Sunteți pe pagina 1din 13

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR SEMI PADAT

“FORMULASI LARUTAN TOPIKAL MOUTHWASH


NAVADINE”

Dosen Pengampu : Dewi Ekowati, M.Sc.,Apt

DISUSUN OLEH :

1. Katya Hayyu Listya Dayani (22164985A)


2. Bagus Hadi Saputra (22164987A)
3. Yoga Bagas Ardinata (22164990A)
4. Titra Marra Rusdiyansyah (22164998A)
5. Isma Auliya Elqa (22164999A)
6. Ayu Lifia Nur Kartikasari (22165007A)
7. Muhammad Markhum (22165018A)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring dengan perkembangan obat di bidang farmasi, sediaan obat juga semakin
bervariasi sehingga mudah dikonsumsi dan dapat disesuaikan dengan kondisi pasien. Sediaan
obat tersebut antara lain sediaan padat seperti serbuk, tablet dan kapsul. Sediaan setengah padat
seperti cream, salep, pasta, suppositoria dan gel, serta bentuk sediaan cair seperti larutan,
suspensi dan emulsi.
Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut di
gunakan air suling kecuali di nyatakan lain. Ada dua komponen utama pembentukan larutan,
yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau
fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan. Apabila fase larutan
dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya
disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. Sediaan obat berbentuk larutan
atau dalam farmasetika disebut sediaan cair misalnya sirup, spirit, eliksir, air aromatik, tingtur,
infusa dll. Selain itu larutan sebagai obat luar misalnya losio dan larutan otik.
Faktor utama pemilihan penggunaan obat bentuk sediaan cair khususnya larutan
yaitu lebih mudah ditelan dibandingkan dengan bentuk sediaan padat seperti tablet atau kapsul,
sehingga lebih cocok untuk pemberian pada bayi, anak-anak, dan usia lanjut yang susah menelan
obat dalam bentuk kapsul atau tablet. Sediaan tablet atau kapsul dihindari untuk anak kurang dari
5 tahun. Disamping itu, larutan juga memberikan efek yang lebih cepat karena obat cepat di
absorbsi tanpa mengalami proses disintegrasi dan pelarutan karena sudah berada dalam bentuk
larutan. Untuk pemakaian luar , larutan lebih mudah digunakan. Namun ada beberapa obat yang
tidak stabil atau mudah rusak bila dibuat dalam larutan, sehingga harus selalu dibuat baru bila
akan digunakan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian larutan topikal ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan larutan topikal?
3. Bagaimana formulasi pembuatan larutan topikal?
4. Bagaimana fungsi bahan tambahan pada larutan topikal ?

1.3 TUJUAN
1. Mempelajari tentang pengertian larutan topikal.
2. Mempelajari kelebihan dan kekurangan larutan topikal.
3. Mempelajari formulasi Pembuatan Larutan topikal.
4. Mempelajari fungsi bahan tambahan pada larutan topikal.

1.4 MANFAAT
1.Mengetahui Pengertian dari larutan topikal.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan larutan topikal.
3. Mengetahui Formulasi Pembuatan Larutan topikal.
4. Mengetahui fungsi bahan tambahan pada larutan topikal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Larutan Topikal

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut (Anonim, 1995). Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut, kecuali dinyatakan lain untuk larutan (solution) steril yang digunakan sebagai obat
luar harus memenuhi syarat yang tertera injection (Anonim, 1979). Sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air
suling (Anonim, 1979)

Larutan didefinisikan sebagai canpuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute reatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam dimana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali juga
pelarut lain, misalnya etanol untuk penggunaan topikal pada kulit dan untuk penggunaan
topikal pada mukosa mulut. Larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio (Arief,
2010).
2.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan
a. Keuntungan dari sediaan larutan antara lain:

1. Merupakan campuran homogen

2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan

3.Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan

4. Kerja awal obat lebih cepat, karena obat cepat di absorbsi

5. Mudah diberi pemanis, pengaroma, pewarna

6. Untuk pemakaian luar mudah digunakan

b. Kerugian dari sediaan larutan ntara lain:

1. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan

2. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

(Syamsuni, A. 2006)

2.3 Formulasi Sediaan Topikal

A. Alat dan Bahan


 Alat:
1. Cawan porselen
2. Sudip
3. Mortir dan stamper
4. Gelas ukur
5. Beaker glass
6. Batang pengaduk
 Bahan:
1. Etanol 90%
2. Asam Benzoat
3. Asam borat
4. Oleum eucaliptus
5. Menthol
6. Metil salisilat
7. Timol
8. Na. Lauril sulfat
9. Pewarna
10. Aquadest.

B. Formula Sediaan Cair Topikal


 Mouthwash

R/ Etanol (90 %) 21 %
Asam benzoat 0,028 %
Asam borat 2,35 %
Oleum eucaliptus 0,85 %
Mentol 0,042 %
Timol 0,064 %
Na. Lauril sulfat Qs
Pewarna 0,1 %
Aquadest Ad 100 ml
 Penimbangan Bahan:

Etanol (90 %) = 21 ml
Asam benzoat = 0,028 gram
Asam borat = 2,35 gram
Oleum eucaliptus = 0,85 gram
Mentol = 0,042 gram
Timol = 0,064 gram
Pewarna = 0,1 gram

 Cara Pembuatan
1. Mengkalibrasi botol 100 ml.
2. Melarutkan asam borat dengan sebagian etanol dalam beaker glass aduk ad
semuanya terlarut.
3. Melarutkan asam benzoat dengan oleum eucalyptus dalam beaker glass aduk ad
semuanya terlarut.
4. Melarutkan mentol + timol + metil salisilat + sisa etanol aduk ad homogen dalam
beaker glass.
5. Masukkan larutan no.2 ke dalam botol + larutan no.3, tambahkan air ad tanda
kalibrasi.
6. Bila larutan keruh tambah natrium lauril sulfat sedikit demi sedikit sambil
dikocok pelan sampai jernih.
C. Pembahasan
Mouthwash biasa disebut juga dengan cairan pembersih mulut. Penggunaan
mouthwash umumnya adalah dengan berkumur. Sediaan ini mengandung etanol yang
merupakan astringents (zat penciut) yang dapat menyebabkan pembuluh darah lokal
berkontraksi sehingga dapat mengurangi bengkak pada jaringan, dan oleum eucaliptus
meredakan nyeri dan rasa sakit.
Pada pembuatan sediaan ini untuk melarutkan asam benzoat dan asam borat
digunakan etanol, karena asam benzoat dan asam borat mempunyai kelarutan dalam etanol
yang kurang baik maka untuk meningkatkan kelarutannya diperkecil ukuran partikel dengan
cara di gerus sampai halus. Asam benzoat dan asam borat merupakan bahan antibakteri dan
antijamur yang berfungsi untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut.
Sisa etanol yang digunakan untuk melarutkan asam benzoat dan asam borat
digunakan untuk melarutkan mentol, timol, oleum eucaliptus. Larutan ini kemudian
dicampur dengan larutan asam benzoat dan asam borat. Bila larutan keruh tambah natrium
lauril sulfat sedikit demi sedikit sambil dikocok pelan sampai jernih. Sodium lauril sulfate
merupakan deterjen yang berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan. Penambahan
Na lauril sulfat menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga
dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Di samping itu
aksi busa dari deterjen membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut.
2.4 Fungsi Bahan Tambahan
1. Asam benzoat
 Sebagai pendapar pH dalam formulasi sediaan
2. Asam borat
 Sebagai senyawa yang memiliki efek antikuman ringan untuk melawan infeksi
3. Oleum eucaliptus
 Memberi sensasi dingin pada sediaan
4. Menthol
 Sebagai flavouring agent, pemberi rasa
5. Timol
 Sebagai flavouring agent, pemberi rasa
6. Natrium lauryl sulfat
 Sebagai surfaktan
 Untuk menurunkan tegangan pada permukaan air, pada dasarnya agar membuat
lebih basah sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak
7. Aquadest
 Sebagai pelarut dan penyesuaian volume akhir

Kemasan Primer
Kemasan Sekunder
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Mouthwash (Pencuci mulut) merupakan larutan yang digunakan dengan cara


dikumur-kumur dalam mulut tetapi tidak sampai tenggorokan.
2. Mouthwash mengandung etanol yang dapat menyebabkan pembuluh darah lokal
berkontraksi sehingga dapat mengurangi bengkak pada jaringan, dan oleum
eucaliptus meredakan nyeri dan rasa sakit.
3. Asam benzoat dan asam borat merupakan bahan antibakteri dan antijamur yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut.
4. Na lauril sulfat menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut,
dan juga dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis.
5. Pada sediaan Mouthwash digunakan etanol sebagai zat aktif ,sedangkan Oleum
eucalyptus,asam benzoat, asam borat,dan Na lauril sulfat sebagai eksipien atau zat
tambahannya.
Daftar Pustaka

Anief, Muhammad. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM press.


Anief. Moh. 2000. Farmasetika. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta : UI press.
Anonim.1978. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depatemen Kesehatan RI.
Anonim.1995. Farmakope Indonesia.Edisi IV.Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat. Banjar
Baru
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

S-ar putea să vă placă și