Sunteți pe pagina 1din 12

Tugas Asuhan Keperawatan KMB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT


“OSTEOMYELITIS”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS 3A KEPERAWATAN

ELIS DIYANTI 201601062


MOH RIZKY 201601077
MOH DJUNAIDDY KALLO 201601073
LEADY LAWRENCY TARUANGI 201601068
AIRIN A SOLODIA 201601053

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

2018
BAB I

KONSEP MEDIS

1. DEFINISI
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan
atau korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau
hematogenous (infeksi masuk dari dalam tubuh). (Reeves, 2001)
Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang dan sum-sum tulang yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik (m.tuberkulosa,jamur). (Arif
mansjoer, 2002)
Osteomyelitis adalah infeksi jaringan tulang yang dapat bersifat akut maupun
kronis. (Price and wilson, 2005).
Osteomyelitis adalah infeksi tulang ( smeltzer 2002)

2. ANATOMI FISIOLOGI
Susunan kerangka terdiri dari sebagai susunan macam – macam tulang yang
banyaknya kira – kira 206 buah tulang yang satu sam lain saling berhubungan (
Anatomi Fisiologi, Drs. Syaiful BAC. Hal 19 )
Guna dari kerangka :
a. Menentukan seluruh bagian – bagian badan supaya jangan rapuh
b. Melindungi alat – alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru – paru
c. Tempat melekatnya otot – otot danuntuk pergerakan tubuh dengan perantara otot
d. Tempat pembuatan sel – sel terutama sel darah merah
e. Memberikan bentuk pada bangunan tubuh
f. Sebagai alat pergerakan

Bagian – bagian tulang :


 Foramen ( lubang pada tulang )

 Fosa ( lekuk tulang )

 Processus ( taju / tonjolan tulang )


 Kondilus ( taju bundar )

 Tuberkel / tonjolan kecil

 Tuberositas ( tonjolan besar )

 Trochanter ( tonjolan besar pada tulang paha )

 Krista ( tepi tulang usus )

 Spina ( tonjolan pada tulang usus )

 Kaput ( kepala tulang )

Rangka tubuh manusia terdiri dari 206 buah tulang :

 Tulang panjang ( long bone )

Terdapat pada alat gerak atas dan bawah

 Tulang pendek ( short bone )

Terdapat pada jari dan telapak tangan / kaki

 Tulang pipih / flat bone

Terdapat pada tenggorokan dan panggul

 Tulang tak teratur ( irregular bone )

Terdapat pada vertebra, telinga dan wajah

3. ASPEK EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat tercatat angka kejadian osteomielitis adalah satu kasus per

5.000 anak. Angka kejadian osteomielitis pada neonatal sekitar 1 kasus per 1.000

kelahiran hidup. Pada penderita sickle cell anemia, angka kejadian penyakit ini adalah

sekitar 0,36% per tahun. Osteomielitis dapat terjadi pada sekitar 16% pasien yang

sebelumnya mengalami luka tusuk pada kaki, dan angka ini meningkat menjadi 30-
40% bila pasien menderita diabetes mellitus.2,3 Tulang yang paling sering mengalami

osteomielitis adalah tibia (50%), disusul oleh femur (30%), fibula (12%), humerus

(3%), ulna (3%), dan radius (2%).3 Di seluruh dunia, angka kejadian osteomielitis

lebih tinggi di negara-negara berkembang daripada negara-negara maju, antara lain

karena lebih tingginya angka kejadian luka tusuk dan fraktur terbuka serta banyaknya

luka yang terkontaminasi dan terlambat dirawat, sehingga mengalami komplikasi

berupa osteomielitis.

4. ETIOLOGI

Menurut Efendi (2007):

Osteomyelitis dapat disebabkan oleh karena bakteri, virus, jamur dan mikro

organisme lain. Golongan atau jenis patogen yang sering adalah Staphylococcus

aureus menyebabkan 70%-80% infeksi tulang, Pneumococcus, Typhus bacil, Proteus,

Psedomonas, Echerchia coli, Tuberculose bacil dan Spirochaeta.

5. PATOFISIOLOGI

Menurut Smletzher, 2002:

Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.

Organism patogenik lainnya yang sering dijumpai pada osteomilitis meliputi proteus,

pseudomonas, dan escerechia coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten

penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobic.

Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan

pertama( akut fulminan stadium 1) dan sering berhubungan dengan penumpukan


hematoma atau infeksi supervisial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4

sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya

akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.

Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan

vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, thrombosis pada pembuluh darah

terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang

sehubungan dengan peingkatan tekanan jaringan dan medulla. Inveksi kemudian

berkembang ke kavitas medularis dan kebawah poriesteum dan dapat menyeber ke

jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses inveksi dapat dikontrol

awal, kemudian akan terbentuk abses pada tulang.

Pada perjalan alamiahnya, abses dapat keluar secara spontan; namun yang lebih

sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk

dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses

pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan mengalir

keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada

jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi

sequestrum.jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum

infeksius kronis yang tetap ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang

hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.


6. PATHWAY OSTEOPOROSIS

Normal

Genetik,gaya hidup,alcohol,
penurunan prod.hormon

Penurunan masa tulang

Osteoporosis (gangguan muskuloskeletal)

Kiposis/Gibbus

Pengaruh pada fisik Pengaruh pada psikososial

Fungsi tubuh Keterbatasan gerak Konsep diri menurun


-pembatasan gerak -gambaran body image -Isolasi social
- kemampuan memenuhi ADL - Inefektif koping individu
- ileus (obstruksi usus)
imobilitas fisik

spasme otot Kurang pengetahuan


Konstipasi b/d ilues Fraktur
b/d proses osteoporosis

Reseptor nyeri
Risiko cedera
b/d imobilitas

Nyeri akut b/d fraktur


7. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Smeltzer (2002)
1) Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi
dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut
nadi cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi
gejala lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke
korteks tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian
yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien
menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan
gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.
2) Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau
kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
3) Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir
keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada
jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.

8. KLASIFIKASI
Menurut Arif Mansjoer dkk (2002):
Pembagian Osteomyelitis yang lazim dipakai adalah :
1) Osteomyelitis primer yang disebabkan penyebaran kuman-kuman
mencapai tulang secara langsung melalui luka Osteomyelitis primer dapat
dibagi menjadi Osteomyelitis akut dan kronik
2) Osteomyelitis sekunder atau Osteomyelitis yang disebabkan penyebaran
kuman dari sekitarnya, seperti bisul dan luka.

9. PENCEGAHAN
Pencegahan Osteomielitis adalah sasaran utamanya. Penanganan infeksi
fokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi
jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti dan
perhatikan terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan dapat
menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.
Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang
memadai saat pembedahan dan Selama 24 sampai 48 jam setelah operasi akan
sangat membantu. Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptic akan menurunkan
insiden infeksi superficial dan potensial terjadinya osteomielitis (Smeltzer,
Suzanne C, 2002).

10. PENATALAKSANAAN MEDIS


Menurut Arif Mansjoer (2002):
1) Perawatan di rumah sakit
2) Pengobatan suportif dengan pemberian infuse
3) Pemeriksaan biakan darah
4) Antibiotic spectrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram
negative diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara
parenteral selama 3-6 minggu
5) Immobilisasi anggota gerak yang terkena
6) Tindakan pembedahan indikasi untuk melakukan pembedahan ialah :
a) Adanya abses
b) Rasa sakit yang hebat
c) Adanya sekuester
d) Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma
epedermoid).
e) Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila
infolukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur peasca
pembedahan.

11. KOMPLIKASI
Menurut Arif muttaqin (2008) :
1) Septikemia. Dengan makin tersedianya obat-obat antibiotik yang
memadai, kematian akibat septikemia pada saat ini jarang ditemukan
2) Infeksi yang bersifat metastatik. Infeksi dapat bermetastasis ke tulang
sendi lainnya ,otak dan paru-paru, dapat bersifat multifokal, dan biasanya
terjadi pada klien dengan gizi buruk
3) Artitis supuratif. Dapat terjadi pada bayi karena lempng epifisis bayi
belum berfungsi dengan baik
4) Gangguan pertumbuhan. Osteomilitis hematogen akut pada bayi dapat
menyebabkan kerusakan lempeng epifisis sehingga terjadi gangguan
pertumbuhan, tulang yang bersangkutan menjadi lebih pendek
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
a) Identifikasi awitan gejala akut : nyeri akut, pembangkakan, eritema, demam
atau keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam.
b) Kaji faktor resiko : Lansia, DM, terapi kortikosteroid jangka panjang,
cedera, infeksi dan riwayat bedah ortopedi sebelumnya.
c) Hal-hal yang dikaji meliputi umur, pernah tidaknya trauma, luka terbuka,
tindakan operasi khususnya operasi tulang, dan terapi radiasi. Faktor-faktor
tersebut adalah sumber potensial terjadinya infeksi.
2) Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek
bila dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek
sistemik menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi, irritable,
lemah, bengkak, nyeri, maupun eritema.
3) Riwayat psikososial
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat
sembuh, takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit
sehingga perawat perlu mengkaji perubahan-perubahan kehidupan khususnya
hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
4) Pemeriksaan diagnostic
Hasil laboratorium menunjukkan adanya leukositosis dan laju endap darah
meningkat. 50% pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini adanya
osteomielitis maka dilakukan scanning tulang. Selain itu dapat pula dengan
biopsi tulang atau MRI.
2. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa pada pasien dengan osteomielitis
keperawatan menurut wilknson (2006) /NANDA meliputi:
1) Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
2) Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, tidak nyaman,
kerusakan muskuloskeletal, anjuran imobilitas.
3) Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan proses supurasi di
tulang, luka fraktur terbuka, sekunder akibat infeksi inflamasi tulang.
4) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, peningkatan kecepatan
metabolik.
5) Defisit pengetahuan tentang pengobatan berhubungan dengan keterbatasan
informasi, interpretasi yang salah terhadap informasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hinchliff,Sue. 2000. Kamus keperawatan.Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta


Donges Marilynn, E. 20000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit
buku kedokteran EGC: Jakarta
Price Sylvia, A 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2
. Edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta
Smeltzer Suzanne, C 2002. Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi
8. Vol 3. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. Penerbit
buku kedokteran EGC: Jakarta

S-ar putea să vă placă și