Sunteți pe pagina 1din 9

Di segmen kali ini hadir pula bersama kami aktivisual Hiubay Dila.

Halo Mas Ubay dan


masih juga dengan mas Gamal. Saya ke mas Ubay, Mas Ubay ini kalau kita lihat tadi
kan sudah kali ini kita sudah kenal dengan bank sampah sudah lama ada dan muncul
sekarang adalah asuransi sampah untuk memanfaatkan sampah nah ini ada tanggapan
anda dengan program ini seperti apa sih sebenarnya?

Ya saya kira ditengah-tengah persoalan pelik sampah secara Nasional maupun secara
daerah itu yang tidak pernah bisa terselesaikan dan tidak pernah jelas pola
penangannya lalu kemudian muncul istilah bank sampah kemudian yang saat ini kita
baru mengenal apa, asuransi sampah gtu ya, saya kira ini tetap kita apresiasi artinya
bisa menjadi alternatif bisa menjadi pemecahan problem walaupun secara kecil ya
untuk paling tidak sampah ini bisa bermanfaat buat masyarakat terutama masyarakat
kebawah menengah kebawah gitu ya, nah saya ingin menyoroti sebetulnya tinggal
bagaimana temen-temen komunitas-komunitas yang ada ini, ini kan sebetulnya, mereka
ini sebetulnya banyak yang concern terhadap persoalan sampah komunitas ini ya tetapi
mereka ini dari sekian banyak itu kadang-kadang seperti pasang surut artinya kadang
banyak juga yang kita istilahin seperti gulung tikar gitu kan, hanya momentum-
momentum saja oleh karena itu harapannya menurut saya temen-temen yang ada di
komunitas-komunitas ini yang ada di perkotaan maupun di daerah-daerah ini harus di
support, support oleh siapa? Tentu yang mensupport ini adalah yang berkepentingan
misalanya dunia usaha melalui CSK atau lebih-lebih Negara juga harus turun tangan
karena apa, karena kalau ini tidak diperhatikan tidak di appresiasi tidak di support
secara berkelanjutan saya kira apa yang menjadi persoalan apa permasalahan teman-
teman komunitas ini bisa menjadi semakin apa, tidak memotivasi gtu karena apa?
Karena semangatnya ini sangat sudah baik persoalan sampah ini kan persoalan yang
pasang surut masyarat ini kadang-kadang bisa begitu antusias sadar tapi dalam waktu
tertentu juga bisa lemes bisa misalnya tidak perduli gitu, sementara sampahnya tidak
pernah berhenti dimana ada aktivitas disitu ada sampah, tidak pernah berhenti nah
sekarang masyarakat ini kan kadang sadar kadang tidak oleh karenanya supaya
masyarakat ini terutama di komunitas ini bisa tetap concern dan terus termotivasi dan
terus semangat oleh karenanya harus di support oleh pemerintah dan juga oleh dunia
usaha

Berarti kan harus ada kerja sama antara dari para pelopor ini seperti mas Gamal dan
teman-teman dan juga pemerintah setempat juga terkait dengan pemanfaatan sampah
ini. Kalau dari Mas Gamal sudah ada kerjasama terkait dengan asuransi sampah ini
karena asuransi sampah ini baru di Jawa Timur ya?

Ya memang kita kan tidak bisa mengerjakan semua dari hulu ke hilir seorang diri ya,
jadi dari Nesia medica kita memang platformnya organisasi kesehatan inovatif dan
kami yakin untuk mengembangkan kesehatan itu tidak bisa tenaga kesehatan seorang
diri butuh lingkungan hukum ekonomi termasuk pada konteks pengembangan
asuransi sampah. Kita sudah bekerja sama dengan banyak pihak di kota Malang ya
contoh dengan Dinas Kebersihan dan Taman Kota malang bank sampah Malang
termasuk dengan komunitas bank sampah tersebut dan juga berbagai

stake holder kali ya,

tentunya kami kan butuh banyak bimbingan ya termasuk dari Warhi nanti ya pokoknya
bisa membimbing kita yang mungkin masih kurang pengalaman dan masih perlu
banyak belajar.

Nah ini kan, kalau ini kan menjadi salah satu penghargaan yang luar biasa salah satu
mewakili Indonesia akhirnya menang dan bisa bertemu Pangeran Charles. Ini mungkin
pengalaman yang luar biasa, empat dari teman anda, anda yang berangkat ke Inggris
begitu kan Mas Gamal ya? Ini pengalamannya seperti apa sebenarnya, pada saat itu?

Pengalaman untuk ini ya, jadi, banyak. Artinya pada konteks Kirmon yang mungkin
saya dapatkan. Sekarang itu tren ilmu yang paling maintenance yang sudah saya
dapatkan adalah transformasi dari organisasi. Jadi kalau organisasi dulu kan murni
sosial dia mengharapkan donor, apa yang terjadi? Ketika donornya stop sumbangannya
stop programnya berhenti,

Ya, Itu yang ditakutkan oleh Warhi juga ya ?

Organisasi modern dia mungkin murni bisnis. Nah, sekarang itu arah berorganisasi
diarahkan ke tengah dia. Bagaimana dia mungkin mendapatkan sepuluh donasi tetapi
dia punya sistem financing yang memungkinkan kebaikan yang dia lakukan itu punya
daya keberlangsungan yang lama. Itu mungkin ilmu yang saya dapatkan di Cambridge
University ya, karena memang kita setelah masuk itu kita mendapatkan satu bulan
mentoring program jarak jauh terus tiga hari intensive di Cambridge sendiri sehingga
memang mengembangkan sebuah polo pikir pengembangan sebuah bisnis sosial.

Nah ini kan luar biasa Mas Ubay dengan konsep seperti itu belum lagi bahwa ternyata
asuransi sampah ini rencananya bahkan akan menjadi satu model yang diterapkan di
kota-kota lain diseluruh dunia. Ini jangan sampai idenya dari Indonesia tapi yang malah
make di luar Indonesia.

Malah Indonesia sendiri yang malah jalan di tempat, itu yang saya khawatirin
sebetulnya karena bekerja di Indonesia ini sebetulnya persoalan sampah ini di daerah
kemajuan yang signifikan gitu ya. Kita sesungguhnya punya regulasi dari undang-
undang persampahan Nomor 18 tahun 2008, PERMENDAGRI NOMOR 33, 2010.
Terakhir di DKI ada PERDA nomor 3 tahun 2013 kan, tetapi itu tidak berat bersyarat
menyentuh persoalan sampah dari hulu ke hilir, karena apa? Karena management kita
ini masih management setengah hati, karena terlalu banyak yang bermain dan terdapat
di kaya di persoalan sampah ini saking banyaknya sehingga sampah ini apa tidak
terintegrasi dalam hal penyelesaiannya, padahal kan harusnnya jadi concern
pemerintah ini kan harus ada kejelasan misalnya. Sebetulnya kan sudah diketahui
misalnya secara umum misalnya kalau DKI misalnya produksinya itu rata-rata
mencapai 6500 ton setiap hari, lalu kemudian sumber-sumbernya juga sudah jelas, dari
pemukiman, dari pasar, dari perkantoran, dan lain-lain. Lalu kemudian karakteristiknya
juga sudah jelas, sarume ada tiga, ada organik ada non organik, ada si limbah
berbahaya atau B3. Pertanyaanya kemudian adalah ini sampah mau diapain? Mau
dihabiskankan kah atau dihancurkan atau di daur ulang, di recycling atau mau diolah
menjadi energi alternatif listrik atau semacemnya atau mau diapain? Nah hal-hal inilah
yang tidak pernah bisa dipecahkan sehingga sampah terpecah ke berbagai multi apa
tidak terintegrasi kemana-mana, ke lapak ke pemulung, kemana kemana akhirnya
jangan sampai teman-teman yang sudah banyak yang bekerja keras di komunitas ini,
ini hanya menjadi apa tidak menjadi cambuk buat pemerintah untuk bisa
menyelesaikan. Karena apa ? karena kalau hanya fokusnya disitu lalu kemudian skala
besarnya sampah ini apa namanya tidak bisa terpecahkan, saya kira tidak akan bisa
memberikan manfaat yang begitu signifikan. Karena apa? Karena yang dilakukan oleh
komunitas sampah ini, ini hanya sebagian kecil, ya mungkin 5 % juga tidak ada , tapi
kalau kita dibongkar secara keseluruhan itu sebegitu rumitnya persoalan sampah
sehingga sampai sekarang tidak pernah bisa terselesaikan.

Mas Gamal tadi, asuransi sampah ini dibuat pada tahun 2010 dan sempat terhenti
setelah 6 bulan berjalan, ini kenapa memangnya?

Ya, mungkin banyak faktor ya, tapi konsepnya belum matang kita, jadi kita kan
mencoba mengembangkan sebuah prototype ya, sebuah konsep dari sebuah sistem
asuransi kesehatan dengan sebuah skema asuransi pembayaran melalui sampah, Jadi
bisa dibayangkan bagaimana mengkonversi sampah menjadi biaya kesehatan. Kita
mulai mengkaji masalah kapasitas produksi masyarakat soal sampah, lalu bagaimana
premi yang tepat untuk masyarakat, waktu itu memang berhenti karena sistemnya tidak
siap dan memang evaluasi dari berbagai namanya anak muda ya kita masih belajar dan
sedikit kurang pengalaman.

Tapi akhirnya muncul di tahun 2013 dengan sekarang sudah banyak anggotanya sudah
500 ya Mas Gamal?

Ya, berkat pertolongan Tuhan.

Oke 500. Nah ini tadi Mas Gamal juga mengatakan konsep, konsepnnya tu seperti apa
sih sebenernya asuransi sampah ini, kalau biasanya masyarakat sudah kenal dengan
bank sampah apakah memang hampir sama atau seperti apa?
Berbeda. Jadi apa yang kami lakukan itu memobilisasi sumber daya masyarakat yang
terbuang untuk kami jadikan sebuah dana kesehatan dan kami kembalikan ke mereka.
Karena filosofi tertinggi hakikat tertinggi dari program kesehatan adalah bagaimana kita
mengambil sumber daya masyarakat yang ada di masyarakat dan dikembalikan kepada
mereka. Dengan sistem ini kami itu menciptakan micro currencia, jadi sebuah
pembiayaan mikro yang diambil oleh masyarakat menengah kebawah sehingga mereka
bisa membiayai kesehatan mereka secara mandiri. Jadi kenapa sistem ini bisa
berjalan? Bayangkan kami mengambil sampah dari semua masyarakat, tapi kan
mereka tidak sakit semua, yang secara teoritis itu kan 15 %, tapi secara praktis
pengalaman kami 10 %, sehingga sistem ini bisa berjalan, artinya mereka sakit tidak
sakit mereka membayar premi.

Sakit tidak sakit mereka membayar premi berarti, ya asuransi memang seperti itu. Nah
ini kan berarti jalan terus menerus, Nah bagaimana anda akhirnya mensosialisakan
program asuransi sampah ini ke masyarakat, tentunya tidak mudah dengan pertama-
tama mereka bilang, sampah? Bagaimana bisa ini menjadi satu bayaran untuk pergi ke
dokter atau menjadi asuransi?

Tidak sesulit itu. Karena masyarakat itu, mereka punya masalah yang banyak soal
kesehatan. Bayangkan sebelumnya mereka sakit, mereka tidak bisa berobat, lalu kami
menawarkan secercah kesempatan ya buat mereka.

Dan mereka mungkin menyambut baik dengan adanya ini.

Ya, mereka itu mungkin saya rasa ya, saya rasakan sekali mereka itu mencintai
keberadaan di asuransi sampah, mereka juga welcome sekali, jadi begitu kita masuk ke
masyarakat karena mereka merasakan ketulusannya teman-temannya juga sehingga
mereka sangat responsive dan berpartisipasi secara signifikan.

Oke, nah ini kalau dengan asuransi sampah ini mengcover penyakit apa saja sih
sebenarnya, seluruh penyakit atau apa?

Jadi yang kita cover itu pada plan melihat ya, ke layanan kesehatan primer, tapi bukan
pada berat ringannya penyakit ya, tapi pada kapasitas layanan kesehatan primer untuk
merawat, jadi primer itu tidak termasuk rawat inap di rumah sakit atau rujukan ke rumah
sakit .

Nah ini hanya di klinik-klinik beberapa klinik atau sudah seluruh klinik di Jawa Timur?

Oh tidak, di 5 Klinik di Kota Malang.

5 klinik itu apa saja Mas Gamal?


Nama kliniknya? Mungkin daerahnya lebih mudah ya. Di daerah Bumi Ayu, lalu di
daerah Singosari, Nahujajar, di daerah Ahmad Yani, satu dan satu lagi Cupon.

Jadi Dari 5 klinik itu bisa menerima asuransi sampah ini ya, bagi masyarakat. Nah ini
ada syarat-syaratnya gak sih Mas Gamal untuk mau ikut dalam asuransi sampah ini,
atau syarat-syarat khusus mungkin batas usia, atau seperti apa?

Tidak,

Tidak ada. bebas semuanya.

Bebas

Jadi tidak ada syaratnya ya?

Cuma memang ada Hak dan kewajiban ya, membayar premi sampah. Walaupun
banyak premi macet juga.

Preminya itu berapa sih sebenernya?

Kita minta masyarakat menyerahkan sampah seharga sepuluh ribu.

Oke baik, dan untuk mengupas lebih dalam apa itu asuransi sampah dan bagaimana
bisa sampah membawa seseorang ke penghargaan internasional, sudah bersama kami
di studio peraih penghargaan Internasional, Gamal Albinsaid. Halo Mas Gamal.

Halo, Selamat siang.

Selamat siang Mas Gamal, terima kasih telah hadir bersama kami dalam jurnal siang.
Mas Gamal, ini kalau kita dengar asuransi, biasanya kan identiknya sama uang atau
investasi yang berbentuk barang atau apapun itu. Nah, kali ini sampah, asuransi
sampah itu apa sih sebenernya Mas Gamal?

Jadi asuransi sampah itu sama seperti asuransi biasa ya, yang biasanya preminya
uang, kita ganti dengan premi sampah, karena kita membidik masyarakat menengah ke
bawah ya. Jadi kami ingin membuktikan bahwasanya masyarakat menengah kebawah
itu mereka punya sesuatu untuk membiayai asuransi kesehatan. Untuk menyelesaikan
masalah asuransi kesehatan di negara kita yang tidak bisa mengcover kesehatan
mereka.

Oke, Nah ini ide awalnya apa sih sebenarnya, akhirnya muncul ingin membuat sebuah
asuransi sampah ini?

Jadi, biaya per kapita untuk kesehatan di Indonesia itu 33 dolar, itu jauh di bawah
Malaysia dan Thailand. Malaysia saja empat kali lipat kita 149 dolar, Thailand 90.
Berarti kan rendah sekali untuk pembiayaan kesehatan tersebut dan asuransi
kesehatan di Indonesia pun hanya mengcover sekitar 40%, jadi lebih dari 60% itu dia
tidak punya asuransi, dengan pendapatan mereka itu, pendapatan masyarakat kita
separuh itu dibawah 2 dolar setiap hari. Kita kan bisa membayangkan berapa dari
pendapatan yang dia miliki untuk kesehatan. Saya menemukan data 2,1%. Jadi
masyarakat Indonesia hanya mengeluarkan 2,1 % dari pendapatannya untuk
membiayai kesehatan, nah sehingga saya dan teman-teman mencoba berpikir,
bagaimana kita membuat sebuah sistem keuangan yang memungkinkan setiap orang
untuk mendapatkan akses kesehatan dari sumber daya mereka, seperti itu.

Nah, ini kan mungkin karena Mas Gamal juga seorang dokter muda ya, mungkin dapat
curhatan darin pasien-pasiennya seperti itu hingga akhirnya terinspirasi seperti akhirnya
membuat asuransi seperti itu. Biaya dokter sekarang juga mahal seperti itu kan Mas,

Ya dan memang ada sebuah cerita yang mungkin akan mengejutkan dimana kami
bekerja ya, ini kisah bukan membuat saya memulai program ini, tapi membuat saya
berkomitmen mengembangkan konsep ini, karena butuh waktu yang lama untuk
menjadikan konsep ini Establish mandiri dan punya daya sistenigritas yang panjang.
Kisahnya ini seorang anak namanya Chaerunisa, dia itu anak seorang pemulung,
berusia tiga tahun kisah nyata ini terjadi 8 tahun lalu, di Jakarta. Saat itu dia sakit diare,
tapi karena penghasilan ayahnya hanya sepuluh ribu setiap harinya, sehingga dia tidak
bisa pergi berobat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Setiap hari dia
hanya menemani ayahnya memulung ke bak sampah, sampai 5 Juni 2005 akhirnya dia
meninggal diantara plastik dan kardus bekas. Dan saya katakan bahwasanya banyak
Chaerunisa-Chaerunisa lain yang dia tidak sempat memaksa dunia untuk
memperhatikannya, dan saya kira dokter itu kan sebuah profesi yang dekat dengan
pengabdian dan pengorbanan ya, dan tanggung jawab kita untuk membantu mereka.

Dan ini adalah salah satu bukti tanggung jawab anda dan pengabdian anda sebagai
dokter muda juga ya Mas Gamal ya?

Dan teman-teman

Dan teman-teman lainnya. Baik Mas Gamal kita akan lanjutkan sebenarnya asuransi
sampah ini sempat ada dia 2010 kemudian sempat tersendat dulu ya 6 bulan dan
sekarang ada lagi di 2013, kenapa kita akan melanjutkan pembicaraan ini. Pemirsa usai
jeda berikut tetaplah bersama kami.

Mas Gamal, ini saya masih penasaran. Anda kan satu tim ini ada empat orang ya di
dalam tim?

Ya dahulu, sekarang sudah menjadi empat puluh tujuh staff di Indonesia Medica.
Oke, Nah ini anda waktu itu terpilih untuk datang sebagai ke Inggris ya waktu itu atau
mewakili. Ini mewakili dari tim satu atau memang hanya anda yang diundang pada saat
itu?

Hmm memang prosesnya gini, mereka mengundang pemuda yang dia punya inisiatif ,
jadi karena memang perwakilan dari Indonesia

Berarti sebagai inisiator ya akhirnya Mas Gamal yang dipilih untuk berangkat kesana
ya? Nah ini akhirnya menang dengan mendapatkan uang 500 ribu euro atau sekitar 800
juta. Kemana itu uangnya mau diabisin gimana itu?

Diinvestasiin

Investasi juga nih?

Pertanyaan yang selalu diajukan ini. Kalau saya sih berpikir ini ya, dalam karunia yang
besar terdapat tanggung jawab yang besar ya. Jadi mungkin cara terbaik mensyukuri
kan menggunakan nikmat itu sesuai dengan ridho Pemberinya yaitu Tuhan. Jadi saya
berpikir bagaimana karunia itu bisa saya gunakan mereplikasi program ini secara
massive lalu menjalankan penelitian dan untuk modifikasi ya dan replikasi program ini
dan mungkin Internasional project karena dunia Internasional kan banyak sumber daya
yang bisa kita akses yang kemarin sudah kita berikanDari Indonesia Medica, kita dapat
support dari beberapa organisasi Internasional terkait berbagai sumber daya yang
dibutuhkan.

Oke, nah Ini rencananya juga apakah asuransi sampah ini mengcover kalau yang
sekarang kan kesehatan, pendidikan juga akan melakukan itu?

Nah, kemarin itu yang menjadi bahasan kita ketika training disana ya. Jadi kita tiba-tiba
muncul sebuah inisiatif bahwasanya konsep ini tuh bisa direplikasi bukan hanya pada
konteks kesehatan tapi pada bidang-bidang lainnya, dan kenapa Indonesia Medica
mulai membidik bidang pendidikan? Karena kita bergerak di bidang kesehatan karena
kita yakini, jadi di setiap seragam kita selalu tertulis “because health is fundamental
human right” karena kesehatan adalah hak asasi manusia. Bagimana pendidikan?
Pendidikan juga hak asasi manusia.

Ya karena semua manusia mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan


kehidupan yang layak, seperti itu. Mas Ubay, Mas ubay ini kalau kita tadi Mas Ubay
mengatakan memang harus ada kerja sama dan ada harus perubahan, tapi kan ini juga
harus ada peran serta masyarakat dalam mengubah habitat dan perilaku, andai juga
apa yang harus diubah mungkin yang sehingga masalah sampah ini dapat terurai ?

Di level masyarakat sebetulnya sudah baik sebetulnya ya, Di level masyarakat artinya
mereka itu kan yang masih artinya sudah sadar lah, yang tidak sadar ini kan paling
karena soal akses saja, akses tidak ada fasilitas sehingga dia membuang sampah
sembarangan dia kan, tapi secara umum kita menganggapnya sudah baik, walaupun
perlu di apa kampanyekan terus, karena soal sampah kan harus dikampanyekan terus.
Nah terkait hal ini sebetulnya masyarakat ini kan apa bisa lebih massive ya dalam hal
apa memanagement terutama di lingkup keluarga ya, keluarga untuk bisa apa yang
mereka belanjakan itu, apa yang mereka produksi itu di rumahnya itu bisa ditampung di
apa di apa bank sampah ataupun klinik sampah asuransi itu. Nah yang terpenting
adalah sebetulnnya bagaimana masyarakat ini harus diperjelas apakah ingin menjadi
tujuan masyarakat yang harus difokuskan atau ini hanya menjadi apa namanya aktifitas
yang sambilan dalam artian bukan aktifitas yang di utamakan gitu, karena kalau
masyarakatnya yang itu itu yang dijadikan tujuan utamanya artinya budaya masyarakat
kita ini nanti fokusnya sampah saja, karena masyarakat kita ini kan tentu beragam
aktifitas ya beragam apa namanya profesi macam-macam, jadi sementara kalau fokus
di sampah itu kan mereka berarti harus nyari juga berarti harus keliling juga, Nah ini kan
nanti akan bersinggungan juga dengan teman-teman yang ada di misalnya komunitas
lain ataupun di pemulung, nah ini juga harus ada, harus ada perhatian juga sampai
sejauh mana ini harus bisa dibatas-batasi.

Oke, Nah ini berarti kalau masalah selanjutnya ini ada, kalau kendala itu dari mana
sehingga masalah sampah ini tidak atau ada hambatan gitu?

Hambatan tadi soal apanya ?

Sampah ini. Atau mungkin banyak teman-teman akhirnya menggunakan program


terkait dengan asuransi sampah atau bank sampah hingga akhirnya terpotong
terkendala dengan mungkin tadi biaya dengan apa segala macamnya itu?

Ya sebetulnya seperti yang saya sampaikan di awal tadi, sebetulnya persoalan sampah
ini kan sebetulnya karena tidak ada apa karena soal political will aja dari hulunya dari
pemerintahnya ya, mau bagaimana soal sampah ini, karena satu sisi sampah ini
menjadi masalah mencemari udara, tanah, air, dan sebagainya.

Mungkin sekarang harus dimanfaatkan mungkin ya sampah ya seperti.

Tapi disisi lain juga sampah ini diperebutkan, nah yang memperebutkan inilah orang
yang tidak bertanggung jawab sesungguhnya. Mereka hanya mengejar keuntungan
masing-masing misalnya apa, pemilik lapak, kemudian investor-investor, pengadaan-
pengadaan, sehingga yang menurut mereka itu tidak di apa bukan bagian mereka
dibiarkan sehingga itu menjadi malapetaka. Nah komunitas inilah sebetulnya yang
memperbaiki struktur kecilnya saja, bukan bukan dari segala massivenya gitu kan. Nah
kalau itu didukung oleh apa para-para apa yang level-level atasnya itu baik kayak
pemerintah maupun dunia usaha dan juga yang bermain di dunia persampahan itu, itu
bisa mungkin bisa
Memanfaatkannya tidak hanya sebagian, tapi kalau mau membantu semuanya. Mas
Gamal ini juga ada rencana Mas Gamal ingin membuat sekolah dengan digandeng oleh
KEMENPORA ya? Ini kelanjutannya akan seperti apa?

Jadi, sebenarnya satu hal yang saya pelajari disini adalah bagaimana kita itu
menciptakan sebuah proses inovatif dari sebuah management sampah yang baru, kita
tidak bisa menggunakan cara-cara yang lama untuk menyelesaikan masalah sampah.
Banyak hal yang akan kami coba pelajari kedepannya, contoh kami juga sudah mulai
berpikir memasukkan program kami ke BPJS, sehingga masyarakat menyerahkan
sampah kepada kami dan mereka kami cover preminya di BPJS, tapi karena premi
sampai tidak cukup, kami mengembangkan sedekah sampah gitu. Bahkan ada salah
satu anak negeri ini yang juga mengembangkan eksport sampah. Itu kan banyak
program inovatif-inovatif sampah yang sebenarnya bisa kita lakukan, lalu bagaimana
menggairahkan masyarakat karena akhir-akhir ini saya merasakan, program ini tuh
berbeda karena kita menilik dengan asuransi kita meingkatkan nilai sampah secara
signifikan, karena mereka menyerahkan rutin dan impactnya itu besar, kesehatan, hal
yang mereka anggap fundamental kan, lalu sehingga bisa mengubah presepsi sama
habit mereka soal sampah, saya kira itu yang harus kita lakukan deh, jadi tidak lagi kita
bergejolak antara ini kesadaran masyarakat yang salah atau kebjakan pemerintah yang
tidak tepat, tapi bagaimana kita dengan nuansa kebersamaan membuat sebuah
langkah-langkah yang terorganisir, sistematis, inovatif, dan tepat sasaran untuk
menyelesaikan masalah.

Oke baik terima kasih Mas Gamal dan Mas Ubay, kita harap saja dengan banyaknya
program-program inovatif ini bisa membuat ya ya kita katakan saja Indonesia menjadi
bebas dari sampah dan bersih ya,

Baik terima kasih

Akhirnya yang menarik sebetulnya persoalan masyarakat ini kan yang masih sangat
kita perhatikan yang soal pendidikan dan kesehatan, mungkin dengan begitu ini bisa
menjadi alternative yang bisa menyentuh masyarakat kecil kebawah itu ya

Pendidikan yang merata. Terima kasih Mas Gamal dan Mas Ubay telah hadir bersama
kamil dalam Dialog Jurnal siang.

S-ar putea să vă placă și