Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun oleh:
Tim Keselamatan Pasien
Unit Penjaminan Mutu
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya Kepada kita semua, sehingga Laporan Survey Budaya
Keselamatan Pasien RS Budi Kemuliaan Batam dapat terselesaikan dengan tepat waktu
Laporan Survey Budaya Keselamatan Pasien RS Budi Kemuliaan Batam ini disusun
dengan tujuan untuk memberikan gambaran umum budaya karyawan/staff RS Budi
Kemuliaan Batam dalam melaksanakan keselamatan pasien. Laporan ini berisi tentang
definisi, elemen budaya keselamatan pasien, factor-faktor yang mempengaruhi budaya
keselamatan pasien serta instrumen survey budaya keselamatan pasien. Semoga Laporan
ini dapat digunakan dalam proses peningkatan mutu khususnya dalam mewujudkan
keamanan pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.
Tim Penyusun,
Tim Keselamatan pasien Rumah Sakit
Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam.
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Tabel
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman
bagi pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah sakit.
(Vincent, 2011).
telah dilaksanakan dengan proses belajar kolektif dari kesalahan yang telah terjadi,
baik belajar dari kejadian nyaris cedera ataupun kejadian yang mengakibatkan
kerugian yang sebenarnya bagi pasien. Untuk mempromosikan budaya belajar dari
penuh kejujuran dan tanpa budaya menyalahkan (blame free culture). (Mark, 2001)
Health (HSPH) (2011) menyebutkan bahwa dari seluruh dunia 43 juta orang
dirugikan setiap tahun akibat perawatan yang tidak aman. Sekitar 70% dari pasien
pasien cacat permanen dan 13,6% kasus berakibat fatal (Collinson, Throne, Dee,
5
Data insiden tersebut berbeda dengan data di Indonesia. Indonesia
tentang Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
belum banyak dilakukan. Data tentang KTD dan KNC di Indonesia masih sulit
dan KNC tersebut cukup besar. Dampak dari KTD dapat berupa cacat ringan,
tahun 2019 BLUS RS Konawe mulai mengadopsi ukuran budaya keselamatan pasien
yang diimplementasikan kepada seluruh staf rumah sakit melalui pengukuran budaya
keselamatan pasien sebagai langkah awal program keselamatan pasien yang baik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari
2. Tujuan Khusus :
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
struktur, praktek, peraturan dan kontrol keselamatan pasien. Budaya ini mencakup
tiga komponen yaitu budaya kerja, budaya pelaporan (insiden) dan budaya belajar
Budaya keselamatan pasien terfokus pada nilai, kepercayaan, dan asumsi staf
kompetensi, dan pola perilaku dari individu dan kelompok dalam sebuah organisasi
budaya keselamatan pasien yang cenderung positif dapat dilihat dari komunikasi
saling percaya (mutual trust) antar komponen, dengan persepsi yang sama tentang
mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan (Jones, Skinner, Xu, & Sun, 2007).
Menurut The Institute Of Medicine (IOM) dalam Jones, Skinner, Xu, & Sun (2007),
1
1. Kepercayaan, walaupun proses pelayanan kesehatan memiliki risiko yang
Budaya keselamatan dapat dilihat dari kehandalan rumah sakit yang memiliki
menekan angka insiden kesalahan. Rumah sakit yang dapat menyandang gelar
handal/ mahir hanya jika dapat “bekerja sama” dengan kesalahan, peka terhadap
dan anti budaya menyalahkan pada saat terjadi kesalahan pada proses yang
kompleks.
menyebutkan bahwa ada tiga kelompok faktor yang dapat mempengaruhi budaya
a. Faktor personal yaitu cenderung dari orang/ manusia yang bekerja dalam suatu
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Motivasi
4) Kompetensi
5) Kepribadian
b. Faktor perilaku organisasi yaitu kondisi lingkungan kerja yang diukur dari segi
1) Kepemimpinan
2
2) Kewaspadaan Situasi
3) Komunikasi
4) Kerja Tim
5) Stress
6) Kelelahan
7) Kepemimpinan Tim
8) Pengambilan Keputusan
1) Perlengkapan
2) Peralatan
3) Mesin
4) Kebersihan
5) Teknik
Salah satu survey budaya keselamatan yang dikembangkan oleh Agency for
Health Care Research and Quality (AHRQ) adalah The Hospital Survey on Patient
Safety dengan 12 elemen yang dikembangkan sejak tahun 2004 untuk mengukur
a. Responden
pasien adalah seluruh jenis staf yang berada di pelayanan rumah sakit.
b. Dimensi pertanyaan
3
kuesioner yang telah dilaksanakn uji validitas dan reliabilitas. Adapun
1) Kelompok outcome (hasil) yang terdiri dari dua dimensi pertanyaan, yaitu
sebagai berikut:
sebagai berikut :
f) Keterbukaan komunikasi
h) Staffing
Adapun item soal dalam setiap dimensi pertanyaan dari survey budaya
JENIS PILIHAN
DIMENSI NOMOR ITEM SOAL
SOAL JAWABAN
Grade Berilah peringkat
Keselamatan keselamatan pasien di Sempurna,
Pasien ruangan Anda, beri satu Sangat Bagus,
E1 Positif
(tambahan) jawaban dengan memberi Cukup, Kurang,
tanda rumput pada kotak Buruk
(√)
Jumlah pelaporan Dalam 12 bulan terakhir,
kejadian menurut pengetahuan
(tambahan) Anda, kira-kira berapa
G1 kejadian keselamatan Terbuka Menulis angka
pasien yang dilaporkan di
ruangan Anda? Tulis
angka jawaban Anda
4
pada kotak yang
disediakan.
Teamwork dalam Sangat setuju,
unit Setiap orang saling Setuju, Ragu,
A1 mendukung satu sama Positif Tidak Setuju,
lain di ruangan kami Sangat tidak
Setuju
Ketika suatu pekerjaan
Sangat setuju,
harus diselesaikan
Setuju, Ragu,
dengan cepat, kami
A3 Positif Tidak Setuju,
bekerja sama sebagai
Sangat tidak
suatu tim untuk
Setuju
mengerjakannya
Sangat setuju,
Di ruangan ini, setiap
Setuju, Ragu,
orang memperlakukan
A4 Positif Tidak Setuju,
satu sama lain dengan
Sangat tidak
hormat
Setuju
Sangat setuju,
Ketika suatu area di Setuju, Ragu,
A11 ruangan ini sibuk, yang Positif Tidak Setuju,
lain akan membantu Sangat tidak
Setuju
Ekspektasi dan Atasan saya mengatakan
Sangat setuju,
aksi pimpinan bagus ketika beliau
Setuju, Ragu,
dalam melihat pekerjaan
B1 Positif Tidak Setuju,
mempromosikan diselesaikan sesuai
Sangat tidak
keselamatan dengan prosedur
Setuju
pasien keselamatan pasien
Atasan saya sangat Sangat setuju,
serius menanggapi saran Setuju, Ragu,
B2 staf untuk Positif Tidak Setuju,
mengembangkan Sangat tidak
keselamatan pasien Setuju
Sangat setuju,
Ketika ada tekanan,
Setuju, Ragu,
atasan saya ingin sekali
B3 Negatif Tidak Setuju,
bekerja cepat, walaupun
Sangat tidak
dengan jalan pintas
Setuju
Sangat setuju,
Atasan saya
Setuju, Ragu,
mengabaikan masalah
B4 Negatif Tidak Setuju,
keselamatan pasien yang
Sangat tidak
terjadi berulang
Setuju
Proses belajar Sangat setuju,
organisasi, Kami selalu aktif bekerja Setuju, Ragu,
perbaikan A6 untuk meningkatkan Positif Tidak Setuju,
berkelnjutan keselamatan pasien Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Setiap kesalahan Setuju, Ragu,
A9 menjadikan perbuahan Positif Tidak Setuju,
yang baik bagi ruangan ini Sangat tidak
Setuju
Setelah kami melakukan Sangat setuju,
A13 Positif
perubahan untuk Setuju, Ragu,
5
mengembangkan Tidak Setuju,
keselamatan pasien, kami Sangat tidak
mengevaluasi Setuju
keefektifannya
Dukungan Sangat setuju,
Manajemen rumah sakit
manajemen Setuju, Ragu,
mengembangkan budaya
rumah sakit F1 Positif Tidak Setuju,
kerja yang berfokus pada
dalam Sangat tidak
keselamatan pasien
keselamatan Setuju
pasien Tindakan manajemen Sangat setuju,
rumah sakit Setuju, Ragu,
F8 memperlihatkan bahwa Positif Tidak Setuju,
keselamatan pasien Sangat tidak
adalah prioritas utama Setuju
Manajemen rumah sakit
Sangat setuju,
terlihat antusias terhadap
Setuju, Ragu,
keselamatan pasien
F9 Negatif Tidak Setuju,
hanya ketika terjadi
Sangat tidak
kejadian yang tidak
Setuju
diharapkan (KTD)
Keseluruhan Sangat setuju,
Keselamatan pasien tidak
persepsi tentang Setuju, Ragu,
pernah dikorbankan
keselamatan A15 Positif Tidak Setuju,
dalam menyelesaikan
pasien Sangat tidak
banyak pekerjaan
Setuju
Sangat setuju,
SPO dan sistem kami
Setuju, Ragu,
sudah baik untuk
A18 Positif Tidak Setuju,
mencegah terjadinya
Sangat tidak
kesalahan
Setuju
Sangat setuju,
Hanya suatu kebetulan Setuju, Ragu,
A10 bahwa kesalahan yang Negatif Tidak Setuju,
serius tidak terjadi disini Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Kami punya masalah Setuju, Ragu,
A17 keselamatan pasien di Negatif Tidak Setuju,
ruangan ini Sangat tidak
Setuju
Umpan balik dan Kami selalu diberikan
Selalu, Sering,
komunikasi umpan balik tentang
Jarang, Jarang
kejadian C1 perubahan yang terjadi Positif
Sekali, Tidak
kesalahan berdasarkan laporan
Pernah
kejadian
Kami selalu Selalu, Sering,
diinformasikan tentang Jarang, Jarang
C3 Positif
kesalahan yang terjadi di Sekali, Tidak
ruangan ini Pernah
Di Ruangan ini kami Selalu, Sering,
berdiskusi tentang cara Jarang, Jarang
C5 Positif
mencegah kesalahan Sekali, Tidak
terjadi lagi Pernah
Keterbukaan Staf bebas berbicara
Selalu, Sering,
komunikasi C2 tentang sesuatu jika hal Positif
Jarang, Jarang
tersebut dapat
6
memberikan efek negatif Sekali, Tidak
kepada pasien Pernah
Staf bebas untuk Selalu, Sering,
menanyakan keputusan Jarang, Jarang
C4 Positif
atau tindakan di luar Sekali, Tidak
kewenangannya Pernah
Staf takut untuk Selalu, Sering,
mengajukan pertanyaan Jarang, Jarang
C6 Negatif
ketika sesuatu berjalan Sekali, Tidak
tidak semestinya Pernah
Frekuensi Ketika kesalahan terjadi,
pelaporan tapi sudah diketahui dan
Selalu, Sering,
kejadian/ insiden diperbaiki sebelum
Jarang, Jarang
D1 berimbas pada pasien Positif
Sekali, Tidak
(Kejadian Nyaris Cedera/
Pernah
KNC), seberapa sering
hal tersebut dilaporkan
Ketika kesalahan terjadi,
tapi tidak potensial Selalu, Sering,
mencederai pasien Jarang, Jarang
D2 Positif
(Kejadian Potensial Sekali, Tidak
Cedera/ KPC), seberapa Pernah
sering itu dilaporkan
Ketika kesalahan terjadi,
dan dapat mencederai
Selalu, Sering,
pasien, namun tidak
Jarang, Jarang
D1 terjadi cedera (Kejadian Positif
Sekali, Tidak
Tidak Cedera/ KTC),
Pernah
seberapa sering
terlaporkan
Teamwork antar Terjadi kerjasama yang Sangat setuju,
unit dalam rumah baik antar ruangan dalam Setuju, Ragu,
sakit F4 rumah sakit untuk Positif Tidak Setuju,
melakukan tugas Sangat tidak
bersama Setuju
Ruangan dalam rumah Sangat setuju,
sakit bekerja sama Setuju, Ragu,
F10 dengan baik untuk Positif Tidak Setuju,
mewujudkan pelayanan Sangat tidak
terbaik kepada pasien Setuju
Sangat setuju,
Ruangan dalam rumah
Setuju, Ragu,
sakit tidak berkoordinasi
F2 Negatif Tidak Setuju,
dengan baik satu sama
Sangat tidak
lain
Setuju
Sangat setuju,
Sangat sering terjadi
Setuju, Ragu,
ketidaknyamanan saat
F6 Negatif Tidak Setuju,
bekerja di ruangan lain
Sangat tidak
dalam rumah sakit
Setuju
Staffing Sangat setuju,
Kami memiliki cukup staf/
Setuju, Ragu,
tenaga untuk
A2 Positif Tidak Setuju,
menyelesaikan beban
Sangat tidak
kerja kami
Setuju
7
Staf di ruangan ini bekerja Sangat setuju,
lewat dari waktu kerja, Setuju, Ragu,
A5 demi memberikan Negatif Tidak Setuju,
pelayanan yang terbaik Sangat tidak
bagi pasien Setuju
Kami menggunakan Sangat setuju,
karyawan tidak tetap Setuju, Ragu,
A7 untuk memberikan Negatif Tidak Setuju,
pelayanan terbaik bagi Sangat tidak
pasien Setuju
Kami bekerja seperti Sangat setuju,
dalam ‘situasi krisis’, Setuju, Ragu,
A14 mencoba melakukan Negatif Tidak Setuju,
pekerjaan yang terlalu Sangat tidak
banyak dan terlalu cepat Setuju
Handoffs (serah Saat melakukan transfer Sangat setuju,
terima) dan pasien antar ruangan Setuju, Ragu,
transisi F3 merupakan kondisi yang Negatif Tidak Setuju,
sangat berisiko untuk Sangat tidak
terjadinya insiden Setuju
Sangat setuju,
Informasi penting pasien Setuju, Ragu,
F5 sering hilang pada saat Negatif Tidak Setuju,
pergantian shift Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Masalah sering terjadi Setuju, Ragu,
F7 dalam pertukaran Negatif Tidak Setuju,
informasi antar ruangan Sangat tidak
Setuju
Sangat setuju,
Perubahan shift Setuju, Ragu,
F11 merupakan masalah bagi Negatif Tidak Setuju,
pasien di rumah sakit ini Sangat tidak
Setuju
Respon tidak Apabila terjadi kesalahan, Sangat setuju,
menyalahkan staf merasa seolah segala Setuju, Ragu,
terhadap kejadian A8 akibat dari kesalahan Negatif Tidak Setuju,
kesalahan mereka ditimpakan Sangat tidak
kepada mereka sendiri Setuju
Ketika suatu kejadian Sangat setuju,
dilaporkan, sepertinya inti Setuju, Ragu,
A12 laporannya adalah Negatif Tidak Setuju,
orangnya, bukan pada Sangat tidak
masalahnya Setuju
Sangat setuju,
Staf khawatir jika
Setuju, Ragu,
kesalahannya tercatat
A16 Negatif Tidak Setuju,
dalam catatan
Sangat tidak
kepegawaian
Setuju
Sumber : (AHQR, 2004)
8
BAB III
METODE SURVEY
pengukuran variabel dalam suatu saat tertentu saja. Pengukuran variabel tidak
terbatas harus tepat waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap
subjek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau
DEFINISI HASIL
VARIABEL CARA UKUR ALAT UKUR SKALA
OPERASIONAL UKUR
Budaya Skor rata-rata Dilihat dari Survey Skor total Interval
keselamatan produk dari nilai, hasil survey Budaya jawaban
pasien sikap, persepsi, menggunaka Keselamatan kuesioner
kompetensi, dan n kuesioner Pasien
pola perilaku dari Rumah
karyawan BLUD Sakit,
RS Konawe yang Agency for
menentukan Healthcare
komitmen, gaya Research
dan kemahiran and Quality,
dalam 2004
manajemen
keselamatan
pasien yang
diukur dari
perspektif staf
9
B. Instrumen Survey
merupakan adopsi dari Hospital Survey on Patient Safety Culture Agency for
opini karyawan rumah sakit tentang isu keselamatan pasien, kesalahan medikasi,
dan pelaporan kejadian. Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi
bagian pada kuesioner yang telah dilaksanakn uji validitas dan reliabilitas. (Agency
for Healthcare Research and Quality, 2004). Adapun aturan pengisian kuesioner
rumah sakit.
2. Survey ini terdiri dari Sembilan bagian, yang pengisiannya membutuhkan waktu
10-15 menit.
berikut,
2) TS : Tidak Setuju
3) RG : Ragu
4) ST : Setuju
5) SS : Sangat Setuju
1) TP : Tidak Pernah
2) JS : Jarang Sekali
3) JR : Jarang
10
4) SR : Sering
5) SL : Selalu
6. Pada bagian I responden bisa menuliskan jawaban secara terbuka (namun tidak
7. Nilai untuk setiap pertanyaan adalah antara rentang 1 sampai dengan 5. Jika
pertanyaan positif di jawab dengan jawaban “selalu” atau “ sangat setuju”, maka
nilainya adalah 5. Jika pertanyaan positif dijawab dengan “tidak pernah” atau
“sangat tidak setuju” maka nilainya adalah 1, begitu pula sebaliknya dengan
pertanyaan negatif.
telah baku dan merupakan adopsi dari Hospital Survey on Patient Safety Culture
Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ). Untuk itu, peneliti tidak
11
BAB IV
A. Waktu pelaksanaan
Survey ini telah dilaksanakan pada bulan September 2019 dengan melibatkan
berikut :
B. Karakteristik Responden
kelamin, umur, pendidikan, lama bekerja, profesi dan pengalaman pelatihan KP-
Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam tahun 2018 berdasarkan jenis kelamin
No (n) (%)
1 Laki-Laki 76 22.4
2 Perempuan 263 77.6
Total 339 100
12
Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam tahun 2018 berdasarkan umur
dimana umur yang paling banyak adalah 27 tahun, umur terendah adalah 23 tahun dan umur
responden yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan
responden yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan
13
Tabel 4 Karakteristik Responden Yang Mengisi Survey Budaya Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam tahun 2018 Berdasarkan Lama Bekerja
Sakit Budi Kemuliaan Batam selama 1-5 tahun, yaitu 168 orang (49,6%).
responden yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan
14
4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja
responden yang mengisi survey budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan
Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam tahun 2018 Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan tabel 6 terlihat sebagai besar responden bekerjan 40 jam atau lebih
Secara umum dapat dianalisis skor keseluruhan nilai budaya keselamatan pasien
Tabel 7 Ukuran pemusatan skor keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di Rumah
No Ukuran Skor
1 Mean 159.81
2 Median 160.00
3 Mode 156.00
4 Minimum 109.00
5 Maximum 193.00
Berdasarkan tabel 7 terlihat jika nilai median skor keseluruhan survey budaya
keselamatan pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam tahun 2018 adalah 160,00 jika
dipersentasekan dengan nilai maksimum 220 maka akan dapat hasil 160/220*100% =
72,72%. Ini membuktikan bahwa Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam berada pada posisi
menengah keatas dalam hal budaya keselamatan pasien.Hasil penelitian ini cenderung sama
15
jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bea, Pasinringi, & Noor
(2013) dengan judul “Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin Tahun 2013”. Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa budaya keselamatan
pasien Rumah Sakit Universitas Hasanuddin tergolong kuat dengan persentasi 71,57%.
Penelitian terdahulu tersebut menggunakan alat ukur yang sama, yaitu kuesioner budaya
keselamatan pasien diadaptasi dari kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture
dipublikasikan oleh The Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) tahun 2004.
Jika nilai hasil budaya keselamatan pasien di jabarkan berdasarkan area maka
Tabel 8 Penjabaran nilai hasil budaya keselamatan pasien Rumah Sakit Budi Kemuliaan
16
168.00 166.22
18 ICU Barat
166.00 167.27
19 Flamboyan
183.00 176.00
20 Wijaya Kusuma
168.00 169.67
21 Mahottama
164.50 163.08
22 Sanjiwani
154.50 152.40
23 Wing amertha
154.00 150.19
24 PJT
162.00 162.81
25 Farmasi
157.00 155.11
26 IRJ
172.50 172.70
27 IBS
Rehab Medik 158.00 154.00
28
151.00 155.50
29 laboratorium
146.00 150.20
30 radiologi
Jika dilihat dari 30 area penyebaran kuesioner terlihat lebih banyak ruangan yang
nilai median budaya keselamatan pasien responden yang mewakilinya lebih rendah dari
median keseluruhan, yaitu 16 area (53,3%), sedangkan yang lebih tinggi dari median
secara umum perlu diketahui terlebih dahulu faktor yang menyebabkan ketidakseragaman
tersebut. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi, beberapa faktor yang dapat dilakukan
analisis lebih mendalam sesuai dengan penelitian terdahulu adalah motivasi perawat dan
gaya kepemimpinan kepala ruangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dhinamita
Nivalinda, M.C. Inge Hartini, Agus Santoso tahun 2013 dengan judul : “Pengaruh Motivasi
Perawat Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan
Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah Di Semarang”, menjelaskan
bahwa ada pengaruh motivasi perawat terhadap penerapan budaya keselamatan pasien
sebesar 10,3%, ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap penerapan budaya
keselamatan pasien sebesar 36,8%. Ada pengaruh secara bersama-sama antara motivasi
17
perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap penerapan budaya keselamatan
Penelitian terdahulu yang lebih spesifik menjelaskan terkait hal yang dapat
program keselamatan pasien, dilakukan oleh Ariyani (2009) di Instalasi Perawatan Intensif
RSUD DR Moewardi Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan motivasi terhadap sikap mendukung penerapan program
patient safety (p < 0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya pengaruh bersama-
sama antara pengetahuan (p = 0,006, Exp B = 2,322), motivasi ( p = 0,020, Exp B = 2,093)
terhadap sikap mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif
Untuk itu, dapat dijadikan pedoman di RSUP Sanglah Denpasar untuk menelusuri
terlebih dahulu faktor yang dapat menyebabkan ketidak seragaman nilai median budaya
keselamatan pasien di setiap area, sehingga dapat dibuat program spesifik terkait perbaikan-
Sesuai dengan dimensi instrumen survey budaya keselamatan pasien, maka dari
339 responden dapat dianalisis masing-masing jawaban responden untuk setiap pertanyaan
Tabel 9 Analisis Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi dan Pertanyaan Survey Budaya
18
FREKUENSI SKOR RATA
NO TOTAL
DIMENSI ITEM SOAL -
SOAL 1 2 3 4 5 SKOR
RATA
Grade Berilah peringkat
Keselamata keselamatan
n Pasien pasien di ruangan
(tambahan) Anda, beri satu 22
E1 1 33 75 7 1219 3.59
jawaban dengan 3
memberi tanda
rumput pada kotak
(√)
Jumlah Dalam 12 bulan
pelaporan terakhir, menurut
kejadian pengetahuan
(tambahan) Anda, kira-kira 99 35 33 20 2
berapa kejadian
keselamatan
G1 pasien yang 358 1.05
dilaporkan di
ruangan Anda?
Tulis angka
jawaban Anda
pada kotak yang
disediakan.
Teamwork Setiap orang saling
dalam unit mendukung satu 19 11
A1 3 1 39 1429 4.21
sama lain di 1 4
ruangan kami
Ketika suatu
pekerjaan harus
diselesaikan
dengan cepat, 19 11
A3 2 1 30 1431 4.22
kami bekerja sama 3 3
sebagai suatu tim
untuk
mengerjakannya
Di ruangan ini,
setiap orang
18 11
A4 memperlakukan 2 7 33 1414 4.17
6 1
satu sama lain
dengan hormat
Ketika suatu area
di ruangan ini 10 12
A11 15 59 39 1128 3.32
sibuk, yang lain 4 2
akan membantu
Ekspektasi Atasan saya
dan aksi mengatakan bagus
pimpinan ketika beliau
dalam melihat pekerjaan 19
B1 1 25 92 27 1238 3.65
mempromo diselesaikan sesuai 4
sikan dengan prosedur
keselamata keselamatan
n pasien pasien
19
Atasan saya
sangat serius
menanggapi saran
22
B2 staf untuk 1 10 64 36 1305 3.84
8
mengembangkan
keselamatan
pasien
Ketika ada
tekanan, atasan
saya ingin sekali 20
B3 3 39 62 27 1234 3.64
bekerja cepat, 8
walaupun dengan
jalan pintas
Atasan saya
mengabaikan
masalah 20
B4 4 26 62 40 1270 3.74
keselamatan 7
pasien yang terjadi
berulang
Proses Kami selalu aktif
belajar bekerja untuk
22
organisasi, A6 meningkatkan 1 2 27 82 1406 4.14
7
perbaikan keselamatan
berkelnjuta pasien
n Setiap kesalahan
menjadikan
22
A9 perbuahan yang 4 12 22 73 1371 4.04
8
baik bagi ruangan
ini
Setelah kami
melakukan
perubahan untuk
mengembangkan 23
A13 3 3 26 69 1384 4.08
keselamatan 8
pasien, kami
mengevaluasi
keefektifannya
Dukungan Manajemen rumah
manajemen sakit
rumah sakit mengembangkan
23
dalam F1 budaya kerja yang 2 10 37 56 1349 3.97
4
keselamata berfokus pada
n pasien keselamatan
pasien
Tindakan
manajemen rumah
sakit
memperlihatkan 20 10
F8 5 4 19 1421 4.19
bahwa 4 7
keselamatan
pasien adalah
prioritas utama
20
Manajemen rumah
sakit terlihat
antusias terhadap
keselamatan 20
F9 5 47 42 37 1242 3.66
pasien hanya 8
ketika terjadi
kejadian yang tidak
diharapkan (KTD)
Keseluruha Keselamatan
n persepsi pasien tidak
tentang pernah 20
A15 6 19 14 97 1383 4.07
keselamata dikorbankan dalam 3
n pasien menyelesaikan
banyak pekerjaan
SPO dan sistem
kami sudah baik
25
A18 untuk mencegah 2 16 29 34 1321 3.8
7
terjadinya
kesalahan
Hanya suatu
kebetulan bahwa
18
A10 kesalahan yang 54 26 67 5 799 2.35
7
serius tidak terjadi
disini
Kami punya
masalah
18
A17 keselamatan 12 57 66 19 1159 3.41
5
pasien di ruangan
ini
Umpan Kami selalu
balik dan diberikan umpan
komunikasi balik tentang 12 13
C1 12 13 1218 3.59
kejadian perubahan yang 6 8
kesalahan terjadi berdasarkan
laporan kejadian
Kami selalu
diinformasikan
14
C3 tentang kesalahan 3 15 83 96 1330 3.92
2
yang terjadi di
ruangan ini
Di Ruangan ini
kami berdiskusi
tentang cara 13 13
C5 4 5 56 1408 4.15
mencegah 3 0
kesalahan terjadi
lagi
Keterbukaa Staf bebas
n berbicara tentang
komunikasi sesuatu jika hal
14
C2 tersebut dapat 27 33 73 63 1199 3.53
3
memberikan efek
negatif kepada
pasien
21
Staf bebas untuk
menanyakan
14
C4 keputusan atau 10 23 92 65 1253 3.69
9
tindakan di luar
kewenangannya
Staf takut untuk
mengajukan
12 12
C6 pertanyaan ketika 9 22 67 1339 3.94
0 1
sesuatu berjalan
tidak semestinya
Frekuensi Ketika kesalahan
pelaporan terjadi, tapi sudah
kejadian/ diketahui dan
insiden diperbaiki sebelum
berimbas pada 14
D1 11 37 83 64 1230 3.62
pasien (Kejadian 4
Nyaris Cedera/
KNC), seberapa
sering hal tersebut
dilaporkan
Ketika kesalahan
terjadi, tapi tidak
potensial
mencederai pasien 15
D2 12 22 65 90 1301 3.83
(Kejadian Potensial 0
Cedera/ KPC),
seberapa sering itu
dilaporkan
Ketika kesalahan
terjadi, dan dapat
mencederai
pasien, namun
13
D3 tidak terjadi cedera 20 30 73 85 1248 3.68
1
(Kejadian Tidak
Cedera/ KTC),
seberapa sering
terlaporkan
Teamwork Terjadi kerjasama
antar unit yang baik antar
dalam ruangan dalam 22
F4 4 14 52 41 1305 3.84
rumah sakit rumah sakit untuk 8
melakukan tugas
bersama
Ruangan dalam
rumah sakit
bekerja sama
20
F10 dengan baik untuk 2 7 28 93 1401 4.13
9
mewujudkan
pelayanan terbaik
kepada pasien
Ruangan dalam
rumah sakit tidak
16
F2 berkoordinasi 5 43 70 53 1238 3.65
8
dengan baik satu
sama lain
22
Sangat sering
terjadi
ketidaknyamanan 21
F6 1 24 58 42 1289 3.80
saat bekerja di 4
ruangan lain dalam
rumah sakit
Staffing Kami memiliki
cukup staf/ tenaga
15
A2 untuk 7 64 73 43 1177 3.47
2
menyelesaikan
beban kerja kami
Staf di ruangan ini
bekerja lewat dari
waktu kerja, demi 11 10
A5 48 65 6 885 2.61
memberikan 3 7
pelayanan yang
terbaik bagi pasien
Kami
menggunakan
karyawan tidak
14
A7 tetap untuk 38 48 93 12 910 2.68
8
memberikan
pelayanan terbaik
bagi pasien
Kami bekerja
seperti dalam
‘situasi krisis’,
mencoba 15
A14 28 67 76 12 905 2.66
melakukan 6
pekerjaan yang
terlalu banyak dan
terlalu cepat
Handoffs Saat melakukan
(serah transfer pasien
terima) dan antar ruangan
10 16
transisi F3 merupakan kondisi 9 37 26 1177 3.47
4 3
yang sangat
berisiko untuk
terjadinya insiden
Informasi penting
pasien sering 18
F5 4 31 67 52 1267 3.73
hilang pada saat 5
pergantian shift
Masalah sering
terjadi dalam
18
F7 pertukaran 5 26 99 22 1212 3.57
7
informasi antar
ruangan
Perubahan shift
merupakan
21
F11 masalah bagi 2 15 20 87 1387 4.09
5
pasien di rumah
sakit ini
23
Respon Apabila terjadi
tidak kesalahan, staf
menyalahka merasa seolah
19
n terhadap A8 segala akibat dari 6 52 57 28 1205 3.55
6
kejadian kesalahan mereka
kesalahan ditimpakan kepada
mereka sendiri
Ketika suatu
kejadian
dilaporkan,
18
A12 sepertinya inti 17 49 46 40 1201 3.54
7
laporannya adalah
orangnya, bukan
pada masalahnya
Staf khawatir jika
kesalahannya
15
A16 tercatat dalam 30 61 81 9 893 2.64
8
catatan
kepegawaian
Jika ditelusuri dari masing masing dimensi dan pertanyaan survey budaya
keselamatan pasien yang memiliki nilai rata-rata < 3 poin maka ditemukan dimensi dan
Tabel 10 Analisis Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi dan Pertanyaan Survey Budaya
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Budi Kemuliaan tahun 2018 yang lebih kecil dari <3 poin
24
Keseluruha Hanya suatu
n persepsi kebetulan bahwa
18
tentang A10 kesalahan yang 54 26 67 5 799 2.35
7
keselamata serius tidak terjadi
n pasien disini
Staf di ruangan ini
bekerja lewat dari
waktu kerja, demi 11 10
A5 48 65 6 885 2.61
memberikan 3 7
pelayanan yang
terbaik bagi pasien
Kami menggunakan
karyawan tidak
tetap untuk 14
A7 38 48 93 12 910 2.68
Staffing memberikan 8
pelayanan terbaik
bagi pasien
Kami bekerja
seperti dalam
‘situasi krisis’,
mencoba 15
A14 28 67 76 12 905 2.66
melakukan 6
pekerjaan yang
terlalu banyak dan
terlalu cepat
Respon
Staf khawatir jika
tidak
kesalahannya
menyalahka 15
A16 tercatat dalam 30 61 81 9 893 2.64
n terhadap 8
catatan
kejadian
kepegawaian
kesalahan
BAB V
5.1 Simpulan
1. Karakteristik : sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 263 orang
besar responden telah bekerja di RSUP Sanglah selama 1-5 tahun, yaitu 168 orang
(49,6%). Sebagai besar responden merupakan profesi perawat, yaitu 218 orang (64,3%).
Sebagai besar responden bekerjan 40 jam atau lebih dalam seminggu yaitu 247 orang
(72,9%)
25
2. Nilai median skor keseluruhan survey budaya keselamatan pasien di RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2017 adalah 160,00 jika dipersentasekan dengan nilai maksimum 220
maka akan dapat hasil 160/220*100% = 72,72%. Ini membuktikan bahwa RSUP Sanglah
berada pada posisi menengah keatas dalam hal budaya keselamatan pasien.
3. Jika dilihat dari 30 area penyebaran kuesioner terlihat lebih banyak ruangan yang nilai
median budaya keselamatan pasien responden yang mewakilinya lebih rendah dari
median keseluruhan, yaitu 16 area (53,3%), sedangkan yang lebih tinggi dari median
4. Jika ditelusuri dari masing masing dimensi dan pertanyaan survey budaya keselamatan
pasien yang memiliki nilai rata-rata < 3 poin maka ditemukan dimensi dan pertanyaan
menyalahkan terhadap kejadian kesalahan dengan kondisi yang perlu ditingkatkan adalah
c. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan
e. Penggunaan karyawan tidak tetap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang
5.2 Rekomendasi
26
1. Kepada manajemen RSUP Sanglah untuk menelusuri terlebih dahulu faktor yang dapat
area, sehingga dapat dibuat program spesifik terkait perbaikan-perbaikan dalam program
strategis) :
c. Kondisi di ruangan dimana bekerja lewat dari waktu kerja, demi memberikan
e. Penggunaan karyawan tidak tetap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
f. Kondisi kerja seperti dalam ‘situasi krisis’, mencoba melakukan pekerjaan yang terlalu
Referensi
Agency for Healthcare Research and Quality. (2004). Hospital Survey on Patient Safety
Culture. (R. Westat, J. Sorra, & V. Nieva, Eds.). Rockville: Services, Agency for
Healthcare Research and Quality U.S. Department of Health and Human.
AHQR. (2000). Hospital Survey on Patient Safety Culture : Items and Dimensions, 4–6.
Ariyani. (2009). Analisis Pengetahuan Dan Motivasi Perawat Yang Mempengaruhi Sikap
Mendukung Penerapan Program Patient Safety Di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr
Moewardi Surakarta Tahun 2008. Universitas Diponegoro.
Bea, I. F., Pasinringi, S. A., & Noor, N. B. (2013). Gambaran Budaya Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2013. Bagian Manajemen Rumah Sakit,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar, 1–14.
27
Beginta, R. (2012). Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien, Gaya Kepemimpinan, Tim Kerja,
Terhadap Persepsi Pelaporan Kesalahan Pelayanan oleh Perawat Di Unit Rawat Inap
Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2011. Universitas Indonesia.
Chooper, M. D. (2000). Towards a model of safety culture. Safety Science Journal, 36, 111–
136.
Croll, Z. T., Coburn, A. F., & Pearson, K. B. (2012). Promoting a Culture of Safety : Use of the
Hospital Survey on Patient Safety Culture in Critical Access Hospitals. Flex Monitoring
Team, (April).
Departemen Kesehatan RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. (2008a). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Kedua). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety dan Karakteristik Kesalahan Pelayanan : Implikasi
Kebijakan di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Jambi. Jurnal Kesehatan Mssyarakat
Nasional, 6, No. 2(Oktober), 67–76.
Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Jati, S. K. (2013). Pengaruh Peningkatan Mutu Layanan Dan Fasilitas Fisik Terhadap Budaya
Dan Insiden Keselamatan Pasien Di RS Paru Jember. Universitas Jember.
Jones, K. J., Skinner, A., Xu, L., & Sun, J. (2007). The AHRQ Hospital Survey on Patient
Safety Culture : A Tool to Plan and Evaluate Patient Safety Programs, (May).
Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit (2009). Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2011). Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Marella, W. M. (2007). Why Worry About Near Misses? Patient Safety & Quality Healthcare
Journal, (October), 1.
Mark, D. (2001). Patient Safety and the “ Just Culture :” A Primer For Health Care Executives ;
Medical Event Reporting System – Transfusion Medicine (MERS-TM). National Institutes
of Health Journal, (April), 3.
Mustikawati, Y. H. (2011). Analisis Determinan Kejadian Nyaris Cedera Dan Kejadian Tidak
Diharapkan Di Unit Perawatan Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. Universitas
Indonesia.
Nivalinda, D., Hartini, M. C. I., & Santoso, A. (2013). Pengaruh Motivasi Perawat Dan Gaya
Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Oleh
Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah Di Semarang. Departemen DKKD
PSIK FK Universitas Diponegoro, 1(November), 138–145.
28
Nurmalia, D. (2012). Pengaruh Program Mentoring Keperawatan Terhadap Penerapan
Budaya Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap RS Islam Sultan Agung Semarang.
Universitas Indonesia.
Pujilestari, A., Maidin, A., & Anggraeni, R. (2013). Gambaran Budaya Keselamatan Pasien
Oleh Perawat Dalam Melaksanakan Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Tahun 2013. Bagian Manajemen Rumah Sakit, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar, 1–13.
Rachmat, M. (2012). Buku Ajar Biostatistik: Aplikasi pada Penelitian Kesehatan. Jakarta:
EGC.
Ranji, S. R., & Shojania, K. G. (2008). Implementing Patient Safety Interventions In Your
Hospital: What To Try And What To Avoid. The Medical Clinics of North America Journal,
92(2), 275–93, vii–viii. doi:10.1016/j.mcna.2007.10.007
Saryono, & Anggraeni, M. D. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (1st ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sujono, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS
untuk Smart Riset: Program SPSS IBM 21.0. Bandung: Alfa Beta.
The Health Foundation. (2013). Safety Culture: What Is It And How Do We Monitor And
Measure It?. London.
Vincent, C. (2011). The Essentials of Patient Safety (2nd ed., p. 2). London: Imperial Centre
for Patient Safety and Service Quality Department of Surgery and Cancer Imperial
College of Science, Technology & Medicine.
WHO World Alliance For Patient Safety. (2005). WHO Draft Guidelines for Adverse Event
Reporting and Learning Systems : From Information To Action (1st ed., p. 7). Geneva,
Switzerland: World Health Organization.
29