Sunteți pe pagina 1din 12

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 359 - 370

KAJIAN PERUBAHAN TINGKAT KEKUMUHAN PASCA


PENANGANAN KAWASAN KUMUH COT BAK U, KOTA
SABANG PROVINSI ACEH

Dody Noris1, Sugianto2, Irin Caisarina 3


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: dodynoris99@gmail.com
2)
Dosen Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: s.sugianto@gmail.com2
3)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: irene1805@yahoo.com3

Abstract: One of the area of priority for the slum area handling is Sabang City, Aceh province.
The Slum areas in Sabang that will be reviewed are the village of Cot Bak U. The villages have
obtained the handling project by Ministry of Pubic Work, Department of Development of
Settlement Area, Aceh Province, conducted by 2016 through the construction of roads and
Environmental drainage. This study aims to evaluate this project. The Research methods are
quantitative and comparative approaches by calculating the data towards these two criteria
after treatment and compare it with baseline data. Based on the results of the research can be
concluded that the slums handling project towards these 2 (two) criteria does not give major
change to value level of slums. For Cot Bak U village the point turn to 29 of 31 with a
difference of 2 points. The results of this research indicated that the handling still needs to be
implemented towards both slum areas. Moreover also need to conduct periodic evaluation of
the value towards the slum area which has been assigned to find out the changes that occur as
well as involving local communities in the maintenance of the quality of the neighborhoods, so
that the expected value will be increased.
Keywords : Slum area, the value of untidiness level, handling, evaluation, Sabang city

Abstrak: Salah satu daerah yang mendapatkan prioritas untuk penangan area kumuh adalah
Kota Sabang, Provinsi Aceh. Kawasan kumuh di Kota Sabang yang akan ditinjau adalah desa
Cot Bak. Desa ini telah mendapatkan penanganan kumuh oleh Kementerian PU Satker
Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Aceh yang dilakukan pada tahun 2016 melalui
pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi pembangunan jalan dan drainase lingkungan. Metode penelitian dilakukan
secara kuantitatif dan komparatif yaitu melalui perhitungan data terhadap 2 (dua) kriteria
setelah penanganan dan perbandingannya dengan data baseline. Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa penanganan kawasan kumuh terhadap 2 (dua) kriteria kekumuhan yang
telah dilaksanakan di kedua kawasan kumuh tersebut tidak memberikan perubahan yang besar
terhadap nilai kekumuhan yaitu untuk kawasan Cot Bak U sebelum penanganan sebesar 31
menjadi 29 dengan selisih sebesar 2 point. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih
perlu dilakukannya penanganan terhadap kedua kawasan kumuh ini. Salain itu juga perlu
dilakukan evaluasi nilai kekumuhan secara berkala terhadap kawasan kumuh yang telah
ditetapkan untuk mengetahui perubahan yang terjadi serta melibatkan masyarakat setempat
dalam pemeliharaan kualitas permukiman, sehingga diharapkan nilai kekumuhan yang ada
tidak mengalami penurunan namun mengalami peningkatan.

Kata kunci : Permukiman kumuh, nilai tingkat kekumuhan, evaluasi, Kota Sabang

Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017


- 359
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Pertumbuhan penduduk yang semakin negara tetangga Malaysia, Thailand dan India.
meningkat disertai dengan arus urbanisasi Kondisi geografis ini menjadikan Kota Sabang
yang tinggi telah menimbulkan berbagai sebagai kota wisata dan perdagangan.
permasalahan sosial, ekonomi, politik dan Berdasarkan SK Walikota Sabang No.
budaya pada bangsa ini. Terbatasnya 650/376/2016 tentang Penetapan Lokasi
kemampuan untuk membangun perumahan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
yang layak serta semakin terbatasnya lahan di Kota Sabang, terdapat 3 kawasan yang
perkotaan untuk membangun permukiman termasuk kedalam lokasi perumahan kumuh
yang mencukupi dan memenuhi syarat dan permukiman kumuh yaitu kawasan Kuta
merupakan penyebab munculnya kawasan Barat, Kuta Timu, dan Cot Bak U.
kumuh. Akibat dari hal ini, lingkungan Pemilihan kawasan ini sebagai lokasi
perumahan menjadi tidak teratur dan tidak penelitian dikarenakan Surat Keputusan
memiliki prasarana yang jelas seperti jalan Walikota Sabang tentang Penetapan Kawasan
lingkungan, sumber air bersih, drainase Kumuh di Kota Sabang dan penanganan
lingkungan, pengelolaan air limbah, persam- kawasan kumuh oleh Satuan Kerja
pahan dan proteksi kebakaran. Pengembangan Kawasan Permukiman
Berbagai cara telah dilakukan oleh Provinsi Aceh dilaksanakan di tahun yang
pemerintah untuk mengatasi persoalan ini sama sehingga nilai kekumuhan dari
seperti meningkatan kualitas lingkungan keputusan Walikota Sabang ini dipastikan
dengan cara perbaikan prasarana air minum, belum berubah sehingga dapat dijadikan
sanitasi dan jalan lingkungan bagi patokan untuk mengevaluasi nilai kekumuhan
permukiman kumuh yang berada di tanah Jalan Lingkungan dan Drainase Lingkungan
legal. setelah dilakukan penanganan.
Pencegahan dan peningkatan kualitas Salah satu kawasan kumuh di Kota
permukiman kumuh telah diamanatkan dalam Sabang yang akan ditinjau adalah desa Cot
UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Bak U yang termasuk kategori kumuh ringan
Kawasan Permukiman, Selain itu, penanganan dengan kepadatan penduduk 96 jiwa per
permukiman kumuh sudah secara jelas hektar dan memiliki luas wilayah 12,32 Ha.
ditargetkan pada RPJMN 2015-2019, dimana Desa ini merupakan salah satu desa
target besarnya adalah terciptanya kota bebas (gampong) yang terletak di Kecamatan
kumuh di tahun 2019. Salah satu daerah yang Sukajaya, Kota Sabang.
mendapatkan prioritas untuk penanganan area Berdasarkan SK tersebut, pemerintah
kumuh adalah Kota Sabang, Provinsi Aceh. melalui Satker Pengembangan Kawasan
Kota Sabang merupakan kota di Pulah Permukiman Provinsi Aceh melakukan
Weh yang secara administratif terletak sangat penanganan kawasan kumuh terhadap
strategis yaitu berbatasan langsung dengan permukiman kumuh Desa Cot Bak U.
Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
360 -
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Penanganan ini dilakukan pada tahun 2016 tanah/lahan, rumah/perumahan, komunitas,


dengan upaya peningkatan kualitas lingkungan sarana dan prasarana dasar, yang terajut dalam
melalui pembangunan jalan lingkungan dan suatu sistem sosial, sistem ekonomi dan
drainase lingkungan. budaya baik dalam suatu ekosistem
Berdasarkan hal-hal yang telah lingkungan permukiman kumuh itu sendiri

dikemukakan di atas, maka pokok permasala- atau ekosistem kota. Oleh karena itu

han penelitian ini dapat dirumuskan sebagai permukiman kumuh harus senantiasa

berikut : dipandang secara utuh dan intégral dalam

1. Apakah pembangunan jalan lingkungan dimensi yang lebih luas (Suparno, 2006).
Beberapa dimensi permukiman kumuh yang
dan drainase lingkungan tersebut dapat
senantiasa harus mendapat perhatian serius
menyelesaikan permasalahan kekumuhan?
adalah; Permasalahan lahan di perkotaan,
2. Seberapa besar dampak penanganan ini
Permasalahan prasarana dan sarana dasar,
terhadap nilai tingkat kekumuhan?
Permasalahan sosial ekonomi, Permasalahan
Penelitian ini bertujuan untuk :
sosial budaya, Permasalahan Tata Ruang Kota,
1. Mengevaluasi nilai kekumuhan dari 2
Permasalahan Aksesibilitas.
kriteria kumuh yaitu jalan lingkungan dan
drainase lingkungan. Penyebab Utama Tumbuhnya
2. Membandingkan nilai tingkat kekumuhan Permukiman Kumuh
sebelum dan sesudah dilakukan penanga- Menurut Khomarudin (1997) penyebab
nan. utama tumbuhnya permukiman kumuh adalah
sebagai berikut :
KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Urbanisasi dan migrasi yang tinggi
Permukiman Kumuh
terutama bagi kelompok masyarakat
Permukiman kumuh adalah lingkungan
berpenghasilan rendah,
hunian yang kualitasnya sangat tidak layak
2. Sulit mencari pekerjaan,
huni, ciri-cirinya antara lain; berada pada lahan
3. Sulitnya mencicil atau menyewa rumah,
yang tidak sesuai dengan peruntukan tata
4. Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-
ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi
undangan,
dalam luas lahan yang terbatas, rawan
5. Perbaikan lingkungan yang hanya
penyakit sosial dan penyakit lingkungan serta
dinikmati oleh para pemilik rumah serta
adanya kualitas bangunan yang sangat rendah,
disiplin warga yang rendah,
prasarana lingkungan kurang memadai yang
6. Semakin sempitnya lahan permukiman dan
membahayakan penghuninya (Budiharjo,
tingginya harga tanah.
1997).
Menurut Nawagamuwa dan Viking
Pada dasarnya suatu permukiman kumuh
(2003) penyebab adanya permukiman kumuh
terdiri dari beberapa aspek penting, yaitu
adalah:
Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
- 361
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

1. Karakter bangunan yaitu umur bangunan Kriteria Perumahan dan Permukiman


yang sudah terlalu tua, tidak terorganisasi, Kumuh :
ventilasi, pencahayaan dan sanitasi yang 1. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari
tidak memenuhi syarat, Bangunan
2. Karakter lingkungan yaitu tidak ada green 2. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Jalan
open space (ruang terbuka hijau) dan tidak Lingkungan.
tersedia fasilitas untuk rekreasi keluarga, 3. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari
kepadatan penduduk yang tinggi, sarana Penyediaan Air Minum.
prasarana yang tidak terencana dengan 4. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Drainase
baik.
Lingkungan.
Menurut mereka keadaan kumuh tersebut
5. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari
dapat mencerminkan keadaan ekonomi, sosial,
Pengelolaan Air Limbah.
budaya para penghuni permukiman tersebut.
6. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari
Adapun ciri-ciri kawasan permukiman kumuh
Pengelolaan Persampahan.
dapat tercermin dari :
7. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi
1. Penampilan fisik bangunannya yang makin
Kebakaran.
kontruksi, yaitu banyaknya bangunan-
bangunan temporer yang berdiri serta nam- Penilaian Kekumuhan
pak tak terurus maupun tanpa perawatan, Berdasarkan Permen PUPR No.
2. Pendapatan yang rendah mencerminkan 2/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas
status ekonomi mereka, biasanya masya- Terhadap Perumahan Kumuh Dan
rakat kawasan kumuh berpenghasilan Permukiman Kumuh, kondisi kekumuhan
rendah, suatu lokasi perumahan kumuh dan
3. Kepadatan bangunan yang tinggi, dapat permukiman kumuh dapat dikelompokkan
terlihat tidak adanya jarak antara bangunan dalam 3 (tiga) kondisi kumuh, yaitu:
maupun siteplan yang tidak terencana, 1. Kumuh Berat bila memiliki nilai 71 - 95;
4. Kepadatan penduduk yang tinggi dan 2. Rentang nilai yang termasuk dalam
masyarakatnya yang heterogen, penilaian ini adalah 71.00 - 95.00, sehingga
5. Sistem sanitasi yang miskin atau tidak nilai yang berada di bawah maupun diatas
dalam kondisi yang baik, rentang ini tidak termasuk dalam Kumuh
6. Kondisi sosial yang tidak dapat baik dilihat Berat.
dengan banyaknya tindakan kejahatan 3. Kumuh Sedang bila memiliki nilai 45 - 70;
maupun kriminal, 4. Rentang nilai yang termasuk dalam
7. Banyaknya masyarakat pendatang yang penilaian ini adalah 45.00 - 70.00, sehingga
bertempat tinggal dengan menyewa. nilai yang berada di bawah maupun diatas
rentang ini tidak termasuk dalam Kumuh
Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
362 -
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Sedang. 3. Tidak terhubung dengan sistem drainase


5. Kumuh Ringan bila memiliki nilai 19 - 44; perkotaan
6. Rentang nilai yang termasuk dalam 4. Tidak Dipelihara Sehingga Terjadi
penilaian ini adalah 19.00 - 44.00, sehingga Akumulasi Limbah Padat dan Cair di
nilai yang berada di bawah maupun diatas Dalamnya
rentang ini tidak termasuk dalam Kumuh 5. Kualitas Konstruksi Drainase Lingkungan
Ringan. Buruk
Jika Ditinjau dari pengelolaan air limbah,
Parameter Kriteria Kekumuhan
yaitu:
Sesuai Permen PUPR No.2/PRT/M/2016
1. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai
Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap
dengan standar teknis yang berlaku.
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh,
2. Prasarana dan sarana pengelolaan air
masing-masing kriteria kekumuhan dinilai
limbah tidak memenuhi persyaratan teknis.
berdasarkan beberapa parameter.
Ditinjau dari pengelolaan persampahan,
Apabila ditinjau dari kriteria Bangunan,
yaitu
yaitu:
1. Prasarana dan sarana persampahan tidak
1. Ketidakteraturan bangunan.
sesuai dengan persyaratan teknis.
2. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi
2. Sistem pengelolaan persampahan tidak
yang tidak sesuai dengan ketentuan
memenuhi persyaratan teknis.
rencana tata ruang.
3. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana
3. Kualitas bangunan yang tidak memenuhi
pengelolaan persampahan sehingga terjadi
syarat
pencemaran lingkungan sekitar oleh
Jika ditinjau dari kriteria Jalan
sampah, baik sumber air bersih, tanah
Lingkungan, yaitu :
maupun jaringan drainase
1. Tingkat pelayanan jaringan jalan
Ditinjau dari proteksi kebakaran, yaitu:
lingkungan.
1. Prasarana proteksi kebakaran.
2. Kualitas permukaan jalan yang buruk.
2. Sarana proteksi kebakaran
Ditinjau dari Penyediaan Air Minum.
1. Ketidaktersediaan akses aman air minum. Evaluasi
2. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Secara umum pengertian evaluasi adalah
setiap individu sesuai standar yang berlaku suatu proses untuk menyediakan informasi
Apabila ditinjau dari drainase tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu
Lingkungan, yaitu : telah dicapai, bagaimana perbedaan
1. Ketersediaan drainase. pencapaian itu dengan suatu standar tertentu

2. Drainase lingkungan tidak mampu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara

mengalirkan limpasan air hujan. keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah

Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017


- 363
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

dikerjakan itu bila dibandingkan dengan Kondisi Eksisting Cot Bak U


harapan-harapan yang ingin diperoleh. Permasalahan utama di kawasan
permukiman kumuh Cot Bak U yaitu daerah
METODE PENELITIAN
ini merupakan kawasan rawan longsor. Selain
Penelitian ini menggunakan metode
itu daerah ini juga merupakan daerah dengan
kuantitatif dan komparatif. Hasil dari
kepadatan bangunan cukup tinggi sehingga
pengangkaan akan menghasilkan matriks
rawan bencana kebakaran. Tingginya
untuk kemudian dibandingkan dengan
kepadatan bangunan juga menyebabkan
variabel awal dan akhir.
penyempitan saluran drainase. Berdasarkan
Langkah-langkah dalam penelitian ini
hasil rekapitulasi data survey, diketahui
adalah melakukan survei lapangan,
kawasan ini memiliki kepadatan bangunan 27
mengumpulkan data dan mencari sumber data
Unit/Ha, dengan jumlah bangunan tidak
yang sesuai yang meneliti kebutuhan,
teratur sebanyak 123 bangunan dari total 334
menentukan jumlah populasi dan sampel yang
unit bangunan. Sementara untuk kondisi
akan dicari sebagai responden, menguraikan
saluran drainase lingkungannya, tercatat total
variabel indikator dengan indikator.
336,64 meter saluran drainase dalam keadaan
HASIL PEMBAHASAN rusak dan tidak layak.

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian


Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
364 -
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 1. Baseline Kawasan Cot Bak U


Kriteria Parameter Nilai Satuan
Keteraturan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 211 Unit rumah tanggan
Bangunan
Hunian Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 63.17 Persen
Kepadatan Luas Permukiman 12.32 Ha
Bangunan Jumlah Total Bangunan 334 Unit
Hunian Tingkat Kepadatan Bangunan 27.11 Unit / Ha
Jumlah Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai
160 Unit rumah tangga
≥ 7.2 m2 per orang
Persentase bangunan hunian memiliki luas lantai
Kelayakan 47.90 Persen
≥ 7.2 m2 per orang
Bangunan
Jumlah bangunan memiliki kondisi atap, lantai
Hunian 160 Unit rumah tangga
dinding sesuai persyaratan teknis
Persentase Jumlah bangunan memiliki kondisi
47.90 Persen
atap, lantai dinding sesuai persyaratan teknis
Panjang total jaringan jalan lingkungan yang ada 2439 Meter
Panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1.5 m 1325 Meter
Panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1.5 m
900 Meter
yang permukaan diperkeras
Aksesibilitas Jangkauan jaringan jalan lingkungan yang layak 36.90 Persen
lingkungan Panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1.5 m
290 Meter
yang permukaan diperkeras dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1.5 m
2439 Meter
yang dilengkapi saluran samping jalan
Jalan sesuai persyaratan teknis 74.99 Persen
Luas area permukiman tidak terjadi genangan
12 Ha
air/banjir
Persentase kawasan permukiman tidak terjadi
97.40 Persen
genangan air/banjir
Panjang total drainase 1445 Meter
Drainase
Panjang kondisi jaringan drainase pada lokasi
lingkungan
permukiman memiliki kualitas tidak ru- 1408.92 Meter
sak/berfungsi baik
Persentase kondisi jaringan drainase pada lokasi
permukiman memiliki kualitas minimum me- 23.32 Persen
madai

Data baseline tersebut dikonversi kawasan Cot Bak U telah terbangun sepanjang
menjadi data permasalahan sesuai parameter 405.46 m jalan lingkungan dan 789 m drainase
dari masing-masing kriteria dan dilakukan lingkungan.
skoring sehingga didapatkan nilai kekumuhan Dari data penanganan tersebut di atas
sebelum penanganan. maka data baseline untuk dua kategori
kekumuhan yang ditinjauan pada penelitian ini
Penanganan Kawasan Kumuh
dirubah nilainya dengan nilai setelah
Pembangunan Jalan Lingkungan dan dilakukan penanganan kawasan kumuh dan
Drainase Lingkungan kemudian dikonversi menjadi data
Pada tahun yang sama yaitu tahun 2016 pernasalahan kawasan dan dilakukan skoring
telah dilakukan penanganan kawasan kumuh nilai kekumuhan.
oleh Satuan Kerja Pengembangan Kawasan
Perbandingan Data Skoring Tingkat
Permukiman Provinsi Aceh yaitu
Kekumuhan
pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase
Berdasarkan data baseline yang sudah di
lingkungan di kawasan tersebut. Untuk
Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
- 365
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

konversi, maka sudah dapat kita lakukan terhadap dua kriteria kekumuhan yaitu jalan
sandingan antara data nilai kekumuhan lingkungan dan drainase lingkungan terdapat
berdasarkan data baseline awal dengan data perbedaan nilai pada parameter cakupan
baseline pasca penanganan kawasan kumuh, pelayanan jalan lingkungan dimana dari data
sehingga dapat diketahui perubahan tingkat awal bernilai 3 (51%-75% area tidak terlayani
kekumuhan kawasan kumuh tersebut. oleh jaringan jalan lingkungan), namun setelah
dilakukan penanganan nilai tersebut berubah
Perbandingan Data Skoring Kawasan
menjadi 1 (25%-50% area tidak terlayani oleh
Cot Bak U
jaringan jalan lingkungan) sebagaimana dapat
Dari data penanganan kawasan kumuh
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Perbandingan hasil skoring nilai kekumuhan Sebelum dan Sesudah Penanganan Cot Bak U
Cot Bak U

Nilai
Kriteria Parameter Rentang Nilai Nilai Nilai
Sebelum Setelah
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki Keteratu-
5
Ketidakteraturan ran
bangunan 51% - 75% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan 3
25% - 50% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan 1 1 1
76% - 100% Bangunan Memiliki Kepadatan Tidak
5
Sesuai Ketentuan
Kondisi Tingkat kepada- 51% - 75% Bangunan Memiliki Kepadatan Tidak
3
Bangu- tan bangunan Sesuai Ketentuan
nan 25% - 50% Bangunan Memiliki Kepadatan Tidak
1 1 1
Gedung Sesuai Ketentuan
76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi Persyara-
5
Ketidaksesuaian tan Teknis
dengan persyara- 51% - 75% Bangunan Tidak Memenuhi Persyara-
3
tan teknis bangu- tan Teknis
nan 25% - 50% Bangunan Tidak Memenuhi Persyara-
1 1 1
tan Teknis
76%-100% area tidak terlayani oleh jaringan jalan
5
lingkungan
Cakupan pelay-
51%-75% area tidak terlayani oleh jaringan jalan
anan jalan ling- 3 3
lingkungan
kungan
Kondisi 25%-50% area tidak terlayani oleh jaringan jalan
1 1
Jalan lingkungan
Ling- 76% - 100% area memiliki kualitas permukaan
5
kungan jalan yang buruk
Kualitas
51%-75% area memiliki kualitas permukaan jalan
permukaan jalan 3
yang buruk
lingkungan
25%-50% area memiliki kualitas permukaan jalan
1 1 1
yang buruk
76% - 100% populasi tidak dapat mengakses air
Ketersediaan 5
minum yang aman
Akses aman air
51% - 75% populasi tidak dapat mengakses air
minum 3 3 3
minum yang aman
Kondisi
25% - 50% populasi tidak dapat mengakses air
Pe- 1
minum yang aman
nyedi-
76% - 100% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air
aan Air Ketidak- 5
minum minimalnya
Minum terpenuhinya air
51% - 75% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air
minum secara 3
minum minimalnya
kuantitas (60
25% - 50% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air
liter/hari) 1 1 1
minum minimalnya

Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017


366 -
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Cot Bak U

Nilai
Kriteria Parameter Rentang Nilai Nilai Nilai
Sebelum Setelah
76% - 100% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam
5
Ketidak- dan > 2 x setahun
mampuan menga- 51% - 75% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam
3
lirkan Limpasan dan > 2 x setahun
Air 25% - 50% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam
1 1 1
dan > 2 x setahun
76% - 100% area tidak tersedia drainase ling-
Ketidak- 5
kungan
tersediaan Drai-
51% - 75% area tidak tersedia drainase lingkungan 3
nase
25% - 50% area tidak tersedia drainase lingkungan 1 1 1
76% - 100% drainase lingkungan tidak terhubung
Ketidak- 5
dengan hirarki di atasnya
Kondisi terhubungan
51% - 75% drainase lingkungan tidak terhubung
Drai- dengan Sistem 3
dengan hirarki di atasnya
nase Drainase Perko-
25% - 50% drainase lingkungan tidak terhubung
Ling- taan 1 1 1
dengan hirarki di atasnya
kungan
76% - 100% area memiliki drainase lingkungan
5
yang kotor dan berbau
Tidak Terpeliha- 51% - 75% area memiliki drainase lingkungan
3
ranya Drainase yang kotor dan berbau
25% - 50% area memiliki drainase lingkungan
1 1 1
yang kotor dan berbau
76% - 100% area memiliki kualitas kontrsuksi
5
drainase lingkungan buruk
Kualitas Kon- 51% - 75% area memiliki kualitas kontrsuksi drai-
3
struksi Drainase nase lingkungan buruk
25% - 50% area memiliki kualitas kontrsuksi drai-
1 1 1
nase lingkungan buruk
76% - 100% area memiliki sistem air limbah yang
Sistem Peng- 5
tidak sesuai standar teknis
elolaan Air
51% - 75% area memiliki sistem air limbah yang
Limbah Tidak 3
tidak sesuai standar teknis
Sesuai Standar
Kondisi 25% - 50% area memiliki sistem air limbah yang
Teknis 1 1 1
Peng- tidak sesuai standar teknis
elolaan Prasarana dan 76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak
Air 5
Sarana Peng- sesuai persyaratan teknis
Limbah elolaan Air 51% - 75% area memiliki sarpras air limbah tidak
3
Limbah Tidak sesuai persyaratan teknis
Sesuai dengan
25% - 50% area memiliki sarpras air limbah tidak
Persyaratan Tek- 1 1 1
sesuai persyaratan teknis
nis
76% - 100% area memiliki sarpras pengelolaan
persampahan yang tidak memenuhi persyaratan 5
Prasarana dan
teknis
Sarana Persam-
51% - 75% area memiliki sarpras pengelolaan
pahan Tidak
persampahan yang tidak memenuhi persyaratan 3
Sesuai dengan
teknis
Persyaratan Tek-
25% - 50% area memiliki sarpras pengelolaan
nis
persampahan yang tidak memenuhi persyaratan 1 1 1
Kondisi teknis
Peng-
76% - 100% area memiliki sistem persampahan
elolaan Sistem Peng- 5
tidak sesuai standar
Persam- elolaan Persam-
51% - 75% area memiliki sistem persampahan
pahan pahan yang Tidak 3
tidak sesuai standar
Sesuai Standar
25% - 50% area memiliki sistem persampahan
Teknis 1 1 1
tidak sesuai standar
Tidak Terpeliha- 76% - 100% area memiliki sarpras persampahan
5
ranya Sarana dan yang tidak terpelihara
Prasarana Peng- 51% - 75% area memiliki sarpras persampahan
3
elolaan Persam- yang tidak terpelihara
pahan 25% - 50% area memiliki sarpras persampahan 1 1 1
Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
- 367
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Cot Bak U

Nilai
Kriteria Parameter Rentang Nilai Nilai Nilai
Sebelum Setelah
yang tidak terpelihara
Kondisi
Proteksi Kondisi Proteksi 76% - 100% area tidak memiliki prasarana proteksi
5 5 5
Kebaka- Kebakaran kebakaran
ran
51% - 75% area tidak memiliki prasarana proteksi
3
kebakaran
25% - 50% area tidak memiliki prasarana proteksi
1
kebakaran
Ketidak-
tersediaan Sarana 76% - 100% area tidak memiliki sarana proteksi
5 5 5
Proteksi Kebaka- kebakaran
ran
51% - 75% area tidak memiliki sarana proteksi
3
kebakaran
25% - 50% area tidak memiliki sarana proteksi
1
kebakaran
TOTAL (NILAI KEKUMUHAN) 31 29

Dari perbandingan data tabel diatas ditetapkan di dalam Surat Keputusan


didapat total nilai tingkat kekumuhan untuk Walikota Sabang di tahun 2016.
kawasan Cot Bak U sebelum adanya 2. Perubahan nilai kekumuhan untuk
penanganan kawasan kumuh adalah sebesar kawasan Cot Bak U sebelum penanganan
31 yang termasuk dalam rentang Kumuh sebesar 31 dan berkurang menjadi 29
Ringan. Setelah adanya penanganan terhadap setelah penanganan Jalan Lingkungan dan
dua kiteria kekumuhan yaitu jalan lingkungan Drainase Lingkungan, sehingga memiliki
dan drainase lingkungan terjadi perubahan selisih sebesar 2 point.
nilai terhadap kawasan ini dimana secara total
Saran
nilai tingkat kekumuhannya menjadi 29 yang
Adapun saran yang ingin di sampaikan
masih termasuk dalam rentang Kumuh Ringan.
adalah:
Terdapat selisih nilai yaitu 2 poin.
1. Masih perlu dilakukannya penanganan
KESIMPULAN DAN SARAN terhadap kedua kawasan kumuh ini karena
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dampak
Berdasarkan hasil penelitian pada bab penanganan yang telah dilaksanakan tidak
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: merubah kategori kumuh kedua kawasan
1. Penanganan kawasan kumuh terhadap 2 ini yaitu tetap termasuk kategori Kumuh
(dua) kriteria kekumuhan yang telah Ringan.
dilaksanakan di kedua kawasan kumuh 2. Penanganan lanjutan yang nantinya akan
tersebut yaitu Jalan Lingkungan dan dilaksanakan sebaiknya terhadap kriteria
Drainase Lingkungan tidak memberikan yang memiliki nilai kekumuhan yang besar,
perubahan yang besar terhadap nilai dimana dari hasil skoring tingkat
kekumuhan sebagaimana yang telah kekumuhan pada kedua kawasan ini
Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
368 -
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

terdapat 2 (dua) kriteria kekumuhan yang Metropolitan, Direktorat Jenderal


meiliki nilai yang besar yaitu kriteria Cipta Karya - Departemen Pekerjaan
Proteksi Kebakaran dan Pengelolaan Air Umum, Jakarta.
Limbah Dunn, WN 1999, Analisis Kebijakan
3. Perlu dilakukannya evaluasi nilai kekumu- Publik, Gadjah Mada University
han secara berkala terhadap kawasan Press, Yogyakarta.
kumuh yang telah ditetapkan untuk Firman dan Martin 1984, Perencanaan dan
mengetahui perubahan yang terjadi Evaluasi Untuk Negara Berkemang,
4. Melibatkan masyarakat setempat dalam LP3ES, Jakarta.
pemeliharaan kualitas permukiman, Nawagamuwa, A and Viking, N 2003,
sehingga diharapkan nilai kekumuhan Slum, Squatter Areas and Informal
yang ada tidak mengalami penurunan Settlement, 9th International
namun mengalami peningkatan. Conference On Sri Lanka Studies,
Matara, Sri Lanka.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Khomarudin 1997, Menelusuri
Budiharjo, E 1997, Arsitektur
Pembangunan Perumahan dan
pembangunan dan konservasi,
Permukiman, Yayasan Real Estate
Djambatan, Jakarta.
Indonesia, PT. Rakasindo, Jakarta.
Bryant, C dan Louis, GW 1987,
Kurniasih, S 2007, Usaha Perbaikan
Manajemen Pembangunan Untuk
Pemukiman Kumuh Di Petukangan
Negara Berkembang, LP3ES,
Utara-Jakarta Selatan, Tesis, Teknik
Jakarta.
Arsitektur Universitas Budi Luhur.
Ditjen Perumahan dan Permukiman 2002,
Patton, MQ 2009, Metode Evaluasi
Konsep Panduan Identifikasi
Kualitatif, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Kawasan Perumahan dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Pemukiman Kumuh. Jakarta.
Perumahan Rakyat
Direktorat Pengembangan Kawasan
No.2/PRT/M/2016, Peningkatan
Permukiman 2016, Panduan
Kualitas Terhadap Perumahan
Penyusunan RP2KPKP,
Kumuh dan Permukiman Kumuh,
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Jakarta.
Perumahan Rakyat, Direktorat
Sinulingga, BD 2005, Pembangunan Kota,
Jenderal Cipta Karya, Jakarta.
Tinjauan Regional dan Lokal,
Direktorat Pengembangan Permukiman
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
2006, Pedoman Identifikasi
Suparno, SM 2006, Perencanaan dan
Kawasan Permukiman Kumuh
Pengembangan Perumahan, Andi,
Daerah Penyangga Kota
Yogyakarta.
Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017
- 369
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Surat Keputusan Walikota Sabang No.


650/376/2016, Penetapan Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh di Kota Sabang, Sabang.
Sutanto 1995, Mengenali dan Memetakan
Permukiman Kumuh berdasarkan
Foto Udara Skala Besar,
Operasionalisasi Penginderaan Jauh
dan Sistem Informasi Geografi
(SIG) untuk penanganan Dta Dasar
Pembangunan dalam Pembangunan
Jangka Panjang II, Makalah Seminar
Nasional 19 – 20 April 1995 di
UGM, Yogyakarta
Titisari, Yunita, E dan Kurniawan, F 1999,
Kajian Permukiman Desa Pinggiran
Kota, Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.
Tayibnapis dan Yusuf, F 2000, Evaluasi
Program, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Undang-undang No. 4 pasal 22 tahun 1992,
Perumahan dan Permukiman,
Jakarta.
Yin, RK 1996, Studi Kasus : Desain dan
Metode, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Yunanda, M 2009, Evaluasi dalam Islam,
<http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/1956775-
evaluasi-dalam-islam/> 01 Maret
2010.

Volume 1 Special Issue, Nomor 2, Desember, 2017


370 -
Ekonomi Transportasi, Manajemen Konstruksi dan Perencanaan Wilayah

S-ar putea să vă placă și