Sunteți pe pagina 1din 161

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA

NY. N G1P0A0 UMUR 24 TAHUN HAMIL 40+3 MINGGU


DENGAN KALA I LAMA DI RSUD
KOTA SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akhir
pendidikan Diploma 3 Kebidanan

Disusun Oleh:
Risqi Novitasari
NIM B14083

PROGAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA


NY. N G1P0A0 UMUR 24 TAHUN HAMIL 40+3 MINGGU
DENGAN KALA I LAMA DI RSUD
KOTA SURAKARTA

Diajukan Oleh :
Risqi Novitasari
NIM B 14083

Telah diperiksa dan disetujui


pada tanggal ………….

Pembimbing

Wijayanti.SST, M.Kes
NIK. 201284105

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA


NY. N G1P0A0 UMUR 24 TAHUN HAMIL 40+3 MINGGU
DENGAN KALA I LAMA DI RSUD
KOTA SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :
Risqi Novitasari
NIM B 14 083

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Ujian Akhir Program 3 Kebidanan
Pada tanggal ………………...

PENGUJI I PENGUJI II

Muthiah Rissa Pratiwi S,ST, M.Kes Wijayanti, SST, M.Kes


NIK. 201487131 NIK. 201284105

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D 3 Kebidanan

Siti Nurjanah, SST., M.Keb


NIK. 201188093

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny. N
+3
G1P0A0 Umur 24 Tahun Hamil 40 Minggu dengan kala I lama Di RSUD Kota
Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari program Studi D 3 Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselsaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.M.Kep, selaku ketua Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, S.ST, M.Keb, selaku Ka Prodi D 3-Kebidanan Stikes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Wijayanti,S.ST, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Dr. Willy Handoko Widjaja, MARS, yang telah bersedia memberikan ijin
pada penulis dalam pengambilan data
5. Ny. N yang bersedia menjadi pasien dalam pengambilan studi kasus
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D 3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelsaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta , 2017
Penulis

iv
Program Studi D 3 Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
Risqi Novitasari

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA


NY. N G1P0A0 UMUR 24 TAHUN HAMIL 40+3 MINGGU
DENGAN KALA I LAMA DI RSUD
KOTA SURAKARTA

xi + 116 Halaman + 11 Lembar

INTISARI

Latar belakang: Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)


tahun 2012 yaitu menurunkan AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 25 per
1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah
penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %, preeklampsi/eklampsi 24 % dan
infeksi 11%. Faktor penyebab lain yaitu, komplikasi masa puerperium 8 %, abortus 5
% dan lain-lain sebanyak 42 %. Angka kejadian kasus pada kala 1 lama di RSUD
Kota Surakarta berjumlah 68 (12,83%).
Tujuan: Agar dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengankala I
lama sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
Metode Penelitian : Jenis studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif,lokasi
studi kasus diambil di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 17 – 18 Maret 2017
dengan Ny. N sebagai subyek studi kasus. Alat yang digunakan adalah format asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan 7 langkha Varney. Teknik pengumpulan data
dengan cara pengambilan data primer (wawancara, observasi, pemeriksaan fisik) dan
data sekunder (studi dokumentasi dan studi kepustakaan).
Hasil Pengkajian : Asuhan kebidanan pada Ny. N meliputi menganjurkan ibu
istirahat, observasi keadaan umum, vital sign, pemeriksaan kemajuan persalinan
setiap 4 jam, His dan DJJ setiap 30 menit, inform consent untuk tindakan induksi,
memasang infus D5% + 5 IU oksitosin drip yang dimulai dari tetesan 8 tetes per
menit yang dinaikkan 4 tetes dengan interval 30 menit sampai tetesan terakhir 20
tetes per menit. Sehingga didapatkan hasilnya persalinan dapat berlangsung normal
dengan jenis kelamin bayi laki-laki, BB : 3100 gram, PB : 48 cm, LK ; 34 cm, LD :
32 cm, LLA : 11 cm, Apgar Score 8-9-10, anus (+), cacat (-), pada janin terdapat
trauma cerebri dan pada ibu terdapat laserasi.
Kesimpulan : Studi kasus Ny. N dengan kala I lama terdapat kesenjangan antara
teori dan kasus pada antisipasi atau tindakan segera, namun persalinan tetap dapat
berlangsung lancar sesuai dengan rencana.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Persalinan, Induksi, Kala I Lama


Kepustakaan : 19 Literatur ( 2009 s/d 2015).

vi
MOTTO

1. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya


bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (QS. Al-Insyirah, 6-8).
2. Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak
akan berubah dengan sendirinya tanpa usaha.
3. Sesuatu akan menjadi kebanggaan, jika sesuatu itu dikerjakan, dan bukan
hanya dipikirkan. Sebuah cita – cita akan menjadi kesuksesan, jika kita
awali dengan bekerja untuk mencapainya. Bukan hanya menjadi impian.
4. Do the best, be good, then you will be the best.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayat-Nya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. Bapak dan Ibu tercinta serta Kakak, Adik, Kakek dan Nenekku tersayang,
terimakasih atas doa dan restunya.
3. Ibu Wijayanti, S.ST, M.Kes dan Ibu Muthiah Rissa Pratiwi S.ST, M.Kes
terima kasih karena sudah dengan sabar membimbing dan memberikan
arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat
terselesaikan.
4. Sahabatku Dian, Linda, Yesika, dan Erviana terima kasih yang selalu ada
dan teman seperjuangan terimakasih untuk dukungannya.
5. Jordy Ardika Wijaya terima kasih atas dukungan serta semangat yang
diberikan selama ini.
6. Terima kasih almamater tercinta.

vii
CURICULUM VITAE

Nama : Risqi Novitasari


Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 30 April 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tanggan RT 22 RW 04, Tanggan, Gesi, Sragen.

Riwayat Pendidikan
1. SDN TANGGAN II Lulus tahun 2009
2. SMP N I GESI Lulus tahun 2011
3. SMA N III SRAGEN Lulus tahun 2014
4. STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA Angkatan Tahun 2014

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI........................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Studi Kasus................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus................................................................. 5
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis .............................................................................. 8
1. Pengertian Persalinan ........................................................ 8
2. Kala 1 Lama ...................................................................... 27
3. Induksi Persalinan ............................................................. 31
B. Teori Manajemen Kebidanan. .................................................. 36
C. Data Perkembangan Menggunakan SOAP ............................... 63
D. Landasan Hukum ...................................................................... 64
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ...................................................................... 65
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................... 65
C. Subyek Studi Kasus .................................................................. 65
D. Waktu Studi Kasus ................................................................... 65

ix
E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 66
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 66
G. Alat dan Bahan yang dibutuhkan ............................................. 69
H. Jadwal penelitian ..................................................................... 71
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ......................................................................... 72
B. Pembahasan .............................................................................. 106
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 112
B. Saran ........................................................................................ 115
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Surat permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 5. Surat Persetujuan ( Infom Consent )
Lampiran 6. Lembar Pedoman Wawancara ( Format Askeb)
Lampiran 7. Lembar observasi kemajuan persalinan
Lampiran 8. Lembar Partograf
Lampiran 9. Lembar Observasi Kala IV
Lampiran 10. Lembar Konsultasi
Lampiran 11. Lembar buku KIA
Lampiran 12. Lembar Dokumentasi Foto

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian ibu juga merupakan

salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan

Sustainabble Development Goals yaitu tujuan ke-3 yaitu meningkatkan

kesehatan ibu dimana target yang akan dicapaiadalah mengurangi jumlah

kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukan

penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan

target tujuan pembangunan Sustainabble Development Goals masih

membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. (Nurasiah

dkk, 2012).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 yaitu menurunkan AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup dan

AKB 25 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan target Sustainable

Development Goals (SDGs) tahun 2016 – 2030 yaitu mengurangi AKI

menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 12 per 1.000

kelahiran hidup (Prapti, 2015).

Angka kematian ibu di Indonesia bervariasi, data statistik dari Dinas

Kesehatan ProvinsiJawa Tengah tahun 2012 menyebutkan bahwa Angka

1
2

Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)adalah 116,01

per100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2012).

Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah

penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28%, preeklampsi/eklampsi

24% dan infeksi 11%. Faktor penyebab lain yaitu, komplikasi masa

puerperium 8 %, abortus 5% dan lain-lain sebanyak 42% (Depkes, 2012).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)

yangtelah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan

atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Nurasiah dkk, 2012).

Menurut Harry Oxorn & William R. Forte (2010), klasifikasi partus

lama meliputi fase laten yang memanjang, fase aktif yang memanjang pada

primigravida, fase aktif yang memanjang pada multipara. Bahaya bagi ibu

yaitu dapat terjadi atonia uteri, laserasi, Perdarahan, Infeksi, kelelahan pada

ibu, bahkan bias terjadi shock. Bahaya bagi janin asfiksia dan trauma cerebri.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di RSUD

Surakarta pada bulan Oktober 2015- Oktober 2016 jumlah total ibu bersalin

adalah 878 ibu, terdiri dari ibu bersalin patologi sebanyak 530 (60,36 %),dan

jumlah ibu bersalin normal 348 (39,63%). Komplikasi yang dialami oleh ibu

bersalin diantaranya ibu bersalin dengan ketuban pecah dini 86 (16,22%), ibu

bersalin dengan kala 1 lama 68 (12,83%), ibu bersalin dengan preeklamsia

berat 62 (11,69%), ibu bersalin dengan presentasi bokong 57 (10,75%), ibu

bersalin dengan preterm (10%), ibu bersalin dengan kala 2 lama 45 (8,49%),
3

ibu bersalin dengan preeklamsia ringan 48 (9,05%), ibu bersalin dengan

serotinus 40 (7,54%), ibu bersalin dengan eklamsia 35 (6,60%), dan ibu

bersalin dengan keadaaan lain-lain 36 (6,80%).

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul

“Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi pada Ny.N G1P0A0 Umur 24


+3
Tahun hamil 40 Minggu Dengan Kala I lama di RSUD Kota Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin


+3
Patologi pada Ny.N G1P0A0 Umur 24 Tahun Umur Hamil 40 Minggu

Dengan Kala I lama Di RSUD Kota Surakarta dengan menerapkan

manajemen kebidanan menurut varney”?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Agar dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan

Kala I lama di RSUD Kota Surakarta sesuai dengan manajemen menurut

7 langkah varney .

2. Tujuan Khusus

a. Penulis Mampu:

1) Melakukan pengkajian data dasar ibu bersalin Patologi pada Ny.

N G1P0A0 Umur 24 Tahun Hamil 40+3 minggu dengan kala I

lama di RSUD Kota Surakarta.


4

2) Menginterpretasi data, meliputi diagnosa, masalah dan

kebutuhan ibu bersalin Patologi pada Ny.N G1P0A0 Umur 24

Tahun Hamil 40+3 minggu dengan kala I lama di RSUD Kota

Surakarta.

3) Merumuskan diagnosa potensial ibu bersalin Patologi pada

Ny.N G1P0A0 Umur 24 Tahun Hamil 40+3 minggu dengan kala I

lama di RSUD Kota Surakarta.

4) Mengidentifikasi rencana tindakan ibu bersalin Patologi pada

Ny.N G1P0A0 Umur 24 Tahun Hamil 40+3 minggu dengan kala I

lama di RSUD Kota Surakarta.

5) Menyusun rencana tindakan ibu bersalin Patologi pada Ny.N

G1P0A0 umur 24 Tahun Hamil 40+3 minggu dengan kala I lama

di RSUD Kota Surakarta.

6) Melaksanakan perencanaan terhadap tindakan yang telah dibuat

untuk ibu bersalin patologi pada Ny.N G1P0A0 umur 24 Tahun

Hamil 40+3 minggu dengan kala I lama di RSUD Kota Surakarta.

7) Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan ibu bersalin

patologi pada Ny.N G1P0A0 umur 24 Tahun Hamil 40+3 minggu

dengan kala I lama di RSUD Kota Surakarta.

b. Penulis mampu mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus nyata

di lapangan pada asuhan yang diberikan ibu bersalin patologi pada

Ny.N G1P0A0 umur 24 Tahun Hamil 40+3 minggu dengan kala I lama

di RSUD Kota Surakarta.


5

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi diri sendiri

a. Menambah pengetahuan penulis tentang pelaksanaan asuhan

kebidanan pada ibu bersalin dengan kala I lama.

b. Menambah keterampilan penulis dalam penanganan kasus ibu

bersalin dengan kala I lama di masa yang akan datang.

2. Bagi Profesi

Dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan

kebidanan kepada ibu bersalin dengan kala I lama.

3. Bagi Institusi dan Instansi

a. Instiitusi

Dapat digunakan sebagai masukan bagi fasilitas pelayanan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pada ibu bersalin

dengan kala I lama.

b. Instansi

Dapat digunakan sebagai referensi dan untuk menambah

pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

dengan kala I lama.

E. Keaslian Studi Kasus

1. Rusmini (2015), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul

“Asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.A G3P2A0 dengan induksi atas

indikasi kala I lama di RSU Assalam Gemolong Sragen”, dengan


6

menggunakan metode deskriptif. Setelah dilakukan asuhan kebidanan

pada Ny.A yang meliputi menganjurkan ibu istirahat, observasi keadaan

umum, vital sign, pemeriksaan kemajuan persalinan setiap 4 jam, His dan

DJJ setiap 30 menit, inform consent untuk tindakan induksi, memasang

infuse RL + oksitosin 5IUdrip yang dimulai dari tetesan 12 tetes per

menit dinaikkan dengan interval 15 menit sampai tetesan terakhir 40 tetes

per menit. Sehingga didapatkan hasilnya persalinan dapat berlangsung

normal dengan jenis kelamin laki-laki, BB :2900 gram, PB : 47 cm, LK:

33 cm, LD : 29 cm, LLA : 11 cm, Appgar score 8-9-10, anus (+), cacat

(-), tidak terjadi komplikasi pada janin dan ibu.

2. Nana Apriliani.H (2013), UNS-F Kedokteran Prog. D III Kebidanan,

dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny.W G4P3A0

Dengan Kala 1 Lama Karena Inersia Uteri Sekunder Di RSUD Dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen”, dengan menggunakan metode deskriptif

observasional. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.W Ibu dapat

melahirkan secara normal, tidak terjadi kegawatdaruratan pada ibu dan

bayi. Setelah dilakukan kolaborasi dokter Sp.OG yaitu diberikan

penanganan berupa induksi oksitosin, injeksi ceftriaxon 1gr/IV dan

dilakukan pengawasan serta observasi persalinan, dngan hasil bayi lahir

spontan, jenis kelamin laki – laki, bayi langsung menangis dan tidak ada

kelainan kongenital.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Pengertian Persalinan

a. Pengertian Persalinan

1) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan

janin turun ke dalam jalan lahir (Pawirohardjo,2014)

2) Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta,

membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir (Rohani, 2011)

b. Jenis - jenis persalinan

Menurut Nuraisiah dkk (2014), persalinan menurut usia kehamilan :

1) Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu

atau berat badan janin kurang dari 500 gram.

2) Partus immature

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20 minggu

dan 28 minggu atau berat badan janin antara 500 gram dan

kurang dari 1000 gram.

3) Partus premature

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu

dan <37 minggu atau berat badan janin antara 1000 gram dan

kurang dari 2500 gram.

7
8

4) Partus matur atau partus aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 37 minggu

dan 42 minggu atau berat badan janin lebih dari 2500 gram.

5) Partus serotinus atau partus postmatur

Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu.

c. Sebab – sebab mulainya persalinan

Menurut Rohani dkk (2011), bagaimana terjadinya persalinan masih

tetap belum dipastikan. Berikut ini teori yang menjelaskan proses

terjadinya persalinan.

1) Teori keregangan

a) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu.

b) Setelah melewati batas tersebut, maka akan terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai.

2) Teori Penurunan Progesteron

a) Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28

minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat sehingga

pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

b) Produksi progeteron mengalami penurunan sehingga otot

rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.

c) Akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah

tercapainya tingkat penurunan progesteron tertentu.


9

3) Teori Oksitosin Internal

a) Oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior.

b) Perubahan keseimbangan ekstrogen dan progesteron dapat

mengubah sensivitas otot rahim sehingga sering terjadi

kontraksi Braxton Hicks.

c) Menurunnya kosentrasi progesteron akibat tuanya usia

kehamilan menyebabkan oksitosin meningkat aktivitas

sehingga persalinan dimulai.

4) Teori Prostagladin

a) Kosentrasi prostagladin meningkat sejak umur kehamilan

15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.

b) Pemberian prostagladin saat hamil dapat menimbulkan

kontroksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat

dikeluarkan.

c) Prostagladin dianggap sebagai pemicu terjadinya

persalinan.

d. Tanda-tanda permulaan persalinan

1) Lightening yang mulai dirasakan kira-kira minggu ke-36, tanda

primi gravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi

sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan kontraksi

boxton hiks, ketegangan dinding perut, dan gaya berat janin


10

dimana kepala kearah bawah. Masuknya bayi ke pintu atas

panggul menyebabkan ibu merasakan:

a) Ringan dibagian atas, dan rasa sesaknya berkurang

b) Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal

c) Terjadinya kesulitan saat berjalan

d) Sering kencing

2) Terjadinya his permulaan

Makin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan

progesteron makin berkurang sehingga produksi oksitosin

meningkat, dengan demikian dapat menimbulkan kontraksi yang

lebih sering, his permulaan ini lebih sering diartikan sebagai his

palsu. Sifat his palsu antara lain:

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tidak teratur

c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda -

tanda

d) Durasinya pendek

e) Tidak bertambah bila beraktivitas (Marmi, 2012).

e. Tanda – tanda persalinan

Menurut Nurasiah dkk (2014),tanda tanda masuk dalam persalinan

yaitu :

1) Terjadinya his permulaan

2) Bloody show (pengeluaran lender disertai darah melalui vagina )


11

3) Pengeluaran cairan

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.

f. Menurut Sondankh (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi proses

persalinan adalah:

1) Penumpang (Passenger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan

plasenta.Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah

ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, sedangkan yang

perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar dan luasnya.

2) Jalan lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan

jalan lahir lunak.Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir

keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan yang

perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah

uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina

dan introitus vagina.

3) Kekuatan (Power)

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi dari segmen atas uterus yang menebal dan

dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kontraksi

involunter ini antara lain frekuensi, durasi dan insensitas


12

kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks

menipis (effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun

b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen

ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir

sehingga menimbulkan tekanan intra abdomen. Tekanan ini

menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan

dalam mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak

mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks

lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam usaha untuk

mendorong keluar dari uterus dan vagina.

4) Posisi Ibu (Positioning)

Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan

fisiologi persalinan.Perubahan posisi yang yang diberikan pada

ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa

nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak (contoh:posisi

berdiri, berjalan, duduk dan jongkok) memberi sejumlah

keuntungan, salah satunya adalah memungkinkan gaya gravitasi

membantu penurunan janin. Selain itu, posisi ini dianggap dapat

mengurangi kejadian penekanan tali pusat.

5) Respon Psikologi (Psychology Response)

Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:

a) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan.


13

b) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan.

c) Saudara kandung bayi selama persalinan.

g. Tahapan persalinan

Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2013), tahapan persalinan

terdiri atas :

1) Kala I (Pembukaan)

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi

menjadi 2 fase yaitu :

a) Fase laten

Berlangsung selama 8 jam, servik membuka sampai 3 cm.

b) Fase Aktif

Berlangsung selama 7 jam, servik membuka dari 3 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering.

2) Kala II(Pengeluaran Bayi)

Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan

lengkap sampai bayi lahir.

3) Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta,yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit

(Marmi, 2016).
14

h. Penatalaksanaan pertolongan asuhan kebidanan menurut buku acuan

Midwifery Update tahun 2016.

1) Mengenali gejala dan tanda kala dua yaitu mendengar dan

melihat adanya tanda persalinan kala dua

(a) Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.

(b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

rektum dan vagina.

(c) Perineum tampak menonjol.

(d) Vulva dan sfingter ani membuka.

2) Menyiapkan pertolongan persalinan yaitu pastikan kelengkapan

peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong

persalinan dan menatalaksakan komplikasi ibu dan bayi baru

lahir.

Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan :

(a) Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat

(b) 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu

bayi).

(c) Alat penghisap lender.

(d) Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

Untuk ibu :

(a) Menggelar kain diatas perut ibu.

(b) Menyiapkan oksitosin 10 unit.

(c) Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.


15

3) Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan

untuk periksa dalam.

6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT tau steril dan pastikan tidak

terjadi kontaminasi pada alat suntik).

7) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik yaitu

mmbersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari anterior (depan) ke posterior (belakang) mengunakan kapas

atau kasa yang dibasahi air DTT.

(a) Jika introitus, vagina, perineum atau anus terkontaminasi

tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke

belakang.

(b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam

wadah yang tersedia.

(c) Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan

rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5%.


16

8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap

maka lakukan amniotomi.

9) Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan ke larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung

tangan dalam keadaan terbalik, dan endam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung tangan

dilepaskan. Tutup kembali partus set.

10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus

mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas

normal (120-160 X/menit).

(a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

(b) Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua

temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam

partograf.

11) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran

yaitu beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap daan

keadaan janin baik cukup baik kemudian bantu ibu menemukan

posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

(a) Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,

lanjutkan pemantauan kondisi kenyamanan ibu dan janin

(ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan

dokumentasikan semua temuan yang ada.


17

(b) Jelaskan pada semua anggota keluarga tentang peran

meraka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu

dan meneran secara benar.

12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada

rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi ibu,

ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan

dan pastikan ibu merasa nyaman.

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin

meneran atau timbul kontraksi yang kuat.

(a) Bombing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.

(b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki

cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

(c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesui pilihannya

(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang

lama)

(d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantar kontraksi.

(e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk

ibu.

(f) Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)

(g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

(h) Segera rujuk jika belum atau tidak akan segera lahir setelah

pembukaan lengkap dan dipimpin meneran > 120 menit (2


18

jam) pada pimigravida atau > 60 menit (1 jam) pada

multigravida.

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam selang waktu 60 menit.

15) Persiapan untuk melahirkan bayi yaitu letakkan handuk bersih

(untuk mengeringkan bayi) diperut bawah ibu, jika kepala bayi

telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas

bokong ibu.

17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan

peralatan dan bahan.

18) Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan.

19) Pertolongan untuk melahirkan bayi yaitu melahirkan kepala,

setalah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain mnahan

belakang kepala bayi untuk mempertahankan posisi fleksi dan

membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran secara

efektif atau bernafaas cepat dan dangkal.

20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses

kelahiran bayi.
19

Perhatikan

(a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaslan lilitan

lewat bagian atas kepala bayi.

(b) Jika tali pusat melilit leher secar kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong diantara dua klem tersebut

21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secara spontan

22) Lahirnya bahu yaitu setelah putaran paksi luar selesai, pegang

kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan

distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan

kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan

bahu belakang.

23) Lahirnya badan dan tungkai, setelah kedua bahu lahir, satu

tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan yang lain

menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua

mata kaki (masukan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang

kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-

jari lainnya pada sisi lain agar bertemu dengan jari telunjuk).

25) Asuhan bayi baru lahir yaitu lakukan penilaian (selintas) :

(a) Apakah bayi cukup bulan ?


20

(b) Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan ?

(c) Apakah bayi bergerak aktif ?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut ke langkah

resusitasi pada bayi baru lahirdengan asfiksia (lihat

penuntun belajar resusitasi bayi Asfiksia).

26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubih

lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.

Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan

bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang

lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli).

28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik.

29) Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin

10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan

aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).

30) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan

klem kira-kira 2-3 cm dari tali pusat bayi. Gunakan jari telunjuk

dan jari tengahtangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat

ke arah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari

klem pertama.

31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.


21

(a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit

(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat

diantara 2 klem tersebut.

(b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu sisi

kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat

dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

(c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi

sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala

bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah

dari putting susu atau areola mamae ibu.

(a) Selimuti ibu – bayi dengan kain hangat, pasang topi di

kepala bayi.

(b) Biarkan ibu melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu

paling sedikit 1 jam.

(c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi

menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk

pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi

cukup menyusu dari satu payudara.

(d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun

bayi sudah berhasil menyusu.


22

33) Manajemen aktif kala tiga persalinan (MAK III) yaitu

pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali,

masase fundus uteri.

34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas

simpisis), untuk mendeksi kontraksi. Tangan lain memegang

klem untuk menegangkan tali pusat.

35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas

(dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion

uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik. Hentikan

penegangan tali pusat dan tunggg hingga timbul kontaksi

berikutnya dann ulangi prosedur diatas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau

anggota keluarga untuk melakukan stimulaai putting susu.

36) Mengeluarkan plasenta yaitu bial penekanan bagian bawah

dinding depan uterus kearah dorsal ternyata diikuti dengan

pergeseran tali pusat kearah distal maka lanjukan dorongan ke

arah cranial hingga plasenta dapat dilahirkan.

(a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan

(jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tidak

berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (kearah

bawah-sejajar lantai-atas).
23

(b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

(c) Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat :

(1) Ulangi pemberian pemberian oksitosin 10 unit IM.

(2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika

kandung kemih penuh.

(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

(4) Ulangi dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15

menit berikutnya.

(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi

lahir atau terjadi pendarahan, maka segera lakukan

tindakan plasenta manual.

37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada

wadah yang telah disediakan.

38) Rangsangan taktil (masase) uterus yaitu segera setelah plasenta

dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan

telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus

terasa keras).
24

Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual

Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-

Kateter) jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik setelah

rangsangan taktil/masase.

39) Menilai pendarahan yaitu periksa kedua sisi plasenta (maternal-

fetal) pastikan plasenta telah ilahirkan lengkap. Masukkan

plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.

40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang

menimbulkan pendarahan.

Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif aktif,

segera lakukan penjahitan.

41) Asuhan pasca persalinan yaitu pastikan uterus berkontraksi

dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

42) Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan

kateterisasi.

43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan

bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian

keringkan dengan handuk.

44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan nilai

kontraksi.

45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
25

46) Evaluasi dan estimasi jumlah kehingan darah.

47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik (40-60 kali/menit).

(a) Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, di resusitasi

dan segera merujuk ke rumah sakit.

(b) Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafs, segera rujuk ke

RS Rujukan.

(c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan

kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatan ibu-bayi dalam

satu slimut.

48) Kebersihan dan keamanan yaitu tempatkan semua peralatan

bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10

menit). Cuci dan bilas perlatan setelah di dekontaminasi.

49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang esuai.

50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT bersihkan cairan kettuban, lender dan

darah diranjang dan disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai

pakaian bersih dan kering.

51) Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkaan.

52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %.


26

53) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5% lepaskan sarung tangan dalam keadaan

terbalik, dan rendam dalam larutkan klorin 0,5 % selama 10

menit.

54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalirr kemudian

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.

55) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melalukan pemerikaan

fisik bayi.

56) Lakukan pemerikasaan fisik bayi baru lahir, pastikan kondisi

bayi baik, pernafasan normal (40-60 kali/menit) dan temperature

tubuh normal (36,5-37,5o C) setiap 15 m3nit.

57) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan hepatitis

B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi didalam jangkauan

ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau hnaduk pribadi yang bersih dan

kering.

60) Dokumentasi yaitu lengkapi partograf (halaman depan dan

belakang), periksa tanda vital dan asuhan kal IV persalinan.


27

2. Kala 1 Lama

a. Menurut Harry Oxorn & William R. Forte (2010), klasifikasi partus

lama meliputi :

1) Fase laten yang memanjang

Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau

waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan yang abnormal.

Sebab – sebab fase laten yang panjang mencakup cervix belum

matang pada awal persalinan, posisi janin abnormal, disproporsi

sefalopelvik, persalinan disfungsional, dan pemberian sedative

yang berlebihan. Fase ini tidak berbahaya bagi ibu ataupun anak.

2) Fase aktif yang memanjang pada primigravida

Pada primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam

merupakan keadaan abnormal. Pemanjangan fase aktif disertai

dengan malposisi janin, disproporsi sefalopelvik, penggunaan

sedative dan analgesic secara sembrono, dan ketuban pecah

sebelum dimulainya persalinan. Keadaan ini diikuti oleh

peningkatan kelahiran dengan forceps-tengah, section caesarea

dan cedera atau kematian janin.

3) Fase aktif yang memanjang pada multipara

Fase aktif yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata – rata 2,5 jam)

dan laju cervix yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan

keadaan abnormal. Pengamatan yang cermat, upaya menghindari

kelahiran per vaginam yang traumatic dan pertimbangan sectio


28

cesarea merupakan tindakan penting dalam penatalaksanaan

permasalahan ini.

b. Menurut Oxorn (2010), partus lama berbahaya bagi ibu maupun bayi:

1) Bahaya bagi ibu

a) Atonia uteri

b) Laserasi

c) Perdarahan

d) Infeksi

e) Kelelahan ibu

f) Shock

2) Bahaya bagi janin

a) Asfiksia akibat partus lama itu sendiri

b) Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada

kepala janin

c. Etiologi

Menurut Oxorn (2010) Faktor penyebab kala 1 lama, adalah :

1) Disproporsi sefalopelvik.

2) Malpresentasi dan malposisi.

3) Kerja uterus yang tidak efisien, termasuk serviks yang kaku.

4) Ketuban pecah dini ketika serviks masih menutup, keras dan

belum mendatar.

5) Analgetik dan anesthesia yang berlebihan pada fase laten.


29

6) Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua

yang menemaninya merupakan calon persalinan lama. Tipe

wanita lainnya adalah wanita maskulin, masochistic yang

kelihatannya menikmati rasa nyeri yang dialaminya.

d. Pencegahan

1) Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan

mengurangi insidensi partus lama.

2) Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks

belum matang. serviks yang matang adalah serviks yang

panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inchi), sudah mengalami

pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikit 1 jari, dan

lunak serta bisa dilebarkan.

3) Persalinan palsu (fase labour) diatasi dengan istirahat dan sedasi

(Oxorn, 2010)

e. Penanganan

Menurut Sarwono (2014), penanganan pada persalinan lama ada dua

yaitu penanganan umum dan penanganan khusus :

1) Penanganan umum

a) Nilai secara cepat keadaan umum pasien termasuk tanda

vital dan tingkat dehidrasinya.

Apakah ada masalah medik lain atau hal – hal yang

mengancam jiwa, apakah pasien kesakitan, gelisah, jika iya

pertimbangkan pemberian analgetik.


30

b) Tentukan apakah pasien berada dalam persalinan.

2) Penanganan khusus

a) Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks

tidak didapatkan tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya.

Kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu.

b) Bila didapatkan perubahan dalam penipisan dan pembukaan

serviks, lakukan drip oksitosin dengan 5 IU dalam 500 cc

dekstrose mulai dengan 8 tetes per menit, setiap 30 menit

ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimum 40 tetes

per menit) atau diberikan preparat prostaglandin. Lakukan

penilaian setiap 4 jam. Bila pasien tidak masuk fase aktif

setelah dilakukan pemberian oksitosin, lakukan seksio

sesarea.

c) Pada daerah yang prevalensi HIV tinggi, dianjurkan

membiarkan ketuban tetap utuh selama pemberian oksitosin

untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan HIV.

d) Bila didapatkan tanda adanya amnionitis, berikan induksi

dengan oksitosin 5 IU dalam 500 cc dekstrose mulai dengan

8 tetes per menit, setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai

his adekuat (maksimum 40 tetes per menit) atau diberikan

preparat prostaglandin, serta obati infeksi dengan ampisilin

2 g IV sebagai dosis awal dan 1 g IV setiap 6 jam dan

gentamisin 2 x 80 mg.
31

3. Induksi Persalinan

a. Pengertian induksi persalinan

Menurut Saifudin dkk (2010), Induksi persalinan merupakan

merangsang uterus untuk memulai terjadinya persalinan.

Menurut Oxorn (2010), Persalinan yang diinduksi adalah

persalinan yang dimulai dengan cara – cara artifisial.

b. Obat induksi

Oksitosin adalah obat yang merangsang uterus untuk

berkontraksi.Dalam menimbulkan kontraksi uterus, oksitosin

dianggap bekerja pada membran sel myometrium.Oksitosin

meningkatkan daya pacu normal otot tersebut (Oxorn, 2010).

c. Menurut Oxorn (2010) syarat dilakukannya induksi persalinan,

yaitu:

1) Presentasi

Presentasi harus kepala.Induksi persalinan tidak boleh dilakukan

bila ada letak lintang, presentasi majemuk dan ekstensi pada

janin, dan hampir tidak boleh dilakukan kalau bayinya

presentasi bokong.

2) Stadium kehamilan

Semakin kehamilan mendekati aterm, semakin mudah

pelaksanaan induksi.
32

3) Stasiun

Kepala bayi harus sudah masuk panggul, semakin rendah kepala

bayi semakin mudah dan aman prosedur tersebut.

4) Kematangan cervix

Cervix sudah harus mendatar, panjangnya kurang dari 1,3 cm

(0,5 inchi), lunak, bisa dilebarkan dan sudah membuka untuk

dimasuki sedikitnya satu jari tangan dan sebaiknya dua jari

tangan.

Penilaian serviks untuk induksi persalinan (Skor Bishop)

(Saifudin, 2010).

Skor
Faktor 0 1 2 3
Bukaan (cm) Tertutup 1–2 3–4 Lebih dari
5
Panjang serviks (cm) >4 3–4 1–2 <1
Konsistensi Kenyal Rata-rata Lunak -
Posisi Posterior Tengah Anterior -

5) Paritas

Induksi pada multipara jauh lebih mudah dan lebih aman

ketimbang pada primigravida, dan angka keberhasilan

meningkat bersama-sama paritas.

6) Maturitas janin

Umumnya semakin kehamilan mendekati 40 minggu, semakin

baik hasilnya bagi janin.


33

d. Indikasi

Menurut Nugroho (2012), indikasi induksi persalinan dapat ditinjau

dari :

1) Faktor Penyakit

a) Penyakit hipertensi pada kehamilan

b) Diabetes melitus

c) Ketuban pecah dini

d) Chorioamnionitis

e) Gangguan pertumbuhan intrauterine

f) Isoimunisasi

g) Kematian janin dalam kandungan

h) Usia kehamilan ≥41 minggu

2) Faktor ibu

a) Preeklamsi berat / eklampsia

b) Diabetes mellitus

3) Faktor janin

a) Janin mati dalam kandungan (IUFD : Intra uterine Fetal

Death)

b) Pertumbuhan janin terlambat / PJT (IUGR : Intra Uterine

Growth Retardation)

c) Inkompatibilitas Rhesus

4) Keadaan kehamilan

a) Prolonged pregnancy (usia kehamilan ≥41 minggu)


34

b) Ketuban pecah dini (KPD), usia kehamilan ≥34 minggu

c) Amnionitis atau khorioamnionitis

d) Partus tak maju

e. Kontra indikasi

Menurut Nugroho (2012) kontra indikasi dilakukan induksi, yaitu:

1) Kelainan letak janin

2) Disporposi Kepala Panggul (DKP)

3) Plasenta previa totalis

4) Gawat janin

5) Uterus yang cacat :

(a) Pasca seksio caesar klasik/ seksio caesar yang tidak

diketahui jenisnya.

(b) Pasca histerografi akibat rupture uteri

(c) Pasca myomektomi intramural

f. Metode Induksi

Menurut Manuaba (2012), metode yang digunakan untuk induksi

meliputi :

1) Metode induksi secara farmakologis meliputi prostaglandin

(misoprostol) dan oxytosin. Misoprostol dapat diberikan secara

vaginal, oral (buccal) atau sublingual. Misoprostol tidak dapat

digunakan untuk induksi persalinan dengan riwayat operasi

sesar (SC).
35

2) Titrasi / drip Oxytosin dosis rendah

Tirasi oxytosin 5 IU dalam Dekstrose 5% 500 mL,

diberikan secara drip sampai maksimal 2 botol (1000mL). Bila

setelah 3 botol belum terjadi kontraksi atau belum tercapai skor

bishop >5, maka pasien diistirahatkan selama 24 jam kemudian

diulangi lagi. Bila 2 seri induksi ternyata tidak ada kontraksi

atau tidak tercapai skor bishop >5, maka induksi dapat disebut

gagal.

Antisipasi pada ibu bersalin dengan kala 1 lama adalah

kolaborasi dengan dokter Spesialis obstetric dan Ginekologi

untuk penanganan induksi persalinan dengan induksi oksitosin

5 IU. Dalam cairan (NaCl) 500 cc, mulai 8 tetes per menit.

Naikan kecepatan infus 4 tetes permenit tiap 30 menit sampai

kontraksi adekuat (maksimal 40 kali tetes per menit) dan

pertahankan sampai terjadi kelahiran (Sarwono, 2014).

B. Teori Manajemen Kebidanan.

1. Pengertian

Menurut Helen Varney (1997), manajemen kebidanan adalah

proses pemecahan masalah kebidanan yang digunakan sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah,temuan,ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis


36

untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada pasien

(Sulistyawati dan Nugraheny,2013).

2. Proses manajemen asuhan kebidanan

a. Langkah pertama : Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semuai informasi yang

akurat danlengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

pasien.Untuk memperoleh data, dilakukan melalui

anamnesis.(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

1) Data Subjektif

a) Biodata

(1) Nama

Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan

memanggil dengan nama panggilan sehingga hubungan

komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih

akrab.

(2) Umur

Data ini dintanyakan untuk menentukan apakah ibu

dalam persalinan berisiko karena usia atau tidak.

(3) Agama

Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga

sebelum dan pada saat persalinan.


37

(4) Suku Bangsa

Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut

olehpasien dan keluarga yang berkaitan dengan

persalinan.

(5) Pendidikan

Sebagai dasar bidan untuk menentukan metode yang

paling tepat dalam penyampaian insformasi mengenai

teknik melahirkan bayi.Tingkat pendidikan ini akan

sangat mempengaruhi daya tangkap dan tanggap pasien

terhadap instruksi yang diberikan bidan pada proses

persalinan.

(6) Pekerjaan

Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola

sosialisai, dan data pendukung dalam menentukan pola

komunikasi yang akan dipilih selama asuhan.

(7) Alamat

Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien,

data ini juga memberi gambaran mengenai jarak dan

waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi persalinan

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).


38

b) Anamnesa

(1) Keluhan utama

Untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas

pelayanankesehatan (Sulistyawati dan Nugraheny,

2013).

Menurut Oxorn (2010), pada kala 1 lama ibu

mengeluh perutnya semakin kenceng – kenceng nyeri

dari pinggang.

(2) Tanda-tanda persalinan

Pada kasus persalinan, informasi yang harus didapat

dari pasien adalah kapan mulai terasa ada kenceng-

kenceng di perut, bagaimana intensitas dan

frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan dari

vagina yang berbeda dari air kemih, apakah sudah ada

pengeluaran lendir yang disertai darah, serta pergerakan

janin untuk memastikan kesejahteraannya (Sulistyawati

dan Nugraheny, 2013).

Menurut Harry Oxorn & William R. Forte(2010),

klasifikasi partus lama meliputi fase laten yang

memanjang fase laten yang melampaui waktu 20 jam

pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara,

fase aktif yang memanjang pada primigravida fase aktif

yang lebih panjang dari 12 jam, fase aktif yang


39

memanjang pada multipara fase aktif yang berlangsung

lebih dari 6 jam (rata – rata 2,5 jam) dan laju cervix

yang kurang dari 1,5 cm per jam.

(3) Riwayat Menstruasi

Data ini memang tidak secara langsung

berhubungan dengan masa bersalin, namun dari data

yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran

tentang keadaan dasar organ dari reproduksinya

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(4) Riwayat perkawinan

Data ini penting untuk kita kaji karena dari data ini

kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana

rumah tangga pasangan serta kepastian mengenai siapa

yang akan mendampingi persalinan.

Beberapa pertanyaan yang diajukan :

(a) Usia nikah pertama kali

(b) Status pernikahan sah/tidak

(c) Lama pernikahan

(d) Pernikahan suami sekarang adalah suami yang

keberapa(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Menurut Astuti (2012), meliputi :

(a) Jumlah kehamilan.


40

(b) Jumlah anak hidup.

(c) Jumlah kelahiran premature.

(d) Jumlah keguguran.

(e) Persalinan dengan tindakan (operasi, sesar, vakum

atau forsep)

(f) Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca

persalinan.

(g) Berat bayi.

(6) Riwayat kehamilan sekarang

Menurut Astuti (2012) , hal yang perlu ditanyakan yaitu :

(a) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi

terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira

sang bayi akan lahir.

(b) HPL (Hari Perkiraan Lahir)

Membantu penetapan tanggal perkiraan.

Pada kasus induksi semakin umur kehamilan

mendekati aterm, semakin baik hasilnya

(Oxorn, 2010).

(c) Keluhan-keluhan pada

Untuk mengetahui masalah-masalah apa yang pernah

dirasakan pada trimester I-III .


41

(d) ANC

Untuk mengetahui asuhan kehamilan apa saja yang

pernah ibu dapatkan selama kehamilan trimester I-III

dan dimana ibu mendapatkan asuhan kehamilan

tersebut.

(e) Penyuluhan yang pernah didapat

Penyuluhan apa yang pernah didapat ibu ditanyakan

untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira

telah didapat ibu.

(f) Imunisasi TT

Tanyakan kepada ibu apakah sudah pernah

mendapatkan imunisasi TT.

(g) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB

dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah

keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana

KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi

apa (Ambarwati, 2010).

(h) Riwayat penyakit

(1) Riwayat penyakit sekarang

Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan

sebagai “warning” akan adanya penyulit saat

persalinan. Perubahan fisik dan psikologis saat


42

bersalin yang melibatkan seluruh sistem kekebalan

tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami

gangguan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(2) Riwayat penyakit sistemik

Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan

sebagai “warning” akan adanya penyulit saat

persalinan. Beberapa data penting tentang riwayat

kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah

apakah pasien pernah atau sedang menderita

penyakit seperti jantung, dibetes melitus, ginjal,

hipertensi, asma, TBC, hepatitis, dan epilepsi

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(3) Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada

yang menderita penyakit menahun seperti TBC,

penyakit menurun seperti jantung dan menular

seperti HIV (Astuti, 2012).

(i) Riwayat operasi

Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah

dijalani (Astuti, 2012).

(j) Pola kebiasaan sehari-hari

(1) Nutrisi
43

Data ini penting untuk diketahui agar bisa

mendapatkan gambaran bagaimana pasien

mencukupi asupan gizinya selama hamil sampai

dengan masa awal persalinan. Data fokus mengenai

asupan makanan pasien adalah sebagai berikut :

(a) Kapan makan dan minum terakhir.

(b) Jenis makanan dan minuman.

(c) Jumlah makanan yang dimakan dan berapa

banyak yang diminum (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013).

(2) Personal hygiene

Data ini perlu kita gali karena akan sangat

berkaitan dengan kenyamanan pasien dalam

menjalani proses persalinannya (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013).

(3) Eliminasi

Kapan terakhir ibu BAB dab BAK (Sulistyawati

dan Nugraheny, 2013).

(4) Aktifitas

Tanyakan bagaimana pola aktifitas pasien,

anjurkan kepada pasien untuk menghindari

mengangkat beban berat, kelelahan, latihan yang

berlebihan dan olah raga berat (Astuti, 2012).


44

(5) Istirahat/tidur

Istirahat sangat diperlukan oleh pasien untuk

mempersiapakan energi menghadapi proses

persalinan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(6) Psikososial budaya

Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2013) yang

ditanyakan adalah :

(a) Respon pasien terhadap kelahiran bayinya.

(b) Respon keluarga terhadap persalinannya.

(c) Respon suami pasien terhadap kehamilan ini.

(d) Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan

persalinan

(7) Penggunaan obat-obatan, jamu/rokok :

Hal ini perlu ditanyakan karena kebiasaan tersebut

secara langsung dapat mempengaruhi

pertumbuhan, perkembangan janin, dan

menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir

rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan

atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan

mental (Astuti, 2012).

2) Data objektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menegakkan diagnosis.Bidan melakukan pengkajian data


45

objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara

berurutan.(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

Langkah-langkah pemeriksaan

a) Status generalis

(1) Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan

pasien secara keseluruhan. Dengan kriteria baik/lemah

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang

kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian

derajat kesadaran pasien dari keadaan komposmentis

(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien

tidak dalam kesadaran) (Sulistyawati dan Nugraheny,

2013).

Keadaan fisik dan mental pada ibu bersalin

dengan kala I lama secara umum dinilai dengan

memperhatikan keletihan, semangat, hidrasi dan

keadaan gizinya (Oxorn, 2010).


46

(3) Tanda-tanda vital

(a) Tekanan darah

Nyeri, rasa takut dan kekhawatiran dapat

semakin meningkatkan tekanan darah (Rukiyah

dkk, 2009).

Pada persalinan dengan kala I lama tekanan

darah diukur tiap 4 jam, pemeriksaan ini perlu

dilakukan lebih sering apabila ada gejala

preeklamsia (Prawirohardjo, 2009).

(b) Nadi

Pada kasus persalinan dengan kala I lama

nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase

aktif persalinan dan lebih sering jika ditandai

adanya penyulit (Prawirohardjo, 2009).

Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi

sedikit lebih meningkat ( Rukiyah dkk, 2009).

(c) Suhu

Perubahan suhu sedikit meningkat selam

persalinan dan tertinggi selama dan segera setelah

melahirkan (Rukiyah dkk, 2009).

Pada kasus persalinan kala I lama nilai dan

catat temperatur suhu tubuh ibu setiap 2 jam dan


47

lebih sering jika meningkat atau dianggap adanya

infeksi (Prawirohardjo, 2009).

(d) Respirasi

Pada kasus persalinan dengan kala I lama

nilai dan catat pernapasan ibu setiap 30 menit

selama fase aktif persalinan (Prawirohardjo, 2009).

Peningkatan frekuensi pernapasan normal

selama persalinan dan mencerminkan peningkatan

metabolisme yang terjadi (Rukiyah dkk, 2009).

(4) Tinggi badan

Diukur dalam cm, tanpa sepatu.Tinggi badan

kurang dari 145 cm ada kemungkinan terjadi Cepalo

Pelvic Disproposian (CPD) (Walyani, 2015).

(5) Berat badan

Berat badan yang bertambah terlalu besar atau

kurang, perlu mendapatkan perhatian khusus karena

kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan

berat badan tidak boleh dari 0,5 kg per minggu.

(Walyani, 2015).

(6) Lila

Pengukuran LILA bertujuan untuk

mendapatkan gambaran status gizi kilen. Ambang batas


48

Lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan resiko

KEK adalah 23,5 cm (Astuti, 2012).

b) Pemeriksaan Sistematis

(1) Kepala

Untuk mengetahui keadaan kulit kepala pada rambut,

untuk menilai warna, kelebatan dan karakteristik

lainnya.

(a) Rambut

Tidak rontok, tidak ada ketombe, panjang dan

jumlah sedikit (Sulistyawati dan Nugraheny,

2013).

(b) Muka

Tidak ada edema, tdak sianosis, tidak ada cloasma

gravidarum (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(c) Mata

Sklera putih, konjungtiva merah muda, dan tidak

ada gangguan penglihatan (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013).

(d) Hidung

Bersih dan tidak ada pernafasan cuping hidung

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).


49

(e) Telinga

Bersih atau tidak, apakah terdapat gangguan

pendengaran (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(f) Mulut/Gigi/Gusi

Bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, lidah bersih,

dan gigi tidak ada caries (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013).

(2) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid-limfe dan vena

jugularis (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(3) Dada dan Axilla

Meliputi pemeriksaan :

(a) Pembesaran, simetris, areola, putting susu,

kolostrum dan tumor.

(b) Retraksi pembesaran kelenjar limfe ketiak, massa,

dan nyeri tekan (Astuti, 2012).

(4) Ektremitas

(a) Atas

Gangguan/ kelainan dan bentuk

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

(b) Bawah

Bentuk, oedema, varices

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).


50

c) Pemeriksaan khusus obstetri

(1) Abdomen

(a) Inspeksi

Meliputi pemeriksaan : Luka bekas operasi,

pembesaran perut, linea alba/nigra, strie

albican/livide, kelainan , serta pergerakan janin

(Astuti, 2012).

(b) Palpasi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

meraba

a. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir untuk

mengetahui berapa kali janin bergerak dalam

24 jam (Prawirohardjo, 2009).

b. Kontraksi

Untuk mengetahui sejak kapan kontraksi

dimulai, frekuensinya, durasinya dan

lokasinya, sehingga dapat diketahui sejak

kapan berlangsung (Walyani, 2015).

c. Pemeriksaan Leopold I

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian yang berada di fundus dan mengukur

tinggi fundus uteri dari simfisis untuk

menentukan usia kehamilan dengan


51

menggunakan (kalau >12 minggu) atau cara

Mc. Donald dengan pita ukuran (kalau > 22

minggu) (Walyani, 2015).

d. Pemeriksaan Leopold II

Untuk mengetahui letak janin memanjang atau

melintang, dan bagian janin yang teraba

disebelah kiri atau kanan (Walyani, 2015).

e. Pemeriksaan leopold III

Untuk mengetahui bagian janin yang ada di

bawah (presentasi) (Walyani, 2015).

Pada kasus persalinan dengan induksi

presentasi harus kepala (Oxorn, 2010).

f. Pemeriksaan Leopold IV

Untuk menentukan apakah bagian janin sudah

masuk panggul atau belum (Walyani, 2015).

g. TBJ

Mengukur TFU menurut Mc. Donald untuk

menghitung taksiran berat janin (TBJ).

Cara pengukurannya adalah tempatkan metline

skala 0 (nol) diatas simfisis dan ukur TFU

dengan melihat metline dalam cm.

Jika belum masuk panggul : (TFU-12) x 155


52

Jika sudah masuk panggul : (TFU-11) x 155

(Sulistyawati, 2009).

h. Mc. Donald

Dengan menggunakan pita ukuran dimulai

dari fundus sampai ke simpisis (kalau > 22

minggu) (Walyani, 2015).

(c) Auskultasi

Auskultasi dengan menggunakan stetoskop

monoaural atau doppler untuk menentukan DJJ

setelah umur kehamilan 18 minggu yang meliputi

frekuensi, keteraturan, dan kekuatan DJJ. DJJ

normal adalah 120 sampai 160 per menit.Bila DJJ

< 120 atau >160 maka kemungkinan ada kelainan

janin atau plasenta (Walyani, 2015).

Pada persalinan dengan induksi DJJ harus

diperiksa setiap 30 menit apabila sudah memasuki

fase aktif (Prawirohardjo, 2009).

(2) Pemeriksaan panggul

Menurut Astuti (2012) yang harus dilakukan

pemeriksaan, yaitu:

a. Kesan panggul

Untuk mengetahui kesan panggul, diantaranya

gynekoid, android, anthropoid, platipeloid.


53

b. Distantia spinarum

Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior

kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm.

c. Distantia cristarum

Yaitu jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiri

dengan ukuran sekitar 26-29 cm .

d. Conjugata eksterna (Boudeloque)

Yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus

spinosus lumbal V, dengan ukuran normal sekitar 18-

20 cm .

e. Lingkar panggul

Yaitu dari tepi atas simfisis pubis, mengelilingi ke

belakang melalui pertengahan SIAS dan tronchater

mayor kanan, ke ruas lumbal V dan kembali ke

simfisis melalui pertengahan SIAS dan tronchater

mayor kiri dan berakhir ditepi atas simfisis. Ukaran

normal sekitar 80-90 cm.

(3) Anogenital

Menurut Astuti (2012), pemeriksaan yang harus

dilakukan, yaitu :

a. Vulva Vagina

Meliputi pemeriksaan: varices, luka, kemerahan,

nyeri, pengeluaran pervaginam, pemeriksaan dalam.


54

Pada kasus kala 1 lama pemeriksaan dalam

dilakukan untuk mengobservasi pembukaan serviks

(Oxorn, 2010).

b. Perineum

Meliputi pemeriksaan bekas luka.

c. Anus

Meliputi pemeriksaan Haemoroid.

d. Inspekulo

Meliputi pemeriksaan vagina dan portio

e. Vagina toucher

Meliputi pemeriksaan pembukaan, portio, ketuban,

presentasi, posisi, serta penurunan kepala.

Pada kasus kala 1 lama Pembukaan pada fase

laten melebihi 20 jam pada primigravida atau 14 jam

pada multipara, fase aktif lebih dari 12 jam

pada primigravida dan 6 jam pada multipara

(Oxorn, 2010).

(4) Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium meliputi

pemeriksaan urine untuk mengetahui kadar protein

dan glukosanya, dan pemeriksaan darah


55

untukmengetahui factor rhesus, golongan darah, Hb

dan penyakit rubella (Astuti, 2012).

Pada kasus persalinan dengan kala 1 lama

tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium

(Sarwono, 2014).

b. Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG saat pertama kali dating,

cukup diperlukan untuk mengetahui lokasi

kehamilan/janin,jumlah janin, serta keadaan organ

kelamin dalam, seperti bentuk rahim dan kedua

indung telur.

Pada kasus persalinan dengan kala 1 lama tidak

memerlukan pemeriksaan USG (Sarwono, 2014).

b. Langkah kedua: Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan

diagnosis, masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi

yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013). Dalam langkah kedua ini, bidan membagi

interpretasi data dalam tiga bagian, yaitu :

1) Diagnosa kebidanan

Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan adalah paritas,

usia kehamilan (dalam minggu), kala dan fase dalam persalinan,


56

keadaan janin, normal atau tidak normal (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013).

Diagnosa : Ny….., umur ….. tahun, G….P…A…, hamil

….minggu, dengan janin tunggal / ganda, hidup intra / ekstra

uteri, letak janin memanjang / melintang, punggung kanan / kiri,

kepala sudah / belum masuk PAP, penurunan ….bagian, inpartu

dengan kala 1 lama.

Data dasar :

a) Data subyektif

(1) Ibu mengatakan perutnya semakin kenceng-kenceng

nyeri dari pinggang.

(2) Ibu mengatakan merasa cemas karena pembukaanya

lama (Oxorn, 2010).

b) Data Obyektif

(1) Keadaan umum : Lemah

(2) Kesadaran : Composmentis

(3) TTV

(a) Tekanan Darah : Normal (Prawirohardjo, 2009).

(b) Nadi : Terjadi peningkatan Nadi dari

nilai normal (Rukiyah dkk,

2009).

(c) Suhu : Normal (Prawirohardjo, 2009).


57

(d) Respirasi : Normal (Rukiyah dkk, 2009).

(4) Pemeriksaan Dalam : Fase laten yang melebihi waktu

20 jam pada primigravida, 14 jam

pada multipara, serta fase aktif

yang melebihi waktu 12 jam pada

primigravida, dan 6 jam pada

multipara.

(5) Kontraksi : Tidak adekuat (Sarwono, 2014).

(6) Pemeriksaan Leopold I

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang

berada difundus dan mengukur tinggi fundus uteri dari

simfisis untuk menentukan usia kehamilan dengan

menggunakan (kalau >12 minggu) atau cara Mc. Donald

dengan pita ukuran (kalau > 22 minggu) (Walyani,

2015).

(7) Pemeriksaan Leopold II

Untuk mengetahui letak janin memanjang atau

melintang, dan bagian janin yang teraba disebelah kiri

atau kanan (Walyani, 2015).

(8) Pemeriksaan Leopold III

Untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah

(presentasi) (Walyani, 2015).


58

Pada kasus persalinan dengan induksi presentasi harus

kepala (Oxorn, 2010).

(9) Pemeriksaan Leopold IV

Untuk menentukan apakah bagian janin sudah masuk

panggul atau belum (Walyani, 2015).

(10) DJJ: Normal (Sarwono, 2014).

(11) Pemeriksaan penunjang :

a. Pemeriksaan laboratorium : tidak ada

(Sarwono, 2014).

b. Pemeriksaan USG : Tidak ada

(Sarwono, 2014).

2) Masalah

Dalam asuhan kebidanan istilah “masalah” dan “diagnosis”

dipakai keduanya kerena beberapa masalah tidak dapat

didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan

untuk membuat rencana yang menyeluruh.

Dalam persalinan kala 1 lama masalah yang dihadapi ibu

adalah kecemasan ibu dalam menghadapi persalinannya

(Pawirohardjo, 2009).

3) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya.


59

Kebutuhan pada ibu bersalin dengan kala 1 lama adalah berikan

dukungan emosi, perubahan posisi (Mobilisasi), beritahu

keadaan ibu dan beritahu hasil pemeriksaan (Saifudin, 2011).

c. Langkah ketiga : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang ada.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bilamungkin dilakukan

pencegahan.Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan siap

bila diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

Pada persalinan dengan kala I lama pada ibu potensial terjadi atonia

uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, dan shock.Pada janin potensial

terjadi asfiksia dan trauma cerebri (Hakimi, 2010).

d. Langkah keempat : Antisipasi / Tindakan Segera

Tahap ini melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa

kebutuhan setelah diagnosa dan masalah ditegakkan.Dalam hal ini,

bidan melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan

(Sp. OG) untuk pemberian dengan induksi (Prawirohardjo, 2009).

Penanganan persalinan kala I lama jika ada kemajuan dalam

pendataran dan pemumbukaan serviks, lakukan amniotomi dan

induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin. Jika pasien

tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin selama

8 jam, lakukan seksio sesarea (Saifudin, 2013).


60

e. Langkah kelima : Rencana Tindakan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanan yang dibuat

harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan,

teori terbaru, evidence based care, serta divalidasidengan asumsi

mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

Menurut Sarwono (2010), rencana asuhan pada ibu bersalin

dengan kala I lama meliputi :

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

2. Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 2 jam sekali, His

dan DJJ setiap 30 menit.

3. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri, agar oksigen yang masuk

ke janin tidak terhambat.

4. Berikan ibu dukungan emosi.

5. Observasi pembukaan dan pengeluaran pervaginam setiap 4 jam,

jika ada pembukaan, pendataran serviks, tidak ada tanda – tanda

disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh,

pecahkan ketuban dan lakukan induksi persalinan dengan induksi

oksitosi 5 IU (Saifudin, 2010).

6. Lakukan inform consent untuk tindakan induksi yang akan

dilakukan.
61

7. Pasang infus D5% 500 cc drip oxytosin 5 IU untuk memperbaiki

keadaan umum, jika pasien tidak masuk fase aktif setelah

dilakukan induksi oksitosin 5 IU, maka lakukan tindakan seksio

sesarea (Manuaba, 2012).

8. Siapkan partus set, resusitasi bayi, pakaian ibu dan bayi.

Partus set terdiri dari : 2 buah klem, gunting tali pusat, pengikat

tali pusat DTT, kateter nelaton, gunting episiotomy, klem ½

kocher, 2 buah sarung tangan DTT, Kassa, spuit 3cc berisi

oksitosin 5 IU, kateter ,duk steril dan pengikat tali pusat.

a. Heacting set yang terdiri dari : 1 buah gunting, 1

buah pinset anatomi,1 buah pinset cirurgi, benag cutget,

jarum kulit, dan pemegang jarum.

b. Resusitasi bayi : 2 handuk kering,

sungkup, bengkok, lampu sorot, meja resusitasi, stetoskop,

selimut, penghisap lendir (deelee).

c. Pakaian ibu : jarik, baju, celana dalam, pembalut.

d. Pakaian bayi : baju, popok, bedong, topi.

9. Lakukan pertolongan persalinan.

f. Langkah keenam : Implementasi

Pada langkah ini rencana asuhan secara menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara

efisien dan aman (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

g. Langkah ketujuh : Evaluasi


62

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang

kita berikan kepada pasien (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013)

Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan yaitu bisa

memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan sehingga

ibu sehat dan bayi lahir selamat (Saifuddin, 2012).

C. Data Perkembangan Menggunakan SOAP

Menurut Rismalinda (2014), sistem pendokumentasian Asuhan

Kebidanan dengan menggunakan SOAP adalah :

S (Subjektif) : Data subjektif merupakan data yang berhubungan /

masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien

mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan

langsung dengan diagnosis.

O (Objektif) : Data objektif merupakan pendokumentasian hasil

observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostik lain.

Cataatan medik dan informasi dari keluarga atau orang

lain dapat dimasukan dalam data objektif ini sebagai data

penunjang.

A (Assessment) : Assessment merupakan pendokumtasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.


63

P (Planing) : Planning adalah membuat pasien yangcara asuhan saat ini

dan akan datang, untuk mengusahakan tercapainya kondisi

pasien yang sebaik mungkin atau menjaga /

mempertahankan kesejahteraannya.

D. Landasan Hukum

Permenkes RI Nomor 369/MENKES/SKIII/2007 tentang

penyelenggaraan praktik bidan.Pasal 15 ayat 2 pelayanan kepada ibu

diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan,

masa nifas, menyusui, dan masa antara (periode interval). Pasal 16 ayat 1

tentang pelayanan kebidanan meliputi penyuluhan dan konseling,

pemeriksaan fisik, pelayanan antenatal pada kehamilan normal, pelayanan

pertolongan normal, pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak

sungsang, partus macet kepaladidasar panggul, ketuban pecah dini (KPD)

tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena

inersia uteri primer, post term dan pre term, pelayanan ibu nifas normal.
64

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Karya tulis ilmiah ini menggunakan laporan studi kasus. Menurut

Notoatmodjo (2010) studi kasus adalah laporan yang dilakukan dengan cara

mengkaji suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit

tunggal.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan laporan kasus

dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD

Kota Surakarta.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek laporan kasus adalah orang atau golongan yang menjadi

sasaran pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilakukan

pada ibu bersalin Patologi Ny.N G1P0A0 umur 24 tahun hamil 40+3 minggu

dengan kala I lama.

64
65

D. Waktu Studi Kasus

Waktu laporan kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010).

Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 17 – 18 Maret 2017.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen laporan kasus adalah alat alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang penulis pakai dalam

pengambilan data untuk ibu bersalin patologi pada Ny. N G1P0A0 umur 24

tahun hamil 40+3 minggu dengan kala I lama adalah menggunakan instrument

format asuhan kebidanan ibu bersalin dengan menggunakan manajemen

kebidanan 7 langkah Varney.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Cara mendapatkan data primer yaitu dengan :

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (responden),

atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(Notoatmojo, 2010).
66

Dalam pengambilan kasus ini wawancara ditujukan pada ibu

bersalin patologi Ny.N G1P0A0 umur 24 tahun hamil 40+3 minggu

dengan kala I lama dan bidan di RSUD Kota Surakarta.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang berencana,

antara lain meliputi melihat, mencatat jumlah antara afaktivitas

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Pada kasus ibu bersalin dengan kala I lama yang diobservasi

adalah keadaan umum, kesadaran, TTV, DJJ, His, VT, PPV dan

cairan atau obat yang dimasukkan.

c. Pemeriksaan Fisik

Menurut Matondang (2013), pemeriksaan fisik dapat

dilakukan melalui empat teknik, yaitu diantaranya:

1) Inspeksi

Inspeksi umum adalah pemeriksaan melihat perubahan

yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan

keadaan umum pasien.

Pada kasus ibu bersalin patologi dengan I lama

pemeriksaan inspeksi untuk memeriksa head to toe dari kepala

sampai kaki (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).


67

2) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan meraba,

mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba

yang terdapat pada telapak dan jari tangan.

Pada kasus ibu bersalin patologi dengan kala I lama

palpasi digunakan untuk mengetahui umur kehamilan dengan

memeriksa tinggi fundus uteri, Kontraksi, Leopold I-IV, Mc.

Donald(Astuti,2012).

3) Perkusi

Perkusi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan

mengetukkan ujung jari II atau III langsung pada daerah yang

diperkusi.

Pada kasus ibu bersalin patologi dengan kala I lama

pemeriksaan perkusi tidak dilakukan (Sarwono, 2014).

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dnegan menggunakan

stetoskop. Dengan cara auskultasi dapat didengar suara

pernafasan, bunyi dan bising jantung, peristaltic usus dan aliran

darah dalam pembuluh darah.

Untuk mengetahui tekanan darah, respirasi dan denyut

jantung janin (Manuaba dkk, 2012).


68

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lingkungan studi kasus,

yang meliputi:

a. Studi Dokumentasi, yaitu semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmodjo, 2010).

b. Studi Kepustakaan, yaitu memperoleh berbagai informasi baik

berupa teori-teori, maupun konsep yang dikembangkan oleh

berbagai ahli dari buku-buku sumber yang ada

(Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini menggunakan studi

kepustakaan dari tahun 2009 – 2015.

G. Alat dan Bahan yang dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data antara lain :

a. Format pengkajian pada ibu bersalin

b. Buku tulis

c. Bolpoint

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi :

a. Sphygmomanometer

b. Stetoskop

c. Thermometer

d. Jam tangan dengan petunjuk second

e. Timbangan berat badan


69

f. Alat pengukur tinggi badan

g. Pengukur LILA

h. Metlin

i. Doppler

j. Partus set terdiri dari :2 buah klem, gunting tali pusat, pengikat tali

pusat DTT, kateter nelaton, gunting episiotomy, klem ½ kocher, 2

buah sarung tangan DTT, Kassa, spuit 3cc berisi oksitosin 5 IU,

kateter , penghisap lendir deelee, duk steril dan pengikat tali pusat.

k. Infuse set yang terdiri dari :selang infus, abocath, plester, gunting,

kassa, betadine.

l. Heacting set yang terdiri dari : 1 buah gunting, 1 buah pinset

anatomi,1 buah pinset cirurgi, benag cutget, jarum kulit, dan

pemegang jarum.

m. Oxytosin 5 IU

n. Cairan D5 % 500 cc

3. Alat dan bahan dalam pendokumentasian

a. Status / catatan medik pasien

b. Dokumen yang ada (buku KIA)

c. Alat tulis

H. Jadwal penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta


70

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo,

2010).
71

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ruang : VK

Tanggal masuk : 17 Maret 2017

No. Register : 0411060

I. PENGKAJIAN

Tanggal 17 Maret 2017 Pukul : 15.30 WIB

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS PASIEN

1. Nama : Ny. N Nama : Tn. P

2. Umur : 24 tahun Umur : 28 tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

5. Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana

6. Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Sibela Barat no 4, Rt 02/24, Mojosongo .

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

1. Alasan utama pada waktu masuk :

Ibu mengatakan rujukan dari Puskesmas Sibela, merasakan kenceng -

kenceng sejak pukul 06.00 WIB telah mengeluarkan lendir darah pukul

06.30 WIB dan pukul 08.00 WIB saat di Puskesmas Sibela buka 2 cm

kemudian ibu pulang. Ibu mengatakan pada pukul 15.00 datang ke

Puskesmas sibela di periksa dalam buka 3 cm kemudian dirujuk.

71
72

2. Riwayat menstruasi

a. Menarche : Ibu mengatakan mentruasi pertama umur 14 tahun

b. Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya ± 28 hari

c. Lamanya : Ibu mengatakan lamanya haid 6 hari

d. Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2-3 kali sehari

e. Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur

f. Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer

g. Disminorhoe : Ibu mengatakan tidak nyeri saat haid

3. Riwayat Perkawinan

a. Status perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinannya sah, menikah 1 kali

b. Kawin / menikah

Ibu mengatakan menikah umur 23 tahun dengan suami umur 27 tahun,

lamanya 1 tahun

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Tabel 4.1 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

N Tgl/Thn Tempat UK Jenis Penolo Anak Nifas Keadaan


O Partus Partus Partus ng anak
JK BB P Lakt Kea Skrang
B asi d
1 Hamil Sekarang

5. Riwayat Hamil ini

a. HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal

07-06-2016

b. HPL : Ibu mengatakan hari perkiraan lahir tanggal 14-03-2017


73

c. Keluhan keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan pegal - pegal

Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Trimester III : Ibu mengatakan merasakan pegal-pegal dibagian

pinggang

d. ANC : 11 kali teratur


+3
Trimester I : Ibu mengatakan periksa 3x di Bidan pada UK 6

minggu terapi obat asam folat, vitamin B6, zat

besi, 8 minggu terapi obat asam folat, vitamin B6,

dan 11 minggu terapi obat zat besi, vitamin B6.


+3
Trimester II : Ibu mengatakan periksa 3x di Bidan pada UK 14

minggu terapi obat zat besi, kalk, vitamin C, 19+4

minggu terapi obat zat besi, vitamin C, dan 24+3

minggu terapi obat zat besi, kalk, vitamin C.


+2
Trimester III : Ibu mengatakan periksa 5x di Bidan pada UK 29

minggu terapi obat zat besi, kalk, vitamin C, 31+6

minggu terapi obat zat besi, kalk, vitamin C, 37+3

minggu terapi obat zat besi, kalk, vitamin C, 39+1

minggu terapi obat zat besi, vitamin C, 39+3

minggu terapi obat kalk, vitamin C.


74

e. Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan mendapatkan penyuluhan tentang tablet fe pada saat

UK 6 minggu , tanda bahaya TM III pada saat UK 31 minggu,

persiapan persalinan pada saat UK 37 minggu dari bidan.

f. Imunisasi TT yang didapat selama hamil ini

TT1 : Ibu mengatakan pada saat akan menikah tanggal 17

Januari 2016

TT2 : Ibu mengatakan 4 minggu setelah TT1 17 Februari 2016

TT3 : Ibu mengatakan 6 minggu setelah TT2 30 Maret 2016

6. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun.

7. Riwayat penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita sakit apapun seperti flu

batuk dan demam.

b. Riwayat penyakit sistemik

1) Jantung : Ibu mengatakan tidak mengalami jantung berdebar-

debar dan tidak mudah cepat lelah saat beraktifitas

2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada

pinggang kiri maupun kanan dan tidak sakit saat

BAK
75

3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas

4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 1

bulan yang disertai darah, nyeri dada, lesu, tidak

nafsu makan, penurunan berat badan.

5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kulit dan kuku tidak

berwarna kuning

6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah haus, lapar dan sering

BAK dimalam hari.

7) Hipertensi :Ibu mengatakan tidak pernah tensinya lebih dari

140/90 mmHg

8) Epilepsi :Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai

mengeluarkan busa dari mulutnya.

9) Lain – lain :Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit lain seperti

HIV/AIDS dan malaria

c. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan dari keluarga maupun keluarga suami tidak ada riwayat

penyakit menurun seperti hipertensi, asma, DM dan tidak ada riwayat

penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS

d. Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan dari keluarganya ada yang mempunyai riwayat

keturunan kembar yaitu pakde dari ibu.

e. Riwayat operasi

Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun.


76

8. Pola kebiasaan

a. Nutrisi

Makan dan minum terakhir pukul 16.00 WIB pada saat dibangsal VK

Jenis makanan dan minuman: Ibu mengatakan jenis makanan yaitu nasi

sayur oseng kacang, lauk ayam goreng dan minum 1 gelas air teh, beli

dari warung makan porsi sedang.

b. Personal Hygiene

Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti pakaian 2x sehari dan keramas

2 hari sekali dan tidak ada perubahan sebelum hamil

Ibu mengatakan mandi terakhir pukul 14.30 WIB

c. Eliminasi

BAB terakhir pukul : 13.40 WIB, konsistensi lembek, warna kuning

kecoklatan, tidak ada keluhan

BAK terakhir pukul : 16.00 WIB, warna kuning jernih, tidak ada

keluhan

d. Aktivitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan

rumah sendiri seperti menyapu,

mengepel, dan memasak

Selama hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan

rumah dibantu oleh suami seperti

menyapu, mengepel, memasak


77

Selama proses persalinan : Ibu mengatakan tidur miring kekiri dan

berjalan – jalan

Keluhan : Ibu mengatakan nyeri perut sampai

menjalar ke pinggang

e. Istirahat / Tidur

Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dan

tidur malam 7 jam

Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam dan

tidur malam 7 jam, keluhan sudah tidur

Selama proses persalinan : Ibu mengatakan selama proses

persalinan belum tidur karena merasakan

kenceng-kenceng

f. Psikososial budaya

a. Perasaan menghadapi persalinan ini

Ibu mengatakan cemas dengan persalinannya

b. Kehamilan ini direncanakan/tidak

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan

c. Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan anak laki-laki maupun perempuan sama saja yang

penting bayinya sehat.

d. Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung atas kehamilannya ini.


78

e. Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan keluarga.

f. Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak pantangan makanan apapun.

g. Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Ibu mengatakan ada adat istiadat mitoni pada umur kehamilan 7

bulan.

g. Penggunaan obat – obatan, jamu

Ibu mengatakan hanya minum vitamin dari bidan dan tidak minum

jamu.

h. Merokok

Ibu mengatakan tidak pernah merokok, dan suami tidak merokok.

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

1. Status Generalis

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV TD : 120/80 mmHg R:18x/menit

N : 80x/menit S: 36,40C

d. TB : 148 cm

e. BB sebelum hamil : 49 kg

f. BB sekarang : 61 kg

g. LLA : 28 cm
79

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Bersih tidak mudah rontok

2) Muka : Bersih tidak oedema, tidak pucat, tidak ada

cloasma gravidarum

3) Mata

a) Oedema : tidak oedema

b) Conjungtiva : conjungtiva merah muda

c) Sklera : sklera putih

4) Hidung : Bersih tidak ada benjolan

5) Telinga : Bersih tidak ada serumen

6) Mulut/gigi/gusi : Bersih tidak stomatitis, tidak caries, gusi

tidak berdarah.

b. Leher

1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar

gondok

2) Tumor : tidak ada benjolan

3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar

limfe

c. Dada dan Axilla

1) Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada


80

2) Mammae

a) Membesar : membesar normal

b) Tumor : tidak ada benjolan

c) Simetris : simetris

d) Areola : hiperpigmentasi

e) Puting susu : menonjol

f) Kolostrum / ASI : Sudah keluar sedikit

3) Axillia

a) Benjolan : tidak ada pembesaran

b) Nyeri : tidak ada nyeri tekan

d. Ektremitas

1) Atas

a) Kanan : terpasang infus D5 % 500 cc 20 tpm

b) Kiri : tidak ada oedema, tidak ada kelainan

2) Bawah

a) Varices : tidak ada

b) Oedema : tidak ada

c) Kuku : tidak pucat

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri ( Lokalis )

a. Abdomen

1) Inspeksi

a) Pembesaran Perut : sesuai dengan umur kehamilannya

b) Bentuk perut : memanjang


81

c) Linea alba / nigra : linea nigra

d) Strie Albican / Livide : Strie livide

e) Bekas Luka : tidak ada bekas luka

f) Pergerakan janin : teratur

2) Palpasi

a) Pergerakan janin : ada, aktif 3 kali pada saat dilakukan

pemeriksaan

b) Kontraksi : 2x 20’10”

c) Leopold I : TFU teraba 3 jari dibawah px

bagian fundus teraba bulat lunak tidak

melenting (bokong)

d) Leopold II : Kiri, teraba keras panjang seperti papan

(punggung)

Kanan, teraba bagian kecil-kecil janin

(ekstremitas)

e) Leopold III : teraba bulat keras melenting tidak bisa

digoyangkan (kepala)

f) Leopold IV : teraba 2 jari bagian terbawah janin sudah

masuk PAP (divergen) sebanyak 3/5

bagian.

g) TFU Mc. Donald : 32 cm

h) TBJ : (32-11) x 155 = 3255 gram


82

3) Auskultasi

a) DJJ : Punctum Maximum bagian kiri bawah pusat

b) Frekuensi : 146 x/menit

c) Teratur/tidak : teratur

b. Pemeriksaan Panggul

1) Kesan panggul : Gynekoid (normal)

2) Distantia Spinarum : 24 cm

3) Distantia Kristarum : 27 cm

4) Conjungata Eksterna (Boudeloque) : 19 cm

5) Lingkar Panggul : 90 cm

c. Anogenital

1) Vulva Vagina

a) Varices : tidak ada

b) Luka : tidak ada

c) Kemerahan : tidak ada

d) Nyeri : tidak ada

e) Pengeluaran Pervaginam : lendir darah ± 10 cc

2) Perineum

a) Bekas Luka : tidak ada

b) Lain-lain : tidak ada

3) Anus

a) Haemorhoid : tidak ada

b) Lain – lain : tidak ada


83

4) Vagina Toucher

a) Vulva vagina : tidak ada oedema, tidak ada varices

b) Portio : teraba tebal

c) Pembukaan : 3 cm

d) Kulit ketuban : utuh

e) Presentasi : belakang kepala

f) Penyusupan :0

g) Uuk : jam 12.00

h) STLD :+

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium :

Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Hemoglobin : 12, 2 12-14 gr/dl

Leukosit : 10 3,5-10 ribu/mm^3

Eritrosit : 4,05 4,2-5,0 ribu/mm^3

Trombosit : 267 150-450 ribu/mm^3

Hematrokit : 37 37-43 vol%

HbsAg :(-)

Golongan Darah :O

b. Pemeriksaan USG oleh dr. Sp.OG

Hasil : UK 40 minggu, jenis kelamin laki laki, air ketuban cukup,

presentasi belakang kepala, plasenta tidak menutupi jalan lahir,

TBJ 3000 gram.


84

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 17 Maret 2017 Pukul : 17.30 WIB

A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny. N G1P0A0 umur Ibu 24 tahun, hamil 40+3 minggu, janin tunggal, hidup

intrauterine, presentasi belakang kepala, punggung kiri, bagian terbawah

janin sudah masuk PAP 3/5 bagian in partu kala 1 fase laten

Data Dasar :

DS :

1. Ibu mengatakan bernama Ny.N berumur 24 tahun

2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah

keguguran

3. Ibu mengatakan HPHT tanggal 07-06-2016

4. Ibu mengatakan rujukan dari Puskesmas Sibela, merasakan kenceng -

kenceng sejak pukul 06.00 WIB telah mengeluarkan lendir darah

pukul 06.30 WIB dan pukul 08.00 WIB saat di Puskesmas Sibela buka

2 cm kemudian ibu pulang. Ibu mengatakan pada pukul 15.00 datang

ke Puskesmas sibela di periksa dalam buka 3 cm kemudian dirujuk.

DO :

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : composmentis

3. TTV TD :120/80 mmHg R: 18x/menit

N :80x/menit S:36, 40C


85

4. Pemeriksaan leopold

a. Leopold I : TFU teraba 3 jari dibawah px

Bagian fundus teraba bulat lunak tidak melenting

(bokong)

b. Leopold II : Kiri, teraba keras panjang seperti papan

(punggung)

Kanan, teraba bagian kecil-kecil janin

(ekstremitas)

c. Leopold III : Teraba bulat keras melenting tidak bisa

digoyangkan (kepala)

d. Leopold IV : Teraba 2 jari bagian terbawah janin sudah masuk

PAP (divergen) sebanyak 3/5 bagian.

e. TFU Mc. Donald : 32 cm

f. TBJ : (32-11) x 155 = 3255 gram

5. DJJ : 146 x/menit

6. PPV : lendir darah ±10 cc

7. VT

a. Vulva vagina : tidak odema, tidak varices

b. Portio : teraba tebal

c. Pembukaan : 3 cm

d. Kulit ketuban : utuh

e. Presentasi : belakang kepala

f. Penyusupan :0
86

g. UUK : jam 12.00

h. STLD :+

8. Ekstermitas atas tangan kanan : terpasang infus D5 % 500 cc 20

tpm

9. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium :

Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Hemoglobin : 12, 2 12-14 gr/dl

Leukosit : 10 3,5-10 ribu/mm^3

Eritrosit : 4,05 4,2-10 ribu/mm^3

Trombosit : 267 150-450 ribu/mm^3

Hematrokit : 37 37-43 vol%

HbsAg :(-)

Golongan Darah :O

b. Pemeriksaan USG :

Hasil : UK 40 minggu, jenis kelamin laki laki, air ketuban cukup,

presentasi belakang kepala, plasenta tidak menutupi jalan lahir,

TBJ 3000 gram.

B. MASALAH

Ibu merasa cemas terhadap persalinan ini

C. KEBUTUHAN

Beri ibu dukungan moril pada ibu untuk mengurangi rasa cemas
87

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tanggal 17 Maret 2017 Pukul 17.35 WIB

1. Pada ibu potensial terjadi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi,

kelelahan ibu, dan shock

2. Pada janin potensial terjadi asfiksia, dan trauma cerebri

IV. TINDAKAN SEGERA

Tanggal 17 Maret 2017 Pukul 17.40 WIB

Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk pemberian terapi dan

tindakan advis Dokter Sp.OG via telephone :

a) Observasi keadaan umum dan kemajuan persalinan setiap 4 jam

b) Lakukan pemasangan cairan infus D5% 500 cc + drip oksitosin 5 IU

dimulai tanggal 18 maret 2017 pukul 09.30 WIB di mulai 8 tetes per menit

kemudian dinaikkan 4 tetes dengan interval 30 menit dengan pertahankan

tetesan maksimal 20 tetes per menit.

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 17 Maret 2017 Pukul: 17.50 WIB

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Observasi keadaan umum, vital sign setiap 2 jam sekali, His dan Djj setiap

30 menit, dan pembukaan setiap 4 jam sekali

3. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri

4. Berikan ibu dukungan emosi


88

5. Ajari ibu teknik relaksasi yaitu tarik nafas panjang dari hidung dan

keluarkan lewat mulut

6. Lakukan inform consent untuk tindakan induksi yang akan dilakukan

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

Tanggal: 17 Maret 2017

1. Pukul 18.00 WIB Memeritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Pukul 18.05 WIB Observasi keadaan umum, vital sign setiap 2 jam sekali,

His dan Djj setiap 30 menit, dan pembukaan setiap 4 jam sekali

3. Pukul 18.20 WIB Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri

4. Pukul 18.25 WIB Memberikan ibu dukungan emosi

5. Pukul 18. 30 WIB Mengajari ibu tekhnik relaksasi yaitu tarik nafas panjang

dari hidung keluar lewat mulut bila terasa kontraksi

6. Pukul 18.35 WIB Melakukan inform consent untuk tindakan induksi

yang akan dilakukan pada tanggal 18 Maret 2017

VII. EVALUASI

Tanggal : 17 Maret 2017

1. Pukul 18.45 WIB Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Pukul 18.55 WIB Ibu bersedia untuk tidur miring kiri

3. Pukul 19.05 WIB Ibu telah diberikan dukungan emosi

4. Pukul 19.15 WIB Ibu bersedia untuk tarik nafs panjang dari hidung

keluar lewat mulut bila terasa kenceng – kenceng


89

5. Pukul 19.25 WIB Ibu dan keluarga bersedia dilakukan induksi

persalinan pada tanggal 18 Maret 2017 dengan telah ditanda

tangani infomed consent

6. Pukul 19.30 WIB Hasil observasi terlampir ( lampiran 7)


90

DATA PERKEMBANGAN I

KALA I

S :

Tanggal : 18 Maret 2017 Pukul : 08.45 WIB

1. Ibu mengatakan perutnya semakin lama semakin kenceng menjalar ke

perut

2. Ibu mengatakan merasa cemas karena pembukaannya lama dan bayi

belum lahir

O :

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV

a. Tekanan D arah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 80x/menit

c. Suhu : 36,6oC

d. Respirasi : 22x/menit

4. His : 3x 10’ 30”

5. DJJ : 145 x/menit

6. VT

Tanggal 17 maret 2017 pukul 15.30 WIB

a. Vulva vagina : tidak ada oedema, tidak ada varices

b. Portio : teraba tebal


91

c. Pembukaan : 3 cm

d. Kulit ketuban :+

e. Presentasi : belakang kepala

f. Penyusupan :0

g. Uuk : jam 12.00

h. STLD :+

Tanggal 18 maret 2017 Pukul 09.30 WIB

a. Vulva vagina : tidak ada oedema, tidak varices

b. Portio : tebal

c. Pembukaan : 6 cm

d. Kulit ketuban :+

e. Presentasi : belakang kepala

f. Penyusupan :1

g. Uuk : jam 12.00

h. STLD :+

7. Ekstermitas atas

a. Kanan : terpasang infus D5 % 500 cc 20 tpm

8. Perdarahan Pervaginam : lendir darah ± 10 cc

A :

Ny. N G1P0A0 Umur 24 tahun, hamil 40+3 minggu, janin tunggal, hidup

intrauterine, letak memanjang, presentasi belakang kepala, punggung kiri,

inpartu kala I dengan fase aktif memanjang


92

P :

1. Pukul 09.20 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

dan bayi baik

2. Pukul 09.30 WIB Mengganti cairan infus D5% 500 cc + oksitosin 5 IU

dimulai 8 tpm dinaikkan 4 tpm tiap 30 menit maksimal 20 tpm

3. Pukul 90.35 WIB Memberi dukungan emosional pada ibu agar ibu tetap

tenang dalam menghadapi persalinan

4. Pukul 09.40 WIB Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar suplai oksigen

ke bayi terpenuhi

5. Pukul 09.45 WIB Menganjurkan ibu untuk bernafas panjang dari hidung

dan mengeluarkan lewat mulut jika ada his untuk mengurangi resiko sakit.

6. Pukul 09.45 WIB Menyiapkan partus set, resusitasi bayi, pakaian ibu dan

bayi.

a. Partus set terdiri dari : 2 buah klem, gunting tali pusat,

pengikat tali pusat DTT, kateter

nelaton, gunting episiotomy, klem ½

kocher, 2 buah sarung tangan DTT,

Kassa, spuit 3cc berisi oksitosin 5 IU,

kateter ,duk steril dan pengikat tali

pusat.

b. Heacting set yang terdiri dari : 1 buah gunting, 1 buah pinset

anatomi,1 buah pinset cirurgi, benag


93

cutget, jarum kulit, dan pemegang

jarum.

c. Resusitasi bayi : 2 handuk kering, sungkup, bengkok,

lampu sorot, meja resusitasi,

stetoskop, selimut, penghisap lendir

(deelee).

d. Pakaian ibu : jarik, baju, celana dalam, pembalut.

e. Pakaian bayi : baju, popok, bedong, topi.

7. Pukul 09.55 WIB Mengobservasi tetesan infus dan kemajuan persalinan

EVALUASI

Tanggal 18 Maret 2017

1. Pukul 09.25 WIB Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Pukul 09.35 WIB telah dipasang infus D5 % 500 cc + oksitosin 5 IU

dengan tetesan 8 tpm

3. Pukul 09.38 WIB Ibu tampak lebih tenang

4. Pukul 09.43 WIB Ibu bersedia tidur miring kiri

5. Pukul 09.46 WIB Ibu bersedia nafas panjang

6. Pukul 10.15 WIB Alat sudah disiapkan yaitu partus set, resusitasi bayi,

pakaian ibu dan bayi

7. Pukul 10.20 WIB Hasil observasi terlampir (lampiran 7)

8. Pukul 12.00 WIB Ibu mengatakan ada dorongan ingin meneran dan ingin

BAB

9. Pukul 12.00 WIB Terlihat penonjolan pada vulva dan anus membuka
94

DATA PERKEMBANGAN II

KALA II

Tanggal : 18 Maret 2017 Pukul: 11.45 WIB

1. Ibu mengatakan kenceng – kenceng semakin lama semakin kuat dan

teratur

2. Ibu mengatakan ingin BAB dan ada dorongan untuk mengejan

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV :

a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit

c. Suhu : 36,6 x/menit

d. Respirasi : 22 x/menit

4. DJJ : 146 x/menit

5. HIS : 5x10’45”

6. VT

a. Vulva vagina : tidak oedema, tidak ada varices

b. Portio : tidak teraba

c. Pembukaan : 10 cm

d. Kulit ketuban : sudah pecah spontan warna jernih


95

e. Presentasi : belakang kepala

f. Penyusupan :1

g. Uuk : jam 12.00

h. STLD :+

7. Ekstermitas atas tangan kanan : terpasang infus D5% 500 cc + drip

oksitosin 5 IU

8. PPV : lendir darah ± 60 cc

Ny. N G1P0A0 umur 24 tahun umur kehamilan 40+4 minggu, janin tunggal,

hidup intrauterine, letak memanjang, presentasi belakang kepala,

punggung kiri, inpartu kala II

1. Pukul 11.50 WIB Mengenali tanda gejala kala II serta beritahu ibu bahwa

pembukaan sudah lengkap (10 cm).

2. Pukul 11.55 WIB Menyiapkan pertolongan persalinan yaitu pastikan

kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong

persalinan dan menatalaksakan komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

3. Pukul 12.00 WIB Melakukan pertolongan persalinan dengan Asuhan

Persalinan Normal 60 Langkah

a. Memakai APD

b. Mencuci tangan 6 langkah pada air yang mengalir

c. Memakai sarung tangan DTT untuk periksa dalam


96

d. Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik (menggunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak

terjadi dekontaminasi alat suntik)

e. Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas yang dibasahi air

DTT

f. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan

lengkap

g. Menyelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke larutan

klorin 0,5%, melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan

rendam pada larutan klorin

h. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ)

i. Memberitahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik

j. Mempersiapkan posisi meneran dengan posisi litotomi yaitu kedua

kaki ditarik kearah dada, merapatkan gigi, melihat kebawah dan

meneran seperi BAB tanpa suara.

k. Meletakkan handuk bersih di perut bawah ibu, kepala bayi telah

membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

l. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu

m. Membuka partus set dan mengecek kelengkapan alat

n. Memakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan

o. Memeriksa adanya indikasi perineum tebal dan kaku


97

p. melahirkan kepala, setalah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6

cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang

dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain mnahan

belakang kepala bayi untuk mempertahankan posisi fleksi dan

membantu lahirnya kepala. mengnjurkan ibu untuk meneran secara

efektif atau bernafaas cepat dan dangkal.

q. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, setelah kepala lahir,

tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan

r. Melahirkan bahu, pegang kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu

untuk meneransaat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kea rah

bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan

kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu

belakang.

s. Melahirkan badan dan tungkai, setelah kedua bahu lahir, satu tangan

menyangga kepala dan bahu belakang, tangan yang lain menelusuri

dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas

t. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan

melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi lain

agar bertemu dengan jari telunjuk).

u. Melakukan penilaian sepintas apakah bayi cukup bulan, menangis

kuat, gerakan aktif


98

v. Mengeringkan diatas perut ibu dengan handuk bersih, mengganti

handuk basah dengan handuk kering

4. Pukul 12.18 WIB Meletakkan bayi pada dada ibu dengan kontak kulit

kekulit atau skin to skin untuk IMD selama 1 jam

5. Pukul 12.20 WIB Menyelimuti tubuh bayi dengan selimut

6. Pukul 12.25 WIB Mengevaluasi perdarahan, kontraksi, TFU

EVALUASI

Tanggal 18 Maret 2017

1. Pukul 12.15 WIB Bayi sudah lahir spontan jenis kelamin laki – laki

tangisan kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Bayi dilakukan IMD

terlihat bayi sudah dapat mengenyut puting susu ibu. Bayi sudah

diselimuti dengan selimut

2. Pukul 12.20 WIB Hasil observasi

Perdarahan : ± 60 cc

Kontraksi : keras

TFU : setinggi pusat

Vulva vagina : terlihat tali pusat menjulur didepan vulva dengan

terpasang klem

Ibu mengatakan merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya

Ibu mengatakan perutnya semakin mulas


99

DATA PERKEMBANGAN III

KALA III

Tanggal : 18 Maret 2017 Pukul : 12.20 WIB

1. Ibu mengatakan perutnya semakin mulas

2. Ibu mengatakan merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Pukul 12.15 WIB bayi sudah lahir spontan, jenis kelamin laki – laki,

menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan

4. Vulva vagina : terlihat tali pusat menjulur didepan vulva dengan terpasang

klem

5. PPV : ± 60 cc

6. Kontraksi : keras

7. TFU : setinggi pusat

8. Ekstremitas : tangan kanan terpasang infus D5 % 20 tpm

Ny. N G1P0A0 umur 24 tahun umur kehamilan 404 minggu inpartu kala III

1. Pukul 12.20 WIB Melakukan Manajemen Aktif Kala III

a. memeriksa kembali uterus untuk memastikan janin tunggal atau ganda


100

b. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin 10 unit IM

c. Menyuntikkan di 1/3 distal lateral paha kanan ibu

d. Menjepit tali pusat 2-3 cm dari pusat bayi, potong tali pusat dan klem

dengan menggunakan klem tali pusat

e. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

f. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas

simpisis), untuk mendeksi kontraksi. Tangan lain memegang klem

untuk menegangkan tali pusat

g. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat kearah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas

(dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).

h. Meminta ibu untuk sedikit meneran sambil penolong menegangkan

tali pusat dengan arah sejajar dengan lantai.

i. Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva jika tali pusat bertambah

panjang.

j. Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin kemudian lahirkan

k. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terasa

keras).
101

l. Memeriksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah

dilahirkan lengkap.

2. Mengobservasi perdarahan, laserasi, kontraksi, dan TFU

EVALUASI

Tanggal 18 Maret 2017

1. Pukul 12.25 WIB Plasenta lahir spontan, kotiledon lengkap, selaput

ketuban lengkap, berat plasenta ±500 gram, diameter plasenta ± 16 cm,

tebal plasenta ±3 cm, panjang tali pusat ± 50 cm.

2. Pukul 12.30 WIB Hasil Observasi

PPV : ± 80 cc

Kontraksi : keras

TFU : setinggi pusat

Laserasi : ruptur derajat II

Ibu mengatakan capek dan lemas

Ibu mengatakan perutnya masih mulas

Ibu mengatakan ari - ari sudah lahir


102

DATA PERKEMBANGAN IV

KALA IV

Tanggal 18 Maret 2017 pukul 12.30 wib

1. Ibu mengatakan capek dan lemas

2. Ibu mengatakan perutnya masih mules

3. Ibu mengatakan ari – ari sudah lahir

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : composmentis

3. Hasil Observasi

PPV : ±80 cc

TFU : setinggi pusat

Kontraksi : baik

4. Pukul 12.15 WIB bayi lahir spontan, jenis kelamin laki – laki, tangisan

kuat, bergerak aktif, warna kulit kemerahan

5. Pukul 12.25 WIB Plasenta lahir spontan, kotiledon lengkap, selaput

ketuban lengkap, berat plasenta ±500 gram, diameter plasenta ± 16 cm,

tebal plasenta ±3 cm, panjang tali pusat ± 50 cm.

6. Terdapat laserasi derajat II pada perineum


103

Ny. N P1A0 umur 24 tahun inpartu kala IV

1. Pukul 12.30 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

2. Pukul 12.35 WIB Mempersiapkan Heacting set yang terdiri dari : 1 buah

gunting, 1 buah pinset anatomi,1 buah pinset cirurgi, benag cutget, jarum

kulit, dan pemegang jarum. Melakukan penjahitan dengan teknik jelujur

dari mukosa vagina, kulit perineum dan otot perineum

3. Pukul 12.45 WIB Melakukan asuhan pasca persalinan

a. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam

b. Memastikan kandung kemih kosong

c. Menyelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan clorin 0,5 %, membersihkan noda darah, dan bilas dengan air

DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian keringkan dengan

handuk

d. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi

e. Memeriksa nadi ibu dan keadaan umum ibu

f. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah

g. Memantau keadaan bayi dan memastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik
104

h. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5

% untuk dekontaminasi

i. Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ketempat sampah

yang sesuai

j. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT, membersihkan cairan ketuban, lendir dan

darah diranjang atau sekitar ibu berbaring. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering

k. Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkannya

l. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %

m. Menyelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5 %, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik,

rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

n. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering

4. Pukul 12.55 WIB Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir

a. Memakai sarung tangan bersih/DTT

b. Melakukan pemeriksaan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.

Memastikan kondisi bayi baik, pernapasan normal (40-60 x/menit)

dan suhu tubuh normal (36,5 – 37,5oC) setiap 15 menit


105

c. Melakukan pengukuran BB, TB, LK, LD serta pemeriksaan head to

toe pada bayi

d. Meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu dapat

disusukan

e. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

f. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan handuk bersih dan kering

5. Pukul 13.10 WIB Mengobservasi Ku, Kontraksi, PPV setiap 15 menit

pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam ke dua

6. Pukul 13.20 WIB Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam lembar

partograf

7. Pukul 13.30 WIB Memberi ibu terapi sesuai advis dokter

Vitamin A : 200.000 IU 1 x 1 2 kapsul

Asam mefenamat : 500 mg 3x1 10 tablet

Amoxicillin : 500 mg 3x1 10 tablet

EVALUASI

1. Pukul 12.32 WIB Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Pukul 12.38 WIB Heating set telah disiapkan dan telah dilakukan

penjahitan pada laserasi jalan lahir

3. Pukul 12.50 WIB Telah melakuan asuhan pasca persalinan


106

4. Pukul 13.05 WIB Bayi sudah dilakukan pemeriksaan fisik

a) TTV

Pernapasan : 44 x/menit

Denyut jantung : 100 x/menit

Suhu : 36,8 0C

b) BB : 3100 gram

c) PB : 48 cm

d) LK : 34 cm

e) LD : 32 cm

f) Kepala : terdapat caput sucsedaneum

g) Muka : normal, tidak pucat

h) Telinga : snormal, simetris kanan dan kiri

i) Mata : normal, simetris kanan dan kiri,

conjungtiva merah muda, sklera putih

j) Hidung : normal, tidak ada benjolan

k) Mulut : normal, tidak ada kelainan

l) Leher : normal, tidak ada benjolan

m) Dada : normal, simetris kanan dan kiri, tidak ada

retraksi

n) Perut : tidak ada penonjolan disekitar tali pusat

o) Kelamin : testis berada pada skrotum, penis

berlubang

p) Anus : berlubang
107

q) Ekstremitas : tangan dan kaki normal, jari lengkap

r) Kulit : normal, terdapat vernik, tidak ada bercak

hitam/tanda lahir

s) Reflek bayi

Rooting (sentuhan) :+

Suching (menghisap) :+

Morro (kejutan) :+

Grasping (menggenggam) :+

5. Hasil observasi kala IV terlampir (lampiran 10)

6. Pukul 13.25 WIB Telah didokumentasikan hasil observasi dalam lembar

partograf

7. Pukul 13.35 WIB Ibu bersedia minum terapi obat

II. PEMBAHASAN

Pada pengkajian ini, penulis akan menjelaskan kesenjangan yang

ada dengan cara membandingkan antara teori yang ada dengan praktek yang

ada dilapangan. Dalam menjelaskan kesenjangan tersebut penulis

menggunakan langkah – langkah dalam manajemen kebidanan yaitu mulai

dari pengkajian sampai dengan evaluasi.

Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan

dan pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat


108

digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang

tepat, efektif dan efisien khususnya dengan pasien dengan kala I lama.

A. Pengkajian

Menurut Harry Oxorn & William R. Forte (2010), klasifikasi

partus lama meliputi fase laten yang memanjang fase laten yang

melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada

multipara, fase aktif yang memanjang lebi dari 12 jam pada

primigravida, fase aktif yang berlangsung lebih dari 6 jam pada

multipara.

Pada kasus ibu bersalin pada Ny. N G1P0A0 umur 24 tahun

hamil 40+3 minggu pada fase aktif dari pembukaan 4 cm sampai dengan

pembukaan lengkap (10 cm) berlangsung selama ± 17,5 jam .

Jadi dalam pengkajian data tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus.

B. Interpretasi Data

Menurut Sulistyawati dan Nugaraheny (2013), Pada langkah ini

dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosis, masalah, dan

kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah dikumpulkan Dalam langkah kedua ini, bidan membagi

interpretasi data dalam tiga bagian, yaitu :

1. Diagnosa kebidanan : Ny. X, umur Ny. X umur X tahun, GX PX

AX, hamil X minggu, dengan janin tunggal atau ganda, hidup intra

atau ekstra uteri, letak janin memanjang atau melintang, punggung


109

kanan atau kiri, kepala sudah atau belum masuk PAP, penurunan X

bagian, inpartu kala X.

2. Dalam kasus persalinan kala I lama masalah yang dihadapi ibu

adalah kecemasan ibu dalam menghadapi persalinannya

(Pawirohardjo, 2009).

3. Kebutuhan pada ibu bersalin dengan kala I lama adalah berikan

dukungan emosi, perubahan posisi (mobilisasi), beritahu keadaan

ibu dan beritahu hasil pemeriksaan (Saifudin, 2011).

Dari data yang didapat dari pengkajian maka dapat

ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu ibu bersalin Ny. N G1P0A0

Umur 24 Tahun Hamil 40+3 Minggu, janin tunggal, hidup intra

uteri, letak memanjang, punggung kiri, kepala sudah masuk PAP

2/5 bagian, inpartu kala I lama, sedangkan masalah yang timbul

adalah ibu merasa cemas dalam menghadapi persalinannya maka

kebutuhan yang diberikan adalah memberikan dukungan emosi

pada ibu.

Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan kasus.

C. Diagnosa Potensial

Pada persalinan dengan kala I lama pada ibu potensial terjadi

atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, dan shock. Pada janin

potensial terjadi asfiksia dan trauma cerebri (Oxorn, 2010).


110

Pada kasus ini muncul diagnosa potensial pada bayi yaitu

trauma cerebri dan pada ibu terdapat laserasi.

Pada diagnosa potensial tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan kasus.

D. Tindakan Segera

Menurut Sarwono (2010) penatalaksanaan pada kasus kala I

lama yaitu pasang infus dekstrose 5% 500 CC + oxytosin 5 IU.

Diberikan mulai dari 8 tetes permenit dinaikkan 4 tetes dengan interval

30 menit sampai tetesan maksimal 40 tetes permenit.

Dalam kasus Ny. N G1P0A0 umur 24 tahun hamil 40+3 minggu

dengan kala I lama yaitu mengobservasi keadaan umum dan kemajuan

persalinan setiap 4 jam, pasang cairan infus D5% 500 cc + drip

oksitosin 5 IU dimulai 8 tpm kemudian dinaikkan 4 tpm dengan

interval 30 menit maksimal pemberian 20 tpm.

Dalam penatalaksanaan kasus antisipasi ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktek yaitu maksimal pemberian tetesan infus.

E. Rencana Tindakan

Menurut Sarwono (2010), rencana asuhan pada ibu bersalin

dengan kala I lama meliputi :

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

2. Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 2 jam sekali, His

dan DJJ setiap 30 menit.


111

3. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri, agar oksigen yang masuk ke

janin tidak terhambat.

4. Berikan ibu dukungan emosi

5. Observasi pembukaan dan pengeluaran pervaginam setiap 4 jam,

jika ada pembukaan, pendataran serviks, tidak ada tanda – tanda

disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh,

pecahkan ketuban dan lakukan induksi persalinan dengan induksi

oksitosi 5 IU (Saifudin, 2010).

6. Lakukan inform consent untuk tindakan induksi yang akan

dilakukan.

7. Pasang infus D5% 500 cc drip oxytosin 5 IU untuk memperbaiki

keadaan umum, jika pasien tidak masuk fase aktif setelah

dilakukan induksi oksitosin 5 IU, maka lakukan tindakan seksio

sesarea (Manuaba, 2012).

Dalam perencanaan asuhan pada ibu bersalin dengan kala I

lama adalah beri tahu ibu hasil pemeriksaan, observasi keadaan umum

dan vital sign setiap 2 jam, His dan DJJ setiap 30 menit, anjurkan ibu

untuk tidur miring ke kiri, memberi dukungan emosi ibu , memeriksa

kemajuan persalinan setiap 4 jam sekali, observasi tetesan infus.

Dalam rencana tindakan pada teori dan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus.


112

F. Pelaksanaan

Menurut Sulistyawati dan Nugaraheny (2013), pada langkah ini

rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah

kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Pada langkah ini, tindakan yang diberikan pada ibu bersalin

dengan kala I lama sesuai dengan rencana yang telah ditentukan yaitu beri

tahu ibu hasil pemeriksaan, observasi keadaan umum dan vital sign

setiap 2 jam, His dan DJJ setiap 30 menit, anjurkan ibu untuk tidur

miring ke kiri, member dukungan emosi ibu , memeriksa kemajuan

persalinan setiap 4 jam sekali, observasi tetesan infus.

Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

G. Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita

berikan kepada pasien (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013).

Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan yaitu bisa

memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan sehingga ibu

sehat dan bayi lahir selamat (Saifuddin, 2012).

Pada kasus Ny. N dengan kala I lama, penulis mengetahui

masalah yang ada sehingga dapat dinilai perkembanganya. Hasil yang

diperoleh dari evaluasi ini adalah persalinan secara spontan, keadaan

ibu baik, dan kepala bayi terdapat caput sucsedaneum.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus.
113

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan

pembahasan pada asuhan kebidanan pada Ny. N G1P0A0 dengan kala I lama

di RSUD Kota Surakarta, maka penulis mengambil kesimpulan :

Penulis mampu memberikan pelayanan asuahan kebidanan ibu

bersalin Ny. N G1P0A0 dengan kala I lama dengan menerapkan tujuh langkah

manajemen kebidanan menurut Varney, yang meliputi :

1. Pengkajian dilakukan dengan mengupulkan data subyektif yang

diperoleh dari pasien dan keluarga serta data obyektif yang diperoleh dari

pemeriksaan fisik pada pasien. Data subyektif : Ibu mengatakan datang

dengan keluhan hamil pertama umur kehamilan 40+3 minggu mengeluh

mulas-mulas dan nyeri perut bagian bawah sejak tanggal 17 Maret 2017

pukul 06.00 WIB, HPHT tanggal : 07 juni 2016. Data obyektif :

diperoleh dari pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, TD : 100/70

MmHg, N : 80x/ menit, R : 20x/ menit, S : 36,50C, HPL tanggal : 14

maret 2017, VT : Pembukaan : 3 cm, Porsio : tebal, His 2 dalam 10 menit

lamanya 20 detik. Pada pengkajian tersebut penulis tidak menemukan

hambatan yang berarti, hal ini dikarenakan ada respon yang baik dari

pasien saat penulis melakukan anmnesa dan pemeriksaan.

113
114

2. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan maka penulis dapat

menginterpretasikan data menjadi diagnose kebidanan yaitu Ny. N

G1P0A0 Umur 24 Tahun Hamil 40+3 Minggu, janin tunggal, hidup intra

uteri, letak memanjang, punggung kiri, kepala sudah masuk PAP 3/5

bagian, dengan kala I lama.

3. Dalam menentukan diagnosa potensial diperlukan data penunjang yang

lengkap pada kasus ibu bersalin dengan kala I lama pada ibu potensial

terjadi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, dan shock. Pada janin

potensial terjadi asfiksia dan trauma cerebri.

4. Dalam melakukan antisipasi diperlukan kolaborasi dengan dokter SpOG,

yaitu induksi persalinan dengan infus Dekstrose 5% serta oksitosin drip

5 IU dengan tetesan mulai dari 8 tpm per menit sampai dengan 20 tpm.

5. Rencana asuhan yang telah dibuat bagi ibu bersalin dengan induksi atas

indikasi kala I lama harus segera dilaksanakan untuk mencegah terjadinya

keadaan yang membahayakan bagi ibu maupun bayinya. Adapun rencana

yang di buat bagi Ny. N G1P0A0 dengan induksi atas indikasi kala I lama

adalah beri tahu ibu hasil pemeriksaan, observasi keadaan umum dan vital

sign setiap 2 jam, His dan DJJ setiap 30 menit, memeriksa kemajuan

persalinan setiap 4 jam sekali, anjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri,

memberi dukungan emosi ibu, observasi tetesan infus.

6. Pelaksanaan telah dilakukan sesuai rencana sehingga mendapatkan hasil

yang maksimal.
115

7. Evaluasi dilaksanakan setelah melakukan implementasi dengan hasil

tidak ada komplikasi selama proses persalinan, bayi lahir spontan dengan

induksi jenis kelamin laki-laki, BB : 3100 gram, PB : 48 cm , LK : 34

cm, LD : 32 cm, LLA : 11 cm, Apgar Score : 8-9-10, cacat (-), anus (+),

terjadi trauma cerebri pada bayi dan pada ibu terjadi laserasi.

8. Dalam pembahasan teori dan praktek yang penulis lakukan terhadap Ny.

N G1P0A0 dengan kala I lama terdapat kesenjangan antara teori dan

pelaksanaan yaitu pada antisipasi/ tindakan segera terletak pada

pemberian infus D5% 500 cc + oksitosin 5 IU dimulai 8 tpm sampai 20

tpm walaupun terdapat kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan

namun tidak terjadi komplikasi yang membahayakan bagi ibu maupun

janin, dimana dapat dilihat persalinan berlangsung dengan lancar ibu dan

bayi dalam kondisi yang baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan

saran yang mungkin bermanfaat, yaitu:

1. Bagi institusi

a. Rumah sakit

Untuk mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan

dalam asuhan kebidanan harus berpegang pada teori yang ada agar

lebih berkualitas dalam pelayanan kesehatan sehingga pasien merasa

aman dan nyaman.


116

b. Pendidikan

Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan sesuai teori

dan praktek karena teori mendasari setiap praktek sehinga antara teori

dan praktek tidak ada kesenjangan dan dapat dijadikan bahan

referensi.

2. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan bidan lebih mampu mengkaji masalah yang timbul

untuk melakukan antisipasi atau tindakan segera agar tidak terjadi

komplikasi pada kasus ibu bersalin dengan kala I lama.

3. Bagi keluarga pasien

Keluarga diharapkan untuk lebih teliti terhadapa kesehatan bagi

ibu hamil agar terdeteksi lebih dini apabila terjadi kegawatan serta

mengerti tanda bahaya yang timbul selama masa hamil, persalinan, dan

mampu memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil

keputusan untuk mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, N. 2013.Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. W G4P3A0 Dengan


Kala 1 Lama Karena Inersia Uteri Sekunder Di RSUD Dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen. UNS – F. Kedokteran.

Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:


Rohima Press.

Depkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia tahun


2013www.depkes.go.id/resources/download/Pustadin/Profil_Kesehatan_Ind
onesia/Profil_Kesehatan_Indonesia_2013.pdf. 8 November 2016 jam 18.30
WIB

Dinkes Jateng. 2015. Buku Saku Kesehatan Tahun 2015.


www.dinkesjatengprov.go.id/v2015/dokumen/bsktw3_15/BSKesh_tw3_15_
final.pdf. 8 November 2016 jam 18.30 WIB

Manuaba, I.A.C, et al. 2012.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.

Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.Yogyakarta :


Pustaka Belajar.

Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisik Pada Anak. Jakarta: CV. Agung Seto.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.


Edisi 2 : Jakarta. EGC.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Pawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Permenkes.2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1464/MENKES/PER/X/2010.

Prapti, R. H. E. 2015. Memposisikan SRHR Di Seluruh Bidang Pembangunan


Berkelanjutan.Jakarta : Rutger.

Rismalinda. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Inmedia.

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Rukiyah, A.Y, et al. 2009. Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan).Jakarta : CV. Trans
Info Medika.

Rusmini. 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. A G3P2A0 Induksi
Atas Indikasi Kala 1 Lama Di RSU Assalam Gemolong Sragen.STIEKes
Kusuma Husada Surakarta.

Saifuddin, B.A. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Edisi 1: Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sondakh, J. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.Jakarta :


Erlangga.

Sulistyawati, A, Nugaraheny, E. 2010.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.

Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press. Yogyakarta : YEM.
LAMPIRAN
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 6

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
Jl. Jaya Wijaya No. 11 Kadipiro Surakarta
Telp (0271 857742 Fax 0271 857742

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


Ruang :
Tanggal masuk :
No. Register :

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN : IDENTITAS SUAMI :
1. Nama : Nama :
2. Umur : Umur :
3. Agama : Agama :
4. Suku Bangsa : Suku Bangsa :
5. Pendidikan : Pendidikan :
6. Pekerjaan : Pekerjaan :
7. Alamat : Alamat :

B. ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF) : Tanggal………… Pukul……….


1. Alasan utama pada waktu masuk :
2. Tanda-tanda persalinan

a. Kontraksi sejak tanggala……………. Pukul………………


Frekuensi……...… x setiap 10 menit, lamanya……….. detik
Kekuatan……….. lokasi nyeri
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche :
b. Siklus :
c. Lama :
d. Banyaknya :
e. Teratur / tidak teratur :
f. Sifat darah :
g. Dismenorhoe :
4. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan :................. kawin :......................... kali
b. Kawin I : umur............ tahun, dengan suami umur............... tahun
Lamanya : tahun, anak…………orang
c. Kawin II : umur........... tahun, dengan suami umur................. tahun
Lamanya :............ tahun, anak…………orang
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
NO TGL/THN TEMPAT UMUR PENO ANAK NIFAS KEADAAN
PARTUS PARTUS KHMLN LONG ANAK
JK BB PB KEAD LAKT SEKARANG

6. Riwayat Hamil
a. HPHT :
b. HPL :
c. Keluhan keluhan pada
Trimester I :
Trimester II :
Trimester III :
d. ANC :.............. kali.................. teratur / tidak teratur
e. Penyuluhan yang pernah didapat :
f. Imunisasi TT :
7. Riwayat Keluarga Berencana:
8. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang :
b. Riwayat penyakit sistemik
 Jantung :
 Ginjal :
 Asma :
 TBC :
 Hepatitis :
 DM :
 Hipertensi :
 Epilepsi :
 Lain – lain :
c. Riwayat penyakit keluarga :
d. Riwayat keturunan kembar :
e. Riwayat operasi

9. Pola kebiasaan
a. Nutrisi
- Makan dan minum terakhir pukul :
- Jenis makanan dan minuman :
b. Personal Hygiene :
c. Eliminasi
- BAB terakhir pukul :
- BAK terakhir pukul :
d. Aktivitas :
e. Istirahat / Tidur :
f. psikososial budaya :
Perasaan menghadapi persalinan ini :
Kehamilan ini direncanakan/tidak :
Jenis kelamin yang diharapkan :
Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Keluarga lain yang tinggal serumah :
 Pantangan makanan :
 Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan :
g. Penggunaan obat – obatan, jamu/rokok :
h. Merokok :
C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF )
1. Status generalis
a. Keadaan Umum :
b. Kesadaran :
c. TTV :
d. TB :
e. BB sebelum hamil :
f. BB sekarang :
g. LLA :
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut :
2) Muka :
3) Mata :
a) Oedema :
b) Conjungtiva :
c) Sklera :
4) Hidung :
5) Telinga :
6) Mulut / gigi / gusi :
b. Leher
1) Kelenjar Gondok :
2) Tumor :
3) Pembesaran Kelenjar Limfe :
c. Dada dan Axilla
1) Dada :
2) Mammae :
a) Membesar :
b) Tumor :
c) Simetris :
d) Areola :
e) Puting susu :
f) Kolostrum / ASI :
3) Axilla :
a) Benjolan :
b) Nyeri :
d. Ektremitas :
1) Varices :
2) Oedema :
3) Reflek Patella :

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri ( Lokalis )


a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut :
b) Bentuk perut :
c) Linea alba / nigra :
d) Strie Albican / Livide :
e) Kelainan :
f) Pergerakan janin :
2) Palpasi
a) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :
b) Kontraksi :
c) Leopold I :
d) Leopold II :
e) Leopold III :
f) Leopold IV :
g) TFU Mc. Donald :
h) TBJ :
3) Auskultasi
DJJ : Punctum Maximum :
Frekuensi :
Teratur/tidak :
b. Pemeriksaan Panggul
1) Kesan panggul :
2) Distantia Spinarum :
3) Distantia Kristarum :
4) Conjungata Eksterna (Boudeloque) :
5) Lingkar Panggul :
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices :
b) Luka :
c) Kemerahan :
d) Nyeri :
e) Pemgeluaran Pervaginam :
2) Perinium
a) Bekas Luka :
b) Lain-lain :
3) Anus
a) Haemorhoid :
b) Lain – lain :
4) Inspekulo
a) Vagina :
b) Portio :
5) Vagina Toucher
a) Pembukaan :
b) Porsio :
c) Ketuban :
d) Presentasi :
e) Posisi :
f) Penurunan :
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
b. Pemeriksaan penunjang lain :

II. INTERPRETASI DATA (DARI KALA 1- KALA IV)


A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny… G… P... A... Umur Ibu… tahun, hamil… minggu, janin


tunggal/kembar, hidup/mati, intrauterine/ekstrauterin, letak
memanjang/melintang, punggung kanan/kiri, presentasi kepala/bokong,
inpartu kala… fase….
Data Dasar :
DS :
DO :
B. MASALAH
C. KEBUTUHAN
III. DIAGNOSA POTENSIAL

IV. TINDAKAN SEGERA

V. RENCANA TINDAKAN

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

VII. EVALUASI
DATA PERKEMBANGAN I

S :

O :

A :

P :
Lampiran 8
Lampiran 11

S-ar putea să vă placă și