Sunteți pe pagina 1din 12

Medical Laboratory Technology Journal

Medical Laboratory Technology Journal


1 (2), 2015, 72-83

Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id


PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE SIANMETHEMOGLOBIN
DENGAN DAN TANPA SENTRIFUGASI PADA SAMPEL LEUKOSITOSIS

Wahdah Norsiah

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin


Jl Mistar Cokrokusumo 4a Banjarbaru
e-mail: hlsdonluf@yahoo.com

Abstract: Examination of hemoglobin levels influenced leukocytosis sianmethemoglobin method


that causes increased absorbance measurements of hemoglobin levels increased significantly
and the false blood sample that has been diluted with a solution Drabkins in centrifugation at
3000 rpm for 10 minutes and then the absorbance of the supernatant was measured with a pho-
tometer at λ 546 nm. This study aimed to analyze the differences in hemoglobin level examina-
tion siamethemoglobin method with and without centrifugation at sample leukocytosis. This type
of research is observational research laboratory. The study design was cross-sectional study.
Samples were taken from the remaining blood samples of patients who have been examined leu-
kositnya number more than 20,000 / uL with Hematology Analyzer (CEL-DYN Ruby) February-
April 2014, and were divided into 4 groups based on criteria that group 1. leukocyte count of
20,000 / uL-29 999 / mL, group II. 30,000 / uL-39 999 / uL, the group III. 40,000 / uL-49,999 / uL,
the group IV. More than 50,000 / uL. The number of samples taken were 20 samples of each
group, a total sample of 80 samples. The analysis showed no significant difference in hemoglobin
levels siamethemoglobin method with and without centrifugation at sample leukocytosis with a
value of p = 0.000 less than 0.05 α. Leukocytosis Turbidity affects the difference in hemoglobin
levels with and without centrifugation, the higher the number the greater the difference in leuko-
cyte levels of hemoglobin, hemoglobin level examination results of the study based on the criteria
of the number of leukocytes obtained by the difference in hemoglobin levels with and without cen-
trifugation in group I. 0.22 ± 0.07 g / dL, group II 0.40 ± 0.22 g / dL, a group III. 0.44 ± 0.14 g / dL,
Group IV. 0.85 ± 0.41 g / dL. The level of hemoglobin in the sample sianmethemoglobin method
leukocytosis with more than 20,000 / uL need a centrifuge so that appropriate hemoglobin levels
over the patient's clinical condition.
Keywords: sianmethemoglobin methods, centrifugation, leukocytosis

Abstrak: Pemeriksaan kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin dipengaruhi leukositosis


yang menyebabkan pengukuran absorban meningkat signifikan dan kadar hemoglobin mening-
kat palsu maka sampel darah yang sudah diencerkan dengan larutan Drabkins di sentrifugasi
3000 rpm selama 10 menit kemudian absorban supernatant diukur dengan fotometer pada λ 546
nm. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pemeriksaan kadar hemoglobin
metode siamethemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukositosis. Jenis
penelitian merupakan penelitian observasional laboratorik. Rancangan penelitian ini adalah
penelitian cross sectional. Sampel penelitian diambil dari sisa sampel darah pasien yang sudah
diperiksa jumlah leukositnya lebih dari 20.000/µL dengan Hematology Analyzer (CEL-DYN Ruby)
Pebruari-April 2014, dan dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kriteria jumlah leukosit yaitu
kelompok 1. 20.000/µL-29.999/µL, kelompok II. 30.000/µL-39.999/µL, kelompok III. 40.000/µL-
49,999/µL, kelompok IV. Lebih dari 50.000/µL. Jumlah sampel yang diambil adalah 20 sampel

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

setiap kelompok, jumlah sampel seluruhnya 80 sampel. Hasil analisis menunjukkan ada
perbedaan yang bermakna kadar hemoglobin metode siamethemoglobin dengan dan tanpa
sentrifugasi pada sampel leukositosis dengan nilai p = 0,000 lebih kecil dari α 0,05. Kekeruhan
leukositosis berpengaruh terhadap selisih kadar hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi,
semakin tinggi jumlah leukosit semakin besar selisih kadar hemoglobin, hasil penelitian
pemeriksaan kadar hemoglobin berdasarkan kriteria jumlah leukosit diperoleh selisih kadar
hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada kelompok I. 0,22 ± 0,07 g/dL, kelompok II 0,40
± 0,22 g/dL, kelompok III. 0,44 ± 0,14 g/dL,kelompok IV. 0,85 ± 0,41 g/dL. Pemeriksaan kadar
hemoglobin metode sianmethemoglobin pada sampel leukositosis dengan jumlah lebih dari
20.000/µL perlu dilakukan sentrifugasi sehingga kadar hemoglobin lebih sesuai kondisi klinis
pasien.
Kata kunci : metode sianmethemoglobin, sentrifugasi, leukositosis

PENDAHULUAN Pentingnya hemoglobin ini


menyebabkanpemeriksaan hemoglobin dalam
Hemoglobin adalahkomponen utama
seldarahmerah atau eritrosit yang terdiri dari darah mempunyai peranan penting dalam
globin dan heme terdiri dari cincin porfirin diagnosis suatu penyakit. Kegunaan dari
dengan satu atom besi (ferro). Globin terdiri pemeriksaan kadar hemoglobin adalah untuk
atas 4 rantai polipeptida yaitu 2 rantai menilai tingkat anemia, respons terhadap
polipeptida alfa/(α)₂ dan 2 rantai polipeptida terapi anemia, atau perkembangan penyakit
beta/(β)₂. Rantaipolipeptida alfa terdiri dari yang berhubungan dengan anemia dan
141 asam amino dan rantai polipeptida beta
polisitemia. Anemia ditentukan oleh
terdiri dari 146 asam amino. Hemoglobin nor-
mal dalam darah orang dewasa terdiri dari Hb penurunan kadar hemoglobin darah di bawah
A (96-98%), Hb F (0.5-0.8 %) dan Hb A₂ (1,5- nilai normal, klasifikasi anemia yang umum
3,2%)(Henry, 2001). dipakai yaitu anemia ringan sekali (Hb 10 g/
Hemoglobin merupakan protein utama dL-kurang dari nilai normal), anemia ringan
tubuh manusia yang berfungsi sebagai pen- (Hb 8-9,9 g/dL), anemia sedang(Hb 6-7,9 g/
gangkut oksigen ke jaringan dan media trans- dL), anemia berat (Hb < 6 g/dL) (Bakta, 2006).
port karbondioksida dari jaringan tubuh keparu Polisitemia adalah peningkatan kadar
-paru, pengangkutan oksigen berdasarkan hemoglobin melebihi batas atas rentang nilai
atas interaksi kimia antara molekul oksigen normal, yaitu pada pria Hb > 18,5 g/dL dan
dan heme, suatu cincin tetrapirol porfirin yang
wanita > 16,5 g/dL (Hoffbrand, 2013).
mengandung besi (ferro), kandungan zat besi
yang terdapat dalam hemoglobin membuat da- Pemeriksaan hemoglobin merupakan
rah berwarna merah. Hemoglobin mengikat 2 salah satu pemeriksaan darah rutin yang pal-
proton untuk setiap 4 molekul oksigen yang ing sering dilakukan oleh setiap laboratorium.
dilepaskan sehingga hemoglobin merupakan Pemeriksaan kadar hemoglobin dapat ditentu-
bufer utama dalam darah (Tarwoto, 2008). kan dengan beberapa metode, yaitu metode
Heme (ferro) yang terikat pada oksigen Sahli, metode sianmethemoglobin dengan cara
disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihe- manual dan otomatis (wirawan, 2011)
moglobin (HbO₂) sedangkan heme (ferro) yang Metode pemeriksaan hemoglobin paling
sudah melepaskan oksigen disebut deoksihe- sederhana adalah metode Sahli, pada metode
moglobin. Hemejuga dapat mengikat karbon- Sahli hemoglobin dihidrolisis dengan HCL
monoksida (CO), yaitu heme yang teroksidasi menjadi asam hematin yang berwarna coklat,
dari ferro menjadi ferri atau methemoglobin, warna yang terbentuk dibandingkan dengan
methemoglobin tidak mampu lagi untuk mengi- warna standar.
kat oksigen (Koolman, 2005).

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

Perubahan warna asam hematin dibuat den- Chanarin (1991) menyatakan jumlah
gan cara pengenceran, sehingga warna sama leukosit lebih dari 40.000/µL akan menyebab-
dengan warna standar. Cara ini kurang baik kan kekeruhan dan McPherson (2011) men-
karena tidak semua hemoglobin dapat diubah yatakan pemeriksaan kadar hemoglobin me-
menjadi asam hematin misalnya karboksihe- tode sianmethemoglobin, adanya leukosit
moglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. lebih dari 30.000/µL menyebabkan pengu-
Hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh faktor sub- kuran kadar hemoglobin lebih tinggi dari se-
jektivitas, warna standar pudar, penyinaran, harusnya, maka sampel darah yang sudah
faktor kesalahan mencapai 5%-10 % diencerkan dengan larutan Drabkins di sentri-
(Gandasoebrata, 2007). fugasi 3000 rpm selama 10 menit kemudian
absorban supernatan diukur dengan spektro-
Metode lain yang banyak digunakan
fotometer pada λ 540 nm.
dalam laboratorium klinik adalah metode
sianmethemoglobin, untuk tujuan klinis pe- Penelitian Rahman, 2006, Very high
meriksaan kadar hemoglobin metode sian- leucocytes count interfere with colorimetric
methemoglobin mudah dilakukan dan hasil pe- measuremment of hemoglobin level, didapat-
meriksaan lebih akurat daripada metode kan peningkatan kadar hemoglobin sebesar
Sahli.Metode sianmethemoglobin adalah me- 0,5 g/dL sampai 0,6/dL setiap 50.000 sel leu-
tode referensi untuk estimasi hemoglobin, se- kosit/µL darah pada sampel yang tidak di sen-
mua jenis hemoglobin dapat diukur kecuali trifugasi dan didapatkan kadar hemoglobin
sulfhemoglobin, faktor kesalahan ±2%, me- meningkat palsu dengan jumlah leukosit tinggi,
tode sianmethemoglobin masih banyak setelah dilakukan sentrifugasi didapatkan ka-
digunakan di beberapa rumah sakit dan pusk- dar hemoglobin sesuai dengan kondisi klinis
esmas (Wirawan, 2011). pasien.
Prinsip dari pemeriksaan sianmethemo- Peningkatan jumlah sel leukosit dalam
globin adalah heme (ferro) dioksidasi oleh darah lebih dari 11.000/µL disebut leukositosis,
kalium ferrisianida menjadi (ferri) methemoglo- leukositosis dapat terjadi karena adanya re-
bin kemudian methemoglobin bereaksi den- spon normal dari sumsum tulang terhadap
gan ion sianida membentuk sianmethemoglo- proses infeksi atau inflamasi,peningkatan jum-
bin yang berwarna coklat, absorban diukur lah leukosit normal dapat terjadi sebagai akibat
dengan kolorimeter atau spektrofotometer dari infeksi, kanker, atau pemberian obat
pada λ 540 nm. (epinefrin, kortikosteroid) (Porth,
2011).Leukositosis adalah salah satu tanda
Pemeriksaan kadar hemoglobin metode
dari kelainan sumsum tulang utama dalam pro-
sianmethemoglobin menggunakan larutan
duksi sel darah putih, pematangan atau kema-
drabkins dengan komposisi kalium ferrisianida
tian (apoptosis) secara fisiologik maupun pa-
yang mengikat heme (ferro) menjadi (ferri)
tologik. Nilaikritis leukositosispada orang de-
methemoglobin, ion sianida yang mengubah
wasa 20.000/µL, pada bayi baru lahir jumlah
methemoglobin menjadi sianmethemoglobin,
leukosit normal adalah 10.000/µL -20.000/µL.
KH₂PO4 mengatur pH larutan (7.0-7.4) dan
Leukositosis dengan jumlah 20.000/µL-50.000/
non ionic detergent berfungsi untuk memper-
µL dapat disebabkan oleh leukemia dan reaksi
cepat lisisnya eritrosit, sehingga jumlah sel
leukemoid. Pada leukemia jumlah leukosit da-
leukosit yang tinggi dapat menyebabkan
pat meningkat lebih dari 100.000/µL (Zorc,
kekeruhan dan mengganggu pembacaan
2009).
spektrofotometer. Kekeruhan juga dapat dise-
babkan hiperlipemia (McPherson, 2011) dan Kekeruhan yang disebabkan oleh
adanya globulin (Gandasoebrata, 2007). jumlah leukosit yang tinggi mempengaruhi
Kekeruhan yang disebabkan leukositosis men- pengukuran absorban pada spektrofotometer
yebabkan pengukuran absorban meningkat sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk
signifikan dan kadar hemoglobin meningkat
mengetahui adanya perbedaan pemeriksaan
palsu (Wirawan, 2011).

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin besar sampel seluruhnya 4 x 20 = 80 sampel


dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel (Hanafiah, 2001).
leukositosis. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dilakukan sebagai salah satu cara untuk Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
mengatasi kekeruhan yang disebabkan Departemen-Instalasi Patologi Klinik FKUA-
leukositosis dengan cara sentrifugasi RSUD Dr Soetomo Surabaya pada bulan
sehingga hasil pengukuran absorban dengan Pebruari- April 2014.
spektrofotometer didapatkan kadar
hemoglobin yang lebih sesuai. Alat yang digunakan pada penelitian:
Fotometer 4010, sentrifugasi, tabung reaksi,
Tujuan penelitian ini adalah :
Menganalisis kadar hemoglobin metode rak tabung reaksi, kuvet, sarung tangan,
sianmethemoglobin tanpa sentrifugasi pada klinipet+tip, tabung sentrifus, bola isap, botol
sampel leukositosis.Menganalisiskadar sampel, label, pipet volume.
hemoglobin metode sianmethemoglobin
Bahan dalam penelitian terdiri dari:
dengan sentrifugasi pada sampel leukositosis.
sampel darah dengan jumlah leukosit lebih dari
Menganalisis perbedaan pemeriksaan 20.000/µL, darah kontrol, darah normal, larutan
kadar hemoglobin metode siamethemoglobin Drabkins dengan komposisi yaitu KH₂PO4
dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel 140 mg,kalium ferrisianida 200 mg, kalium
leukositosis. sianida 500 mg,non ionic detergent 0,5-1mL,
aquades ad 1000 mL, simpan dalam botol
coklat pada suhu kamar (Rondax, 2010).
BAHAN DAN METODE
Prosedur Pra Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
obsevasional laboratorik. Rancangan Sebelum melakukan penelitian ini
penelitian ini termasuk penelitian cross kendali mutu pemeriksaan laboratorium
sectionalstudy (Sastroasmoro, 2010). hemoglobin harus dilakukan, agar hasil
Populasi penelitian ini adalahsemua pemeriksaan kadar hemoglobin tidak terjadi
sampel darah pasien yang memeriksakan da- penyimpangan sehingga diperoleh hasil
rah rutin ke Laboratorium Patologi Klinik RSUD pemeriksaan kadar hemoglobin yang tepat dan
Dr Soetomo dengan jumlah leukosit lebih dari teliti yaitu dengan mengetahui presisi(SD dan
20.000/µL mulai bulan Pebruari sampai CV) dan akurasi.
dengan April 2014. Presisi pemeriksaan kadar hemoglobin
Sampel penelitian adalahsisa sampel menggunakan sampel darah dengan jumlah
darah dengan jumlah leukosit lebih dari leukosit lebih dari 40.000/µL sebanyak satu
20.000/µL yangdibagi menjadi 4 kelompok sampel, kemudian diukur kadar hemoglobin
berdasarkan kriteria jumlah leukosit yaitu dengan dan tanpa sentrifugasi dengan pengu-
kelompok 1. 20.000/µL-<30.000/µL, kelompok langan sebanyak 20 kali, kemudian ditentukan
II. 30.000/µL-<40.000/µL, kelompok III. 40.000/ standar deviasi (SD), mean, Coefficient of
µL-<50.000/µL, kelompok IV. ≥ 50.000/µL Variation (CV). Beda hasil yang diperbolehkan
dalam pengukuran berulang pada kadar he-
Besar sampel dihitung dengan rumus moglobin dengan CV ± 3% (Mengko, 2013).
besar sampel untuk proporsi tunggal dengan
derajat kepercayaan 95% Besar sampel yang Akurasi adalah kesesuaian hasil pe-
akan diambil adalah 20 sampel setiap meriksaan laboaratorium dengan nilai se-
kelompok berdasarkan kriteria jumlah leukosit, benarnya.Sebelum melakukan akurasi terle-
bih dahulu dilakukan factor koreksi kadar

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

hemoglobin metode sianmethemoglobin den- larutan Drabkin(blanko) kedalam kuvet posisi-


gan kadar hemoglobin Hematology Analyzer kan penunjuk fotometer pada angka nol den-
(CEL-DYN Ruby). Sampel faktor koreksi diam- gan λ 546 nm, kemudian larutan sampel yang
sudah diinkubasi bagi 2, tabung 1 (2,5 mL) un-
bil dari darah normal sebanyak 20 sampel, ke-
tuk kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi, ma-
mudian diperiksa kadar hemoglobin dengan sukkan ke dalam kuvet ukur absorban dengan
Hematology Analyzer (CEL-DYN Ruby) dan fotometer pada λ 546 nm (kadar Hb-1).
metode sianmethemoglobin, kemudian dihi- Tabung 2 (2,5 mL) untuk kadar hemoglobin
tung faktor koreksi pemeriksaan kadar hemo- dengan sentrifugasi, masukkan ke dalam
globin. sentrifus, sentrifugasi 3000 rpm selama 10
menit. Supernatan masukkan ke dalam kuvet
Akurasi pemeriksaan kadar hemoglobin ukur absorban dengan fotometerpada λ 546
pada penelitian ini menggunakan bahan kon- nm (kadar Hb-2). Baca kadar hemoglobin (Hb-
trol darah yang diperiksa dengan Hematology 1 dan Hb-2 dalam g/dL). Perhitungan: Kadar
Analyzer (CEL-DYN Ruby). Bahan kontrol hemoglobin = Absorban sampel x 36,77 g/dL
mempunyai tiga rentangnilai kadar hemoglobin (Randox, 2010).
yaitu kadar hemoglobin low/rendah (7,3 - 8,1g/
dL) nomor katalog (Kontrol L 4006), kadar he-
moglobin normal (11,6 - 12,8g/dL) nomor kata- HASIL DAN PEMBAHASAN
log (Kontrol N 4006), kadar hemoglobin high/
Presisi
tinggi (15,3- 16,9g/dL) nomor katalog (Kontrol
H 4006), ketiga kontrol hemoglobin masing- Hasil presisi kadar hemoglobin tanpa
masing diperiksa kadar hemoglobin dengan sentrifugasi didapatkan nilai SD 0,36 dan CV
metode sianmethemoglobin sebanyak 10 kali 2,97%, hasil presisi kadar hemoglobin dengan
pengulangan, kadar hemoglobin yang didapat sentrifugasi nilai SD 0,34 dan CV 2,89%. Data
dikalikan dengan faktor koreksi. Hasil akurasi hasil presisi sesuai pada tabel 1 berikut :
dilihat apakah kadar hemoglobin terletak di
dalam atau di luar rentang nilai kontrol, bila
terletak di dalam rentang nilai kontrol maka ha- Tabel 1. Hasil presisi pemeriksaan kadar he-
sil pemeriksaan bahan kontrol dianggap tepat moglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada
sehingga dapat dinyatakan hasil pemeriksaan sampel leukositosis
kadar hemoglobin terhadap sampel juga tepat
(Herman, 2012).
Rerata ka-
Prosedur Pelaksanaan Penelitian dar Hb g/dL SD CV (%)
Prosedur pemeriksaan kadar hemoglo- Kadar Hb
bin metode sian methemoglobin. Prinsip tanpa sentri-
pemeriksaan hemoglobin: Heme (ferro) fugasi 12,16 0,36 2,97
dioksidasi oleh kalium ferrisianida menjadi Kadar Hb
(ferri) methemoglobin yang kemudian bereaksi dangan sen-
dengan ion sianida membentuk trifugasi 11,74 0,34 2,89
sianmethemoglobin yang berwarna coklat,
absorban diukur dengan spektrofotometer
Tabel diatas hasil presisi menunjukkan nilai
pada λ540 nm atau fotometer pada λ546 CV untuk pemeriksaan kadar hemoglobin den-
(Randox, 2010). gan dan tanpa sentrifugasi kurang dari 3%,
maka penelitian pemeriksaan kadar hemoglo-
Prosedur pemeriksaan: Pipet 5 mL laru- bin metode sianmethemoglobin dengan dan
tan Drabkins kedalam tabung reaksi.Tambah tanpa sentrifugasi pada sampel leukositosis
20 μL sampel darah EDTA, campur, inkubasi dapat dilakukan.
pada suhu kamar selama 10 menit. Masukkan

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

Akurasi faktor koreksi (1,1015) diperoleh rerata kadar


Sebelum melakukan akurasi terlebih da- hemoglobin low/rendah 7,82g/dL berada di
hulu dilakukan faktor koreksi kadar hemoglo- dalam rentang nilai kadar hemoglobin kontrol
bin metode sianmethemoglobin dengan kadar 7,3-8,1 g/dL, rerata kadar hemoglobin normal
hemoglobin Hematology Analyzer (CEL-DYN 12,3g/dL berada di dalam rentang nilai kadar
Ruby). data sesuai pada tabel 2 berikut : hemoglobin kontrol 11,6-12,8g/dL, danrerata
Tabel 2. Hasil factor koreksi pemeriksaan ka- kadar hemoglobin high/tinggi 16,37 g/dL
dar hemoglobin metode sianmethemoglobin berada di dalam rentang nilai kadar hemoglo-
terhadapHematology Analyzer (CEL-DYN bin kontrol 15,3-16,9g/dL.Hasil akurasi kadar
Ruby)
hemoglobin berada di dalam rentang nilai kon-
trol, maka hasil pemeriksaan bahan kontrol
Rerata HbHe- Rerata Hb dianggap tepat sehingga dapat dinyatakan ha-
Faktor Ko-
matology sianmetHb sil pemeriksaan kadar hemoglobin terhadap
reksi(F)=Y :
Analyzerg/dL g/dL (X) X sampel juga tepat(Herman, 2012).
13,38 12,147 1,1015
Uji Normalitas
Akurasi pemeriksaan kadar hemoglobin
pada penelitian ini menggunakan bahan kon- Penelitian kadar hemoglobin metode
trol berupa darah yang diperiksa dengan He- sianmethemoglobin dengan dan tanpa
matology Analyzer (CEL-DYN Ruby), bahan sentrifugasi pada 80 sampel leukositosis
kontrol darah mempunyai tiga nilai yaitu kadar dilakukan uji normalitas menggunakan
hemoglobin low/rendah (7,3 - 8,1g/dL) nomor KolmogorovSmirnov test. Hasil uji normalitas
katalog (Kontrol L 4006), kadar hemoglobin kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi
normal (11,6 - 12,8g/dL) nomor katalog
menunjukkan nilai p = 0,9703 lebih besar dari
(Kontrol N 4006), kadar hemoglobin high/
tinggi (15,3 - 16,9g/dL) nomor katalog (Kontrol α 0,05 dan kadar hemoglobin dengan
H 4006), ketiga bahan kontrol tersebut sentrifugasi menunjukkan p = 0,9702 lebih
diperiksa kadar hemoglobin dengan metode besar dari α 0,05, karena p > 0,05 berarti
sianmethemoglobin masing-masing sebanyak data tidak berbeda nyata, hal ini menunjukkan
10kali. Hasil pemeriksaan kadar hemoglo- bahwa data-data tersebut berdistribusi
bin metode sianmethemoglobin dikalikan normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat
dengan faktor koreksi (1,1015), data sesuai
pada tabel berikut :
pada tabel 3 berikut :
Tabel 4. Uji Normalitas menggunakan
Tabel 3.Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin Kolmogorov-Smirnovtest terhadap kadar
darah kontrol dengan metode sianmethemo- hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi
globin pada sampel leukositosis
Rerata kadar Hb sian- Rentang nilai
Hb sianmetHb met X kadar Hb Rerata SD p
(g/dL) 1,1015 kontrol (g/dL) Kadar Hb 9,61 2,037 0,9703
tanpa
7,1 7,82 7,3 - 8,1 sentrifugasi
11,18 12,3 11,6 - 12,8 Kadar Hb
dengan 9,13 2,091 0,9702
14,86 16,37 15,3 - 16,²
sentrifugasi

Tabel 3 hasil pemeriksaan kadar hemoglobin


metode sianmethemoglobin setelah dikalikan

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

Tabel 4 uji normalitas terhadap 80 berdasarkan kriteria jumlah leukosit


sampel leukositosis diperoleh hasil pada yaitu :kelompok I. 20.000/µL-29.999/µL
sampel kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi diperoleh rerata kadar hemoglobin tanpa
dengan nilai p = 0,9703 lebih besar dari nilai α sentrifugasi 9,55 (g/dL) ± 2,28, dengan
0,05 yang berarti data terdistribusi normal dan sentrifugasi 9,33(g/dL) ± 2,28,kelompok II.
hasil sampel kadar hemoglobin dengan 30.000/µL-<40.000/µL diperoleh rerata kadar
sentrifugasi nilai p = 0,9702 lebih besar dari hemoglobin tanpa sentrifugasi 9,89(g/dL) ±
nilai α 0,05 yang bearti data terdistribusi 1,81, dengan sentrifugasi 9,49 (g/dL) ± 1,84,
normal. Data hasil pemeriksaan kadar kelompok III. 40.000/µ-50.000/µLdiperoleh
hemoglobin dapat dilanjutkan dengan uji rerata kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi
Paired t-test. 9,78(g/dL) ± 2,60, dengan sentrifugasi 9,34 g/
dL) ± 2,59, kelompok IV. > 50.000/µ diperoleh
rerata kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi
Hasil Analisis perbedaan kadar hemoglobin 9,25(g/dL) ± 1,32, dengan sentrifugasi 8,39 g/
dengan dan tanpa sentrifugasi. dL) ± 1,44. Data dapat dilihat pada tabel 6
Hasil analisis pemeriksaan kadar Rerata kadar Beda kadar
hemoglobin metode sianmethemoglobin Hb dan SD Hb (g/dL) p
Kel I 20.000-29.999/
dengan dan tanpa sentrifugasi, didapatkan µL
rerata nilai kadar hemoglobin tanpa Hb tanpa sentrifugasi 9,55± 2,28
0,22 ± 0,07 0,000
sentrifugasi 9,62 g/dL SD 2,038 dan rerata ka- Hb dengan sentrifu-
dar dengan sentrifugasi 9,14g/dL SD 2,09. gasi 9,33 ± 2,28
Kel II 30.000-39.999/
µL
Tabel 5. Hasil uji Paired t-tes pemeriksaan ka-
Hb tanpa sentrifugasi 9,89 ± 1,82
dar hemoglobin dengan dantanpa sentrifugasi 0,40 ± 0,22 0,000
Hb dengan sentrifu-
gasi 9,49 ± 1,85
Rerata
Rerata beda p Kel III 40.000-49.999/µL
kadar Hb g/ kadar Hb
dLdan SD g/dL Hb tanpa sentrifugasi 9,78 ± 2,60
0,44 ± 0,14 0,000
Hb tanpa 9,62 ± 2,04 0,48 ± 0,000 Hb dengan sentrifu-
sentrifugasi 0,336 9,34± 2,59
9,14± 2,09 gasi
Hb dengan
Kel IV > 50.000/µL
sentrifugasi
Hb tanpa sentrifugasi 9,25 ± 1,32
0,85 ± 0,41 0,000
Tabel 5 hasil Paired t test Hb dengan sentrifu-
menunjukkan nilai p = 0,000 lebih kecil dari gasi 8,39 ± 1,44

nilai α 0,05, karena nilai p < 0,05 berarti ada berikut :


perbedaan bermakna kadar hemoglobin
Tabel 6 Hasil Uji Paired t-test kadar hemoglo-
metode sian methemoglobin dengan dan tanpa
bin dengan dan tanpa sentrifugasi pada sam-
sentrifugasi pada sampel leukositosis dengan
pel leukositosis menurut kriteria jumlah leu-
jumlah leukosit lebih dari 20.000/µL.
kosit.
pemeriksaan kadar hemoglobindengan
sentrifugasi lebih rendah dibandingkan dengan Tabel 6 hasil uji Paired t-test menunjukkan
kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi, beda bahwa semua kelompok sampel berdasarkan
kadar hemoglobindengan dan tanpa kriteria jumlah leukosit diperolehnilai p = 0,000
sentrifugasi 0,48 g/dL± 0,336. lebih kecil dari nilai α 0,05, yang berarti
semua kelompok ada perbedaan bermakna
Uji Paired t test kadar hemoglobin kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin
Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879
Medical Laboratory Technology Journal

dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel lebih dari 40.000/ µL, pemeriksaan kadar he-
leukositosis. Hasil penelitian menunjukkan moglobin dilakukan pengulangan sebanyak
kadar hemoglobin dengan sentrifugasi lebih 20 kali, hasil presisi kadar hemoglobin tanpa
sentrifugasi didapatkan nilai SD 0,36 dan CV
rendah dibanding kadar hemoglobin tanpa
2,97%, hasil presisi kadar hemoglobin dengan
sentrifugasi, dengan beda kadar hemoglobin sentrifugasi nilai SD 0,34 dan CV 2,89%, beda
kelompok I. 0,22 ± 0,07 g/dL,kelompok II. hasil yang diperbolehkan dalam pengukuran
0,40 ± 0,22 g/dL, kelompok III 0,44 ± 0,14 g/ berulang pada kadar hemoglobin dengan CV
dL, kelompok IV. 0,85 ± 0,41 g/dL. ±3% (Mengko, 2013).
Berdasarkan hasil presisi tersebut maka
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
penelitian dapat dilaksanakan dan hasil pe-
Departemen-Instalasi Patologi Klinik FKUA- meriksaan kadar hemoglobin metode sian-
RSUD Dr Soetomo,Populasi penelitian ini methemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi
adalah semua sampel pasien yang dapat dikeluarkan, karena memenuhi syarat
memeriksakan darah rutin dan diperiksa Mengko (2013) beda hasil pemeriksaan kadar
dengan Hematology Analyzer (CEL-DYN hemoglobin tidak lebih dari CV ±3%.
Ruby), sampel penelitian diambil dari sisa Penentuan akurasi pada penelitin ini
darah pasien dengan jumlah leukosit lebih menggunakan bahan kontrol berupa darah
dari 20.000/µL yang dibagi menjadi 4 yang diperiksa dengan Hematology Analyzer
kelompok berdasarkan kriteria jumlah leukosit (CEL-DYN Ruby), bahan kontrol darah mem-
yaitu kelompok I. 20.000/µL-<30.000/µL, punyai tiga nilai yaitu nilai kadar hemoglobin
kelompok II. 30.000/µL-<40.000/µL, kelompok low/rendah (7,3 - 8,1g/dL) nomor katalog
III. 40.000/µL-<50.000/µL, kelompok IV. (Kontrol L 4006), kadar hemoglobin normal
≥50.000/µL. Setiap kelompok diambil 20 (11,6 - 12,8g/dL) nomor katalog (Kontrol N
sampel, besar sampel seluruhnya 80 sampel. 4006), kadar hemoglobin high/tinggi (15,3 -
16,9g/dL) nomor katalog (Kontrol H 4006) dan
Pemeriksaan kadar hemoglobin pada
diperiksa dengan metode sianmethemoglobin
penelitian ini menggunakan reagen Drabkins
masing-masing kontrol sebanyak 10 kali pen-
dari Randox (2010), perhitungan hasil kadar
gulangan.
hemoglobin diperoleh dari absorban sampel
dikali 36,77 g/dL, absorban diukur dengan alat Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
fotometer 4010 pada panjang gelombang 546 kontrol dikoreksi dengan kadar hemoglobin
nm.Setiap sampel dilakukan pemeriksaan Hematology Analyzer (CEL-DYN Ruby), faktor
kadar hemoglobin metode sianmehemoglobin koreksi diperoleh dari pemeriksaan sampel da-
dengan dan tanpa sentrifugasi sebanyak dua rah normal sebanyak 20 sampel, kemudian
kali pengulangan, kemudian diambil hasil diperiksa kadar hemoglobin denganHematol-
rerata untuk uji statistik Paired t-test. ogy Analyzer (CEL-DYN Ruby) dan metode
sianmethemoglobin, rerata kadar hemoglobin-
Kendali Mutu Laboaratorium Hematology Analyzer (CEL-DYN Ruby) dibagi
rerata kadar hemoglobin metode sianmethe-
Kendali mutu laboratorium pada
moglobin didapatkan hasil faktor koreksi
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
presisi dan akurasi pemeriksaan kadar hemo- 1,1015 (tabel 5.5). Hasil pengukuran kadar he-
globin. Presisi adalah beda hasil pemeriksaan moglobindarah kontrol dengan metode sian-
yang dilakukan secara berulang-ulang pada methemoglobin dikalikan dengan faktor ko-
sampel yang sama.Sampel yang digunakan reksi (1,1015).
adalah sampel darah dengan jumlah leukosit Tabel 5.6 diperoleh rerata kadar

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

hemoglobin low/rendah 7,82g/dL berada di penelitian ini sesuai dengan teori yang
dalam rentang nilai kadar hemoglobin 7,3- menyatakan kekeruhan yang disebabkan
8,1 g/dL, rerata kadar hemoglobin normal leukositosis menyebabkan pembacaan
absorban meningkat dan kadar hemoglobin
12,3g/dL berada di dalam rentang nilai kadar
tinggi palsu sehingga kekeruhan yang
hemoglobin 11,6-12,8g/dL, dan rerata kadar disebabkan leukositosis perlu dilakukan
hemoglobin kontrol high/tinggi 16,37 g/dL sentrifugasi 3000 rpm selama 10 menit untuk
berada di dalam rentang nilai kadar hemoglo- mendapatkan kadar hemoglobin yang lebih
bin kontrol 15,3-16,9g/dL. Hasil akurasi pe- sesuai.
meriksaan kadar hemoglobin terletak di dalam Turgeon (1989) menyatakan salah satu
rentang nilai kontrol, maka hasil pemeriksaan sumber kesalahan pada pemeriksaan kadar
bahan kontrol dianggap tepat sehingga dapat hemoglobin metode sianmethemoglobin
dinyatakan hasil pemeriksaan kadar hemoglo- adalah meningkatnya jumlah leukosit dan
bin terhadap sampel juga tepat(Herman, lipemia menyebabkan kadar hemoglobin
meningkat palsu karena kekeruhan.
2012).
Kekeruhan dapat dihilangkan dengan cara
sentrifugasi dan pembacaan absorban pada
Analisis Kadar Hemoglobin Dengan dan supernatanakan lebih akurat.
Tanpa Sentrifugasi Gandasoebrata (2007) dan WHO
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (2011)menyatakan kekeruhan dalam suatu
menurut derajat anemia pada tabel 5.8 sampel darah mengganggu pengukuran pada
menunjukkan peningkatan jumlah persentase fotometer sehingga menghasilkan absorban
dan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari
kadar hemoglobin dengan sentrifugasi
yang sebenarnya, kekeruhan dapat disebab-
dibandingkan kadar hemoglobin tanpa kan antara lain leukositosis, lipemia dan
sentrifugasi, pada anemia sedang(6-7,9 g/dL) adanya globulin abnormal.
tanpa sentrifugasi sebanyak 15 (19%) dengan Andriyoko (2009) menyatakan bahwa
sentrifugasi meningkat menjadi 19 (24%), pengukuran kadar hemoglobin dengan metode
anemia berat (< 6 g/dL) tanpa sentrifugasi spektrofotometer dipengaruhi oleh kekeruhan
sebanyak 2 (2,5%) dengan sentrifugasi yang disebabkan leukositosis, penelitian per-
meningkat menjadi 4 (5%). bandingan kadar hemoglobin metode spektro-
Hasil penelitian kadar hemoglobin fotometer dengan metode Hemocue pada
terhadap 80 sampel leukositosis metode sampel leukositosis, kekeruhan yang disebab-
sianmethemoglobin dengan dan tanpa kan leukosit dihilangkan dengan sentrifugasi
sentrifugasi, diperoleh rerata nilai kadar selama 10 menit 3000 rpm.
hemoglobin tanpa sentrifugasi 9,6176 g/dL Uji Paired t-test pemeriksaan kadar he-
dengan SD 2,03797 dan rerata nilai kadar moglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada
hemoglobin dengan sentrifugasi 9,1376 g/dL sampel leukositosis dibagi menjadi 4
dengan SD 2,09186. Kadar hemoglobin kelompok berdasarkan kriteria jumlah leukosit
dengan sentrifugasi lebih rendah dibanding yaitu kelompok I. 20.000/µL-<30.000/
kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi, beda µLkelompok II. 30.000/µL-40.000/µLkelompok
kadar hemoglobin dengan dan tanpa III. 40.000/µL-<50.000/µL,kelompok IV. ≥
sentrifugasi 0,48 g/dL ± 0,33602. Hasil 50.000/µL,diperoleh nilai p = 0,000 lebih kecil
ujiPaired t-test diperoleh nilai p = 0,000 lebih dari nilai α 0,05 yang berarti semua kelompok
kecil dari nilai α 0,05 yang berarti ada ada perbedaan bermakna kadar hemoglobin
perbedaan bermakna kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin dengan dan tanpa
metode sianmethemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukositosis.
sentrifugasi pada sampel leukositosis dengan
jumlah leukosit lebih dari 20.000/µL.Hasil

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

Kekeruhan yang disebabkan gukuran kadar hemoglobin lebih tinggi dari se-
leukositosis berpengaruh terhadap beda kadar harusnya, kekeruhan yang disebabkan leu-
hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi, kositosis dapat diatasi dengan sentrifugasi
semakin tinggi jumlah leukosit semakin besar 3000 rpm selama 10 menit untuk menghilang-
beda kadar hemoglobin yang didapat, hasil kan pembacaan absorban palsu.
penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin Hasil penelitian pemeriksaan kadar he-
berdasarkan kriteria jumlah leukosit diperoleh moglobin metode sianmethemoglobin dengan
beda kadar hemoglobin dengan dan tanpa dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukosito-
sentrifugasi pada kelompok I. 20.000/µL- sis dengan jumlah leukosit lebih dari 20.000/
<30.000/µLbeda kadar hemoglobin 0,22 ± 0,07 µL dengan nilai p = 0,000yang berarti ada
g/dL, kelompok II. 30.000/µL-<40.000/µL.beda perbedaan bermakna sehingga dapat
kadar hemoglobin 0,40 ± 0,22 g/dL, kelompok disimpulkan bahwa pemeriksaan kadar
III.40.000/µL-<50.000/µL beda kadar hemoglobin metode sianmethemoglobinpada
hemoglobin 0,44 ± 0,14 g/dL,kelompok IV.≥ sampel leukositosis perlu dilakukan
50.000/µL beda kadar hemoglobin 0,85 ± 0,41 sentrifugasi sebelum diukur absorban untuk
g/dL. menperoleh kadar hemoglobin yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan sebenarnya.
penelitian Rahman (2006) mengemukakan
bahwa jumlah leukosit yang tinggi meningkat-
kan kadar hemoglobin, hasil penelitian kadar KESIMPULAN
hemoglobin yang diperoleh sesudah sentrifu- Hasil penelitian tentang perbedaan
gasi lebih rendah dibandingkan kadar hemo- kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin
globin tanpa sentrifugasi, pada jumlah leu- dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel
kosit 20.000-30.000/µLdiperoleh beda mak- leukositosis dengan jumlah leukosit lebih dari
simum kadar hemoglobin 0,3 g/dL, jumlah leu- 20.000/µLdapat disimpulkan sebagai berikut:
kosit 30.000-40.000/µL beda maksimum Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode
kadar hemoglobin 0,45 g/dL, jumlah leukosit sian methemoglobin pada sampel leukositosis
40.000-50.000/µLbeda maksimum kadar dengan sentrifugasi lebih rendah dibandingkan
hemoglobin 0,6 g/dL, jumlah leukosit 50.000- dengan kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi
100.000/µL beda maksimum kadar
hemoglobin 1,2 g/dL. Hasil uji Paired t-test menunjukkan ada
perbedaan yang bermakna kadar hemoglobin
Hasil penelitian ini dengan jumlah leu- dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel
kosit 20.000/µL sudah ada perbedaan yang leukositosis.
bermakna kadar hemoglobin dengan dan
tanpa sentrifugasi, hasil penelitian ini Kekeruhan yang disebabkan
memberikan gambaran hasil yang berbeda leukositosis berpengaruh terhadap beda kadar
karena Rodak (2002) dan McPherson (2011) hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi,
menyatakan, jumlah leukosit lebih dari 30.000/ semakin tinggi jumlah leukosit semakin besar
µLpada pemeriksaan kadar hemoglobin beda kadar hemoglobin yang didapat.
metode sianmethemoglobin dapat
menyebabkan kekeruhan dan pengukuran
kadar hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya. SARAN

Chanarin (1991) dan Jiu (2003) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menyatakan pemeriksaan kadar hemoglobin tentang perbedaan kadar hemoglobin metode
jumlah leukosit lebih dari 40.000/uL mempen- sian methemoglobin dengan dan tanpa sentri-
garuhi pengukuran dan Wirawan (2002) men- fugasi pada sampel leukositosis dengan kadar
yatakan jumlah leukosit lebih dari 50.000/µL lipid normal sehingga hasil penelitian lebih
menyebabkan kekeruhansehingga hasil pen- akurat karena selain leukositosis kekeruhan
juga dapat disebabkan oleh lipemik.

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

Penelitian ini tidak menggunakan stan- with cyanmethemoglobin method for esti-
dar hemoglobin, untuk mendapatkan hasil mating hemoglobin’, Institute of nutition
yang lebih akurat disarankan menggunakan and food safety chinese center for dis-
reagen yang ada standar hemoglobin. ease control and prevention beeinjing,
china. Vol. 32, no.5, pp. 495-7.
Kosasih EN & Kosasih AS, (2008), Tafsiran
DAFTAR PUSTAKA
hasil pemeriksaan laboratorium klinik,
Andriyoko., B., (2009). ‘Comparison of spec- edisi 2, Karisma Publishing Group, Tan-
throphotometer method with hemocue gerang, pp. 72-79.
method for haemoglobin measurement in
leucocytosis sample’, Media Clinical Pa- Koolman J & Klaus H. R., (2005).Color atlas of
thology and Medical Laboratory, Vol. 15 biochemistry, 2 edition, Marburg Ger-
no 3, Journal.unair.ac.id/filterPDF/ many. pp 193-204.
abstrak_38099_tpjua.pdf McPherson R A & Pincus M R., (2011),
Bakta M I., (2006). Hematologi klinik ringkas, Henry’s clinical diagnosis and manage-
EGC, Jakarta, pp. 1-13. ment laboratory methods, 22nd Edition
Elaevier Saunders, Philadelphia, pp. 34-
Chanarin I., (1991), Laboratory haematology : 515.
an account of laboratory techniques,
Churchill Livingstone, pp. 7-14. Mehta A,B& Hoffbrand A.V., (2008), At a
glance hematologi. Edisi kedua, Er-
Clin, J,Chem, Clin, Biochem, (1980),’Expert langga, Jakarta, pp. 19-25.
panel on nomenclature and principle of
quality control in clinical chemistry’, Inter- Mengko R., (2013), Instrumentasi laborato-
national federal of cilinical chemistry, vol. rium klinik, ITB, Bandung, pp. 11-22.
18, pp. 69-77. Pratiknya A. W., (2001), Dasar-dasar metode
Gandasoebrata R, (2007), Penuntun laborato- penelitian kedokteran & kesehatan, PT
rium klinik, Dian Rakyat, pp. 8-19. Raja Grafindo Persada, Jakarta, pp. 50-
61.
Greenstein B & Adam G, (1996),Medical bio-
chemistry at a glance, London, pp. 101- Rahman M., (2006),’Very high leucocytes
105. count interfere with colorimetric measure-
ment of hemoglobin level’, Northern
Hanafiah K. A., (2001), Rancangan percobaan Medical journal, Vol. 15 no 2, pp. 14-20.
teori dan aplikasi, edisi revisi, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Randox Laboratories Limited, (2008), Haemo-
globin (Hb) colorimetric method manual,
Henry J.B., (2001), Clinical diagnosis and United Kingdom.
management by laboratory method,
twentieth edition, WB.Saunders com- Riswnto, (2009), Penetapan kadar hemoglo-
pany, Philadelphia, pp. 479-481. bin, http://
labkese-
Herman H., (2012), Pemantapan mutu http:/ hatan.blogspot.com/2009_11_01_archhiv
herdianaakhyar.blogspot.com/2012/10/ e.html
pemantapan-mutu_5523_html
Rodak B.F., (2002), Hematology clinical princi-
Hoffbrand, A. V & Pettit J.E, (1993), Essential ples and applications, second edition,
haematology,Blackwell ScienceLtd, pp. W.B. Saunders Company, Philadelphia,
17-19. pp.105-131.
Hoffbrand, A. V & Moss H, (2013), Essential Sastroasmoro S & Sofyan I, (2010).Dasar-
haematology.Ed 6, EGC, Jakarta, pp. 16- dasar metode penelitian klinis, Sagung
139. Seto, Jakarta, pp. 112-115.
Jiu W.S.Y, (2003),‘Comparison of hemocue

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879


Medical Laboratory Technology Journal

Silalahi U, ,(2010), Metode penelitian sosial, theory and procedures, second edition,
PT Refika Aditama, Bandung, pp. 385- Little, Brown and Company, London, pp.
387. 18-343.
Soewoto H, Mohammad S., Vita K, Septilia Wirawan R., (2002), Ketidak sesuaian hasil
I.W, Dwirini R, Parwati A, Ani R.P, Indriati pemeriksaan hematologi dengan alat hi-
P.H, Sri Widia A. J, (2001), Biokimia : tung sel darah otomatik. FKUI, Jakarta,
eksperimen laboratorium, Widia Medika, pp. 138-145.
Jakarta, pp. 1-9. Wirawan R., (2011). Pemeriksaan laborato-
Tarwoto & Wartomeh, (2008), Keperawatan rium hematologi, FKUI, Jakarta. pp 25-42
medikal bedah: gangguan sistem hema-
World Health Organization (WHO), (2011),
tologi, Trans Info Media Jakarta, pp. 9- Manual for a health laboratory, edition 2,
21. ISBN 978-979-044-005-0, pp. 261-271.
Turgeon M L., (1989), Clinical hematology

Copyright © 2015, MLTJ, ISSN 2461-0879

S-ar putea să vă placă și