Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ASUHAN KEPERAWATAN
MARASMUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan & kontak dengan klien
tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien,
tujuan waktu, tempat, pertemuan, dan topik yang akan dibicarakan.
2. Alasan Masuk
a. Data Subjektif
b) BB 20% atau lebih dibawah BB ideal untuk tinggi badan & bentuk tubuh
yang normal.
2) Tinggi aktivitas
4) Diet
b. Data Objektif
1) Data umum
a) Perubahan rambut
c) Tinja encer
Noda warna gelap pada kulit, bila terkelupas meninggalkan warna kulit
yang sangat muda / bahkan ulkus di bawahnya.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Fokus Intervensi
Kriteria hasil :
a Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan.
Skala Nilai :
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang-kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : selalu menunjukkan
Intervensi :
Kriteria hasil :
Skala Nilai :
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : selalu menunjukkan
Intervensi :
Kriteria hasil :
d. Mendorong gaya hidup status kesehatan (dari status kesehatan yang buruk ke
status kesehatan yang baik).
Skala Nilai :
2 : jarang dilakukan
3 : kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
5 : selalu dilakukan
Intervensi :
3. Batasi pengunjung.
Kriteria hasil :
a. Nutrisi adekuat.
Skala Nilai :
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : selalu menunjukkan
Intervensi :
1.Gunakan suara yang lembut dan pelan dalam berbicara dengan pasien.
Kriteria hasil :
Skala Nilai :
2 : jarang dilakukan
3 : kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
5 : selalu dilakukan
Intervensi :
BAB IV
PENUTUP
Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemui pada balita
terutama di daerah perkotaan. Penyebabnya merupakan multifaktorial antara lain
masukan makanan yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan untuk menentukan penyebab perlu
anamnesis makanan dan penyakit yang lalu.
Pencegahan terhadap marasmus ditujukan pada penyebab dan memerlukan
pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik. Pengobatan marasmus ialah
pemberian diet, tinggi kalori dan tinggi protein, dan penatalaksanaan di rumah sakit
dibagi atas tahap awal, tahap penyesuaian, dan rehabilitasi.
Kian banyaknya temuan kasus gizi buruk, baik kwashiorkor, maramus maupun
marasmus kwashiorkor menunjukkan bahwa persoalan gizi di Indonesia belum dapat
menorehkan tinta emas. Revitalisasi posyandu dan sosialisasi akan kesadaran gizi
masyarakat tampaknya perlu terus digaungkan agar penapisan terhadap status gizi
dapat berlangsung lebih dini. (http://dokterfoto.com/2008/04/06/marasmus)