Sunteți pe pagina 1din 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HERNIATED NUCLEUS PULPOSUS

Kasus : Pasien adalah ayah dengan 2 orang anak laki- laki dan perempuan,bekerja
sebagai buruh bangunan yang telah bekerja selama 20 tahun,waktu kerja pasien
dihabiskan dengan banyak memikul benda-benda berat seperti sekarung semen,
besi, dsb. Pasien juga jarang minum selama bekerja hanya menghabiskan 1 botol
aqua tanggung, tetapi pasien juga mengkonsumsi minuman penambah stamina.2
hari yang lalu tepatnya tanggal 03 -12 -2016 pasien merasa nyeri tiba 2 dibagian
punggung sifat nyeri hilang timbul sksaat dibuat tidur pasien merasa nyaman.pada
saat irtu pasien membawanya ke tukang pijat,setelah dipijat mengatakan lebih
nyaman dan langsung lanjut bekerja. + 3 jam saat melakukan aktivitasnya
kembali,pasien merasakan nyeri berulang kembali di bagian pungggungnya yang
sangat hebat dan kakinya terasa lemah, lalu dibawa ke PUSKESMAS terdekat dan
akhirnya di Rujuk di RSD dr Subandi Jember.

I. Identitas Klien
Nama : Tn. S No. RM : 162xxx
Umur : 49 tahun Pekerjaan : Buruh Bangunan
Jenis : Laki-laki Status : Menikah
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 06 -12-2016
Pendidikan : SLTA Tanggal : 08 -12-2016
Pengkajian
Alamat : Gumukmas Sumber Informasi : pasien, keluarga
dan rekam medik

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik: Herniated Nucleus pulposes

2. Keluhan Utama: Pasien mengatakan nyeri pada punggungnya.

3. Riwayat penyakit sekarang: Pasien Mengatakan + 3 hari yang lalu pasien


merasakan nyeri Punggung pasien mengatakan skala nyeri skala 7 dari
angka yang diberikan 1-10 dan akan merasa lebih nyaman jika dia tidur
terlentang, pasien merasa area bokong, betis dan kakinya juga lemas
dibawa ke tukang pijat tetapi tidak ada perkembangan dan akhirnya
dibawa ke Puskesmas terdekat. Lalu pasien dirujuk ke RS dr. Soebandi
dan setelah menjanani foto rontgen dan CT scan pasien didiagnosis
Herniated Nucleus pulposes Lumbal 3 dan menurut dokter akan dilakukan
operasi. Saat ini pasien dirawat di ruang Gardena dan masih menunggu
jadwal Operasi.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami: pasien mengatakan tidak mengetahui
tekanan darahnya selama ini dan tidak mempunyai riwayat kencing
manis.saat pasien sakit hanya sakit batuk dan paling lama batuk selama
10 hari.
b. Alergi (obat, makanan,dll): pasien mengatakan klien tidak memiliki
alergi obat-obatan, makanan.
c. Imunisasi: keluarga mengatakan tidak mengetahui imunisasi yang
didapatkan oleh klien.
d .Kebiasaan/pola hidup/life style: keluarga mengatakan pasien merokok
sejak masih remaja, pasien suka minum kopi dan minuman berenergi
,exc : extra joss dan kukubima
e. Obat-obat yang digunakan: pasien mengatakan saat sakit hanya minum
obat yang dibelinya di warung

5. Riwayat penyakit keluarga: keluarga mengatakan bahwa tidak ada yang


memiliki riwayat penyakit seperti yang dialami klien

Genogram:
Genogram:

Keterangan:

= laki-laki = perempuan
= pasien = garis pernikahan
= tinggal dalam 1
rumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan sehat adalah keadaan dimana seseorang dapat
melakukan kegiatan sehari-hari tanpa adanya gangguan seperti sakit.
Persepsi keluarga tentang sakit yaitu keadaan dimana tubuh mengalami
gangguan seperti sakit pada tubuhnya. Menurut pasien merokok
merupakan kebutuhan sebagai seorang laki-laki. Saat sakit, pasien
biasanya membeli obat-obatan di warung, dan apabila tidak dapat diatasi
dengan obat-obatan warung, pasien tidak pernah mau ke dokter atau ke
puskesmas untuk memeriksakan diri dikarenakan takut.

Interpretasi: Persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien mengalami


gangguan karena pasien tidak melakukan upaya preventif yaitu dengan
merokok dan tidak ada upaya tindakan kuratif dengan meminum obat-
obatan serta periksa ke dokter.

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)


a. Antropometeri
BB: 70 kg, TB: 160
IMT= BB/(TB (m))2: 70/2,56 = 27,3
Interpretasi :
Status nutrisi pasien/ index massa tubuh pasien dalam keadaan
normal
Keterangan:
Kurus : <18,5
Normal : 23-27,4
Obesitas : > 27,5
b. Biomedical sign :
c. Clinical Sign :
Kulit dan bibir kering,tampak hitam, rambut rontok, rambut
persebaran uban merata, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis,tidak ada edema palpebra, tidak terdapat anoreksia, turgor
kulit > 3 dtk tampak lemah.
Interpretasi :
Berdasarkan tanda-tanda klinis, pasien tidak tampak mengalami
masalah pada status nutrisinya.
d. Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Sebelum MRS: Makan 3x dalam sehari, I porsi, jenis: nasi, sayur,
ikan, tempe, minum 1000 ml/hari
Setelah MRS: Makan 3x dalam sehari, 1 porsi, makanan dari RS
habis.
3. Pola eliminasi:
BAK: pasien dapat BAK secara rutin tiap hari baik sebelum MRS selama MRS
pasien menggunakan kateter urin
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 8-9 kali/hari lancar Kateter
2 Jumlah 1000 cc 1000 cc / hari
3 Warna Jernih Jernih
4 Bau Bau khas urin : Bau khas urin :
Amoniak Amoniak
5 Karakter - Kateter
6 Bj - -
7 Alat bantu - -
8 Kemandirian Mandiri Dibantu
9 Lain-lain - -

BAB: pasien tidak dapat BAB secara teratur sejak MRS


No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 1 hari sekali BAB 2 kali sehari
2 Jumlah - -
3 Konsistensi Keras Lembek
4 Warna Kuning Kuning kecoklatan
5 Bau Bau khas BAB Bau khas BAB
6 Karakter Ukuran sesuai feses Tidak berbentuk
normal
7 Bj - -
8 Alat bantu - Diapers
9 Kemandirian Mandiri Dibantu oleh anggota
keluarga
Lain-lain - -
Interpretasi : pola eliminasi urin dan alvi pasien mengalami gangguan.
Kemandirian: pasien melakukan ADL dibantu oleh petugas dan keluarga (mandi,
makan, berpakaian, toletting) dengan bantuan petugas/ keluarga
Interpretasi :
Balance cairan:
Water metabolism = jumlah jam x 350 x lpt / 24 jam
= 8x350x1,91/24
=222,8
IWL = 2xWM = 2x222,8 = 445,6

Balance Cairan
Input/masukan Jumlah Output/keluaran Jumlah
Minuman 500 cc Urin 500 c
Cairan Infus 500 cc IWL 445 cc
Water metabolism 445,6 cc Total 945 cc
Cairan dalam 50 cc
makanan
Injeksi obat 25 cc
Total 1520,6 cc

Interpretasi:
Balance cairan:
Input-Output
1520,6 - 945 = 575,6 cc
Pasien mengalami kelebihan volume cairan sebanyak 575,6 cc

4. Pola aktivitas & latihan


Sebelum sakit
Sehari-hari klien hanya berada dirumah karena keterbatasan dalam
berjalan.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi / ROM V
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu
petugas/keluarga , 3: dibantu alat, 4: mandiri
Sesudah sakit
Klien tidak mampu beraktivitas.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi / ROM V
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi : Klien tidak mengalami sesak, tidak ada suara napas
tambahan, frekuensi pernapasan: 22x/menit. Pengembangan dada - , otot
bantu pernapasan -, Cuping hidung -, auskultasi paru vesikuler.
Fungsi kardiovaskuler : Nadi: 80x/menit, TD: 130/80 mmHg, auskultasi
suara jantung regular S1 S2 Tunggal.
5. Pola tidur & istirahat
Keterangan Sebelum Saat Sakit
Durasi : 5-6 jam/hari Sering terbangun
Gangguan tidur : Nyeri punggung Nyeri punggung
Keadaan bangun cemas dan gerah
tidur : Lemas Lemas
Lain-lain :
Durasi :
Sebelum sakit: pasien tidur malam sekitar pukul 24.00 – 02.00, kemudian
pasien tidur kembali pada jam 03.00 - 06.00 ( 5-6 jam/hari). Keluarga
mengatakan pasien jarang sekali tidur siang dikarenakan bekerja.
Saat sakit: pasien saat ini tidur namun sering terbangun

Gangguan tidur :
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidurnya selalu nyenyak dan tetapi sering
terbangun karena nyeri punggung.
Saat sakit: pasien kadang tidak bisa tidur nyenyak, sakit punggung pmenjalar
ke pinggang, dan gerah . Pasien terkadang terbangun saat di rumah sakit
apabila ruangan ramai dengan pengunjung.

Keadaan bangun tidur :


Sebelum sakit: pasien merasa lemas saat bangun tidur dan tidak pernah
pusing, kecuali saat pasien kurang tidur.
Saat sakit: pasien merasa badannya sakit semua saat bangun tidur dan merasa
sedikit sakit kepala.

Lain-lain : -

Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat saat hari pengkajian

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori
Fungsi Kognitif: Klien dapat diajak komunikasi
Fungsi Memori: Klien mengingat dan mengenal siapa anggota
keluarganya dan mengingat kejadian kapan nyeri tersebut kambuh dan
berulang
Fungsi dan keadaan indera:
Penglihatan: klien tidak mengalami kesulitan dalam melihat
Pendengaran: Klien berespon terhadap verbal
Perabaan: Klien berespon terhadap sentuhan namun tida kada respon pada
ektermitas bawah
Penghidu/penciuman: klien mampu membedakan bau
Pengecap: klien mampu membedakan rasa
Interpretasi: Klien tidak mengalami permasalahan di fungsi memori dan
kognitif.
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri :
Klien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang dialami pasien saat ini,
pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyebab sakitnya ini.
Identitas diri :
Klien adalah seorang ayah yang mempunyai 2 anak.
Harga diri :
Pasien tidak merasa malu menceritakan tentang penyakitnya. Pasien
menceritakan apa adanya.
Ideal Diri :
Pasien ingin berjalan kembal dan dapat bekerja kembali
Peran Diri :
Pasien bekerja sebagai seorang buruh bangunan dan kepala rumah tangga.
Interpretasi: pola persepsi diri tidak ada gangguan.

8. Pola seksualitas & reproduksi


Pola seksualitas
Hubungan pasien dengan anak harmonis dan tampak istri beserta anaknya
menjaga dan ada keluarga banyak yang menjenguk. Namun pasien berkata
saat sakit seperti ini klien mengatakan bahwa tidak pernah memberikan
nafkah batinnya kepada sang istri karena ketidaknyamanan dan rasa sakit
yang dideritanya dan dia merasa bersalah pada istrinya, pasien terlihat
malu saat dikaji tentang pola seksualitasnya. namun sang istri tidak
mempermasalahkannya, saat dikaji istri memahami apa yang dilami
suaminya saat ini.
Fungsi reproduksi
Klien memiliki istri berjumlah satu dengan seorang orang anak laki-laki
dan satu perempuan .
Interpretasi :
Pasien mengalami ketidakefektifan pola seksualitas

9. Pola peran & hubungan


Keluarga mengatakan bahwa Tn.S masih bekerja sebagai buruh bangunan
,namun semenjak 3 hari yang lalu pasien hanya berbaring di tempat tidur.
Klien memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan sebagai kepala
rumah tangga juga dan berperan sebagai ayah.
Interpretasi : Tidak dapat masalah

10. Pola manajemen koping-stress


Sebelum sakit: pasien selalu bercerita kepada istrinya ketika ada masalah,
namun tidak semua masalah yang diceritakan kepada istrinya. Keluarga
mengatakan pasien tidak menceritakan masalah yang dapat menimbulkan
konflik keluarga.
Saat sakit: pasien biasanya mengeluh kepada istri dan anaknya yang
menjaganya di rumah sakit, pasien juga seringkali bercerita dan
mengeluhkan kondisinya saat ini kepada perawat.
Interpretasi :
Manajemen dan koping stres pasien cenderung adaptif karena pasien
terbuka kepada anggota keluarga saat memiliki masalah.

11. System nilai & keyakinan


Sebelum sakit: menurut keluarga, jika pasien mengalami capek-capek
biasanya klien melakukan pemijatan di tukang pijat langganannya kadang
suka ke tempat alternative seperti akupuntur, bekam, dll. Pasien dan
keluarga juga tidak meyakini adanya pantangan tertentu yang diyakini
selama sakit seperti tidak boleh makan telur, daging ayam atau yang lain.
Pasien merupakan seorang muslim, selalu sholat 5 waktu dan sering
mengaji.
Saat sakit: meski dalam keadaan sakit seperto ini, pasien tetap yakin
bahwa dengan terus ikhtiar dan teus tawaqal, serta berdoa keapada Allah
SWT kondisinya akan kembali pulih dan sehat. Pasien mengatakan tetap
melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat 5 waktu
dengan posisi tidur terlentang
Interpretasi : tidak ada gangguan dalam pemenuhan kebutuhan ibadah
pasien. Pasien tetap melakukan ibadah sesuai keyakinannya seperti
sebelum pasien sakit.

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
Compos mentis GCS: E4 V5 M6, keadaan umum cukup, tampak menyeringai
memegangi pinggang sebelah kiri.
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 150/90 mm/Hg
- Nadi : 110 X/mnt
- Frekuensi Pernapasan : 22 X/mnt
- Suhu : 36,4 C

Interpretasi : Klien sadar penuh


Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
I: Kulit kepala dan rambut kepala bersih, lesi dan jejas tidak ada, warna
rambut putih karena persebaran uban yang merata.
P: tiak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan dan penambahan massa
dikepala klien.
2. Mata
I: pupil isokor diameter 2mm/2mm, reflek cahaya posistif <2 detik, sklera
tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, bulu mata rata dan hitam
P: nyeri tekan-, benjolan dan penumpukan massa -
3. Telinga
I: Kulit telinga bersih, serum -, luka -, lesi -, simetris
P: Nyeri Tekan -
4. Hidung
I: Cuping Hidung -, kotoran -, sekret -, lesi -, darah -, bentuk hidung
simetris, tidak ada pertumbuhan abnormal, tidak terpasang O2 tambahan
P: Nyeri Tekan -, benjolan -, penambahan massa –
5. Mulut
I: Tidak Sianosis-, mulut bau, mulut simetris, ulkus-, peradangan selaput
lender -, perdarahan -, lidah simetris
P: pembengkakan pada lidah -, nyeri ketuk gigi -
6. Leher
I: lesi -, simetris, pergerakan jakun norml, JVP -, Pembengkakan kelenjar
tiroid-, pembengkakan kelenjar limfe-.
P: pembenkakan tiroid-, nyeri tekan-, pembengkakakn kelenjar limfe -,
fraktur trakea-, JVP-
7. Dada
• Paru-paru
Inspeksi: pasien batuk, pernapasan reguler dengan RR 22 x/menit,
dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan,
tidak ada jejas, tidak tampak benjolan abnormal
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru sonor pada kedua lapang paru

sonor
Sonor
sonor
Sonor
sonor

Auskultasi : irama teratur, tidak ada wheezing pada kedua lapang


paru, terdapat ronkhi
• Jantung
Inspeksi : dada simetris, tidak tampak jejas, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa, tidak ada nyeri tekan,
ictus cordis tidak teraba, vokal fremitus simetris bilateral
Perkusi : pekak pada ICS II-V, batas atas jantung ICS II
midsternalis, batas bawah ICS V, batas kiri ICS V midklavikula
sinistra, batas kanan ICS IV midsternalis dextra
Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung
tambahan,
8. Abdomen
I: , spider nevi -, lesi-, rata
A: Bising usus + 12 x/menit
P: Nyeri tekan-, splenomegali -, hepatomegali -
P: Timpani

9. Urogenital
Terdapat lesi pada ujung penis karena terkena tarikan kateter saat pasien
miring.
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infuse Ringer laktat 20 tpm.
Ekstremitas bawah : Kaki kiri tidak dapat bergerak normal karena
kelemahan dan penurunan sensari
I: luka pada paha kanan, kaki simetris, tangan simeris, lesi-.
P: krepitasi-, nyeri tekan -.edema-
Kekuatan Otot
44444 44444
33333 33333

Standart neurology clasificasion of spinal cord injury.

Light Pin
Touch Prick Key Sensory Point
R L R L
C2 2 2 2 2 0 = Absen
C3 2 2 2 2 1 = Impared
C4 2 2 2 2 2 = Normal
C5 2 2 2 2 NT = Not Testebel
C6 2 2 2 2
C7 2 2 2 2
C8 2 2 2 2
T1 2 2 2 2
T2 2 2 2 2
T3 2 2 2 2
T4 2 2 2 2
T5 2 2 2 2
T6 2 2 2 2
T7 2 2 2 2
T8 2 2 2 2
T9 1 1 1 1
T10 1 1 1 1
T11 1 1 1 1
T12 1 1 1 1
L1 1 1 1 1
L2 1 1 1 1
L3 1 1 1 1
L4 1 1 1 1
L5 1 1 1 1
S1 1 1 1 1
S2 1 1 1 1
S3 1 1 1 1
S4 1 1 1 1
S5 1 1 1 1

11. Kulit dan kuku


I: warna kulit sawo matang, kulit kering, turgor kulit tidak elastis, kuku
normal dan kotor, jari tabuh-.
P: nyeri tekan+, CRT < 2dtk

V. Terapi

 Infus RL 1500CC/24 jam


 Ceftriaxone 2 x 1 gr
 Ranitidine 2 x 50 mg
 Ketorolac 3 x 40 mg
 Neurobion 1 x 1 ampl

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


Laboratorium
No Jenis Nilai normal Hasil
pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
Nilai Satuan 2/12/2016 5/12/2016 8/12/2016
GDS <200 mg/dL
Hematologi
Hemoglobin 13.5- gr/dL
17.5
Leukosit 4,5-11 109/L
Hematokrit 36-46 %
Trombosit 150- 109/L
450
FAAL HATI
Bil Direk 0,2-0,4 mg/dL
Bil Total < 1,2 mg/dL
SGOT 10-31 U/L 24
SGPT 9-36 U/L 24
Albumin 3,4-4,8 gr/dL
ELEKTROLIT
Ntrium 135- mmol/L
155
Kalium 3,5-5 mmol/L
Chlorida 90-110 mmol/L
Calsium 2,15- mmol/L
2,57
FAAL GINJAL
Kreatinin Serum 0,5-1,1 mg/dL 1,0
BUN 6-20 mg/dL 23
Urea 12-43 mg/dL 50
Asam urat

ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Trauma jaringan Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri pada lumbal 3
pada punggungnya, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Dregranulasi sel
nyeri menjalar ke pinggang kiri, mast
nyeri dirasakan terus menerus
Pelepasan mediator
dan bertambah saat digunakan kimia
untuk bergerak, skala nyeri 7.
- Pasien tidak dapat tidur karena Medula spinalis
nyeri
Korteks cerebri
DO:
- Pasien tampak menyeringai
memegangi area yang sakit Nyeri
- TTV
TD : 150/90 mm/Hg
Nadi : 110X/mnt
FP : 22 X/mnt
S : 36,4 C

2. DS : Pasien mengatakan kedua Ruptur diskus Hambatan mobilitas


kakinya tidak dapat digerakkan fisik
dan merasa kesemutan dan tebal Kerusakan jalur
DO : simpatetik desending
- Mobiliusasi ditempat tidur
- Terpasang kateter urin Terputus jaringan
- Pasien tidak mampu miring saraf di medula
kanan dan miring kiri spinalis
- Aktifitas dibantu petugas dan
Paralisis dan
keluarga
paralegia
44444 44444
11111 11111 Hambatan mobilitas
fisik

3 Ds: pasien mengatakan khawatir Ruptur diskus Ansietas


tentang kondisinya, mengatakan
takut apabila operasinya gagal Kerusakan jalur
Do: pasien tampak selalu simpatetik desending
bertanya, dan gelisah
Td 150/ 90, N 110x/m, RR Terputus jaringan
22x/menit saraf di medula
spinalis

Paralisis dan palegia

Rencana tindakan
operatif

Tampak gelisah
cemas
4 Ds: pasien mengatakan saat sakit Terputusnya Ketidakefektifan
seperti ini klien mengatakan jaringan saraf di Pola Seksualitas
bahwa tidak pernah meduloa spinalis
memberikan nafkah batinnya
kepada sang istri karena Paralisis dan
ketidaknyamanan dan rasa sakit parelgia
yang dideritanya dan dia
Kelemahan fisik
merasa bersalah pada istrinya
umum
Do: Pasien tampak malu saat di
kaji tentang pola seksualitasnya Perubahan pola
seksualitas
Ketidakefektifan
pola seksualitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):


No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan
perumusan pencapaian
1. Nyeri akut berhubungan
dengan trauma jaringan

2. Hambatan mobilitas
fisik berhubungan
dengan kelumpuhan
otot
3. Ansietas berhubungan
dengan ancaman,
kondisi sakit, dan
perubahan kesehatan

4 Ketidakefektifan pola
seksualitas
berhubungan dengan
kelemahan fisik
PERENCANAAN KEPERAWATAN

TUJUAN DAN KRITERIA


NO DIAGNOSA INTERVENSI
HASIL
1. Nyeri akut

NIC :
NOC : ▪ Lakukan pengkajian nyeri
❖ Pain Level, secara komprehensif termasuk
❖ pain control, lokasi, karakteristik, durasi,
❖ comfort level frekuensi, kualitas dan faktor
Setelah dilakukan tinfakan presipitasi
keperawatan selama …. ▪ Observasi reaksi nonverbal dari
Pasien tidak mengalami ketidaknyamanan
nyeri, dengan kriteria ▪ Bantu pasien dan keluarga
hasil: untuk mencari dan menemukan
a. Mampu mengontrol dukungan
nyeri (tahu penyebab ▪ Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri, mampu mempengaruhi nyeri seperti
menggunakan tehnik suhu ruangan, pencahayaan dan
nonfarmakologi untuk kebisingan
mengurangi nyeri, ▪ Kurangi faktor presipitasi nyeri
mencari bantuan) ▪ Kaji tipe dan sumber nyeri
b. Melaporkan bahwa untuk menentukan intervensi
nyeri berkurang dengan ▪ Ajarkan tentang teknik non
menggunakan farmakologi: napas dala,
manajemen nyeri relaksasi, distraksi, kompres
c. Mampu mengenali hangat/ dingin
nyeri (skala, intensitas, ▪ Berikan analgetik untuk
frekuensi dan tanda mengurangi nyeri: ketorolak
nyeri) ▪ Tingkatkan istirahat
d. Menyatakan rasa ▪ Berikan informasi tentang nyeri
nyaman setelah nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
berkurang lama nyeri akan berkurang dan
e. Tanda vital dalam antisipasi ketidaknyamanan
rentang normal dari prosedur
f. Tidak mengalami ▪ Monitor vital sign sebelum dan
gangguan tidur sesudah pemberian analgesik

2. Hambatan Setelah dilakukan tindakan NIC:


mobilitas fisik keperawatan selama 3x24 Exercise therapy : ambulation
jam, pasien mampu a. Kaji mobilitas yang ada dan
melaksanakan aktivitas observasi terhadap
fisik sesuai dengan peningkatan kerusakan, kaji
kemampuannya. secara teratur fungsi motoric
NOC : b. Ubah posisi pasien setiap 2
- Joint movement : active jam
- Mobility level c. Ajarkan pasien untuk
- Self care : ADLs melakukan latihan gerak
Transfer performance aktif pada ekstremitas yang
KH: sehat.
a. Pasien meningkat d. Lakukan gerak pasif pada
dalam aktivitas fisik ekstremitas yang sakit
b. Mengerti tujuan dari e. Bantu pasien melakukan
peningkatan mobilitas latihan ROM dan perawatan
c. Memverbalisasikan diri sesuai kemampuan
perasaan dalam pasien
meningkatkan f. Pelihara bentuk spinal
kekuatan dan dengan cara penggunaan
kemampuan berpindah matras atau bed board
d. Memperagakan g. Pertahankan postur tubuh
penggunaan alat bantu pasien yang baik
untuk mobilisasi
e. Tidak terjadi
kontraktur sendi dan
bertambahnya
kekuatan otot

3 Ansietas Setelah dilakukan a. Identifikasi tingkat


kecemasan pasien
tindakan keperawatan
b. Jelaskan semua prosedur dan
selama 3x24 jam, apa yang dirasakan selama
prosedur
pasien mampu
c. Pahami perspektif pasien
beradaptasi dengan terhadap kecemasan
d. Dorong keluarga untuk
kondisinya , tidak
senantiasa menemani pasien
gelisah dan tampakn dan memberikan ketenangan
pada pasien
tenang
e. Bantu pasien untuk mengenal
NOC situasi yang dapat
menyebabkan cemas
 Level ansietas f. Berikan informasi mengenai
 Control kecemasan kondisi penyakit pasien
g. Dorong pasien untuk
diri mengungkapkan perasaan,
KH: ketakutan, dan persepsi
terhadap rasa sakit yang
a. Mampu
dialaminya
mengidentifikasi dan
h. Kolaborasikan pemberian
mengungkapkan gejala
obat untuk menenangkan
cemas
pasien
b. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan teknik
untuk mengontrol
cemas
c. Tanda-tanda vital
dalam rentang normal
d. Postur tubuh ekspresi
wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

4 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Bimbingan antisipasif


Pola Seksualitas keperawatan selama 3x24 2. Pengurangan kecemasan
jam, pasien mampu 3. Peningkatan citra tubuh
memahami dan beradaptasi 4. Peningkatan koping
tentang pola seksualitasnya 5. Konseling
di saat kondisi sedang sakit
NOC
 Pengaturan
Psikososial:
perubahan
kehidupan
Kriteria Hasil:
 Menjaga harga diri
secara konsisten
menunjukkan
 Verbalisasi
optimism mengenai
saat ini secara
konsistensi
menujukkan
 Melaporkan
perasaan di
berdayakan

S-ar putea să vă placă și