Analisis

Berdasarkan kronologis tersebut harusnya akuntan publik bertindak secara independent karena mereka
adalah pihak yang bertugas memeriksa dan melaporkan adanya ketidakwajaran atau salah saji dalam
laporan keuangan. Dalam UU Pasar Modal 1995 dijelaskan apabila terjadi kesalahan, selambat-
lambatnya dalam tiga hari kerja, seorang akuntan public harus sudah melaporkan kepada Bapepam dan
apabila temuannya tersebut tidak dilaporkan akan dikenakan sanksi pidana. Karena ada ketentuan yang
mengatur bahwa setiap profesi akuntan itu wajib melaporkan temuan kalua ada emiten yang melakukan
pelanggaran peraturan pasar modal. Oleh karena itu perlu dilakukan penyajian kembali laporan
keuangan PT Kimia Farma Tbk dikarenakan adanya kesalahan pencatatan yang mendasar, akan tetapi
banyak auditor yang mengatakan bahwa mereka telah mengaudit sesuai dengan standar professional
akuntan publik. Akuntan public Hans Tuanakotta & Mustofa ikut bersalah dalam kasus ini karena
sebagai auditor independent akuntan public mereka seharusnya mengetahui apakah laporan keuangan
yang mereka audit itu berdasarkan laporan fiktif atau tidak
Berkaitan dengan sikap Skeptisme Profesional seorang auditor, sehingga jika akuntan public tersebut
tidak menerapkan sikap skeptisme professional dengan seharusnya sehingga berakibat tidak
terdeteksinya salah saji dalam laporan keuangan yang material yang pada akhirnya merugikan para
investor. Dampak terhadap profesi akuntan, aktivitas manipulasi laporan keuangan yang dilakukan
manajemen tidak lepas dari bantuan seorang akuntan. Akuntan yang melakukan hal tersebut
memberikan informasi yang menyebabkan pemakai laporan keuangan tidak menerima informasi yang
fair. Akuntan sudah melanggar etika profesinya. Kejadian manipulasi laporan keuangan yang
menyebabkan dampak yang luas terhadap aktivitas bisnis yang tidak fair membuat pemerintah ikut
andil untuk membuat peraturan yang baru yang mengatur profesi akuntan dengan maksud mencegah
adanya praktik-praktik yang akan melanggar etika oleh para akuntan publik