Sunteți pe pagina 1din 25

 MODUL

ADMINISTRASI TRANSAKSI KLS XI SEMESTER GENAP

BAB IV
PENCATATAN TRANSAKSI PENJUALAN DAN TRANSAKSI INTERNET
A. Penjualan Tunai
1) Pengertian penjualan tunai
- Secara umum penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau langkah konkret
yang dilakukan untuk memindahkan sautu produk, baik itu berupa barang atau
jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya.
- Penjualan tunai menurut Mulyadi ( 2000:455) , “penjualan tunai dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga
barang yang diserahkan oleh perusahaan keapada pembeli “.
- Transaksi penjualan tunai dikatakan telah terlaksana apabila perusahaan telah
menerima pembayaran dari pelanggan atas barang ataupun jasa yang kemudian
akan diserahkan oleh perusahan kepada pelanggan.
2) Jenis-jenis penjualan
Ada beberapa jenis penjualan menurut Basu Swasta yaitu :
a) Trade Selling
Dapat terjadi jika produsen dan pedagang besar mempersilakan pengecer untuk
berusaha untuk memperbaiki distributor produk-produk mereka. Hal ini
melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi ,peragaan, persediaan, dan
pengadaan produk baru.
b) Missionary selling
Dalam Missionary selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong
pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Dalam hal ini
perusahaan yang bersangkutan memiliki penyalur sendiri dalam pendistribusian
produknya.
c) Technical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada
pembeli akhir dari barang dan jasa dengan menunjukan bagaimana produk
maupun jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
d) NSellingew Business Selling
Berusaha membuka transaksi baru dengan mengubah calon pembeli menjadi
pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
e) Responsive Selling
Dua jenis penjualan utama di sini adalah route driving dan retailing.
Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar
meskipun layanan baik dan hubungan pelanggan menyenangkan dapat menjurus
pada pembeli ulang.
3) Unsur system Pengendalian Internal penjualan
Unsur pokok pengendalian internal yang digunakan dalam prosedur penjualan
adalah :
a) Organisasi
Dilakukan pemisahan fungsi dan tugas dari fungsi-fungsi yang berhubungan
dengan proedur penjualan serta transaksi harus dilakukan oleh lebih dari satu
fungsi.
1) Fungsi penjulan terpisah dari fungsi tunai
2) Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi penjualan
3) Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi kas
4) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan , fungsi
penagihan, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
b) Otorisasi dan prosedur pencatatan
1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir surat order pengiriman.
2) Persetujuan pembelian kredit yang diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
3) Terjdinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan
tanda tangan pada faktur penjualan.
4) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan
potongan pnjualan, berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan
surat keputusan mengenai hal tersebut.
c) Praktik kerja yang sehat
1) Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakainnya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
4) Unit organisasi yang terkait dalam penjualan tunai
a) Bagian order penjualan
Bagian ini berfungsi menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan
tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
pembayaran harga barang ke bagian kasa.
b) Bagian Kasa
Bagian ini berfungsi menerima pembayaran harga barang dari pembeli.
c) Bagian Gudang
Bagian ini berfungsi menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
d) Bagian pengiriman barang
Bagian ini berfungsi membungkus barang yang telah dibayar harganya kepada
pembeli.
e) Bagian kartu persediaan dan kartu biaya
Bagian ini berfungsi mencatat harga pokok persedian yang dijual di dalam kartu
persediaan.
f) Bagian jurnal, Buku Besar, dan lapora
Bagian ini berfungsi mencatat transaksi penjualan maupun penerimaan kas dan
membuat laporan keuangan.
5) Dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai
Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai adalah ;
a) Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
Formulir faktur penjualan tunai dapat dapat digunakan untuk merekam data
mengenai nama pembeli, alamat pembeli, tanggal transaksi, kode sekaligus nama
barang, kuantitas , harga satuan, , jumlah harga, nama maupun kode pramuniaga,
dan otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi.
Faktu ini diisi oleh bagian order penjualan dalam rangkap tiga yaitu :
- Lembar 1 akan diberikan kepada pembeli sebagai pengantar untuk
kepentingan pembayaran barang keapada kasa.
- Lembar 2 akan diserahkan kepada bagian gudang sebagai perintah penyerahan
barang ke pembeli yang telah membayar di kasa dan sekaligus sebagi slip
pembungkus yang akan ditempel di pembungkus barang senbagai identitas
barang.
- Lembar 3 yanga akn diserahkan ke bagian order penjualan yang akan
dijadikan sebagai arsip berdasarkan nomor urutnya sebagai pengendali apabila
terjadi kejangggalan transaksi penjualan.
b) Pita Register Kas
Dokumen yang dihasilkan oleh mesin register kas yang dioperasikan oleh
bagian kasa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli.
Transaksi ini sebagai pembayaran atas barang dan juga sebagai dokumen
pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur tersebut benar-benar telah dibayar
maupun dicatat dalam register kas.
c) Bukti setor Bank
Dokumen ini dibuat sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
Bukti setor bank dibuat tiga lembar dan diserahkan ke bank bersamaan dengan
penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya
diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai
tanda bukti penyetoran kas ke bank.
d) Rekap Harga Penjualan
Dokumen ini digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijuala
selama satu periode.
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit
dan diserahkan kepada perusahaan. (merchant) yang menjadikan anggota kartu
kredit.
e) Bill of Lading
Dokumen ini merpakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan
barang kepada perusahaan angkutan umum.
f) Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjuatan COD. Tembusan faktur
penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas yang harus
dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh
pelanggan.
g) Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkankartu kredit
dan diseralkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi
perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini disi oleh fungsi kas,
Dokumen ini berfungsa sebagai alat untuk menagih uang tunai dan bank yang
mengeluarkan kartu kredit serta untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan
kepada pemegang kartu kredit.

6) Catatan-catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan tunai


a) Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan.
Apabila perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen
memerlukan informasi penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka
waktu tertentu, dalam jurnal disediakan satu kolom untuk satu jenis produk
tersebut.
Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Kas xxx
Penjualan xxx
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan barang dagang xxx
b) Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai
sumber, diantaranya dari penjualan tunai.
Kas xxx
Penjualan xxx
c) Jurnal Umum
Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam
jurnal khusus, misalnya harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi
tertentu
d) Kartu persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk
yang dijual. Kartu persedian ini diselenggarakan dibagian akuntansi untuk
mengawasi mutasi persediaan barang yang disimpan digudang.
e) Kartu Gudang
Catatan diselenggaarakan di bagian gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan barang yang disimpan di gudang. Di dalam transaksi penjualan tunai
Kartu gudang juga digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk
yang dijual. Kartu gudang juga dibutuhkan untuk mengetahuin jumlah persediaan
terakhir dari barang dagangan, sehingga dapat diketahui jumlah nominal akun.

7). Prosedur -prosedut penjualan tunai


a) Prosedur Order Penjualan
Dalam proses order penjualan, bagian order penjualan berperan dalam menerima
order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai sebanyak 3 lembar yang akan
didistribusikan masing-masing satu kepada pembeli sebagai bukti pembayaran ke
bagian kasa, dikirmkan ke bagian gudang, dan untuk bagian order penjualan
sendiri sebagai arsip dokumentasi yang akan disimpan menurut nomor urut faktur
b) Prosedur Penerimaan Kas
Penerimaan kas dilakukan oleh bagian kasa bersamaan setelah mencrima faktur
penjualan tunai dari bagian order penjualan tunai serta dari pembeli sekaligus
mengoperasikan mesin cash register,. Dengan demikian , menghasilkan bukti
cash register yang akan ditempel pada faktur yang telah dibubuhkan cap lunas
dan diserahkan kembalı kepada pembeli untuk kepentingan pengambilan barang
ke bagisn pengiriman barang.
c)..Prosedur penyerahan barang.
Proses penyiapan barang ditangani olch bagian gudang setelah menerima faktur
penjualan tunai dari bagian order penjualan sesuai dengan kuantitas yang
sebenamya sekaligus pencatatannya ke dalam kartu gudang yang akan diserahkan
ke bagian pengiriman.
d) Prosedut pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan
tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas serta mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu perscdiaan.
e) Prosedur Penyetran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyctoran dengan segera
ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas
menyetorkan yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
f) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal
penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi
kas.

B. PENJUALAN KREDIT
1. Pengertian Penjualan Kredit
- Menurut Mulyadi, penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk
jangka waktu tertentu, perusahaun mempunyai tagihan kepada
- Sementara itu, menurut Soemarso yaitu penjualan kredit adalah transaksi antara
perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa yang berakibat
timbulnya piutang, kas aktiva
- Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit
adalah suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan barang
sesuai dengan order, dan perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu
tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang/kas aktiva.
2. Transaksi Kredit
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perhankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak lain peminjam melunasi setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian tugas.
 a. Tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut
I) Mencari Keuntungan
Pemberia kredit merupakan upaya untuk memperoleh hasil adalam bentuk
bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan profisi kredit yang
dibebankan kepada nasabah dengan harapan nasabah yang memperoleh
kredit pun bertambah maju dalam usahanya.
2) Membantu Usaha Nasabah
Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun dana modal kerja, sehingga debitur akan dapat mengembangkan
dan memperluas usahanya.
3) Membantu Pemerintah
Semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka
semakin banyak pengusaha yang dapat berkembang. Dengan demikian,
mendukung pembangunan di berbagai sektor yang pada akhimya
menibgkatkan pendapatan penerintah dari sektor pajak.
4) Membantu masyarakat
Semakin berkembang sektor ril yang diusahakan oleh pengusaha mikro,
kecil, dan menengah, akan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
 b. Transaksi Kredit atau Angsuran
Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang dimana penjual
melaksanakan pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dalam beberapa kali
angsurarn atas harga barang yang telah disepakati bersama.
1) Persyaratan barang yang diperjualbelikan secara Angsuran
- Barang-barang yang boleh disewabelikan (hire purchase) dan
dijualbelikan dengan angsuran adalah semua barang niaga tahan lama
yang baru serta tidak mengalamı perubahan teknis, baik berasal dari
hasil produksi sendiri ataupun hasil produksi /perakitan (ussembling)
lainnya di dalam negeri, kecuali apabila produksi dalam negeri belum
memungkinkan
- Barang-barang yang boleh disewakan (renting) adalah semua barang
niaga tahan lama dan yang tidak mengalami perubahan teknis, baik yang
berasal dari hasil produksi sendiri ataupun hasil produksi/perakitan
(assembling) lainnya di dalam negeri, kecuali apabila produksi dalam
negeri belum memungkinkan untuk itu.
2) Tahap-tahap Pelaksanaan Transaksi Jual Beli secara Angsuran
- Pembuatan perjanjian perusahaan dengan calon konsumen.
- Penyerahan barang.
- Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas
3) Jenis Kredit Angsuran
Jenis transaksi yang sering dilakukan secara angsuran secara angsuran
atau kredit antara lain sebagai berikut :
- Kredit Pemilikan Rumah/KPR
- Kredit barang-barang elektronik
- Kredit alat-alat rumah tangga.
- Kredit kendaraan bermotor.
- Kredit pinjaman pada bank.
- Asuransi
 c. Jenis Kredit
Secara garis besar, jenis-jenis kredit bisa dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kredit Konsumtif
Biasanya jenis kredit yang paling lazim dari kredit konsumtif Ini adalah
Kredit Pemiikan Rumah (KPR) lan Kredit Pemilikan Mobil (KPM)
2) Kredit Komersial
Diperuntukkan bagi mereka yang ingin mendapatkan modal untuk
usahanya, seperti untuk membeli mesin-mesin, ataupun untuk menambah
modal kerja sehari-hari.
3) Kredit Multiguna
Bisa digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk komersial maupun
konsumtif.
4) Kredit tanpa agunan (KTA)
Limit pinjaman hanya kecil saja, sekitar empat kali penghasilan bulanan
debitor dan dibatasi Rp 5 juta - Rp 100 juta.
 Contoh kredit adalah sebagai berikut
 1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit yang diberikan untuk
keperluan pembelian, perbaikan rumah, dan rumah toko (ruko) yang
diberikan dalam rupiah
a) Manfaat
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) termasuk kredit konsumtif yang
pelunasannya dilakukan secara bertahap dengan skala angsuran tetap
setiap bulannya.
b) Risiko
Apabila nasabah memenuhi kewajibannya dalam hal angsuran dan atau
pelunasan kredit, maka agunan kreditnya akan diambil alih oleh bank
tuntuk pelunasan
c) Syarat-syarat pemohon KPR
(I). Untuk pemohon KPR yang berstatus pegawai, usia ditambah jangka
waktu KPR pada saat fasilitas KPR disetujui tidak melampaui 55
tahun. Sementara itu, untuk pengusaha atau wiraswasta, usia
ditambah jangka waktu KPR pada saat fasilitas KPR disetujui tidak
melampaui 60 tahun.
(2). Harus membuka rekening tabungan atau rekening giro pada Bank
Buana.
d) Data-data yang harus dilengkapi
- KTP dan bukti diri lainnya dari calon pencrima kredit dan dari
suatmi/istri (bagi yang sudah menikah).
- Surat nikalh (apabila sudah menikah)
- Kartu Keluarga.
- Surat Keterangan Ganti Nama (apabila pemah mengganti nama)
- NPWP atau SPT 21 (bagi pegawai)
- Surat Keterangan Penghasilan dari pemberi kerja bagi penerima kredit
berstatus pegawai dan bagi penerima kredit berstatus pengusaha,
bukti yang memunjukkan sumber penghasilan atau SPT Tahunarn
- Data-data pendukung lainnya
e) Dokumen agunan yang harus diseralıkan kepada bank
- Sertifikat Hak atas Tanah (asli)
- lzin Mendirikan Bangunan (asli)
- Akta jual beli (salinan bermaterai).
- Bukti pembayaran PBB tahun terakhir (asli)
f) Tata cara permohonan KPR
- Mengajukan permohonan KPR kepada kantor Bank Buana
- Kredit dicairkan langsung ke rekening Nasabah di Bank
g) Agunan kredit
Agunan adalah tanah dan bangunan yang akan dibeli atau diperbaiki
dengan dibiayai oleh KPR yang sudah ada sertifikat hak atas tanahnya.
h) Pengikatan agunan
Agunan kredit vang diserahkan kepada bank harus diikat secara notariil
sesuai ketentuan hukum yang berlaku dengan dibuat Akta Pembebanan
Hak Tanggungan (APHT) dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya
sebesar 100% dari jumlah kredit yang diberikan.
i) Biaya - biaya
- Provisi Kredit
Provisi sebesar 1% dari plafon kredit yang disetujui serta dipungut
sekali pada awal pemberian kredit kecuali ditentukan lain .
- Biaya administrasi kredit
1% dari fasilitas KPR yang diberikan, dengan nilai minimum sebesar
Rp l00.000,00 dan maksimum sebesar Rp500.000,00
- Denda keterlambatan
1% per hari yang dihitung dari jumlah angsuran yang terlambat
dibayar.
- Pelunasan dipercepat
Pelunasan dipercepat dikenakan biaya administrasi dan atau penalty ,
kecuali ditentukan lain oleh bank.
- Biaya-biaya lain
Biaya pembuatan akta perjanjian kredit dan surat
 2. Kredit Barang Elektronik dan Alat Rumah Tangga
Pada saat sekarang ini transaksi dengan pembayaran angsuran atau kredit
dapat dilakukan dengan mudah, baik secara langsung dan maupun melalui
internet.
Prosedur yang harus dilalui oleh calon konsumen antara lain sebagai berikut
a) Persyaratan
Secara umum persyaratan kredit barang dapat diketahui oleh calon
konsumen dari formulir aplikasi yang telah disediakan oleh perusahaan.
Adapun persyaratan tersebut anatara lain sebagai berikut:
(1) Menyetujui perjanjian kredit dari pihak finansial dan bersedia
menandatanganinya
(2) WNI berdomisili di wilavah DKI lakarta dengan status rumah milik
sendiri atau keiuarga dan berada di batas wilayah pengiriman
langsung
(3) Memiliki penghasilan dan pekerjaan tetap
(4) Telah bekerja minimum I tahun dan berusia 21 tahun keatas dan tidak
lebih dari 55 tahun.
(5) Diketahui dan disetujui suami/istri atau jika belum menikah ada
pihak penjamin.
(6) Memiliki telepon rumah atau kantor
(7) Jumlah pengambilan pokok kredit minimal (tidak termasuk DP) yang
dapat terdiri lebih dari satu produk
(8) Lama angsuran yang dapat dipalih ialah 3, 6, 9. 12, dan 18 bulanan.
(9) Jumlah uang muka minimal 0% (tanpa uang muka) atau 10% (>15 jt)
dari harga (tidak termasuk aksesori tambahan dan biaya jasa lainnya.
(10) Memiliki dokumen yang dipersyaratkan tanpa kecuali
(11) Biaya administrasi untuk setiap pengajuan aplikasi.
b) Proses kredit
Oleh perusahaan pemberi kredit calon konsumen diberikan brosur tetang
jenis-jenis barang yang ditawarkan atau dapat di browsing melalui situs
yang tersedia di internet. Langkah berikutnya calon konsumen yaitu
sebagai berikut:
(I) Mempelajari barang yang hendak dipilih secara saksama
(2) Pelajari persyaratan yang ada.
(3) Menghubungi petugas kredit dari toko atau perusahaaa yang
bersangkutan untuk penjadwalan kunjungan.
(4) Siapkan dokumen persyaratan sesuai yang dipersyaratkan
(5) Petugas akan datang untuk pengisian formulir kredit dan mengambil
dokumen persyaratan dimana pihak pemohon harus ada untuk
menandatangani aplikasi
(6) Setelah formulir dan dokumen diterima lengkap, maka proses kredit
diajukan ke pibak perusahaan
(7) Proses survei akan dilakukan oleh pihak toko atau perusahaan, baik
melalui telepon atau datang langsung
(8) Kredit yang disetujui akan dikonfirmasikan kembali oleh toko atau
perusahaan untuk proses penjadwalan pengiriman barang
(9) Pembayaran pertama meliputi uang muka, angsuran bulan pertama,
dan biaya administrasi
Apabila pembayaran kredit akan dilakukan dengan menggunakan kartu
kredit, langkah langkahnya adalah sebagai berikut:
(1) Pelajari barang yang hendak dipilih secara saksama
(2) Pelajari persyaratan kredit yang ada
(3) Mengisi formulir sementara, baik secara online atau offline
(faksimile)
(4) Memiliki kartu kredit visa/master card
(5) Faksimile dokumen pelengkap, seperti copy KTP dan kartu kredit
jika aplikasi disetujui
(6) Kredit yang disetujui akan dikonfirmasikan kembali oleh toko atau
perusahaan untuk proses penjadwalan pengiriman barang.
(7) Pe:mbayaran pertama meliputi uang muka, angsuran bulan pertama,
dan biaya administrasi yang akan dibebankan ke kartu kredit.
Dalam perjanjian jual beli secara angsuran pada isi perjanjian ada berapa
hal yang harus dicantumkan, antara lain tentang :
(I) Kepemilikan atas barang
(2) Penerimaan barang
(3) Tata cara pembayaran angsuran
(4) Aturan jika konsumen alkan melakukan pembayaran pench.
(5) Besarmya denda apabila terjadi keterlambatan angsuran
(6) Pemutusan perjanjian oleh kreditur
(7) Perselisihan
c). Pengelolaan kredit
Transaksi kredit umumnya terjadi atas dasar kepercayaan (credo),
sehingga piutang (kredit) yang timbul tidak dijamin dengan surat-surat
formal yang bersifat mengikat seperti surat wesel atau promes. Oleh
karena itu, untuk pengamannannya harus dimulai dengan tindakan
kehati-hatian dalam pemberian kredit serta system pengelolaan yang
memadai.
Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak, yaitu kreditur
sebagai pihak yang menjual barang atau jasa sekaligus memperoleh
piutang serta debitur yaitu pihak yang melakukan pembelian dan
menjadikan utang.
d). Prosedur pemberian kredit
Khusus untuk pembayaran secara kredit , nota atau faktut penjualan yang
asli baru diberikan /diserahkan apabila pembeli telah melunasi harga
barang yang telah disepakati itu. Selama pembeli belum melunasi
pembayaran tersebut, ia hanya menerima salinan nota atau faktur
penjualan.
Transaksi kredit umumnya terjadi atas dasar kepercayaan (credo),
sehingga piutang (kredit) yang timbukl tidak dijamin dengan surat-surat
formal yang bersifat mengikat, mialnya seperti surat wesel atau promes.
Oleh karena itu , untuk pengamanannya harus dimulai dengan tindakan
kehati-hatian dalam pemberian kredit serta system pengelolaan yang
memadai.
 d. Proses Penentuan dan kelayakan Pemberian Kredit
Menurut Rahardja penilaian kredit harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Keamanan Kredit ( Safety)
Harus benar-benar diyakini bahwa kredit terasebut dapat dilunasi kembali.
2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability)
Kredit akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan
masyarakat atau setidaknya tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku.
3. Menguntungkan (profitable)
Kredit yang diberikan menguntungkan bagi kreditor maupun bagi nasabah.
Menurut Sinungan, metode lain yang dapat digunkan untuk menentukan nilai
kredit adalah dengan menggunakan formula 4P, yaitu sebagai berikut :
1. Personality
2. Purpose
3. Prospect
4. Payment
Dalam dunia perbankan kita mengenal adanya pedoman 3 R dan 5 C dalam
pemberian kredit disamping syarat-syarat kredit yang biasa.
Adapun pedoman” 3 R “dalam penilaian penggunaan kredit adalah :
1) Returns
Returns menunjukan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari
penggunaan kredit tersebut.
2) Repayment capacity
Perusahaan harus menilai kemampuan pelanggan sebagai pemohon kredit
untuk dapat membayar kembali pinjamannya (Repayment capacity) pada
saat-saat dimana kredit tersebut harus diangsur atau dilunasi.
3) Risk bearing ability
Perusahaan pemberi kredit harus menilai apakah perusahaan pemohon
kredit mempunyai kemampuan cukup untuk menanggung risiko kegagalan
atau ketiidakpastian yang bersangkutan dengan penggunaan kredit tersebut.
Adapun pedoman “ 5 C” dalam penilaian penggunaan kredit yaitu :
1) Character
Ini menyangkut segi pribadi,watak, dan kejujuran dari pimpinan perusahaan
dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban finansialnya.
2) Capacity
Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya , baik
kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya.
Kemampuan tersebut diukur dengan data-data finansial diwaktu-waktu yang
lalu.
3) Capital
Ini menunjukan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang
ditunjukan oleh rasio finansialnya, penekanan , dan komposisi “ tangible not
wort-nya” perusahaan pemberi kredit harus mengetahui bagaimana
pertimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendirinya.
4) Collateral
Ini menunjukan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas
kredit yang diberikan. Dalam hubungan ini pemberi kredit dapat minta agar
aktiva yang dijadikan jaminan itu diasuransikan.
5) Conditions
Pemberi kredit harus menilai sampai sejauh mana pengaruh dari adanya
suatu kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.
Penjualan kredit mengandung resiko bagi perusahaan berupa kerugian yang
harus diderita apabila debitur tidak membayar kewajibannya. Oleh karenai
itu , penjualan kredit terutama yang berjumlah besar hanya dapat dilakukan
pada pihak yang bonafide. Untuk itu perusahaan besar yang banyak
melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya mempunyai
bagian khusus yang disebut bagian kredit. Bagian ini bertugas untuk
mengevalusi calon pembeli yang akan melakukan pembelian pembelian
secra kredit yang meliputi : pendapatan calon pembeli, riwayat kredit masa
lalu (kalau ada), dan factor_faktor lain untuk menentukan apakah
permohonan kredit dikabulkan atau tidak.
 e. Jaminan Kredit
Dalam praktiknya, yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur
adalah sebagai berikut :
1. Jaminan dengan barang-barang
a. Tanah,
b. Bangunan
c. Kendaraan bermotor
d. Mesin-mesin/peralatan
e. Barang dagangan
f. Tanaman/kebun/sawah
g. Dan barang-barang berharga lainnya
2. Jaminan surat berharga
a. Sertifikat saham
b. Sertifikat obligasi
c. Sertifikat tanah
d. Sertifikat deposito
e. Promes
f. Wesel
g. Surat berharga lainnya
3. Jaminan orang atau peusahaan
Jaminan yang diberikan oleh seorang atau perusahaan kepada bank terhadap
fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebut macet, maka orang
atau perusahaan yang memberikan jaminan itulah yang diminta
pertanggungjawabannya atau menanggung resiko.
4. Jaminan asuransi
Bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, terutama terhadap
fisik objek kredit , seperti kendaraan , gedung, dan lainnya.
 f. Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit
ada 3 model pembebabanan suku bunga yang sering dilakukan oleh bank,
antara lain :
1. Floating rate
Perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga
pada bulan yang bersangkutan. Dalam perhitungan model ini suku bunga
dapat naik, turun, atau tetap setiap periodenya. Begitupula dengan jumlah
angsuran yang dibayar sangat tergantung dari suku bunga pada bulan yang
bersangkutan.
2. Sliding rate
Perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalikan persentase
suku bunga per periode dengan sisa pinjaman, sehingga jumlah suku bunga
yang dibayar debitur semakin menurun. Akibatnya angsuran yang dibayar
pun menurun jumlahnya.
3. Flate rate
Perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode, sehingga jumlah
nagsuran setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas.
 g. Prosedur Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-
tahapan penilaianmulai dari pengajuan proposal kredit dan dokmen-dokumen
yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan
kredit yang dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam memberikan kredit dikenal
prosedur pemberian kredit.
Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu
kredit, diterima atau ditolak.
Adapun prosedur pemberian kredit oleh badan hokum sebagai berikut :
1. pengajuan proposal
2. Penyelidikan berkas pinjaman
3. Penilaian kelayakan kredit
4. Wawancara pertama
5. Peninjauan ke lokasi
6. Wawancara kedua
7. Keputusan kredit
8. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
9. Realisasi kredit
 h. Pengajuan Berkas-berkas Kredit
Pengajuan profosal kredit hendaklah berisi antara lain sebagai berikut :
1. latar belakang perusahaan
2. Maksud dan tujuan
3. Besarnya kredit dan jangka waktu
4. Cara pengembalian kredit
5. Jaminan kredit
Proposal hendaknya sudah dilampiri dengan berkas-berkasyang telah
dipersyaratkan seperti akta notaris, tanda daftar Perusahaan (TDP), Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), neraca maupun laporan rugi laba 3 tahun terakhir,
bukti diri dari pimpinan perusahaan dan foto copy sertifikat jaminan.

3.. Unit Organisasi yang Terkait


Menurut Mulyadi , unit organisasi yang terkait dalam system akuntansi penjulan
kredit yaitu :
a. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit
order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, dan menentukan tanggal
pengiriman barang. Fungs ini juga bertanggungjawab untuk membuat back order
pada saat tidak tersedianya persediaan guna memenuhi order dari pelanggan.
b. Fugsi kredit
Fungsi ini bertanggungjawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggungjawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan
oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke bagian pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untyk menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.
e. Fungsi penagihan
Fungsi ini bertanggungjawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan.
f. Fungsi kauntansi
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan
kredit, membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, membuat
laporan penjualan, dan mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam
kartu persediaan.
4. Auntansi yag digunakan untuk pencatatan Bukti transaksi Penjualan kredit
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai
berikut :
a. Jurnal penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan , baik secara
tunai maupun kredit. Terutama jika perusahaan menjual beberapa macam
produknya.
b. Kartu piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berii rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
c. Kartu Gudang
Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan catatan akuntansi. Catatan
ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi data kuantitas barang
yang disimpan di gudang beserta mutasinya.

C. TRANSAKSI BERBASIS INTERNET


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu kenyataan yang
tak bisa dihindari. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah
mengantarkan manusia ke suatu system informasi dan komunikasi global melalui
internet. Kemajuan teknologi telah melahirkan metode transaksi yang dikenal dengan
istilah e- commerce ( electronic commerce).
1. Pengertian E-Commerce
Secara bahasa, electronic berarti ilmu elektronika , alat-alat elektronik , atau semua
hal yang berhubungan dengan dunia elektronik maupun teknologi. Sementara itu,
commerce berarti perdagangan atau perniagaan.
Riyeke Ustadiyanto dalam bukunya “ framework E-Commerce” mendefinisikan e-
commerce sebagai suatu kontak untuk transaksi perdagangan anatara penjual dan
pembeli denagn menggunakan media internet. Dengan demikian , proses pemesanan
barang , pembayaran transaksi, hingga pengiriman barang dikomunikasikan melalui
internet.
Dapat disimpulkan bahwa e-commerce merupakan bisnis online yang menggunakan
media elektronik secara keseluruhan , baik pemasaran, pemesanan, pengiriman, dan
transaksi jual beli. Semuanya dilakukan dalam ruang maya, yaitu melalui internet.
2. Jenis-jenis E-commerce
a. Business to Business (B2B)
Umumnya menggunakan mekanisme electronic data interchange
b. Business to Consumer ( B2C)
Memiliki mekanisme untuk mendekati consumer
c. Perdagangan kolaboratif ( collaborative commerce)
Kolaborasi semacam ini sering kali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di
sepanjang rantai pasokan.
d. Consumen to Consumen ( C2C)
Disebut juga sebagai pelanggan ke pelanggan, yaitu orang yang menjual produk
dan jasa ke satu sama lain.
e. Consumen to Business ( C2B)
Kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertntu dan para pemasok bersaing untuk
menyediakan produk atau jasa ke satu sama lain.
f. Perdagangan intrabisnis ( intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk
memperbai ki operasinya.
g. Pemerintah ke warga ( Government to citizen / G2C)
Penggunaan teknologi internet ( secara Umum) maupun e-commerce ( secara
khusus) untuk mengirimkan informasi maupun layanan publikke warga, mitra
bisnis, pemasok entitas pemerintah, dan mereka yang bekerja di sector public.
h. Perdagangan Mobile ( Mobile Commerce / M- Commerce)
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti menggunakan
telepon seluler dalam berbelanja.

3. Prosedur E-Commerce
a. Cara Belanja
1) Order form
Penawarannya terbagi atas 4 bagian , yaitu check box ( dibuat untuk memberi
kesempatan kepada pelanggan dalam memilih produk yang ditawarkan ),
penjelasan produk, kuantitas barang yang dipesan, dan harga tiap-tiap produk.
2) Kereta dorong ( shopping card)
Merupakan sebuah software disebut situs web yang mengizinkan seorang
customer untuk melihat toko yang dibuka oleh merchant dan kemudian
memilih item-item untuk diletakan dalam kereta dorong . Kemudian
membelinya saat melakukan check out.
3) Melalui e-mail
Dapat dilakuakan secara mudah dengan syarat customer sudah harus
mempunyai e-mail address. Customer tinggal menuliskan nama produk-
produk , jumlah produk, alamat pengiriman, dan metode pembayaran.
Kemudian costumer akan menerima konfirmasi mengenai barang yang
dipesan. Sealnjutnya customer diminta untuk mengirimkan salinan dari
informasi credit card atau media pembayaran lain. Apabila semua telah
terpenuhi, masih diperlukan pihak ketiga yang berhak mengeluarkan kartu
untk costumer . Setelah dinyatakan sah, beberapa hari kemudian barang yang
dipesan sampai pada tujuan.
b. Sistem Pembayaran
1) Credit card
Sistem ini menawarkan kemudahan terhadap seseorang untuk memberikan
rasa aman kepada pemiliknya dari gangguan kejahatan karena membawa
sejumlah uang cash.
2) E-Checks
Meeuoakan system pembayaran online, dimana seseorang akan membayar
atas barang dagangan yang dibelinya dengan menulis suatu cek elektronik
yang ditransmisikan secara elektronik melalui e-mail, facsimile, atau telepon.
3) Telephone Billing system dalam E-Charge
Di dalam melakukan model pembayaran ini , merchant harus berlangganan ke
pelayanan pengajuan rekening dan menyediakan link ke e-charge pada
website merchant.
4. Keuntungan menggunakan internet ( E-commerce)
a. Keuntungan bagi pembeli
1) Menurunkahn harga jual produk ( lebih murah)
2) Meningkatkan produktivitas pembeli
3) Manajemen informasi yang lebih baik
4) Dapat dilakukan sewaktu-waktu
b. Keuntungan bagi penjual
1) Identifikasi target pelanggan dari definisi pasar yang lebih baik
2) Meningkatkan efisiensi, waktu, biaya, dan tenaga
3) Mengurangi biaya pemasaran
4) Kemajuan dalam penjualan
5) Peningkatan keuntungan
5. Syarat-syarat bertransaksi melalui internet ( E-commerce)
a. User/ chardholder/customer, orang yang membeli secara online harus mempunyai
:
1) Payment account
2) Meniliki paspor
b. Merchant :
1) Harus mendaftarkan diri sebagai merchant account ke bank agar merchant
dapat menerima system pembayaran dari pelanggan.
2) Rekening financial
3) Salinan formulir pajak penghasilan
4) Dalam beberapa kasus diperlukan cadangan kredit .
c. Acquirer
Adalah lembaga keuangan dimana merchant menjadi nasabahnya dan
memproses otorisasi kartu pembayaran
d. Issuer
Lembaga keuangan dimana pembeli menjadi nasabahnya dan menerbitkan kartu
pembayaran.
e. Certification authority ( otoritas sertifikat)
Syaratnya adalah lembaga terpercaya atau yang dipercayai oleh customer atau
merchant.
BAB V
TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

A. Transaksi Penerimaan Kas


1. Pengertian penerimaan kas
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tuani atau piutang yang siap
dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan, baik berupa uang tunai
maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan.
Semuanya berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai , pelunasan
piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan. Sumber
penerimaaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan
tunai.
2. Pencatatan Akuntansi yang digunakan dalam pencatatan penerimaan kas
Catatan akuntansi yang digunakan dalam system penerimaan kas sebagai
berikut :
a. Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas
data penjualan
b. Jurnal penerimaan kas
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai
sumber, diantaranya penjualan tunai.
c. Jurnal umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai. Jurnal ini digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
d. Kartu persediaan
Digunakan oleh fungi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok
produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi
untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
e. Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas
persediaan yang disimpan di gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi
gudang melalui kartu gudang guna mencatat berkurangnya kuantitas produk yang
dijual.
3. Bentuk penerimaan kas dalam perusahaan
a. Penerimaan kas dari penjualan tunai
1) Persyaratan system penerimaan kas
Berdasarkan system pengendalian yang baik, system penerimaan kas dari
penjualan tunai mengharuskan :
a) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam
jumlah tertentu dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan internal check.
b) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melaui transaksi kartu
kredit yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
transaksi penerimaan kas.
2) Bentuk-bentuk Sistem Penerimaan Kas dari penjualan tunai
a) Penerimaan kas dari over the counter sale
Dalam penjualan tuna ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan
pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayarn ke
kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli.
Dalam over the counter sale ini, perusahaan menerima uang tunai dan cek
pribadi ( personal check) atau pembayaran langsung dari pembeli dengan
credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
Penrimaan kas dari over the counter sale dilaksanakan melalui prosedur
berikut ini :
(1) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga ( sales person)
di bagian penjualan
(2) Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli yang dapat berupa
uang tunai, cek pribadi (personal check) atau kartu kredit.
(3) Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk
menyerahkan barang kepada pembeli.
(4) Bagian pegiriman menyerahkan barang kepada pembeli
(5) Bagian kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
(6) Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal
penjulan
(7) Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai
dalam jurnal penerimaan kas.
b) Penerimaan kas dari COD sales
Cash on Delivery sales ( COD sales) adalah transaksi penjualan yang
melibatkan kantor pos, perusahaan angkut umum, atau angkutan sendiri
dalam penyederhanaan penerimaan kas dari hasil penjualan.
COD sales melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini :
(1) Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos
(2) Penjual mengirim barang melaui kantor pos pengirim dengan cara
mengirim kemudian mengisi formulir COD sales di kantor pos.
(3) Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai
dengan intruksi penjual kepada kantor pos penerima
(4) Kantor pos penerima pada saat diterimanay barang dan formulir Cod
sales memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman
barang COD sales
(5) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan
melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir
COD sales.
(6) Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD
sales telah dilaksanakan.
(7) Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales telah
selesai dilaksanakan , sehingga penjual dapat mengambil kas yang
diterima dari pembeli.
c) Penerimaan kas dari credit card sale
Credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan, namun merupakan
salah satu pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual.
Kartu kredit dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu ;
(1) Kartu kredit bank (bank card)
(2) Kartu kredit perusahaan (company card)
(3) Kartu kredit bepergian dan hiburan ( travel and entertainment card) 3
3) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam system penerimaan kas dari penjualan tunai adalah
:
a. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai , fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur
penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran ke fungsi kas.
b. Fungsi kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab menyiapkan barang yang disimpan oleh
pembeli serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
e. Fungsi akuntansi
Bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan sekaligus
penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
4) Informasi yang diperlukan oleh managemen
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok
produk selama jangka waktu tertentu.
b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai
c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka tertentu.
d. Nama dan alamat pembeli
e. Kuantitas poduk yang dijual
f. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
g. Otoritas pejabat yang berwenang
5) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dari system penerimaan kas penjualan tunai adalah
sebagai berikut :
a. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
b. Pita register kas ( cash registr tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan
mesin register. Pita register ini sebagai bukti penerimaan kas yang
dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c. Credit card sales slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan
kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang
menjadi anggota kartu kredit.
d. Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
e. Fakur penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD
f. Rekapitulai harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga
pokok produk yang dijual selam satu periode. Dokumen ini digunakan
oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti
memorial untuk mencatat harga pokok yang dijual.
6) Jaringan prosedur yang membentuk system
Jaringan prosedu yang membentuk system penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah sebagai berikut :
a) Prosedur order penjualan
b) Prosedur penerimaan kas
c) Prosedur penyerahan barang
d) Prosedur pencatatan penjualan tunai
e) Prosedur penyetoran kas ke bank
f) Prosedur pencatatan penerimaan kas
g) Prosedur pencatatan harga pokok penjulan.
7) Unsur pengendalian intern
Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam system penerimaan
kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut :
a) System penjualan harus terpisah dari penjualan tunai
b) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
c) Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas,
fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
d) Penerimaan order dari dari pemberli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
e) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan
cap “ lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas
pada faktur tersebut.
f) Penjualan dengan kartu debit bank didahului dengan permintaan otorisasi
dari bank penerbit kartu debit.
g) Penyerahan barang kepada pembeli diotorisasi oleh fungsi pengiriman
denagn cara membubuhkan cap “ sudah dieserahkan” fada faktur
penjualan tunai.
h) Pencatatan ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara
memberikan tanda pada faktur penjulan tunai.
i) Pita register kas bernomor urut dan pemakainya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penjualan
j) Kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada
hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja
berikutnya.
k) Perhitungan saldo kas yang ada ditangani fungsi kas secara periodic dan
secara mendadak oleh pemeriksa intern.
b. Sistem penerimaan kas dari piutang
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai
berikut :
1) Melalui penagih perusahan
2) Mealui pos
3) Melalui lock box collection plan

 Fungsi yang terkait


a) Fungsi sekretariat
Fungsi secretariat bertanggungjawab dalam penerimaan cek dan
pembuatan surat pemberitahuan (remittance advice) melalui pos dari
para debitur perusahaan.
b) Fungsi penagihan
Fungsi penagihan bertanggungjawab untuk melakukan penagihan
kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih
serta dibuat oleh fungsi akuntansi.
c) Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi
secretariat ( jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan
melaluipenagih perusahaan).
d) Fungsi akuntansi
Bertanggungjawab atas pencatatan penerimaan kas dari piutang ke
dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu
piutang.
e) Fungsi pemeriksa intern
Fungsi ini bertanggungjawab dalam pelaksanaan perhitungan kas yang
ada di tangan fungsi kas secara periodik.
 Dokumen yang digunakan
a) Surat pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberi tahu maksud
pembayaran yang dilakukan
b) Daftar surat pemberitahuan
Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi
secretariat atau fungsi penagihan.
c) Bukti setor bank
Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetor kas yang diterima dari piutang
ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke
bank bersamaan penyetoran dari piutang ke bank.
d) Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh
perusahaan bagi para debitur yang melakukan penerimaan bayaran
utang mereka.
 Unsur pengendalian intern
a) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagih dan fungsi
penerimaan kas
b) Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi
c) Debitur diminta untuk melaksanakan pembayaran dalam bentuk cek
atas nama atau dengan cara pemindahbukuan (bilyet giro)
d) Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang
yang harus ditagih sekaligus dibuat oleh fungsi akuntansi.
e) Pengkreditan rekening membantu piutang oleh fungsi akuntansi
(bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang
berasal dari debitur.
f) Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara perhitungan
kas dan disetor penuh ke bank dengan segera.
g) Para penagih dan kasir harus diasuransikan
h) Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan bagian kasa maupun
perusahaan ) harus diasuransikan.
 Bentuk-bentuk system penerimaan kas dari piutang
a) Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahan
(1) Bagian piutang memberikan daftar yang sudah saatnya ditagih kepada
bagian penagih
(2) Bagian penagih mengirimkan penagih yang merupakan karyawan
perusahaan untuk melakukan penagihan kepada debitur.
(3) Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan
kepada debitur
(4) Bagian penagih menyerahkan cek kepada bagian kasa
(5) Bagian penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
(6) Bagian kasa mengirim kuitansi cek tersebut sebagai tanda penerimaan
kas kepada debitur.
(7) Bagian kasa menyetor cek ke bank , setelah kroscek atas cek tersebut,
dilakukan endorsemen oleh pejabat yang berwenang.
(8) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kepada debitur.
b) Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos
(1) Bagian penagih mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada
transaksi penjualan kredit terjadi
(2) Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuan
melalui pos
(3) Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan
dari debitur.
(4) Bagian secretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa
(5) Bagian secretariat menyerahkan surat pembertahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
(6) Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima
pembayaran dari debitur.
c) Sistem penerimaan kas dari piutang melaui lock box collection plan
(1)Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur
pada saat transaksi penjualan kredit terjadi
(2)Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo
dengan mengirim cek dan surat pemberitahuan ke kotak pos di kota
terdekat.
(3)Bank membuka kotak pos dan mengumpulkan cek sekaligus surat
pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan.
(4)Bank membuat daftar surat pemberitahuan.
(5)Bank mengurus check clearing.
(6)Bagian secretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagain
piutang untuk mengkredit rekening dan membantu piutang debitur
yang bersangkutan.
(7)Bagian secretariat menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian
kasa
(8)Bagian kasa menyerhkan daftar surat pemberitahuan ke bagian jurnal
untuk dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.

B. Transaksi Pengeluaran Kas


1. Pengertian pengeluaran kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk
melaksanakan pengeluaran kas , baik dengan cek mauun uang tunai untuk kegiatan
perusahaan
2. Bentuk system akuntansi pengeluaran kas
Sistem akuntansi pengeluran kas dengan cek
Fungsi yang terkait dalam system akuntansi pengeluaran kas yaitu :
1) Fungsi utang
Fungsi ini menerima dokumen-dokumen dari bagian lain yang nantinya akan
digunakan sebagai dokumen pendukung bukti pengeluarann uang dan
menyiapkan bukti pengeluaran uang.
2) Fungsi kasir
Fungsi ini menerima bukti pengeluaran uang dari bagian utang, menuliskan
besarnya uang yang harus dikeluarkan dalam cek, meminta tanda tangannya
kepada pejabat berwenag, dan memberikan cek kepada pihak yang namanya
tercantum dalam cek.
3) Fungsi akuntansi
Tugasnya yaitu menerima dari bagian utang lembar pertama bukti pengeluaran
kas beserta bukti-bukti pendukung.
4) Fungsi pengawasan intern
Bagian ini bertugas memverifikasi pengeluaran-pengeluaran uang, termasuk
mengecek penanggung jawab dari pejabat-pejabat yang berwenang atas dan
selama proses pengeluaran uang tersebut.
3. Dokumen Transaksi pengeluaran kas
Adapun beberapa macam bukti transaksi pengeluaran kas , yaitu :
a. Cek
b. Voucher
c. Register cek
d. Bilyet giro
e. Rekening Koran
f. Nota kontan
g. kuitansi
4. Prosesdur pengeluaran kas dalam perusahaan
Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan system pengendalian yang baik, prosedur
pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Semua pengeluaran dilakuakn dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam
jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil
- Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenag
terlebih dahulu
- Terdapat pemisah tugas antara yang berhak menyetujuai pengeluaran kas,
menyimpan uang kas, melakukan pengeluaran, dan mencatat pengeluaran kas.
a. Sistem voucher
Dalam system voucher , setiap pembelian barang dan jasa yang pada akhirnya
harus diselesaikan denagn pengeluaran uang dibuatkan bukti intern yang disebut
voucher. Bukti ini dibuat, baik untuk pembelian tunai maupun pembelian kredit.
b. Buku Voucher
Dalam system voucher , semua transaksi pembelian, baik tunai maupun kredit ,
dicatat terlebih dahulu sebagai utang voucher. Dalam bentuk ayat jurnal, akaun
yang di kredit untuk transaksi adalah sama, yaitu utang voucher. Akun yang di
debit , sebaliknya dapat terdiri dari berbagai macam. Kolom debit dalam buku
voucher perlu menyediakan kolom-kolom untuk beberapa akun. Banyaknya kolom
yang disediakan tergantung pada kebutuhan.
Dalam bentuk ayat jurnal pencatatan transaksi tersebut sebagai berikut :
(D) Beban Pengiriman Rp
(K) Utang voucher Rp
c. Arsip voucher belum dibayar
Dalam arsip, voucher disimpan menurut tanggal pembayaran. Pada saat harus
dibayar, voucher diambil dari arsip untuk dibuatkan cek. Dengan demikian ,
jumlah dari voucher-voucher yang terdapat dalam “arsip oucher belum dibayar”
harus sama dalam buku voucher yang kolom pembayarannya belum terisi. Jumlah
ini merupakan voucher pada saat tertentu.
d. Buku cek keluar
Buku cek keluar mempunyai kolom-kolom seperti tanggal, nomor cek, dan
dibayarkan kepada. Kolom ini diisi denagn data yang terdapat dala cek
bersangkutan. Data-data tersebut dapat juga dapat diperoleh dari voucher, tanggal,
dan nomer cek yang dikeluarkan sekaligus dicatat dalam buku voucher.
e. Arsip voucher telah dibayar
Setelah dibayar, voucher dan dokumen-dokumen pendukungnya dicap “ LUNAS”,
kemudian disimpan dalam arsip “voucher telah dibayar”. Arsip ini dibuat dengan
arsip “ voucher telah dibayar”
f. Kas kecil
Menurut Soemarso S.R. dalam bukunya “ Akuntansi Suatu pengantar”, dalam
praktik tidak semua pengeluaran uang dilakukan dengan cek. Pengeluaran denagn
jumlah kecil, misalnya ongkos becak, ongkos taksi, dan membeli barang ( gula,
kopi atau nasi bungkus), biasanya tidak dapat dilakukan dengan cek oleh karena
tidak praktis.
Guna mengatasi pengeluaran semacam itu, perusahaan menyisakan sejumlah uang
tertentu yang disebut dana kas kecil. Artinya sebagian uang yang disisihkan untuk
dana.
5. Prosedur pengajuan pengeluaran kas
Prosedur pengeluaran kas operasional dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut :
a. Pemohon mengajukan permohonan kasbon kepada manajer keuangan
b. Manajer keuangan memeriksa pengajuan pemohon dan selanjutnya melakukan
koordinasi dengan general manager untuk otorisasi pengajuan
c. Pengajuan permohonan yang telah dioorisasi diserahkan kepada kasir
d. Kasir mencatat pengeluaran kas dalam buku kasbon sementara dan menyerahkan
uang keoada pemohon sesuai dengan pengajuan yang telah diotorisasi
e. Setelah kas digunakan, pemohon/pemakai dana menyerahkan bukti pengeluaran
kepada kasir
f. Setelah itu, kasir menerima dan meneliti apakah bukti yang ada cukup untuk
dilaksanakan reimburse sesuai dengan kebijakan perusahaan
g. Apabila tidak sesuai, maka kasir berhak menolak atau meminta untuk melengkapi
kepada penyetor reimburse
h. Apabila telah mencukupi dan sesuai dengan kebijakan perusahaan , maka kasir
akan langsung membuatkan voucher bukti kas keluar sebanyak 3 lembar
i. Selanjutnya, voucher BKK tersebut diserahkan kepada pihak terkait untuk
mendapatkan otorisasi.
j. Setelah pihak yang memberikan otorisasi telah menyetujui pengeluaran, kasir
akan meminta reimburse untuk menandatangani VBKK dan menyerahkan lembar
ke-2
k. Meminta kembali VBKK yang telah ditandatangani lembar ke-1 dan 3
l. Kasir mengopi bukti pengeluaran. Selanjutnya, bukti pengeluaran asli dan VBKK
lembar ke-3 diserahkan kepada bagian accounting, sedangkan VBKK lembar 1
maupun copy bukti pengeluaran arsip oleh kasir.
m. VBKK lembar 3 dan bukti pengeluaran selanjutnya akan dipakai oleh accounting
sebagai dasar penjurnalan.

S-ar putea să vă placă și