Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pendahuluan
Definisi Pengusaha
Definisi pengusaha menurut kamus besar bahasa ndonesia adalah orang yg mengusahakan
(perdagangan, industri, dsb); orang yg berusaha dl bidang perdagangan; saudagar; usahawan.
Sedangkan definisi Pengusaha menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (UU
PPN) adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan
usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Pengusaha Kecil diperkenankan untuk memilih dikukuhkan menjadi PKP. Apabila pengusaha
kecil memilih menjadi PKP, UU PPN juga berlaku sepenuhnya bagi pengusaha kecil tersebut.
Namun bagi Orang Pribadi atau Badan (bukan PKP) yang memanfaatkan BKP Tidak
Berwujud dari Luar Daerah Pabean, dan memanfaatkan JKP dari Luar Daerah Pabean, wajib
memungut, menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang dengan menggunakan lembar
ketiga Surat Setoran Pajak (SSP) ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayahnya meliputi
tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut paling lama akhir bulan
berikutnya setelah saat terutangnya pajak.
Pengusaha Kecil
Contoh :
Bapak Meidi terdaftar di KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua memiliki toko onderdil mobil di
Pusat Onderdil Fatmawati, omset bulan Januari s.d. April 2014 mencapai Rp 4,5 miliar.
Sementara omset bulan Mei 2014 adalah Rp 400 Juta. Dengan demikian, batasan Pengusaha
Kecil telah terlampaui pada bulan Mei 2014, sehingga Bapak Meidi harus segera melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP kepada KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua selambat-
lambatnya 30 Juni 2014.
Pengusaha yang Telah Melampaui Batasan Omset Rp 4,8 miliar Tetapi Tidak
Melaporkan Usahanya untuk Dikukuhkan sebagai PKP
Pengusaha kecil yang telah melampaui batasan omset Rp 4,8 miliar dapat dikukuhkan secara
jabatan, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak dan/atau surat
tagihan pajak untuk Masa Pajak sebelum pengusaha dikukuhkan secara jabatan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, terhitung sejak saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Contoh:
Jika Bapak Meidi (seperti contoh diatas) tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai PKP ke KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua dan berdasarkan hasil ekstensifikasi pada
bulan Desember 2014 diketahui bahwa batasan Pengusaha Kecil telah terlampaui pada bulan
Mei 2014. Maka saat pengukuhan sebagai PKP terhitung sejak bulan Mei 2014 dan atas PPN
terutang bulan Mei s.d. Nopember 2014 beserta sanksi bunga 2 % sebulan dari PPN
terhutang.
Kewajiban untuk memungut, menyetorkan dan melaporkan PPN dan PPnBM yang terhutang
dimulai sejak saat pengukuhan sebagai PKP.
Hak yang diperoleh jika telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak adalah:
a. Pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan BKP/JKP;
Pajak Masukan adalah PPN yang sudah dibayar oleh PKP karena memperoleh atau membeli
BKP dan/atau JKP. Kemudian Pajak Masukan tersebut dapat berfungsi menjadi kredit atau
pengurang pajak keluaran apabila PKP menjual barang. Pajak keluaran adalah PPN yang
dipungut oleh PKP saat melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP.
b. Restitusi atau kompensasi atas kelebihan PPN. Apabila Pajak Masukan lebih besar daripada
Pajak Keluaran, maka PKP dapat mengajukan restitusi atau kompensasi. Restitusi adalah
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, selain restitusi PKP dapat melakukan
kompensasi kelebihan Pajak Masukan untuk masa pajak berikutnya.
Referensi :