresif dan kasar
5. terapi pasien
mania akut resisten
yang berulang

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


24
STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
25
B. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1. DS: Perilaku kekerasan
- Klien mengatakan ia jengkel jika
diejek tetangganya dan ia marah
dengan cara merusak tanaman warga
dan mengamuk di rumah tetangga.
- Klien mengatakan jika teringat
mantan pacarnya terkadang bikin
galau.

DO:
- Klien tampak selalu ceria tetapi gaya
bicaranya terkadang ceplas-ceplos.
2. DS: Resiko menciderai
- Klien mengatakan jengkel dengan diri,orang lain, dan
ejekan tetangga tentang dirinya lingkungan
sehingga ia melampiaskan
kemarahan dengan merusak tanaman
tetangga, mengamuk di rumah
tetangga, serta membawa pergi
sepeda milik tetangga.
- Klien mengatakan dirumah sebelum
di bawa ke RS saat ia marah ia akan
telanjang.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


26
- Klien mengatakan bahwa ia ssering
menyemproti warga sekitar
rumahnya dengan pestissida.
DO:
- Klien tampak malu jika mengingat
masalalunya.
3. DS: Gangguan konsep
- Klien mengatakan merasa tidak di diri : harga diri
hargai saat di ejek oleh tetangganya. rendah
- Klien mengatakan menyesal telah
melakukan tindakan seksual dengan
mantan pacarnya.
- Klien mengatakan bahwa lelaki itu
selalu berbuat semena-mena
kepadanya.
- Klien mengatakan malu dengan
tetangganya jika ia pulang nanti
karena ia sempat telanjang di luar
rumah.
DO:
- Klien tampak sedih dan malu saat
mengingat masalalunya.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


27
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
3. Resiko menciderai diri,orang lain, dan lingkungan

POHON MASALAH

Resiko menciderai diri,orang lain, dan lingkungan ( efek )

Perilaku kekerasan ( core problem )

Gangguan konsep diri : harga diri rendah ( penyebab)

C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku kekerasan.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
3. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan.

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


28

S-ar putea să vă placă și