Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB IV
PENCATATAN TRANSAKSI PENJUALAN DAN TRANSAKSI INTERNET
A. Penjualan Tunai
1) Pengertian penjualan tunai
- Secara umum penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau langkah konkret
yang dilakukan untuk memindahkan sautu produk, baik itu berupa barang atau
jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya.
- Penjualan tunai menurut Mulyadi ( 2000:455) , “penjualan tunai dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga
barang yang diserahkan oleh perusahaan keapada pembeli “.
- Transaksi penjualan tunai dikatakan telah terlaksana apabila perusahaan telah
menerima pembayaran dari pelanggan atas barang ataupun jasa yang kemudian
akan diserahkan oleh perusahan kepada pelanggan.
2) Jenis-jenis penjualan
Ada beberapa jenis penjualan menurut Basu Swasta yaitu :
a) Trade Selling
Dapat terjadi jika produsen dan pedagang besar mempersilakan pengecer untuk
berusaha untuk memperbaiki distributor produk-produk mereka. Hal ini
melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi ,peragaan, persediaan, dan
pengadaan produk baru.
b) Missionary selling
Dalam Missionary selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong
pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Dalam hal ini
perusahaan yang bersangkutan memiliki penyalur sendiri dalam pendistribusian
produknya.
c) Technical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada
pembeli akhir dari barang dan jasa dengan menunjukan bagaimana produk
maupun jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
d) NSellingew Business Selling
Berusaha membuka transaksi baru dengan mengubah calon pembeli menjadi
pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
e) Responsive Selling
Dua jenis penjualan utama di sini adalah route driving dan retailing.
Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar
meskipun layanan baik dan hubungan pelanggan menyenangkan dapat menjurus
pada pembeli ulang.
3) Unsur system Pengendalian Internal penjualan
Unsur pokok pengendalian internal yang digunakan dalam prosedur penjualan
adalah :
a) Organisasi
Dilakukan pemisahan fungsi dan tugas dari fungsi-fungsi yang berhubungan
dengan proedur penjualan serta transaksi harus dilakukan oleh lebih dari satu
fungsi.
1) Fungsi penjulan terpisah dari fungsi tunai
2) Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi penjualan
3) Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi kas
4) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan , fungsi
penagihan, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
b) Otorisasi dan prosedur pencatatan
1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir surat order pengiriman.
2) Persetujuan pembelian kredit yang diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
3) Terjdinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan
tanda tangan pada faktur penjualan.
4) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan
potongan pnjualan, berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan
surat keputusan mengenai hal tersebut.
c) Praktik kerja yang sehat
1) Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakainnya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
4) Unit organisasi yang terkait dalam penjualan tunai
a) Bagian order penjualan
Bagian ini berfungsi menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan
tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
pembayaran harga barang ke bagian kasa.
b) Bagian Kasa
Bagian ini berfungsi menerima pembayaran harga barang dari pembeli.
c) Bagian Gudang
Bagian ini berfungsi menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
d) Bagian pengiriman barang
Bagian ini berfungsi membungkus barang yang telah dibayar harganya kepada
pembeli.
e) Bagian kartu persediaan dan kartu biaya
Bagian ini berfungsi mencatat harga pokok persedian yang dijual di dalam kartu
persediaan.
f) Bagian jurnal, Buku Besar, dan lapora
Bagian ini berfungsi mencatat transaksi penjualan maupun penerimaan kas dan
membuat laporan keuangan.
5) Dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai
Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai adalah ;
a) Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
Formulir faktur penjualan tunai dapat dapat digunakan untuk merekam data
mengenai nama pembeli, alamat pembeli, tanggal transaksi, kode sekaligus nama
barang, kuantitas , harga satuan, , jumlah harga, nama maupun kode pramuniaga,
dan otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi.
Faktu ini diisi oleh bagian order penjualan dalam rangkap tiga yaitu :
- Lembar 1 akan diberikan kepada pembeli sebagai pengantar untuk
kepentingan pembayaran barang keapada kasa.
- Lembar 2 akan diserahkan kepada bagian gudang sebagai perintah penyerahan
barang ke pembeli yang telah membayar di kasa dan sekaligus sebagi slip
pembungkus yang akan ditempel di pembungkus barang senbagai identitas
barang.
- Lembar 3 yanga akn diserahkan ke bagian order penjualan yang akan
dijadikan sebagai arsip berdasarkan nomor urutnya sebagai pengendali apabila
terjadi kejangggalan transaksi penjualan.
b) Pita Register Kas
Dokumen yang dihasilkan oleh mesin register kas yang dioperasikan oleh
bagian kasa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli.
Transaksi ini sebagai pembayaran atas barang dan juga sebagai dokumen
pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur tersebut benar-benar telah dibayar
maupun dicatat dalam register kas.
c) Bukti setor Bank
Dokumen ini dibuat sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
Bukti setor bank dibuat tiga lembar dan diserahkan ke bank bersamaan dengan
penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya
diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai
tanda bukti penyetoran kas ke bank.
d) Rekap Harga Penjualan
Dokumen ini digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijuala
selama satu periode.
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit
dan diserahkan kepada perusahaan. (merchant) yang menjadikan anggota kartu
kredit.
e) Bill of Lading
Dokumen ini merpakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan
barang kepada perusahaan angkutan umum.
f) Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjuatan COD. Tembusan faktur
penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas yang harus
dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh
pelanggan.
g) Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkankartu kredit
dan diseralkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi
perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini disi oleh fungsi kas,
Dokumen ini berfungsa sebagai alat untuk menagih uang tunai dan bank yang
mengeluarkan kartu kredit serta untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan
kepada pemegang kartu kredit.
B. PENJUALAN KREDIT
1. Pengertian Penjualan Kredit
- Menurut Mulyadi, penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk
jangka waktu tertentu, perusahaun mempunyai tagihan kepada
- Sementara itu, menurut Soemarso yaitu penjualan kredit adalah transaksi antara
perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa yang berakibat
timbulnya piutang, kas aktiva
- Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit
adalah suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan barang
sesuai dengan order, dan perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu
tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang/kas aktiva.
2. Transaksi Kredit
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perhankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak lain peminjam melunasi setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian tugas.
a. Tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut
I) Mencari Keuntungan
Pemberia kredit merupakan upaya untuk memperoleh hasil adalam bentuk
bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan profisi kredit yang
dibebankan kepada nasabah dengan harapan nasabah yang memperoleh
kredit pun bertambah maju dalam usahanya.
2) Membantu Usaha Nasabah
Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun dana modal kerja, sehingga debitur akan dapat mengembangkan
dan memperluas usahanya.
3) Membantu Pemerintah
Semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka
semakin banyak pengusaha yang dapat berkembang. Dengan demikian,
mendukung pembangunan di berbagai sektor yang pada akhimya
menibgkatkan pendapatan penerintah dari sektor pajak.
4) Membantu masyarakat
Semakin berkembang sektor ril yang diusahakan oleh pengusaha mikro,
kecil, dan menengah, akan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
b. Transaksi Kredit atau Angsuran
Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang dimana penjual
melaksanakan pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dalam beberapa kali
angsurarn atas harga barang yang telah disepakati bersama.
1) Persyaratan barang yang diperjualbelikan secara Angsuran
- Barang-barang yang boleh disewabelikan (hire purchase) dan
dijualbelikan dengan angsuran adalah semua barang niaga tahan lama
yang baru serta tidak mengalamı perubahan teknis, baik berasal dari
hasil produksi sendiri ataupun hasil produksi /perakitan (ussembling)
lainnya di dalam negeri, kecuali apabila produksi dalam negeri belum
memungkinkan
- Barang-barang yang boleh disewakan (renting) adalah semua barang
niaga tahan lama dan yang tidak mengalami perubahan teknis, baik yang
berasal dari hasil produksi sendiri ataupun hasil produksi/perakitan
(assembling) lainnya di dalam negeri, kecuali apabila produksi dalam
negeri belum memungkinkan untuk itu.
2) Tahap-tahap Pelaksanaan Transaksi Jual Beli secara Angsuran
- Pembuatan perjanjian perusahaan dengan calon konsumen.
- Penyerahan barang.
- Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas
3) Jenis Kredit Angsuran
Jenis transaksi yang sering dilakukan secara angsuran secara angsuran
atau kredit antara lain sebagai berikut :
- Kredit Pemilikan Rumah/KPR
- Kredit barang-barang elektronik
- Kredit alat-alat rumah tangga.
- Kredit kendaraan bermotor.
- Kredit pinjaman pada bank.
- Asuransi
c. Jenis Kredit
Secara garis besar, jenis-jenis kredit bisa dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kredit Konsumtif
Biasanya jenis kredit yang paling lazim dari kredit konsumtif Ini adalah
Kredit Pemiikan Rumah (KPR) lan Kredit Pemilikan Mobil (KPM)
2) Kredit Komersial
Diperuntukkan bagi mereka yang ingin mendapatkan modal untuk
usahanya, seperti untuk membeli mesin-mesin, ataupun untuk menambah
modal kerja sehari-hari.
3) Kredit Multiguna
Bisa digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk komersial maupun
konsumtif.
4) Kredit tanpa agunan (KTA)
Limit pinjaman hanya kecil saja, sekitar empat kali penghasilan bulanan
debitor dan dibatasi Rp 5 juta - Rp 100 juta.
Contoh kredit adalah sebagai berikut
1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit yang diberikan untuk
keperluan pembelian, perbaikan rumah, dan rumah toko (ruko) yang
diberikan dalam rupiah
a) Manfaat
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) termasuk kredit konsumtif yang
pelunasannya dilakukan secara bertahap dengan skala angsuran tetap
setiap bulannya.
b) Risiko
Apabila nasabah memenuhi kewajibannya dalam hal angsuran dan atau
pelunasan kredit, maka agunan kreditnya akan diambil alih oleh bank
tuntuk pelunasan
c) Syarat-syarat pemohon KPR
(I). Untuk pemohon KPR yang berstatus pegawai, usia ditambah jangka
waktu KPR pada saat fasilitas KPR disetujui tidak melampaui 55
tahun. Sementara itu, untuk pengusaha atau wiraswasta, usia
ditambah jangka waktu KPR pada saat fasilitas KPR disetujui tidak
melampaui 60 tahun.
(2). Harus membuka rekening tabungan atau rekening giro pada Bank
Buana.
d) Data-data yang harus dilengkapi
- KTP dan bukti diri lainnya dari calon pencrima kredit dan dari
suatmi/istri (bagi yang sudah menikah).
- Surat nikalh (apabila sudah menikah)
- Kartu Keluarga.
- Surat Keterangan Ganti Nama (apabila pemah mengganti nama)
- NPWP atau SPT 21 (bagi pegawai)
- Surat Keterangan Penghasilan dari pemberi kerja bagi penerima kredit
berstatus pegawai dan bagi penerima kredit berstatus pengusaha,
bukti yang memunjukkan sumber penghasilan atau SPT Tahunarn
- Data-data pendukung lainnya
e) Dokumen agunan yang harus diseralıkan kepada bank
- Sertifikat Hak atas Tanah (asli)
- lzin Mendirikan Bangunan (asli)
- Akta jual beli (salinan bermaterai).
- Bukti pembayaran PBB tahun terakhir (asli)
f) Tata cara permohonan KPR
- Mengajukan permohonan KPR kepada kantor Bank Buana
- Kredit dicairkan langsung ke rekening Nasabah di Bank
g) Agunan kredit
Agunan adalah tanah dan bangunan yang akan dibeli atau diperbaiki
dengan dibiayai oleh KPR yang sudah ada sertifikat hak atas tanahnya.
h) Pengikatan agunan
Agunan kredit vang diserahkan kepada bank harus diikat secara notariil
sesuai ketentuan hukum yang berlaku dengan dibuat Akta Pembebanan
Hak Tanggungan (APHT) dengan nilai penjaminan sekurang-kurangnya
sebesar 100% dari jumlah kredit yang diberikan.
i) Biaya - biaya
- Provisi Kredit
Provisi sebesar 1% dari plafon kredit yang disetujui serta dipungut
sekali pada awal pemberian kredit kecuali ditentukan lain .
- Biaya administrasi kredit
1% dari fasilitas KPR yang diberikan, dengan nilai minimum sebesar
Rp l00.000,00 dan maksimum sebesar Rp500.000,00
- Denda keterlambatan
1% per hari yang dihitung dari jumlah angsuran yang terlambat
dibayar.
- Pelunasan dipercepat
Pelunasan dipercepat dikenakan biaya administrasi dan atau penalty ,
kecuali ditentukan lain oleh bank.
- Biaya-biaya lain
Biaya pembuatan akta perjanjian kredit dan surat
2. Kredit Barang Elektronik dan Alat Rumah Tangga
Pada saat sekarang ini transaksi dengan pembayaran angsuran atau kredit
dapat dilakukan dengan mudah, baik secara langsung dan maupun melalui
internet.
Prosedur yang harus dilalui oleh calon konsumen antara lain sebagai berikut
a) Persyaratan
Secara umum persyaratan kredit barang dapat diketahui oleh calon
konsumen dari formulir aplikasi yang telah disediakan oleh perusahaan.
Adapun persyaratan tersebut anatara lain sebagai berikut:
(1) Menyetujui perjanjian kredit dari pihak finansial dan bersedia
menandatanganinya
(2) WNI berdomisili di wilavah DKI lakarta dengan status rumah milik
sendiri atau keiuarga dan berada di batas wilayah pengiriman
langsung
(3) Memiliki penghasilan dan pekerjaan tetap
(4) Telah bekerja minimum I tahun dan berusia 21 tahun keatas dan tidak
lebih dari 55 tahun.
(5) Diketahui dan disetujui suami/istri atau jika belum menikah ada
pihak penjamin.
(6) Memiliki telepon rumah atau kantor
(7) Jumlah pengambilan pokok kredit minimal (tidak termasuk DP) yang
dapat terdiri lebih dari satu produk
(8) Lama angsuran yang dapat dipalih ialah 3, 6, 9. 12, dan 18 bulanan.
(9) Jumlah uang muka minimal 0% (tanpa uang muka) atau 10% (>15 jt)
dari harga (tidak termasuk aksesori tambahan dan biaya jasa lainnya.
(10) Memiliki dokumen yang dipersyaratkan tanpa kecuali
(11) Biaya administrasi untuk setiap pengajuan aplikasi.
b) Proses kredit
Oleh perusahaan pemberi kredit calon konsumen diberikan brosur tetang
jenis-jenis barang yang ditawarkan atau dapat di browsing melalui situs
yang tersedia di internet. Langkah berikutnya calon konsumen yaitu
sebagai berikut:
(I) Mempelajari barang yang hendak dipilih secara saksama
(2) Pelajari persyaratan yang ada.
(3) Menghubungi petugas kredit dari toko atau perusahaaa yang
bersangkutan untuk penjadwalan kunjungan.
(4) Siapkan dokumen persyaratan sesuai yang dipersyaratkan
(5) Petugas akan datang untuk pengisian formulir kredit dan mengambil
dokumen persyaratan dimana pihak pemohon harus ada untuk
menandatangani aplikasi
(6) Setelah formulir dan dokumen diterima lengkap, maka proses kredit
diajukan ke pibak perusahaan
(7) Proses survei akan dilakukan oleh pihak toko atau perusahaan, baik
melalui telepon atau datang langsung
(8) Kredit yang disetujui akan dikonfirmasikan kembali oleh toko atau
perusahaan untuk proses penjadwalan pengiriman barang
(9) Pembayaran pertama meliputi uang muka, angsuran bulan pertama,
dan biaya administrasi
Apabila pembayaran kredit akan dilakukan dengan menggunakan kartu
kredit, langkah langkahnya adalah sebagai berikut:
(1) Pelajari barang yang hendak dipilih secara saksama
(2) Pelajari persyaratan kredit yang ada
(3) Mengisi formulir sementara, baik secara online atau offline
(faksimile)
(4) Memiliki kartu kredit visa/master card
(5) Faksimile dokumen pelengkap, seperti copy KTP dan kartu kredit
jika aplikasi disetujui
(6) Kredit yang disetujui akan dikonfirmasikan kembali oleh toko atau
perusahaan untuk proses penjadwalan pengiriman barang.
(7) Pe:mbayaran pertama meliputi uang muka, angsuran bulan pertama,
dan biaya administrasi yang akan dibebankan ke kartu kredit.
Dalam perjanjian jual beli secara angsuran pada isi perjanjian ada berapa
hal yang harus dicantumkan, antara lain tentang :
(I) Kepemilikan atas barang
(2) Penerimaan barang
(3) Tata cara pembayaran angsuran
(4) Aturan jika konsumen alkan melakukan pembayaran pench.
(5) Besarmya denda apabila terjadi keterlambatan angsuran
(6) Pemutusan perjanjian oleh kreditur
(7) Perselisihan
c). Pengelolaan kredit
Transaksi kredit umumnya terjadi atas dasar kepercayaan (credo),
sehingga piutang (kredit) yang timbul tidak dijamin dengan surat-surat
formal yang bersifat mengikat seperti surat wesel atau promes. Oleh
karena itu, untuk pengamannannya harus dimulai dengan tindakan
kehati-hatian dalam pemberian kredit serta system pengelolaan yang
memadai.
Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak, yaitu kreditur
sebagai pihak yang menjual barang atau jasa sekaligus memperoleh
piutang serta debitur yaitu pihak yang melakukan pembelian dan
menjadikan utang.
d). Prosedur pemberian kredit
Khusus untuk pembayaran secara kredit , nota atau faktut penjualan yang
asli baru diberikan /diserahkan apabila pembeli telah melunasi harga
barang yang telah disepakati itu. Selama pembeli belum melunasi
pembayaran tersebut, ia hanya menerima salinan nota atau faktur
penjualan.
Transaksi kredit umumnya terjadi atas dasar kepercayaan (credo),
sehingga piutang (kredit) yang timbukl tidak dijamin dengan surat-surat
formal yang bersifat mengikat, mialnya seperti surat wesel atau promes.
Oleh karena itu , untuk pengamanannya harus dimulai dengan tindakan
kehati-hatian dalam pemberian kredit serta system pengelolaan yang
memadai.
d. Proses Penentuan dan kelayakan Pemberian Kredit
Menurut Rahardja penilaian kredit harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Keamanan Kredit ( Safety)
Harus benar-benar diyakini bahwa kredit terasebut dapat dilunasi kembali.
2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability)
Kredit akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan
masyarakat atau setidaknya tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku.
3. Menguntungkan (profitable)
Kredit yang diberikan menguntungkan bagi kreditor maupun bagi nasabah.
Menurut Sinungan, metode lain yang dapat digunkan untuk menentukan nilai
kredit adalah dengan menggunakan formula 4P, yaitu sebagai berikut :
1. Personality
2. Purpose
3. Prospect
4. Payment
Dalam dunia perbankan kita mengenal adanya pedoman 3 R dan 5 C dalam
pemberian kredit disamping syarat-syarat kredit yang biasa.
Adapun pedoman” 3 R “dalam penilaian penggunaan kredit adalah :
1) Returns
Returns menunjukan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari
penggunaan kredit tersebut.
2) Repayment capacity
Perusahaan harus menilai kemampuan pelanggan sebagai pemohon kredit
untuk dapat membayar kembali pinjamannya (Repayment capacity) pada
saat-saat dimana kredit tersebut harus diangsur atau dilunasi.
3) Risk bearing ability
Perusahaan pemberi kredit harus menilai apakah perusahaan pemohon
kredit mempunyai kemampuan cukup untuk menanggung risiko kegagalan
atau ketiidakpastian yang bersangkutan dengan penggunaan kredit tersebut.
Adapun pedoman “ 5 C” dalam penilaian penggunaan kredit yaitu :
1) Character
Ini menyangkut segi pribadi,watak, dan kejujuran dari pimpinan perusahaan
dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban finansialnya.
2) Capacity
Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya , baik
kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya.
Kemampuan tersebut diukur dengan data-data finansial diwaktu-waktu yang
lalu.
3) Capital
Ini menunjukan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang
ditunjukan oleh rasio finansialnya, penekanan , dan komposisi “ tangible not
wort-nya” perusahaan pemberi kredit harus mengetahui bagaimana
pertimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendirinya.
4) Collateral
Ini menunjukan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas
kredit yang diberikan. Dalam hubungan ini pemberi kredit dapat minta agar
aktiva yang dijadikan jaminan itu diasuransikan.
5) Conditions
Pemberi kredit harus menilai sampai sejauh mana pengaruh dari adanya
suatu kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.
Penjualan kredit mengandung resiko bagi perusahaan berupa kerugian yang
harus diderita apabila debitur tidak membayar kewajibannya. Oleh karenai
itu , penjualan kredit terutama yang berjumlah besar hanya dapat dilakukan
pada pihak yang bonafide. Untuk itu perusahaan besar yang banyak
melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya mempunyai
bagian khusus yang disebut bagian kredit. Bagian ini bertugas untuk
mengevalusi calon pembeli yang akan melakukan pembelian pembelian
secra kredit yang meliputi : pendapatan calon pembeli, riwayat kredit masa
lalu (kalau ada), dan factor_faktor lain untuk menentukan apakah
permohonan kredit dikabulkan atau tidak.
e. Jaminan Kredit
Dalam praktiknya, yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur
adalah sebagai berikut :
1. Jaminan dengan barang-barang
a. Tanah,
b. Bangunan
c. Kendaraan bermotor
d. Mesin-mesin/peralatan
e. Barang dagangan
f. Tanaman/kebun/sawah
g. Dan barang-barang berharga lainnya
2. Jaminan surat berharga
a. Sertifikat saham
b. Sertifikat obligasi
c. Sertifikat tanah
d. Sertifikat deposito
e. Promes
f. Wesel
g. Surat berharga lainnya
3. Jaminan orang atau peusahaan
Jaminan yang diberikan oleh seorang atau perusahaan kepada bank terhadap
fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebut macet, maka orang
atau perusahaan yang memberikan jaminan itulah yang diminta
pertanggungjawabannya atau menanggung resiko.
4. Jaminan asuransi
Bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, terutama terhadap
fisik objek kredit , seperti kendaraan , gedung, dan lainnya.
f. Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit
ada 3 model pembebabanan suku bunga yang sering dilakukan oleh bank,
antara lain :
1. Floating rate
Perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga
pada bulan yang bersangkutan. Dalam perhitungan model ini suku bunga
dapat naik, turun, atau tetap setiap periodenya. Begitupula dengan jumlah
angsuran yang dibayar sangat tergantung dari suku bunga pada bulan yang
bersangkutan.
2. Sliding rate
Perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalikan persentase
suku bunga per periode dengan sisa pinjaman, sehingga jumlah suku bunga
yang dibayar debitur semakin menurun. Akibatnya angsuran yang dibayar
pun menurun jumlahnya.
3. Flate rate
Perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode, sehingga jumlah
nagsuran setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas.
g. Prosedur Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-
tahapan penilaianmulai dari pengajuan proposal kredit dan dokmen-dokumen
yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan
kredit yang dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam memberikan kredit dikenal
prosedur pemberian kredit.
Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu
kredit, diterima atau ditolak.
Adapun prosedur pemberian kredit oleh badan hokum sebagai berikut :
1. pengajuan proposal
2. Penyelidikan berkas pinjaman
3. Penilaian kelayakan kredit
4. Wawancara pertama
5. Peninjauan ke lokasi
6. Wawancara kedua
7. Keputusan kredit
8. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
9. Realisasi kredit
h. Pengajuan Berkas-berkas Kredit
Pengajuan profosal kredit hendaklah berisi antara lain sebagai berikut :
1. latar belakang perusahaan
2. Maksud dan tujuan
3. Besarnya kredit dan jangka waktu
4. Cara pengembalian kredit
5. Jaminan kredit
Proposal hendaknya sudah dilampiri dengan berkas-berkasyang telah
dipersyaratkan seperti akta notaris, tanda daftar Perusahaan (TDP), Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), neraca maupun laporan rugi laba 3 tahun terakhir,
bukti diri dari pimpinan perusahaan dan foto copy sertifikat jaminan.
3. Prosedur E-Commerce
a. Cara Belanja
1) Order form
Penawarannya terbagi atas 4 bagian , yaitu check box ( dibuat untuk memberi
kesempatan kepada pelanggan dalam memilih produk yang ditawarkan ),
penjelasan produk, kuantitas barang yang dipesan, dan harga tiap-tiap produk.
2) Kereta dorong ( shopping card)
Merupakan sebuah software disebut situs web yang mengizinkan seorang
customer untuk melihat toko yang dibuka oleh merchant dan kemudian
memilih item-item untuk diletakan dalam kereta dorong . Kemudian
membelinya saat melakukan check out.
3) Melalui e-mail
Dapat dilakuakan secara mudah dengan syarat customer sudah harus
mempunyai e-mail address. Customer tinggal menuliskan nama produk-
produk , jumlah produk, alamat pengiriman, dan metode pembayaran.
Kemudian costumer akan menerima konfirmasi mengenai barang yang
dipesan. Sealnjutnya customer diminta untuk mengirimkan salinan dari
informasi credit card atau media pembayaran lain. Apabila semua telah
terpenuhi, masih diperlukan pihak ketiga yang berhak mengeluarkan kartu
untk costumer . Setelah dinyatakan sah, beberapa hari kemudian barang yang
dipesan sampai pada tujuan.
b. Sistem Pembayaran
1) Credit card
Sistem ini menawarkan kemudahan terhadap seseorang untuk memberikan
rasa aman kepada pemiliknya dari gangguan kejahatan karena membawa
sejumlah uang cash.
2) E-Checks
Meeuoakan system pembayaran online, dimana seseorang akan membayar
atas barang dagangan yang dibelinya dengan menulis suatu cek elektronik
yang ditransmisikan secara elektronik melalui e-mail, facsimile, atau telepon.
3) Telephone Billing system dalam E-Charge
Di dalam melakukan model pembayaran ini , merchant harus berlangganan ke
pelayanan pengajuan rekening dan menyediakan link ke e-charge pada
website merchant.
4. Keuntungan menggunakan internet ( E-commerce)
a. Keuntungan bagi pembeli
1) Menurunkahn harga jual produk ( lebih murah)
2) Meningkatkan produktivitas pembeli
3) Manajemen informasi yang lebih baik
4) Dapat dilakukan sewaktu-waktu
b. Keuntungan bagi penjual
1) Identifikasi target pelanggan dari definisi pasar yang lebih baik
2) Meningkatkan efisiensi, waktu, biaya, dan tenaga
3) Mengurangi biaya pemasaran
4) Kemajuan dalam penjualan
5) Peningkatan keuntungan
5. Syarat-syarat bertransaksi melalui internet ( E-commerce)
a. User/ chardholder/customer, orang yang membeli secara online harus mempunyai
:
1) Payment account
2) Meniliki paspor
b. Merchant :
1) Harus mendaftarkan diri sebagai merchant account ke bank agar merchant
dapat menerima system pembayaran dari pelanggan.
2) Rekening financial
3) Salinan formulir pajak penghasilan
4) Dalam beberapa kasus diperlukan cadangan kredit .
c. Acquirer
Adalah lembaga keuangan dimana merchant menjadi nasabahnya dan
memproses otorisasi kartu pembayaran
d. Issuer
Lembaga keuangan dimana pembeli menjadi nasabahnya dan menerbitkan kartu
pembayaran.
e. Certification authority ( otoritas sertifikat)
Syaratnya adalah lembaga terpercaya atau yang dipercayai oleh customer atau
merchant.
BAB V
TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS