Sunteți pe pagina 1din 7

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X

Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Layanan Pinjam


Meminjam Berbasis Teknologi Informasi Dihubungkan dengan
Prinsip Transparansi dalam Mekanisme Financial Technology di
Indonesia
Supervision of The Financial Services Authority Against Loan Borrowing Service
Based Information Technology is Linked to The Principle of Transparency in The
Mechanisms of Financial Technology in Indonesia
1
Raisa Venalia 2Ratna Januarita
1,2
Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1raisaaven@yahoo.com 2 ratna.januarita@gmail.com

Abstract. The study of this Thesis are against the supervision of the financial services authority to the
services Loan borrowing money Based on information technology is linked to the principle of transparency
in the mechanisms of fintech in Indonesia. With regard to the institutions mandated to run the oversight
function was arranged in POJK No. 77/POJK. 01/2016 about borrowing money and loan Services Based on
information technology. Fintech implementation in practice has not been fully in accordance with one of the
companies where POJK fintech still deviate from existing rules. The mechanism of the use of the application
that created the data access that is too broad for application providers and its use is not limited to, may
threaten privacy. This research uses research methods with normative juridical review of secondary data in
the area of law that deals with the things that become a problem in this research by using descriptive analysis
research. Data collection techniques or methods used by the study of librarianship. By using the method of
analysis of qualitative data, then the data obtained are arranged systematically. The results of this research
show that Surveillance OJK against P2P Lending in Fintech mechanisms in Indonesia related to the existence
of the company-based fintech is so minimal. The lack of oversight-related rules are also a threat for consumer
protection enforcement fintech in Indonesia. The application of sanctions by the company against the fintech
OJK violation will incur administrative sanctions against the organisers in the form of a written warning,
fines, restrictions on business activities as well as the revocation of the permit.
Keywords: Supervision, OJK, The Financial Technology.

Abstrak. Kajian Skripsi ini adalah terhadap pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dihubungkan dengan prinsip transparansi dalam mekanisme
fintech di Indonesia.Adapun lembaga yang diamanatkan untuk menjalankan fungsi pengawasan tersebut
diatur dalam POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi. Dalam praktiknya pelaksanaan fintech belum sepenuhnya sesuai dengan POJK dimana salah satu
perusahaan fintech masih menyimpang dari aturan yang ada.Mekanisme penggunaan aplikasi yang
menciptakan akses data yang terlalu luas bagi penyedia aplikasi dan penggunaannya yang tidak terbatas,
dapat mengancam kerahasiaan pribadi.Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif
dengan mengkaji data-data sekunder di bidang hukum yang berkaitan dengan hal-hal yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini dengan menggunakan penelitian deskriptif analisis.Metode atau teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi kepustakaan.Dengan menggunakan metode analisis
data kualitatif, kemudian data yang diperoleh disusun secara sistematis.Hasil penelitian ini memperlihatkan
bahwa Pengawasan OJK terhadap P2P Lending dalam mekanisme Fintech di Indonesia terkait dengan
eksistensi perusahaan berbasis fintech tersebut sangat minim.Minimnya aturan terkait pengawasan tersebut
juga menjadi ancaman tersendiri bagi penegakan hukum perlindungan konsumen fintech di
Indonesia.Penerapan sanksi oleh OJK terhadap perusahaan fintech yang melakukan pelanggaran akan
dikenai sanksi administratif terhadap penyelenggara berupa peringatan tertulis,denda,pembatasan kegiatan
usaha serta pencabutan izin.
Kata Kunci : Pengawasan, OJK, Financial Technology.

A. Pendahuluan oleh semakin pesatnya perkembangan


teknologi dan internet yang tidak hanya
Penelitian ini dilatarbelakangi

163
164 | Raisa Venalia, et al.

merambah industri perdagangan, tetapi perekonomian nasional yang mampu


juga pada industri keuangan Indonesia. tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,
Hal tersebut ditandai dengan hadirnya diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa
sistem keuangan berbasis teknologi keuangan yang terselenggara secara
yang populer dengan istilah financial teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
technology atau disingkat fintech. serta mampu mewujudkan sistem
Seiring dengan perkembangan fintech keuangan yang tumbuh secara
yang terus meningkat hingga saat ini, berkelanjutan dan stabil, dan mampu
tentu harus diimbangi dengan regulasi melindungi kepentingan konsumen dan
dan pengawasan yang jelas terhadap masyarakat.1 Otoritas Jasa Keuangan,
beroperasinya fintech tersebut. Adapun yang selanjutnya disingkat OJK, adalah
lembaga yang diamanatkan untuk lembaga yang independen dan bebas
menjalankan fungsi pengawasan dari campur tangan pihak lain, yang
tersebut yaitu Otoritas Jasa Keuangan mempunyai fungsi, tugas, dan
sebagaimana diatur dalam Peraturan wewenang pengaturan, pengawasan,
Otoritas Jasa Keuangan Nomor pemeriksaan, dan penyidikan
77/POJK.01/2016 tentang Layanan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Undang ini.2
Teknologi Informasi. Dalam praktiknya Lembaga Otoritas Jasa Keungan
pelaksanaan fintech belum sepenuhnya (OJK) telah didirikan dengan Undang-
sesuai dengan POJK dimana salah satu Undang No 21 tahun 2011 akan
perusahaan fintech masih menyimpang diberlakukan mulai 1 Januari 2013,
dari aturan yang ada. Mekanisme dengan tugas untuk mengawasi
penggunaan aplikasi tersebut lembaga keuangan baik bank maupun
menciptakan akses yang terlalu luas non bank. Lembaga ini didirikan sesuai
bagi penyedia aplikasi dan dengan amanat pasal 34 UU No 23
penggunaannya yang tidak terbatas, tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
sehingga dapat mengancam kerahasiaan Otoritas Jasa Keuangan
pribadi. mengatur lebih lanjut mengenai
Penelitian ini bertujuan untuk financial technology, Pasal 5 UU OJK
mengetahui pengawasan Otoritas Jasa menjelaskan fungsi dari OJK. Adapun
Keuangan terhadap perusahaan fintech Pasal 5 tersebut berbunyi: “OJK
dihubungkan dengan prinsip berfungsi menyelenggarakan sistem
transparansi dalam mekanisme fintech pengaturan dan pengawasan yang
di Indonesia serta untuk mengetahui terintegrasi terhadap keseluruhan
penerapan sanksi oleh Otoritas Jasa kegiatan di dalam sektor jasa
Keuangan terhadap perusahaan fintech keuangan.”3
yang melakukan pelanggaran Fungsi pengawasan lembaga
berdasarkan POJK Nomor jasa keuangan yang dijalankan oleh
77/POJK.01/2016 tentang Layanan OJK dengan itu OJK menerbitkan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis regulasi terkait salah satu produk
Teknologi Informasi. fintech yaitu Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam
B. Landasan Teori
Uang Berbasis Teknologi Informasi. 4
Untuk mewujudkan

1 3
Undang-undang Nomor 21 Tahun Ibid, Pasal 5.
4
2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Nuzul Rahmayani, “Tinjauan Hukum
2
Ibid, Pasal 1 Angka 1 Perlindungan Konsumen Terkait Pengawasan

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Layanan... | 165

Menurut National Digital yang terakhir ini akan mengembalikan


Research Centre (NDRC), Fintech sejumlah uang yang sama dengan jenis
adalah istilah yang digunakan untuk dan mutu yang sama pula.8
menyebut suatu inovasi di bidang jasa
finansial. Kata Fintech sendiri berasal C. Hasil Penelitian dan
dari kata financial dan technology yang Pembahasan
mengacu pada inovasi finansial dengan
sentuhan teknologi modern.5 1. Pengawasan Otoritas Jasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Keuangan terhadap
Indonesia pengawasan berasal dari kata perusahaan fintech
“awas” yang artinya memperhatikan dihubungkan dengan prinsip
baik-baik, dalam arti melihat sesuatu transparansi dalam
dengan cermat dan seksama, tidak ada mekanisme fintech di
lagi kegiatan kecuali memberi laporan Indonesia
berdasarkan kenyataan yang Sebagai otoritas yang
sebenarnya dari apa yang di awas. berwenang mengawasi perusahaan
Pengawasan adalah suatu proses untuk fintech di Indonesia, hingga saat ini
menetapkan pekerjaan apa yang di OJK baru menerbitkan regulasi
jalankan, dilaksanakan, atau pengawasan perusahaan fintech terkait
diselenggarakan itu dengan apa yang pengawasan salah satu produk fintech
dikehendaki, direncanakan atau yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
diperhatikan.6 Nomor 77/POJK.01/2016 tentang
Prinsip Transparansi merupakan Layanan Pinjam Meminjam Uang
salah satu dari prinsip Otoritas Jasa Berbasis Teknologi Informasi dan Surat
Keuangan, yang mana membuka diri Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
terhadap hak pemangku kepentingan 18/SEOJK.02/2017 Tentang Tata
untuk memperoleh informasi yang Kelola dan Manajemen Risiko
benar, jujur, dan tidak diskriminatif, Teknologi Informasi Pada Layanan
dengan tetap memperhatikan hak asasi Pinjam Meminjam Uang Berbasis
pribadi dan golongan, termasuk rahasia Teknologi Informasi . Hal ini tentu saja
sebagaimana ditetapkan dalam sangat tidak memadai karena
peraturan perundang-undangan.7 banyaknya kategori bentuk kegiatan,
Definisi pinjam-meminjam dan kemungkinan aktifitas yang bisa
menurut Pasal 1754 KUHPerdata dilakukan oleh perusahaan fintech
adalah suatu perjanjian dengan mana tersebut.
pihak yang satu memberikan kepada Pelaksanaan fintech pasalnya
pihak yang lain suatu jumlah tertentu belum sepenuhnya sesuai dengan
barang-barang yang habis karena Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
pemakaian, dengan syarat bahwa pihak dimana perusahaan fintech masih ada
yang menyimpang dari aturan yang ada

6
Perusahaan Berbasis Financial Technology di Prayudi, Hukum Administrasi Negara,
Indonesia”, Pagaruyuang Law Journal, Vol.2, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981, Hlm.80.
7
No.1, Juli 2018, Hlm.27. Tata Kelola Otoritas Jasa Keuangan,
5 https://www.ojk.go.id/id/tentang-
Mengenal FinTech, Inovasi Sistem
Keuangan di Era Digital, ojk/Pages/Tata-Kelola.aspx ,diakses pada
https://www.maxmanroe.com/mengenal- tanggal 11 Oktober 2018
8
fintech-inovasi-sistem-keuangan-di-era- Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
digital.html ,diakses pada tanggal 1 Oktober Pasal 1754
2018.

Ilmu Hukum
166 | Raisa Venalia, et al.

antara lain Dana Rupiah dan POJK Nomor 77/POJK.01/2016


UangTeman. Karena dalam Tentang Layanan Pinjam Meminjam
menjalankan usahanya Dana Rupiah Uang Berbasis Teknologi Informasi
(perusahaan fintech) yang telah adalah sebagai berikut :“Memastikan
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan tersedianya proses autentikasi,
yang secara langsung telah diawasi oleh verifikasi, dan validasi yang
Otoritas Jasa Keuangan, dalam mendukung kenirsangkaan dalam
memberikan layanan pinjam meminjam mengakses, memproses, dan
uang, perusahaan tersebut masih tidak mengeksekusi data pribadi, data
sesuai dengan peraturan yang ada. transaksi, dan data keuangan yang
Permasalahan yang timbul dari tata cara dikelolanya.”10
pengunduhan aplikasi layanan pinjam Sebagai otoritas yang
meminjam uang berbasis teknologi mengawasi perbankan maupun industri
informasi tersebut mekanisme keuangan non-bank (IKNB), Otoritas
pengunduhan penggunaan aplikasinya Jasa Keuangan juga harus melakukan
menciptakan akses yang terlalu luas pengawasan terhadap fintech. Sebab,
bagi penyedia aplikasi dan fintech yang mengantongi izin dari OJK
penggunaannya yang tidak terbatas, pun disinyalir melakukan pelanggaran,
sehingga dapat mengancam kerahasiaan seperti perlindungan nasabah dan cara
pribadi. Sebelum penerima pinjaman penagihan yang mengintimidasi serta
akan mengadakan perjanjian, pada saat permintaan data yang terlalu luas untuk
akan mengunduh sudah menginput mengajukan pinjaman di aplikasi
semua data, belum tentu penerima smartphone pengguna. Dalam POJK
pinjaman tersebut akan masuk kedalam tersebut pun dijelaskan, seharusnya
perjanjian, jadi setelah membatalkan setiap fintech peer to peer lending yang
data awal penerima pinjaman tersebut telah terdaftar atau berizin dari OJK
sudah masuk. Informasi konsumen telah diberikan larangan untuk
yang dikumpulkan oleh pelaku usaha mengakses daftar kontak, berkas
dapat disalahgunakan tanpa gambar dan informasi pribadi dari
sepengetahuan atau izin konsumen smartphone Pengguna fintech peer to
yang menimbulkan persoalan peer lending yang tidak berhubungan
pelanggaran privacy.9 Akses data yang langsung dengan pengguna. Tanpa
terlalu luas pada saat pengunduhan adanya pembatasan, bunga pinjaman
aplikasi tersebut melanggar ketentuan yang dipatok juga menyulitkan
di Peraturan Otoritas Jasa Keuangan pengguna, serta biaya administrasi yang
Nomor 77/POJK.01/2016 yang terdapat besar dan cara penagihannya yang tidak
di dalam Pasal 19 ayat (4). Apalagi di memiliki kode etik.11 Tetapi
era Informasi ini keamanan dan Penyelenggara masih saja meminta data
kerahasiaan data sangatlah penting. diri pengguna sangat luas sehingga
Dalam hal kerahasiaan data kewajiban mengancam para pengguna Layanan
penyelenggara salah satunya Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi
sebagaimana didalam Pasal 26 huruf b Informasi tersebut.

9
Abdul Halim Barkatullah, Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
“Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Informasi, Pasal 26 huruf b.
11
Transaksi E-Commerce Lintas Negara Di Karnoto Mohamad,”Sepak Terjang
Indonesia”, Pasca Sarjana FH UII, Fintech & Loyalitas Nasabah Bank”, Info Bank,
Yogyakarta,2009, Hlm.42. No.487, Januari 2019, Vol. XL, Hlm.18.
10
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Layanan... | 167

Oleh sebab itu, OJK perlu terkait pengawasan salah satu produk
membuat aturan yang jauh lebih fintech yaitu Peraturan Otoritas Jasa
lengkap dan mampu mengakomodir Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016
berbagai kemungkinan terkait sistem tentang Layanan Pinjam Meminjam
pengawasan fintech yang tidak Uang Berbasis Teknologi Informasi.
sederhana di Indonesia. Terkait dengan Sementara, ada begitu banyak
pengawasan, salah satu hal yang sangat perusahaan dan jenis kegiatan yang
mendasar yang harus menjadi perhatian dapat dilakukan oleh perusahaan
OJK adalah terkait “Transparansi”. berbasis fintech yang dapat diakses
Terkait dengan masalah transparansi secara mudah oleh jutaan rakyat
tersebut, setidaknya ada beberapa hal Indonesia saat ini.12
yang harus menjadi perhatian mendasar Alasan lain yang
oleh OJK. Pertama, terkait kewajiban melatarbelakangi belum berjalannya
seluruh perusahaan fintech untuk pengawasan secara penuh adalah belum
mendaftarkan badan usahanya kepada adanya departemen dibawah OJK yang
OJK. Hal ini telah diatur dalam secara khusus menangani fintech
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana BI Fintech Office dibawah
Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Bank Indonesia. Saat ini OJK sedang
Layanan Pinjam Meminjam Uang mendesain struktur organisasi dalam
Berbasis Teknologi Informasi. Kedua, rangka pengembangan dan pengawasan
terkait kewajiban seluruh perusahaan fintech . Hal ini dimaksudkan untuk
fintech untuk melaporkan secara rutin menemukan formulasi yang tepat
mengenai kondisi bisnisnya kepada terkait dengan pelaksanaan pengaturan
OJK, termasuk transparansi mengenai serta pengawasan terhadap fintech di
dana yang dikelolanya. Ketiga, terkait Indonesia agar selaras dengan tujuan
dengan instrumen khusus mengenai pembangunan yang ingin dicapai dalam
perlindungan konsumen serta bidang ekonomi. Terkait dengan hal ini,
kerahasiaan data. Jadi, sistem Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH)
pengawasan perusahaan berbasis terus mendorong pembentukan
fintech sangat berkaitan dengan departemen fintech di OJK agar dapat
permasalahan hukum perlindungan menyelesaikan persoalan-persoalan
konsumen. Karena salah satu kunci agar fintech, khususnya P2P lending, sebagai
konsumen dapat terlindungi hak- tindak lanjut dan komitmen regulator
haknya adalah berasal dari sejauh mana pasca diterbitkannya POJK
13
regulasi terkait pengawasan dan sistem 77/POJK.01/2016.
pengawasan yang dilakukan pemerintah Pelaksanaan pengawasan
(dalam hal ini OJK) terkait perusahaan terhadap fintech termasuk P2P Lending
fintech itu sendiri. Faktanya, hingga tidak terlepas dari peran AFTECH.
saat tulisan ini dibuat, regulasi yang AFTECH menjembatani pelaku usaha
mengatur perusahaan berbasis fintech dengan regulator untuk memberikan
ini masih sangat sedikit. Otoritas Jasa rekomendasi best practice dalam rangka
Keuangan selaku otoritas pengawas, pembuatan regulasi yang mampu
baru memiliki 1 (satu) buah regulasi menyokong pertumbuhan industri.
pengawasan perusahaan fintech, yaitu AFTECH juga memiliki satuan tugas

12 13
Nuzul Rahmayani, “Tinjauan Ernama Santi, “Pengawasan Otoritas
Hukum Perlindungan Konsumen Terkait Jasa Keuangan Terhadap Financial Technology
Pengawasan Perusahaan Berbasis Financial Di Indonesia (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Technology di Indonesia”, Pagaruyuang Law Nomor 77/POJK.01/2016), Diponegoro Law
Journal, Vol.2, No.1, Juli,2018. Journal, Vol.6, No.3, Tahun 2017.

Ilmu Hukum
168 | Raisa Venalia, et al.

berbagai sektor fintech seperti payment, 2. Sanksi administratif


lending, capital market, insurtech, sebagaimana dimaksud pada ayat
cybersecurity, dan financial inclusion (1) huruf b sampai dengan huruf
working group yang mengadakan d, dapat dikenakan dengan atau
dikusi regular untuk menanggapi isu- tanpa didahului pengenaan
isu teknis fintech yang sedang sanksi administratif berupa
berkembang. AFTECH juga peringatan tertulis sebagaimana
menyediakan database dan riset sebagai dimaksud pada ayat (1) huruf a.
16
bahan pengetahuan dari industri fintech
kepada para anggota. 14 3. Sanksi administratif berupa
2. Penerapan sanksi oleh denda sebagaimana dimaksud
Otoritas Jasa Keuangan pada ayat (1) huruf b dapat
terhadap perusahaan fintech dikenakan secara tersendiri atau
yang melakukan pelanggaran secara bersama-sama dengan
berdasarkan POJK Nomor pengenaan sanksi administratif
77/POJK.01/2016 tentang sebagaimana dimaksud pada ayat
Layanan Pinjam Meminjam (1) huruf c dan huruf d. 17
Uang Berbasis Teknologi
Informasi Penerapan sanksi yang
Otoritas Jasa Keuangan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
tentunya telah memiliki tindakan sudah berjalan tetapi tidak memadai
tertentu untuk mengurangi pelanggaran karena dalam menjalankan penegakkan
terhadap peraturan perundang- sanksinya belum sesuai dengan
undangan mengenai perusahaan fintech Peraturan yang berlaku dan penegakkan
yang melakukan pelanggaran. Sesuai hukumnya belum efektif dalam
dengan Peraturan Otoritas Jasa menjalankannya.
Keuangan Nomor 77/POJK.01/206
Tentang Layanan Pinjam Meminjam D. Kesimpulan
Uang Berbasis Teknologi Informasi
Berdasarkan penelitian yang
mengenai sanksi Pasal 47 adalah
penulis lakukan, maka Penulis menarik
sebagai berikut :
kesimpulan dan kemudian memberikan
1. Atas pelanggaran kewajiban dan
saran-saran sebagai berikut :
larangan dalam peraturan OJK
ini, OJK berwenang mengenakan 1. Pengawasan Otoritas Jasa
sanksi administratif terhadap Keuangan terhadap perusahaan
Penyelenggara berupa: fintech dihubungkan dengan
prinsip transparansi dalam
a. Peringatan tertulis; mekanisme fintech di Indonesia
b. Denda, yaitu kewajiban sudah berjalan dengan
untuk membayar sejumlah mengikuti Peraturan Otoritas
uang tertentu; Jasa Keuangan Nomor
c. Pembatasan kegiatan usaha; 77/POJK.01/2016 tentang
dan Layanan Pinjam Meminjam
d. Pencabutan izin. 15 Uang Berbasis Teknologi
Informasi, akan tetapi dalam

14
Ibid. Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
15
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Informasi, Pasal 47 ayat (1).
16
Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Ibid, Pasal 47 ayat (2)
17
Ibid, Pasal 47 ayat (3).

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Layanan... | 169

pelaksanaannya belum Jurnal :


memadai. Hal ini tentu saja Ernama Santi, “Pengawasan Otoritas
sangat tidak memadai karena Jasa Keuangan Terhadap
banyaknya kategori bentuk Financial Technology Di
kegiatan, dan kemungkinan Indonesia (Peraturan Otoritas
aktifitas yang bisa dilakukan Jasa Keuangan Nomor
oleh perusahaan fintech tersebut. 77/POJK.01/2016), Diponegoro
keseluruhan industri fintech, Law Journal, Vol.6, No.3, Tahun
sehingga memiliki acuan khusus 2017
dalam menjalankan kegiatan Karnoto Mohamad,”Sepak Terjang
usahanya Fintech & Loyalitas Nasabah
2. Penerapan sanksi oleh Otoritas Bank”, Info Bank, No.487,
Jasa Keuangan terhadap Januari 2019, Vol. XL.
perusahaan fintech yang Nuzul Rahmayani, “Tinjauan Hukum
melakukan pelanggaran, Perlindungan Konsumen Terkait
berdasarkan Peraturan Otoritas Pengawasan Perusahaan Berbasis
Jasa Keuangan Nomor Financial Technology di
77/POJK.01/2016 tentang Indonesia”, Pagaruyuang Law
Layanan Pinjam Meminjam Journal, Vol.2, No.1, Juli 2018.
Uang Berbasis Teknologi
Informasi dikenai sanksi
sebagaimana terdapat dalam Peraturan Perundang-undangan :
Pasal 47 yaitu mendapatkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
sanksi administratif terhadap Pasal 1754
Penyelenggara berupa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
peringatan tertulis, denda yaitu Nomor 77/POJK.01/2016
kewajiban untuk membayar Tentang Layanan Pinjam
sejumlah uang tertentu, Meminjam Uang Berbasis
pembatasan kegiatan usaha serta Teknologi Informasi
pencabutan izin. Penegakkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
sanksi belum sesuai dengan Tentang Otoritas Jasa Keuangan
Peraturan yang berlaku, agar
penegakkan hukumnya efektif,
Internet :
dikenai sanksi administratif
tetapi belum sesuai dengan Mengenal FinTech, Inovasi Sistem
dengan Peraturan yang berlaku. Keuangan di Era Digital,
https://www.maxmanroe.com/m
Daftar Pustaka engenal-fintech-inovasi-sistem-
keuangan-di-era-digital.html.
Buku : Tata Kelola Otoritas Jasa Keuangan,
Abdul Halim Barkatullah, “Perlindungan https://www.ojk.go.id/id/tentang
Hukum Bagi Konsumen Dalam -ojk/Pages/Tata-Kelola.aspx.
Transaksi E-Commerce Lintas
Negara Di Indonesia”, Pasca
Sarjana FH UII,
Yogyakarta,2009, Hlm.42.
Prayudi, Hukum Administrasi Negara,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981,
Hlm.80.

Ilmu Hukum

S-ar putea să vă placă și