Sunteți pe pagina 1din 5

Jurnal

Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729


Vol. 17 No. 1, 2017

MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT


DI DESA KENDERAN, GIANYAR, BALI


Ni Putu Eka Mahadewi1* dan I Putu Sudana1

1. Program Studi Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

*email: ekamahadewi23@gmail.com



ABSTRACT

Recently development of tourism in Gianyar regency is monotonous in the famous tourist attraction
that there is no innovation to collaborate between the potential of nature, culture and creativity of the local
community, thus raising the impression of similarity or similarity between tourist attractions with each
other. One of the innovative breakthroughs that need to be done is through the development of Community
Based Rural Tourism in Kenderan Village, Tegalalang District, Gianyar Regency. With this development is
expected to improve quality life of the community, preserve the cultural arts of local communities and
conserve the environment in a sustainable manner. Development of Rural Tourism in Kenderan Village, has a
high selling value to be a leading tourist attraction, but the reality of this village has not been able to be
developed as a professional rural tourism, both from aspects of management, human resources, and
utilization of village potential. This research resulted to formulate several alternative strategies that can be
applied in the development of Rural Tourism in Kenderan Village that is related to the aspect of destination,
industry aspect, marketing aspect and institutional aspect.

Keywords: rural tourism, empowerment, strategy.



PENDAHULUAN Ubud, 3) memiliki modal tradisi local genius dan
religious yang dipelihara sangat kuat, 4)
Pengembangan pariwisata di Kabupaten masyarakat lokal memiliki kreatifitas tinggi
Gianyar cenderung lebih menonjolkan suasana dalam bidang kerajinan seni ukir dan seni pahat
pedesaan dan keaslian sosial budaya masyarakat sebagai salah satu produk lokal yang
lokal. Selama ini pengembangan pariwisata dikembangkan sebagai cendramata bagi
sifatnya monoton pada daya tarik wisata yang wisatawan.
sudah terkenal yang belum adanya inovasi Selama ini potensi wisata yang cukup
untuk mengkolaborasi antara potensi alam, besar di Desa Kenderan belum termanfaatkan
budaya maupun kreatifitas masyarakat secara optimal dikembangkan sebagai desa
setempat, sehingga memunculkan adanya kesan wisata mengingat masih ditemukannya
kemiripan atau kesamaan antara daya tarik beberapa kendala, antara lain lemahnya sumber
wisata yang satu dengan yang lainnya dan sudah daya manusia yang berkaitan dengan jiwa
mulai adanya kecenderungan objek wisata mulai kewirausahaan, lemahnya pemahaman terhadap
ditinggalkan wisatawan seperti Desa Petulu dan konsep desa wisata, dan seterusnya. Untuk
Desa Wisata Batubulan. Salah satu terobosan memanfaatkan dan memaksimumkan berbagai
inovasi yang perlu dilakukan adalah melalui potensi wisata yang dimiliki, diperlukan
pengembangan Desa Wisata. Desa Kenderan rumusan strategi pengembangan desa wisata di
layak dikembangkan sebagai desa wisata Desa Kenderan yang bersifat menyeluruh,
berbasis masyarakat karena didasari : 1) terpadu, berbasis masyarakat dan berkelanjutan
memiliki beragaram daya tarik wisata, serta strategi pengembangannya berdasarkan
meliputi daya tarik wisata alam, budaya dan pada potensi (daya tarik) yang dimiliki serta
buatan, 2) letaknya yang sangat strategis didasari oleh analisa kekuatan dan kelemahan
karena terletak dekat dengan Kawasan Wisata

41
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 17 No. 1, 2017

dari faktor internal, dan analisis peluang dan minat wisatawan untuk mengetahui
ancaman dari faktor eksternal. keanekaragaman budaya masyarakat pedesaan,
meningkatnya kepedulian wisatawan terhadap
masyarakat miskin di pedesaan (pro poor
PEMBAHASAN tourism). e) Faktor Teknologi : berkembangnya
teknologi informasi yang mendukung
Potensi Desa Kenderan Sebagai Desa Wisata pemasaran produk wisata, berkembangnya
Desa Kenderan memiliki potensi yang moda transportasi yang memudahkan akses ke
besar untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata destinasi wisata.
ditinjau dari aspek destinasi, aspek industri,
aspek pemasaran dan aspek kelembagaan. Hasil Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan
studi menunjukkan berbagai potensi yang Desa Kenderan sebagai Desa Wisata Berbasis
dimiliki Desa Kenderan sebagai berikut a) Aspek Masyarakat.
Destinasi : memiliki 10 Banjar Dinas yaitu Banjar Untuk mengembangkan Desa Wisata
Dlod Blungbang, Pande, Tangkas, Tengah, Kenderan sebagai daerah tujuan wisata
Triwangsa, Gunaksa, Kenderan, Kepitu, Pinjul, perdesaan di Kabupaten Gianyar, perlu
dan Dukuh serta dan 3 (tiga) Desa Pakraman dirumuskan strategi pengembangannya.
Desa Pakraman Dlodblungbang, Desa Pakraman Berdasarkan hasil kajian kekuatan dan
Manuaba dan Desa Pakraman Kenderan, kelemahan dari faktor internal serta peluang
hamparan sawah yang menghijau dengan dan ancaman dari faktor eksternal maka dengan
suasana pedesaan yang sangat kental serta analisis SWOT akan ditemukan strategi
ativitas bertani di sawah, Pura Desa-Puseh- pengembangan Desa Wisata Kenderan,
Masceti yang menyimpan berbagai benda sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1.
purbakala, Pura Griya Sakti Manuaba dengan
berbagai keunikannya, Pura Telaga Waja dengan Strategi Pengembangan Desa Kenderan
pancoran tempat melukat (membersihkan diri sebagai Desa Wisata Berbasis Masyarakat
secara niskala), sudah mulai berkembangnya Berdasarkan analisis SWOT yang
sarana villa di Desa Kenderan Kepitu. b) Aspek disajikan dalam tabel diatas disusun strategi
Industri : telah memiliki kelompok penyewaan pengembangan Desa Wisata Kenderan di
mobil yang dapat melayani wisatawan setiap Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar.
saat dengan jumlah armada dan sistem Adapun beberapa strategi pengembangan dapat
pengelolaan yang memadai, tersedianya sarana dirumuskan dalam mengembangkan Desa
akomodasi berupa villa. c) Aspek Pemasaran : Wisata Kenderan adalah sebagai berikut :
promosi potensi wisata Desa Kenderan melalui 1. Strategi Strength Opportunities (SO) strategi
website/blog oleh oleh PT Manuaba Mandiri, ini berupaya untuk memanfaatkan kekuatan
pernah shooting film yang mempromosikan yang dimiliki untuk meraih peluang-peluang
atraksi dan objek-objek wisata di Desa yang ada di luar atau lingkungan eksternal.
Kenderan. d) Aspek Kelembagaan : kelembagaan Strategi yang dapat diterapkan dalam
dinas dan adat mengakomodasi perkembangan mengembangkan Desa Wisata Kenderan,
pariwisata, terbentuknya kelembagaan Kecamatan Tegalalang adalah dengan : a)
pariwisata dibutuhkan masyarakat setempat, strategi mengembangkan ragam produk
adanya animo masyarakat untuk berpartisipasi wisata perdesaan berbasis keunikan potensi
dalam kelembagaan pariwisata. setempat, b) strategi menciptakan brand
Kajian dari faktor eksternal, image destinasi wisata Kenderan dan c)
teridentifikasi Desa Kenderan memiliki strategi meningkatkan aktivitas pemasaran
beberapa peluang diantaranya adalah a) Aspek produk wisata perdesaan.
politik : adanya dukungan kebijakan Pemerintah 2. Strategi Strength Treats (ST), strategi ini
Kabupaten Gianyar terhadap pengembangan memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi
Desa Wisata Kenderan, kebijakan pemerintah ancaman. Strategi yang dapat dilakukan
pusat untuk meningkatkan target jumlah dalam mengembangkan Desa Wisata
kunjungan wisatawan ke Bali, stabilitas politik Kenderan adalah dengan : a) strategi
dan kamtibmas di Bali yang relatif kondusif, meningkatkan sistem keamanan berbasis
kebijakan pemberlakuan bebas visa kunjungan Desa Adat, b) strategi peningkatan
wisatawan ke Indonesia untuk sejumlah negara. sertifikasi produk industri pariwisata.
a) Aspek Ekonomi : berkembangnya trend 3. Strategi Weakness Threats (WO) dalam
wisata pedesaan, kecenderungan menguatnya kuadran ini strategi yang dirancang adalah
mata uang asing. d) Faktor Sosial : meningkatnya berusaha meminimalkan kelemahan dengan

42
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 17 No. 1, 2017

berusaha memanfaatkan peluang yang ada. penciptaan lingkungan yang asri di sekitar
Strategi pengembangan yang dapat daya tarik wisata.
diterapkan di Desa Wisata Kenderan adalah Strategi Weakness Threats (WT), strategi
: a) startegi memperkuat jiwa ini bertujuan untuk bertahan dengan
kewirausahaan masyarakat desa di bidang meminimalisir kelemahan dengan menghindari
pariwisata, b) strategi membangun jejaring ancaman. Strategi yang dapat diterapkan dalam
pemasaran dengan stakeholder pariwisata, mengembangkan Desa Wisata Kenderan adalah :
c) strategi penciptaan aksesibilitas yang a) meningkatkan kompetensi SDM di bidang
lancar dan indah menuju daya tarik wisata, kepariwisataan dan b) strategi peningkatan
d) strategi membangun tatakelola kesadaran masyarakat terhadap sadar wisata
kelembagaan pariwisata dan e) strategi dan sapta pesona.


Tabel 1
Analisis SWOT Strategi Pengembangan Desa Wisata Kenderan

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Desa Kenderan memiliki 3 desa adat 1. Sebagian akses jalan krang layak
Faktor Internal yang berperan sebagai basis 2. Kondisi lingkungan kurang tertata
pengembangan budaya lokal. 3. Lemahnya kerjasama dan
2. Potensi daya tarik wisata alam yang networking antara pelaku
beragam pariwisata
3. Warisan budaya yang beragam 4. Modal investasi di bidang
4. Tersedianya sejumlah sarana akomodasi didominasi oleh asing.
akomodasi berupa villa. 5. Belum adanya regulasi dari desa
5. Promosi melalui website/blog oleh tentang pengelolaan pariwisata.
pelaku pariwisata setempat. 6. Promosi belum optimal.
6. Tersedianya beberapa paket wisata 7. Belum terbentuknya lembaga
perdesan pengelola pariwisata Desa
7. dukungan dari lembaga desa adat dan 8. Penyelenggaraan paket wisata
dinas. masih bersifat personal
8. Tersedianya beberapa usaha 9. Belum tersedianya akomodasi
transportasi wisata yang dikelola dan dimiliki
9. Minat masyarakat untuk berpartisipasi masyarakat
sangat tinggi 10. Belum tersedianya souvenir khas
Desa Kenderan
11. Belum tersedianya artshop
Faktor Eksternal 12. Belum adanya restoran atau rumah
makan
Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
1. Kebijakan Pemerintah • Mengembangkan ragam produk wisata • Memperkuat jiwa kewirausahaan
Kabupaten Gianyar perdesaan berbasis keunikan potensi masyarakat desa dibidang
terhadap setempat. pariwisata
pengembangan Desa • Menciptakan brand image destinasi • Membangun jejaring pemasaran
Wisata Kenderan pariwisata kenderan dengan stakeholders pariwisata
2. Kebijakan pemerintah • Meningkatkan strategi pemasaran • Menciptakan aksesibilitas yang
pusat meningkatkan produk wisata pedesaan lancar dan indah menuju daya
jumlah kunjungan tarik wisata
wisatawan • Membangun tatakelola
3. Stabilitas politik di Bali kelembagaan
yang kondusif • Menciptakan lingkungan yang asri
4. Adanya kebijakan bebas di sekitar daya tarik wisata
visa
5. Berkembangnya tren
wisata pedesaan (rural
tourism);
6. Kecenderungan
menguatnya mata uang
asing
7. Biaya berlibur di Bali
yang relative murah

43
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 17 No. 1, 2017

8. Kepedulian wisatawan
terhadap masyarakat
miskin
9. Berkembangnya
teknologi informasi dan
transportasi
Ancaman (Treat) Strategi ST Strategi WT
1. Berkembangnya isu • Meningkatkan sistem keamanan • Meningkatkan kompetensi SDM di
terorisme berbasis desa adat; bidang kepariwisataan.
2. Tuntutan masyarakat • Sertifikasi produk industri pariwisata; • Meningkatkan kesadaran
internasional pariwisata masyarakat terhadap sadar wisata
yang ramah lingkungan dan sapta pesona
3. Adanya kebijakan
Pemerintah Provinsi
Bali untuk mewujudkan
100 desa wisata
4. Meningkatnya
persaingan produk
bisnis pariwisata
5. Meningkatnya
persaingan SDM di
bidang pariwisata
6. Isu kesehatan (SARS,
HIV-AIDS, dll.)
Sumber : Hasil Analisis, 2017.

SIMPULAN
Beberapa strategi pengembangan Desa
Wisata Kenderan diatas dikatagorisasi kedalam Secara umum Desa Kenderan memiliki
empat aspek strategi pengembangan (aspek potensi yang prospektif untuk dikembangkan
destinasi, aspek industri, aspek pemasaran dan menjadi Desa Wisata, baik potensi alam dan
aspek kelembagaan & SDM) sebagai berikut : I ) budaya, ditambah dukungan dari faktor
Strategi pengembangan dalam aspek destinasi eksternal yang memberikan peluang yang sangat
meliputi : a) strategi penciptakan brand image tinggi untuk berkembang menjadi desa wisata
destinasi pariwisata Kenderan, b) strategi yang berbasis masyarakat. Ada beberapa
penciptaan aksesibilitas menuju daya tarik alternatif yang bisa diterapkan dalam
wisata, c) strategi penciptaan lingkungan sekitar pengembangannya yakni terkait dengan aspek
daya tarik wisata. II) Strategi pengembangan destinasi, aspek industri, aspek pemasaran dan
dalam aspek industri meliputi : a) strategi aspek kelembagaan. Strategi pengembangan
pengembangkan ragam produk wisata yang direkemendasikan meliputi: a) strategi
perdesaan berbasis keunikan potensi setempat, penciptakan brand image destinasi pariwisata
b) strategi peningkatan sertifikasi produk Kenderan, b) strategi penciptaan aksesibilitas
industri pariwisata. III) Strategi pengembangan menuju daya tarik wisata, c) strategi penciptaan
dalam aspek pemasaran meliputi : a) strategi lingkungan sekitar daya tarik wisata, d) strategi
peningkatan aktivitas pemasaran produk wisata pengembangkan ragam produk wisata
perdesaan. IV) Strategi pengembangan dalam perdesaan berbasis keunikan potensi setempat,
aspek kelembagaan dan SDM meliputi : a) e) strategi peningkatan sertifikasi produk
strategi memperkuat jiwa kewirausahaan industri pariwisata, f) strategi peningkatan
masyarakat desa dibidang pariwisata b) strategi aktivitas pemasaran produk wisata perdesaan,
membangun tatakelola kelembagaan c) strategi g) strategi memperkuat jiwa kewirausahaan
peningkatkan sistem keamanan berbasis desa masyarakat desa dibidang pariwisata, h) strategi
adat, d) strategi peningkatkan kompetensi SDM membangun tatakelola kelembagaan i) strategi
di bidang kepariwisataan, e) strategi peningkatkan sistem keamanan berbasis desa
peningkatkan kesadaran masyarakat terhadap adat, j) strategi peningkatkan kompetensi SDM
sadar wisata dan sapta pesona di bidang kepariwisataan, k) strategi
peningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
sadar wisata dan sapta pesona

44
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 17 No. 1, 2017

UCAPAN TERIMAKASIH Kodhyat, H dan Sugiarto, Endar. 1992. Kamus


Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta:PT.
Tim peneliti menyampaikan penghargaan Gramedia Widya Sarana.
dan terima kasih khusus kepada Rektor Kodhyat, H. 1997. Hakekat dan Perkembangan
Universitas Udayana, Ketua Lembaga Penelitian Wisata Alternatif. Bandung : ITB.
dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kusmayadi dan Sugiarto. 2002. Metodelogi
Udayana, Bapak Dekan Fakultas Pariwisata, para Penelitian di Bidang Kepariwisataan.
tokoh-tokoh masyarakat Desa Kendera, Dinas Jakarta: PT gramedia Pustaka Utama.
Pariwisata Kabupaten Gianyar, para pengusaha Pitana I Gde dan Gayatri Putu G. 2005. Sosiologi
jasa pariwisata di Desa Kenderan. Seluruh pihak- Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
pihak yang membantu dalam penyelesaian Pitana, I Gde. 2006. Kepariwisataan Bali dalam
penelitian ini yang tidak dapat kami sebutkan Wacana Otonomi daerah. Jakarta:
satu persatu. Puslitbang kepariwisataan.
Pitana, I Gde 2004. Mispersepsi Pemberdayaan
Masyarakat dalam Kepariwisaaan Bali.
DAFTAR PUSTAKA Bali Post, Maret 2004. Hal 7.
Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective
Cooper, Chris, Jhon Flecher, David Gilbert and and Challenges, makalah bagian dari
StephenWainhill. 1993. Tourism Principle Laporan Konferensi Internasional
and Practice. London : Pitman Publishing. mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta:
David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis. Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3)
Jakarta: PT Intan Sejati Klaten. Nasir.1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia
Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Jakarta.
Alam. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik
UGM. Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Fannel, D. 1999. Ecotourism : An Introduction. Gramedia Pustaka Utama.
London: Routledge. Soetarso Priasukmana dan R. Mohamad
Gunawan, Myra P.1997. Pariwisata Indonesia: Mulyadin,2001. Pembangunan Desa
Berbagai Aspek dan Gagasan Wisata: Pelaksanaan Undang-Undang
Pembangunan. Bandung:Pusat Penelitian Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi Vol
Lembaga Penelitian Institut Teknologi 2 No 1
Bandung. Umar, H. 2003. Strategic Management in Action.
Goodwin, H. 1998. Sustainable Tourism and Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Property Elimination. Paper on workshop Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
on Sustainable Tourism and Property. Kepariwisataan
United Kingdom. Putra, 2008. Eksotisme Sebagai Modal Dasar
Ismaningrum, Tiwik. 2005. Analisis Pariwisata PengembanganDesaWisata. Diunduh dari
Massa dan Pariwisata Minat Khusus di http://tourism.padang.go.id/index.php?to
Kabupaten Buleleng. Tesis Kajian urism=news&id=5
Pariwisata Universitas Udayana. http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata
Inskeep,1995. Tourism Planning An Integrated diunduh tanggal 10 Januari 2017
and Sustainable Development Approach. www.propoortourism.org.uk. Diunduh tanggal
10 Januari 2017.

45

S-ar putea să vă placă și