Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
336
337 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 336 - 341
media pembelajaran, dan (3) kondisi kelas proses fisika. Dalam kondisi ini faktor
yang cenderung berpusat pada guru. Hal kompetensi guru sangat dituntut, dalam
ini menyebabkan pembelajaran yang arti guru harus mampu mengemas
terjadi hanya satu arah, siswa kurang pembelajaran yang lebih menarik dan
berani mengutarakan pendapat.Siswa disukai oleh siswa, khususnya dalam hal
lebih diarahkan untuk menghafal memilih model dan teknik pembelajaran
informasi tanpa dituntut untuk memahami yang memenuhi student centered learning
dan mengembangkan informasi, dan yang sesuai pembelajaran fisika.
kurang dikaitkan dengan kehidupan Model pembelajaran discovery
sehari-hari. Proses pembelajaran fisika merupakan suatu cara untuk
yang seperti ini belum sepenuhnya mengembangkan belajar siswa aktif
mempunyai relevansi dengan tujuan yang dengan menemukan sendiri, menyelidiki
diharapkan. Sehinga dapat dikatakan sendiri, maka hasil yang akan diperoleh
bahwa pengajaran fisika dewasa ini lebih akan tahan lama dalam ingatan (Vahlia,
banyak menekankan fakta atau produk 2013). Rusyan et-al. (1992:177)
sains saja daripada mengembangkan menyatakan bahwa dalam belajar
pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan guru menyajikan bahan
metode ilmiah. pelajaran tidak dalam bentuknya yang
Rendahnya kualitas pembelajaran final, tetapi siswa yang diberi peluang
menyebabkan keterampilan proses siswa untuk mencari dan menemukannya
yang menurut Funk (dalam Dimyati dan sendiri.Adapun tahap-tahap discovery
Mudjiono, 2009:140) meliputi mengamati, learning, yaitu (1) stimulation, (2)
memprediksi, mengukur, mengklasifikasi, problem Statement, (3) data collection, (4)
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan data processing, (5) verification, dan (6)
relatif masih rendah, karena siswa kurang generalization(Rusyan et al, 1992:177).
diberi kesempatan untuk menemukan Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
konsep materi fisika sendiri. Sebagai Rismayani (2013) menunjukkan bahwa
dampak dari lemahnya penerimaan model pembelajaran discovery learning
konsep tersebut, menjadikan siswa efektif untuk meningkatkan hasi belajar
berasumsi bahwa mata pelajaran fisika siswa, siswa cenderung lebih aktif untuk
adalah mata pelajaran yang sangat sulit, mencari dan menemukan informasi secara
rumit, dan banyak rumus sehingga mandiri. Dalam model ini siswa bebas
membuat mereka tidak menyukai mengidentifikasi, menganalisis dan
pelajaran fisika. Hal-hal tersebutlah yang menarik kesimpulan sesuai temuannya,
memungkinkan sebagai penyebab hasil sedangkan guru hanya bertindak sebagai
belajar fisika siswa rendah. pembimbing proses belajar siswa.
Dalam pembelajaran fisika Salah satu kendala dalam
dibutuhkan suatu pembelajaran yang tidak pembelajaran discovery learning adalah
hanya berpusat pada guru saja (teacher siswa belum terbiasa dengan model
centered), melainkan harus berpusat pada pembelajaran baru sehingga siswa kurang
siswa (student centered).Menurut terampil dalam melaksanakan praktikum
Priyatmojo et al (2010) student-centered (Purwanto: 2012). Hal ini menyebabkan
learning (SCL) merupakan pendekatan siswa yang lamban dalam proses berpikir
pembelajaran yang menempatkan siswa akan cenderung bingung, sedangkan siswa
sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Pada yang lebih pandai akan cenderung
pembelajaran yang berpusat pada siswa memonopoli proses pembelajaran di kelas.
akan terjadi interaksi antara siswa dengan Untuk meminimalisir kendala tersebut,
guru dan antarsiswa. Sehingga diperlukan sebuah teknik pembelajaran
pembelajaran fisika tidak hanya berupa yang dapat merangsang kreatifitas siswa
produk fisika melainkan mengarah pada
Tiani, Model Discovery Learning… 338