Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mempelajari tentang pengertian larutan topikal.
2. Mempelajari kelebihan dan kekurangan larutan topikal.
3. Mempelajari formulasi Pembuatan Larutan topikal.
4. Mempelajari fungsi bahan tambahan pada larutan topikal.
1.4 MANFAAT
1.Mengetahui Pengertian dari larutan topikal.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan larutan topikal.
3. Mengetahui Formulasi Pembuatan Larutan topikal.
4. Mengetahui fungsi bahan tambahan pada larutan topikal.
BAB II
PEMBAHASAN
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut (Anonim, 1995). Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut, kecuali dinyatakan lain untuk larutan (solution) steril yang digunakan sebagai obat
luar harus memenuhi syarat yang tertera injection (Anonim, 1979). Sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air
suling (Anonim, 1979)
Larutan didefinisikan sebagai canpuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute reatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam dimana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali juga
pelarut lain, misalnya etanol untuk penggunaan topikal pada kulit dan untuk penggunaan
topikal pada mukosa mulut. Larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio (Arief,
2010).
2.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan
a. Keuntungan dari sediaan larutan antara lain:
3.Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan
2. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
(Syamsuni, A. 2006)
R/ Etanol (90 %) 21 %
Asam benzoat 0,028 %
Asam borat 2,35 %
Oleum eucaliptus 0,85 %
Mentol 0,042 %
Timol 0,064 %
Na. Lauril sulfat Qs
Pewarna 0,1 %
Aquadest Ad 100 ml
Penimbangan Bahan:
Etanol (90 %) = 21 ml
Asam benzoat = 0,028 gram
Asam borat = 2,35 gram
Oleum eucaliptus = 0,85 gram
Mentol = 0,042 gram
Timol = 0,064 gram
Pewarna = 0,1 gram
Cara Pembuatan
1. Mengkalibrasi botol 100 ml.
2. Melarutkan asam borat dengan sebagian etanol dalam beaker glass aduk ad
semuanya terlarut.
3. Melarutkan asam benzoat dengan oleum eucalyptus dalam beaker glass aduk ad
semuanya terlarut.
4. Melarutkan mentol + timol + metil salisilat + sisa etanol aduk ad homogen dalam
beaker glass.
5. Masukkan larutan no.2 ke dalam botol + larutan no.3, tambahkan air ad tanda
kalibrasi.
6. Bila larutan keruh tambah natrium lauril sulfat sedikit demi sedikit sambil
dikocok pelan sampai jernih.
C. Pembahasan
Mouthwash biasa disebut juga dengan cairan pembersih mulut. Penggunaan
mouthwash umumnya adalah dengan berkumur. Sediaan ini mengandung etanol yang
merupakan astringents (zat penciut) yang dapat menyebabkan pembuluh darah lokal
berkontraksi sehingga dapat mengurangi bengkak pada jaringan, dan oleum eucaliptus
meredakan nyeri dan rasa sakit.
Pada pembuatan sediaan ini untuk melarutkan asam benzoat dan asam borat
digunakan etanol, karena asam benzoat dan asam borat mempunyai kelarutan dalam etanol
yang kurang baik maka untuk meningkatkan kelarutannya diperkecil ukuran partikel dengan
cara di gerus sampai halus. Asam benzoat dan asam borat merupakan bahan antibakteri dan
antijamur yang berfungsi untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut.
Sisa etanol yang digunakan untuk melarutkan asam benzoat dan asam borat
digunakan untuk melarutkan mentol, timol, oleum eucaliptus. Larutan ini kemudian
dicampur dengan larutan asam benzoat dan asam borat. Bila larutan keruh tambah natrium
lauril sulfat sedikit demi sedikit sambil dikocok pelan sampai jernih. Sodium lauril sulfate
merupakan deterjen yang berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan. Penambahan
Na lauril sulfat menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga
dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Di samping itu
aksi busa dari deterjen membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut.
2.4 Fungsi Bahan Tambahan
1. Asam benzoat
Sebagai pendapar pH dalam formulasi sediaan
2. Asam borat
Sebagai senyawa yang memiliki efek antikuman ringan untuk melawan infeksi
3. Oleum eucaliptus
Memberi sensasi dingin pada sediaan
4. Menthol
Sebagai flavouring agent, pemberi rasa
5. Timol
Sebagai flavouring agent, pemberi rasa
6. Natrium lauryl sulfat
Sebagai surfaktan
Untuk menurunkan tegangan pada permukaan air, pada dasarnya agar membuat
lebih basah sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak
7. Aquadest
Sebagai pelarut dan penyesuaian volume akhir
Kemasan Primer
Kemasan Sekunder
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan