Sunteți pe pagina 1din 8

Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

Penanaman Karakter dan Rasa Nasionalisme


pada Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka
di SMP N 4 Singorojo Kabupaten Kendal
Kabul Aris Surono
SMPN 4 Singorojo Kabupaten Kendal
ariskabulsurono@gmail.com

Abstract
This study aims to describe the implementation of scout extracurricular activities in building
the character and attitude of student nationalism in SMP Negeri 4 Singorojo Kendal Regency. The
method used is descriptive qualitative. Excavation of research data using interview method,
participant observation and document study.
The research results can be obtained data as follows; first, the organizational structure of the
scout extracurricular involves several parties, among others: the principal as kamabigus, the guiding
teacher as the front cluster coach, the front clerk assistant, the scout board. second, the scout
extracurricular activities are carried out with activity programs such as: , nature roaming and ribbon
maps, outbound, inauguration of board members, social services, caring scouts. Third, scout
extracurricular activities have an effect on the character formation and attitude of the students
because the scouts not only provide theoretical knowledge but can apply in everyday life. Fourth,
the effort to develop extracurricular scout activities such as scout leader makes innovative activities
by packing activities into interesting activities, coordination with kwartir branches and local kwartir
as well as involving students in race and jamboree activities. Fifth, obstacles in the implementation
of scout extracurricular program because of several factors include: lack of interest and motivation
of students, the schedule of activities that collide between extracurricular activities to help the work
of parents at home, limited infrastructure facilities resources owned, lack of support and parental
participation. Sixth, efforts are made to overcome obstacles are done by: scout and teacher scouts
trying to build interest and motivation of students by approaching, nurturing creativity and
independence of students to be able to meet their own needs by utilizing existing resources without
spending a lot, intensive to parents and related viewers.

Keywords : character, nationalism, extracurricular and scout

23
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017
Indonesian Journal of Conservation
Volume 06, Nomor 1, tahun 2017 [ISSN: 2252-9195]
Hlm. 23-30

sikap nasionalisme peserta didik dapat


PENDAHULUAN dilakukaan dalam berbagai cara dan kegiatan.
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka
SMP Negeri 4 Singorojo yang sering diharapkan dapat memberikan pengaruh
dikenal dengan nama SMP Cening, merupakan terhadap perkembangan jiwa siswa, dengan
salah satu sekolah yang berada di wilayah mengikuti kegiatan pramuka siswa dapat
Kabupaten Kendal tepatnya terletak di desa membangun sikap nasionalisme yaitu sikap
Cening Kecamatan Singorojo. Desa Cening kepemimpinan yang dimiliki siswa, keberanian,
merupakan salah satu desa yang dapat dikatakan tanggung jawab, serta cinta tanah air yang
desa terisolir (terpencil) yang berada diwilayah mampu digali siswa melalui kegiatan pramuka.
Kabupaten Kendal paling selatan berbatasan Pramuka mengajarkan banyak hal yang
dengan wilayah Kabupaten Temanggung. berkaitan dengan pembentukan moral dan
Keberadaan SMP Cening mampu menciptakan karakter, tidak hanya itu pramuka mengajarkan
suatu perubahan besar dalam hal menggugah bagaimana membangun sikap yang baik, yang
kesadaran masyarakat desa Cening terhadap selalu taat pada Tuhan, mencintai alam dan
pentingnya pendidikan. Hampir semua anak- sesama, mandiri, hemat. Hal tersebut dapat
anak lulusan SLTP melanjutkan kejenjang dilihat pada siswa yang mengikuti kegiatan
SLTA, bahkan beberapa sudah mampu meraih pramuka selalu lebih menonjol dari pada siswa
titel sarjana. Akan tetapi mereka yang telah yang lain, karena pramuka selalu melatih
lulus dari SLTA dan memperoleh pekerjaan di keberanian, tidak hanya mengandalkan
kota terkadang enggan pulang kekampung kecerdasan otak namun juga kecerdasan
halaman dengan alasan susah berkembang hidup emosional yang berpengaruh pada sikap anak
didesanya yang terisolir. Hal inilah yang melatar didik. Hal ini sesuai dengan teori yang
belakangi perlunya penanaman jiwa dikemukakan oleh Djoyomartono (2009: 11)
nasionalisme atau bangga terhadap tanah bahwa sikap nasionalisme berarti upaya
kelahiran sendiri, melalui kegiatan seseorang untuk mengembangkan anak akan
ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 4 pentingnya memiliki ide dan perilaku yang
Singorojo. sesuai dengan jiwa nasionalisme Indonesia dan
Nasionalisme merupakan kesadaran diri berjiwa Pancasila.
yang meningkat dan yang diwujudkan oleh Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang
kecintaan yang melimpah pada negeri atau dilaksanakan di SMP Negeri 4 Singorojo
bangsa sendiri dan kadang-kadang disertai mampu mencetak generasi muda yang memiliki
akibat mengecilnya arti dan sifat bangsa-bangsa kebanggaan dan kemauan untuk membangun
lain. (Hardjosatoto dkk, 1985: 42). Tujuan tanah kelahiran sendiri, meningkatkan rasa
nasionalisme yaitu menjamin kemauan dan percaya diri bahwa anak desa pun mampu
kekuatan mempertahankan masyarakat nasional berprestasi, memotivasi untuk dapat menoreh
melawan musuh dari luar sehingga melahirkan dan mengharumkan nama Cening di wilayah
semangat rela berkorban dan menghilangkan Kabupaten Kendal. Pepatah mengatakan bahwa
ekstemisme (tuntutan yang berlebihan) dari “hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha”,
warga negara (individu dan kelompok). dengan segala keterbatasan namun dengan
Nasionalisme memegang peranan penting bagi kemauan usaha keras dan kerjasama semua
bangsa dan negara karena nasionalisme pihak mampu menorehkan prestasi dalam
merupakan perwujudan rasa cinta masyarakat bidang non akademik khususnya bidang
terhadap tanah air dan nasionalisme yang olahraga bola voli sehingga nama Cening
dilandasi Pancasila menuntun masyarakat untuk tergaung harum diwilayah Kabupaten Kendal.
memiliki sikap menjunjung tinggi nilai Juara 1 Lomba POPDA Bola Voli SMP tingkat
kemanusiaan dan tenggang rasa. Membangun Kabupaten Kendal dari tahun ketahun sudah
24
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

menjadi langganan diraihnya, bahkan sudah memberikan data kepada pengumpul data
pernah mencapai Juara III POPDA Bola Voli misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
SMP Tingkat Provinsi Jawa Tengah, demikian Menurut Moleong (2007: 157) dijelaskan
halnya piala Juara 1 Liga Voli Pelajar pun setiap sumber data utama dalam penelitian kualitatif
tahun dipegangnya. ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah
Penelitian ini diharapkan dapat data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
memperoleh hasil berupa ; pertama,
perencanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 2. Teknik Pengumpulan Data
Kedua, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Penelitian ini metode pengumpulan data
pramuka.Ketiga, kendala yang dihadapi dan yang digunakan adalah observasi atau
solusi yang ditempuh dalam upaya membangun pengamatan, wawancara dan penelusuran
sikap nasionalisme. dokumentasi.
a. Observasi atau Pengamatan
METODOLOGI PENELITIAN “Observasi merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif pengamatan terhadap obyek penelitian.
yang fokus perhatiannya mendeskripsikan Observasi dapat dilaksanakan secara langsung
tentang membangun sikap nasionalisme siswa maupun tidak langsung” (Riyanto, 2010: 96).
melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Observasi yang dilakukan dengan mengadakan
SMPN 4 Singorojo Kabupaten Kendal. pengamatan terhadap kegiatan ekstrakurikuler
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif pramuka yang dilaksanakan di SMP Negeri 4
yang mengungkapkan fakta-fakta yang terdapat Singorojo.
dilapangan yang dideskripsikan berupa tulisan b. Interview atau Wawancara
secara jelas dan menyeluruh. Peneliti Interview atau wawancara merupakan
menginterpretasikan fenomena-fenomena untuk metode pengumpulan data yang menghendaki
memperoleh gambaran yang kompleks dan komunikasi langsung antara penyelidik dengan
menyeluruh dari kacamata para informan. subyek atau responden. (Riyanto, 2010: 82).
Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji Menurut Moleong (2007: 186) menjelaskan
permasalahan dan memperoleh makna secara bahwa wawancara adalah percakapan dengan
mendalam tentang membangun sikap maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
nasionalisme siswa melalui kegiatan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)
ekstrakurikuler pramuka di SMPN 4 Singorojo yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
Kabupaten Kendal. (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.
1. Sumber Data Peneliti akan menggunakan wawancara
Yang dimaksud sumber data dalam tidak terstruktur dimana pihak-pihak yang
penelitian adalah subjek dari mana data diwawancarai dimintai informasinya terkait
diperoleh (Arikunto, 2008: 129). Subyek dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang
penelitian merupakan sumber informasi untuk dilaksanakan di SMP Negeri 4 Singorojo.
mendapatkan data dan masukan-masukan dalam c. Dokumentasi
mengungkapkan masalah penelitian. Sumber “Metode dokumentasi berarti cara
data penelitian ini yaitu sumber data utama mengumpulkan data dengan mencatat data-data
(sumber primer) dan sumber data pendukung yang sudah ada” (Riyanto, 2010: 103).
(sumber sekunder), Sugiyono (2008: 62), Dokumentasi yang dimaksudkan adalah
mengatakan bahwa sumber primer adalah pengumpulan data dengan mencatat semua
sumber data yang langsung memberikan data informasi yang diperoleh dari arsip atau studi
kepada pengumpul data dan sumber sekunder dokumen yang terkait dengan kegiatan
merupakan sumber yang tidak langsung
25
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan di program kegiatan pramuka serta membina


SMP Negeri 4 Singorojo. peserta didik. Pembina pramuka disini adalah
pembina pramuka dari luar sekolah, didalam
3. Teknik Analisa Data gugus depan ini pembina dari luar sekolah
Proses analisa data dimulai dengan disebut sebagai pembantu Pembina gugus depan
menelaah seluruh data yang tersedia dari yang tugasnya adalah membantu Pembina gugus
berbagai sumber yaitu dari wawancara, depan dalam melaksanakan program pramuka.
pengamatan yang sudah dituliskan dalam Sebagaimana pernyataan Rizky, dkk
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen (2007: 64) yang mengemukakan bahwa seorang
resmi, gambar, foto dan sebagainya (Moleong, tokoh masyarakat di sekitar gugus depan, yang
2007: 246). Teknik analisis data dalam dipilih oleh para orangtua pramuka-pramuka
penelitian ini menggunakan model analisis gugus depan itu adalah ketua MABIGUS,
interaktif (Miles dan Huberman 2007: 20) disingkat KAMABIGUS. Pembina GUDEP
seperti gambar berikut: adalah ex-officio anggota MABIGUS. Para
wakil ketua, ketua harian, sekretaris dan para
Pengumpulan anggota MABIGUS dipilih oleh KAMABIGUS
Data bersama pembina gugus depan dari para
(Data orangtua/ wali pramuka gugus depan dan tokoh
Collection) Reduksi Data masyarakat di sekitar gugus depan yang
(Data bersangkutan.
Reduction) Program kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SMP Negeri 4 Singorojo meliputi
Penyajian berbagai kegiatan wajib pramuka yang
Data dilaksanakan melalui latihan rutin antara lain:
(Data
pemberian materi kepramukaan, evaluasi SKU,
Display)
pelantikan Dewan Penggalang, perkemahan
Penarikan dalam rangka Masa Orientasi Pramuka, jelajah
Kesimpula alam dan peta pita.
n SMP Negeri 4 Singorojo memiliki
(Conclutio program unggulan lain yang berkaitan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN n) pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka yaitu
outbond, bhakti sosial, dan pramuka peduli
1. Perencanaan Program. lingkungan. Program tersebut dirancang agar
siswa tidak hanya belajar secara teori namun
Perencanaan program ekstrakurikuler mampu merealisasikannya dan terjun langsung
pramuka di SMP Negeri 4 Singorojo melibatkan kepada masyarakat dan lingkungan. Anggota
beberapa pihak yang berperan dengan tugasnya Pramuka SMP Negeri 4 Singorojo tergabung
masing-masing antara lain adalah kepala dalam kegiatan Desa Tangguh Bencana
sekolah, guru, pembina pramuka dan siswa. “Destana” yang beranggotakan tokoh
Kepala Sekolah berperan sebagai Ketua Majelis masyarakat, tokoh pemuda desa Cening yang
Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) yang bernaung dalam Dinas Sosial Kabupaten
bertugas sebagai pelindung, penanggung jawab, Kendal. “Destana” ini dipersiapkan untuk
serta pihak yang menyetujui rancangan program mengantisipasi dan membantu masyarakat agar
yang telah dibuat oleh dewan penggalang dan terhindar dari akibat bencana khususnya bahaya
pembina gugus depan. Guru bertindak sebagai tanah longsor yang sering terjadi didesa Cening
pembina gugus depan yang berperan sebagai dan sekitarnya.
koordinator terhadap Kamabigus, merancang
26
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

2. Pelaksanaan Program dengan memberikan materi-materi yang


berkenaan dengan kenegaraan merupakan
Kegiatan yang dilaksanakan di luar pendekatan untuk menanamkan kepada siswa
lingkungan sekolah tersebut merupakan rasa nasionalisme.
indikator dari kegiatan pramuka dimana Peserta kegiatan ekstrakurikuler pramuka
pramuka merupakan kegiatan yang adalah siswa SMP Negeri 4 Singorojo,
mengutamakan rasa gembira dan dilakukan di mewajibkan siswa kelas 7 dan 8, namun
alam bebas, pramuka berusaha mengenalkan demikian hanya sebagian siswa yang benar-
dan mengajarkan hidup di alam terbuka. benar berminat yang mengikuti pramuka. Pada
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dasarnya kegiatan pramuka adalah kegiatan
dikemukakan oleh Lord Baden Powell bapak sukarela yang banyak manfaat yang dapat
pandu dunia atau pendiri pramuka (2006: 3) dipetik, seperti halnya menuangkan daya kreasi,
bahwa kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang membentuk jiwa sederhana, mandiri,
harus dipelajari dengan tekun, bukan pula bertanggung jawab terhadap dirinya serta
merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah- menumbuhkan jiwa kepemimpinan seperti
naskah dari suatu buku. Kepramukaan adalah sepuluh prinsip dari dasa dharma pramuka,
suatu permainan yang menyenangkan di alam untuk itu tidak ada paksaan untuk ikut serta
terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak dalam kegiatan ini, karena disadari bahwa setiap
pergi bersama, mengadakan pengembaraan individu memiliki ketertarikan sendiri-sendiri
bagaikan kakak beradik, membina kesehatan terhadap hal-hal yang berbeda pula. Hal tersebut
dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan
untuk memberi pertolongan bagi yang oleh Munandar (2002: 67) yaitu setiap orang
membutuhkannya. pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan
Pelaksanaan program ekstrakurikuler kemampuan untuk mengungkapkan dirinya
pramuka di SMP Negeri 4 Singorojo Kegiatan secara kreatif, masing-masing dalam bidang dan
rutin ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan dalam kadar yang berbeda-beda.
pada hari Jum’at pukul 13.30-17.00 WIB di Anggota pramuka diharapkan mampu
lingkungan sekitar desa Cening. Pelaksanaan menjadi pandu dan contoh bagi generasi muda
kegiatan rutin ini diharapkan efektif dalam karena mereka dibekali ilmu kedisiplinan,
menanamkan serta membangun sikap kemandirian, tanggung jawab yang mengarah
nasionalisme siswa. Wahdjosumidjo (2002: pada pembinaan moral dan karakter. Hal ini
215) yang mengatakan bahwa ekstrakurikuler berdasarkan teori yang diungkapkan oleh
adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar Abbas, bahwa gerakan pramuka adalah badan
jam pelajaran yang tercantum dalam susunan non pemerintah yang berusaha membantu
program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pemerintah dan masyarakat dalam membangun
sekolah. masyarakat dan bangsa khususnya dibidang
Strategi sekolah dalam upaya pendidikan melalui kegiatan kepramukaan
mengembangkan kegiatan pramuka guna dengan menggunakan Prinsip Dasar
mewujudkan tujuan pramuka yang utama yaitu Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK
membangun sikap nasionalisme dengan dan MK). Tujuan dari program tersebut adalah
memberikan inovasi-inovasi kegiatan sehingga untuk membentuk karakter siswa yang berbudi
kegiatan pramuka terkesan mengasikkan. luhur, menannamkan rasa cinta tanah air,
Pembiasaan diri siswa untuk selalu menghargai memiliki sikap kekeluargaan, serta selalu
tanah air dan bangsanya serta mengahrgai jasa menerapkan nilai-nilai Pancasila, dasa dharma
pahlawan ditunjukkan dengan pelaksanaan apel dan trisatya sebagai landasan serta prinsip dari
setiap sebelum dan sesudah kegiatan pramuka.
ekstrakuriluer pramuka dilaksanakan. Selain itu
27
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

Program ekstrakurikuler pramuka yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler pramuka,


dirancang oleh pembina gugus depan SMP anggaran untuk kegiatan ekstrakurikuler
Negeri 4 Singorojo dapat dikatakan sangat baik, khususnya pramuka sudah masuk dalam rincian
melihat bahwa tidak hanya kegiatan-kegiatan di anggaran kerja sekolah. Perhatian sekolah
lingkungan sekolah saja yang diutamakan, terhadap jalannya kegiatan ekstrakurikuler
namun dengan program di luar sekolah tersebut pramuka adalah hal yang paling utama karena
diharapkan tujuan dari semua program dapat kepedulian sekolah sangat berpengaruh pada
dicapai. maju atau tidaknya kegiatan ekstrakurikuler
Sebagaimana teori yang diungkapkan oleh tersebut. Dengan melalui pendidikan
Soegito (2006:95) yaitu indikator sikap kepramukaan yang diberikan dapat memberikan
nasionalisme antaralain adalah rela berkorban, kontribusi positif terhadap pembentukan sikap
mengutamakan persatuan dan kesatuan, cinta dan tingkah laku khususnya adalah sikap
tanah air, dan berjiwa pembaharu dan tidak nasionalisme siswa. Kerjasama dengan pihak-
kenal menyerah. Hal tersebut didukung pula pihak pendukung kegiatan pramuka seperti
oleh teori Hertz yang menyatakan bahwa ciri pihak pariwisata dalam kegiatan pramuka peduli
umum nasionalisme yaitu proses menjadi lingkungan dilakukan agar kegiatan dapat
satunya bangsa itu. berjalan dengan lancar. Dengan adanya program
Pramuka adalah salah satu kegiatan pramuka peduli lingkungan ini memiliki banyak
ekstrakurikuler yang dapat membentuk diri dan kebermanfaatan tidak hanya pada peserta didik,
kepribadian siswa yang menjadi manusia namun kepada lingkungan dan masyarakat. Hal
Indonesia yang berilmu pengetahuan yang ini dapat memotivasi masyarakat untuk ikut
tinggi dan dapat menerapkan nilai-nilai luhur berpartisipasi melakukan gerakan kebersihan di
bangsa. Dengan kedisiplinan dan lingkungnnya, kegiatan ini juga menumbuhkan
kesetiakawanan yang tinggi dalam pramuka, sikap kepedulian siswa terhadap alam.
siswa SMP Negeri 4 Singorojo akan menjadi Hal ini sesuai pernyataan Sunardi (2006:
generasi penerus bangsa yang memiliki potensi 9) bahwa indikator sikap dari dasa dharma yang
yang tinggi. Berbagai upaya dilaksanakan kedua yaitu cinta alam dan kasih sayang sesama
sekolah maupun pihak-pihak yang berperan manusia, sikap yang mencerminkan dasa
seperti Pembina pramuka dalam rangka dharma yang kedua yaitu menjaga kebersihan
mengembangkan serta merealisasikan tujuan sanggar, kelas dan lingkungan sekolah, ikut
dari program yang telah dirancang, upaya menjaga kelestarian alam, baik flora maupun
tersebut ditempuh dengan cara mengalokasikan faunanya, membantu fakir miskin, anak yatim
dana sesuai dengan kebutuhan, tidak hanya hal piatu, orangtua jompo,dan mengunjungi orang
tersebut Pembina pramuka setidaknya harus sakit.
memiliki pengetahuan serta pengalaman di Koordinasi dengan gugus depan lain
bidang pramuka sehingga siswa mampu belajar dalam rangka study banding, kegiatan study
dengan baik dari beliau. Sebagai pendidik di banding ini berisi kegiatan latihan bersama dua
gerakan pramuka yaitu pembina pramuka, gugus depan yang berbeda. Dengan kegiatan
setidaknya memilki SDM yang baik dibidang study banding siswa dapat belajar satu sama
pramuka, karena beliau adalah tempat belajar lain, berbagi pengalaman, sehingga nantinya
serta media untuk peserta didik. Semakin dapat dijadikan acuan untuk lebih
banyak ilmu serta pengalaman yang dimiliki mengembangkan kegiatan pramuka di gugus
pembina pramuka maka semakin banyak pula depan masing-masing.
ilmu yang dapat ditransformasikan kepada
peserta didik.
Pemberian fasilitas berupa sarana dan
prasarana merupakan upaya sekolah dalam
28
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

3. Kendala yang dihadapi dan solusi yang tersedia disungai yang dapat
ditempuh dalam upaya membangun menghasilkan uang untuk dana kegiatan.
sikap nasionalisme d. Untuk menggugah kesadaran orangtua dan
menimbulkan rasa bangga terhadap
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler anaknya, pendekatan yang intensif sangat
pramuka yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 dibutuhkan. Pada momen-momen tertentu
Singorojo mengalami hambatan-hambatan perwakilan orangtua diajak mendampingi
antara lain : 1) kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti lomba-lomba. Hal
siswa, jadwal kegiatan yang saling berbenturan tersebut ternyata mampu membangkitkan
antara kegiatan ekstrakurikuler dengan semangat dari para orangtua untuk
membantu pekerjaan orangtua dirumah, 2) mendukung dan memotivasi anaknya
terbatasnya sarana dan prasarana yang ada, 3) untuk dapat berprestasi.
minimnya sumber dana yang dimiliki, 4) peran
serta dukungan orangtua yang kurang.
Melihat kenyataan yang ada, sekolah
berusaha mencari alternatif solusi yang tepat
untuk mengatasi kendala-kendala yang ada.
a. Membangun minat dan motivasi siswa
dengan melakukan pendekatan dan
masukan, mengoptimalkan potensi
pembina dengan memilih pembina
pramuka yang kompeten dibidangnya,
pihak sekolah berusaha menjadwalkan
setiap kegiatan ekstrakurikuler sehingga
waktu pelaksanaannya tidak berbenturan.
b. Pemenuhan sarana dan prasarana
khususnya perlengkapan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang
kebetulan tersedia hutan sekitar tempat
tinggal mereka misalnya: kayu, bambu
untuk dibuat menjadi perlengkapan yang
sedemikian rupa menyesuaikan dengan
alat yang dibutuhkan. Hal ini mampu
menciptakan kreatifitas dan kemandirian
siswa untuk dapat memenuhi segala
kebutuhan sendiri secara sadar dan
mandiri tanpa harus dikomando atau
disuruh.
c. Sekolah bekerjasama dengan orangtua
dengan subsidi silang guna membiayai
kegiatan-kegiatan yang langsung
berkaitan dengan kegiatan siswa. Selain
itu siswa diajak kreatif dalam hal
pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan,
antara lain : siswa diajak outbond disungai
dekat sekolah sambil mengumpulkan kayu
bakar dari hutan, bebatuan dan pasir yang

29
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan pembahasan yang telah Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen


diuraikan mengenai upaya membangun sikap Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
nasionalisme terhadap siswa melalui kegiatan Hardjosatoto, dkk. 1985. Sejarah Pergerakan
ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 4 Nasional Indonesia dari Budi Utomo
Singorojo Kabupaten Kendal, dapat ditarik sampai Proklamasi. Yogyakarta: Liberty
kesimpulan sebagai berikut ; pertama, struktur IKIP Laboraturium Pancasila IKIP Malang.
organisasi ekstrakurikuler pramuka melibatkan 1981. Kedudukan Pancasila dan Fungsi
beberapa pihak antara lain: Kepala Sekolah Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional
sebagai kamabigus, guru pembimbing sebagai Miles, Mathew B. dan A. Michael Huberman.
pembina gugus depan, pembantu pembina 2007. Analisis Data Kualitatif : Buku
gugus depan, dewan penggalang dan anggota Sumber tentang Metode-metode Baru.
ekstrakurikuler pramuka. Kedua, kegiatan (terjemahan) Jakarta: Universitas
ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 4 Indonesia (UI Pres).
Singorojo dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
13.30-17.00 dengan program-program kegiatan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
antara lain: latihan rutin yang berisi materi Rosdakarya.
kepramukaan, jelajah alam dan peta pita, Munandar. 2002. Pendidikan memasuki era
outbond, pelantikan anggota dewan penggalang, globalisasi. Jakarta: Erlangga
bakti sosial, pramuka peduli lingkungan. Ketiga, Munandar, Utami. 2009. Strategi Mewujudkan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka memberikan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta:
pengaruh terhadap pembentukan karakter dan Gramedia Pustaka Utama
sikap siswa karena pramuka tidak hanya Poerwadarminto. 1986. Pembinaan
memberikan ilmu secara teoritis namun dapat ekstrakurikuler dan penerapannya.
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Surabaya: Gamma
Keempat, Upaya untuk mengembangkan Rizky, dkk. 2007. Radiance Scout Introduction.
kegiatan ekstrakurikuler pramuka antara lain: Ponorogo: Gugus Depan 1508 Gerakan
pembina pramuka membuat inovasi kegiatan Pramuka Pondok Modern Darussalam
dengan mengemas kegiatan menjadi kegiatan Gontor Ponorogo.
yang menarik, koordinasi dengan kwartir Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi Penelitian
cabang dan kwartir daerah serta Pendidikan. Surabaya: SIC.
mengikutsertakan siswa dalam kegiatan Soegito. A.T. 2006. Pendidikan Pancasila.
perlombaan dan jambore. UNNES: UNNES Press
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sunardi, Bob Andri. 2006. Boyman Ragam
Latihan Pramuka. Bandung: Nuansa
Muda

30

S-ar putea să vă placă și