Sunteți pe pagina 1din 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dasarnya dalam kehidupan kita sehari-hari, perubahan-
perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh kita baik bayi baru lahir,
neonatus, balita, anak-anak, remaja bahkan dewasa sudah bisa kita
rasakan dan lihat dalam wujud bentuk, ukuran, rasa dan lain-lain.
Perubahan fisiologi yang terjadi pada neonatus sangatlah
penting bahkan menjadi titik pusat perhatian bagi keluarga dan
tenaga kesehatan untuk dapat bisa memantau setiap tumbuh
kembang pada neonatus. Karena dari titik inilah awal dari proses
pertumbuhan dan perkembangan yang kita alami hingga menjadi
dewasa.
Neonatus harus menjalani proses adaptasi fisiologi dari awalnya
berada dalam lingkungan rahim dan sekarang akan menjalani
kehidupan diluar rahim. Adaptasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
mekanik, kimiawi, dan termik yang menimbulkan perubahan pada
tubuh neonatus. Penatalaksanaan mengenai kondisi kesehatan
neonatus resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan, rujukan
atau tindakan lanjut.
Maka dari itu, sebagai tenaga kesehatan kita harus dapat
memahami dan mengetahui tentang adaptasi fisiologis yang terjadi
pada neonatus. Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
kebidanan yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan adaptasi fisiologis neonatus?
2. Bagaimana proses adaptasi pada sistem urogenital neonatus?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Adaptasi fisiologi neonatus


Periode neonatal adalah periode 28 hari pertama setelah bayi
dilahirkan, selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan ekstra uteri. Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi
tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik. Respirasi,
pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan
sendiri.
Neonatus adalah dapat dikatakan dengan singkat masa usia dari
sejak lahir kedunia sampai dengan 4 minggu. Anak mengalami
tumbuh dan berkembang tidak hanya di mulai dari masa neonatus,
namun sejak dalam kandungan. Selain itu, neonatus adalah individu
yang sedang bertumbuh.
Adaptasi neonatus adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan di dalam uterus. Fisiologi neonatus
merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus.
Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam
uterus ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis
ini disebut juga homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka
bayi akan sakit.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang
hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (Oksigen dan nutrisi) ke
lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
2.2. Adaptasi sistem urogenital

Pada saat neonatus , hampir semua maasa yang teraba di


abdomen berasal dari ginjal. Pada saat lahir, fungsi ginjal sebanding
dengan 30%-50% dari kapasitas dewasa dan belum cukup matur
untuk memekatkan urine. Namun, urine terkumpul dalam kandung
kemih. Neonatus berkemih 6-10x dengan warna urine pucat
menunjukkan masukan cairan yang cukup. Umumnya, neonatus
yang cukup bulan berkemih 15-60 ml/Kg/hari. Sedangkan kapasitas
kandung kemih adalah kira-kira 45 cc dan produksi air kemihnya
rata-rata 0,05-0,10 cc per menit.
Ginjal pada neonatus menunjukkan penurunan aliran darah ginjal
dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Fungsi ginjal belum
matur, dikarenakan:
1. Jumlah nefron belum sebanyak orang dewasa
2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dengan
volume tubulus proksimal
3. Aliran darah ke ginjal relatif masih kurang bila dibandingkan
orang dewasa, belum dipengaruhi air urine pada hari ketiga
Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air.
Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan
natrium dalam jumlah yang besar dari pada jumlah kalium dan
ketidakseimbangan elektrolit lain. Neonatus tidak mampu
mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat
urine( 1,004 ) dan osmolitas urine yang rendah. Semua keterbatasan
ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.
Neonatus mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama
kehidupan, seringkali hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak
terdapat protein atau darah dalam urine neonatus. Debris sel yang
banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam
sistem ginjal.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu
(BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara
fisiologis. Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh bayi yang
setelah dilahirkan. Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bayi
maka satu per satu organ pada bayi baru lahir akan menjadi matang.
Perubahan tersebut mampu membentuk sistem pada tubuh bayi
dimana ada sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem urogenital, sistem muskuloskletal, sistem
endoktrin dan sistem saraf yang belum matang ketika bayi baru
dilahirkan.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari
kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini
berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan
cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.

3.2. Saran
Berdasarkan makalah diatas bahwa saran yang dapat
disampaikan, diharapkan pembaca dapat memahami dan
menerapkan dengan baik dan benar untuk dapat menegakkan
diagnosa pada bayi baru lahir dan untuk dapat mengaplikasikan
dalam tindakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://bidandhila.blogspot.com/2009/01/perubahan-fisiologi-adaptasi-fisik-
pada.html
Maryunani, Anik. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir (Asuhan Neonatal). Jakarta:
Trans Info Media

http://tiarapratiwi87.blogspot.co.id/2014/01/asuhan-bayi-baru-lahir.html

Harlock Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. PT. Gelora Aksara Pratama

S-ar putea să vă placă și