Sunteți pe pagina 1din 9

EFEKTIFITAS LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) DAN GERAKAN

BOLA KARET TERHADAP KEKUATAN OTOT MENGGENGGAM DAN


FUNGSI MENGGENGGAM PADA PASIEN STROKE
DI RSUD SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Magister Keperawatan


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ardin S Hentu
20161050004

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
EFEKTIVITAS LATIHAN ROM DAN BOLA KARET TERHADAP PENINGKATAN
KEKUATAN MENGGENGGAM DAN FUNGSI MENGGENGGAM PADA PASIEN
STROKE DI RSUD SLEMAN

EFFECTIVENESS ROM EXERCISE AND RUBBER BALL MOVEMENT AGAINST


MUSCLE STRENGTH GRASPING AND HOLDING FUNCTION IN STROKE PATIENTS
IN RSUD SLEMAN

Ardin S Hentu¹, Erna Rochmawati ², Erfin Firmawati ³

¹. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Pascasarjana, Jalan Brawijaya, Kasihan, Tamantirto,


Kasihan, Bantul, Daerah Istimewah Yogyakarta, Ardinhentu@gmail.com
². Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Pascasarjana, Jalan Brawijaya, Kasihan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Daerah Istimewah Yogyakarta, Erna.Rocmawati@gmail.com
³. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Pascasarjana, Jalan Brawijaya, Kasihan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Daerah Istimewah Yogyakarta, Erfin.firma@gmail.com

ABSTRACT
Introduction : Stroke is the third leading cause of death after coronary heart disease
and cancer. In stroke patients the main problem that will arise is the damage / death of
brain tissue. Signs of the occurrence of damage to brain tissue is paralysis. Range Of
Motion and Rubber Ball Exercises are Rehabilitation that can be given. This exercise
can tone the acupuncture points of the hands that indirectly signal to the sensory part
of the nerve to be delivered to the brain.
Purpose : To know the increase in grasping power and grasping functions in stroke
patients after Range Of Motion and rubber ball motion exercises.
Design : The design used in this study is experimental quasy, using a control group.
This research was conducted in RSUD Sleman. The sample in this study were 26
respondents divided into two groups. Sampling using Purposive Sample technique.
Result : The results of this study indicate an increase in the value of grasping muscle
strength and grasping functions in Range Of Motion and Rubber ball exercise.
Conclusion : Range Of Motion exercises and rubber ball movement are effective in
improving the value of muscle strength grasping and grasping functions. In expecting
further research can increase the number of respondents.

Keyword : Stroke, Range Of Motion, Rubbing Ball, grasping power, grasping function.

PENDAHULUAN sebagai hasil dari infark cerebri (stroke


Stroke adalah sindrom klinis dengan
iskemik).1
gejala gangguan fungsi pada otak fokal atau
Stroke merupakan penyebab kematian
global dengan tanda dan gejala yang terjadi
peringkat ketiga setelah penyakit jantung
selama 24 jam atau lebih, Stroke disebabkan
koroner dan kanker sebagai penyakit
adanya gangguan aliran darah dalam otak
mematikan di dunia, tercatat satu dari
yang dapat timbul secara mendadak (dalam
sepuluh kematian di dunia di alami oleh
beberapa detik) atau secara cepat (dalam
penderita stroke.2 Data dari Yayasan Stroke
beberapa jam) dengan gejala atau tanda
Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia
yang sesuai dengan daerah yang terganggu
adalah urutan pertama dengan penderita
stroke terbanyak di Asia Tenggara.3
Pada penderita stroke masalah utama menstilmulus titik akupuntur terutama pada
yang akan timbul yaitu rusaknya/matinya bagian tangan yang secara tidak langsung
jaringan otak yang dapat mengakibatkan akan memberikan sinyal ke bagian saraf
berkurangnya atau bahkan hilangnya fungsi sensorik pada permukaan tangan yang akan
jaringan tersebut.4 Salah satu tanda disampaikan ke otak.7
terjadinya rusaknya jaringan otak yaitu Latihan menggengam bola ini juga
adanya kecacatan berupa kelumpuhan dapat merangsang serat-serat otot untuk
anggota gerak hemiparesis, gangguan berkontraksi, hanya dengan sedikit kontraksi
berpikir, berkurangnya daya ingat, kuat setiap latihan dengan karakteristik bola
menurunnya kemampuan bicara serta karet yang memilikiki tekstur bergerigi dan
5
gangguan fungsi lainnya. lentur akan melatih reseptor sensorik dan
Rehabilitasi merupakan program terapi motorik. 8
dasar dari pemulihan pasien stroke yang Beberapa penelitian telah dilakukan
4
mengalami gangguan fungsi gerak. sebelumnya salah satunya penelitian yang
Rehabilitasi yang dapat meningkatkan dilakukan oleh Beebe & Lang menunjukkan
kemampuan pada penderita stroke yang peningkatan yang signifikan pada
mengalami kelemahan dapat diberikan pemberian ROM secara rutin, dimana
berupa latihan fisik. Latihan ini dapat peningkatan kekuatan otot yang sebelum
diberikan selama 4 minggu dengan latihan 2 pemberian ROM skalanya 2 dan setelah
kali dalam seminggu dengan durasi 1 jam pemberian ROM meningkat menjadi 3.9
pada setiap latihannya.6 Pemulihan fungsi ektremitas atas
Rehabilisasi pasca stroke salah satunya biasanya terjadi dalam rentang waktu 4
yaitu melalui latihan ROM baik pasif ataupun minggu, latihan yang dapat dilakukan dalam
aktif. Latihan ROM ini ialah latihan yang meningkatkan fungsi ekstremitas atas yaitu
dilakukan guna memaksimalkan dan menggenggam, mencengkram, bergerak,
10
mengoptimalkan fungsi dari persendian dari dan melepaskan beban.
kemampuan seseorang yang tidak Berdasarkan hal tersebut peneliti
menimbulkan rasa nyeri.4 Range Of Motion tertarik menelititi tentang “Apakah latihan
(ROM) sendiri dapat di kombinasikan dengan Range Of Motion (ROM) dan gerakan bola
tambahan sarana bola karet sebagai karet efektif meningkatkan kekuatan otot
intervensinya. menggengam dan fungsi menggenggam
Penggunaan bola pada latihan ini pada pasien stroke di RSUD Sleman?”.
adalah yang memiliki ciri fisik bergerigi
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
dengan sifat lembut/elastis. Penggunaan bola Jenis penelitian ini adalah penelitian
dengan ciri fisik tersebut diharapkan dapat kuantitatif dengan desain yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan desain R.Penyakit
Hipertensi 8 57,1 8 60,2
quasy experimental design with control Diabetes 6 42,8 3 38,5
group. Penelitian ini akan melihat apkah Jantung - - 1 3,2
Serangan
latihan Range Of Motion Dan gerakan Bola stroke
Karet dapat meningkatkan nilai kekuatan otot Ke-1 10 71,4 8 66,7
>1 4 28,6 4 33,3
menggenggam dan fungsi menggenggam Pendidikan
Sd 5 35,7 2 16,7
pada pasien stroke yang mengalami SMA 6 42,9 8 66,7
kelemahan memiparesis. Jumlah pasien Diploma 2 14,3 - -
Sarjana 1 7,1 2 16,7
Stroke Di ruang Rehabilitasi Medik RSUD Jenis
Sleman adalah sebesar 26 pasien. Kelamin
Laki-laki 9 64,3 6 50
Tehnik pengambilan sampel adalah Perempuan 5 35,7 6 50
dengan menggunakan tehnik Purposive
Sample dan di bagi kedalam dua kelompok Berdasarkan tabel 1 didapatkan data

yaitu kelompok kontrol dan kelompok bahwa pada karakteristik responden

intervensi. Dimana kelompok Intervensi berdasarkan status umur khususnya pada

sebanyak 14 responden dan 12 responden kelompok intervensi hampir setengah

pada kelompok kontrol. Latihan di berikan responden memiliki umur 55-59 tahun.

sebanyak 6 kali pada masing-masing Sedangkan untuk kelompok kontrol terdapat

kelompok di mana dalam 1 minggu empat responden yang memiliki umur 60-64

mendapatkan 2 kali latihan. tahun dan untuk umur 50-54 serta 55-59
sebanyak 3 responden. Untuk riwayat
HASIL DAN PEMBAHASAN penyakit terdapat 8 responden yang memiliki
Dari pelaksanaan kegiatan yang telah riwayat Hipertensi untuk kedua kelompok,
dilakukan, berikut adalah hasil penelitian sedangkan Diabetes terdapat 6 pada
berupa karakteristik responden, nilai kelompok intervensi dan 3 responden pada
kekuatan otot dapat di lihat pada tabel kelompok kontrol untuk riwayat penyalit
berikut. jantung terdapat 1 respnden yakni pada
kelompok kontrol. Karakteristik responden
Tabel 1 Karakteristik responden (N=26)
berdasarkan riwayat serangan stroke di
Kategori Kelompok dapatkan bahwa untuk kelompok intervensi
Intervensi Kontrol
F Total F Total terdapat 10 responden yang memiliki
(%) (%) serangan ke 1, serta kelompok kontrol
Usia
50-54 - - 3 25 terdapat 8 responden. Untuk serangan ke 2
55-59 7 50 3 25 masing-masing kelompok terdapat 4
60-64 5 35,7 4 33
65-69 1 7,1 - - responden yang memiliki serangan stroke ke
>70 1 7,1 - -
2.
Tingkat pendidikan yang dimiliki para Tabel 3. Nilai Rata-Rata Pre Dan Post
Kekuatan Otot Pada Kelompok
responden yaitu tingkat SD, SMP, SMA,
Intervensi Dan Kelompok Kontrol
Diploma, Sarjana. Untuk kelompok intervensi
Kelom N V Mean P.value
didapatkan data bawah tingkat pendidikan pok
SD sebanyak 5 responden, SMA 6 Pre 14 intervensi 13,93 0,355
12 Kontrol 13,00
responden, Diploma 2 responden, Sarjana 1 Post 14 Intervensi 14,93 0,023
responden. Sedangkan untuk kelompok 12 Kontrol 11,83

kontrol di dapatkan tingkat pendidikan SMA


Nilai rata-rata Pre dan Post kekuatan
terbanyak yaitu sebanyak 8 responden, dan 2
otot dapat dilihat dari tabel 3. Dimana
responden pada tingkat pendidikan SD dan
didapatkan hasil bahwa pada kelompok
Sarjana. Jenis kelamin pria adalah yang
intervensi nilai mean rank meningkat menajdi
memiliki responden terbanyak yaitu 9
14,93 dan pada kelompok kontrol di dapatkan
responden untuk kelompok intervensi dan 6
nilai mean rank sebesar 11,83
untuk kelompok kontrol sedangkan untuk
PEMBAHASAN
responden yang berjenis kelamin perempuan
Responden terbanyak pada penelitian
terdapat 5 responden pada kelompok
ini berusia 50-60 tahun yang masuk pada
intervensi dan 6 responden pada kelompok
kategori lansia awal, berdasarkan kategori
kontrol.
usia menurut Depkes. Depkes membagi
Tabel 2. Perbedaan Rata-Rata Nilai
Kekuatan Otot Kelompok masa dewasa awal pada umur 26-35 tahun,
Intervensi Dan Kelompok dewasa akhir dimulai pada umur 36-45
Kontrol Sebelum Dan Sesudah
Perlakuan tahun, sedangkan lansia awal adalah 46-55
tahun serta masa lansia akhir di mulai sejak
Kelompok N V Mean P.value
Intervensi 14 Pre 2,07 0,008 umur 56-65.11 Hipertensi dan diabetes
14 Post 2,57 merupakan riwayat penyakit yang biasanya
Kontrol 12 Pre 2,00 0,048
12 Post 2,33 terkena pada penderita stroke. Di usia 50
Dari Tabel 2 menunjukkan nilai tahun atau pada masa lansia awal terjadi
perbedaan kekuatan otot pada kelompok penurunan pada arteri yakni menjadi lebih
intervensi dan kelompok kontrol, dimana di kaku dan kurang mampu merespon tekanan
dapatkan hasil nilai mean meningkat pada darah, hal inilah yang menyengbabkan
kelompok intervensi yaitu 2,57 dengan seseorang yang memiliki riwayat hipertensi
p.value 0,008 dan untuk kelompok kontrol di serta diabetes yang memiliki umur pada
dapatkan peningkatan mean menjadi 2,33 lansia awal lebih rentan terkena stroke.12
dengan p.value 0,048 Faktor Usia, Ras, Genetik dan jenis kelamin
pada penderita stroke merupakan faktor yang
1
tidak dapat dirubah. Penelitian dari Made
1
juga menenmukan bahwa usia 50-60 yaitu 3:1. Jensi kelamin pria juga sebagai
tahun adalah usia yang terbanyak yang penderita terbanyak dapat dilihat dari pola
13
mengalami stroke yaitu sebesar 76 %. hidup, pria cenderung memiliki pola hidup
Serangan Stroke pertama merupakan yang tidak sehat dibandingkan wanita,
serangan terbanyak pada hasil penelitian sebagai contoh kebiasaan merokok dan pola
yang telah dilakukann, Perbedaan ini di makan yang tidak sehat lebih banyak
sebabkan karna pada serangan stroke yang dilakuakan oleh pria dibandingkan oleh
pertama terjadi perubahan fisik yang jelas wanita.17
dibandingkan dengan keadaan sebelum Nilai Rata-rata Kekuatan Otot Pada
serangan, seperti adanya penuruanan Kelompok Kontrol Dan Kelompok
kesadaran, kelemahan atau kelumpuhan Intervensi
pada sebagian tubuh, selain itu hal yang Pada hasil penelitian didapatkan
menyebabkan serangan ke dua jarang terjadi peningkatan nilai kekuatan otot yakni dengan
keran setelah serangan pertama terjadi maka
pasien pasca stroke berusaha mengontrol nilai mean naik menjadi 2,57. Hal ini
berbagai faktor resiko penyebab stroke.14 membuktikan bahwa pemberian latihan ROM
Tingkat pendidikan pada pasien stroke dan gerakan bola karet efektif dalam
lebih menjurus terhadap pengetahuan meningkatkan nilai kekuatan otot. Pemberian
terhadap penyakit tersebut, penanggulangan latihan ROM dan bola karet sendiri
serta pengobatan yang akan dijalani, merupakan terapi yang dapat meningkatkan
semakin tinggi tingkat pendidikan sesorang atau merangsang sensorik di tangan dan
maka gaya hidup serta kehidupan yang mengririmkan signal ke otak.18 Rangsang
dijalani lebih stabil dan lebih sehat sensorik halus dan tekanan akan diolah
dibandingkan dengan tingkat pendidikan dalam korteks sensorik yang selanjutnya
15
rendah. impuls disalurkan dalam korteks motorik.
Jenis kelamin pria adalah yang Impuls yang terbentuk di neuron motorik
terbanyak pada penelitian ini yaitu sebanyak kedua pada nuclei nervi kranialis dan kornu
9 responden pada kelompok intervensi dan 6 anterius medulla spinalis berjalan melewati
pada kelompok kontrol. Hasil penelitian dari radiks anterior, pleksus saraf (di region
Sukmaningrum juga menunnjukkan bahwa servikal dan lumbosakral), serta saraf perifer
jenis kelamin pria adalah responden dalam perjalanannya ke otot-otot rangka.
terbanyak yaitu 11 responden dan 7 pada Impuls dihantarkan ke sel-sel otot melalui
16
kempok kontrol. Jenis kelamin pria motor end plate taut neuromuscular
cenderung lebih tinggi untuk terkena stroke kemudian akan terjadi gerakan otot pada
dibandingkan dari wanita, perbandiangan ini ekstremitas atas. Mekanisme ini dinamakan
feed- forward control sebagai respon responden dan waktu pemberian terapi yang
terhadap rangsang tekanan dan sentuhan lebih banyak lagi.
19
halus bola karet pada tangan. TERIMA KASIH
Nilai Rata-rata Pre dan Post Kekuatan Otot 1. Kuswanto Hadjo, dr., M.Kes, Ketua
Universitas Jenderal achmad Yani
Pada Kelompok Intervensi Dan Kelompok
Yogyakarta, email:
Kontrol info@stikesayaniyk.ac.id
2. Muhamat Nofiyanto, M.Kep, Ketua PPPM
Dari hasil penelitian di dapatkan
Universitas Jenderal Achmad Yani
peningkatan nilai kekuatan otot setelah Yogyakarta, 0274 4342000, email:
pppm@stikesayaniyk.ac.id
dilakukan latihan ROM dan gerakan bola
karet, dimana di dapatkan nilai mean KEPUSTAKAAN
meningkat menjadi 14,93 pada kelompok 1. American Stroke Association & American
intervensi dan 11,83 pada kelompok kontrol. Heart Association. 2015. The Stroke
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang Family Caregiver
dilakukan oleh Daya yang menunjukkan
2. Ennen, 2004; Marsh&Keyrouz, 2010;
peningkatan nilai kekuatan otot pada pasien
American Heart Association, 2014; Stroke
yang di berikan latihan ROM dan bola karet.
20 forum, 2015 ). World Health Organization
(WHO 2010)
Peningkatan nilai kekuatan otot ini
terjadi karna adanya latihan yang rutin 3. Yayasan Stroke Indonesia. 2011.
dilakukan oleh responden yang dapat Sekilas Tentang Stroke.
21
memberikan dampak pembesaran fibril otot.
www.yastroki.or.id/berita.php Wiwit, S.,
Maka dengan seringnya latihan pembesaran
2010. STROKE & Penanganannya.
fibril otot juga semakin besar. Latihan
Jogjakarta : Katahati.
menggenggam bola karet sendiri dapat
membantu membagkitkan kembali kendali di 4. Wiwit, S., 2010. STROKE &
otak serta latihan ini akan merangsang serat- Penanganannya. Jogjakarta : Katahati.
serat otot untuk lebih berkontraksi.22
5. Valente et al. (2015). Ischemic Stroke Due
Kesimpulan
to Middle Cerebral Artery M1 Segment
Latihan Range Of Motion dan gerakan
Occlusion: Latvian Stroke Register Data.
bola karet terbukti efektif dalam
Proceedings of the Latvian Academy of
meningkatkan kekuatan otot pada pasien
Sciences, Volume 69, Issue 5,
stroke yang mengalami kelemahan gerak
(Hemiparesis). Diharapkan pada penelitian 6. Staubli, P., Nef, T., Klamroth-marganska,

selanjutnya dapat meningkatkan jumlah V., & Riener, R. (2009). Effects of


intensive arm training with the
rehabilitation robot ARMin II in chronic PENGARUH ROM EXERCISE BOLA
stroke patients : four single-cases, 10. KARET TERHADAP KEKUATAN OTOT.
https://doi.org/10.1186/1743-0003-6-46
14. Utomo, W. 2008. Tesis : Pengaruh
7. Lumbantobing, SM. 2007. Stroke. Jakarta Range of Motion (ROM) ekstremitas atas
: Balai Penerbit FKUI. p. 2-4 dengan menggunakan bola karet terhadap
kekuatan otot pada pasien stroke di
8. Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi
RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo. Depok
Insan Stroke. Edisi Pertama. Penerbit
: Program Studi Pasca Sarjana FIK UI
Graha Ilmu:Yogyakarta.
15. Ming, S. W., Tsuo H. L., Chun,
9. Beebe, J. a., & Lang, C. E. (2009). Active
M.,Herng, C.C., & Tzuo, Y. L. (2011).
range of motion predicts upper extremity
Sociodemographic and Health. Related
function 3 months after stroke. Stroke,
Factors Associated with Cognitive
40(5), 1772–1779.
impaliment in the elderly. Taiwan. BMC
https://doi.org/10.1161/STROKEAHA.108.
Public Health.
536763
16. Sukmaningrum, F. (2014).
10. Ghaziani, E., Couppé, C., Henkel, C., EFEKTIVITAS RANGE OF MOTION (
Siersma, V., Søndergaard, M., ROM ) AKTIF-ASISTIF : SPHERICAL
Christensen, H., & Magnusson, S. P. GRIP TERHADAP PENINGKATAN
(2017). Electrical somatosensory KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS
stimulation followed by motor training of PADA PASIEN STROKE, 14.
the paretic upper limb in acute stroke : 17. Pinzon, Rizaldy dan Asanti, Laksmi,
study protocol for a randomized controlled 2010. Awas stroke! Pengertian, gejala,
trial, 1–9. https://doi.org/10.1186/s13063- tindakan, perawatan dan pencegahan.
017-1815-9 Yogyakarta: Andi Offset.

11. Departemen Kesehatan RI. 2009. 18. Prok, W. (2016). Pengaruh latihan

Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat gerak aktif menggenggam bola pada

Pelayanan Dasar. Jakarta: Depkes RI. pasien stroke diukur dengan handgrip
dynamometer, 4(April).
12. Kozier, B., Erb, G., Berman, A.,
19. I Gusti. Pengaruh latihan aktif
Snyder, J.S., (2010). Fundamentals Of
menggenggam bola terhadap kekuatan
Nursing Concepts, Process, And Practice.
ekstremitas atas pada pasien stroke
EGC. Jakarta.
iskemia di BRSU tabanan. [cited 22 sept
13. Made, N., Yunica, D., & Ariana, P. A. 2015]. Available from: academia.edu
(2016). Jurnal Keperawatan Buleleng
20. Daya, A, D. (2017) PENGARUH
TERAPI AKTIF MENGGENGGAM BOLA
KARET TERHADAP KEKUATAN OTOT
PADA PASIEN STROKE NON
HEMORAGIK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PENGASIH II KULON
PROGO YOGYAKARTA
21. Saryono. (2011). Biokimia Otot. Nuha
Medika: Yogyakarta
22. Sulistiawan A & Husna E. (2016),
Pengaruh Terapi Aktif Menggenggam Bola
Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Di
RSSN Bukittinggi 2016.

S-ar putea să vă placă și