Sunteți pe pagina 1din 10

JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.

1, MEI 2016

Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR


sebagai Pemoderasi di Perusahaan Pertambangan

Ivana Nina Esterlin Barus


Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
e-mail: wiliva.couple@gmail.com

Abstract
The mining company’s financial performance period 2010-2012 fluctuated. It is
certainly influenced by many factors, such as good corporate governance. In
addition, there is a moderating factor of corporate social responsibility. This
study aims to investigate the influence of good corporate governance to the
mining company’s financial performance, examining the influence of corporate
social responsibility to the mining company’s financial performance and
investigated the influence of corporate social responsibility to the mining
company’s financial performance and examine whether corporate social
responsibility as a moderating. The study population was a mining company listed
on the Indonesia Stock Exchange, with a total sample of 51 data. The research
data sourced from the documentation of financial statements published by the BEI
and IICG survei results. The research model is a regression to the moderated
regression analysis (MRA). The results of this study indicate that good corporate
governance is partially not affect the Company’s financial performance Mining.
But corporate social responsibility partially affect the Company’s financial
performance Mining. Corporate social responsibility is not a moderating variable
between good corporate governance and financial performance Mining Company.
Research capabilities regression model can explain the variation of variable
financial performance of 4.6%.

Keywords: GCG, CSR, Kinerja Keuangan.

PENDAHULUAN mengatur dan mengendalikan perusahaan


Perusahaan pertambangan merupakan untuk dapat menciptakan nilai tambah (value
sektor usaha yang sangat berkembang. added) untuk semua stakeholders (Sutedi,
“Industri ini akan tumbuh pesat dalam lima 2012). Oleh karenanya, investor perlu
tahun kedepan dan menjadi sektor yang mendapat informasi tentang kinerja
makin strategis bagi Indonesia, Menurut BPS perusahaan sebenar-benarnya, tepat waktu,
(Badan Pusat Statistik), lapangan usaha dan diungkapkan secara transparan. Melalui
pertambangan dan penggalian memberikan tata kelola korporasi yang baik, maka
sumbangan sekitar 11 persen terhadap PDB diharapkan kualitas laporan keuangan yang
(Produk Domestik Bruto)” (Kompas, 2014). dilaporkan juga baik. Tata kelola perusahaan
Oleh karenanya, banyak investor yang tertarik (good corporate governance) yang baik dan
untuk menginvestasikan dana ke sektor pelaksanaan CSR (corporate social
pertambangan, dengan harapan diterimanya responsibility) yang baik diharapkan akan
kembalian dari dana yang diinvestasikan. mampu meningkatkan kinerja keuangan
Usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Fenomena yang menarik
keuangan dipengaruhi oleh berbagai faktor. berdasarkan hasil survei PERC (Political and
Salah satu diantaranya adalah dengan Economic Risk Consultancy), Indonesia
melakukan tata kelola korporasi (good menempati posisi tiga terbawah negara Asia
corporate governance) dengan baik. Good dalam menerapkan corporate governance di
corporate governance adalah sistem yang Asia (Sutedi, 2012).
Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 479
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

Pencapaian laba perusahaan Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. (2)


pertambangan beberapa tahun terakhir untuk meneliti apakah corporate social
menunjukkan penurunan dibandingkan tahun- responsibility berpengaruh terhadap kinerja
tahun sebelumnya. Berikut ini ditampilkan keuangan Perusahaan Pertambangan yang
ringkasan data fenomena kinerja keuangan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
perusahaan pertambangan yang terdaftar di 2010-2012. (3) untuk meneliti apakah
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 corporate social responsibility memoderasi
yang dipengaruhi oleh good corporate hubungan good corporate governance dengan
governance (tata kelola perusahaan). kinerja keuangan Perusahaan Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 1. Kinerja keuangan dan good periode 2010-2012.
corporate governance Dasar untuk membahas corporate
Perusahaan pertambangan governance adalah teori agensi (Jensen and
yang terdaftar di Bursa Efek Meckling, 1976), menyatakan bahwa
Indonesia periode 2010-2012 hubungan keagenan adalah sebuah kontrak
No. Kode Tahun Laba Skor antara agent (manajer) dengan principal
Emiten (Triliun) GCG (investor). Konflik kepentingan antara
1. ANTM 2010 1.6 3 pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan
2011 1.9 3 agen tidak selalu berbuatsesuai dengan
2012 2.9 3 kepentingan principal, sehingga memicu
2. BUMI 2010 2.7 2 biaya keagenan (agency cost). Corporate
2011 2.1 2
governance muncul karena terjadi pemisahan
2012 -6.9 2 antara kepemilikan dengan pengendalian
Sumber: www.idx.co.id dan swa.co.id
perusahaan, atau seringkali dikenal dengan
Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat istilah masalah keagenan. Permasalahan
bahwa pada PT. Aneka Tambang, Tbk, nilai keagenan dalam hubungannya antara pemilik
skor GCG berdasarkan hasil survei CGPI modal dengan manajer adalah sulitnya
mendapat skor yang paling tertinggi 3 (sangat pemilik dalam memastikan bahwa dana yang
terpercaya) selama periode 2010-2012. Tata ditanamkan tidak diambil alih atau
kelola perusahaan yang baik mampu diinvestasikan pada proyek yang tidak
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan menguntungkan sehingga tidak mendatangkan
pula. Hal ini terlihat dari laba bersih PT. return, sehingga dibutuhkan corporate
Aneka Tambang, Tbk, yang selalu meningkat governance untuk mengurangi permasalahan
selama periode 2010-2012. Berbeda halnya keagenan antara pemilik dan manajer (Macey,
dengan PT. Bumi Resources, Tbk, dimana 2003).
skor GCG tetap selama periode 2010-2012, Pedoman Umum Good Corporate
namun kinerja keuangannya semakin Governance Indonesia menyatakan bahwa
menurun. salah satu tujuan pelaksanaan corporate
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti governance adalah mendorong timbulnya
tertarik untuk melakukan penelitian yang kesadaran dan tanggung jawab sosial
menguji pengaruh good corporate perusahaan terhadap masyarakat dan
governance terhadap kinerja keuangan dengan kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan
corporate social responsibility sebagai sehingga dapat terpelihara kesinambungan
variabel pemoderasi di perusahaan usaha dalam jangka panjang. Implementasi
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek CSR merupakan salah satu wujud
Indonesia periode 2010-2012. pelaksanaan prinsip corporate governance.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Perusahaan yang telah melaksanakan
Penelitian Dosen Pemula ini adalah (1) untuk corporate governance dengan baik sudah
meneliti apakah good corporate governance seharusnya melaksanakan aktivitas CSR
berpengaruh terhadap kinerja keuangan sebagai wujud kepedulian perusahaan pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di lingkungan sosial. Penganut paham corporate
Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 480
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

governance lebih mudah menerima adanya perlindungan terhadap pemegang saham


kebutuhan dan kewajiban untuk minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait.
melaksanakan CSR karena kedua kegiatan Dapat disimpulkan keberadaan komisaris
tersebut berlandaskan pemahaman falsafah independen pada suatu perusahaan dapat
yang sama. Corporate governance mempengaruhi integitas suatu laporan
menyangkut tanggung jawab perusahaan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen.
kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan Jika perusahaan memiliki komisaris
terutama atas kegiatan ekonomi dan segala independen maka laporan keuangan yang
dampaknya, sedangkan CSR adalah kegiatan disajikan oleh manajemen cenderung lebih
yang diselenggarakan perusahaan untuk berintegritas, karena didalam perusahaan
menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat terdapat badan yang mengawasi dan
di luar kegiatan utama perusahaan. Kedua melindungi hak pihak-pihak diluar
kegiatan tersebut sama-sama bertujuan untuk manajemen perusahaan. Pelaksanaan good
mengoptimalkan nilai perusahaan bagi corporate governance diharapkan dapat
pemegang saham namun tetap memperhatikan memberikan beberapa manfaat berikut ini
pemangku kepentingan lainnya (Zarkasyi, (FCGI, 2000):
2008). Oleh karena itu, perusahaan perlu 1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui
mengembangkan sejumlah kebijakan untuk terciptanya proses pengambilan keputusan
menuntun pelaksanaan CSR. Semua hal yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
tersebut tidak terlaksana dengan baik apabila operasional perusahaan serta lebih
perusahaan tidak menerapkan good corporate meningkatkan pelayanan kepada
governance beserta aspek-aspek yang stakeholders.
termasuk di dalamnya. 2. Mempermudah diperbolehnya dana
Good Corporate Governance pembiayaan yang lebih murah sehingga
didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan dapat lebih meningkatkan corporate
prinsip-prinsip antara lain fairness, value.
transparency, accountability dan 3. Mengembalikan kepercayaan investor
responsibility, yang mengatur hubungan untuk menanamkan modalnya di
antara pemegang saham, manajemen, Indonesia.
perusahaan (direksi dan komisaris), kreditur, 4. Pemegang saham akan merasa puas
karyawan serta stakeholders lainnya yang dengan kinerja perusahaan karena
berkaitan dengan hak dan kewajiban masing- sekaligus akan meningkatkan
masing pihak. Selain itu Noensi dalam shareholders value dan dividen.
(Sutedi, 2012), menyatakan, GCG adalah Tujuan Good Corporate Governance
menjalankan dan mengembangkan sebagai berikut:
perusahaan dengan bersih, patuh pada hukum 1. Melindungi hak dan kepentingan
yang berlaku dan peduli terhadap lingkungan pemegang saham.
yang dilandasi nilai-nilai sosial budaya yang 2. Melindungi hak dan kepentingan para
tinggi. Corporate governance mengarahkan anggota stakeholders non pemegang
pengelolaan perusahaan pada upaya saham.
pencapaian profit dan sustainability secara 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para
seimbang (Daniri, M. A, 2014). pemegang perusahaan.
Komisaris independen merupakan sebuah 4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas
badan dalam perusahaan yang biasanya kerja dewan pengurus dan manajemen
beranggotakan dewan komisaris yang perusahaan.
independen yang berasal dari luar perusahaan 5. Meningkatkan mutu hubungan dewan
yang berfungsi untuk menilai kinerja pengurus dengan manajemen senior
perusahaan secara luas dan keseluruhan. perusahaan.
Komisaris independen bertujuan untuk Penilaian corporate governance belum
menyeimbangkan dalam pengambilan memiliki standar yang menyatakan berapa
keputusan khususnya dalam rangka
Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 481
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

skor yang baik atau berapa skor yang buruk. (sustainable). Para konsumen akan lebih
Namun, ada dua hal yang perlu diperhatikan, mengapresiasi perusahaan yang
(1) perusahaan harus berusaha mencapai mengungkapkan CSR dibandingkan dengan
angka setinggi mungkin. Semakin mendekati perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR,
100, skor corporate governance diperusahaan mereka akan membeli produk yang sebagian
tersebut semakin baik. (2) penilai harus laba dari produk tersebut disisihkan untuk
berhati-hati dalam menggunakan skor kepentingan sosial lingkungan, misalnya
corporate governance ini untuk untuk beasiswa, pembangunan fasilitas
membandingkan antara berbagai perusahaan, masyarakat, program pelestarian lingkungan,
apalagi kalau karakteristik industrinya dan lain sebagainya. Hal ini akan berdampak
berbeda (Sutedi, 2012). positif terhadap perusahaan, selain
Seperti dikemukakan oleh (Solihin, membangun image yang baik di mata para
2011), definisi CSR adalah kontribusi bisnis stakeholder karena kepedulian perusahaan
bagi pembangunan berkelanjutan serta adanya terhadap sosial lingkungan, juga akan
perilaku korporasi yang tidak semata-mata menaikkan laba perusahaan melalui
menjamin adanya pengembalian bagi para peningkatan penjualan. Dengan demikian
pemegang saham, upah bagi para karyawan, nilai ROE akan tinggi, dan akan menarik
dan pembuatan produk serta jasa bagi para perhatian para investor untuk berinvestasi
pelanggan, melainkan perusahaan bisnis juga serta berpengaruh bagi peningkatan kinerja
harus memberi perhatian terhadap berbagai saham di Bursa Efek.
hal yang dianggap penting serta nilai-nilai
masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab METODE PENELITIAN
sosial atau sering disebut sebagai corporate Variabel dependen dalam penelitian
social reporting adalah proses ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan
pengkomunikasian efek-efek sosial dan dengan return on equity (ROE). Dari semua
lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi rasio fundamental yang dilihat oleh investor,
perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu salah satu rasio yang terpenting adalah ROE.
dalam masyarakat dan pada masyarakat ROE menunjukkan apakah manajemen
secara keseluruhan (Gray, 1995). Dampak meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat
negatif perusahaan terhadap lingkungan yang dapat diterima (www.investopedia.com,
sekitar mengakibatkan hilangnya kepercayaan 2014). Untuk memperoleh nilai ROE,
masyarakat. Untuk meminimalisir dampak dihitung dengan rumus:
negatif tersebut adalah dengan
mengungkapkan informasi-informasi ROE = Laba Bersih x 100%
mengenai operasi perusahaan sehubungan Ekuitas Saham Biasa
dengan lingkungan sebagai tanggung jawab
perusahaan. Menurut (Solihin, 2011), apabila Variabel moderasi adalah variabel yang
asumsinya perusahaan yang menjalankan mempunyai pengaruh ketergantungan
CSR sudah dikelola dengan baik yaitu sudah (contingent effect) yang kuat dengan
menjalankan good corporate governance, hubungan variabel terikat dan variabel bebas
akan menjamin tercapainya maksimalisasi (Sekaran, 2006). Pengungkapan CSR adalah
laba dan mempertahankan daya saing pengungkapan informasi yang berkaitan
perusahaan. dengan tanggung jawab perusahaan di dalam
Disamping kinerja keuangan yang akan laporan tahunan. Pengukuran CSR mengacu
dilihat investor sebelum memutuskan untuk pada 78 item pengungkapan yang digunakan
berinvestasi dalam suatu perusahaan, adanya oleh Siregar (2008). Pengukuran variabel ini
pengungkapan item CSR dalam laporan dengan indeks pengungkapan sosial,
keuangan diharapkan akan menjadi nilai plus selanjutnya ditulis CSR dengan
yang akan menambah kepercayaan para membandingkan jumlah pengungkapan yang
investor, bahwa perusahaan tersebut akan diharapkan. Pengungkapan social merupakan
terus berkembang dan berkelanjutan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan
Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 482
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

dengan aktifitas sosialnya yang meliputi 13 penelitian ini adalah metode dokumentasi,
item lingkungan, 7 item energi, 8 item yaitu mempelajari catatan-catatan perusahaan
kesehatan dan keselamatan kerja, 29 item yang diperlukan yang terdapat didalam
lain-lain tenaga kerja, 10 item produk, 9 item annual report perusahaan yang menjadi
keterlibatan masyarakat, dan 2 item umum. sampel penelitian.
Sebagai variabel bebas (independent
variable) pada penelitian ini adalah good Uji Asumsi Klasik
corporate governance. Pengukuran GCG Uji normalitas bertujuan untuk menguji
berdasarkan indeks CGPI (Corporate apakah dalam model regresi, variable
Governance Perception Index) yang pengganggu atau residual memiliki distribusi
dikembangkan oleh IICG (Indonesian normal (Ghozali, 2009) Ada dua cara untuk
Institute of Corporate Governance) dalam mengetahui apakah residual terdistribusi
buku laporan CGPI Indeks. Penilaian indeks normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
CGPI mencakup 4 tahap : (1) self-assessment dan uji statistik. Karena analisis grafik dapat
(15%); (2) pengumpulan dokumen menyesatkan, maka dipilih uji statistik
perusahaan (25%); (3) penyusunan makalah Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat
dan presentasi (12%); (4) observasi ke signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum
perusahaan (48%). Nilai indeks CGPI data diolah. Pendeteksian normalitas data
dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir apakah terdistribusi normal atau tidak dengan
dari 4 tahap tersebut. Level peringkat indeks menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
CGPI yaitu : (a) sangat terpercaya (85,00- Residual dinyatakan terdistribusi normal jika
100) dengan skor 3; (b) terpercaya (70,00- nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov >
84,99) dengan skor 2; (c) cukup terpercaya 0,05.
(55,00-69,99) dengan skor 1. Tujuan uji heteroskedastisitas adalah
Sampel penelitian ditentukan untuk menguji apakah dalam model regresi
berdasarkan purposive sampling yang berarti terjadi ketidaksamaan variance dari residual
pemilihan sampel berdasarkan kriteria satu pengamatan ke pengamatan lainnya
tertentu. Adapun kriteria perusahaan (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik
pertambangan yang dijadikan sampel antara adalah yang homoskedastisitas, yaitu jika
lain: variance dari residual satu pengamatan ke
1. Semua perusahaan pertambangan yang pengamatan lainnya tetap. Uji
terdaftar di BEI dan mempublikasikan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji
laporan keuangan berturut-turut dari tahun grafik plot dan uji statistik. Uji statistik
2010 sampai dengan 2012. Glejser dipilih karena lebih dapat menjamin
2. Perusahaan sampel tidak mengalami keakuratan hasil dibandingkan dengan uji
delisting selama periode pengamatan. grafik plot yang dapat menimbulkan bias. Uji
3. Tersedia laporan keuangan perusahaan Glejser dilakukan dengan meregresikan
secara lengkap selama tahun 2010-2012, variabel bebas terhadap nilai absolute
baik secara fisik maupun melalui website residualnya (Gujarati, 2007).
(www.idx.co.id, 2014). Tujuan uji autokorelasi untuk menguji
4. Memiliki data keuangan yang berkaitan apakah didalam suatu model regresi linier
dengan variabel penelitian secara lengkap. terdapat korelasi antara kesalahan
5. Perusahaan yang tidak mengalami pengganggu pada periode t dengan kesalahan
kerugian (laba) tahun 2010-2012. pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2009).
Jenis data yang digunakan dalam Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi
penelitian ini adalah data sekunder. Data menggunakan uji Durbin-Watson.
penelitian diambil dari laporan tahunan Pengambilan keputusan dapat dilihat melalui
perusahaan yang telah diaudit dan tabel autokorelasi berikut ini.
dipublikasikan dan laporan CGPI (Corporate Uji multikolinearitas bertujuan untuk
Governance Perception Indeks). Metode menguji apakah dalam model regresi
pengumpulan data yang digunakan dalam ditemukan adanya korelasi antar variabel
Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 483
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

bebas (Ghozali, 2009). Untuk menguji 1. Bila t hitung > t tabel atau probabilitas <
multikolinearitas dengan cara melihat nilai tingkat signifikansi (Sig ≤ 0,05), maka Ha
VIF masing-masing variabel independen, jika diterima dan Ho ditolak, ini berarti
nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data variabel independen berpengaruh terhadap
bebas dari gejala multikolinearitas. variable dependen.
2. Bila t hitung < t tabel atau probabilitas >
ROE = a + b1 GCG + b2 CSR + b2 GCG * CSR + e tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka Ha
ditolak dan Ho diterima, ini berarti
ROE = Kinerja Keuangan variabel independen tidak berpengaruh
a = Konstanta terhadap variable dependen.
b1, b2 = Koefisien regresi Tujuan analisis ini untuk mengetahui
GCG = GCG (Good Corporate apakah variabel moderating akan memperkuat
Governance) atau memperlemah hubungan antara variabel
CSR = CSR (Corporate Social independen dan variable dependen. Model
Responsibility) pengujian variabel moderasi yang dipakai
GCG * CSR = interaksi GCG dan CSR dalam penelitian ini adalah uji interaksi
e = Error (MRA).
Koefisien determinasi merupakan ikhtisar Tabel 2 menjelaskan:
yang menyatakan seberapa baik garis regresi 1. Variabel GCG (X1), memiliki jumlah
mencocokkan data (Ghozali, 2009). Nilai R² sampel (n) sebanyak 51, dengan nilai
berkisar antara 0-1. Nilai yang kecil berarti minimum 0,00 pada 13 Perusahaan yang
kemampuan variabel independen dalam tidak terdaftar sebagai peserta survei IICG
menjelaskan variasi variabel dependen amat dan nilai maksimum sebesar 88.71 pada
terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati PT. Aneka Tambang, Tbk, sedangkan nilai
satu berarti variabel-variabel independen mean (nilai rata-rata) sebesar 17.50 dengan
memberikan hampir semua informasi yang standar deviation sebesar 33.80.
dibutuhkan untuk memprediksi variasi 2. Variabel CSR (X2), memiliki jumlah
variabel dependen. sampel (n) sebanyak 51, dengan nilai
Uji statistik F menunjukkan apakah minimum 0.26 pada PT. Garda Tujuh
variabel independen yang dimasukkan dalam Buana, Tbk dan nilai maksimum sebesar
model mempunyai pengaruh terhadap variabel 0.97 pada PT. Aneka Tambang, Tbk,
dependennya. Kriteria pengambilan sedangkan nilai mean (nilai rata-rata)
keputusannya, yaitu: sebesar 0.49 dengan standar deviation
1. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < sebesar 0.19.
nilai signifikan ( Sig ≤ 0,05), maka Ha 3. Variabel kinerja keuangan (Y), memiliki
diterima, ini berarti bahwa secara simultan jumlah sampel (n) sebanyak 51, dengan
variabel independen memiliki pengaruh nilai minimum 0.00 pada PT. Vale
signifikan terhadap variabel dependen. Indonesia, Tbk dan nilai maksimum
2. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > sebesar 0.74 pada PT. Garda Tujuh Buana,
nilai signifikan ( Sig > 0,05), maka Ha Tbk, sedangkan nilai mean (nilai rata-rata)
ditolak, ini berarti bahwa secara simultan sebesar 0.23 dengan standar deviation
variabel independen tidak mempunyai sebesar 0.17.
pengaruh signifikan terhadap variabel 4. Variabel interaksi (GCG*CSR), memiliki
dependen. jumlah sampel (n) sebanyak 51, dengan
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh nilai minimum 13 Perusahaan yang tidak
pengaruh masing-masing variable independen terdaftar sebagai peserta survei IICG dan
secara individu dalam menerangkan variasi nilai maksimum sebesar 84.33 pada PT.
variabel dependen. Pada uji statistik t, nilai t Bukit Asam, Tbk sedangkan nilai mean
hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, (nilai rata-rata) sebesar 13.94 dengan
dilakukan dengan cara sebagai berikut: standar deviation sebesar 27.61.

Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 484
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

HASIL ANALISIS
Statistik Deskriptif

Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
good corporate governance 51 .00 88.71 17.5078 33.80659
corporate social responsibility 51 .26 .97 .4915 .19343
kinerja keuangan 51 .00 .74 .2341 .17550
Interaksi 51 .00 84.33 13.9421 27.61853
Valid N (listwise) 51
Sumber: hasil pengolahan data, 2014

Uji Normalitas
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 51
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .16804659
Most Extreme Differences Absolute .083
Positive .083
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .591
Asymp. Sig. (2-tailed) .877
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: hasil pengolahan data, 2014

Uji Multikolonieritas
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 good corporate .285 3.506
governance
corporate social .285 3.506
responsibility
a. Dependent Variable: kinerja keuangan
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2014

Uji autokorelasi
Tabel 5.Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
1 .288a .083 .045 .17151 1.640
a. Predictors: (Constant), corporate social responsibility, good corporate governance
b. Dependent Variable: kinerja keuangan
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2014
Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 485
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

Uji Heteroskedastisitas
Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Standardized
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .110 .062 1.776 .082
good corporate -.036 .029 -.323 -1.226 .226
corporate social .073 .146 .132 .503 .617
a. Dependent Variable: AbsY
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2014

Hasil Analisis Data


Tabel 7. Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
1 .322a .104 .046 .17138
a. Predictors: (Constant), Moderat, corporate social responsibility, good corporate governance
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2014

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)


Tabel 8. Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .159 3 .053 1.810 .158a
Residual 1.381 47 .029
Total 1.540 50
a. Predictors: (Constant), Moderat, corporate social responsibility, good corporate governance
b. Dependent Variable: kinerja keuangan
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2014

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)


Tabel 9. Uji t
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .002 .104 .016 .987

good corporate .075 .148 .413 .508 .614


governance
corporate social .550 .244 .606 2.249 .029
responsibility
Moderat -.188 .182 -.877 -1.035 .306
a. Dependent Variable: kinerja keuangan
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2014

Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 486
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

Berdasarkan Tabel 3 tersebut, nilai Perusahaan Pertambangan yang terdaftar


Kolmogorov-Smirnov adalah 0.591 dan nilai di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
signifikan 0.877. Oleh karena nilai signifikan 2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai
lebih besar dari 0.05, maka data residual signifikasi good corporate governance
berdistribusi normal. lebih besar dari 0.05.
Berdasarkan hasil pengujian Tabel 4 2. Variabel corporate social responsibility
diatas, nilai tolerance menunjukkan angka mempengaruhi kinerja keuangan
lebih dari 0.10, berarti tidak ada korelasi antar Perusahaan Pertambangan yang terdaftar
variabel independen (CGG dan CSR) yang di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
nilainya lebih dari 95%. Begitu pula dengan 2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai
nilai VIF menunjukkan angka kurang dari 10, signifikasi corporate social responsibility
berarti tidak ada multikolonieritas antar lebih kecil dari 0.05.
variabel independen dalam model regresi. 3. Variabel moderat yang merupakan
Pada Tabel 5 dapat dilihat nilai DW interaksi antara good corporate
sebesar 1.640, lebih besar dari batas atas (du) governance dan corporate social
1.628 dan kurang dari 4 – 1.628 (4 – du), responsibility bukanlah variabel
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada moderating. Hal ini dapat dilihat dari
masalah autokorelasi.Berdasarkan data pada nilai signifikansi variabel moderat lebih
Tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa kecil daripada 0.05.
model regresi tidak tidak mengandung
heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari nilai KESIMPULAN
probabilitas signifikansinya diatas tingkat 1. Good corporate governance secara
kepercayaan 5%. parsial tidak berpengaruh terhadap
Berdasarkan data Adjusted R2 pada Tabel kinerja keuangan Perusahaan
7 adalah sebesar 0,046 atau sekitar 4,6% Pertambangan yang terdaftar di Bursa
kemampuan variabel good corporate Efek Indonesia periode 2010-2012.
governance, variabel corporate social 2. Corporate social responsibility secara
responsibility dan variabel interaksi antara parsial berpengaruh terhadap kinerja
good corporate governance dengan corporate keuangan Perusahaan Pertambangan yang
social responsibility dapat menjelaskan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
variable kinerja keua (Gujarati, 2007)ngan. 2010-2012.
Sementara 95,4% lainnya dijelaskan oleh 3. Corporate social responsibility tidak
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam dapat memoderasi hubungan good
penelitian ini. corporate governance dengan kinerja
Hasil uji F pada Tabel 8 menunjukkan keuangan Perusahaan Pertambangan yang
bahwa nilai Fhitung sebesar 1,158 dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tingkat signifikan 0,158 (>0,05). Hal ini 2010-2012.
menunjukkan bahwa model regresi tidak
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja DAFTAR PUSTAKA
keuangan atau dapat dikatakan bahwa good
corporate governance dan corporate social Dahlia, L. d. S. S., 2008. Pengaruh Corporate
responsibility dan moderat secara bersama- Social Responsibility Terhadap Kinerja
sama tidak berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada
keuangan Perusahaan Pertambangan yang Perusahaan Yang Tercatat di Bursa
terdaftar Bursa Efek Indonesia Periode 2010- Efek Indonesia Pada Tahun 2005 dan
2012. Hal ini berarti Ho diterima, sementara 2006. Simposium Nasional Akuntansi.
Ha ditolak. Daniri, M. A, 2014. Lead by CGC. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan Gagas Bisnis.
tabel 9 tersebut dapat dijelaskan bahwa: Dwiyanti, N. M. A., 2010. Pengaruh Tingkat
1. Variabel good corporate governance Pengungkapan CSR Pada Hubungan
tidak mempengaruhi kinerja keuangan Antara Kinerja Keuangan dan Return
Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 487
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

Saham. Issue. Universitas Udayana, IICG, 2012. www.iicg.org. diakses November


Bali. 2014.
FCGI, 2000. First Position Paper of The Jensen and Meckling, W., 1976. Theory of
Forum for Corporate Governance in The Firm: Managerial Behavior, Cost
Indonesia, s.l.: FCGI. and Ownership Structure. Journal of
Ghozali, I., 2009. Aplikasi Analisis Financial Economics, 3(4).
Multivariate Dengan Program SPSS. Kompas, 2014. www.kompas.com. diakses
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Oktober 2014].
Gray, R. K. R. a. L. S., 1995. Corporate Macey, J. R. a. O. M., 2003. The Corporate
Social and Environmental reporting: A Governance of Banks. Federal Reserve
Review and a longitudinal study of UK Bank of New York Economic Policy
Disclosure. Accounting, Auditing and Review, 9(1).
Accountability Journal, 8(2). Solihin, I., 2011. Corporate Social
Gujarati, D., 2007. Basic Econometrics. Responsibility. Jakarta: Salemba
Fourth Edition penyunt. New York: Empat.
McGraw-Hill Companies. Sutedi, A., 2012. Good Corporate
Hastuti, T. D., 2005. Hubungan Antara Good Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Corporate Governance dan Struktur Titisari, K. H., 2010. Corporate Social
Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan Responsibility (CSR) dan Kinerja
(Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Perusahaan. Simposium Nasional
Listing di Bursa Efek Jakarta. Akuntansi.
Simposium Nasional Akuntansi VIII. www.bps.go.id, t.thn. diakses Oktober 2014.
IICG, 2010. www.iicg.org. diakses November www.investopedia.com, t.thn. diakses
2014. Oktober 2014.
IICG, 2011. www.iicg.org. diakses November Zarkasyi, M. W., 2008. Good Corporate
2014. Governance. Pertama penyunt.
Bandung: Alfabeta.

Ivana Nina Esterlin Barus: Pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai Pemoderasi.......... 488

S-ar putea să vă placă și