Sunteți pe pagina 1din 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

A, 29 TAHUN, G2P1A0
HAMIL 9 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RUANG KEBIDANAN RS. AL ISLAM BANDUNG
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. AG
No. Medrec : 454300
Umur : 29 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Cikampek III no. 8 RT. 04/07 Antapani
Tengah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Status Marital : Menikah
Golongan Darah : -
Tanggal Masuk UGD : 27-06-2019 / Jam 16.30 WIB
TanggalMasukRuangan : 27-06-2019 / Jam 18.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 27-06-2019 / Jam 18.45 WIB
Diagnosa Medis : Abortus Imminens

b. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. AS
Umur : 30 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Cikampek III no. 8 RT. 04/07 Antapani
Tengah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Status Marital : Menikah
Golongan Darah : -
Hubungan dengan : Suami
Pasien

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sering mules
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mules dirasakan sejak awal kehamilan seperti mules yang mau haid.
Menurut pengakuan pasien, selama mules belum pernah keluar bercak
perdarahan per vagina sedikit pun. Mules dirasakan secara tiba – tiba,
tidak dipengaruhi kondisi apapun. Pasien juga merasakan nyeri ulu hati
dan badannya terasa sangat lemas. Pasien tampak memegangi perutnya
karena menahan mules. Pasien biasa rutin kontrol ke RSIA Awibitung (dr.
Delle, Sp.OG) dengan keluhan sama dan diperikan obat penguat rahim
(estrugen).
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak mempunyai penyakit hipertensi, diabetes melitus, jantung,
asma. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum alkohol dan merokok.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarganya yang menderita sakit diabetes melitus,
hipertensi, jantung, dan kehamilan kembar.
e. Riwayat Obstetri dan Gynecologi
1) Riwayat Obstetri
a) Riwayat-riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : Pada
kehamilan pertama, pasien tidak merasa mules terus menerus
seperti sekarang.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Pasien mengatakan hamil 9 bulan. HPHT : 23-04-2019, TP : 30-
01-2020, ini adalah merupakan pernikahannya yang pertama dan
kehamilan yang kedua. Pasien biasa kontrol ke RSIA Awibitung
(dr Delle, SpOG) secara teratur. Pasien G2P1A0, dengan usia
kehamilan 9 minggu. Pasien mengeluh sering mules dan
mengalami penurunan BB dari 57 kg menjadi 54 kg. Sekarang BB
pasien turun lagi menjadi 52,5 kg dengan LLA 25 cm. Pasien
hanya mendapatkan imunisasi TT 1x yaitu ketika akan menikah.
Tekanan darah pasien selama hamil berkisar antara 100/70 –
110/80 mmHg.
2) Riwayat gynecologi
a) Riwayat Menstruasi : Pasien mengatakan siklus menstruasinya
teratur dengan siklus 28 hari dan lamanya menstruasi sekitar 7
hari. Warna dari darah menstruasinya adalah darah segar dan tiap
hari ganti pembalut sebanyak 3x dengan masing-masing pembalut
terisi penuh oleh darah haid. Selama haid pasien hanya sebentar
merasakan sakit perut seperti mulas dan itu pun pada hari pertama
haid. HPHT tanggal 23-04-2019 dan TP tgl 30-01-2020.
b) Riwayat Perkawinan : Pasien menikah pada usia 26 tahun, dan ini
merupakan pernikahan pertama bagi pasien dan suaminya. Usia
pernikahan mereka sekarang genap 1 tahun.
c) Riwayat Keluarga Berencana : Setelah melahirkan pasien
mungkin akan menggunakan KB suntik dulu untuk memberikan
jarak dengan anak pertamanya namun pasien belum tahu mau
menggunakan KB suntik yang 1 bulan atau yang 3 bulan
dikarenakan belum tahu mana yang terbaik untuk dirinya. Pasien
dan suami menginginkan 2 orang anak.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pasien tampak lemah, turgor kembali dalam 3 detik.
BB : 52,5 kg
TB : 150 cm
TD : 110/80 mmHg
HR : 100x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,6 0C
b. Sistem Pernafasan
Suara nafas vesikuler, frekuensi nafas 20x/menit, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, tidak tampak adanya penggunaan otot
pernafasan, pergerakan dinding dada simetris, tidak terdapat nodul massa
pada hidung, tidak ada nyeri tekan.
c. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, TD 110/80 mmHg, HR 100x/menit, pulsasi
denyut nadi teraba kuat, terdengar bunyi jantung S1 dan SII murni,
reguler, CRT kembali dalam 2 detik, tidak tampak peninggian JVP, akral
teraba hangat, tidak ada edema ekstrimitas dan tidak terdapat varises pada
ekstrimitas.
d. Sistem Pencernaan
Perut tampak supel, lembek, TFU teraba 1 jari bawah pusat, BU 8x/menit,
tidak terdapat adanya striae gravidarum. Menurut pasien tidak ada
hemoroid, mual muntah tidak ada. Pasien terlihat memegang perut karena
menahan mules.
e. Sistem Persyarafan
Reflek patella +/+
f. Sistem Endokrin
Sudah tampak adanya cloasma gravidarum pada area wajah namun masih
sedikit, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid,
payudara membesar.
g. Sistem Perkemihan
Blas teraba kosong, pengeluaran urin sedikit-sedikit dan terasa panas
ketika akan memulai BAK.
h. Sistem Reproduksi
1) Mamae : Kedua puting susu menonjol, keadaannya bersih, kedua
payudara tampak simetris, tidak ada massa pada area sekitar payudara,
tidak terdapat nyeri tekan, puting susu dalam keadaan bersih.
2) Fundus Uteri
TFU berada 1 jari bawah pusat dan BJA 148x/menit.
3) Vulva/Vagina
Menurut pasien, keputihan tidak ada, tidak terdapat adanya massa
pada vulva dan tidak ada nyeri tekan.

i. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot 5 5, ROM bebas
5 5
j. Sistem Integumen
Sudah tampak adanya cloasma gravidarum pada area wajah tapi masih
sedikit, belum tampak adanya striae gravidarum dan linea nigra, turgor
kembali dalam 3 detik, suhu 36.8 0C
4. Pola Aktivitas Sehari-hariAspek Psikososial
No Aktivitas Sebelum hamil Saat hamil
1 Nutrisi
a. Makan
 Frekuensi 3x/hr 3x/hr
 Jenis Nasi, daging, ikan Nasi, sayur bening
 Makanan yang Yang pedas
disukai
 Makanan yang tidak -

disukai
 Makanan - -

pantangan/alergi
 Nafsu makan Baik Kurang
1 porsi 5 sendok makan
 Porsi makan
Tidak ada Mual-muntah
 Masalah
10 gelas/hr 6 gelas
b. Minum
Air putih, air teh Air putih
 Jumlah
 Jenis
2 Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 2x/hr Belum BAB dari hari
 Warna Kuning jumat (3 hari)
 Bau
 Konsistensi Lembek
Tidak ada Tidak ada
 Keluhan
b. BAK 5x/hr 3x/hr
Frekuensi Kuning jernih Kuning pekat
Warna - Keton
Bau
Keluhan
3 Personal Hygiene
a. Mandi 2x/hr 2x/hr
b. Gosok Gigi 2x/hr 2x/hr
c. Keramas 3x/mg 2x/mg
d. Pakaian 1x/hr 1x/hr
e. Kuku 1x/mg 1x/mg
f. Vulva hygiene Setiap BAK Setiap BAK
4 Istirahat Tidur
a. Waktu tidur Jam 21.00-04.30 wib Tidak tentu
b. Lama tidur/hari 7-7,5 jam Sering terbangun oleh
muntah
c. Kebiasaan pengantar Tidak ada Tidak ada
tidur
d. Kebiasaan saat tidur Tidak ada Tidak ada
e. Kesulitan dalam hal
tidur
5 Gaya Hidup
a. Kegiatan dalam Mencuci, mengepel, Mencuci, mengepel,
pekerjaan kegiatan ibu rumah tangga memasak
lainnya
b. Olah raga Tidak Tidak
c. Kegiatan di waktu Mengobrol, jalan-jalan Istirahat
luang santai

5. Data Psikososial
a. Pola Pikir dan Persepsi
Pasien merupakan primi gravida yang baru menikah 1 tahun dan sekarang
sangat mengharapkan sekali kehamilan ini. Pasien sudah mengetahui sedikit
tentang cara perawatan dirinya selama hamil yang nantinya akan
mempengaruhi janin yang ada di dalam kandungannya dari dokter dan buku
serta mencari informasi di internet. Pasien sangat menginginkan seorang bayi
perempuan, namun ketika bayi lahir jenis kelamin apapun akan diterimanya
karena hal ini merupakan pemberian dari Allah swt. Apabila bayi telah lahir,
pasien akan tinggal dulu bersama orang tuanya dan merencanakan akan
memberikan ASI full pada anaknya nanti.
b. Persepsi Diri
Pasien sangat cemas sekali dengan keadaannya sekarang yang terus
menerus mual dan muntah. Pasien sangat takut terjadi apa-apa pada bayinya
dikarenakan asupan nutrisinya yang kurang.
c. Gaya Komunikasi
Pasien selalu menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara begitu juga
dengan suaminya. Karena pasien suku Sunda maka adat istiadat yang
dianutnya berdasarkan adat Sunda namun menurut pasien tidak ada adat yang
mengikat dan membatasi pasien. Pasien sangat bersyukur mempunyai
seorang suami yang penyayang, penyabar dan mampu memberikan dukungan
yang penuh untuk kesehatannya dan bayinya.
d. Konsep Diri
Pasien sangat bangga dan bersyukur dengan dirinya yang sekarang
sedang hamil. Perannya sebagai istri dan ibu telah dapat pasien jalankan
sesuai dengan harapannya. Namun sekarang pasien sangat sedih, cemas, dan
takut dengan keadaannya sekarang. Pasien ingin berusaha sembuh tapi hal ini
tidak dapat disangkal bahwa keadaannya sekarang mempengaruhi psikologis
pasien sehingga makin lemah dan tidak bersemangat.
e. Pengetahuan
Pasien masih bertanya-tanya mengenai mual-muntah yang terus menerus
terjadi pada dirinya dan cara untuk menghilangkannya. Pasien mengatakan
sudah tidak tahu lagi harus bagaimana agar makanan tidak keluar lagi dan
mualnya hilang. pasien tidak mengetahui fungsi dari cairan infus yang
terpasang (pan amin) sehingga berpikir tidak ada nutrisi yang masuk.
Setelah melahirkan pasien berencana untuk menggunakan KB namun
pasien belum mengetahui KB apa yang akan dipilihnya nanti. Begitu juga
dengan perawatan bayi baru lahir dan semua hal yang berhubungan dengan
menyusui.
f. Kebiasaan Seksual
Suami pasien bekerja di dalam kota sehingga setiap hari bertemu. Tidak
ada permasalahan dalam hubungan seksualnya, normal-normal saja.
6. Data Spiritual
Pasien adalah seorang Muslim. Selama sakit pasien tidak lupa untuk
menunaikan ibadah wajibnya yaitu sholat. Pasien selalu berdo’a kepada Allah
swt untuk menyembuhkan penyakitnya dan diberikan kesehatan selama masa
kehamilannya. Pasien meyakini bahwa sakit ini merupakan ujian bagi diri dan
suaminya.
7. Data Penunjang
Hasil Laboratorium (06-05-2019)
Hb : 11,6
Leukosit : 18.000
Ht : 35,6
Tr : 417.000
Urine
Warna : Kuning keruh Mikroskopis urine
Berat Jenis : 1,025 Eritrosit : 4
Ph : 6,5 Lekosit : 35
Nitrit urine : - Sel epitel : 9
Protein urine +2 Kristal : negatif
Glukosa urine : - Silinder : negatif
Keton urine +3 Lekosit : negatif
Urobilinogen urin : 3,2
Bilirubun urin : negatif
Blood : negatif
8. Terapi
Infus Ringer Laktat 2 labu guyur
Infus : - RL + 1 amp Neurobion 1 labu / hari
- Pan Amin 1 labu/hari
Lansoprazole 1x1 amp iv
Ceftriaxone 2x1 gr iv
B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS: Peningkatan estrogen Ketidakseimbangan nutrisi
Pasien mengeluh mual Penurunan pengosongan kurang dari kebutuhan tubuh
disertai muntah-muntah lambung
DO: Peningkatan tekanan gaster
 Pasien tampak lemah Emesis gravidarum
 BB= 52,5 kg dari 54 kg
 Pasien tampak Hiperemesis gravidarum
memegangi perutnya Intake nutrisi menurun
(epigastium) Ketidakseimbangan nutrisi

 Keton urin +3 kurang dari kebutuhan tubuh

 Pasien hanya minum 6


gelas/hari
 Pasien hanya
menghabiskan
makanannya sebanyak
5 sendok makan
 Pasien mendapatkan
terapi lansoprazole 1x1
vial iv
 Terpasang infus RL+1
amp neurobion : pan
amin untuk 20
tpm/menit
DS Primigravida Defisit pengetahuan
Pasien mengatakan cemas
Pengalaman pertama
sekali dengan keadaannya
Belum terpapar mengenai
sekarang yang terus-
perawatan hiperemesis
menerus muntah dan pasien gravidarum
sangat takut terjadi apa-apa
Kurang pengetahuan
pada bayinya dikarenakan
asupan nutrisinya yang
kurang.
DO
 Pasien tidak mengetahui
fungsi dari cairan infus
yang terpasang (pan
amin) sehingga berpikir
tidak ada nutrisi yang
masuk ditandai dengan
pasien sangat takut
terjadi apa-apa pada
bayinya dikarenakan
asupan nutrisinya yang
kurang .
 Pasien masih bertanya-
tanya mengenai mual-
muntah yang terus
menerus terjadi pada
dirinya dan cara untuk
menghilangkannya.

DS Infeksi kuman Resiko syok : sepsis


Pasien mengeluh mual
Bakteri gran (-) : saluran
muntah. gastrointestinal
DO
Disfungsi dan kerusakan
 Pasien tampak lemah. endotel dan disfungsi organ
multipel
 Pasien hanya
menghabiskan Sepsis
makanannya sebanyak Terhambatnya fungsi
5 sendok makan mitokondria
 Pasien mendapatkan Kerja sel menurun
terapi lansoprazole 1x1
Penurunan respon tubuh
vial iv dan ceftriaxone
2x1 gr iv Resiko infeksi

 Terpasang infus RL+1 Terjadinya tanda-tanda


amp neurobion : pan infeksi

amin untuk 20 Resiko syok sepsis


tpm/menit
 Pada pemeriksaan
urine lengkap (tgl 06-
05-19) : mikroskopis
urine terdapat leukosit
35
 Pada pemeriksaan
darah (tgl 06-05-19)
terdapat leukosit
18.000

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah
berlebihan.
2. Defisit pengetahuan b.d belum terpaparnya informasi mengenai perawatan
hiperemesis gravidarum.
3. Resiko syok : sepsis b.d penurunan sistem imun tubuh.
C. PERENCANAAN
No Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji kemampuan pasien untuk 1. Mengetahui ketercukupan
status nutrisi dan cairan adekuat. mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. nutrisi yang didapatkan
Kriteria hasil : oleh pasien.
1. Mampu mengidentifikasi 2. Monitor asupan jumlah nutrisi dan kalori. 2. Indikator terpenuhi
kebutuhan nutrisi. tidaknya kebutuhan
2. Tidak ada tanda-tanda nutrisi dan kalori pasien.
malnutrisi. 3. Berikan substansi gula. 3. Gula dapat menekan rasa
3. Pasien tampak segar. mual.
4. BB dipertahankan 52,5 kg dan 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 4. Perhitungan jumlah kalori
tidak mengalami penurunan menentukan jumlah kalori dan nutrisi dan nutrisi yang tepat
BB. yang dibutuhkan pasien, untuk diet untuk pasien dapat
5. Pasien dapat menghabiskan hiperemesis : E = 1769 Kkal, P = 60 gr diberikan secara tepat.
makanannya sebanyak 1 porsi. diberikan bertahap mulai E = 1300 Kkal.
6. Nilai keton urin negatif.
7. Intake cairan yang masuk 5. Monitor adanya penurunan BB. 5. Timbang BB dapat
meningkat (minum > 3 gelas) menentukan status nutrisi
8. Nyeri ulu hati hilang pasien.
6. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, 6. Albumin, total albumin,
dan Kadar Ht. Hb, dan Ht
mengindikasikan status
nutrisi berdasarkan
parameter klinis.
7. Observasi adanya edema, hiperemik, 7. Indikator terhadap
hipertonik papila lidah, dan rongga mulut. malnutrisi.

8. Observasi mual dan muntah (frekuensi, 8. Menentukan terapi yang


kualitas, kuantitas). tepat untuk mengurangi
mual dan muntah.
9. Observasi turgor kulit. 9. Mengetahui terjadinya
tanda-tanda dehidrasi.

10. Lanjutkan pemberian terapi antiemetik 10. Pemberian cairan yang


dan mengatur jumlah cairan sesuai tepat dapat mencegah
dengan kebutuhan pasien sesuai advis terjadinya dehidraasi dan
dokter : mengganti cairan yang
 infus pan amin : RL + 1 amp hilang.
neurobion untuk 20 tpm  Neurobion
 lansoprazole 1x1 amp iv mengandung vitamin
B1, B6, B12.
 Lansoprazole
merupakan obat
golongan antasida
untuk menurunkan
produksi asam
lambung berlebih.
11. Pengeluaran cairan yang
berlebih melalui muntah
11. Observasi keseimbanagan cairan dan dapat menyebabkan
elektrolit. banyak kehilangan cairan
dan elektrolit apabila
tidak ada penggantian
cairan yang seimbang.

12. Anjurkan untuk makan sedikit-sedikit tapi 12. Makan sedikit-sedikit


sering. memberikan kesempatan
kepada lambung untuk
mengosongkan sehingga
tidak terjadi perasaan
penuh pada lambung.
13. Berikan makanan yang sesuai dengan 13. Makanan yang berwarna
selera pasien, seperti makanan yang tidak dan berbau menyengat
berbau dan tidak berwarna. akan merangsang rasa
mual sehingga
mempengaruhi selera
makan pasien.

2 Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan 1. Untuk meraih kepercayaan
belum terpaparnya informasi keperawatan selama 3x24 jam meyakinkan. dari pasien.
mengenai perawatan pasien :
hiperemesis gravidarum. 1. Tenang, dapat beristirahat. 2. Identifikasi tingkat rasa cemas. 2. Rasa cemas yang terus-
2. Tingkat kecemasan berkurang. menerus dan berlebihan
3. Pasien mengetahui dan akan mengakibatkan reaksi
mengerti tentang perawatan stres.
dan cara mengurangi 3. Berikan edukasi mengenai cara-cara 3. Tepung yang terdapat pada
hiperemesis gravidarum. untuk mengurangi rasa mual yaitu dengan biskuit crackers dapat
cara makan cemilan yang asin seperti membantu menyerap asam
crackers dan meminum sari jahe dan di dalam lambung. Jahe
sereh. merupakan bahan yang
mampu mengeluarkan gas
dari dalam perut dan
merupakan stimulan
aromatik yang kuat
disamping dapat
meningkatkan gerak
peristaltik usus. Sedangkan
kandungan kimia sereh
(minyak astiri dengan
komponen-komponen
citronefral, citral, geraniol,
metil-heptonone, eugenol-
metil eter, dipenten,
eugenol, kadinen, kadinol
dan limonene dapat
digunakan untuk mengatasi
mual muntah.
4. Informasikan kepada pasien untuk nutrisi 4. Pan amin G terdiri dari L-
parenteral yaitu dengan diberikannya Leucine (4,1 gr), L-
cairan infus pan amin 20 tpm. Isoleucine (1,8 gr), L-
Lysine Monohydrochloride
(6,2 gr), L-Arginine
Monohydrochloride (2,7 gr),
L-Histidine
Monohydrochloride (1,3 gr),
Glycine (3,4 gr), D-Sorbitol
(50 gr), Cl- (52 mEq),
osmolarity (507 mOsm/L)
5. Ajarkan dan bimbing do’a untuk 5. Do’a sebagai terapi spiritual
menghilangkan rasa sakit, mual. dan penenang hati.
3 Resiko syok : sepsis b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan pasien cara cuci tangan yang 1. Cuci tangan bertujuan
penurunan sistem imun benar dan tepat. memutus rantai kuman dan
keperawatan selama 3x24 jam :
tubuh melindungi diri dari
 Pasien tidak tampak lemah. kontaminasi
mikroorganisme.
 Porsi makan pasien meningkat 2. Pastikan penanganan aseptik dari semua 2. Tindakan aseptik bertujuan
dengan menghabiskan 1 porsi aliran vena. untuk mengurangi atau
menghilangkan
makanannya. mikroorganisme yang
 Pada pemeriksaan laboratorium terdapat pada permukaan
terutama pada tindakan
: urine lengkap mikroskopis invasif.
urine leukosit 0. 3. Observasi terhadap adanya tanda-tanda 3. Mengetahui lebih dini
infeksi lebih lanjut. adanya tanda-tanda infeksi
 Pada pemeriksaan laboratorium pada pasien sehingga
darah : leukosit dalam batas mendapatkan penanganan
yang lebih cepat dan tepat.
normal 5000-10.000 4. Motivasi pasien untuk meningkatkan 4. Asupan nutrisi yang adekuat
asupan nutrisi dan cairan per oral. dapat
membangun/meningkatkan
sistem imun tubuh.
5. Lanjutkan pemberian terapi antibiotik : 5. Ceftriaxone termasuk ke
ceftriaxone 2x1 gr iv. dalam kelas antibiotik
bernama cephalosforin yang
bekerja dengan cara
menghentikan pertumbuhan
bakteri.
6. Ajarkan keluarga dan pasien mengenai 6. Keluarga dan pasien
tanda dan gejala infeksi dan kapan harus memahami terjadinya tanda-
melaporkannya. tanda infeksi dan segera
melaporkannya untuk segera
mendapatkan penanganan.

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi


1 Ketidakseimbangan nutrisi 06-05-19 11.30 Mengkaji status nutrisi pasien : J. 13.00
kurang dari kebutuhan tubuh 1. Mengukur TTV S : Pasien mengatakan masih mual tapi tidak sampai
b.d mual muntah berlebih 2. Mengukur LLA muntah
3. Menimbang BB O : Pasien masih tampak lemas, pasien
11.45 Menganjurkan kepada pasien untuk memakan menghabiskan makannya hanya 5 sendok.
crackers atau yang manis-manis A : Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi masih
12.15 Memfasilitasi pasien untuk makan siang dan terjadi
memotivasi pasien untuk makan sedikit- P : Lanjut intervensi (2,3,4,5,6,7,8,9)
sedikit tapi sering
12.30 Mengganti cairan infus RL + 1 ampul
neurobion dengan pan amin dan mengatur
kecepatan tetesan infusnya untuk 20 tpm
13.00 Mengobservasi keseimbangan cairan dan
elektrolit.
Memberikan makanan yang sesuai dengan
selera pasien, seperti makanan yang tidak
berbau dan tidak berwarna.
2 Defisit pengetahuan b.d 06-05-19 12.00 1. Melakukan pendekatan yang tenang dan J. 13.30
belum terpaparnya informasi meyakinkan. S : Pasien mengatakan hatinya mulai tenang sedikit
mengenai perawatan 13.00 2. Mengidentifikasi tingkat rasa cemas. dan akan mencoba meminum air rebusan jahe.
hiperemesis gravidarum. 3. Memberikan edukasi mengenai cara-cara O : Pasien dapat menjawab dengan benar mengenai
untuk mengurangi rasa mual yaitu perawatan ibu dengan hiperemesis.
dengan cara makan cemilan yang asin A : Defisit pengetahuan belum teratasi.
seperti crackers dan meminum sari jahe P : Lanjut intervensi (1,2,3).
dan sereh.
13.15 4. Membimbing dan membimbing do’a
untuk menghilangkan rasa sakit, mual.
3 Resiko syok : sepsis b.d 06-05-19 12.30 1. Mengajarkan pasien cara cuci tangan J. 13.00
penurunan sistem imun yang benar dan tepat. S : Pasien mengatakan masih sedikit makanan yang
tubuh tadi dimakannya (3 sendok).
12.40 2. Menjaga area pemasangan infus dengan O : Pasien tampak masih tampak lemah, area infus
melakukan dressing infus menggunakan tidak tampak adanya tanda-tanda plebitis, S : 36,8
0
teknik aseptik. C, HR 88x/menit
A : Resiko syok : sepsis
12.45 3. Mengobservasi terhadap adanya tanda- P : Lanjut intervensi (2,3,4,5,6)
tanda infeksi lebih lanjut (kalor, dolor,
tumor, fungsilaesa).

12.50 4. Mengajarkan keluarga dan pasien


mengenai tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus melaporkannya.

13.00 5. Memotivasi pasien untuk meningkatkan


asupan nutrisi dan cairan per oral.

13.00 6. Memberikan terapi antibiotik :


ceftriaxone 2x1 gr iv.

S-ar putea să vă placă și