Sunteți pe pagina 1din 24

BIONOMI ANOPHELES Spp DI DAERAH ENDEMIS MALARIA DI KECAMATAN

LENGKONG, KABUPATEN SUKABUMI

Amrul unit, ~ . ~ u d o r n dan


o ' ~oekirno'

Abstract. A study on bionomics of Anopheles spp as malaria vectors has been conducted
during September-March 2006 in Langkap Jaya village, Lengkong Sub district, Sukabumi
district, West Java Province.The objective of the study was to identzfj the vector bionomics
which could be used as baseline data for the implementation of malaria elimination
programme. Moreover the data could be used as early warning system to prevent malaria
outbreaks in Sukabumi district The results of the study on population dynamics showed that
An. barbirostris was more dominant than An. aconitus in Lengkong sub-district. The
occurrence of human biting An. aconitus was the highest in October-December with man
biting rate (MBR) index of 2.52 while that of An. barbirostris was the highest in September-
October with MBR index of 3.62 and of An.maculatus was the highest in January-February
with MBR index of 0.31. There was a signijicant difference between biting occurrence inside
and outside the house (P< O.OS).The longevity of An. barbirostris was found highest in
December (3.49 days). The longevity of An. aconitus was found highest in December (8.58
days) and An.maculatus was found highest in January (2.65 days). The biting activity of
Anopheles spp occured troughout the night (indoor and outdoor). In addition, before
midnight, the late biting peak was revealed. Therefore, it can be assumed that An.aconitus
has a role as malaria vector because its longevity supported the development of Plasmodium
into infective stage.
Key word; malaria vector. Bionomy,Longevity,infective

nyamuk vektor ('I. Pada tahun 2002 Pus-


PENDAHULUAN
kesmas Simpenan dengan 140 kasus,
Tidak semua desa di Kabupaten Su- Lengkong 92 kasus, Jampang Kulon 75
kabumi merupakan daerah endemis mala- kasus dan Ciemas 32 kasus. Sehingga di
ria. Berdasarkan administrasi pemerintahan Sukabumi malaria masih merupakan masa-
Kabupaten Sukabumi, terdiri dari 45 Keca- lah kesehatan masyarakat karena sering
matan dengan 338 desa. Di Kabupaten terjadi KLB, pada tahun 2003 di keca-
Sukabumi terdapat 54 Puskesmas, 11 Pus- matan Simpenan terdapat 1.790 warga
kesmas diantaranya berada di dalam wila- yang positif malaria dan 27 orang korban
yah endemis malaria ( I ) . Daerah endemis meninggal dunia, pada tahun 2004 jumlah
terdapat di 12 Kecamatan yang mencakup penderita 508 orang yang meninggal 8
32 desa. Di Puskesmas Simpenan telah ter- orang. Pada tahun 2004 di Puskesmas
jadi peningkatan Annual Parasite Inci- Lengkong tercatat 7 11 penderita dari hasil
dence (API) selama lima tahun dari tahun pemeriksaan 2.243 sediaan darah (API
1997 sampai 2001, dengan kasus tertinggi =3 1,70/%0). Sarana penanganan medis
pada kasus Indigenous yang memper- (Puskesmas) yang jaraknya jauh dari desa
lihatkan adanya penularan setempat, ber- endemis turut memicu tingginya angka
arti di lokasi tersebut dipastikan ada penderita malaria berat, Yang

Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan


Badan Litbangkes
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 200757 - 80

mengakibatkan penderita meninggal dunia dari Jepara. An. barbirostris tersebar di


karena memilih berobat ke dukun dan seluruh Indonesia terutama di daerah Sula-
rninum ramuan tradisional. Salah satu pe- wesi dan Nusa Tenggara Timur berperan
nyebab peningkatan prevalensi malaria sebagai vektor malaria dan filariasis. Di
bahkan KLB disebabkan adanya sumber Sulawesi Tenggara nyamuk ini tidak ter-
ametosit, vektor dan imunitas penduduk gantung pada darah hewan, di daerah yang
". lmunitas penduduk di daerah endemis, jumlah hewannya sedikit ternyata hasil
akan meningkat sehingga menunjukan ada- pemeriksaan uji presipitin menunjukkan
nya gejala kelainan klinis yang tidak nam- nyamuk betina mengisap darah manusia
pak seperti gejala umurnnya orang ter- Di beberapa daerah Pulau Jawa, An. barbi-
serang malaria (3). Gejala tidak nampak ini rostris menunjukkan sifat zoofilik. Setelah
menyebabkan tidak terjaringnya penderita mengisap darah n y ~ u ksegera mening-
malaria yang dilakukan oleh program Di- galkan rurnah dan bersembunyi di semak
nas Kesehatan Kabupaten dalam melaku- belukar. Selain itu juga ditemukan pada
kan active case detection (ACD) dan pas- tebing-tebing sungai atau saluran air, rawa
sive case detection (PCD). Tidak terjaring- dan tepi kolam yang lembab dan teduh. Di
nya penderita malaria menyebabkan pen- NTT kepadatan populasi An. barbirostris
derita yang mengandung gametosit ter- tertinggi pada bulan Oktober namun di
sebut menjadi sumber penularan. Pulau Jawa dan Sulawesi populasi tertinggi
Kabupaten Sukabumi dengan luas pada bulan Juni. Di Sulawesi Tenggara
wilayah 16.922.145 Ha, yang mempunyai nyamuk betina lebih suka menggigit ma-
11 Puskesmas yang endemis malaria ter- nusia di luar rumah. Laju infeksi. An.
sebar di 30 desa. Daerah ini meliputi data- barbirostris di Flores mencapai 2,1% (7'.
ran tinggi, pantai dan perbukitan. Keadaan S e l m a ini penanggulangan malaria dilaku-
topografi ini menyebabkan satuan epi- kan dengan pengobatan penderita dan pe-
demiologi yang berbeda, misal di desa ngendalian vektor. Dengan adanya kasus
Kerta Jaya, diperkirakan nyamuk yang ber- indigeneous menunjukkan bahwa program
peran sebagai vektor adalah An. sundaicus, pengendalian vektor kurang berhasil (*I.
sedangkan di desa Cihaur yang diduga Pengendalian vektor seharusnya berdasar-
sebagai vektor adalah An. aconitus dan An. kan pada bionomik (perilaku) vektor, oleh
maculatus. Nyamuk yang diduga sebagai karena itu perlu dilakukan studi bionomik
vektor adalah An. sundaicus yang habitat- vektor di Wilayah Puskesmas Lengkong.
nya ditemukan di pantai, An. maculatus di Bionomik vektor meliputi perilaku meng-
temukan di mata air dan pegunungan, An. gigitkinggap dalam rumah, longevitas
barbirostris ditemukan di persawahan. An. vektor, resling dan kesukaan menggigit.
aconitus berkembangbiak di persawahan
bertingkat, yang dekat dengan pemukiman
BAHAN DAN CARA.
(4). Nyamuk ini bersifat zoofilik menyukai
hewan, eksofagik dan eksofilik. Narnun Penelitian dilakukan di desa Langkap
derajat zoofilik dari nyamuk An. aconitus Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten
untuk setiap daerah berbeda-beda dengan Sukabumi, pada bulan September-Maret
indeks presipitin berkisar antara 44% 2006. Jumlah penduduk yang berisiko ter-
sampai 100% (5'. Namun ha1 ini di Suka- tular malaria di Kecamatan Legkong seba-
burni belum diketahui dengan jelas. Laju nyak 13.312 orang. Penduduk yang beri-
infeksi An. aconitus mencapai 1,2% dari siko tertular malaria di desa Langkap Jaya
sejumlah nyamuk yang diperiksa berasal sebanyak 5.487 orang sedangkan desa
Bionorni Anopheles Spp.. .... ..........(Munif et al)

Cilangkap sebanyak 3.182 orang. Strati- berbagai bentuk stadium Plasmodium dari
fikasi malaria pada tahun 2004 termasuk P. vivax dan P. falciparum yang meng-
dalam High Case Incidence (HCI) di desa infeksi penduduk.
Cilangkap mencapai 8,98 permil dan desa Lokasi tempat penangkapan nyamuk
Langkap Jaya mencapai 6,91 permil, ha1 dilakukan di dusun Tugu, di mana keadaan
ini yang sering menyebabkan Kejadian ekosistem setempat merupakan perbukitan
Luar Biasa (KLB). Kecamatan Lengkong yang dibatasi hutan. Pada bagian bawah
merupakan daerah endemis malaria yang hutan terhampar area persawahan yang
meliputi desa Langkap jaya, Lengkong dan bertingkat, di bagian atas terletak per-
Cilangkap. Tingkat endemisitas pada se- mukiman penduduk. Pada permukiman ter-
tiap tahun mengalami penurunan pada sebut ditemukan kandang ternak. Dari hasil
tahun 2002 desa Langkap Jaya merupakan pengamatan, suhu pada malam hari ber-
daerah High Case Incidence (HCI= angka kisar antara 21 sampai 22 dengan kelem-
kesakitan lebih besar dari 5 permil) baban udara antara 80%-90%. Pada saat
(API=11,5 permil), juga pada tahun 2004 setelah turun hujan aktivitas nyamuk biasa-
masih tetap HCI (API=8,98 permil) bahkan nya meningkat sehingga hasil penangkapan
pada tahun 2004 desa Cilangkap juga HCI tinggi. Desain penelitian menggunakan
(API=6,91 permil) namun masih tetap me- rancangan survei longitudinal dengan jenis
rupakan daerah HCI. Sedangkan penang- penelitian survei deskritif-eksploratif.
kapan nyarnuk dilakukan di desa Langkap
Jaya. Kecamatan Lengkong terletak pada Bahan dan alat yang dipakai untuk
ketinggian antara 580 sampai 800 meter penangkapan jentik dan nyamuk dewasa,
dari pennukaan laut, dengan suhu maksi- uji presipitin, alat pengukur kelembaban
ma1 29' C dan minimal 21' C. Kecamatan udara, suhu. Adalah sebagai berikut: aspi-
Lengkong mempunyai luas Wilayah men- rator, senter, gelas kertas, cidukan, kertas
capai 14.303,5 hektar dengan lahan per- saring, termometer, psychrometer.
sawahan mencapai 463,15 hektar, tanah Survei larvdjentik dan pupa nyarnuk
kering seluas 6.040,09 hektar, tanah basah dilakukan pada tempat genangan air yang
8,3 hektar, lahan hutan mencapai 4.122,86 potensial sebagai tempat perkembang-
hektar dan lahan perkebunan 3,669,l biakan di daerah penelitian untuk menge-
hektar. Lahan perkebunan terdiri dari per- tahui habitat pra dewasa. Untuk meng-
kebunan cengkeh seluas 208 hektar, teh hitung kepadatan larva dilakukan dengan
seluas 4054 hektar, kelapa sawit 76 hektar, cara pencidukan sesuai dengan standar
kopi 3 hektar dan karet 55 hektar. Plas- WHO 1975 (I0). Larva dipelihara sehingga
modium yang ditemukan adalah bentuk menjadi nyamuk dewasa dan diidentifikasi
gametosit dari P. falcipurum dan P. v i v a menurut spesiesnya. Untuk mengetahui
yang merupakan penyebab malaria. fauna nyamuk dan kesukaan menggigit di
Walaupun di daerah tersebut telah diberi- daerah penelitian, dilakukan penangkapan
kan pengobatan dari dinas Kesehatan nyamuk dewasa dengan cara "human bait
namun malaria masih tetap ada, karena ha1 collection" di dalam dan di luar rumah dari
ini disebabkan pengobatan terhadap P. pukul 18."0-06.00.Selain itu juga dilakukan
vivax dapat sembuh setelah 3 sampai 5 penangkapan terhadap nyamuk yang hing-
tahun berbeda dengan pengobatan malaria gaplistirahat di sekitar kandang ternak. Pe-
yang disebabkan P. falciparum dengan nangkapan tersebut di atas dilakukan oleh
pemberian obat dapat sembuh. Di daerah enam orang menggunakan aspirator (tiga
penelitian diperoleh sumber gametosit dan di dalam dan tiga orang di luar rumah).
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 2007:57 - 80

Penangkapan nyamuk dewasa yang hing- lakukan dari pukul 0 1 8 . ~ ~ - 0 Nyamuk


6.~~
gaplistirahat di dalam dan di luar rumah yang didapat dihitung jumlahnya per jam
dilakukan pada pagi hari dari pukul 018."- per perangkap. Identifikasi spesies sesuai
06." selama 15 menit untuk setiap jamnya. dengan kunci bergambar untuk Anopheles
Penangkapan diluar rumah juga dilakukan betina di Indonesia oleh O'Connor dan S.
serta di kandang hewan ternak. Nyamuk Arwati, 1979 I).
Anopheles yang dicurigai sebagai vektor
Kepadatan populasi
malaria dan kondisi perut kenyang darah
diproses. untuk uji precipitin. Nyamuk ter- Untuk mengetahui kepadatan popu-
sebut diperoleh dari hasil penangkapan lasi nyamuk dari hasil penangkapan di
pagi hari pukul 06 O0 hingga 8''. Penang- daerah penelitian, maka data yang diper-
kapan dengan light traps. Perangkap dipa- oleh dihitung menurut metode (WHO,
sang di sekitar permukiman penduduk se- 1975) ('') yaitu :
banyak 2 buah. Pemasangan Light trap di-

Jumlah nyamuk yang didapat


Man Biting Rate (MBR) = ..................................................
Jumlah penangkapan x jumlah waktu

Jumlah nyamuk yang didapat


Man Hour Density (MHD) = ................................................
Jumlah penangkap x jurnlah waktu Cjam)

Untuk mengetahui perilaku meng- p = rata-rata kemunglunan kelangsungan


gigit nyamuk dewasa maka dilakukan Uji hidup harian vector
presipitin .Pelaksanaan uji presipitin
n = jumlah hari lamanya siklus sprogoni
dilakukan metoda dari Washino, R. K.
pada vektor
(1 983)
In = natural logaritma ( log e)
Sedangkan untuk mengukur potensi
penularan yang sedang berlangsung di Penentuan periode hidup di alam
suatu ekosistem menurut Garet Jones Untuk mengetahui umur nyamuk di
(1964) (I2) dilakukan perhitungan kapasitas dam dilakukan pembedahan ovarium nya-
vektor menurut MacDonald7s 1957 adalah muk kaitannya dengan penetapan vektor
sebagai berikut; dan kapasitas vektor. Metode yang diguna-
ma2 " kan untuk pembedahan ovarium ini adalah
Kap=itas Vektorial = --------------
metode WHO ( I 3 ) .Nyamuk yang unzd di-
-logeP bunuh dengan kloroform diletakkan di atas
a = indeks anthropofilik (rata-rata dari kaca benda, bagian ujung abdomen ditetes-
semua biotipe) perselang gigitan dalam kan garam fisiologis. Bagian dada ditusuk
hari. dengan jarum bedah dan jarum lain me-
nusuk segmen ke enam dan tujuh. Secara
ma = jurnlah gigitadorangfmalam (rata-
perlahan jarum pada abdomen digeser ke
rata indeks di dalam dan luar rumah
arah anus sampai segrnen abdomen dan isi
perut ditarik ke luar, kemudian dipisahkan
Rionomi Anopheles Spp.. . ... ... .......(Munif et al)

isi perut dari masing-masing ovari (I0). ada tidaknya dilatasi pada tangkai ovariole.
Ovari yang diletakkan pada kaca benda di- Melalui metode ini dapat ditentukan umur
beri akuades untuk melihat tracheolus nyamuk melalui kondisi parus dan
skein, sedangkan ovari yang ditetesi garam nuliparus serta menghitung proposi parus.
fisiologis untuk melihat stadia telur dan yaitu:

Jumlah nyamuk parus


Proporsi parus = ............................................
Jumlah nyamuk parus dan nuliparus

Gambiro (1999) telah melakukan penang-


Dengan mengetahui perkembangan
kapan nyamuk di Jepara diperoleh 5 spe-
setiap bulan dari parus, maka diperoleh
sies Anopheles spp, tetapi An. maculatus
umur yang mampu untuk menunjang per-
dan An. tessellatus tidak ditemukan, karena
kembangan siklus parasit dalam tubuh
kedua spesies Anopheles tersebut berkem-
nyamuk. Selanjutnya akan diperoleh spe-
bang biak di daerah pegunungan. Proporsi
sies vektor yang berpotensi sebagai pe-
nyamuk yang tertangkap untuk setiap
nular malaria bila dikaitkan dengan lama
siklus hidup parasit. Perkiraan umur spesies di daerah penelitian tersebut secara
nyamuk dapat ditentukan dengan perhi- visual dapat dilihat dari perolehan umpan
tungan cara Davidson (1 954) dalam Gilles badan dan resting collection. Hasil pene-
"',
and Warrel, 1993 yang merupakan salah litian menunjukkan bahwa fauna ny amuk
Anophclis yang ditemukan sebanyak 2.592
satu faktor untuk mengukur potensi penu-
laran malaria, dengan formula : terdiri dari 6 spesies,dengan komposisi se-
bagai berikut : An .harhirostris 20 15 ekor
P = "VB (77,73%) merupakan spesies paling
P = peluang hidup nyamuk setiap hari; banyak dibandingkan An .aconitus 314
A= lama siklus gonotropik (mulai meng- ekor (12,93%), kemudian disusul An. ma-
hisap darah sampai bertelur) dalam hari; culatus 146 ekor (5,63%), An. vagus 84
B= Proporsi parus dari sejumlah nyamuk ekor (3,34%) kemudian dan An. kochi 19
yang diprediksi kandung telurnya. ekor (0,73% ) paling sedikit An. tessellatus
Perkiraan umur nyamuk = 1 I - log e 12 ekor (0,46%). Kornposisi nyamuk Ano-
pheles tersebut berbeda-beda tergantung
dari metoda penangkapannya (umpan ba-
HASIL DAN PEMBAHASAN dm, resting collection di dalam dan luar
rumah ataupun dengan light trap). Perbe-
Fauna dan dominansi spesies nyamuk daan dengan hasil lain ternyata disebabkan
Anopheles di daerah penelitian kespesifikan habitat dan keadaan ling-
Di Indonesia khususnya Pulau Jawa, kungan setempat yang berbeda akan mem-
pola distribusi fauna nyamuk untuk daerah berikan kehadiran susunan komposisi
pegunungan yang endemis mempunyai fauna yang berbeda pula.
jumlah spesies Anopheles yang sama. Hal Tabel 1 memperlihatkan kelimpahan
ini sesuai dengan hasil penangkapan nisbi, dominansi spesies, frekuensi dan
nyamuk di daerah pegunungan yang en- indeks keragaman spesies Anopheles spp
demis malaria, misalnya di Kabupaten yang tertangkap dengan cara umpan badan
Banjarnegara (Boewono dan Nalim, 1998). dan resting collection di daerah endemis
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35,No. 2,2007:57- 80

malaria. Kelimpahan nisbi tertinggi pada langsung. Di Kecamatan Lengkong seba-


populasi An. barbirostris (77,75%) sedang- gian besar tempat perindukan nyamuk
kan terendah pada populasi An. tessellatus tidak terkena paparan matahari, keadaan
0,46. Berdasarkan frekuensi adanya ke- ini mendukung berbiaknya nyarnuk Ano-
hadiran nyamuk di lokasi endemis nyamuk pheles. An. aconitus, An. maculatus, An.
yang mekipunyai nilai frekuensi tehinggi tesselatus dan An. kochi menyukai tempat
yaitu An. barbirostris (143,9) dan An. aco- perindukan yang tidak terkena sinar mata-
nitus (22,4) kemudian yang jarang hadir hari langsung, yang terlindung tanaman.
adalah An. tessellatus (0,86). Indeks ke- Kejadian ini menyebabkan kelimpahan
ragaman yang paling tinggi ditemukan nyamuk Anopheles yang menyukai tempat
pada nyamuk An. tessellatus( 4,6 1) dan An. perindukan yang terkena sinar matahari
kochi (4,32) kemudian yang terendah pada lebih banyak dibandingkan dengan
nyamuk An. barbirostris mencapai (0,22). nyamuk yang menyukai perindukan ter-
Berdasarkan nilai dominansi tehyata ter- lindung tanaman.
tinggi pada nyamuk An. barbirostris Tempat menggigit
(1 1167,5) kemudian disusul An. aconitus
(271,18) dan terendah pada An. kochi Untuk mempelajari distribusi
(0,993) dan An. tesseIlatus (0,396) nyamuk Anopheles yang menggigit dan
resting di suatu tempat telah dilakukan
Jenis nyamuk yang sering ditemukan penangkapan umpan badan orang resting
bahkan merupakan spesies paling dominan collection dan penggunaan light trap. An.
di daerah penelitian tersebut adalah nya- aconitus banyak tersebar di luar nunah hal
muk An. barbirostris dan An. aconitus dan ini terlihat dari penangkapan umpan badan
An. maculatus (Tabel 1). Ketiga spesies ini banyak menggigit di luar rumah (39,3%)
telah dikonfirmasi merupakan nyamuk dan sekitar kandang kambing mencapai
yang berperan sebagai vektor malaria di (3 1,5%), separuh dari populasi yang ber-
Indonesia. Pada umumnya nyamuk yang hasil dikumpulkan aktif di luar rurnah.
tertangkap adalah nyarnuk yang menyukai Namun demikian ditemukan juga yang
tempat perindukan yang terkena sinar aktif mengigit di dalam rumah (1 1,2%) dan
matahari. Menurut Takken dan Knols, hinggap di dinding ( 3 13%). Sedangkan
1990 dalam Vytilingam et al, 1992 An.
An. aconitus yang tertangkap dengan light
kochi dan An. aconitus menyukai tempat trap hanya mencapai 3,82%.
perindukan tidak terkena sinar matahari

Tabel 1. Nilai dominansi, kelimpahan relatif, frekuensi dan Indeks keragaman spesies yang
ditemukan di desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi.

No Spesies Kelimpahan Frekuensi Indeks Dominansi


~ i s b(%)
i keragaman(H) Spesies
1 An.aconitus 12,09 22,43 1,85 271,18
2 An.maculatus 5,Ol 11,14 2,45 66,95
3 An. barbirostris 77,75 143,93 0,22 11 167,53
4 An.kochi 0,73 1,36 4,32 0,993
5 An.vagus 3,3 1 6,14 2,97 20,52
6 An. tessellatus 0,46 0,86 4,6 1 0,396
Bionomi Anopheles Spp.. ....... .......( Munif et al)

Tabel 2. Komposisi Fauna nyamuk Anopheles spp yang tertangkap semalam suntuk (12 jam)
pada berbagai habitat dengan umpan badan dan resting collection dan light trap di
desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Umpan orang Resting Collection Light


No Spesies Jumlah
Dalam Luar Dinding Kandang trap

1 An. aconitus

3 5 22 74 21
2 An. maculatus 146 (16.7%) (27,8%) (15,1%) (50,7%) (14,4%)
40 12 71 1590 176
3 An. barbirostris 2015
(3,9%) (10,9%) (3,52%) (78,9%) (8,73%)
19
4 An. kochi 19 0 0 0 0
(100%)
81 3
5 An. vagus 84 0 0 0
(94,2%) (5,8%)
3 9
6 An. tessellatus 12 0 0 0
(50%) (75%)

Anopheles maculatus separuh popu- rumah dibandingkan dengan yang meng-


lasi ditemukan di luar rumah mencapai gigit di dalam rumah.
50,7% ditemukan di sekitar kandang dan Untuk mempelajari kebiasaan nya-
aktif menggigit orang di luar rumah muk Anopheles betina menggigit manusia
(27,8%) dan di dalam rumah mengigit di dalam dan di luar rumah, telah dilaku-
(16,7%) dan tertangkap perangkap kan penangkapan nyamuk dengan umpan
(14,4%). Ada indikasi banyak ditemukan badan. Nyamuk An. aconitus menggigit
di luar rumah dibanding dalam rumah. An. lebih banyak di luar rumah mencapai
barbirostris banyak ditemukan di sekitar 75,7% dengan Indeks MBR 1,72. Sedang-
kandang (78,9%), hanya sebagian kecil kan di dalam rumah tertangkap hanya 35
menggigit orang di luar rumah(l0,9%) ekor (24,3%) Sehingga nyamuk jenis ini di
sedangkan di dalam rumah kecil sekali daerah penelitian dikelompokkan dalam
(3,9%). Sedangkan yang masuk perangkap Exophilik karena mempunyai kebiasaan
mencapai 8,73%. An. vagus dan An. kochi nyamuk ini untuk menghisap darah di luar
sama sekali tidak mengigit manusia, rumah atau di kandang hewan. Di daerah
melainkan pada umumnya ada di sekitar ini ternyata nyamuk An. aconitus suka
kandang (94,2%) dan hasil penangkapan menggigit kambing sedangkan di tempat
dengan perangkap hanya 5,8%. An. tessel- lain banyak di temukan menggigit sapi dan
latus menggigit manusia dan hewan ternak kerbau. Juga An. maculatus lebih banyak
lebih banyak (Tabel 2). Hasil ini mem- menggigit orang di luar rumah mencapai
perlihatkan pada umumnya nyamuk Ano- 82,3% dari pada di dalam rumah hanya
pheles banyak menggigit orang di luar 17,7% dengan MBR=O,41, ha1 ini serupa
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2,2007:57 - 80

dengan An. aconitus. Begitu pula pada sehingga dikelompokan juga ke dalam
jenis nyamuk lainnya yaitu An. barbirostris Exophilik dengan MBR=0,043. (Tabel 3).
73,6% dengan MBR=2,12 banyak meng- Secara umun ternyata di daerah endemis
gigit di luar rumah dibandingkan dalam malaria di kecamatan Lengkong ada 4 spe-
rumah hanya 26,3%. An. tessellatus hanya sies Anopheles yang menggigit manusia.
ditemukan menggigit orang di luar rumah

Tabel 3. Jumlah rata-rata nyamuk Anopheles spp yang menggigit orang desa Langkap Jaya,
Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi

No Spesies Jumlah Dalam rumah Luar rumah Indeks MBR

1 An. uconitus

2 An. muculatus

3 An. barbirostris

4 An. tessellatus

Ket; UOD = umpan orang dalam rumah ; UOL= umpan orang di luar rumah

Gambar 1. Kepadatan populasi An. aconilirrs yang menggigit orang di dalam dan luar rumah di
Kecamatan lengkong.
Bionomi Anopheles Spp..................... (Munif et al)

Gambar 2. Kepadatan populasi An. barbirostris yang menggigit orang di dalam dan luar rumah
di Kecamatan lengkong.

tiambar 3. Kepaaatan populasl An. naaculetus yang mengglglr orang a1 aalam aan luar ruman
di Kecamatan lengkong.

Kepadatan populasi vektor atau gambaran tentang fluttuasi kepadatan


malaria (An. aconitus), atau yang diduga vektor menggigit di dalam rumah tertinggi
sebagai vektor setiap bulan disajikan pada pada bulan Oktober (0,39 per orangljam)
Gambar 1 . Kepadatan An. aconitus yang begitu juga di luar rumah tertinggi pada
menggigit orang di dalam rumah berkisar bulan Oktober (0,58 per orangljam).
antara 0,03 - 0,39 ekor tiap orangljam, di Kepadatan populasi vektor malaria
luar rumah antara 0,03-0,36 ekor tiap (An. barbirostris), atau yang diduga se-
orangljam. Pengamatan bionomi ini di- bagai vektor pada setiap bulannya disaji-
lakukan selama 7 bulan dengan penang- kan pada Gambar 2. Kepadatan An.
kapan sebulan 2 kali, sehingga diperoleh barbirostris yang menggigit orang di dalam
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 200757 - 80

rumah berkisar antara 0,03 -0,19 ekor tiap ekor dibandingkan spesies An. aconitus
orandjam, di luar rumah antara 0,03-0,83 sebanyak 35 ekor dan An. maculatus hanya
ekor tiap orandjam. Pengamatan bionomi 6 ekor. Di luar rumah nyamuk paling
ini dilakukan selama 7 bulan dengan pe- banyak menggigit manusia adalah An. bar-
nangkapan sebulan 2 kali, sehingga diper- birostris An. maculatus, An. aconitus dan
oleh gambaran tentang fluktuasi kepadatan kemudian An. tessellatus paling sedikit.
An. barbirostris menggigit di dalam rumah Hal ini menunjukkan temyata An. barbi-
tertinggi pada bulan Desember (0,72 per rostris menyebar merata baik di dalam
orandjam) begitu juga di luar rumah ter- rumah maupun di luar rumah. Sedangkan
tinggi pada bulan Desember (0,28 per nyamuk yang tertangkap dengan cara
orangljam). resting colllection di dinding rumah diper-
Kepadatan populasi vektor malaria oleh hanya tiga spesies sebanyak 152 ekor
(An. maculatus), atau yang diduga sebagai terdiri dari An. aconitus dalam jumlah 59
vektor pada setiap bulannya disajikan pada ekor (34,7 1%) lebih banyak dibandingkan
Gambar 2. Kepadatan An .maculatus yang An.barbirostris mencapai 71 ekor (3,86%)
menggigit orang di dalam rumah berkisar dan An. maculatus 22 ekor (18,80%). Ke-
antara 0,03 -0,06 ekor tiap orangljam, di tiga jenis nyamuk ini di tempat lain telah
luar rumah antara 0.06-0,31 ekor tiap dikonfirmasi sebagai vektor malaria.
orangljam. Pengamatan bionomi ini di- Nyamuk yang menggigit hewan
lakukan selama 7 bulan dengan penang- ternak terkumpul sebanyak enam spesies
kapan sebulan 2 kali, sehingga diperoleh sebanyak 1.875 ekor dengan komposisi
gambaran tentang fluktuasi kepadatan An. yang terbanyak nyamuk An. barbirostris
maculatus menggigit di dalam rumah ter- (86,55%) kemudian disusul An. aconitus
tinggi pada bulan Maret (0,06 per sebanyak 99 ekor, An.vagus 81 ekor, An.
orangljam) begitu juga di luar rumah ter- maculatus sebanyak 74 ekor sedangkan
tinggi pada bulan Januari (0,31 per yang paling sedikit nyamuk An. tessellatus
orandjam). hanya 9 ekor. Nampaknya An. aconitus ter-
Nyamuk Anopheles dapat dibedakan sebar di dalam rumah dan kandang
berdasarkan tempat menggigit ada yang kambing. Sebaliknya An. maculatus paling
eksofagik dan endofagik. Nyamuk yang banyak ditemukan di kandang kambing
eksofagik merupakan nyamuk yang banyak dibandingkan di dalam rurnah.(Tabel 4).
menggigit di luar rumah, tetapi dapat juga Sedangkan hasil penangkapan dengan
menggigit di dalam rumah namun fiekuen- penggunaan light trap hanya 4 spesies
sinya kecil. Sedangkan nyamuk endofagik nyamuk Anopheles juga di dominansi An.
adalah nyamuk yang utamanya menggigit barbirostris sedangkan An. tessellatus dan
di dalam rumah, namun bila inang tidak An. kochi tidak tertangkap dengan perang-
ditemukan di dalam rumah maka sebagian kap (Tabel 4).
besar akan mencari inang di luar rumah. Dinamika populasi nyamuk
Kondisi lingkungan antara lain suhu, ke- Anopheles spp yang berhasil tertangkap di
lembaban udara dan kecepatan angin akan dalam rumah, kandang dan penggunaan
mempengaruhi aktivitas menggigit light trap memberikaan gambaran fluktuasi
nyamuk. Tabel 4 menunjukkan tempat pada setiap bulan, banyaknya nyamuk di
menggigit nyamuk Anopheles temyata ukur dengan kepadatan per jam per orang.
paling banyak nyamuk An. barbirostris
Kepadatan populasi vektor malaria
menggigit di dalam rumah mencapai 47
(An. aconitus), atau yang diduga sebagai
Bionomi Anopheles Spp.....................(Munif et al)

vektor setiap bulan disajikan pada Gambar 0,39 ekor tiap orangljam, di sekitar
4. Kepadatan An. aconitus yang istirahat di kandang 0,03-0,36 ekor tiap orang/jam.
dinding dalam rumah berkisar antara 0,03 -

Tabel 4. Komposisi Anopheles spp yang tertangkap di dinding rumah dan kandang Kambing
dan Light trap desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Spesies Jumlah (ekor) Dinding rumah Kandang Light trap


An. barbirostris 1.837 71 (3,86%) 1590 (86,55%) 176 (9,58%)

An. vagus

An.aconitus

An. tessellatus

Jumlah

Gambar 4. Kepadatan populasi An. aconitus yang tertangkap di sekitar dinding rumah dan
kandang di Kecamatan Lengkong.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2,200757 - 80

Pengamatan bionomi ini dilakukan selama kandang tertinggi pada bulan Oktober
7 bulan dengan penangkapan sebulan 2 (5,39 per orangljam).
kali, sehingga diperoleh gambaran tentang Kepadatan populasi vektor malaria
fluktuasi kepadatan vektor istirahat di din- (An. maculatus), atau yang diduga sebagai
ding dalam rumah tertinggi pada bulan vektor setiap bulan disajikan pada Gambar
Desember (0,72 per orangljam) begitu juga 5. Kepadatan An. maculatus yang istirahat
di sekitar kandang tertinggi pada bulan di dinding dalam rumah berkisar antara
Oktober (0,58 per orangljam). Di Sema- 0,03 - 0,22 ekor tiap orangljam, di sekitar
rang kepadatan populasi An. aconitus kandang berkisar antara 0,03-0,47 ekor
paling tinggi ditemukan pada permulaan tiap orangljam. Pengamatan bionomi ini
musim panen pada bulan juli (4) . dilakukan selama 7 bulan dengan penang-
Kepadatan populasi vektor malaria kapan sebulan 2 kali, sehingga diperoleh
(An. barbirostris ), atau yang diduga gambaran tentang fluktuasi kepadatan An.
sebagai vektor setiap bulan disajikan pada maculatus istirahat di dalam rumah ter-
Gambar 5. Kepadatan An. barbirostris tinggi pada bulan Januari (0,47 per
yang istirahat di dinding dalam rumah ber- orangljam) begitu juga di sekitar kandang
kisar antara 0,03-0,58 ekor tiap orangljam, tertinggi pada bulan Pebruari (0,22 per
di sekitar kandang berkisar antara 0,86- orangljam). Dari fluktuasi kepadatan popu-
6,25 ekor tiap orangljam. Pengamatan bio- lasi vektor yang diperoleh dalam penelitian
nomi ini dilakukan selama 7 bulan dengan ini, dimana ada indikasi kepadatan ter-
penangkapan sebulan 2 kali, sehingga di- tinggi untuk An. aconitus pada bulan okto-
peroleh gambaran tentang fluktuasi kepa- ber-Desember dan An. barbirostris pada
datan An. barbirostris istirahat di dalam bulan Oktober-September, An. maculatus
rumah tertinggi pada bulan Oktober (0,14 pada bulan Januari dan Pebruari.
per orangljam) begitu juga di sekitar

wrktu

Gambar 5. Kepadatan populasi An. barbirostris yang tertangkap di sekitar dinding rumah dan
kandang di Kecamatan Lengkong.
Bionomi Anopheles Spp.....................(Munif et al)

Gambar 6. Kepadatan populasi An. maculatus yang tertangkap di sekitar dinding rumah dan
kandang di Kecamatan Lengkong.
Tabel 5. Jumlah rata-rata nyamuk Anopheles spp yang tertangkap per orang per jam (MHD) di
Langkap jaya, Kecamatan Lengkong, Sukabumi.

Spesies Jumlah Umpan badan MHD Jumlah MHD


Dalam Luar Dalam Luar
An. aconitus 144 35 109 0,49 1,51 2,006
An. maculatus 34 6 28 0,08 0,38 0,47
An. barbirostris 178 47 13 1 0,65 1,82 2,472
An. tessellatus 3 0 3 0 0,04 0,04
Jumlah 354 88 266 1,22 3,75 4,97

Jumlah rata-rata nyamuk yang ter- kan kepadatan terendah ditemukan pada
tangkap dengan umpan badan orang dan nyamuk An. tesselatus hanya dengan
resting collection menunjukan hasil yang MHD = 0,04 ekor/jam/orang hanya meng-
berbeda. Walaupun penggunaan resting gigit di luar rumah dan spesies lainnya
collection untuk setiap jam hanya 15 menit dengan MHD terlihat pada Tabel 6. Ke-
namun menunjukan hasil yang ber- padatan nyamuk masing-masing men-
beda. An barbirostris mempunyai MHD cerminkan bahwa di daerah penelitian
tertinggi mencapai 2,472 ekor/jam/orang mempunyai kepadatan yang bervariasi,
dengan MHD tertinggi dengan umpan pada umuinnya menggigit orang di luar
orang di luar rumah. Kemudian disusul rumah MHD nya selalu tinggi.
MHD dari nyamuk An. aconitus mencapai Jumlah rata-rata kepadatan nyamuk
2,006 ekor/jam/orang dengan kepadatan Anopheles yang tertangkap dengan resting
tertinggi di luar rumah. Kepadatan popu- collection di dalam rumah dan kandang
lasi An. maculatus dengan MHD=0,47 serta penggunaan perangkap ternyata
tertinggi menggigit di luar rumah. Sedang- seluruh spesies dapat tertangkap dengan
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 200757 - 80

jurnlah dan rata-rata yang berbeda (Tabel dalam nunah dan pemakaian light trap. An.
6). An. barbirostris banyak tertangkap kochi dan An. tessellatus diperoleh hanya
dengan cara resting collection di sekitar dengan cara resting collection di sekitar
kandang dengan rata-rata 151,4 ekor di- kandang Tabel 6).
banding dengan cara light trap hanya
Perilaku menggigit, kecenderungan me-
14,67 ekor per jam, Sedangkan cara resting
milih pakan (host)
di dalam rumah hanya mencapai 6,76 ekor.
An. maculatus juga banyak terkumpul Pada umumnya nyamuk betina akan
dengan cara resting collection di sekitar mengisap darah untuk perkembangan telur,
kandang mencapai rata-rata perorang sehingga akan aktif mencari mangsa. Dari
pejam 7,057 ekor. Sedangkan di sekitar hasil penangkapan ternyata nyamuk Ano-
rurnah hanya 7,057 ekor perjam perorang pheles yang paling banyak menggigit
dan sedikit sekali tertangkap dengan Light orang adalah An. aconitus (75,7%) dengan
trap hanya 1,75 ekor. An.vugus paling Indeks MBR=1,72, An. maculatus (82,3%)
banyak diperoleh dengan resting di dengan indeks MBR=0,41, An. barbiros-
kandang mencapai 7,771 ekor perjam tris (73,7%) dengan indeks MBR=2,12 dan
perorang, dan sedikit sekali tertangkap An. tessellatus (1 00%) dengan indeks
dengan light trap hanya 1,75 ekorljam. MBR=0,04 di luar rumah sehingga
Bahkan tidak ditemukan samasekali resting nyamuk tersebut di kelompokan eksofagik.
di dalam rumah. Begitu juga An. aconitus Sedangkan yang menggigit di dalam
tertinggi tertangkap dengan resting col- rumah An. aconitus(24,3%) dengan, An.
lection di sekitar kandang mencapai 9,43 maculatus (17,7%) dan An. barbiros-
ekorljamlorang dibandingkan resting di tris(26,4%)..

Tabel 6. Jumlah Rata-rata kepadatan populasi per jam nyamuk yang tertangkap dengan resting
collection dan light trap .
Dinding Kandang Light trap
rumah
Spesies Jumlah (ekor) Jml x Jml x
Jml x

An. Barbirostris 1 .837 71 6,76 1590 151,43 176 14,67


An. Maculatus 117 22 2,95 74 7,057 21 1,75
An. Vagus 84 0 0 81 7,7714 3 0,05
An. Aconiius 170 59 5,62 99 9,429 12 02
An. Kochi 22 0 22 2,095 0
An. tessellaius 9 0 9 0,857 0
Jumlah 2.239 152 1.875 212
Ket;
Jml= jumlah x = rata-rata perjam
Bionomi Anopheles Spp.. ..............(Munif et al)

Banyaknya nyamuk yang menggigit Kepadatan populasi per orang per


di l w rumah disebabkan karena nyamuk jam (MHD) ternyata paling tinggi dari An.
yang aktif mencari darah akan terbang ber- barbirostris (2,47 per orangper jam), yang
keliling sampai adanya rangsangan hospes tersebar MHD tertinggi di luar rumah
yang cocok. Perbedaan besar kecilnya kemudian An. aconitus (2,OO per orang per
MBR ini disebabkan adanya rangsangan jam) MHD yang tertinggi di dalam rumah.
yang bermacam-macam, dimana pada se- An. maculatus dengan MHD 0,47 juga
tiap spesies satu dengan lainnya berbeda, MHD tertinggi ditemukan di luar rumah.
hal ini yang menyebabkan MBR berbeda MHD terendah ditemukan pada nyamuk
Juga cuaca secara langsung akan mempe- An. tessellatus (0,04 perorang per jam) di
ngaruhi kebiasaan manusia yang ber- luar rumah. Secara keseluruhan hanya
dampak pula terhadap nyamuk. Dengan nyarnuk An. aconitus dengan MHD ter-
penggunaan light trap tertangkap yang ter- tinggi di dalam rumah, spesies lainnya ter-
banyak dari An. barbirostris(8,73%) dan nyata di luar rumah. Pada umumnya sifat
yang terkecil pada nyamuk An. vagus nyamuk mudah tertarik cahaya dan
(5,896). Ternyata nyamuk yang menggigit C02, sehingga penggunaan perangkap
manusia dapat tertangkap dengan light cahaya yang diberi C 0 2 akan menarik
trap, namun tidak selwvh nyamuk ter- nyamuk, baik yang sudah dan belum
tangkap light trap menggigit manusia. Hal memangsa inang. Penggunaan umpan
ini terkaitan adanya kecenderungan peri- orang berdasarkan nyamuk yang hanya
laku nyarnuk memilih mangsa.Namun memangsa saja, hasilnya tidak terlalu
demikian An. aconitus dan An. barbiros- banyak. Begitu juga nyamuk yang isti-
tris dalam mencari mangsa bersifat rahat pada umumnya nyamuk kenyang
heterogen, artinya tidak ada selektifitas darah yang sedang istirahat (hinggap).
bagi spesies ini untuk mendapatkan Costantini et al. 1998 (20) dalarn pene-
mangsa sebagai sumber darah dan litiannya di Afrika Barat ternyata peng-
spesies ini sangat adatif serta cepat gunaan perangkap cahaya lebih praktis
mencari mangsa pengganti. Nyamuk dan baik untuk menangkap nyamuk
Anopheles yang paling banyak istirahat di dibandingkan umpan orang di dalam
sekitar kandang adalah An. barbirostris rumah. Bahkan menurut Price (1975) (21)
(78,9%) kemudian An. maculatus (50,7%) menyatakan bahwa nyamuk dewasa ter-
dan An. aconitus (31,5%). Sedangkan tarik oleh cahaya, pakaian berwarna
nyarnuk yang istirahat di dalam rumah gelap dan oleh adanya manusia atau
paling banyak adalah An. aconitus (18,8%) hewan. Daya penarik jarak jauh di-
kemudian An. maculatus (1 5,1%) dan An. sebabkan adanya rangsangan bau dari
barbirostris (3,9%). Nyamuk yang meng- zat-zat yang dikeluarkan oleh hewan,
gigit manusia juga beristirahat pada terutama C 0 2 dan beberapa asam
dinding rumah penduduk. Bahkan hasil amino.
penelitian Santiyo (1991) menyatakan Fluktuasi aktifitas menggigit
bahwa ratio ternak dan orang, bukan faktor Nyamuk Anopheles mempunyai akti-
utama yang menentukan besarnya kontak vitas menggigit pada malam hari dm mem-
antara orang dan nyamuk. Sehingga dari punyai fluktuasi pada jam-jam tertentu.
hasil penelitian pada waktu tertentu ber- Berdasarkan waktu meggigit beberapa spe-
sifat Antropofilik, karena pada lokasi
sies nyamuk Anopheles mempunyai akti-
penelitian terkadang hewan ternak kerbau
vitas pada permulaan' sesudah matahari
dipindahkan.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 200757 - 80

terbenam sampai dengan matahari terbit. tuasi menggigit orang tertinggi pada jam
Sebagian besar berbagai species nyamuk 19.00-20.00 dan menjelang 02-03
Anopheles mempunyai dua puncak gigitan kemudian turun naik kembali pada jam 04-
pada malam hari yang berbeda diantara 05. Sedangkan An. aconitus fluktuasi gigi-
satu sopesies dengan spesies lainnya. tan tertinggi pada jam 02 1-022 dan jam 0 1-
Nyamuk yang mempunyai aktivitas akan 02 merupakan puncak gigitan tertinggi.
aktif menggigit darah pada malam hari, Ternyata ketiga spesies nyamuk ini mem-
puncak aktivitas pertama ditemukan punyai aktivitas gigitan yang berbeda pada
sebelum tengah malam dan puncak gigitan setiap jam.(Gambar 7).
ke dua menjelang pagi hari. Keadaan ini Aktifitas gigitan dengan umpan
dapat berubah karena adanya pengaruh badan orang diperoleh 4 spesies, tiga spe-
suhu, kelembaban udara dan angin yang sies nyamuk Anopheles yang memperlihat-
dapat menyebabkan bertambah atau ber- kan fluktuasi gigitan tertinggi yang ber-
kurangnya kehadiran nyamuk Anopheles di beda. Sedangkan nyamuk An. tessellatus
suatu tempat. Hasil penangkapan nyamuk menggigit di luar rumah pada pukul 2-3
dengan umpan badan orang diperoleh 4 dan nyamuk An. maculatus menggigit di
spesies, tiga spesies nyamuk Anopheles dalam rumah pukul 19-20 kemudian meng-
yang memperlihatkan fluktuasi gigitan ter- hilang dan menggigit kembali pukul03-04.
tinggi yang berbeda. Sedangkan nyamuk Spesies lainnya populasinya sepanjang
An. tessellatus menggigit di luar rumah malam adalah nyamuk An. barbirostris
pada pukul2-3 dan nyamuk An. maculatus mempunyai fluk&asi menggigit orang ter-
menggigit di dalam rumah pukul 19-20 tinggi pada jam 19.00-20.00 dan men-
kemudian menghilang dan menggigit jelang 02-04 kemudian turun kembali pada
kembali pukul 05-06. Spesies lainnya jam 04-05.
populasinya sepanjang malam adalah
nyamuk An. barbirostris mempunyai fluk-

Gambar 7. Aktivitas gigitan nyamuk An. aconitus dan An. barbirostris dan An.maculatus setiap
jam selama 12 jam dari pukul 18.00 - 06.00
Bionomi Anopheles Spp......... .......(Munif et aT)

jam sepanjang malam. Analisis varians


Dari tabel F hitung dapat dilihat bahwa
nyamuk menggigit di luar rumah ternyata
batas kemaknaan dengan F rasio pada
DF1= 11 dan DF2= 168, P=0,005 adalah dari tabel Fhit dapat dilihat bahwa batas
kemaknaan F ratio pada DF= 11, DF2= 168
2,42, ternyata F hitung = 1,49994 lebih
dan P=005 adalah 2,42. Nilai Fhit=2,514
kecil dari 2,242. Hasil analisis varian me-
lebih besar dari 2,42. Dengan demikian
nunjukkan bahwa perbedaan nyamuk An.
bahwa perbedaan jumlah nyamuk meng-
barbirostris menggigit tiap jam adalah
gigit di luar rumah pada setiap jam berbeda
tidak bermakna. Dengan demikian aktifitas
bermakna. Kejadian in sama dengan peri-
menggigit dari nyamuk An. barbirostris di
laku menggigit nyamuk An. barbirostris,
dalam rumah adalah sama pada setiap jam
sepanjang malam. Dari tabel Fhit dapat di- juga adanya pengaruh faktor lingkungan
yang menyebabkan perbedaan aktifitas
lihat bahwa batas kemaknaan F ratio pada
menggigit. Sedangkan pada An. maculatus
DF=11, DF2=168 dan P=005 b adalah
jelas menggigit di luar lebih banyak d m
2,42. Nilai Fhit=3,037 lebih besar dari
2,42. Analisis varian menunjukkan bahwa berbeda pada setiap jamnya.
perbedaan jumlah nyamuk menggigit di Distribusi dan Kepadatan Populasi
luar rumah pada setiap jam berbeda ber- Pradewasa.
makna. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh Pengambilan larva dengan dipper
kelembaban udara, suhu dan angin yang pada berbagai tempat perindukan potensial
ada di daerah penangkapan nyamuk yang diperoleh jumlah larva yang terkumpul
bisa mencapai suhu 19' sampai 22' dengan selama penelitian sebanyak 172 ekor yang
kelembaban udara 70 % - 90% sehingga terdiri dari komposisi An. tessellatus, An.
akan mempengaruhi aktifitas menggigit. aconitus, An. barbirostris, An. maculatus,
Sedangkan An. aconitus fluktuasi gigitan An. vagus dan An. kochi yang tersebar di
tertinggi pada jam 02 1-022 dan jam 0 1-02 berbagai habitat yaitu di sawah, aliran iri-
merupakan puncak gigitan tertinggi. Ter- gasi, dan surnber mata air (Tabel 7). Ke-
nyata ketiga spesies nyamuk ini mem- padatan populasi larva An. aconitus di
punyai aktivitas gigitan yang berbeda pada persawahan, dengan populasi paling tinggi
setiap jam. Perbedaan puncak gigitan dari ditemukan mencapai 0,4 per dip per orang.
berbagai spesies ini karena adanya pe- Sedangkan populasi terendah ditemukan
ngaruh suhu dan kelembaban udara An. 0,015 per dip, di saluran irigari terdiri dari
tessellatus An. maculatus dan An.aconitus larva An. aconitus dan An. barbirostris.
lebih senang pada suhu yang rendah dan Kejadian ini disebabkan karena pada bulan
kelembaban yang tinggi. Sebaliknya An. tersebut persawahan dalam keadaan
barbirostris muncul pada suhu yang agak kering, tidak ditanami padi. Larva ini
tinggi serta kelembaban rendah. Dari tabel banyak berlindung di tanaman air, lumut
F hitung dapat dilihat bahwa batas dan bersembunyi pada bagian batang
kemaknaan dengan F rasio pada DF 1= 11 tanaman padi kering yang terendam air.
dan DF2= 168, P=0,005 adalah 2,42, ter-
nyata F hitung = 2,006 lebih kecil dari Larva An. barbirostris sepanjang
2,242. Hasil analisis varians menunjukkan bulan selalu ditemukan pada kolam dan
bahwa perbedaan nyamuk An. aconitus sawah dengan kepadatan tertinggi di per-
menggigit tiap jam adalah tidak bermakna sawahan. Kepadatan populasi larva An.
di dalam rumah. Dengan demikian akti- barbirostris terendah ditemukan disaluran
vitas menggigit dari nyamuk An. aconitus irigasi mencapai 0,015 per dip. Bahkan di
di dalam rumah adalah sama pada setiap kumbangan mata air ditemukan hanya dua
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2,200757 - 80

Tabel 7. Kepadatan populasi larva Anopheles spp per ciduk per orang dari berbagai tempat
perindukan ,di desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

No macam habitat Jumlah Jumlah Ratdlciduk Spesies


ciduk larva
1 Sawah I 150 92 1,63 An. barbirostris
An. vagus
An. aconitus
2 Sawah 2 150 72 0,48 An. barbirostris
An. vagus
An. aconitus
3 Irigasi 130 2 0,015 An. barbirostris
An. aconitus
4 Kumbanganlmata 50 6 0,12 An. barbirostris
air An. rnaculatus
5 Bekas tapak kaki 30 12 0,4 An. Kochi

spesies yaitu An. barbirostris dan An. ma- larva An. aconitus. Namun untuk larva
An. barbirostris tidak spesifik seperti
culatus. Di tempat tapak kaki yang tersisi
An. aconitus, pada persawahan yang
air hujan ditemukan spesies larva An.
kohci. Keberadaan tempat perindukan yang
datarpun dapat ditemukan larva An.
potensial di kedua tempat ini membuktikan barbirostris dalam jumlah cukup
walaupun sawah dalam keadaan kering banyak (Tabel 7). Dilihat dari banyaknya
nyamuk An. barbirostris akan meletakan tempat perindukan ternyata An. barbiros-
telur di kolam ikan. Habitat larva di sawah tris dapat ditemukan pada tempat per-
akan dimanfaatkan sebagai perindukan indukan sawah, parit. Sedangkan An.
yang potensial. Larva An. barbirostris aconitus hanya dapat berkembang pada
banyak ditemukan pada bagian air yang daerah persawahan bertingkat saja. Begitu
dangkal dengan tanaman air. Sebaliknya juga untuk An. maculatus yang per-
nyamuk An. aconitus bila sawah kering kembangbiakkannya terbatas pada sumber
akan mencari sawah lain yang berisi air air bersih mata air. Sehingga kesempatan
dan irigasi persawahan. Letak perindukan paling baik hanya cocok An. barbirostris
potensial bagi kedua spesies nyamuk ini yang mempunyai tempat perkembang-
pada umumnya tidak jauh dari kandang biakan lebih banyak. Menurut Joshi et al,
ternak kambing dan pemukiman pen- (1977) (*' yamuk An. aconitus berkembang
duduk. Keadaan sawah yang dimanfaat- biak pada sawah bertingkat yang
kan bagi perkembangan larva An. aco- dipengaruhi oleh keadaan musim. Pada
nitus merupakan sawah yang ber- kenyataanya An. aconitus hanya tersebar di
tingkatlterasering, sebaliknya pada per- daerah persawahan pada musim tanam
sawahan yang datar tidak ditemukan padi umur 5 - 6 minggu. Di persawahan
Bionomi Anopheles Spp.. ..............(Munif et al)

ini larva hidup dengan tanaman air dari untuk P.vivax mencapai 7 hari, P. Falsi-
jenis Echicornia, Hydrila serta jenis ikan parum 10 hari dan P. malariae 14-16 hari.
gendol dan larva capung. Larva An. aco- Sehingga panjang umur dari populasi
nitus yang ditemukan di persawahan diper- nyamuk di alam harus lebih dari 7 hari
oleh puncak populasi tertinggi pada saat karena panjang umurnya nyamuk merupa-
tanaman padi umur 6 minggu. Setelah kan faktor penting dalam mendukung pe-
musim tanaman padi selesai jarang sekali nularan malaria di suatu tempat.
larva An. aconitus ditemukan karena lahan Waktu penularan untuk malaria
sawah dalam keadaan kering. Larva An. merupakan faktor sebagai penentu tingkat
aconitus dapat ditemukan di saluran irigasi endemisitas. Berbagai metode yang telah
pada kedalaman 5 - 10 cm, kejadian ini dikembangkan untuk menentukan umur
sesuai dengan hasil penelitian Vytilingam nyamuk di alam salah satunya adalah
et al, (1992) Kepadatan populasi larva melihat bentuk ujung dari tracheolus pada
tertingi An. barbirostris, An. vagus dan ovarium. Pada nyamuk yang belum pernah
An. aconitus mencapai 1,63 perciduk di bertelur, maka kandung telur belum mem-
persawahan. Di mata air ditemukan larva besar dimana trcheolusnya masih baik
An .barbirostris dan An. maculatus dengan dengan ujung-ujung nya masih melingkar
rata-rata perciduk 0,015. Di irigasi per- (nuliparus) sebaliknya nyamuk yang sudah
sawahan An. barbirostris dan An. aconitus pernah bertelur, maka kandung telur
dengan rata-rata perciduk 0,015.Dilihat pernah membesar dan ujung tracheolusnya
dari keadaan lokasi tempat penangkapan tidak melingkar melainkan sudah terurai
nyamuk dilakukan dimana keadaan eko- (parus). Dari hasil pembedahan ovarium
sistern setempat merupakan perbukitan diperoleh proporsi parus masing-masing
yang dibatasi hutan. Pada bagian bawah spesies proporsi tertinggi dari An. aconitus
hutan terhampar area persawahan yang mencapai 0,8 dan terendah pada 0,2. Pada
bertingkat dengan di bagian atas terletak An. barbirostris proporsi tertinggi ditemu-
pemukiman. Pada pemukiman ini ditemu-
kan mencapai 0,55 dan terendah 0,02
kan tempat hewan ternak. Dari hasil peng-
(Tabel 8). Rendahnya indek porus menun-
amatan data tentang suhu dan kelembaban jukkan bahwa populasi-populasi nyamuk
pada malam hari berkisar antara 21' C
tersebut benunur sangat pendek dan tidak
sampai 22' C dengan kelembaban udara
mungkin dapat menularkan Plasmodium
diantara 80%-90%. Pada saat setelah turun
dari orang yang sakit ke orang yang sehat.
hujan aktivitas nyamuk biasanya sangat
Sedangkan An. maculatus diperoleh pada
banyak diperoleh Situasi yang demikian periode penangkapan ke 8 tertinggi men-
dapat mendukung perkembangbiakan
capai dengan proporsi porus 0,5 dan
nyamuk Anopheles. terendah 0,17. Ternyata pada umurnnya
Longevitas nyamuk Anopheles di alam. nyamuk yang tertangkap masih berurnur
Untuk mempelajari nyarnuk dapat pendek, ha1 ini berkaitan dari hasil penang-
berperan sebagai vektor, nyamuk betina kapan lebih banyak nyamuk yang baru
harus mempunyai umur cukup lama muncul jadi dewasa.Berdasarkan penga-
sehingga Plasmodium dapat menyelesai- matan pembedahan ovarium diperoleh pro-
kan siklus hidupnya di dalam tubuh porsi parus masing-masing spesies
nyamuk. Lamanya perturnbuhan parasit proporsi tertinggi dari An. aconitus men-
dalam tubuh nyamuk untuk setiap Plas- capai 0,8 dan terendah pada 0,2. Pada An.
modium satu dengan lainnya berbeda misal barbirostris proporsi tertinggi ditemukan
mencapai 0,55 dan terendah 0,02.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35,NO. 2,200757- 80

Rendahnya indek porus menunjukkan transmisi malaria yang menyebabkan


bahwa populasi-populasi nyamuk tersebut tinggi rendahnya malaria di suatu tempat.
berumur sangat pendek dan tidak munglun Perkiraan umur nyamuk An. aconitus ter-
dapat menularkan Plasmodium dari orang tinggi mencapai 8,58 hari dan terendah
yang sakit ke orang yang sehat. Proporsi mencapai 1,23 hari. Pada umur mencapai
parous yang tertinggi ditemukan hanya 8,58 hari yang mampu untuk perkem-
pada An. aconitus yang tinggi mencapai bangan Plasmodium, hal ini dapat me-
0,8. nimbulkan penularan.
Perkiraan umur nyamuk An. aconitus Perkiraan umur nyamuk An. barbi-
tertinggi mencapai 8,58 hari dan terendah rostris tertangkap di alam mempunyai per-
mencapai 1,23 hari. Pada umur mencapai kiraan umur yang bervariasi tertinggi umur
8,58 hari yang mampu untuk per- 3,49 hari sedangkan perkiraan umur
kembangan Plasmodium, hal ini dapat me- terendah 1,3 hari. Pendeknya umur ini
nimbulkan penu1aran.Perkiraa.n umur nyamuk tidak mungkin dapat menularkan
nyamuk An. barbirostris tertangkap di malaria dari yang sakit ke orang yang
alam mempunyai perkiraan umur yang ber- sehat.Perkiraan umur nyamuk An. macu-
variasi tertinggi umur 3,49 hari sedangkan latus tertangkap di dam mempunyai per-
perkiraan umur terendah 1,3 hari. Per- kiraan umur yang bervariasi tertinggi umur
kiraan umur nyamuk An. maculatus yang 2,575 hari sedangkan perkiraan urnur
tertangkap di alam menunjukkan urnur terendah 1,4 hari. Pendeknya umur ini
paling tinggi hanya 2,58 hari dan terendah nyamuk tidak mungkin dapat menularkan
1,44 hari. Berdasarkan penelitian di Flores malaria dari yang sakit ke orang yang
Timur pada musim kemarau indeks parous sehat, pada saat penelitian ini berlangsung.
berkisar antara 0,03 sampai 0,04 untuk An.
Kesukaan menggigit Inang melalui Uji
barbirostris, rendahnya indeks parous
Presipitin An. aconitus dan An. barbiros-
menunjukkan bahwa populasi-populasi
tris
nyamuk tersebut berumur sangat pendek
dan tidak mungkin dapat menularkan Untuk mengetahui sifat antropofilik
malaria @).pendeknya umur ini nyamuk dan zoofilik dari suatu nyamuk vektor
tidak mungkin dapat menularkan malaria yang tersebar di dam, ha1 ini dapat
dari yang sakit ke orang yang sehat. diketahui dengan melakukan identifikasi
Panjang umur nyamuk merupakan suatu darah yang dihisap nyamuk. Kesukaan
faktor yang penting untuk memperkirakan menggigit untuk mengambil darah pada
penularan, dan dari waktu penularan mala- barbagai inang nyamuk dibedakan nyarnuk
ria bisa untu menentukan tingkat endemi- yang antropojilik, zoojilik dan indicri-
sitas malaria di suatu daerah. Kemampuan minute (nyamuk tanpa kesukaan tertentu
hidup dari suatu spesies nyamuk tentunya terhadap inang).
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu Dengan melalui reaksi serologis yaitu
tersedianya bahan makanan, peridukan dan terbentuknya presipitat akibat terjadinya
tempat istirahat (22'. ikatan antigen-antibodi. Hasil pemeriksaan
Perkiraan umur nyamuk 200 nyamuk yang ditangkap dari daerah
endemis terdiri dar 136 ekor An. barbiros-
Pengamatan umur nyamuk Anopheles
tris dan 64 ekor An. aconitus. Hasil peng-
di dam merupakan salah satu faktor yang
amatan menunjukan bahwa 2 ekor (1,47%)
penting dalam menentukan incrimination
An. barbirostris mengisap darah manusia
vektor sehingga dapat terdeteksi adanya
Bionoini Anopheles Spp..................... (Munif et uI)

dan 134 ekor (98,52%) inenghisap darah mencapai 14,76 sampai 17,92% dan di
kambing. Sedangkan hasil pengainatan Banjar negara 19,594 sampai 37,62%
pada 64 ekor An. aconitus yang menghisap Colin (1970) ( ' 9 ) melaporkan di Sulawesi
darah lnanusia 22 ekor (34,3%) lebih indeks antropofilik An. barbirostris men-
banyak jika dibandingkan An. barbirostris capai 3% dan dapat menularkan malaria.
sedangkan yang lnenggigit hewan kambing Temuan indeks antropofilik di daerah
mencapai 42 ekor (65,7%) (Tabel 9). lengkong ini ternyata lebih tinggi di
Ternyata An. barbirostris dan An. bandingkan di Jawa Timur. Walaupun
aconitus terinasuk dalaln antropofilik. Di banyak tertangkap dengan umpan orang
tetapi pada kedua spesies An. aconitus yang
Yogyakarta indeks antropofilik pada An.
menghisap darah manusia 22 ekor (34,3%)
aconitus berkisar dari 0,53% sampai
2,29%, di Jawa Timur indeks antropofilik

Tabel 8. Proporsi nuliparus dan parus dari nyamuk An. aconitus, An. barbirostris dan An.
maculactus di Kecamatan Lengkong, Sukabumi.

1. 21-9 2 1 0,67 1 17 0.05 0 0 0


2. 6-10 5 13 0,223 24 6 0.2 0 0 0
3. 21-10 2 8 02 6 21 0,22 0 0 0
4. 8-1 1 2 2 0,55 5 6 0,55 0 0 0
5. 20- 11 2 2 075 5 5 0,5 0 0 0
6. 6-12 10 4 0,s 5 2 0,29 0 0 0
7. 21-12 0 3 0 0 3 0 0 0 0
8. 9- 1 3 10 0,23 6 16 0,27 1 5 0,17
9. 18-1 1 1 03 5 16 0,24 0 5 0
10. 30- 1 0 6 0 2 8 0,25 1 4 02
11. 11-2 2 2 0,5 2 3 0,4 4 6 0,4
12. 23-2 3 1 0,33 4 15 0,27 2 4 0,5
13. 10-3 3 3 0,5 2 4 0,33 1 2 0,33
14. 18-3 1 4 0,20 5 9 0,36 1 3 0,25
Jumlah 36 59 0,379 72 131 0,355 10 29 0,256
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 200757 - 80

Tabel 9 Uji presipitin nyamuk An. aconitus dan An. barbirostris dari desa Langkap Jaya,
Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Spesies Jumlah - Presipitin yang positif darah


Manusia Hewan Kambing
An. aconitus 64 22 ( 34,3%) 42 (65,7%)
An. barbirostris 136 2 ( 1,47%) 134 (98,52%)
Total 200

yang jumlahnya selalu dominan bila di-


lebih banyak jika dibandingkan An. barhi-
bandingkan dengan spesies lainnya. Popu-
rostris Sedangkan menunj ukan bahwa 2
lasi spesies yang bersangkutan umumnya
ekor ( 1,47%) An. barhiro.stris mengisap
mempunyai umur cukup panjang, yang
darah manusia dan 134 ekor (98,52%)
dalam proporsi parus. Di tempaat lain ter-
mengisap darah kambing, kejadian ini di-
nyata spesies tersebut telah dikonfirmasi
sebabkan karena pada saat umpan badan
sebagai vektor. Penentuan nyamuk sebagai
nyamuk belum sempat kenyang darah
vektor atau potensi spesies yang berperan
manusia baru hinggap ditangkap atau
sebagai vektor malaria ditetapkan ber-
nyamuk yang sebenarnya telah mengisap
dasarkan perhitungan nilai kapasitas vekto-
darah hcwan lebih dulu. Menurut Boewono
rial. Selama penelitian dilakukan penang-
dan Nalin~,(1 988) melaporkan bahwa An.
kapan nyarnuk sebanyak 14 kali. Dari
barhirostri.~dan An. aconitzts dalam men-
penangkapan nyamuk ini diperoleh
cari mangsa bersifat heterogen, artinya
kepadatan An. aconitus menggigit manusia
tidak ada selektifitas hospes bagi kedua
dengan MBR=1,73 kecenderungan me-
spesies untuk mendapatkan mangsa se-
mangsa manusia (Indeks antropo-
bagai sumber darah. Spesies tersebut
filik=34,3%). Aktivitas menggigit manusia
sangat adaptif dan cepat mencari mangsa
pengganti, apabila hospes pilihan tidak pada pukul 20.00-24.00, peluang hidup
dijumpai di lingkungan hidupnya. harian=0,89 dan perkiraan umur relatif di
alam mencapai 8,58 hari. Pada bulan
Bila dilihat dari fauna nyamuk yang Nopember An. barbirostris mempunyai
diperoleh hasil umpan badan temyata Ano- peluang hidup =0,71 hari dengan umur
pheles spp ditempat lain berperan sebagai relatif mencapai 3,49 hari, dengan mbr=
vektor diantaranya An. aconitus, An. barbi- 3,62. An. maculatus pada bulan Januari
rostris, An. tessellatus &an An. maculatus. peluang hidup harian mencapai 0,377
Sehiungga ada salah satu atau dua dari dengan umur relatif 2,653 hari. Nilai trans-
nyamuk ini ikut berperan menularkan misi untuk An. aconitus diperoleh nilai
malaria karena ha1 ini terlihat adanya kapasitas vektorial = 0,21134 Berdasarkan
penularan setempat. Nyamuk Anopheles analisis tersebut di atas sehingga An. aco-
dapat diduga sebagai vektor apabila mem- nitus tersebut sangat potensial sebagai pe-
punyai kontak terhadap manusia cukup nular malaria dari P. Vivax. Hasil pene-
tinggi dalam ha1 ini dinyatakan dalam litian ini memperlihatkan ternyata An.
kepadatan menggigit orang (MBR). Juga aconitus sangat berpotensi sebagai vektor
nyamuk Anopheles spp merupakan spesies malaria dengan kapasitas vektorial
Bionomi Anopheles Spp................(Munif et 01)

rnencapai 0,2 1134 dibandingkan An. macu- MBR=0,3 1, An. barbirostris dengan
lutzis yang mempunyai nilai kapasitas indeks MBR=3,62 dan An. tessellatus
vektorial hanya 0,0252. Nilai kapasitas dengan indeks MBR=0,43 di luar nunah.
vektorial untuk An. maculatus ternyata Nyamuk Anopheles yang menggigit di
sepuluh kali lipat dibandingkan nilai kapa- dalam rumah antara lain An. aconitus, An.
sitas vektorial untuk An. aconitus. Pene- rnaculatus dan An. barbirostris.Nyamuk
litian di Gujarat, India meperlihatkan pada Anopheles yang paling banyak istirahat di
nilai kapasitas vektorial di antara 0,0005 sekitar kandang adalah An. barbirostris
san~pai 0,5649 ternyata An. culicifacies kemudian An. maculatus dan An. aconitus
dapat berperan sebagai penular Plasmo- Nyamuk yang istirahat di dalam rumah
dium (Malaria Research Centre in India, paling banyak adalah An. aconitus (17,4%)
2002). Nampakriya An. culicifacies lebih kemudian An. maculatus (5,6%) dan An.
sensitif dibandingkan dengan An. Macu- barbirostris (2,9%). Kesukaan mengigit
latus dan An. aconitus hams m m p u mem- melalui uji presipitin pada pada 136 ekor
pertahankan penularan malaria pada nilai An. barbirostris menunjukan bahwa 2 ekor
kapasitas vektorial cukup tinggi artinya (1,47%) An. barbirostris mengisap darah
dengan kepadatan An. culicifacies yang manusia dan 134 ekor (98,52%) mengisap
rendah maka transmisi dapat berlangsung. darah kambing. Nyamuk An. barbirostris
Malineaux et al, (1979) menyatakan bahwa bersifat zoofilik. Indeks presipitin pada 64
keadaan nilai kapasitas vektorial di atas ekor An. aconitus yang mengisap darah
0,03 merupakan peluang untuk dapat mem- manusia 22 ekor (34,3%) lebih banyak jika
pertahankan transmisi malaria di suatu dibandingkan An. barbirostris.5. Kepada-
wilayah. Oleh karena itu An. aconitus tan populasi per orang per jam (MHD) ter-
dengan padat populasi tinggi dan dominan nyata paling tinggi dari An. barbirostris
juga perhitungan kapasitas vektorial (14,2 per orangper jam) kemudian An.
(0,21134) di daerah tersebut dapat mem- aconitus (2,86 per orangper jam) dan te-
pertahadcan endemisitas malaria meng- rendah pada nyamuk An. tessellatus (0,04
ingat pembawa gametosit selalu hadir perorang per jam), fluktuasi kepadatan
resiko penularan dihitung dari Nilai kapa- populasi vektor yang diperoleh dalam pe-
sitas vektor untuk An. aconitus dan An. nelitian ini, dimana ada indikasi kepadatan
maculatus di daerah endemis .ternyata ke- tertinggi untuk An. aconitus pada bulan
dua nilai kapasitas vektor dapat menjamin oktober-Desember dan An. barbirostris
berlangsungnya penularan malaria. pada bulan Oktober-September, An. macu-
Dari hasil studi ini dapat dikesimpul-
latus pada bulan Januari dan Pebruari.
Kepadatan populasi larva tertinggi An.
kan bahwa fauna nyamuk Anopheles di-
barbirostris, An. vagus dan An.aconitus
peroleh 6 spesiesr Anopheles nyamuk ter-
mencapai 1,63 perciduk di persawahan. Di
diri dari 6 spesies, An. barbirostris, An.
mata air ditemukan larva An. barbirostris
aconitus, An. maeulatu.s, An. vagus, An.
dan An. maculatus dengan rata-rata per-
kochi dan An. tessellatus.Berdasarkan ana-
ciduk 0,015. Di irigasi persawahan An.
lisis indeks keragaman spesies ternyata
barbirostris dan An. aconitus dengan rata-
nyamuk yang paling dominan yang ada di
rata perciduk 0,O 15.
daerah penelitian adalah An. barbirostris,
An. aconitus dan An. maculatus. Nyamuk UCAPAN TERIMAKASIH
Anopheles yang paling banyak rnenggigit Pada kesempatan ini penulis meng-
orang adalah An. aconitus dengan Indeks ucapkan terimakasih kepada Kepala Dinas
MBR=2,52, An. maculatus dengan indeks
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 2007:57 - 80

Kesehatan Kabupaten Sukaburni beserta 14. Demster,J.p. and Mclean,I.F.G (1998). Insect
staf atas izin dan bantuan selarna penulis populations in theory pretice.
melakukan penelitian. 15. Harijani A. M., Soeroto, A., dan Rita, M.
D.(1992) Penentuan Vektor Malaria di Flores.
Bul.Penelit Kesehat. 20 (3), 24 -3 1.
DAFTAR RUJUKAN 16. Lindblade, K. A., Walker, E. D., and Wilson,
M. L., (2000) Early warning of malaria epi-
1. Dinkes Sukabumi. Analisa situasi malaria di
demics in African High land using Anopheles
Kabupaten Sukabumi. 200 1.
(Diptera:Culicidae) indoor resting density. J.
2. Gilles,H.M., and Warel,D.A., Bruce-chwaatt's Med. Entomol.37 (5), 664-674.
Essential Malariology. Third Edit. Edward
17. Munif,A. (1994), Kepadatan predator pada
Arnold. London, Boston Melbourne Auckland.,
perairan sawah serta pengaruhnya terhadap
1993 ; 12-34.
populasi larva Anopheles aconitus di
3. Devey,D.B.E. A guide to human parasitology. Sukanagalih Parst. Ind., 3 (Ed. Khus), 69-78.
HK Lewis and CoLtd. London, 1996;85-90.
18. Vytilingarn,I., Chiang,G.L. and Shing,K.I.,
4. Shomthes,M., Consolidated annual report on (1992), Bionomic of important mosquito vector
malaria control programme Indonesia. Ministry in Malaysia. Southeast Asean. J. Trop.Public.
of Health World Health Organization, Hlth, 23 (4), 587-603
WHO/Ino.Ma1,001
19. Collins, R.T.(1978). Malaria Control Program-
5. DitJen P2M dan PLP. Vektor malaria di me, Indonesia.WH0 Proyect. I N 0 MPD 001,
Indonesia. Sub. Dit. Serangga. Dep.Kes. 1997. Assignment Report, Nov '72-Des1977.
6. DitJen P2M dan PLP. Kajian Pelita VJ. 20. Constantintini,C., Sanogo, E., Merzagora,I.,and
Program pemberantasan malaria Propinsi Jawa Colluzzi,M. (1998). Relationship to human
Barat, Sub Dit Serangga, Jakarta. 1998. biting collections and influence of light and
bednet in CDC light trap catches of West
7. Munif, A. Analisa Dinamika transmisi malaria
African malaria vectors. Bull.Ento.Research,
di Kabupaten Ciamis. Laporan konsultan 88 (2), 503-5 11
ICDC. 2003.
21. Price, P. W. (1975), Insect Ecology, Jhon
8. Joshi,G.P., Self,L.S., Usman,S., Pant,G.P., Willey and Sons Inc, New York, London,
Nelson,M.J. and Supalin. Ecological studies on
Sydney, Toronto.
Anopheles aconitus Donitz in Sema-rang Of
Central Java, WHOlVBCl77, 1197 ; 675-682. 22. Kirnowardoyo,S.(1981), Anopheles aconitus
Donitz dengan cara-cara pemberantasan di
9. WHO. Health Research Methodology, a guide
beberapa daerah Jawa Tengah. Prociding
for training in research methods. 1992 ; h. 98.
Seminar Parasitology Nasional ke 11, 24-27
10. WHO. Manual on Practicalentomology in Juni,Jakarta.
malaria, TheWHODivision of malaria other
23. Washin0,R.K. and Tempelis,C.H. (1983).
parasitic diseases part 11. Geneva. 1975.
Mosquito host Bloodmeal identification:
11. O'conor and Arwati, (1975) O'Connor & methodology and Data Analysis. Ann. Rev.
Soepanto, A., 1979, Kunci Bergambar untuk Entomol. 28: 179-201.
Anopheles Betina di Indonesia, Direktorat
Jenderal P2M & PLP, Departemen Kesehatan,
Jakarta. h. 5-40
12. Garet,J.C.,and Shidrawi, G. R. Malaria vecto-
rial capacity of population of Anopheles
gambie. Bull.World.Hlth.Org.,40., 1964 ; pp
531-545.
13. Fox,J.P., Hal1,C.R.N. and Elvecback, L.R.
Epidemiology Man an Diseases. The
macmillan Company, Collier-Macmillan. Ltd.
London. 1989.

S-ar putea să vă placă și