Sunteți pe pagina 1din 38

4.

Keluarga dengan anak usia sekolah


Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun ( mulai masuk sekolah dasar )
dan berakhir pada usia 13 tahun ( awal dari masa remaja ). Tugas perkembangan keluarganya
adalah :
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah, dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarganya.
Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Orang tua akan memulai berpisah dengan anak karena anak sudah memiliki teman sebaya,
hati-hati dengan pengaruh lingkungan anak.
b. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan komunitas,
menyesuaikan dengan komunitas dan sekolah.
c. Kecacatan atau kelemahan anak akan tampak pada periode ini dengan pengamatan perawat
sekolah dan guru.
5. Keluarga dan anak remaja.
6. Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda.
7. Orang tua usia pertengahan.
8. Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

G. Peran Perawat Keluarga


Dalam meningkatakan kemampuan perawat menyelesaikan masalah kesehatan, perawat dapat
berperan dalam keperawatan keluarga sebagai :
1. Pemantau kesehatan ( health monitor )
Perawat membantu keluarga mengenali penyimpangan kesehatan dengan menganalisis data
secara objektif serta membuat keluarga sadar tentang akibat masalah tersebut terhadap
perkembangan nggota keluarga.
2. Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Selain berperan mencegah dalam penyakit, meningkatkan kesehatan, perawata keluarga tetap
berperan dalam memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
3. Koordinator perawatan kesehatan keluarga.
4. Fasilitator.
5. Pendidik.
6. Penasehat.

H. Tugas Keluarga Dibidang Kesehatan ( SUPRAJITNO, 2003)


1. mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orangtua atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang memiliki kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan disekitarnya bagi keluarga

I. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah


1. Perkembangan biologis
Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan, pada
anak laki-laki lebih tinggi dan kurus, pada anak perempuan lebih pendek dan gemuk. Pada
usia ini pembentukan lemak lebih cepat daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Pada masa ini anak-anak selalu melakukan aktivitas bersama atau kelompok.
Menurut Freud perkembangan psikososial pada anak usia sekolah digolongkan dalam fase
laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus
3. Perkembangan Kognitif
Menurut Pieget anak berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak mengekspresikan
apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol kemampuan anak yang dimiliki pada tahap
operasional konkret, yaitu :
a. Konservasi : menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara konkret bukan magis
b. Klasifikasi : mualai belajar mengelompokkan, menyusun dan mengurutkan
c. Kombinasi : mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan keinginan yang
dihubungkan dengan pengalaman yang sebelumnya
4. Perkembangan spiritual
Pada usia anak-anak mulai tertarik terhadap surga dan neraka, sehingga mereka mematuhi
semua peraturan karena takut masuk neraka.
5. Perkembangan bahasa
Kosa kata anak bertambah, kealahan pengucapan mulai berkurang karena bertambahnya
pengalaman dan telah mendengarkan penguapan yang benar. Pembicaraan yang dilakukan
dalam tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena anak menggunakan pembicaraan
sebagai alat komunikasi
6. Perkembangan Seksual
Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian, dan gerak-geriknya sesuai
dengan peran seksnya
7. Perkembangan Konsep Diri
Dipengaruhi oleh hubungan dengan orangtua, saudara dan saudara lainnya. Dan anak
membentuk konsep diri sehingga membentuk ego ideal yang berfungsi sebagai standar
perilaku umum yang di internalisasi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga)
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai)
f. Pemeriksaan fisik
3. Lengkapi dengan pengkajian fokus
a. Bagaimana karakteristik teman bermain
b. Bagaimana lingkungan bermain
c. Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
d. Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
e. Bagaimana temperamen anak saat ini
f. Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
g. Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
h. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
i. Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
j. Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
k. Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
l. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
m. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
n. Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
o. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai usia anak
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas keluarga yang
bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu :
1. Masalah aktual/risiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
b. Menarik diri dari lingkungan sosial
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. Mudah dan Sering marah
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan
f. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
g. Keengganan melakukan kewajiban agama
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
i. Gangguan komunikasi verbal
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk bermain)
k. Nyeri (akut/kronis)
l. Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

2. Potensial atau sejahtera


a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal

C. Intervensi
1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anak yang sakit
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang
adekuat
Intervensi :
a. Diskusikan tentang tugas keluarga
b. Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga sakit
c. Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
d. Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang
telah dilakukan
e. Ajarkan cara merawat anak dirumah
f. Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
a. Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
b. Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
c. Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani
d. Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
e. Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
f. Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
g. Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut alternatif

3. Potensial atau sejahtera


Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis
Intervensi :
a. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
b. Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya
c. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)
d. Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan masalah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah : Perkembangan biologis,
Perkembangan Psikososial, Perkembangan Kognitif, Perkembangan spiritual, Perkembangan
bahasa, Perkembangan Seksual, serta Perkembangan Konsep Diri
Dalam meningkatkan kemampuan perawat menyelesaikan masalah kesehatan,
perawat dapat berperan dalam keperawatan keluarga sebagai : Pemantau kesehatan ( health
monitor ), Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, Koordinator
perawatan kesehatan keluarga, Fasilitator, Pendidik dan Penasehat.

B. Saran
Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan dari
semua individu yang ada dalam unit keluarga. Status sehat atau sakit dalam keluarga saling
mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh
keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan
anggotanya. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada
setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.

 1. ASUHAN KEPERAWATANKELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH


Disusun oleh : Ns. Nipsyah Lega, S.Kep.

 2. Tahapan ini dimulai saat anak pertama telah berusia 6 tahun & mulai masuk SD,
berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai
jumlah anggota maksimum (Duvall, 1977). Orang tua berjuang dengan tuntutan
ganda, yaitu :1. Berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya.2.
Memperhatikan perkembangan mereka sendiri.

 3. Tugas Perkembangan Keluarga Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan


prestasi sekolah & mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga.(Carter & Mc. Goldrick, 1988; Duvall & Miller,
1985) Goldrick,

 4. Tugas Perkembangan AnakMenurut Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984,


syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) tugas - tugas perkembangan masa ini
adalah :a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan :
bermain sepak bola, loncat tali, berenang.b. Belajar membentuk sikap yang sehat
terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.c. Belajar bergaul dengan teman -
teman sebaya.d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.e.
Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitungf. Belajar
mengembangkan konsep sehari - hari.g. Mengembangkan kata hatih. Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadii. Mengembangkan sikap yang positif
terhadap kelompok sosial dan lembaga - lembaga.

 5. Masalah yang DihadapiTekanan sosial dari komunitas terkait denganpenyesuaian


standar – standar komunitas bagianak.Memulai perpisahan dengan anak.

 6. Masalah Kesehatan Defek pendengaran, penglihatan, wicara. Kesulitan belajar.


Gangguan tingkah laku. Perawatan gigi yang tidak adekuat. Penganiayaan anak.
Penyalahgunaan zat. Penyakit menular.(Edelman & Mandle, 1986) Mandle,

 7. PERAN PERAWATPelaksana skrinning masalah kesehatanPendidik konseling &


penyuluhankesehatan, narasumber bagi guru di sekolah.Advocat proses rujukan.

BAB III
KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

A. DEFINISI
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar sekitar usia
6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif,
dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat
berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

B. PERKEMBANGAN FISIK
1. Tinggi dan berat badan
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah lahir tetapi, meningkat
secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak mengikuti pola secara tepat. Anak usia
sekolah lebih langsing dari pada anak usia prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan
kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle, 1994)
Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan kelompok besar anak
anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya diperlukan selama kelas 1 merupakan
kesempatan yang baik perawat untuk mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh
genetic, nutrisi, dan olah raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan
lebih berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun sebelum
pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.
2. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung rata- rata 70 – 90
denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan frekuensi pernafasan stabil 19 – 21,
Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur.
Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai
ukuran dewasa.
3. Fungsi neuromuscular
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat dan kekuatannya dua
kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu berlari, melompat, menyeimbangkan
gerak tubuh, dan menangkap selama bermain. Menghasilkan peningkatan ketrampilan
neuromuscular. Perbedaan individual dalam kecepatan pencapaian penguasaan ketrampilan dasar
mulai terlihat. Perbedaan individual dalam ketrampilan motorik terbentuk dalam partisipasi anak
dalam aktivitas yang membutuhkan pergerakan otot yang terkoordinasi dan kemampuan motorik
halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik kasar tetapi berkembang
kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan pergelangan tangan tercapai, anak
menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan meningkatkan motorik halus pada anak dalam
pertengahan masa kanak – kanak membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam merawat
kebutuhan personal lain.
Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses kebutuhan ini akan terpenuhi.
Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian anak dalam area ini. Maka sangat penting
mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam perawatan dan mempertimbangkan kemandirian
sebanyak mungkin.
4. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika terjadi defisiensi
biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia sekolah dapat belajar banyak hal
tentang piramida makanan dan diet yang seimbang dengan membantu menyiapkan makanan.
Perawat harus menganjurkan orang tua untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang adekuat
bagi anak untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas.

C. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir dengan cara yang
logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh persepsinya dan sekaligus kemampuan
untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu
perkembangan kognitif, yang di kenal sebagai operasional konkret, ketika merewka mampu
mengunakan symbol secara operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka
mulai menggunakan proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan
tiga kemampuan atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan. Pada
akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang
sederhana.

1. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua semua
cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan,
isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan,
dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu
pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang suara / bicara
sudah berfungsi ) untuk berkata kata.
b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari
bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau kata-kata yang di dengarnya.
Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian berbahasa
tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki kosakata sekitar 3000 kata
yang cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta
kemampuannya membaca. Anak meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan
pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kta
menjadi kalimat.

D. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan yang penting bagi
mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang mendapatkan keberthasilan
positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan dapat merasakan
mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri dari
sekolah dan teman sebaya.
1. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan kognitif dan
pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai prinsip dasar kehidupan, bukan
hanya perintah dari yang memiliki otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha untuk
menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang di
terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya.
2. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas jender yang kuat
dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di pertahankan oleh anak biasa di
sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan perempuan memandang jenis kelamin yang berbeda
secara negative. Pengaruh sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap perkembangan ini.
Konformitas terlihat pada perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan
dipengaruhi adanya kontak dengan sebaya. Identitas kelompok meningkat, seiring perubahan anak
sekolah menuju adolesens.
3. Identitas seksual
Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa pada periode ini anak
memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini banyak peneliti percaya bahwa anak
usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar pada seksualitasnya.
4. Konsep diri dan kesehatan
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih individual. Persepsi sehat
sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya atau tidak adanya penyakit dan
keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan fungsional standar untuk kesehatan personal dan
kesehatan yang lain dinilai.

E. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK PADA ANAK USIA SEKOLAH


Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi pada anak. Anak usia
sekolah juga secara signifikan mengalami kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung.
Pada kelompok usia ini, masalah ini dari seluruhmemiliki angka mordibitas tinggi jumlah infeksi
hamper 80 penyakit anak. Infeksi pernafasan merupakan prevalensi terbanyak, flu biasa tetap
merupakan penyakit utama pada masa ini.
Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan ketidakmampuan, sering kali sebagai
akibat adanya rintangan pencapaian pelayanan kesehatan. Retardasi mental, gangguan belajar,
kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di antara anak-anak yang hidup
dalam kemiskinan.

F. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH


1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

G. PROMOSI KESEHATAN SELAMA PERIODE USIA SEKOLAH


Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan latihan perilaku dan kesehatan
menuju kehidupan dewasa yang sehat. Jika tingkat kognisi meningkat pada periode ini, pendidikan
kesehatan yang efektif harus dikembangkan dengan tapat. Promosi praktek kesehatan yang baik
merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku yang secara positif berpengaruh
pada status kesehatan anak. Perawat dapat berperan untuk memenuhi tujuan kebijakan nasional
dengan menigkatkan kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk nutrisi. Anak usia sekolah harus
berpartisipasi dalam progam pendidikan yang memungkinkan mereka untuk merencanakan, memilih
dan menyajikan makanan yang sehat. Perawat juga mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan
kesehatan yang tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali pentingnya kunjungan
pemeliharaan kesehatan.

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn. Z DENGAN MASALAH ISPA

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum.
1. Nama KK : Tn. Z
2. Usia : 40 tahun
3. Pendidikan KK : SMP
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat : Ds. Menganti Rt 02/Rw 03, Kec. Kedung, Kab. Jepara.
6. Komposisi Keluarga :
7. Genogram

Keterangan :

8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. T termasuk keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan
anak-anak.
9. Latar belakang Budaya / kebiasaan keluarga
9.1. Suku bangsa
Keluarga Tn. T merupakan suku Jawa Bangsa Indonesia.
9.2. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang biasa digunakan keluarga sehari hari adalah bahasa jawa, keluarga menguasai bahasa
jawa dan bahasa indonesia.
9.3. Pantangan
-
9.4. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan :
9.4.1 Kebiasaan dalam kebersihan
Anggota keluarga mencuci tangan sebelum makan, cuci muka, kaki dan gosok gigi sebelum tidur
selain kegiatan rutin sehari – hari yang sudah umum dilakukan seperti keluarga lain antara lain mandi
dan mencuci. Sedangkan dalam menjaga kebersihan rumah kurang diperhatikan.
9.4.2 Jaringan kerja
Tn. T adalah seorang tukang kayu, relasinya banyak berasal dari sesama profesi dan jika order
pekerjaan sepi tak ada pekerjaan lain yang dilakukan. Sedangkan Ny. W seorang penjual nasi bungkus
di pasar.
9.4.3 Kebiasaan makan
Komposisi makanan pada Tn. Z adalah makanan pokok selalu ada, sayur mayur selalu ada, lauk nabati
dan lauk hewani kadang-kadang, susu kadang-kadang ada untuk anaknya dan dalam keluarga tidak
mempunyai makanan pantangan atau alergi (kecuali makanan yang dilarang sesuai keyakinan atau
agama yang dianut ).
Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan makanan karena Ny. W sendiri
penjual nasi di pasar.
Dalam pengolahan, keluarga selalu memperhatikan kebersihan bahan makanan dengan mencuci
bahan makanan yang akan diolah, dihidangkan dalam keadaan terbuka dan keluarga mengatakan
kurang mengetahui tentang komposisi makanan bergizi dan cara memodifikasinya.
Pola makan keluarga Tn. T

9.4.4 Pemanfaatan fasilitas kesehatan


Fasilitas kesehatan yang tersedia dan paling mudah dijangkau yaitu PKD yang berjarak 400 m dan
puskesmas yang berjarak kurang lebih 2 km.
Keluarga Tn. Z merupakan peserta ASKES (no KA. 3000060001985/070001001990 dengan PPK :
Puskesmas Kedung II). Keluarga Tn. Z jarang menggunakan layanan dan fasilitas kesehatan tersebut.
9.4.5 Pengobatan tradisional
Keluarga Tn. Z sering menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan di
keluarga, namun keluarga tahu tentang tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang sifatnya ringan.
10. Agama
Keluarga Tn. Z bergama Islam.
Kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan di rumah dan dimasyarakat ;
Dirumah : keluarga melakukan ibadah shalat secara berjamaah terutama waktu maghrib dan isya’.
Di masyarakat : sering mengikuti pengajian, acara yang diselenggarakan di lingkungan.
Kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan :
Makanan yang dilarang agama merupakan makanan yang berdampak buruk bagi kesehatan.
11. Status sosial ekonomi keluarga.
11.1 Pendapatan Anggota keluarga
Tn Z bekerja sebagai tukang kayu dengan penghasilan rata-rata Rp 700.000 perbulan.
Ny. Bekerja sebagai penjual nasi bungkus dengan penghasilan Rp 200.000 perbulan
11.2 Pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Kebutuhan keluarga sehari hari terpenuhi
11.3 Tabungan/ asuransi
Keluarga Tn. Z tidak memiliki tabungan di bank
12. Aktivitas rekreasi
Keluarga Tn. Z mengisi waktu luang dengan menonton TV dan mendengarkan radio. Keluarga
memiliki waktu untuk berkumpul dan bekomunikasi secara santai pada saat nonton TV pada malam
hari. Keluarga pergi rekreasi bersama kurang lebih 1 kali dalam 1 tahun.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


13. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. Z merupakan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tugas perkembangan saat ini :
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Tugas perkembangan yang belum terpenuhi adalah mempertahankan komunikasi terbuka antara
anak dan orang tua. Orang tua belum dapat mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya.
Pernyataan An. Y, “ setelah menderita masalah sesak dan sering batuk sekarang saya merasa malas
untuk mengikuti kegiatan disekolah”.
Ny.W menyatakan bahwa Ny.W belum tahu tentang perubahan yang terjadi pada anaknya, sehingga
belum bisa menerangkan tentang masalah tersebut pada An. Y.
Pernyataan Ny W, “waktu anak saya menanyakan tentang kenapa nafas saya terasa sesak, saya jawab
itu cuma masalah biasa, dengan beristirahat saja akan sembuh sendiri”.
15. Riwayat keluarga inti
Tn. Z dan Ny. X berasal dari satu wilayah yang sama, lalu berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang
saling menyayangi.
16. Riwayat keluarga sebelumnya
- (tidak terkaji)
C. Pengkajian Lingkungan
17. Karakteristik rumah
a. Status rumah
Status keluarga merupakan penduduk tetap dan tinggal ditempat itu sudah lebih dari 16 tahun, jenis
bangunan semi permanen
b. Perincian denah rumah
Luas tanah yang ditempati adalah 15 x 20 meter, luas rumah atau bangunan adalah 10 x 12 m, pada
halaman tidak terdapat taman. Terdapat satu ruang tamu yang kurang tertata dan berdebu, ruang
tengah merupakan ruang keluarga terdapat 1 unit televisi, sofa, VCD dan stereo, di sebelah kanan
ruang keluarga terdapat ruang kerja. Kamar tidur berjumlah 2, pada ruang belakang terdapat ruang
makan, dapur serta kamar mandi dalam keadaan kurang bersih. Pencahayaan dan ventilasi di rumah
kurang memenuhi standar karena hampir setiap ruangan tidak terdapat jendela dan ventilasi. Tempat
pembuangan sampah terdapat di belakang rumah, jadi secara keseluruhan rumah Tn. Z kotor dan
berdebu.
c. Keadaan umum sanitasi rumah
Keadaan sanitasi buruk dan kotor.

d. Kebiasaan keluarga dalam perawatan rumah


Tidak terdapat pembagian tugas bagi anggota keluarga dalam membersihkan rumah dalam
keseharian.

e. Sistem pembuangan sampah


Sampah rumah tangga langsung hanya ditimbun dibelakang rumah dan bila menumpuk baru dibakar.

f. Sistem drainase
Keluarga menggunakan mesin pompa untuk mengambil air
g. Penggunaan jamban
Jamban yang digunakan adalah jenis leher angsa, septik tank berjarak kurang lebih 5 meter dari
sumur.
h. Kondisi air
Sedikit berwarna, agak berasa dan agak berbau
i. Persepsi keluarga mengenai masalah kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan
Keluarga Tn. Z kurang berusaha menjaga kesehatan lingkungan untuk mencegah timbulnya penyakit
dikarenakan kurang memahami dalam menciptakan atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan keluarga sendiri disamping juga untuk menambah keindahan dan kenyamanan.

18. Karakteristik tetangga dan komunitas


Karateristik tetangga dan masyarakat di lingkungan sekitar keluarga sebagian besar merupakan
kelompok sosial ekonomi menengah. Rumah di lingkungan sekitar rata – rata merupakan semi
permanen. Pada siang hari para tetangganya melakukan aktivitas masing – masing, sedangkan
hubungan keluarga dengan tetangga sekitar tampak baik.
19. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Tn. Z tinggal didaerah tersebut sejak lebih dari 12 tahun. Alat transportasi yang digunakan
adalah sepeda motor.
20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. Z berinteraksi dengan baik dengan tetangga dan mengikuti perkumpulan yang ada di
desa. An. Y yang biasnya aktif bermain dengan temannya sekarang merasa kurang percaya diri akibat
masalah tersebut.
21. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga secara fisik sehat. Fasilitas penunjang kesehatan dari ASKES.
D. Struktur Keluarga
22. Pola komunikasi keluarga
Pola hubungan komunikasi keluarga Tn. Z tampak baik, biasanya keluarga melakukan musyawarah
untuk menyelesaikan masalah, namun dalam masalah tertentu anak dirasa tidak perlu diikutkan
dalam musyawarah.
Pernyataan Tn. Z “dalam keluarga kami, dalam menentukan masalah yang sifatnya ringan misalnya
menentukan tempat rekreasi, selalu kami diskusikan dengan semua anggota keluarga. Tapi kalau ada
masalah yang sifatnya penting, cukup bapak dan ibu saja yang bermusyawarah”
Masalah yang dihadapi dalam keluarga saat ini adalah keluarga belum mengenal masalah, merawat
masalah dan memodifikasi lingkungan yang baik dan sehat.
23. Struktur kekuatan keluarga
Didalam keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan terhadap segala masalah
terutama masalah kesehatan adalah Tn. Z dengan tidak mengesampingkan pendapat anggota
keluarga lain.
24. Struktur peran
Tn. Z sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangganya serta memiliki
peran sebagai penyedia (pencari nafkah), pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, memelihara
hubungan keluarga, memenuhi kebutuhan afektif pasangan, peran seksual, peran sosial sebagai
anggota masyarakat dan lingkungan.
Ny. W sebagai ibu / istri memiliki peran sebagai pengurus rumah tangga, pendidik anak, pelindung,
pencari nafkah tambahan, menjaga hubungan keluarga, memenuhi kebutuhan afektif pasangan,
peran seksual, peran sosial sebagai anggota masyarakat dan lingkungan.
An. X dan An Y sebagai anak memiliki tugas melaksanakan peran psikososial sesuai perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual. Baik Tn. Z maupun anggota keluarga yang lain menerima dan
mampu menjalankan tugas dan peran masing – masing dengan baik. Tapi terdapat kendala pada
peran orang sebagai pendidik yaitu Tn. Z dan Ny. W tidak mampu menjelaskan tentang masalah yang
dihadapi An. Y yaitu perubahan fisiologi yang terjadi pada waktu anak mengalami masalah ISPA
sehingga timbul kecemasan pada An.Y.
Dari hal tersebut, maka peran An. Y yang juga mengalami gangguan yaitu merasa cemas, kurang
percaya diri dalam berinteraksi dengan teman dan malas dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah.
25. Nilai dan norma keluarga
Ny. W mengatakan, “peraturan yang berlaku dikeluarga saya, kalau pergi harus berpamitan dulu
sama yang ada dirumah dan kami saling mencoba mengingatkan jika ada anggota keluarga yang
melanggar norma dan nilai yang berlaku di masyarakat ”.

E. Fungsi Kepala Keluarga


26. Fungsi afektif
Saat dikaji, semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain, saling menjaga, dan
menghormati. Karena itu Tn. Z dan Ny. W selalu berusaha untuk mendidik anaknya agar selalu
menghormati orang yang dirasa lebih tua dan menyayangi orang yang sebaya atau lebih kecil.
27. Fungsi sosial
Keluarga Tn. Z mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada anak – anaknya
dengan tetangga dan masyarakat yaitu membiarkan anaknya bermain dengan teman sebaya dengan
tetap memantau dan membimbing anak dalam aktivitasnya, termasuk di sekolah dan mengikuti
acara – acara perkumpulan di daerahnya. Ny. W juga rajin mengikuti acara ibu – ibu PKK dan arisan di
daerahnya.
28. Fungsi perawatan kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang dihadapi
a) Mengenal masalah
Keluarga kurang mampu mengenal masalah, saat dikaji An. Y mengalami kecemasan saat terjadi
gangguan sesak dan khawatir dengan perubahan yang dialaminya. Keluarga Tn. Z sudah memberi
penjelasan kepada An. Y bahwa gejala sesak dan batuk adalah hal yang wajar, namun An Y masih
mengalami kecemasan.
Keluarga masih kurang tahu tentang pengertian ISPA, tanda dan gejala penyakit serta
pencegahannya.
b) Mengambil keputusan
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga kurang mengetahui
secara luas tentang masalah kesehatan yang dihadapi oleh An. Y.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga sudah berusaha untuk memberi penjelasan tentang masalah yang dihadapi oleh An. Y,
walaupun penjelasan itu kurang rasional.
d) Memelihara /memodifikasi lingkungan
Keluarga kurang tahu bagaimana cara memodifikasi lingkungan rumah yang sehat dan bagaimana
menjaga supaya tidak menimbulkan resiko penularan pada anggota keluarga yang lain. Keluarga
menganggap sanitasi lingkungan yang buruk tidak begitu terpengaruh terhadap kesehatan karena
keluarga Tn. Z sudah terbiasa tinggal ditempat seperti ini.
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Keluarga sudah tahu kalau ada fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumahnya yaitu puskesmas
tetapi keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut. Namun terkesan terlambat karena
keluarga beranggapan jika sakitnya tidak parah dan berbahaya cukup dibawa ke pengobatan
tradisional atau cukup dibelikan obat ditoko saja.
29. Fungsi reproduksi
Dalam mengatur jarak kehamilan, keluarga (Ny. W) menggunakan alat kontrasepsi hormonal (suntik).
30. Fungsi Ekonomi
Tn. Z dan Ny. W bekerja sebagai wiraswasta untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Tn. Z
mengatakan, “saya menyisihkan sedikit penghasilan saya untuk disimpan sendiri karena siapa yang
tahu akan kejadian yang akan datang, tiba-tiba nanti ada anggota keluarga saya yang sakit, sehingga
jika saya mempunyai uang atau ada anggota keluarga yang sedang kesulitan keuangan saya dapat
membantu meringankannya.

F. Sterssor dan Koping Keluarga


31. Stressor jangka panjang dan pendek
a. Stressor jangka pendek
An. Y mengalami kecemasan karena kurangnya pengetahuan tentang gangguan pola nafas dan
masalah yang terkait dengan ISPA.
b. Sressor jangka panjang
Keluarga memandang masalah sebagai cobaan hidup yang harus diusahakan untuk diselesaikan
sesuai kemampuan kita. Tn. Z mengatakan, “sekarang ini yang menjadi masalah saya yaitu bagaimana
saya harus menyiapkan kebutuhan untuk masa depan anak saya.
c. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/stressor dan strategi koping yang digunakan
Keluarga dalam mengahadapi masalah biasanya dengan membicarakan dengan anggota keluarga lain
dan saling meminta pendapat.

G. Pemeriksaan Fisik

H. Harapan Keluarga
Harapan keluarga dari masalah kesehatan adalah agar keluarga tahu bahwa masalah yang dihadapi
An. Y dapat teridentifikasi dan segera teratasi serta dapat memodifikasi lingkungan yang mendukung
untuk pencegahan terhadap penularan kepada anggota keluarga yang lain.

I. Pengkajian Masalah Psikiatrik


ANALISA DATA
II. DIAGNOSA
1. Kecemasan terhadap ISPA pada An. Y b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Pola nafas tidak efektif pada An. Y b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit

SKALA PRIORITAS
DP : Kecemasan terhadap ISPA pada An. Y
DP : Pola nafas tidak efektif pada An. Y

PRIORITAS DIAGNOSA
1. Kecemasan terhadap ISPA pada An. Y b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan tepat
2. Pola nafas tidak efektif pada An. Y b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan tepat

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

I. TEORI dan KONSEP ANAK


Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak
dapat diulang setelah usianya bertambah.

Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin
(menikah) (UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak)

Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun tetapi
berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.

Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :


1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
2. usia sekolah : 6 – 12 tahun
3. usia remaja : 13 - 18 tahun

Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih dipengaruhi
oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat suasana
rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap
penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari
perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak
sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-
teman sebaya sebagai anggota kelompok
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh
kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi konformis
(pencipta karya baru) atau tidak
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar karena
adanya minat dan kegiatan untuk bermain

PERKEMBANGAN AKHIR MASA KANAK-KANAK


Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust :
Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan umum
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya
Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
Mencapai kebebasan pribadi

PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH (TUGAS MANDIRI)


MASALAH ANAK USIA SEKOLAH
1. BAHAYA FISIK
A. Penyakit
• Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya
• Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri

B. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
• Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk
keberhasilan sosial
• Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi rendah diri
C. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai kegagalan dan
anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut
dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan sosial

D. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan
tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri

E. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai perilaku
kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
konsep diri anak

2. BAHAYA PSIKOLOGIS
A. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia sekolah
yaitu :
kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat
komunikasi dengan orang lain
kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak jadi sadar
diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja
anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan
terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain, membual
akan ditentang oleh temannya

B. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang
disenangi orang lain

C. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk
mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang
berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang
kaku.

D. Bahaya dalam konsep diri


Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap diri
sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada
pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta
terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak

E. Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :
1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-
konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga
menjadi perilaku kebiasaan
6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah

F. Bahaya yang menyangkut minat


Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1. tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya
2. mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya,
misal kesehatan dan sekolah

G. Bahaya hubungan keluarga


Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang tua dan
merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan
yang buruk dengan anak-anaknya
2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan tugas
sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan
bahkan menghukum anak
3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak pada
keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan
kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga
yang baik.
4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari
temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal
itu
5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi persaan anak dan
bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya
mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.
6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan idealnya
anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua
teman-temannya.
7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap
saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap
kesayangan orang tua
8. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap sanak keluarga
yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak
keluarga membenci sikap sianak
9. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua kandung yang
tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.

II. PENGKAJIAN
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga)
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai)
f. Pemeriksaan fisik
3. Lengkapi dengan pengkajian fokus

III. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai usia anak
2. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas keluarga yang
bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu :
1. Masalah aktual/risiko
Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
Menarik diri dari lingkungan sosial
Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
Mudah dan Sering marah
Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan
Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
Keengganan melakukan kewajiban agama
Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
Gangguan komunikasi verbal
Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk
bermain)
Nyeri (akut/kronis)
Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

2. Potensial atau sejahtera


Meningkatnya kemandirian anak
Peningkatan daya tahan tubuh
Hubungan dalam keluarga yang harmonis
Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
Pemeliharaan kesehatan yang optimal

IV. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang
adekuat
Intervensi :
• Diskusikan tentang tugas keluarga
• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga
sakit
• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan
yang telah dilakukan
• Ajarkan cara merawat anak dirumah
• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga

2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani
• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternatif

3. Potensial atau sejahtera


Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis
Intervensi :
• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya
• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)
• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah

V. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria hasil
yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga untuk
menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan
keluarga dibidang kesehatan.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan


menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :


1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga
Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :
a. mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural
b. data lingkungan
c. strukturdan fungsi keluarga
d. stress dan strategi koping yang digunakan keluarga
e. perkembangan keluarga
sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota
keluarga adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual
2. Perumusan diagnosa keperawatan
3. Penyusunan perencanaan
Perencanaan disusun dengan membuat prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi
sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-
sumber daya yang ada dikeluarga, masyarakat dan pemerintah
5. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan

A. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
a. wawancara keluarga
b. observasi fasilitas rumah
c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :


I. Data Umum, meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan nomor telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex, hubungan
dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I – IV, DPT I – III, Hepatitis
I – III dan campak)
6. Tipe keluarga
menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
9. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (siapa yang mengatur keuangan ?)

10. Aktifitas rekreasi keluarga


Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti
Contoh : Keluarga Tn. S mempunyai 4 orang anak, anak pertama berusia 17 tahun
dan anak bungsu berusia 7 tahun maka keluarga Tn. S berada pada tahapan
perkembangan keluarga dengan usia remaja
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi
Contoh : Bayi berumur 6 bulan kepala belum bisa tegak, ibu tidak berani
mengangkat. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya, adaptif atau tidak ?
A

3.XI. Harapan Keluarga


Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan)
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

B. PENGKAJIAN FOKUS
Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari
oleh :
1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda
karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang)
2. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dilakukan.
3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda

a. Keluarga baru menikah


Pengkajian data fokus meliputi :
Kapan pertemuan pasangan
Bagaimana hubungan sebelum menikah
Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah
Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)
Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan
Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari
kedua orangtua
Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan
Bagaimana hubungan dengan saudara ipar
Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan orangtua
setelah perkawinan
Bagaimana rencana mempunyai anak
Berapa lama waktu berkumpul setiap hari
Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah perkawinan
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

b. Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan)


Pengkajian data fokus meliputi :
Bagaimana riwayat kehamilan anak ini
Bagaimana riwayat persalinan anak ini
Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia dua minggu
Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun
Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa hubungannya
Siapakan yang mengasuh anak setiap hari
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
Siapa yang memberi stimulus dan latihan kepada anak dalam rangka pemenuhan
tumbuh kembangnya
Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki anak dicapai pada
usia berapa
Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak
Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan waktunya, berapa
lama, dan dirawat dirumah sakit atau tidak
Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini
Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
Bagaimana harapan keluarga terhadap anak
Gunakan skala DDST
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

c. Keluarga dengan anak prasekolah


Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana
stimulasinya
Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap
hari
Siapakah orang yang setiap hari bersama anak
Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
Bagaimana harapan keluarga terhadap anak
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

d. Keluarga dengan anak sekolah


Bagaimana karakteristik teman bermain
Bagaimana lingkungan bermain
Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
Bagaimana temperamen anak saat ini
Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

e. Keluarga dengan anak usia remaja


Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah
Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
Bagaimana perilaku anak selama di rumah
Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau
bermain
Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
Apa kegiatan diluar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa lama dan dimana
Apa kebiasaan anak dirumah
Apakah fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
Siapa yang menjadi figur bagi anak
Seberapa besar peran yang menjadi figur bagi anak
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)


Bagaimana karakteristik pasangan anaknya
Bagaimana hubungan anak dengan orang tua dan mertua setelah menikah
Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua
Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya dan
berapa lama/frekuensi anak bertemu dengan orang tua
Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan adiknya
Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah
Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

g. Keluarga usia baya


Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah
Bagaimana hubungan anak dengan orang tua
Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan keluarga
Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak lagi serumah
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

h. Keluarga lansia
Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal pasangannya
Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah
Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak
Adakah orang yang menemani setiap hari
Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengelompokan Data
Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif setiap
kelompok diagnosis keperawatan
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
- Perumusan diarahkan pada individu dan atau keluarga
- Komponennya terdiri dari P, E dan S
- Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah
disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga
b. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah
dengan mengacu pada lima tugas keluarga : mengenal masalah, mengambil
keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara/memodifikasi
lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
c. Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung
masalah atau penyebab

Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :


1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga
dan memerlukan bantuan dari perawat dengan segera
2. Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi
tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
apabila tidak segera mendapat bantuan
3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan
Contoh perumusan diagnosa keperawatan :
a. Diagnosa Aktual
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak K
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang
nyaman untuk istirahat dan tidur
2. Perubahan peran menjadi orang tua tunggal pada Bapak I berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orang tua tunggal setelah
istrinya meninggal
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas gerak pada anak S keluarga Bapak T
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang
aman untuk latihan berjalan bagi anak S
b. Diagnosa Risiko/risiko tinggi
1. Risiko terjadinya serangan berulang yang berbahaya pada Lansia Ibu R keluarga
Bapak M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan (Puskesmas) yang dekat dengan tinggal keluarga
2. Risiko tinggi gangguan perkembangan balita D pada keluarga Bapak N
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi pada balita
3. Risiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remaja keluarga Bapak P
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
yang tepat bagi anak remajanya
c. Diagnosa Potensial
1. Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu C yang sedang hamil pada keluarga
Bapak Q
2. Potensial peningkatan status kesehatan balita anak G pada kelg. Bapak H
3. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak K pada kelg. Bapak L

D. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Skoring dilakukan bila diagnosa keperawatan lebih dari satu
2. Proses skoring menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya
(1978), dengan cara :
• Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh perawat
• Skor dibagi dengan skor tertinggi dikalikan dengan bobot
Skor yang diperoleh
--------------------------- x bobot
skor tertinggi
• Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5)

Sifat masalah
3
Skala : tidak/kurang sehat
1. 2
Ancaman kesehatan
1
Keadaan sejahtera
1
Kemungkinan masalah dapat diubah
2
Skala : Mudah
2. 1
Sebagian
0 2
Tidak dapat
No. Kriteria Skor Bobot
Potensial masalah untuk dicegah
3 1
Skala : Tinggi
3. 2
Cukup
1
Rendah
1
Menonjolnya masalah
2
Skala : masalah berat, harus segera ditangani
4. 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
0
Masalah tidak dirasakan

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :


Kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena
perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga
Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :
• Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
• Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
• Sumber daya perawat : pengetahuan, ketrampilan, waktu
• Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :
• Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
• Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

• Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
• Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah

Untuk kriteria ketiga perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
menilai masalah keperawatan tersebut

Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Didasarkan pada yang mempunyai skor tertinggi sampai dengan skor terendah
2. Perawat mempertimbangkan pula persepsi keluarga terhadap masalah
keperawatan mana yang menurut keluarga perlu diatasi segera

PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Mencakup tujuan umum dan khusus dilengkapi dengan kriteria dan standar yang
mengacu pada penyebab.
2. Rencana tindakan meliputi kegiatan yang bertujuan :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
• Memberikan informasi yang tepat
• Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
• Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara :
• Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
• Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga
• Mendiskusikan tentang kosekuensinya dari tiap tindakan
c. Memberi kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :
• Mendemonstrasikan cara perawatan
• Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
• Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara/memodifikasi lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
• Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
• Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada


disekitarnya, dengan cara :
• Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga
• Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga :


1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang
sesuai dengan kondisi klien
2. kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan
panca indra perawat yang objektif
3. Disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan
mengarah ke kemandirian klien untuk meminimalisasi tingkat ketergantungan
4. diarahkan untuk mengubah pengetahuan (), sikap (afektif) dan tindakan keluarga
(psikomotor)
5. perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung
jawab akhir dan merupakan cara menghormati dan menghargai keluarga serta
keluarga tidak menentang terhadap apa yang akan dilakukan perawat.

Metode sederhana dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga


Diagnosa keperawatan Rencana asuhan keperawatan
Masalah (P) ---- digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus
atau tupan-tupen
Penyebab (E) ---- digunakan untuk merumuskan kriteria standar/hasil
yang diharapkan sebagai tolak ukur suatu
I keberhasilan
Tanda (S) I
Selanjutnya merumuskan rencana tindakan kepera
watan keluarga

D. IMPLEMENTASI
- perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan yang menjadi
tim perawatan kesehatan dirumah (home care)
- Peran perawat sebagai koordinator tetapi dapat juga sebagai pelaksana asuhan
keperawatan
- Melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis keperawatan)
meliputi : waktu, topik, siapa pelaksananya, sasaran keluarga, peralatan
- Tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis
- Harus sesuai dengan rencana dan kontrak yang telah dilakukan
- Materi : sesuai tujuan yang diharapkan
- Media : sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga agar
diperoleh efektifitas yang maksimal, yaitu :
Brosur/leaflet yang dibuat sendiri oleh perawat
Buku
Poster
Rekaman audio atau video, dll
- Buat rencana kegaiatan yang terstruktur agar diperoleh hasil yang efektif dan
efisien
- Rencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat derdasarkan
rencana tindakan yang telah dibuat
- Impkementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri, perawat, anggota tim kesehatan,
keluarga lain dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan keluarga

E. EVALUASI
- Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang
ditetapkan
- Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagian disusun rencana baru
- Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga dengan waktu
yang sesuai dengan kondisi keluarga
- Disusun menggunakan SOAP yaitu
S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga setelah
implementasi
O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan
pengamatan langsung setelah implementasi
A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan pada
rencana keperawatan
P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
- Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif yang bertujuan
untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan dan kontrak pelaksanaan sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk
menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan dengan
maksud apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan
perubahan intervensi atau dihentikan.
Format evaluasi formatif dan sumatif

Tanggal & waktu 30 Juli 2007


No. Dx 1 Kolom 2 C
S:
O:
Evaluasi
A:
P:

Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini



Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini

Bagaimana harapan keluarga terhadap anak

Gunakan skala DDST

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

c. Keluarga dengan anak prasekolahStimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama
dirumah dan adakah sarana stimulasinya

Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group

Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap
hari

Siapakah orang yang setiap hari bersama anak

Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini

Bagaimana harapan keluarga terhadap anak

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

d. Keluarga dengan anak sekolahBagaimana karakteristik teman bermain

Bagaimana lingkungan bermain

Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah

Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya

Bagaimana temperamen anak saat ini

Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang

Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak

Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini

Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah

Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah

Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain

Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini

Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya

Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

e. Keluarga dengan anak usia remajaBagaimana karakteristik teman di sekolah atau di
lingkungan rumah

Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang

Bagaimana perilaku anak selama di rumah

Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau bermain

Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah

Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak

Apa kegiatan diluar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa lama dan dimana

Apa kebiasaan anak dirumah

Apakah fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri

Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak

Siapa yang menjadi figur bagi anak

Seberapa besar peran yang menjadi figur bagi anak

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)Bagaimana karakteristik pasangan anaknya



Bagaimana hubungan anak dengan orang tua dan mertua setelah menikah

Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua


Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya dan
berapalama/frekuensi anak bertemu dengan orang tuaBagaimana hubungan antara
anak yang telah menikah dengan adiknya

Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah

Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

g. Keluarga usia bayaBagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah

Bagaimana hubungan anak dengan orang tua

Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan keluarga

Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak lagi serumah

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

h. Keluarga lansiaBagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal
pasangannya

Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah

Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak

Adakah orang yang menemani setiap hari

Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA1. Pengelompokan DataData hasil
pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif setiap
kelompok diagnosis keperawatan2. Perumusan Diagnosa Keperawatan- Perumusan
diarahkan pada individu dan atau keluarga- Komponennya terdiri dari P, E dan S-
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah
disepakati,terdiri dari :a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusiayang dialami oleh keluarga atau anggota
keluargab. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah denganmengacu pada lima tugas keluarga : mengenal masalah,
mengambil keputusan yang tepat,merawat anggota keluarga,
memelihara/memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatanc.
Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat
darikeluarga secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung masalah atau
penyebabTipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu :

1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga
danmemerlukan bantuan dari perawat dengan segera2. Diagnosis risiko/risiko tinggi
adalah masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi tandauntuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segeramendapat
bantuan3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telahmampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatanyang memungkinkan dapat ditingkatkanContoh perumusan
diagnosa keperawatan :a. Diagnosa Aktual1. Gangguan pemenuhan kebutuhan
istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak K berhubungandengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dantidur2. Perubahan
peran menjadi orang tua tunggal pada Bapak I berhubungan denganketidakmampuan
keluarga mengenal masalah peran orang tua tunggal setelah istrinyameninggal3.
Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas gerak pada anak S keluarga Bapak
Tberhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang
aman untuk latihan berjalan bagi anak Sb. Diagnosa Risiko/risiko tinggi1. Risiko
terjadinya serangan berulang yang berbahaya pada Lansia Ibu R keluarga Bapak
Mberhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan(Puskesmas) yang dekat dengan tinggal keluarga2. Risiko
tinggi gangguan perkembangan balita D pada keluarga Bapak N
berhubungandengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi pada balita3.
Risiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remaja keluarga Bapak P
berhubungandengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
yang tepat bagi anak remajanyac. Diagnosa Potensial1. Potensial peningkatan
kesejahteraan Ibu C yang sedang hamil pada keluarga Bapak Q2. Potensial
peningkatan status kesehatan balita anak G pada kelg. Bapak H3. Potensial tumbuh
kembang yang optimal bagi anak K pada kelg. Bapak LD. PENILAIAN (SKORING)
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Skoring dilakukan bila diagnosa keperawatan lebih
dari satu2. Proses skoring menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya (1978),dengan cara :
• Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh perawat

• Skor dibagi dengan skor tertinggi dikalika


n dengan bobotSkor yang diperoleh--------------------------- x bobotskor tertinggi
• Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5)

Keluarga bapak D (37tahun) mempunyai 2 orang anak sekolah dan 1 balita. Anak
pertama Bapak D, laki-laki (anak F) berusia 11tahun, duduk dikelas 6sekolah negeri ,
sedang adiknya , perempuan berusia 8tahun, duduk di kelas 3 sekolah swasta.
Kedua anak Bapak D, giginya sudah permanen walaupun belum lengkap. Kedua
anak bapak D seringkali lupa gosok gigi terutama saat menjelang tidur. Anak
perempuan Bapak D anak S ) sering Mengeluh sakit gigi, istrinya bapak D hanya
menganjurkan kumur-kumur air garam jika rasa nyeri gigi itu datang. Menurut kedua
anak Bapak D rata-rata teman-temannya disekolah mengeluh sering Sakit gigi juga.
Petugas UKS dari Puskesmas sesekali datang untuk memeriksa kesehatan di
sekolah. PT. Unilever juga pernah datang untuk mengajarkan cara sikat gigi dan
membagi produk berupa pasta gigi pada siswa. Berat badan Anak kedua dari bapak D
adalah 18 kg, dan kurang nafsu makan, dan sering mengalami kurang tidur dan sering
Terbangun pada malam hari, dan Sulit berkonsentrasi pada saat belajar sehingga
prestasi belajar menurun

Perubahan pemelihara
an kesehatan
Ketidakmampuan ke
luarga dalam mengen
ali masalah
kesehatan pada
anak S Perubahan po
la
nutrisi
kurang dAri
kebutuhan
ketidakmampuan
keluarg
a
memen
uhi

a
s
u
p
a
ng
izi
y
a
ng mem
a
d
ai

S-ar putea să vă placă și