Sunteți pe pagina 1din 33

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH:

PANDE MADE FITAWIJAMARI (15C11558)

ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
2017
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. KONSEP TEORI
1. Definisi Kebersihan Diri

Personal hygiene adalah upaya yang dilakukan individu dalam memelihara


kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun mental. Berpenampilan bersih,
harum, dan rapi merupakan dimensi yang sangat penting dalam mengukur kesejahteraan
individu secara umum. Tingkat kebersihan sendiri dinilai dari penampilan individu serta
upayanya dalam menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya setiap hari. Hal ini penting
mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar utama yang dapat mempengaruhi status
kesehatan dan kondisi psikologis individu secara umum.

Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk
selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai
macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai
kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk
merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, keluarga maupun di
masyarakat.

Perilaku kebersihan diri dapat dipengaruhi oleh nilai serta kebiasaan yang dianut
oleh individu, di samping faktor budaya, sosial, norma keluarga, tingkat pendidikan, status
ekonomi, dan lain sebagainya. Adanya masalah pada kebersihan diri berdampak pada
kesehatan seseorang. Saat seseorang sakit, salah satu penyebabnya mungkin adalah
kebersihan diri yang kurang. Seperti contohnya, adanya perubahan pada kulit akan
menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis.
Jenis-Jenis Kebersihan Diri

Jenis Perawatan Diri atau Personal Hygiene :

a Perawatan kulit kepala dan rambut


Pencucian rambut umumnya bergantung pada berminyaknya rambut dan
kebiasaan pasien. Pasien yang lama dirumah sakit, perlu melakukan pencucian rambut.
Dalam pencucian rambut ini ada pasien yang bisa melakukannya sendiri, ataupun
bantuan dari keluarga atau perawat. Dalam pencucian rambut ini, rambut pasien harus
dibasahi, lalu diberikan shampoo dan cuci, setelah itu masase kulit kepala dengan jari-
jari anda. Kemudian bilas rambut, keringkan dengan handuk bersih, dan sisir rambut
untuk mencegah kekusutan. Setelah itu, rambut pasien juga bias diberikan vitamin
apabila pasien menginginkannya.
b. Perawatan mata
Biasanya mata manusia tidak memerlukan perawatan khusus karena mata itu
sendiri dibersihkan oleh cairan yang ada dalam mata. Bulu mata dan kelopak mata
pun dapat mencegah partikel yang masuk kedalam mata. Namun, pasien yang
mengalama cidera atau pembedahan mata, pasien yang mengalami infeksi mata, atau
pasien tidak sadar memerlukan perawatan khusus terhadap mata. Pada infeksi atau
cidera, mata cenderung mengeluarkan rabas dan cairan yang dikeluarkan mungkin
terakumulasi dan mongering dibulu mata seperti krusta. Pasin tidak sadar tidak dapat
mengedipkan mata dan mata mereka menjadi kering dan teriritasi. Rabas dari air
mata juga bias terbentuk.
c. Perawatan hidung

Secara tipikal perawatan higien hidung memang sederhana, tetapi sangat vatal
akibatnya jika kebersihan hidung tidak dijaga. Seperti yang kita tahu rongga hidung
merupakan saluran utama udara saat bernafas. Dari sini dapat kita bayangkan kalau
seandainya saluran ini mampet maka udara sulit untuk masuk ataupun keluar dan hal
ini bisa mengakibatkan sesak nafas dan bahkan kematian.
d. Perawatan telinga

Normalnya, telinga sangat sedikit memerlukan pembersihan. Namun, pasien


dengan serumen yang terlalu banyak, telinganya perlu dibersihkan sehingga dokter
ataupun perawat dapat melihat bagian dalam telinga. Ketika dalam merawat pasien,
periksa telinga untuk adanya rabas, pembentukan serumen telinga, atau inflamasi.
Usap telinga kea rah luar dengan waslap bersih dan keluarkan kelebihan serumen.
Biasanya, Anda dapat menghilangkan serumen dengan menarik daun telinga ke
bawah. Jika serumen masih dan tidak dapat dikeluarkan, Anda mungkin perlu
melakukan irigasi saluran telinga.

e. Perawatan gigi dan mulut

Perawatan mulut yang baik memerlukan dua kali sikat gigi sehari, masase gusi
dan pembilasan mulut. Perawat perlu memeriksa mulut pasien setiap hari dan
membantu pasien tersebut untuk merawat gigi dan mulut atau melakukan perawatan
gigi dan mulut untuk pasien. Biasanya perawatan mulut harus dilakukan setiap hari.
Bergantung pada kondisi mulut pasien, perawatan ini mungkin diperlukan lebih sering.
Melakukan perawatan mulut lebih sering sangatlah penting terutama pada pasien yang
puasa. Saat melakukan perawatan mulut, selalu perhatikan adanya pendarahan atau
ulserasi dan tanyakan pasien tentang adanya nyeri.

f. Perawatan kuku kaki dan tangan

Beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan dalam membersihkan atau


memotong kuku jari tangan dan kaki, dengan menggunakan pemotong kuku atau
gunting kuku. Bila kuku sudah dipotong semuanya, dengan perlahan bersihkan bagian
bawahnya. Apabila kuku jari kaki pasien tebal dan keras, anda mungkin perlu
merendam kaki didalam baskom sebelum memotong kukunya. Periksa baik-baik jari
kaki maupun tangan apakah ada tanda inflamasi atau tidak.
g. Perawatan genetalia

Masalah genetalia merupakan hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan,


namun perawatan kebersihan genetalia sangat penting karena pada genetalia yang
kurang bersih pertumbuhan dan perkembangan bakteri sangat cepat, sehingga rawan
terhadap infeksi.

h. Perawatan kulit tubuh

Kesehatan kulit sangatlah penting. Kulit melindungi jaringan dari cedera


dengan mencegah kuman (mikroorganisme) memasuki tubuh. Ketika kulit tergores
atau luka, mikroorganisme dapat masuk dan pasien rentan terhadap infeksi. Ketika
kulit kering atau bersisik, kulit dapat pecah. Bila pasien mengalami ruam atau gatal,
akan mudah untuk menggores kulit. Dengan demikian, penting untuk selalu
memeriksa kulit pasien. Menghindari cedera kulit dan memperbaiki kesehatan kulit
bila mungkin, melalui nutrisi, losion dan yang penting adalah mandi. Mandi dapat
menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau
badan,memperbaiki sirkulasi darah ke kulit dan membuat pasien merasa lebih rileks
dan segar.

2. Anatomi Fisiologi

a. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan,
baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari. Kulit terbagi menjadi 3
lapisan utama, yaitu epidermis yang tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn,
stratum granulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang terdiri dari
kelenjar keringat, Kelenjar minyak, rambut, Jaringan lemak, ujung saraf dan kapiler
darah. Pada kulit terdapat ujung ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari Krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan
Masalah masalah pada kulit:
a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes

b. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang
paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau
gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Mata memiliki berbagai organ seperti.
a. Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan
mata kita keatas.
b. Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c. Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru
jika orang Eropa.
d. Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada
pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang
masuk ke mata.
f. Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g. Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h. Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i. Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j. Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola
mata kita.
k. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l. Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m. Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan
sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.

c. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal suara dan juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3 bagian,
yaitu:
1) TelingaLuar
Daun telinga (pinna), dan Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
2) Telinga Tengah
- Tulang landasan (incus)
- Gendang telinga (membran timpani),
- Malleus (tulang martil)
- Tulang sanggurdi (stapes)
- Saluran eustachius.

3) Telinga Dalam
- Skala timpani
- Tingkap oval
- Tingkap bulat
- Rumah siput (koklea)
- Labirin osea.
d. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau.
Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada
lapisan lendir bagian atas Fungsi Hidung:
1) Menghangatkan udara
2) Sebagai penyaring udara yang masuk
3) Sebagai saluran udara pernapasan
4) Membunuh kuman kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir

e. Mulut dan gigi


Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses perncernaan
makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga
ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan
makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi, manusia akan
sulit memakan makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang
memiliki jari ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Bagian
bagian gigi yaitu:
1) Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
2) Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal veolaris,
3) Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang ditutupi oleh
gusi.
4) Email,merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi mahkota.
5) Dentin,lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang.
6) Sementum, lapisan yang keras di sekelilingi akar.
7) Pulp,jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.

Fungsi gigi yaitu:


1) Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham
2) Memotong : Gigi Insisivus(seri)
3) Merobek : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)
f. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual atau vegetatif
yang individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan dengan
reproduksi seksual atau generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan
persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya.
1) Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar
tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil
sperma dan hormon testosteron.
a) Saluran kelamin
Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk
disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter.
Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3
minggu).
Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini
berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian
ujungnya terdapat saluran ejakulasi.
b) Kelenjar tambahan
Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya
menyekresi cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam
askorbat dan asam amino.
Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian
pangkal saluran uretra.
Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir
kacang yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
2) Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang terletak
pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim, vagina dan
organ kelamin bagian luar.
a) Organ kelamin luar
- Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
- Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
- Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir
kecil).
- Uretra merupakan saluran kemih,
- Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina.
- Fundus merupakan bagian lipatan paha.

3. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi

Faktor predisposisi
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangan mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga kemungkinan akan
terjadi perubahan personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo
dan alat lainnya yang semuanya memerlukan biaya untuk membelinya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti pengguanaan sabun, shampoo.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.

Faktor presipitasi
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stres seperti
kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain
dan menyebabkan ansietas. Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Stresor sosiokultural
merupakan stres yang dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan
berpisah dari orang yang berarti didalam kehidupannya.
b. Stresor psikologik
ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
untuk mengatasinya (Stuart, 2006)

4. Gangguan ( Etiologi,Proses Terjadi,Tanda Gejala,Komplikasi)

a. Etiologi
Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
1) Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
2) Kurangnya pengetahuan dan informasi
3) Keterbatasan biaya
4) Lingkungan yang tidak mendukung
5) Tidak adanya fasilitas yang memadai
b. Proses Terjadi
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan dampak
baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
1) Gangguan integritas kulit
2) Gangguan mukosa mulut
3) Infeksi pada mata dan telinga
4) Gangguan fisik pada kuku

Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:


1) Kebutuhan harga diri
2) Gangguan interaksi sosial
3) Aktualisasi diri
4) Gangguan rasa nyaman
5) Kebutuhan mencintai dicintai

Klasifikasi Personal Hygiene


1) Perawatan diri berpakaian
2) Perawatan diri eleminasi
3) Perawatan diri makan
4) Perawatan diri mandi
c. Tanda Gejala
Tanda dan gejala personal hygiene adalah
1) Gannguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
2) Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
3) Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidak mampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4) Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAK/BAB.
d. Komplikasi

1) Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan
integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada luka.
2) Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
5. Penatalaksanaan

a Pasien dengan gangguan integritas kulit


Penatalaksanaannya:
1) Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu
mandi pasien untuk menghindari resiko infeksi kulit.
2) Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang untuk mengurangi
tekanan dan menghindari luka dekubitus.
3) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program untuk penyembuhan
luka.
4) Obeservasi tanda-tanda infeksi untuk pencegahan infeksi secara dini.
5) Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam untuk
mencegah dekubitus dan tambahkan bedak setelah pijat.
b. Pasien dengan gangguan membrane mukosa mulut dan gigi
Peatalaksanaannya:
1) Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur untuk
membersihkan sisa makanan dan mencegah karang gigi.
2) Gunakan sikat gigi yang lembut untuk mencegah pendarahan pada gusi.
3) Gunakan larutan garam atau baking soda dan kemudian bilas dengan air bersih.
Untuk larutan garam atau soda membantu melembabkan mukosa, meningkatkan
granulasi dan menekan bakteri.
4) Lakukan program terapi medis untuk membantu menyembuhkan luka atau
infeksi.
Jika pasien tidak sadar :
- Bersihkan mulut menggunakan lidi kapas dan spatel idah (dibungkus
perban) yang dilembabkan dengan antisektif dan air.
- Bersihkan gigi dan dinding mulut dari dalam ke luar.
- Bilas beberapa kali dengan lidi kapas yang dilembabkan dengan air.
- Minta perawat kedua mengisap sekresi yang mengumpul selama
pembersihan.
5) Jika pasien menggunakan gigi palsu :
- Lepas gigi palsu, cuci gigi palsu di air mengalir, kemudian bilas dan
letakkan pada tempatnya.
- Bersihkan rongga mulut pasien, kemudian pasang gigi palsu jika
diinginkan.
c. Pasien dengan gengguan kebersihan pada mata
Penatalaksanaannya:
1) Bersihkan mata saat mencuci muka, setelah perjalanan jauh, terkena paparan debu
atau terkena serangga dan setelah terkena zat kimia.
2) Gunakan kapas lembab (dengan air mendidih yang didinginkan) untuk mencegah
terjadinya luka.
3) Bagi pengguna lensa mata :
- jaga kebersihan lensa dan kotak lensa sesuai jenis produk.
- Ganti lensa lunak sekali pakai setiap minggu.
d. Pasien dengan gengguan kebersihan pada telinga
Penatalaksanaannya:
1) Bersihkan telinga secara rutin dengan kapas.
2) Gunakan kapas lembab jika serumennya kering dan keras.
3) Jika menggunakan cotton buds, jangan memasukkan cotton buds terlalu dalam
(ideal 1-2 cm) karena dapat melukai telinga bagian dalam.
e. Pasien dengan gangguan kebersihan pada hidung
Penatalaksanaannya:
1) Bersihkan hidung secara rutin dengan menggunakan kapas lidi atau tisu (kering
untuk skresi yang cair dan kental) dan (lembab untuk kotoran yang kering dan
keras)
2) Jika pasien menggunakan selang makan atau saksionpada hidung, ganti plaster
yang mengikat selang minimal sekali sehari. Dan bersihkan lubang hidung dengan
teliti di sekitar selang karena kemungkinan sekresi yang mengumpul.
f. Gangguan fisik pada kuku
Penatalaksanaannya:
1) Bersihkan kuku terutama bagian bawah kuku jari tangan dengan stik jingga saat
jari-jari dicelupkan.
2) Potong kuku lurus memanjang dengan ujung jari rata.
3) Bentuk kuku dengan penghalus.
4) Berikan lotion untuk kulit yang kering.
g. Gangguan fisik pada rambut
Penatalaksanaannya:
1) Jika rambut kusut sisir terlebih dahulu
2) Gunakan obat anti kutu jika ada kutunya
3) Kramas dengan menggunakan sampo
4) Gunakan vitamin rambut jika diperlukan
h. Gangguan pada genetalia
Penatalaksanaannya:

ada feses, bersihkan feses dengan tisu dan dengan usapan sekali buang.

1) Bersihkan bokong dan anus dari depan ke belakang.


2) Bilas dan keringkan dengan teliti.
3) Pada genetalia wanita:
4) Bersihkan labia mayora dengan kapas lembab, usapan dari atas ke bawah (usapan
sekali buang).
5) Bersihkan secara merata sekitar labia minora, klitoris, dan orivisium vagina
dengan kapas lembab (usapan sekali buang).
e) Pada genetalia pria:
- Bersihkan kepala penis dengan kapas lembab (usapan sekali buang dan
melingkar).
- Bilas dan keringkan dengan teliti.
- Bersihkan tangkai penis dengan kapas lembab, dari ujung ke pangkal.
- Bilas dan keringkan dengan teliti.
- Secara lembut bersihkan scrotum, bilas dan keringkan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan bagian awal pada proses keperawatan dimana pada tahap ini
dilakukan pengumpulan data, pengelompokan data, dan analisa data yang menghasilkan
suatu masalah keperawatan yang dikumpulkan baik melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, maupub
review catatan medis sebelumnya (Doenges; 2000)

Pengkajian terhadap masalah perawatan kulit terdiri dari warna kulit, kelembaban
dan tekstur kulit. Pengkajian terhadap masalah perawatan kuku terdiri dari penilaian tentang
keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku.pengkajian terhadap masalah perawatan rambut
terdiri dari warna, ukuran, susunan, jenis, pola pertumbuhan, aspek perkembangan dan
faktor yang mempengaruhi perawatan rambut. Pengkajian gigi dan mulut yang perlu
diperhatikan antara lain, warna, keadaan permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi
dalam perlu dilihat adnya warna mukosa serta keadaan permukaan,pada gusi dilihat warna,
tekstur serta kelembapan. Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur dan posisi lidah.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian alat kelamin vulva hygiene antara lain adalah ada
atau tidaknya iritasi pada daerah sekitarnya, adanya pendarahan, mukus, lokhea, kateterisasi,
luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihannya.

a. Pengumpulan Data
o Identitas pasien
Identitas pasien yang terdiri dari, Nama, Umur, Jenis kelamin, status
perkawinan, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomer
telepon, nomor register dan tanggal masuk rumah sakit.
o Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama masuk rumah sakit
Keluhan yang membuat pasien datang untuk memeriksakan
kesehatannya ke rumah sakit.
 Keluhan utama saat pengkajian
Keluhan yang disampaikan oleh pasien pada saat dilakukan
pengkajian. Misalnya, klien mengeluh badannya merasa lemas,
sulit bergerak dan merasa tidak nyaman dengan kondisinya.
 Riwayat penyakit sekarang
 Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRS :
 P (Provocing) : Faktor gawat atau ringannya penyakit
 Q (Quality) : Level dari suatu penyakit.
 R (Region) : Daerah perjalanan dari penyakit.
 S (severity) : keparahan atau intensitas penyakit.
 T (time) : Lamanya waktu serangan atau frekuensi
penyakit tersebut.
 Riwayat penyakit sebelumnya
Kaji tentang riwayat kesehatan yang pernah dialami klien. Apakah
klien pernah mengalami nyeri sebelumnya. Bagaimana
penanggulangannya jika terjadi nyeri.
 Riwayat penyakit keluarga
Kaji riwayat kesehatan keluarga. Apakah ada keluarga yang
menderita penyakit seperti klien.

o Pola Kebiasaan
 Bernafas
Kaji pola nafas pasien sebelum dan saat pengkajian, adakah kesulitan bernafas
dan sebagainya.
 Makan dan minum
Kaji pola makan pasien, jumlah dan jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi pasien sebelum dan saat pengkajian.
 Eliminasi
Kaji pola eliminasi, konsistensi, warna dan frekuensi BAB dan BAK pasien
sebelum dan saat pengkajian.
 Gerak dan aktivitas
Kaji kemampuan gerak dan aktivitas klien sebelum dan saat
pengkajian, apakah normal atau ada gangguan.
 Istirahat dan tidur
Kaji pola istirahat dan tidur klien sebelum dan saat pengkajian, klien
dengan keluhan tertentu biasanya susah untuk beristirahat ataupun
tidur akibat sakit yang dirasakan
 Kebersihan Diri
Kaji pola dan kualitas kebersihan diri pasien sebelum dan saat
pengkajian.
 Pengaturan Suhu Tubuh
Kaji suhu tubuh pasien sebelum dan saat pengkajian.
 Rasa nyaman
Kaji kenyamanan klien sebelum dan saat pengkajian. Adanya sesuatu
yang dirasakan oleh klien akan mengganggu kenyamanan klien
 Rasa aman
Kaji rasa aman klien, Klien merasa cemas, gelisah atau tidak

 Data Sosial
Kaji hubungan sosial pasien baik dengan keluarga maupun dengan
perawat.
 Prestasi dan Produktivitas
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan sesuatu yang dapat
dilakukan pasien seperti memasak, mencuci piring dan sebagainya
sebelum dan saat pengkajian.
 Rekreasi
Kaji hobi atau kebiasaan pasien yang berhubungan dengan
rekreasi.
 Belajar
Kaji pengetahuan pasien mengenai penyakitnya.
 Ibadah
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan ibadah sesuai
kepercayaannya sebelum dan saat pengkajian.

 Berikut ada 3 gangguan pemenuhan personal hygiene yang dapat ditemukan menurut
NANDA yaitu :
1) Batasan karakteristik defisit perawatan diri : MANDI
Data objektif
Ketidakmampuan untuk (melakukan tugas-tugas) berikut :
- Mengakses kamar mandi
- Mengeringkan badan
- Mengambil perlengkapan mandi
- Mendapatkan sumber air
- Mengatur (suhu atau aliran) air mandi
- Membersihkan tubuh (atau anggota tubuh)

2) Batasan karakteristik defisit perawatan diri : BERPAKAIAN ATAU BERHIAS


Data objektif
Hambatan kemampuan untuk :
- Mengancingkan pakaian
- Mengambil pakaian
- Mengenakan atau melepas bagian-bagian pakaian yang penting
Ketidakmampuan untuk :
- Memilih pakaian
- Mempertahankan penampilan pada tingkatyang memuaskan
- Mengambil pakaian
- Mengenakan pakaian pada tubuh bagian bawah
- Mengenakan pakaian pada tubuh bagian atas
- Mengenakan sepatu
- Mengenaakan kaos kaki
- Melepas pakaian
- Menggunakan alat bantu
- Menggunakan resleting
3) Batasan karakteristik defisit prawatan diri : MAKAN
Data objektif
Ketidakmampuan untuk :
- Menyuap makanan dari piring ke mulut
- Mengunyah makanan
- Menyelesaikan makanan
- Meletakkan makanan ke piring
- Memegang alat makan
- Mengingesti makanan dengan dengan cara yang dapat di terima oleh
masyarkat
- Mengingesti makanan secara aman
- Mengingesti makanan yang cukup
- Memanipulasi makanan di mulut
- Membuka wadah makanan
- Mengambil cangkir atau gelas
- Menyiapkan makanan untuk diingesti
- Menelan makanan menggunakan alat bantu

4) Batasan karakteristik defisit perawatan diri : ELIMINASI


Data objektif
- Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
- Ketidakmampuan menyiran closet atau kursi buang air
- Ketidakmampuan untuk mencapai kloset atau kursi buang air
- Ketidakmampuan memanipulasi akaian untuk eliminasi
- Ketidkmampuan untuk duduk atau bangun dari kloset atau kursi buang air
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Menurut NANDA 2015, diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan masalah
personal hygiene adalah defisit perawatan diri. Diagnosa tersebut dibagi menjadi 4 yaitu:

1. defisit perawatan diri : MANDI

Factor yang berhubungan :

- penurunan kognitif
- Penurunan motivasi
- Kendala lingkungan
- Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
- Ketidakmampuan merasakan hubungan special
- Gangguan muskuloskeletal
- Kerusukan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan persepsi atau kognitif
- Ansietas hebat
- Kelemahan (dan kelelahan)

2. Defisit perawatan diri : BERPAKAIAN ATAU BERHIAS


Faktor yang berhubungan
- Penurunn motivasi
- Ketidaknyamanan
- Hambatan lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuskular
- Nyeri
- Gangguan kognitif atau persepsi
- Ansietas berat
- (kelemahan atau kelelahan)
3. Defisit prawatan diri : MAKAN

Factor yang berhubugan :

- Penurunan motivasi
- Keetidaknyamanan
- Kendala lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan kognitif dan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan

4. Defisit perawatan diri : ELIMINASI

Faktor yang berhubungan

- Penurunan motivasi
- Keetidaknyamanan
- Kendala lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan kognitif dan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan
3. Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene harus
meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – halyang disukai klien, kesehatan klien serta
keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang
tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan penurunan motivasi ditandai
dengan penampilan tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi berhubungan dengan hambatan mobilitas ditandai
dengan tidak mampu ke toilet sendiri
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
ditandai dengan badan kotor dan bau
4. Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan nyeri ditandai dengan tidak
mampu menelan makanan

No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


dx

1. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji hambatan 1. Menyiapkan untuk


keperawatan selama ...x 24 partisipasi meningkatkan
jam, px mampu dalam kemandirian
mempertahankan kebersihan perawatan diri 2. Px mungkin
diri dan kerapian, dengan 2. Bantu pasien membutuhkan
KH: memilih pakaian berbagai bantuan
dalam persiapan
1. Penampilan rapi
memilih pakaian
2. Rambut rapi dan
3. Jelaskan tentang 3. Menambah
bersih
cara – cara pengetahuan pasien
3. Mampu memakai
personal dan keluarga
pakaian dan berhias
secara mandiri hygiene yang mengenai perawatan
tepat diri yang tepat
4. Libatkan 4. Memberikan
keluarga kesempatan kepada
keluarga untuk
membantu pasien
dan memberikan
motivasi

2 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji budaya 1. Mngetahui


keperawatan selama ...x 24 pasien ketika kebiasaan px dalam
jam, px mampu mempromosikan toileting
melakukanaktivitas aktivitas
eleminasi secara tepat, perawatan diri
dengan KH: 2. Bantu pasien ke 2. Hambatan mobilitas
toilet menyebabkan px
1. Px mampu duduk
tidak mampu
dan turun dari toilet
melakukan
2. Px mampu
perawatan diri secara
membersihkan diri
mandiri
setelah eleminasi 3. Berikan
3. Mengetahui
secara pengetahuan
pentingnya personal
mandiri/dibantu tentang personal
hygiene bagi pasien
hygiene
4. Memberikan
4. Libatkan
kesempatan kepada
keluarga
keluarga untuk
membantu pasien

3 Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau integritas 1. Mengetahui kondisi


keperawatan selama ...x 24 kulit pasien kulit secara umum
jam, px merasa nyaman dan 2. Bantu pasien 2. Agar pasien merasa
mandi, sikat gigi lebih nyaman dan
bersih dengan KH: dan potong kuku segar
3. Berikan 3. Menambah wawasan
1. Kulit pasien tidak
pendidikan pasien dan keluarga
kotor
kesehatan tentang pentingnya
2. Tidak ada bau badan
tentang perawatan diri
3. Kuku pasien tidak
perawatan diri 4. Memberikan
panjang dan kotor
4. Libatkan kesempatan kepada
4. Rambut bersih
keluarga keluarga untuk
5. Gigi dan mulut
membantu pasien
pasien bersih

4 Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi diet 1. Makanan


keperawatan selama ...x 24 yang diresepkan disesuaikan dengan
jam, px mampu makan 2. Bantu pasien kondisi klien
secara mandiri dan tepat, menyiapkan 2. Pasien mungkin
dengan KH: makanan yang kesulitan mengambil
lunak makanan sendiri
1. Px mampu
3. Jelaskan tentang 3. Menambah wawasan
mengambil makanan
personal pasien dan keluarga
sendiri
hygiene tentang tentang persoal
2. Px mampu makan
pola makan hygiene: makan
sendiri dengan rapi
4. Kolaborasikan 4. Memberikan
3. Px mampu
dengan keluarga kesempatan kepada
mengungkapkan
keluarga untuk
kepuasan makan
membantu pasien
4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan yang telah di
rencanakan)
5. EVALUASI
Evaluasi perkembangan pasien dapat dan hasilnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Evaluasi dari diagnosa defisit perawatan diri yaitu:
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b. Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar
mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu

WOC

Suspek Tumor Esofagus

Kesulitan menelan

Mual muntah

Resiko Kekurangan Kelemahan Otot


Nutrisi

Intoleransi Aktivitas Defisit Perawatan Diri


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pegantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 1
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Pegantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, W.I. dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Nurarif,Amin Huda dan Kusuma, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA. Jogjakarta:Mediaction
LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar,08 Juli 2017

Mengetahui, Mahasiswa
CI Ruangan Lely

(Ni Wayan Budiasih, S. ST) (Pande Made Fitawijamari)

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(Ns. Ni Kadek Parsi Kasmini, S.Kep)


LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar,08 Juli 2017

Mengetahui, Mahasiswa
CI Ruangan Lely

(Ni Wayan Budiasih, S. ST) (I Gusti Ayu Nopiani)

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(Ns. Ni Kadek Parsi Kasmini, S.Kep)


LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar,08 Juli 2017

Mengetahui, Mahasiswa
CI Ruangan Lely

(Ni Wayan Budiasih, S. ST) (Ida Ayu Putu Ratih Widiadnyani)

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(Ns. Ni Kadek Parsi Kasmini, S.Kep)


LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar,08 Juli 2017

Mengetahui, Mahasiswa
CI Ruangan Lely

(Ni Wayan Budiasih, S. ST) (Ni Kadek Siti Hendra Dewi)

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(Ns. Ni Kadek Parsi Kasmini, S.Kep)


LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar,08 Juli 2017

Mengetahui, Mahasiswa
CI Ruangan Lely

(Ni Wayan Budiasih, S. ST) (I Nyoman Restu Nartana Putra)

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(Ns. Ni Kadek Parsi Kasmini, S.Kep)

S-ar putea să vă placă și