Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract. A study on bionomics of Anopheles spp as malaria vectors has been conducted
during September-March 2006 in Langkap Jaya village, Lengkong Sub district, Sukabumi
district, West Java Province.The objective of the study was to identzfj the vector bionomics
which could be used as baseline data for the implementation of malaria elimination
programme. Moreover the data could be used as early warning system to prevent malaria
outbreaks in Sukabumi district The results of the study on population dynamics showed that
An. barbirostris was more dominant than An. aconitus in Lengkong sub-district. The
occurrence of human biting An. aconitus was the highest in October-December with man
biting rate (MBR) index of 2.52 while that of An. barbirostris was the highest in September-
October with MBR index of 3.62 and of An.maculatus was the highest in January-February
with MBR index of 0.31. There was a signijicant difference between biting occurrence inside
and outside the house (P< O.OS).The longevity of An. barbirostris was found highest in
December (3.49 days). The longevity of An. aconitus was found highest in December (8.58
days) and An.maculatus was found highest in January (2.65 days). The biting activity of
Anopheles spp occured troughout the night (indoor and outdoor). In addition, before
midnight, the late biting peak was revealed. Therefore, it can be assumed that An.aconitus
has a role as malaria vector because its longevity supported the development of Plasmodium
into infective stage.
Key word; malaria vector. Bionomy,Longevity,infective
Cilangkap sebanyak 3.182 orang. Strati- berbagai bentuk stadium Plasmodium dari
fikasi malaria pada tahun 2004 termasuk P. vivax dan P. falciparum yang meng-
dalam High Case Incidence (HCI) di desa infeksi penduduk.
Cilangkap mencapai 8,98 permil dan desa Lokasi tempat penangkapan nyamuk
Langkap Jaya mencapai 6,91 permil, ha1 dilakukan di dusun Tugu, di mana keadaan
ini yang sering menyebabkan Kejadian ekosistem setempat merupakan perbukitan
Luar Biasa (KLB). Kecamatan Lengkong yang dibatasi hutan. Pada bagian bawah
merupakan daerah endemis malaria yang hutan terhampar area persawahan yang
meliputi desa Langkap jaya, Lengkong dan bertingkat, di bagian atas terletak per-
Cilangkap. Tingkat endemisitas pada se- mukiman penduduk. Pada permukiman ter-
tiap tahun mengalami penurunan pada sebut ditemukan kandang ternak. Dari hasil
tahun 2002 desa Langkap Jaya merupakan pengamatan, suhu pada malam hari ber-
daerah High Case Incidence (HCI= angka kisar antara 21 sampai 22 dengan kelem-
kesakitan lebih besar dari 5 permil) baban udara antara 80%-90%. Pada saat
(API=11,5 permil), juga pada tahun 2004 setelah turun hujan aktivitas nyamuk biasa-
masih tetap HCI (API=8,98 permil) bahkan nya meningkat sehingga hasil penangkapan
pada tahun 2004 desa Cilangkap juga HCI tinggi. Desain penelitian menggunakan
(API=6,91 permil) namun masih tetap me- rancangan survei longitudinal dengan jenis
rupakan daerah HCI. Sedangkan penang- penelitian survei deskritif-eksploratif.
kapan nyarnuk dilakukan di desa Langkap
Jaya. Kecamatan Lengkong terletak pada Bahan dan alat yang dipakai untuk
ketinggian antara 580 sampai 800 meter penangkapan jentik dan nyamuk dewasa,
dari pennukaan laut, dengan suhu maksi- uji presipitin, alat pengukur kelembaban
ma1 29' C dan minimal 21' C. Kecamatan udara, suhu. Adalah sebagai berikut: aspi-
Lengkong mempunyai luas Wilayah men- rator, senter, gelas kertas, cidukan, kertas
capai 14.303,5 hektar dengan lahan per- saring, termometer, psychrometer.
sawahan mencapai 463,15 hektar, tanah Survei larvdjentik dan pupa nyarnuk
kering seluas 6.040,09 hektar, tanah basah dilakukan pada tempat genangan air yang
8,3 hektar, lahan hutan mencapai 4.122,86 potensial sebagai tempat perkembang-
hektar dan lahan perkebunan 3,669,l biakan di daerah penelitian untuk menge-
hektar. Lahan perkebunan terdiri dari per- tahui habitat pra dewasa. Untuk meng-
kebunan cengkeh seluas 208 hektar, teh hitung kepadatan larva dilakukan dengan
seluas 4054 hektar, kelapa sawit 76 hektar, cara pencidukan sesuai dengan standar
kopi 3 hektar dan karet 55 hektar. Plas- WHO 1975 (I0). Larva dipelihara sehingga
modium yang ditemukan adalah bentuk menjadi nyamuk dewasa dan diidentifikasi
gametosit dari P. falcipurum dan P. v i v a menurut spesiesnya. Untuk mengetahui
yang merupakan penyebab malaria. fauna nyamuk dan kesukaan menggigit di
Walaupun di daerah tersebut telah diberi- daerah penelitian, dilakukan penangkapan
kan pengobatan dari dinas Kesehatan nyamuk dewasa dengan cara "human bait
namun malaria masih tetap ada, karena ha1 collection" di dalam dan di luar rumah dari
ini disebabkan pengobatan terhadap P. pukul 18."0-06.00.Selain itu juga dilakukan
vivax dapat sembuh setelah 3 sampai 5 penangkapan terhadap nyamuk yang hing-
tahun berbeda dengan pengobatan malaria gaplistirahat di sekitar kandang ternak. Pe-
yang disebabkan P. falciparum dengan nangkapan tersebut di atas dilakukan oleh
pemberian obat dapat sembuh. Di daerah enam orang menggunakan aspirator (tiga
penelitian diperoleh sumber gametosit dan di dalam dan tiga orang di luar rumah).
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 2007:57 - 80
isi perut dari masing-masing ovari (I0). ada tidaknya dilatasi pada tangkai ovariole.
Ovari yang diletakkan pada kaca benda di- Melalui metode ini dapat ditentukan umur
beri akuades untuk melihat tracheolus nyamuk melalui kondisi parus dan
skein, sedangkan ovari yang ditetesi garam nuliparus serta menghitung proposi parus.
fisiologis untuk melihat stadia telur dan yaitu:
Tabel 1. Nilai dominansi, kelimpahan relatif, frekuensi dan Indeks keragaman spesies yang
ditemukan di desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi.
Tabel 2. Komposisi Fauna nyamuk Anopheles spp yang tertangkap semalam suntuk (12 jam)
pada berbagai habitat dengan umpan badan dan resting collection dan light trap di
desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
1 An. aconitus
3 5 22 74 21
2 An. maculatus 146 (16.7%) (27,8%) (15,1%) (50,7%) (14,4%)
40 12 71 1590 176
3 An. barbirostris 2015
(3,9%) (10,9%) (3,52%) (78,9%) (8,73%)
19
4 An. kochi 19 0 0 0 0
(100%)
81 3
5 An. vagus 84 0 0 0
(94,2%) (5,8%)
3 9
6 An. tessellatus 12 0 0 0
(50%) (75%)
dengan An. aconitus. Begitu pula pada sehingga dikelompokan juga ke dalam
jenis nyamuk lainnya yaitu An. barbirostris Exophilik dengan MBR=0,043. (Tabel 3).
73,6% dengan MBR=2,12 banyak meng- Secara umun ternyata di daerah endemis
gigit di luar rumah dibandingkan dalam malaria di kecamatan Lengkong ada 4 spe-
rumah hanya 26,3%. An. tessellatus hanya sies Anopheles yang menggigit manusia.
ditemukan menggigit orang di luar rumah
Tabel 3. Jumlah rata-rata nyamuk Anopheles spp yang menggigit orang desa Langkap Jaya,
Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi
1 An. uconitus
2 An. muculatus
3 An. barbirostris
4 An. tessellatus
Ket; UOD = umpan orang dalam rumah ; UOL= umpan orang di luar rumah
Gambar 1. Kepadatan populasi An. aconilirrs yang menggigit orang di dalam dan luar rumah di
Kecamatan lengkong.
Bionomi Anopheles Spp..................... (Munif et al)
Gambar 2. Kepadatan populasi An. barbirostris yang menggigit orang di dalam dan luar rumah
di Kecamatan lengkong.
tiambar 3. Kepaaatan populasl An. naaculetus yang mengglglr orang a1 aalam aan luar ruman
di Kecamatan lengkong.
rumah berkisar antara 0,03 -0,19 ekor tiap ekor dibandingkan spesies An. aconitus
orandjam, di luar rumah antara 0,03-0,83 sebanyak 35 ekor dan An. maculatus hanya
ekor tiap orandjam. Pengamatan bionomi 6 ekor. Di luar rumah nyamuk paling
ini dilakukan selama 7 bulan dengan pe- banyak menggigit manusia adalah An. bar-
nangkapan sebulan 2 kali, sehingga diper- birostris An. maculatus, An. aconitus dan
oleh gambaran tentang fluktuasi kepadatan kemudian An. tessellatus paling sedikit.
An. barbirostris menggigit di dalam rumah Hal ini menunjukkan temyata An. barbi-
tertinggi pada bulan Desember (0,72 per rostris menyebar merata baik di dalam
orandjam) begitu juga di luar rumah ter- rumah maupun di luar rumah. Sedangkan
tinggi pada bulan Desember (0,28 per nyamuk yang tertangkap dengan cara
orangljam). resting colllection di dinding rumah diper-
Kepadatan populasi vektor malaria oleh hanya tiga spesies sebanyak 152 ekor
(An. maculatus), atau yang diduga sebagai terdiri dari An. aconitus dalam jumlah 59
vektor pada setiap bulannya disajikan pada ekor (34,7 1%) lebih banyak dibandingkan
Gambar 2. Kepadatan An .maculatus yang An.barbirostris mencapai 71 ekor (3,86%)
menggigit orang di dalam rumah berkisar dan An. maculatus 22 ekor (18,80%). Ke-
antara 0,03 -0,06 ekor tiap orangljam, di tiga jenis nyamuk ini di tempat lain telah
luar rumah antara 0.06-0,31 ekor tiap dikonfirmasi sebagai vektor malaria.
orangljam. Pengamatan bionomi ini di- Nyamuk yang menggigit hewan
lakukan selama 7 bulan dengan penang- ternak terkumpul sebanyak enam spesies
kapan sebulan 2 kali, sehingga diperoleh sebanyak 1.875 ekor dengan komposisi
gambaran tentang fluktuasi kepadatan An. yang terbanyak nyamuk An. barbirostris
maculatus menggigit di dalam rumah ter- (86,55%) kemudian disusul An. aconitus
tinggi pada bulan Maret (0,06 per sebanyak 99 ekor, An.vagus 81 ekor, An.
orangljam) begitu juga di luar rumah ter- maculatus sebanyak 74 ekor sedangkan
tinggi pada bulan Januari (0,31 per yang paling sedikit nyamuk An. tessellatus
orandjam). hanya 9 ekor. Nampaknya An. aconitus ter-
Nyamuk Anopheles dapat dibedakan sebar di dalam rumah dan kandang
berdasarkan tempat menggigit ada yang kambing. Sebaliknya An. maculatus paling
eksofagik dan endofagik. Nyamuk yang banyak ditemukan di kandang kambing
eksofagik merupakan nyamuk yang banyak dibandingkan di dalam rurnah.(Tabel 4).
menggigit di luar rumah, tetapi dapat juga Sedangkan hasil penangkapan dengan
menggigit di dalam rumah namun fiekuen- penggunaan light trap hanya 4 spesies
sinya kecil. Sedangkan nyamuk endofagik nyamuk Anopheles juga di dominansi An.
adalah nyamuk yang utamanya menggigit barbirostris sedangkan An. tessellatus dan
di dalam rumah, namun bila inang tidak An. kochi tidak tertangkap dengan perang-
ditemukan di dalam rumah maka sebagian kap (Tabel 4).
besar akan mencari inang di luar rumah. Dinamika populasi nyamuk
Kondisi lingkungan antara lain suhu, ke- Anopheles spp yang berhasil tertangkap di
lembaban udara dan kecepatan angin akan dalam rumah, kandang dan penggunaan
mempengaruhi aktivitas menggigit light trap memberikaan gambaran fluktuasi
nyamuk. Tabel 4 menunjukkan tempat pada setiap bulan, banyaknya nyamuk di
menggigit nyamuk Anopheles temyata ukur dengan kepadatan per jam per orang.
paling banyak nyamuk An. barbirostris
Kepadatan populasi vektor malaria
menggigit di dalam rumah mencapai 47
(An. aconitus), atau yang diduga sebagai
Bionomi Anopheles Spp.....................(Munif et al)
vektor setiap bulan disajikan pada Gambar 0,39 ekor tiap orangljam, di sekitar
4. Kepadatan An. aconitus yang istirahat di kandang 0,03-0,36 ekor tiap orang/jam.
dinding dalam rumah berkisar antara 0,03 -
Tabel 4. Komposisi Anopheles spp yang tertangkap di dinding rumah dan kandang Kambing
dan Light trap desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
An. vagus
An.aconitus
An. tessellatus
Jumlah
Gambar 4. Kepadatan populasi An. aconitus yang tertangkap di sekitar dinding rumah dan
kandang di Kecamatan Lengkong.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2,200757 - 80
Pengamatan bionomi ini dilakukan selama kandang tertinggi pada bulan Oktober
7 bulan dengan penangkapan sebulan 2 (5,39 per orangljam).
kali, sehingga diperoleh gambaran tentang Kepadatan populasi vektor malaria
fluktuasi kepadatan vektor istirahat di din- (An. maculatus), atau yang diduga sebagai
ding dalam rumah tertinggi pada bulan vektor setiap bulan disajikan pada Gambar
Desember (0,72 per orangljam) begitu juga 5. Kepadatan An. maculatus yang istirahat
di sekitar kandang tertinggi pada bulan di dinding dalam rumah berkisar antara
Oktober (0,58 per orangljam). Di Sema- 0,03 - 0,22 ekor tiap orangljam, di sekitar
rang kepadatan populasi An. aconitus kandang berkisar antara 0,03-0,47 ekor
paling tinggi ditemukan pada permulaan tiap orangljam. Pengamatan bionomi ini
musim panen pada bulan juli (4) . dilakukan selama 7 bulan dengan penang-
Kepadatan populasi vektor malaria kapan sebulan 2 kali, sehingga diperoleh
(An. barbirostris ), atau yang diduga gambaran tentang fluktuasi kepadatan An.
sebagai vektor setiap bulan disajikan pada maculatus istirahat di dalam rumah ter-
Gambar 5. Kepadatan An. barbirostris tinggi pada bulan Januari (0,47 per
yang istirahat di dinding dalam rumah ber- orangljam) begitu juga di sekitar kandang
kisar antara 0,03-0,58 ekor tiap orangljam, tertinggi pada bulan Pebruari (0,22 per
di sekitar kandang berkisar antara 0,86- orangljam). Dari fluktuasi kepadatan popu-
6,25 ekor tiap orangljam. Pengamatan bio- lasi vektor yang diperoleh dalam penelitian
nomi ini dilakukan selama 7 bulan dengan ini, dimana ada indikasi kepadatan ter-
penangkapan sebulan 2 kali, sehingga di- tinggi untuk An. aconitus pada bulan okto-
peroleh gambaran tentang fluktuasi kepa- ber-Desember dan An. barbirostris pada
datan An. barbirostris istirahat di dalam bulan Oktober-September, An. maculatus
rumah tertinggi pada bulan Oktober (0,14 pada bulan Januari dan Pebruari.
per orangljam) begitu juga di sekitar
wrktu
Gambar 5. Kepadatan populasi An. barbirostris yang tertangkap di sekitar dinding rumah dan
kandang di Kecamatan Lengkong.
Bionomi Anopheles Spp.....................(Munif et al)
Gambar 6. Kepadatan populasi An. maculatus yang tertangkap di sekitar dinding rumah dan
kandang di Kecamatan Lengkong.
Tabel 5. Jumlah rata-rata nyamuk Anopheles spp yang tertangkap per orang per jam (MHD) di
Langkap jaya, Kecamatan Lengkong, Sukabumi.
Jumlah rata-rata nyamuk yang ter- kan kepadatan terendah ditemukan pada
tangkap dengan umpan badan orang dan nyamuk An. tesselatus hanya dengan
resting collection menunjukan hasil yang MHD = 0,04 ekor/jam/orang hanya meng-
berbeda. Walaupun penggunaan resting gigit di luar rumah dan spesies lainnya
collection untuk setiap jam hanya 15 menit dengan MHD terlihat pada Tabel 6. Ke-
namun menunjukan hasil yang ber- padatan nyamuk masing-masing men-
beda. An barbirostris mempunyai MHD cerminkan bahwa di daerah penelitian
tertinggi mencapai 2,472 ekor/jam/orang mempunyai kepadatan yang bervariasi,
dengan MHD tertinggi dengan umpan pada umuinnya menggigit orang di luar
orang di luar rumah. Kemudian disusul rumah MHD nya selalu tinggi.
MHD dari nyamuk An. aconitus mencapai Jumlah rata-rata kepadatan nyamuk
2,006 ekor/jam/orang dengan kepadatan Anopheles yang tertangkap dengan resting
tertinggi di luar rumah. Kepadatan popu- collection di dalam rumah dan kandang
lasi An. maculatus dengan MHD=0,47 serta penggunaan perangkap ternyata
tertinggi menggigit di luar rumah. Sedang- seluruh spesies dapat tertangkap dengan
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 200757 - 80
jurnlah dan rata-rata yang berbeda (Tabel dalam nunah dan pemakaian light trap. An.
6). An. barbirostris banyak tertangkap kochi dan An. tessellatus diperoleh hanya
dengan cara resting collection di sekitar dengan cara resting collection di sekitar
kandang dengan rata-rata 151,4 ekor di- kandang Tabel 6).
banding dengan cara light trap hanya
Perilaku menggigit, kecenderungan me-
14,67 ekor per jam, Sedangkan cara resting
milih pakan (host)
di dalam rumah hanya mencapai 6,76 ekor.
An. maculatus juga banyak terkumpul Pada umumnya nyamuk betina akan
dengan cara resting collection di sekitar mengisap darah untuk perkembangan telur,
kandang mencapai rata-rata perorang sehingga akan aktif mencari mangsa. Dari
pejam 7,057 ekor. Sedangkan di sekitar hasil penangkapan ternyata nyamuk Ano-
rurnah hanya 7,057 ekor perjam perorang pheles yang paling banyak menggigit
dan sedikit sekali tertangkap dengan Light orang adalah An. aconitus (75,7%) dengan
trap hanya 1,75 ekor. An.vugus paling Indeks MBR=1,72, An. maculatus (82,3%)
banyak diperoleh dengan resting di dengan indeks MBR=0,41, An. barbiros-
kandang mencapai 7,771 ekor perjam tris (73,7%) dengan indeks MBR=2,12 dan
perorang, dan sedikit sekali tertangkap An. tessellatus (1 00%) dengan indeks
dengan light trap hanya 1,75 ekorljam. MBR=0,04 di luar rumah sehingga
Bahkan tidak ditemukan samasekali resting nyamuk tersebut di kelompokan eksofagik.
di dalam rumah. Begitu juga An. aconitus Sedangkan yang menggigit di dalam
tertinggi tertangkap dengan resting col- rumah An. aconitus(24,3%) dengan, An.
lection di sekitar kandang mencapai 9,43 maculatus (17,7%) dan An. barbiros-
ekorljamlorang dibandingkan resting di tris(26,4%)..
Tabel 6. Jumlah Rata-rata kepadatan populasi per jam nyamuk yang tertangkap dengan resting
collection dan light trap .
Dinding Kandang Light trap
rumah
Spesies Jumlah (ekor) Jml x Jml x
Jml x
terbenam sampai dengan matahari terbit. tuasi menggigit orang tertinggi pada jam
Sebagian besar berbagai species nyamuk 19.00-20.00 dan menjelang 02-03
Anopheles mempunyai dua puncak gigitan kemudian turun naik kembali pada jam 04-
pada malam hari yang berbeda diantara 05. Sedangkan An. aconitus fluktuasi gigi-
satu sopesies dengan spesies lainnya. tan tertinggi pada jam 02 1-022 dan jam 0 1-
Nyamuk yang mempunyai aktivitas akan 02 merupakan puncak gigitan tertinggi.
aktif menggigit darah pada malam hari, Ternyata ketiga spesies nyamuk ini mem-
puncak aktivitas pertama ditemukan punyai aktivitas gigitan yang berbeda pada
sebelum tengah malam dan puncak gigitan setiap jam.(Gambar 7).
ke dua menjelang pagi hari. Keadaan ini Aktifitas gigitan dengan umpan
dapat berubah karena adanya pengaruh badan orang diperoleh 4 spesies, tiga spe-
suhu, kelembaban udara dan angin yang sies nyamuk Anopheles yang memperlihat-
dapat menyebabkan bertambah atau ber- kan fluktuasi gigitan tertinggi yang ber-
kurangnya kehadiran nyamuk Anopheles di beda. Sedangkan nyamuk An. tessellatus
suatu tempat. Hasil penangkapan nyamuk menggigit di luar rumah pada pukul 2-3
dengan umpan badan orang diperoleh 4 dan nyamuk An. maculatus menggigit di
spesies, tiga spesies nyamuk Anopheles dalam rumah pukul 19-20 kemudian meng-
yang memperlihatkan fluktuasi gigitan ter- hilang dan menggigit kembali pukul03-04.
tinggi yang berbeda. Sedangkan nyamuk Spesies lainnya populasinya sepanjang
An. tessellatus menggigit di luar rumah malam adalah nyamuk An. barbirostris
pada pukul2-3 dan nyamuk An. maculatus mempunyai fluk&asi menggigit orang ter-
menggigit di dalam rumah pukul 19-20 tinggi pada jam 19.00-20.00 dan men-
kemudian menghilang dan menggigit jelang 02-04 kemudian turun kembali pada
kembali pukul 05-06. Spesies lainnya jam 04-05.
populasinya sepanjang malam adalah
nyamuk An. barbirostris mempunyai fluk-
Gambar 7. Aktivitas gigitan nyamuk An. aconitus dan An. barbirostris dan An.maculatus setiap
jam selama 12 jam dari pukul 18.00 - 06.00
Bionomi Anopheles Spp......... .......(Munif et aT)
Tabel 7. Kepadatan populasi larva Anopheles spp per ciduk per orang dari berbagai tempat
perindukan ,di desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
spesies yaitu An. barbirostris dan An. ma- larva An. aconitus. Namun untuk larva
An. barbirostris tidak spesifik seperti
culatus. Di tempat tapak kaki yang tersisi
An. aconitus, pada persawahan yang
air hujan ditemukan spesies larva An.
kohci. Keberadaan tempat perindukan yang
datarpun dapat ditemukan larva An.
potensial di kedua tempat ini membuktikan barbirostris dalam jumlah cukup
walaupun sawah dalam keadaan kering banyak (Tabel 7). Dilihat dari banyaknya
nyamuk An. barbirostris akan meletakan tempat perindukan ternyata An. barbiros-
telur di kolam ikan. Habitat larva di sawah tris dapat ditemukan pada tempat per-
akan dimanfaatkan sebagai perindukan indukan sawah, parit. Sedangkan An.
yang potensial. Larva An. barbirostris aconitus hanya dapat berkembang pada
banyak ditemukan pada bagian air yang daerah persawahan bertingkat saja. Begitu
dangkal dengan tanaman air. Sebaliknya juga untuk An. maculatus yang per-
nyamuk An. aconitus bila sawah kering kembangbiakkannya terbatas pada sumber
akan mencari sawah lain yang berisi air air bersih mata air. Sehingga kesempatan
dan irigasi persawahan. Letak perindukan paling baik hanya cocok An. barbirostris
potensial bagi kedua spesies nyamuk ini yang mempunyai tempat perkembang-
pada umumnya tidak jauh dari kandang biakan lebih banyak. Menurut Joshi et al,
ternak kambing dan pemukiman pen- (1977) (*' yamuk An. aconitus berkembang
duduk. Keadaan sawah yang dimanfaat- biak pada sawah bertingkat yang
kan bagi perkembangan larva An. aco- dipengaruhi oleh keadaan musim. Pada
nitus merupakan sawah yang ber- kenyataanya An. aconitus hanya tersebar di
tingkatlterasering, sebaliknya pada per- daerah persawahan pada musim tanam
sawahan yang datar tidak ditemukan padi umur 5 - 6 minggu. Di persawahan
Bionomi Anopheles Spp.. ..............(Munif et al)
ini larva hidup dengan tanaman air dari untuk P.vivax mencapai 7 hari, P. Falsi-
jenis Echicornia, Hydrila serta jenis ikan parum 10 hari dan P. malariae 14-16 hari.
gendol dan larva capung. Larva An. aco- Sehingga panjang umur dari populasi
nitus yang ditemukan di persawahan diper- nyamuk di alam harus lebih dari 7 hari
oleh puncak populasi tertinggi pada saat karena panjang umurnya nyamuk merupa-
tanaman padi umur 6 minggu. Setelah kan faktor penting dalam mendukung pe-
musim tanaman padi selesai jarang sekali nularan malaria di suatu tempat.
larva An. aconitus ditemukan karena lahan Waktu penularan untuk malaria
sawah dalam keadaan kering. Larva An. merupakan faktor sebagai penentu tingkat
aconitus dapat ditemukan di saluran irigasi endemisitas. Berbagai metode yang telah
pada kedalaman 5 - 10 cm, kejadian ini dikembangkan untuk menentukan umur
sesuai dengan hasil penelitian Vytilingam nyamuk di alam salah satunya adalah
et al, (1992) Kepadatan populasi larva melihat bentuk ujung dari tracheolus pada
tertingi An. barbirostris, An. vagus dan ovarium. Pada nyamuk yang belum pernah
An. aconitus mencapai 1,63 perciduk di bertelur, maka kandung telur belum mem-
persawahan. Di mata air ditemukan larva besar dimana trcheolusnya masih baik
An .barbirostris dan An. maculatus dengan dengan ujung-ujung nya masih melingkar
rata-rata perciduk 0,015. Di irigasi per- (nuliparus) sebaliknya nyamuk yang sudah
sawahan An. barbirostris dan An. aconitus pernah bertelur, maka kandung telur
dengan rata-rata perciduk 0,015.Dilihat pernah membesar dan ujung tracheolusnya
dari keadaan lokasi tempat penangkapan tidak melingkar melainkan sudah terurai
nyamuk dilakukan dimana keadaan eko- (parus). Dari hasil pembedahan ovarium
sistern setempat merupakan perbukitan diperoleh proporsi parus masing-masing
yang dibatasi hutan. Pada bagian bawah spesies proporsi tertinggi dari An. aconitus
hutan terhampar area persawahan yang mencapai 0,8 dan terendah pada 0,2. Pada
bertingkat dengan di bagian atas terletak An. barbirostris proporsi tertinggi ditemu-
pemukiman. Pada pemukiman ini ditemu-
kan mencapai 0,55 dan terendah 0,02
kan tempat hewan ternak. Dari hasil peng-
(Tabel 8). Rendahnya indek porus menun-
amatan data tentang suhu dan kelembaban jukkan bahwa populasi-populasi nyamuk
pada malam hari berkisar antara 21' C
tersebut benunur sangat pendek dan tidak
sampai 22' C dengan kelembaban udara
mungkin dapat menularkan Plasmodium
diantara 80%-90%. Pada saat setelah turun
dari orang yang sakit ke orang yang sehat.
hujan aktivitas nyamuk biasanya sangat
Sedangkan An. maculatus diperoleh pada
banyak diperoleh Situasi yang demikian periode penangkapan ke 8 tertinggi men-
dapat mendukung perkembangbiakan
capai dengan proporsi porus 0,5 dan
nyamuk Anopheles. terendah 0,17. Ternyata pada umurnnya
Longevitas nyamuk Anopheles di alam. nyamuk yang tertangkap masih berurnur
Untuk mempelajari nyarnuk dapat pendek, ha1 ini berkaitan dari hasil penang-
berperan sebagai vektor, nyamuk betina kapan lebih banyak nyamuk yang baru
harus mempunyai umur cukup lama muncul jadi dewasa.Berdasarkan penga-
sehingga Plasmodium dapat menyelesai- matan pembedahan ovarium diperoleh pro-
kan siklus hidupnya di dalam tubuh porsi parus masing-masing spesies
nyamuk. Lamanya perturnbuhan parasit proporsi tertinggi dari An. aconitus men-
dalam tubuh nyamuk untuk setiap Plas- capai 0,8 dan terendah pada 0,2. Pada An.
modium satu dengan lainnya berbeda misal barbirostris proporsi tertinggi ditemukan
mencapai 0,55 dan terendah 0,02.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35,NO. 2,200757- 80
dan 134 ekor (98,52%) inenghisap darah mencapai 14,76 sampai 17,92% dan di
kambing. Sedangkan hasil pengainatan Banjar negara 19,594 sampai 37,62%
pada 64 ekor An. aconitus yang menghisap Colin (1970) ( ' 9 ) melaporkan di Sulawesi
darah lnanusia 22 ekor (34,3%) lebih indeks antropofilik An. barbirostris men-
banyak jika dibandingkan An. barbirostris capai 3% dan dapat menularkan malaria.
sedangkan yang lnenggigit hewan kambing Temuan indeks antropofilik di daerah
mencapai 42 ekor (65,7%) (Tabel 9). lengkong ini ternyata lebih tinggi di
Ternyata An. barbirostris dan An. bandingkan di Jawa Timur. Walaupun
aconitus terinasuk dalaln antropofilik. Di banyak tertangkap dengan umpan orang
tetapi pada kedua spesies An. aconitus yang
Yogyakarta indeks antropofilik pada An.
menghisap darah manusia 22 ekor (34,3%)
aconitus berkisar dari 0,53% sampai
2,29%, di Jawa Timur indeks antropofilik
Tabel 8. Proporsi nuliparus dan parus dari nyamuk An. aconitus, An. barbirostris dan An.
maculactus di Kecamatan Lengkong, Sukabumi.
Tabel 9 Uji presipitin nyamuk An. aconitus dan An. barbirostris dari desa Langkap Jaya,
Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
rnencapai 0,2 1134 dibandingkan An. macu- MBR=0,3 1, An. barbirostris dengan
lutzis yang mempunyai nilai kapasitas indeks MBR=3,62 dan An. tessellatus
vektorial hanya 0,0252. Nilai kapasitas dengan indeks MBR=0,43 di luar nunah.
vektorial untuk An. maculatus ternyata Nyamuk Anopheles yang menggigit di
sepuluh kali lipat dibandingkan nilai kapa- dalam rumah antara lain An. aconitus, An.
sitas vektorial untuk An. aconitus. Pene- rnaculatus dan An. barbirostris.Nyamuk
litian di Gujarat, India meperlihatkan pada Anopheles yang paling banyak istirahat di
nilai kapasitas vektorial di antara 0,0005 sekitar kandang adalah An. barbirostris
san~pai 0,5649 ternyata An. culicifacies kemudian An. maculatus dan An. aconitus
dapat berperan sebagai penular Plasmo- Nyamuk yang istirahat di dalam rumah
dium (Malaria Research Centre in India, paling banyak adalah An. aconitus (17,4%)
2002). Nampakriya An. culicifacies lebih kemudian An. maculatus (5,6%) dan An.
sensitif dibandingkan dengan An. Macu- barbirostris (2,9%). Kesukaan mengigit
latus dan An. aconitus hams m m p u mem- melalui uji presipitin pada pada 136 ekor
pertahankan penularan malaria pada nilai An. barbirostris menunjukan bahwa 2 ekor
kapasitas vektorial cukup tinggi artinya (1,47%) An. barbirostris mengisap darah
dengan kepadatan An. culicifacies yang manusia dan 134 ekor (98,52%) mengisap
rendah maka transmisi dapat berlangsung. darah kambing. Nyamuk An. barbirostris
Malineaux et al, (1979) menyatakan bahwa bersifat zoofilik. Indeks presipitin pada 64
keadaan nilai kapasitas vektorial di atas ekor An. aconitus yang mengisap darah
0,03 merupakan peluang untuk dapat mem- manusia 22 ekor (34,3%) lebih banyak jika
pertahankan transmisi malaria di suatu dibandingkan An. barbirostris.5. Kepada-
wilayah. Oleh karena itu An. aconitus tan populasi per orang per jam (MHD) ter-
dengan padat populasi tinggi dan dominan nyata paling tinggi dari An. barbirostris
juga perhitungan kapasitas vektorial (14,2 per orangper jam) kemudian An.
(0,21134) di daerah tersebut dapat mem- aconitus (2,86 per orangper jam) dan te-
pertahadcan endemisitas malaria meng- rendah pada nyamuk An. tessellatus (0,04
ingat pembawa gametosit selalu hadir perorang per jam), fluktuasi kepadatan
resiko penularan dihitung dari Nilai kapa- populasi vektor yang diperoleh dalam pe-
sitas vektor untuk An. aconitus dan An. nelitian ini, dimana ada indikasi kepadatan
maculatus di daerah endemis .ternyata ke- tertinggi untuk An. aconitus pada bulan
dua nilai kapasitas vektor dapat menjamin oktober-Desember dan An. barbirostris
berlangsungnya penularan malaria. pada bulan Oktober-September, An. macu-
Dari hasil studi ini dapat dikesimpul-
latus pada bulan Januari dan Pebruari.
Kepadatan populasi larva tertinggi An.
kan bahwa fauna nyamuk Anopheles di-
barbirostris, An. vagus dan An.aconitus
peroleh 6 spesiesr Anopheles nyamuk ter-
mencapai 1,63 perciduk di persawahan. Di
diri dari 6 spesies, An. barbirostris, An.
mata air ditemukan larva An. barbirostris
aconitus, An. maeulatu.s, An. vagus, An.
dan An. maculatus dengan rata-rata per-
kochi dan An. tessellatus.Berdasarkan ana-
ciduk 0,015. Di irigasi persawahan An.
lisis indeks keragaman spesies ternyata
barbirostris dan An. aconitus dengan rata-
nyamuk yang paling dominan yang ada di
rata perciduk 0,O 15.
daerah penelitian adalah An. barbirostris,
An. aconitus dan An. maculatus. Nyamuk UCAPAN TERIMAKASIH
Anopheles yang paling banyak rnenggigit Pada kesempatan ini penulis meng-
orang adalah An. aconitus dengan Indeks ucapkan terimakasih kepada Kepala Dinas
MBR=2,52, An. maculatus dengan indeks
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 2, 2007:57 - 80
Kesehatan Kabupaten Sukaburni beserta 14. Demster,J.p. and Mclean,I.F.G (1998). Insect
staf atas izin dan bantuan selarna penulis populations in theory pretice.
melakukan penelitian. 15. Harijani A. M., Soeroto, A., dan Rita, M.
D.(1992) Penentuan Vektor Malaria di Flores.
Bul.Penelit Kesehat. 20 (3), 24 -3 1.
DAFTAR RUJUKAN 16. Lindblade, K. A., Walker, E. D., and Wilson,
M. L., (2000) Early warning of malaria epi-
1. Dinkes Sukabumi. Analisa situasi malaria di
demics in African High land using Anopheles
Kabupaten Sukabumi. 200 1.
(Diptera:Culicidae) indoor resting density. J.
2. Gilles,H.M., and Warel,D.A., Bruce-chwaatt's Med. Entomol.37 (5), 664-674.
Essential Malariology. Third Edit. Edward
17. Munif,A. (1994), Kepadatan predator pada
Arnold. London, Boston Melbourne Auckland.,
perairan sawah serta pengaruhnya terhadap
1993 ; 12-34.
populasi larva Anopheles aconitus di
3. Devey,D.B.E. A guide to human parasitology. Sukanagalih Parst. Ind., 3 (Ed. Khus), 69-78.
HK Lewis and CoLtd. London, 1996;85-90.
18. Vytilingarn,I., Chiang,G.L. and Shing,K.I.,
4. Shomthes,M., Consolidated annual report on (1992), Bionomic of important mosquito vector
malaria control programme Indonesia. Ministry in Malaysia. Southeast Asean. J. Trop.Public.
of Health World Health Organization, Hlth, 23 (4), 587-603
WHO/Ino.Ma1,001
19. Collins, R.T.(1978). Malaria Control Program-
5. DitJen P2M dan PLP. Vektor malaria di me, Indonesia.WH0 Proyect. I N 0 MPD 001,
Indonesia. Sub. Dit. Serangga. Dep.Kes. 1997. Assignment Report, Nov '72-Des1977.
6. DitJen P2M dan PLP. Kajian Pelita VJ. 20. Constantintini,C., Sanogo, E., Merzagora,I.,and
Program pemberantasan malaria Propinsi Jawa Colluzzi,M. (1998). Relationship to human
Barat, Sub Dit Serangga, Jakarta. 1998. biting collections and influence of light and
bednet in CDC light trap catches of West
7. Munif, A. Analisa Dinamika transmisi malaria
African malaria vectors. Bull.Ento.Research,
di Kabupaten Ciamis. Laporan konsultan 88 (2), 503-5 11
ICDC. 2003.
21. Price, P. W. (1975), Insect Ecology, Jhon
8. Joshi,G.P., Self,L.S., Usman,S., Pant,G.P., Willey and Sons Inc, New York, London,
Nelson,M.J. and Supalin. Ecological studies on
Sydney, Toronto.
Anopheles aconitus Donitz in Sema-rang Of
Central Java, WHOlVBCl77, 1197 ; 675-682. 22. Kirnowardoyo,S.(1981), Anopheles aconitus
Donitz dengan cara-cara pemberantasan di
9. WHO. Health Research Methodology, a guide
beberapa daerah Jawa Tengah. Prociding
for training in research methods. 1992 ; h. 98.
Seminar Parasitology Nasional ke 11, 24-27
10. WHO. Manual on Practicalentomology in Juni,Jakarta.
malaria, TheWHODivision of malaria other
23. Washin0,R.K. and Tempelis,C.H. (1983).
parasitic diseases part 11. Geneva. 1975.
Mosquito host Bloodmeal identification:
11. O'conor and Arwati, (1975) O'Connor & methodology and Data Analysis. Ann. Rev.
Soepanto, A., 1979, Kunci Bergambar untuk Entomol. 28: 179-201.
Anopheles Betina di Indonesia, Direktorat
Jenderal P2M & PLP, Departemen Kesehatan,
Jakarta. h. 5-40
12. Garet,J.C.,and Shidrawi, G. R. Malaria vecto-
rial capacity of population of Anopheles
gambie. Bull.World.Hlth.Org.,40., 1964 ; pp
531-545.
13. Fox,J.P., Hal1,C.R.N. and Elvecback, L.R.
Epidemiology Man an Diseases. The
macmillan Company, Collier-Macmillan. Ltd.
London. 1989.