Sunteți pe pagina 1din 27

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFA AL-MANSOUR

BERDASARKAN PERSPEKTIF AUSTIN

Habri
Bahasa.dan Sastra. Arab – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: 16310061@student.uin-malang.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this study was to reveal the types of illocutionary speech acts in Haifa Al-
Mansour's Wadjda film based on Austin's perspective, and to explain the meaning of
.

ilocutionary speech acts in Haifa Al-Mansour's Wadjda film according to the Austin
perspective. This research is a qualitative descriptive study. The data.source of this
research is dialogue in the film Wadjda by Haifa Al-Mansour. The data collection
techniques used in this study use watching techniques, see, and note. Validation of this
research data using theoretical triangulation, researchers rechecked the data found in
the film by comparing with various sources, methods or theories. The data collected in
this study were analyzed using qualitative descriptive analysis according to Miles and
Huberman who suggested that there were four steps, namely, data collection, data
reduction, data presentation, conclusion drawing. The results showed that there were
23 types of illocutionary speech acts found in the film Wadjda, and classified in the
division of illocutionary acts, namely, verdictive seven utterances containing the
intention of deciding, estimating, judging good or bad, determining and determining.
Positive seven utterances that contain the purpose of warning advice, rule and ask. The
six utterances that contain the intention of promising, swearing and betting. Positive
three utterances that contain the intent of a happy gift.
Keywords: Austin, express, illocutionary, speech act, wadjda film
ABSTRAK
Tujuan dalam.penelitian ini adalah mengungkapkan jenis tindak tutur ilokusi dalam
Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour berdasarkan perspektif Austin, dan
menjelaskan maksud dari tindak tutur ilokusi dalam Film Wadjda karya Haifa Al-
Mansour menurut perspektif Austin. Penelitian Ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah dialog dalam film Wadjda karya Haifa Al-
Mansour. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik tonton, simak, dan catat. Validasi data penelitian ini
menggunakan triangulasi teori, peneliti me-recheck data yang ditemukan dalam film
dengan cara membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Data yang
terkumpul pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif
menurut Miles dan Huberman yang mengemukakan ada empat langkah yaitu,
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada 23 jenis tindak tu tur ilokusi yang ditemukan
. .

dalam film Wadjda, dan tergolong dalam pembagian tindak ilokusi yaitu, verdiktif
tujuh tuturan yang mengandung maksud memutuskan, memperkirakan, menilai baik
atau buruk, menetapkan dan menentukan. Exsersitif tujuh tuturan yang mengandung
maksud nasihat peringatan, memerintah dan meminta. Komisif enam tuturan yang
mengandung maksud berjanji, bersumpah dan bertaruh. Behatitif tiga tuturan yang
mengandung maksud pemberian selamat.

Kata Kunci : Austin, film wadja, ilokusi, mengekspresikan, tindak tutur

1
Pendahuluan
Tindak tutur merupakan sepenggal tuturan yang dihasilkan sebagai bagian dari
.

interaksi sosial, suatu tuturan adalah sebuah ucapan yang memiliki fungsi tertentu di
dalam komunikasi, artinya tuturan mengandung maksud. Jadi, dalam berinteraksi
manusia tidak akan lepas dari tindak tutur (Sumarsono, 2004, h. 323).
Peneliti berpen dapat.bahwa tindak tutur merupakan bagian dasar atau komposisi
. .

terkecil dari peristiwa tutur atau aktivitas berbicara yang menjadi sebuah rangkaian
dalam suatu proses komunikasi dan memiliki fungsi tertentu, fungsi tersebut bisa berupa
laporan, janji, berpendapat, mengusulkan, memberikan saran dan lain sebagainya.
Peristiwa tutur merupakan peristiwa sosial karena didalam peristiwa tutur
melibatkan pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Dan pada
dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang diorganisasikan atau
digolongkan dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi tertentu (Chaer dan Agustina,
2014, h. 49).
Dalam situasi sosial tindak tutur dapat mempeng aruhi penutur dan lawan tutur
. .

hal itu diartikan sebagai tindak tutur ilokusi. Dalam tindak tutur ilokusi ter dapat suatu
. . .

daya atau kekuatan khusus.yang membuat penutur bertin dak sesuai dengan apa yang
. .

dituturkannya, niatannya disebut tindak tutur ilokusi (Austin, 1962).


.

Peneliti sendiri berpendapat bahwa tindak tutur ilokusi merupakan rangkaian


dari bahasa dan tindakan, yang tidak bisa dipisahkan. Ilokusi berarti menyampaikan
sesuatu dan sekaligus telah melakukan sesuatu. Oleh karena itu seseorang dalam
menyampaikan sesuatu berarti juga telah melakukan suatu tindakan.
Peristiwa tindak tutur ilokusi tidak hanya ditemukan didalam percakapan antara
seorang dosen dan para mahasiswa seperti yang dicontohkan Chaer dalam bukunya, akan
tetapi juga dapat kita temukan didalam berita, film, pidato dan lain sebagainya yang
semua hal itu tidak lepas dari yang namanya proses komunikasi.
Salah satu film yang menarik dalam menganalisis tindak tutur adalah film Wadjda
karya Haifa Al-Mansour. Pada penelitian ini khusus akan membahas tentang bagaimana
penggunaan bahasa dalam film Wadjda karya Haifa Al-Mansour khususnya tindak tutur
ilokusi yang terdapat dalam dialog film tersebut. Film tersebut menggunakan bahasa Arab
sebagai bahasa dialognya, penelitian ini akan mencoba mengklasifikasikan dialog yang
ada dalam film tersebut kedalam pembagian tindak tutur ilokusi menurut Austin.

2
Tindak.tutur khususnya Ilokusi dalam.film Wadjda menarik untuk dibahas karena
dengan mengetahui bagaimana tindak tutur yang terjadi dalam film tersebut kita juga . .

dapat mengatahui bagaimana kebiasaan dan adat ist iadat serta kebudayaan yang ada
. ..

dalam film tersebut. Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour ini menceritaka tentang
kehidupan salah satu anak di negara Arab Saudi yang memiliki sifat tomboy. Film ini juga
merupakan film pertama yang mengambil latar di Saudi Arabia dan disutradarai oleh
. .

perempuan asal Saudi.


. .

Dalam tindak tutur Ilokusi, Austin berfokus tindak tutur dari pembicara, sedangkan . .

Searle melihatnya dari segi pendengar, yang beru saha melihatnya bagaimana nilai ilokusi
. . . .

itu ditangkap dan dipahami pend engar. Yang menjadi kekurangannya adalah, teksonomi
. .

atau penggolongan yang dilakukan oleh Austin kurang berhasil dan kurang sistematis
dibandingkan dengan penggolongan ilokusi yang dilakukan oleh Searle (Chaer dan .

Agustina, 2010, h. 55).


.

Akan tetapi meskipun masih kurang sistematis, sudah diketahui bahwa Searle dan
tokoh lainnya tetap menjadikan pendapat Austin sebagai pijakan dasar dalam membuat
hipotesis mereka dalam tindak tutur khususnya dalam penggolongan tindak tutur ilokusi.
Maka dalam penelitian ini akan mencoba menggunakan perspektif Austin. Cara dalam
menggunakan teori ini adalah dengan mendeskripsikan serta menggolongkan dialog-
dialog yang mengandung tindak tutur ilokusi dalam film sesuai dengan perspektif Austin.

Risnawati, 2018. Analis is Jenis Tindak Tutur Ilokusi Aktor Dal am Pementasan
. . / . .

Drama “Senja Dengan Dua Kelela war” Mahasiswa Pen didikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
. . . . .

Universitas Negeri Makassar, tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui
. .

wujud jenis tindak tutur ilokusi aktor yang muncul dalam pementasan drama “Senja
dengan Dua Kelelawar” Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Negeri Makassar berdasarkan teori J.R. Searle (Risnawati, 2018, h. 1).
Muhammad Irfan,.2018. Tindak Tutur dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk tindak tutur Lokusi, Ilokusi, dan
Perlokusi yang dituturkan oleh para tokoh di film Wadjda, serta lebih fokus pada maksud
dari penggunaan lokusi tersebut. Meto de yang digunakan dalam penel itian ini adalah
. .

Deskriptif Kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa dalam film ditemukan 49
. .

bentuk tindak tutur yang dibagi menjadi tiga jenis yaitu Lokusi berjumlah 23 tuturan,
Ilokusi berjumlah 16 tuturan, dan Perlokusi berjumlah sepuluh.tuturan (Irfan, 2018, h. 6).

3
Elfi Suriani, 2016. Analisis Tindak Tutur Ilokusi Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa
.

Karya Tere Liye, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur
ilokusi dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Metode yang digunakan adalah
.

deskriptif kualitatif dalam metode ini dilakukan beberapa langkah yaitu pengumpulan
. .

data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan
teknik catat. Hasil yang didapat dalam penel itian ini adalah terdapat 113 dialog yang
.

merupakan tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi yang dominan dijumpai adalah
tindak tutur direktif. Tindak tutur ilokusi yang paling sedikit dijumpai adalah tindak tutur
deklarasi (Suriani, 2016, h. 4).
Evvik Evaniko, 2012. Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film Sang Pencerah Karya Hanung
. .

Bramantyo (Sebuah Tinjauan Pragmatik), tujuan penelitiannya.adalah mendeskripsikan . .

tindak tu tur ilokusi dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo serta menggali
.. . .

maksud tindak tutur ilokusi dalam film Sang Pencerah karya Hanung Brama ntyo. Metode .

Penelitiannya adalah kualitatif yang bersifat deskriptif adapun dalam pengumpulan data
, .

menggunakan metode.simak dengan teknik bebas libat cakap. Adapun metode analisis
. . .

data yang digunakan adalah metode padan. Hasil dari penelitian ini adalah dapat
. . .

menentukan jenis-jenis tindak ilokusi yang terdapat dalam film Sang Pencerah (Evvaniko,
2012, h. 1).
Dalam penelitian ini tentunya me rujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu
. .

yang telah dilakukan sebagai data sekunder, dan adapun yang penelitian yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dalam film Wadjda ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Muhammaf Irfan. Akan tetapi dalam penelitian yang
dilakukan tersebut masih bersifat umum, yaitu masih dalam lingkup tindak tutur secara
global, belum melakukan klasifikasi, serta menggunakan perspektif Searle sehingga
dalam peneliatian yang akan dilakukan akan berbeda. Persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian-penelitian yang dahulu adalah sama-sama/menggunakan .

konsep tindak tutur ilokusi.


Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dipaparkan, peneliti belum
mendapatkan serta menemukan.penelitian yang.khusus.dalam meneliti tindak tutur
. .

Ilokusi yang terjadi dalam film Wadjda menggunakan perspektif Austin. Peneliti
menggunakan teori Austin dengan alasan bahwa Austin yang pertama kali memaparkan
teori tindak tutur serta menggolongkannya kedalam 3 kategori yaitu lokusi, ilokusi dan

4
perlokusi yang menurut Austin saling berkaitan satu dengan lainnya, serta sumbangan
pemikiran Austin tentang tindak tutur menjadi cikal bakal lahirnya teori tindak tutur yang
menjadi dasar bagi Searle dan tokoh lainnya dalam memberikan defenisi tentang tindak
tutur.
Oleh karena itu akan menarik jika membahas dan menganalisis bagaimana tindak
tutur yang terjadi dalam film Tindak Tutur dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour
serta menggolongkan tindak tutur yang terjadi kedalam klasifikasi Ilokusi menurut
perspektif Austin.
Adapun.rumusan masalah dalam penelitian.ini yaitu, bagaimana.jenis tindak tutur
. , . . .

ilokusi dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour?, Bagaimana maksud ilokusi Austin
dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour? Tujuannya adalah mengungkap jenis tindak
tutur ilokusi dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour serta mengungkapkan maksud
tindak tutur ilokusi dalam Film.Wadjda karya Haifa Al-Mansour.

Pengertian Ilokusi Austin


Tindak.tutur ilokusi merupakan tindak tutur.dimana seseorang berupaya dalam
menyelaraskan antara kata dan perbuatan. Austin menyatakan bahwa mengucapkan
sesuatu berarti melakukan sesuatu, dan bahasa atau tindak tutur dapat dipakai untuk
membuat kejadian karena kebanyakan ujaran yang merupakan tindak tutur mempunyai
kekuatan dan daya. Selanjutnya Austin menyebutkan bahwa daya.ilokusi adalah daya
yang dimunculkan oleh penggunaanya sebagai perintah, ejekan, keluhan, janji, pujian, dan
sebagainya (Sumarsono, 2004, h. 323).
Tindak tutur Ilokusi biasanya diidentifikasi sebagai kalimat performatif yang
eksplisit (Chaer dan Agustina, 2010, h. 53). Austin berpendapat bahwa beberapa tuturan
sepertinya tidak mengarah pada.suatu pernyataan. Bukan.hanya pernyataan tertentu
yang tidak menggambarkan atau melaporkan sesuatu, akan tetapi tuturan berupa kalimat
atau bagian kalimat adalah untuk melakukan suatu tindakan yang tidak lazim
dideskripsikan untuk menyatakan sesuatu. Atau dengan kata lain disebut sebagai tuturan
performatif, yaitu pernyataan deklaratif yang benar dan tidaknya bisa diukur (Schiffrin,
2007, h. 64).
Tindak tutur ini selain untuk menyampaikan atau menginformasikan suatu pesan
juga untuk melakukan tindakan dari pesan tersebut. Dengan kata lain pesan yang

5
disampaikan tersebut memiliki makna lain yang dikehendaki oleh penutur. Misalnya :
Dosen berkata, " apakah saudara – saudara tidak merasa panas dalam ruangan ini?"
Tuturan tersebut merupakan contoh tindak tutur ilokusi. Bukan hanya bertujuan untuk
menginformasikan sesuatu atau bertanya akan tetapi ada maksud lain dari kalimat
tersebut, yaitu perintah agar jendela dibuka atau menyalakan AC bila ada. Tuturan atau
kalimat tersebut meminta agar lawan tuturnya yaitu para mahasiswa untuk melakukan
tindakan dari pesan yang disampaikan (Chaer dan Agustina, 2010, h. 53).
Austin membagi tindak tutur kedalam komponen-komponen tindakan, dan yang
dibicarakan secara khusus dalam teori tindak tutur adalah hanya satu tindakan. Terdapat
tiga tindakan yang berpengaruh terhadap isu dari sebuah tuturan. Sebuah tindak lokusi
mencakup ekspresi tuturan dengan sense dan referensinya yaitu menggunakan suara dan
kata-kata dengan makna. Tindak ilokusi adalah tindakan yang dilakukan dalam
perkataan. Sedangkan tindak perlokusinya adalah efek yang berhubungan dari tuturan
dan interlokutornya. Ketiga aspek tersebut semuanya adalah tindakan dan semuanya
saling berhubungan (Schiffrin, 2007, h. 67-68).

Pembagian Ilokusi Austin (Kalimat performatif yang eksplisit).


Tindak tutur ilokusi adalah sebuah tuturan yang bertujuan selain untuk
menyampaikan pesan dari sang penutur kepada lawan tutur juga memiliki makna lain
agar terjadi aktifitas melakukan tindakan atas pesan yang disampaikan. Defenisi lainnya
adalah tindak tutur yang mengandung maksud; yang berkaitan dengan siapa bertutur
kepada siapa, kapan, dan dimana tindak tutur tersebut berlangsung (Gawen, 2017, h. 34).
Austin menyatakan I distinguish five more general classes, I call then these classes of
utterance, classified according to their illocutionary force, by the following more-or-less
rebarbative names : (a).Verdictives, (b).Exercitives, (c).Commissives,..(d).Behabitives...(a
shocker this), (e).Expositives (Austin, 1962, h. 150). Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
a. Verdiktif
Adalah kalimat yang menyatakan keputusan atau penilaian (Chaer dan Agustina,
2010, h. 53). Tindak tutur ini dimaksudkan untuk memutuskan sesuatu berdasarkan
fakta dan peristiwa (Wibowo, 2014, h. 66).

6
Misalnya kalimat " Kami menyatakan bahwa terdakwa bersalah". Tuturan
tersebut terjadi dalam sidang di pengadilan. Penutur dalam hal ini hakim
menyampaikan sebuah keputusan bahwa terdakwa terbukti bersalah.
Suatu tindak tutur dikatakan verdiktif jika mengandung makna.membebaskan,
menghukum,.memutuskan,.menyangka,.menafsirkan,.memahami,.memperkirakan,.
menghitung,.menetapkan,.mengukur,.menentukan,.melukiskan,.serta.menilai.
(Wibowo, 2014, h. 66).
Contoh lain misalnya, sebuah tuturan dalam koran yang berupa judul suatu berita
"Perayaan Tahun Baru; Waspadai cuaca menjelang pergantian tahun baru" dengan
menggunakan kata waspada tersebut secara verdiktif penulis berita hendak
manafsirkan, sekaligus memutuskan bahwa kita harus berhati-hati dalam
menghadapi cuaca menjelang tahun baru (Wibowo, 2014, h. 66).
b. Eksersitif
Merupakan kalimat perlakuan yang memuat makna perjanjian, nasihat,
peringatan, memaksa, menunjuk, memilih, memerintah, memesan, menamai,
memproklamirkan, mengarahkan (Wibowo, 2014, h. 67). Contohnya " Zona sekolah,
harap pelan – pelan" .kalimat tersebut termasuk golongan ilokusi eksersitif yang
memiliki makna peringatan. Tindakan yang harus muncul adalah para pengendara
agar mengurangi kecepatan jika melintas dijalan tersebut karena banyak anak
sekolah.
c. Komisif
Kalimat komisif ini adalah kalimat yang dicirikan dengan kegiatan yang
dilakukan akan terjadi nantinya seperti berjanji, menyetujui, bersumpah,
mengumumkan, melawan, bertaruh, mendukung (Wibowo, 2014, h. 67).
Penutur berjanji dengan lawan tutur untuk melakukan sesuatu, misalnya :
"Besok saya akan mengajakmu makan di restoran itu". Contoh kalimat tersebut adalah
termasuk ilokusi komisif karena penutur selain mengatakan tuturan tersebut juga
sekaligus berjanji akan melakukan sesuatu, yaitu mengajak lawan tutur untuk makan
di restoran.
d. Beha titif....
/

Ialah kalimat perlakuan yang memiliki hubungan terhadap tingakah laku sosial
di masyarakat, misalnya seseorang mendapatkan keberuntungan ataupun
ke malangan. Mengandung makna pemberian selamat, tantangan, memaafkan, serta
/

7
ikut berduka cita. Misalnya "Kami turut senang mendengar bahwa anda telah menikah
dengan wanita impian anda" (Wibowo, 2014, h. 68).
Penutur tidak hanya bertutur kepada lawan tutur tapi juga melalukan tindakan
seperti mengekspresikan kesenangannya terhadap lawan tutur karena telah menikah
dengan wanita impiannya.
e. Ekspositif
Tindak..tutur ekspositif berhubungan..dengan pemberian suatu pernyataan,
penjelasan, atau perincian kepada lawan tutur (C haer dan Agustina, 2014, h. 53). Jadi
/

penutur memberikan pernyataan, penjelasan atau perincian sesuatu kepada lawan


tutur. Contohnya, tuturan yang terjadi di kantor polisi” saya telah kehilangan dompet
didalam tas" Tuturan tersebut adalah peristiwa antara penutur menyampaikan pesan
berupa pernyataan dan perincian kepada lawan tutur dalam hal ini Polisi.
Wibowo memberikan pengertian bahwa ekspositif adalah tindak tutur yang
digunakan untuk menyederhanakan defenisi yang berasal dari istilah tertentu yang
mungkin dianggap berat oleh lawan tutur. Contoh misalnya ada lawan tutur
mengungkapkan kata Kasasi? Penutur akan lebih menjelaskan "Ya, pada intinya
meminta agar terpidana kasus jual beli narkoba itu diampuni." (Wibowo, 2014, h. 68).
Teori yang dikemukanan oleh Austin dalam tindak tutur ini, menjadi dasar
pijakan oleh para ahli tentang tindak tutur, seperti Searle, Lecch dan sebagainya
dalam memberikan teori tentang tindak tutur, yang menjadi cikal-bakal
berkembangnya teori tentang tindak tutur. Akan tetapi, para ahli tersebut tetap
memiliki perbedaan dalam mengemukakan pendapat mereka.
Misalnya pendapat mereka tentang tindak tutur, jika.Austin memandang.tindak
tutur dari pembicara, sedangkan Searle fokus pada.segi pendengar, yang berusaha
melihat bagaimana nilai ilokusi itu dimengerti serta.dipahami oleh sangpendengar.
Yang menjadi kekurangannya adalah, teksonomi atau penggolongan yang dilakukan
oleh Austin kurang berhasil dan kurang sistematis dibandingkan dengan
penggolongan ilokusi yang dilakukan oleh Searle (Chaer dan Agustina, 2010, h. 55).
. .

Teori.tindak tutur.Austin merupakan teori tindak tutur yang dimana fokusnya


.

adalah pembicara yaitu pada bagaimana penutur mewujudkan maksud.dalam


berbicara, sedangkan Searle memandang.tindak tutur berdasarkan pendengar, yaitu
bagaimana pendengar merespon ujaran tersebut, yaitu bagai mana ia memperkirakan
. . .

tujuan penggunaan penutur menggunakan ujaran tertentu (Wadhaugh, 2006, h. 251).

8
Metodologi..Penelitian
. .

Metodologi penelitian dalam penelitan ini ialah jenis penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik validasi data, dan teknik analisis data. Berikut adalah
penjelasan masing-masing bagian metodologi tersebut:
a. Jenis/penelitian .

Jenis/penelitian ini/adalah penelitian kualitatif/yang//bersifat deskriptif.


Penelitian deskriptif yaitu/penelitian yang digunakan untuk mencari unsur-unsur,
. . .

ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenonema. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan


. .

data, menganalisis data dan menginterpretasikannya. Penelitian deskriptif sendiri


.

dalam pelaksanaanya dilakukan melalui tek nik survei, studi kasus, studi komparatif
..

studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku dan analisis dokumenter
. .

(Suryana, 2010, h. 20).


Penelitian/ini meneliti tentang tindak tutur ilokusi yang ter dapat dalam film
/ /

Wad jda. Dalam penelitian/ini peneliti melakukan pengumpulan data dari film
/

Wadjda setelah diketahui dialog apa saja yang mengandung tindak tutur ilokusi
kemudian mengklasifikasian dialog kedalam jenis tindak tutur menurut Austin
selanjutnya peneliti/akan mendeskripsikan apa/maksud dari tindak ilokusi tersebut.
Penelitian kua litatif mengg unakan data yang di kumpulkan dan di nyatakan
/ / / /

dalam bentuk nilai re latif, hasil yang akan dicapai bersifat objektif berlaku sesaat dan
/

setempat dan pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial (Sukandarrmudi,


2006, h. 113).
Data yang terkumpul dan diklasifikasikan dalam penelitian ini peneliti kemudian
akan mengungkapkan ada berapa jumlah jenis tindak tutur ilokusi Austin.
b. Sumber data
Sumber data adalah sumber penelitian data yang diperoleh. Sumber/data
kualitatif merupakan sumber/data yang disajikan dalam bentuk/abstrak, misalnya
banyak sedikit, tinggi rendah, tua muda dan lain sebagainya (Sukandarrumidi, 2006,
h. 45). Sumber/data ada dua macam,/sumber data primer dan sekunder
(Siswantoro,/2005, h. 53). Ada pun penjelasa nnya seb agai berikut:
/ / /

9
1. Sumber data primer
Sum ber data pri mer merupakan sumber data yang ditemukan dan
/ /

dikumpulkan dari su mber – sumber asli untuk tujuan tertentu (Kuncoro,.2009, h.


/

145). Dalam penelitian ini data/diperoleh langsung dari/film Wadjda berupa


dialog pemeran dalam film yang mengandung tindak tutur ilokusi sebagai data
primer.
2. Sumber data/sekunder
Sumber data.sekunder ini merupakan has il dari pengumpul an dari orang / /

lain dengan maksud dan tujuan tersendiri serta mempunyai kategorisasi atau
klasifikasi menurut keperluan mereka, dan mungkin klasifikasi tersebut tidak
akan sesuai dengan keperluan/peneliti oleh karena itu akan dilakukan
penyusunan yang disesuaikan dengan masalah yang ditemukan dalam penelitian,
Adapun sumber data sekunder terdiri atas berbagai macam seperti buku, surat,
dokumen-dokumen resmi dari berbagai sumber. (Nasution, 2006, h. 145).
Adapun data sekunder yang peneliti gunakan ialah hasil penelitian terdahulu .

yang relevan serta buku analisis pragmatik dan sosiolinguistik.


.

c. Teknik pengumpulan data .

Penelitian "kualitatif bukan hanya merujuk kepada faktor sosial seperti yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat, tetapi bisa juga merujuk bahan berupa
' dokumen. Berbagai dokumen itu seperti teks berupa bacaan, berupa rekaman audio,
maupun berupa audio''visual. Semua hal tersebut biasa dijumpai ketika melakukan
penelitian terhadap naskah, karya sastra, dan film atau seni pertunjukan (Suyitno,
2018, h. 117).
Teknik"pengumpulan atau pengambilan data kualitatif pada dasarnya bersifat
tentatif//(bisa.berubah)/.karena''penggunaannya/ditentukan/oleh..konteks.perma
salahan/dan gambaran data yang mau dipe roleh (Suyitno, 2018, h. 108). .

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam


. .

sebuah penelitian diantaranya adalah simak, baca, terjemah dan menonton.


Teknik/pengumpulan data..dilakukan dengan teknik analisis isi (content analysis)
. . . . .

yang meliputi teknik simak, catat serta teknik"pustaka"(Al- Ma’ruf,"2010, h. 32).


. . . . . ...... .

Ada pun tek nik pengumpulan da ta yang diguna kan dan relevan dalam
/ // . / /

penelitian ini adalah dengan metode tonton dan simak selain itu juga menggunakan
. .

metode baca karena film ini sendiri menggunakan bahasa arab fushah dan amiyah

10
dan telah dilengkapi subtitle berbahasa Indonesia, meto de/ini dig unakan/untuk . . ..

memperoleh data tindak/tutur/ilokusi bahasa dalam film. Selanjutnya adalah teknik


. . .

catat, teknik ini merupakan tindak lanjut setelah melakukan tonton, simak dan baca
dialog dalam film dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour.
Berikut penjelasan dan langkah-langkah empat..teknik pengumpulan./data
yang digunakan/dalam/penelitian ini:
1. Teknik menonton
.

Menonton adalah aktivitas melihat atau menyaksikan sesuatu dengan


. .

tingkat perhatian tertentu (Danim, 2004, h. 35). Langkah-langkahnya sebagai


. . . .

berikut:
a) Pe neliti akan menonton/film Wadjda terlebih dahulu sampai habis yang
/

dilakukan secara berulang kali sampai benar-benar paham dan mengerti alur
cerita dari film tersebut.
b) Peneliti menonton sambil menganalisis film atau mencari jawaban dari
rumusan masalah dalam penelitian.
2. Teknik/sim ak . /

Meto de simak merupakan/metode yang digu nakan.untuk.memperoleh


/ /

data dengan menyimak.penggunaan bahasa. Disebut metode simak karena cara


yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan cara menyimak
penggunaan bahasa (Mahsun, 2007, h. 29). Berikut langkah-langkahnya:
a) Peneliti akan menyimak dengan saksama dialog yang terjadi dalam film
Wadjda, peneliti selain menonton juga akan menyimak dengan saksama
dialog yang terjadi dalam film yang menggunakan bahasa Arab Ammiyah dan
Fushah.
b) Peneliti menyimak serta melakukan analisis data dalam film.
3. Teknik baca . .

Teknik baca yaitu teknik ya ng dilakukan dengan membaca percakapan


. . . / . . . . .

pada proses tuturan yang sedang berlangsung (Emzir, 2011, h. 69). Adapun
. . . . .

langkah-langkah nya adalah seba gai berikut:


. / /

a) Peneliti selain menonton dan menyimak dengan saksama juga akan membaca
dengan teliti terkait subtitle berbahasa Indonesia yang ada pada film tersebut
guna untuk mendapatkan data dalam dialog film Wadjda, serta dapat

11
membantu juga dalam memahami alur film tersebut yang menggunakan
bahasa Arab dialek Ammiyah.
b) Peneliti akan membaca berulang-ulang subtitle sampai benar-banar paham
dan mendapatkan maksud yang diinginkan dalam penelitian.
c) Peneliti membaca subtitle serta melakukan analisis data dalam film.
4. Teknik catat
Untuk do kumen dan m ateri-materi visual, dapat direkam atau dicatat
< /

sesuai keinginan peneliti. Rekaman atau catatan haruslah merefleks ikan informasi /

mengenai doku men tersebut atau materi lain serta gagasan-gagasan inti dalam
/

dokumen (Creswell, 1994). Berikut ini langkah-langkahnya:


a) Peneliti mencatat dialog-dialog berbahasa Arab Ammiyah dan Fushah
beserta subtitle berbahasa Indonesia yang dianggap mengandung tindak
tutur ilokusi dalam film Wadjda, yang nantinya akan menjadi data primer
dalam penelitian ini yang selanjutnya akan dilakukan pengklasifikasian dan
menjelaskan maksud dari tuturan tersebut.
b) Data yang telah dicatat kemudian diproses lebih lanjut dengan membuatkan
data berupa tabel untuk membantu dalam proses analsisi data.
d. Teknik validasi data
1. Triangulasi data
Valid asi data da lam penelitian ini dengan triangulasi teori. Triang ulasi
.. / /.

diartikan sebagai tek nik pengum pulan data yang bersifat menggabungkan dari
/ /. / . .

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bi la peneliti
. . . /.

melakukan pengumpulan data deng an triangulasi, maka sebenarnya peneliti /

mengum pulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, y aitu mengecek
/. /

kred ibilitas data dengan berbagai teknik pengu mpulan data dan berbagai
'' /

sumber/data (Subagyo, 2012, h. 327). / /.

Triangulasi merupakan teknik pemerikasaan data yang meman faatkan


. . .

sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
. . .

perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan dala m . .

penelitian ini meliputi triangulasi dengan sumber, metode, peyelidik dan teori
.

(Musfah, 2016, h. 67). Berikut ini langkah-langkhnya:


a) Dalam triangulasi teori peneliti dapat mengecek ulang data yang ditemukan
dalam film dengan cara melihat dari berb agai sumber, meto de atau te ori. /. . / ...

12
b) Validasi da ta dengan trianggulasi teori d alam penelitian ini yaitu data yang
/ . / .

berupa dialog film Wadjda karya Haifa Al-Mansour, dian alisis menggunakan /

tindak tutur ilokusi perspektif Austin.

2. Meningkatkan.ketekunan
Cara pengujian ini berarti melakukan pengam atan secara lebih cermat dan
. .

berkelanjutan. Kepastian data akan dapat direkam secara pasti dan sistematis
. .

dengan meningkatkan ketekunan tersebut. Data juga dapat dicek lagi apakah
.

data yang telah ditemukan itu salah atau.tidak sehingga.peneliti dapat


. .

memberikan deskripsi.data yang akurat dan sistematis.tentang ap a yang diamati


. . ,

(Soendari, 2001, h. 24). Berikut adalah.langkah-langkahnya:


a) Data yang dikumpulkan kemudian dicocokkan dengan data yang lainnya
seperti tehadap penelitian terdahulu.
b) Kemudian meninjau ulang data yang telah diperoleh dengan menonton
secara teliti dan saksama film Wadjda.
3. Diskusi teman.sejawat
Setelah menggunakan teknik meningkatkan ketekunan dan tria ngulasi dan
. . .

mendapatkan data yang berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
.

kepada teman sejawat ataupun para sumber data yang bersang kutan untuk
. . .

memastikan data mana yang benar dan sesuai (Soendari, 2001, h. 30). Berikut ini
.

langkah-langkah yang ditempuh peneliti:


. .

a) Berkumpul dengan te man sejawat yang memiliki penget ahuan umum yang
. .

sama tentang objek/penelitian dan teori yang digunakan.


b) Selanjutnya peneliti akan melakukan diskusi untuk melihat dan mengatahui
bagaimana pandangan dan persepsi teman-teman sejawat terhadap objek dan
teori.
c) Hal terakhir yang dilakukan peneliti adalah melakukan analisis bersama
dengan teman sejawat terhadap objek dan teori yang digunakan dan meneliti,
serta mereview pandangan, persepsi teman sejawat.
e. Teknik analisis data
. . .

Pada analisis data kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data yang berupa
. .

informasi, uraian dalam bentuk bahan prosa kemudian mengaitkannya dengan data .

lain untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya,

13
sehingga dapat memperoleh gambaran baru atau menguatkan suatau gambar an yang <

sudah ada atau sebaliknya. Proses analisis dilakukan set elah melalui proses .

klasifikasi berupa pengelompokan atau pengumpulan dan pengkat egorian data .

kedalam klas-klas yang telah ditentukan (Subagyo, 2004, h. 105-106).


. ,

Data-data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini dianalisis men ggunakan
. .

analisis deskriptif kualitatif secara interaktif menurut Miles dan Huberman. Analisis
.

terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
. .

penyajian data, penarikan kesimpulan verifikasi (Miles dan Huberman, 1992, h. 16).
. . . .

Adapun penjelasannya adalah sebagai.berikut:


. . . .

1. Reduksi data
.

Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan fokus pada


. .

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang kasar yang ada


(Prastowo, 2011, h. 242). Berikut langkah-langkahnya:
a) Mengumpulkan data berupa dialog yang teridentifikasi mengandung tindak , .

tutur ilokusi.
b) Peneliti akan melakukan penggolongan atau klasifikasi dialog atau kata yang
mengandung tindak ilokusi yang didasarkan pada perspektif Austin.
c) Peneliti akan mendeksripsikan maksud dari masing-masing tindak ilokusi
berdasarkan perpsektif Austin.
2. Penyajian data .

Penyajian data merupakan proses penyusunan sekumpulan informasi yang


memberi tentang adanya kemungkinan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart atau sejenisnya. Dalam penelitian ini, jika
dilihat berdasarkan data-dataya maka penyajian data yang relevan akan disajikan
dalam bentuk tabel. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
penyajian data, sebagai berikut: . .

a) Peneliti akan menentukan dialog mana yang mengandung ilokusi dalam film
Wadjda.
b) Peneliti selanjutnya membuat data tindak tutur ilokusi yang telah ditentukan
dalam bentuk tabel.

14
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan, merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan
display data sehingga data dapat disimpulkan dan peneliti masih berpeluang untuk
menerima masukan (Iskandar, 2009, h. 222-224).
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menganalisis tindak tutur
ilokusi bidang pragmatik. Berikut langkah-langkahnya:
a) Setelah menonton, peneliti kemudian menyimak dan mencatat dialog dalam .

film.
b) Selanjutnya mengidentifikasi dan mengklasifikasi dialog pada film yang
. .

ditemukan berdasarkan kategori ilokusi.


c) Data yang diidentifikasi dan diklasifikasi selanjutnya dianalisis secara .

deskriptif menggunakan teori Ilokusi Austin.


d) Selanjutnya pen eliti dapat menentukan jumlah tindak tutur ilokusi yang
.

terdapat dalam film Wadjda.


e) Setelah diklasifikasi dan ditentukan jumlahnya, maka selanjutnya peneliti
mendeskripsikan maksud dari tindak tutur tersebut berdasarkan ilokusi
Austin.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan teknik pengumpulan data, peneliti menemukan jenis tindak tutur
ilokusi dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour berdasarkan perspektif Austin.
Sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 1. Data ilokusi dalam film Wadjda berdasarkan jenis

No Penutur Lawan Tutur Jenis Menit

1 Wadjda Abdullah Verdiktif 8:49


2 Penjual Sepeda Wadjda Verdiktif 13:08
3 Mama Wadjda Verdiktif 21:52
4 Mama Laila Verdiktif 23:45
5 Wadjda Abdullah Verdiktif 39:05
6 Wadjda Abdullah Verdiktif 40:43
7 Mama Iqbal (Supir) Verdiktif 37:56
8 Iqbal (Supir) Mama Exersitives 05:34
9 Ustadzah Hassah Wadjda Exersitives 16:37
10 Ustadzah Hassah Wadjda Exersitives 18:06
11 Ustadzah Hassah Wadjda Exersitives 28:23
12 Wadjda Penjual sepeda Exersitives 34:57
13 Abdullah Iqbal (Supir) Exersitives 42:07
14 Ustadzah Salma Exersitives 1:05:52
15 Wadjda Abdullah Komisif 09:19

15
16 Faten & Fatima Ustadzah Hassah Komisif 09:57
17 Wadjda Abdullah Komisif 11: 18
18 Wadjda Ustadzah Hassah Komisif 18:14
19 Wadjda Akhi Abeer Komisif 19:08
20 Wadjda Abdullah Komisif 01:33:11
21 Mama Laila Behatitif 23:24
22 Ustadzah Salma Behatitif 01:05:29
23 Ustadzah Hassah Wadjda Behatitif 01:22:38

Berdasarkan pada tabel 1 tentang ilokusi dalam film Wadjda berdasarkan jenis,
peneliti menemukan 23 jenis tindak tutur yang memiliki maksud masing-masing, adapun
penjelasan lebih lanjut dari jenis tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam film Wadjda
. . . . . .

berdasarkan perspektif Austin, adalah sebagai berikut:


Verdiktif

Verdiktif merupakan kata atau kalimat yang menyatakan keputusan atau


penilaian dan yang semisal dengannya. Tindak tutur ini dimaksudkan untuk
memutuskan sesuatu berdasarkan fakta dan peristiwa (Wibowo, 2014, h. 66).
Pada tabel 1 diatas ditemukan 7 kalimat atau kata tuturan berjenis ilokusi
verdiktif. Berikut adalah penjelasannya:
Tuturan yang disampaikan oleh Wadjda kepada Abdullah, pada saat Abdullah
merampas kerudung Wadjda.
Wadjda : Kamu bodoh...!! (Film Wadjda, 2015, menit 8:49)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut tidak hanya menyampaikan suatu pernyataan
akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
memberikan penilaian. Dan berdasarkan pada teori ilokusi, kutipan dialog tersebut
tergolong kedalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena dalam tuturan tersebut
mengandung maksud bahwa Wadjda memberikan penilaian buruk kepada Abdullah.

Tuturan yang disampaikan oleh penjual sepeda kepada Wadjda, pada saat itu
Wadjda sedang melihat-lihat sepeda baru yang dipajang di depan toko.
Penjual Sepeda : 800 Riyal, terlalu mahal untukmu... (Film Wadjda, 2015, menit 13:08)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut tidak hanya menyampaikan suatu pernyataan
akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menetapkan sesuatu. Dan apabila berdasarkan pada teori ilokusi, kutipan dialog

16
tersebut tergolong kedalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena dalam tuturan
tersebut mengandung maksud bahwa penjual sepeda tersebut memutuskan bahwa
sepeda tersebut terlalu mahal untuk Wadjda.
Tuturan yang disampaikan Mama kepada Wadjda, pada saat itu Wadjda
menyampaikan kepada mamanya bahwa dia diperintahkan oleh ustadzah Hassah
untuk menggunakan kebaya penuh.
Mama : Kebaya Penuh? Mungkin sudah waktunya bagimu menikah...
Wadjda : Haha... Lucu Sekali....... (Film Wadjda, 2015, menit 21:52)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena pada tuturan tersebut bukan hanya menyampaikan suatu pernyataan
.

akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menafsirkan. Dan berdasarkan teori ilokusi, kutipan dialog tersebut termasuk dalam
. .

jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena dalam tuturan tersebut mengandung
.

maksud bahwa mama memberikan penafsiran atas apa yang diperintahkan ustadzah
kepada Wadjda, yaitu sudah waktunya bagi Wadjda untuk menikah.

Tuturan yang disampaikan Mama kepada Laila (dalam sambungan telpon),


mereka berbincang-bincang tentang Abeer yang ketahuan bersama dengan seorang
lelaki.
Mama : Ya Allah, Playboy Seperti Ayahnya... (Film Wadjda, 2015, menit 23:45)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut bukan hanya menyampaikan suatu pernyataan
akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
memberikan penilaian. Dan berdasarkan pada teori ilokusi, kutipan dialog tersebut .

termasuk kedalam jenis tin dak tutur ilokusi verdiktif karena didalam tuturan
. . .

tersebut mengandung maksud bahwa mama menilai buruk kepada seseorang, yaitu
menilai bahwa anak dan ayah sama-sama playboy.

Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah. Mereka ingin pergike


tempat Iqbal, dan memerintahkannya agar kembali menjadi supir pribadi mama
Wadja.
Abdullah : Tutup Wajahmu. Akan kubilang kamu adalah saudariku....
Wadjda : Saudarimu? Tidak akan ada yang percaya denganmu...
(Film Wadjda, 2015, menit 39:05)

17
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut bukan hanya menyampaikan suatu pernyataan
akan tetapi ada maksud dan tindakan tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menetapkan sesuatu. Dan berdasarkan pada teori ilokusi, kutipan dialog tersebut
termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena didalam tuturan
tersebut Wadjda menetapkan bahwa tidak akan ada yang percaya kepada Abdullah
kalau mereka bersaudara.

Tuturan yang disampaikan Mama kepada Iqbal, mereka berbicara lewat


telepon, dan menyampaiakan kapada Iqbal bahwa dia akan mencari supir yang baru
dan lebih baik.
Mama : Besok InsyaAllah saya akan mencari supir yang lebih baik darimu!
(Film Wadjda, 2015, 37:56)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena dalam tuturan tersebut bukan hanya menyampaikan suatu pernyataan
akan tetapi ada tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
memutuskan. Dan berdasarkan pada teori ilokusi, kutipan dialog tersebut termasuk
kedalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena didalam tuturan tersebut Mama
memutuskan akan mencari supir pribadi yang lebih baik daripada Iqbal.

Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah, pada saat itu mereka
menemukan mobil yang sedang parkir dan diduga milik Iqbal.
Wadjda : Itu pasti mobilnya Iqbal... (Film Wadjda, 2015, menit 40:43)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut selain menyampaikan suatu pernyataan juga
terdapat tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu
menetapkan. Dan apabila ditinjau teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut
termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi verdiktif karena dalam tuturan tersebut
Wadjda memutuskan bahwa yang dilihatnya adalah mobil milik Iqbal.

Eksersitif
Merupakan kalimat perlakuan yang memuat makna perjanjian, nasihat,
peringatan, memaksa, menunjuk, memilih, memerintah, memesan, menamai,

18
memproklamirkan, mengarahkan (Wibowo, 2014, h. 67). Dalam tuturan jenis ini,
penutur dan lawan tutur sama-sama melakukan sebuah tindakan.
Adapun dalam film Wadjda peneliti menemukan 7 kalimat atau kata tuturan
berjenis ilokusi eksersitif. Berikut adalah penjelasannya:
Tuturan yang disampaikan Iqbal kepada Mama, dan memberikan peringatan
bahwa masih banyak guru lain yang harus dia jemput dan antar.
Iqbal : Saya harus menjemput guru lain, jika terlambat lagi tidak akan kutunggu.,,
Wadjda : Ibuku tidak terlambat, kau yang baru datang...
Mama : Jangan dihiraukan........ (Film Wadjda, 2015, 05:34)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut selain menyampaikan suatu kalimat
pernyataan juga terdapat tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan
tersebut yaitu memberikan peringatan. Dan apabila ditinjau teori ilokusi Austin,
kutipan dialog tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena
didalam tuturan tersebut Iqbal (Sopir) memberikan peringatan kepada mama agar
tidak terlambat lagi dan jika terlambat lagi, maka Iqbal tidak akan menunggunya.
Tindakan lain yang harus muncul adalah mama besok seharusnya tidak mengulangi
keterlambatannya. Tuturan berikutnya Mama kepada Wadjda, tuturan tersebut
termasuk ilokusi berjenis eksersitif karena mengandung maksud perintah kepada
Wadjda agar tidak menghiraukan perkataan Iqbal (Sang Supir).

Tuturan yang disampaikan Ustadzah Hassah kepada Wadjda yang sedang


bermain diluar kelas dan para laki-laki pekerja melihatnya dari atas atap.
Ustadzah Hassah : Tidakkah kamu melihat lelaki diatas atap?
Wadjda : ..... (sambil mengemasi barangnya) (Film Wadjda, 2015, 16:37)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena dalam tuturan tersebut selain menyampaikan suatu kalimat
pernyataan juga terdapat tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan
tersebut yaitu memberikan peringatan. Dan apabila ditinjau teori ilokusi Austin,
kutipan dialog tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena
didalam tuturan tersebut Ustadzah Hassah memberikan peringatan kepada Wadjda
agar tidak bermain diluar ruangan, karena diatas atap ada laki-laki yang bisa saja
melihat auratnya.

19
Tuturan yang disampaikan Ustadzah Hassah kepada Wadjda yang
menggunakan kerudung dan tidak menutupi seluruh bagian kepalanya.
Ustdazah Hassah : Wadjda, besok datanglah menggunakan kerudung.
(Film Wadjda, 2015, 18:06)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena dalam tuturan tersebut selain menyampaikan suatu kalimat
pernyataan juga terdapat tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan
tersebut yaitu memerintah. Dan berdasarkan teori ilokusi Austin, kutipan dialog
tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena didalam
tuturan Ustadzah Hassah mengandung perintah, yaitu memerintahkan Wadjda agar
besok datang ke sekolah menggunakan kerudung.

Tuturan yang disampaikan Ustadzah Hassah kepada Wadjda. Pada saat itu
Wadjada menggunakan sepatu yang tidak sesuai dengan aturan sekolah.
Ustadzah Hassah : Jangan Pakai sepatu itu lagi... (Film Wadjda, 2015, 28:23)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena dalam tuturan tersebut selain menyampaikan suatu kalimat
pernyataan juga terdapat tindakan dan maksud tertentu yang terjadi, tindakan
tersebut yaitu memerintah. Dan berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog
tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena didalam
. .

tuturan Ustadzah Hassah mengandung perintah, yaitu memerintahkan Wadjda agar


datang ke sekolah menggunakan sepatu yang seharusnya.

Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada penjual sepeda. Pada saat itu
Wadjda ingin membeli sepeda akan tetapi uang yang dia miliki belum cukup.
Wadjda : Tapi, Simpan sepedanya buatku...
Penjual Sepeda : InsyaAllah............... (Film Wadjda, 2015, 34:57)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena selain menyampaikan suatu kalimat pernyataan juga ada tindakan dan
maksud tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu memesan.
Dan berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut termasuk
kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena didalam tuturan tersebut
.

mengandung makna memesan sesuatu, yaitu Wadjda memesan sepeda yang dijual

20
tersebut. Dan adapun tindakan yang seharusnya dilakukan penjual sepeda tersebut
adalah agar tidak menjual sepeda tersebut kepada orang lain.

Tuturan yang disampaikan Abdullah kepada Iqbal, memberikan peringatan


kepada Iqbal bahwa status warganegaranya akan bermasalah jika tidak kembali
bekerja sebagai supir pribadi Ibu Wadjda.
Abdullah : Aku yakin dia tertarik dengan statusmu... (Film Wadjda, 2015, 42:07)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena selain menyampaikan suatu kalimat pernyataan juga ada tindakan dan
maksud tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu peringatan. Dan adapun
tindakan yang seharusnya dilakukan Iqbal adalah agar kembali bekerja sebagai supir
pribadi mama. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut
termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena didalam tuturan
. .

tersebut mengandung maksud bahwa Abdullah memberikan peringatan kepada Iqbal


bahwa pamannya bisa memprosesnya secara hukum jika mengetahui status
kewarganegaraan Iqbal.

Tuturan yang disampaikan ustadzah kepada Salma yang membawa foto


penikahannya ke sekolah, dan memperlihatkan kepada teman-temannya.
Ustadzah : Dilarang membawa foto ke sekolah... (Film Wadjda, 2015, 1:05:52)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena selain menyampaikan suatu kalimat pernyataan juga ada tindakan dan
maksud tertentu yang terjadi, tindakan tersebut yaitu peringatan. Dan adapun
tindakan yang seharusnya dilakukan Salma adalah agar tidak membawa foto ke
sekolah. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut termasuk
kedalam jenis tindak tutur ilokusi exersitiv karena didalam tuturan tersebut
. .

mengandung maksud bahwa ustdzah memberikan peringatan dan perintah, dan


Salma agar tidak lagi membawa photo ke Madrasah.

Komisif
Kalimat komisif ini adalah kalimat yang dicirikan dengan kegiatan yang
dilakukan akan terjadi nantinya seperti berjanji, menyetujui, bersumpah,
mengumumkan, melawan, bertaruh, mendukung (Wibowo, 2014, h. 67). Dalam film

21
tersebut ditemukan 6 kalimat tuturan yang tergolong dalam jenis ilokusi komisif.
Berikut adalah penjelasannya:
Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah. Wajda ingin mengajak
taruhan balap sepeda dengan Abdullah:
Wadjda : Seandainya saya memiliki sepeda kamu akan tau.. (Film Wadjda, 2015, 09:19)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena selain menyampaikan pernyataan juga ada tindakan dan maksud
tertentu yang terjadi, yaitu bersumpah dan mengajak untuk bertaruh. Berdasarkan
dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur
.

ilokusi komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung maksud bahwa Wadjda
.

bersumpah akan mengalahkan Abdullah dalam balap sepeda jika dia juga memiliki
sepeda. Selain ungkapan tuturan tersebut, tindakan yang terjadi adalah bahwa
Wadjda bersumpah dan mengajak bertaruh dalam balap sepeda bersama Abdullah.

Tuturan yang disampaikan Faten dan Fatima kepada Ustadzah Hassah, mereka
meminta maaf kepada ustadzah Hassah karena melanggar aturan yang telah
ditetapkan di sekolah:
Ustadzah Hassah : Kan sudah saya bilang, suara adalah salah satu aurat wanita...
Faten & Fatima : Maaf, kami tidak akan mengulanginya... (Film Wadjda, 2015, 09:57)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena selain memberikan kalimat pernyataan tersebut, juga berusaha
menyelaraskan dengan tindakan mereka yaitu berjanji. Berdasarkan dari teori
ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi
.

komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung maksud bahwa Faten dan
.

Fatima tidak akan mengulangi kesalahn mereka.

Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah. Pada saat itu Abdullah
ingin meminta maaf kepada Wadja karen telah merampas kerudungnya.
Wadjda : Jika Kumenangkan lombanya, maka kita impas..
Abdullah : Bukankah Wanita dilarang ikut bersepeda?.. (Film Wadjda, 2015, 11:18)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film peneliti manggolongkan tuturan


tersebut kedalam tindak tutur ilokusi karena selain kalimat pernyataan tersebut, juga
ada tindakan yang dilakukan yaitu bertaruh. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin,

22
kutipan dialog tersebut termasuk dalam jenis tindak tutur ilokusi komisif karena
tuturan itu bermakna bertaruh, Wadjda mengajak bertaruh balap sepada kepada
Abdullah.

Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Ustadzah Hassah, yaitu Wadjda


berjanji akan datang ke sekolah menggunakan kerudung.
Ustadzah Hassah : Datang besok pakai kerudung....
Wadjda : Iya, InsyaAllah... (Film Wadjda, 2015, 18:14)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena selain menyampaikan pernyataan juga ada tindakan dan maksud
tertentu yang terjadi, yaitu berjanji. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan
dialog tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi komisif karena didalam
. .

tuturan tersebut mengandung maksud bahwa Wadjda berjanji kepada ustadzah.

Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Akhi Abeer, dia bersumpah kepada
Akhi Abeer bahwa yang dikatakannya adalah kebenaran.
Akhi Abeer : Benarkah?...
Wadjda : Iya, benar... (Film Wadjda, 2015, 19:08)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena pernyataan tersebut juga merupakan suatu tindakan bersumpah.
Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut termasuk kedalam jenis
.

tindak tutur ilokusi komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung makna
.

bersumpah. Wadjda bersumpah bahwa yang dikatakan tersebut merupakah suatu hal
yang benar.

Tuturan yang disampaikan Wadjda kepada Abdullah, pada saat itu Wadjda
sudah memiliki sepeda baru dan mengajak Abdullah untuk balapan.
Wadjda : Kalahkan aku, jika kamu bisa... (Film Wadjda, 2015, 01:33:11)

Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur


ilokusi karena pernyataan tersebut juga merupakan suatu tindakan yaitu, bertaruh.
Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut termasuk kedalam jenis
.

tindak tutur ilokusi komisif karena didalam tuturan tersebut mengandung makna
.

23
bertaruh. Wadjda mengajak taruhan kepada Abdullah untuk mengalahkannya dalam
balap sepeda.

Behatitif
Behatitif adalah.kalimat perlakuan yang memiliki hubungan den gan tingkah .

laku sosial di masyarakat, misalnya seseorang mendapatkan keberuntu ngan ataupun .

kemalangan (Wibowo, 2014, h. 68). Dalam film tersebut ditemukan 3 kalimat tuturan
yang tergolong dalam jenis ilokusi behatitif. Berikut adalah penjelasannya:

Mama : Aku kasihan kepadanya... (Film Wadjda, 2015, 23:24)


Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena selain pernyataan tersebut juga terdapat suatu tindakan yaitu, ikut
berduka cita. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog tersebut termasuk
kedalam jenis tindak tutur ilokusi behatitif karena didalam tuturan tersebut
.

mengandung makna bersedih karena kemalangan yang terjadi kepada seseorang.

Tuturan yang disampaikan ustadzah kepada Salma. Ustadzah memberikan


ucapan selamat dan ikut senang mendengar bahwa Salma telah menikah.
Murid : Salma Baru saja menikah, dan dia membawa foto
pernikahannya...
Ustadzah : Iya? Selamat ya... (Film Wadjda, 2015, 01:05:29)
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena selain pernyataan tersebut juga terdapat suatu tindakan yaitu,
memberikan ucapan selamat. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog
tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi behatitif karena didalam
. .

tuturan tersebut mengandung makna ikut bahagia dan memberikan ucapan selamat
kepada Salma yang telah menikah.

Tuturan yang disampaikan Ustadzah Hassah kepada Wadjda. Ustadzah


Hassah memberikan ucapan selamat kepada Wadjda yang telah juara dalam lomba
hapalan Qur'an,
Ustadzah : Wadjda Sang juara kita, selamat.... (Film Wadjda, 2015, 01:22:38)

24
Peneliti manggolongkan tuturan dialog film diatas kedalam tindak tutur
ilokusi karena selain pernyataan tersebut juga terdapat suatu tindakan yaitu,
memberikan ucapan selamat. Berdasarkan dari teori ilokusi Austin, kutipan dialog
tersebut termasuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi behatitif karena didalam
tuturan tersebut mengandung maksud ikut senang dan memberikan ucapan
selamat kepada Wadjda atas kemenangan dalam lomba hapalan Qur'an.
Berdasarkan dari penjelasan maksud jenis tindak tutur diatas, untuk lebih
mudah memahami maksud dan tujuannya, berikut ini peneliti paparkan dal am
. .

bentuk tabel sebagai berikut:


Tabel 2. Data ilokusi dalam film Wadjda berdasarkan maksud atau tujuan

No Penutur Lawan Tutur Maksud dan Tujuan Menit

1 Wadjda Abdullah Mengejek (Menilai buruk) 8:49


2 Penjual Sepeda Wadjda Menetapkan dan memutuskan 13:08
3 Mama Wadjda Menilai baik dan Menafsirkan 21:52
4 Mama Laila Menilai Buruk 23:45
5 Wadjda Abdullah Menetapkan 39:05
6 Wadjda Abdullah Memutuskan dan menetapkan 40:43
7 Mama Iqbal (Supir) Memutuskan 37:56
8 Iqbal (Supir) Mama Peringatan 05:34
9 Ustadzah Hassah Wadjda Perintah 16:37
10 Ustadzah Hassah Wadjda Perintah 18:06
11 Ustadzah Hassah Wadjda Perintah 28:23
12 Wadjda Penjual sepeda Memesan dan memerintah 34:57
13 Abdullah Iqbal (Supir) Peringatan 42:07
14 Ustadzah Salma Peringatan 1:05:52
15 Wadjda Abdullah Bersumpah dan bertaruh 09:19
16 Faten & Fatima Ustadzah Hassah Berjanji 09:57
17 Wadjda Abdullah Bertaruh 11: 18
18 Wadjda Ustadzah Hassah Berjanji 18:14
19 Wadjda Akhi Abeer Bersumpah 19:08
20 Wadjda Abdullah Bertaruh 01:33:11
21 Mama Laila (dalam telpon) Ikut berduka cita (bersedih) 23:24
Ikut senang, dan memberikan
22 Ustadzah Salma 01:05:29
ucapan selamat
23 Ustadzah Hassah Wadjda Pemberian Selamat 01:22:38

Simpulan

Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa dalam film Wadjda karya Haifa
al-Mansour, terdapat beberapa jenis tindak tutur ilokusi berdasarkan Austin, yaitu
verdiktif, exersitif, komisif, dan behatitif yang masing-masing memiliki maksud tertentu.
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa dalam film menunjukkan bahwa terdapat 23 jenis

25
tindak tutur ilokusi yang ditemukan dal am film Wadjda, serta masing-masing tergolong
. .

dalam pembagian tindak ilokusi yaitu, verdiktif tujuh tuturan yang mengandung maksud
memutuskan, memperkirakan, menilai baik atau buruk, menetapkan dan menentukan.
Eksersitiv tujuh tuturan yang mengandung maksud memesan, peringatan, memerintah
dan meminta. Komisif enam tuturan yang mengandung maksud berjanji, bersumpah dan
bertaruh. Behatitif tiga tuturan yang mengandung maksud pemberian selamat. Adapun
dalam penelitian ini tidak menemukan tindak tutur Ilokusi jenis ekspositif.
Peneliti menyimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi selain berfokus pada
pembicara, tindak tutur ilokusi juga harus berfokus pada pendengar atau lawan tutur,
sehingga dalam tindak tutur ilokusi tersebut daya atau kekuatan khas yang timbul
tersebut dapat terjadi kepada penutur maupun lawan tuturnya.

Daftar Pustaka
.

Al-Ma’ruf, Ali Imron. (2009). Stilistika, Teori,.Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika
Bahasa. Solo: CakraBooks.

Austin, J.L. (1962). E-book How to Do Things with Word. London: Oxford Universty Press.

Bala Gawen, Alexander. (2017). Pembelajaran Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit


Ombaktiga.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. (2014). Sosiolinguistik Perkenalan Awal.


Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Creswell, John W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. SAGE
Publications, Inc. Thousand Oaks.

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi, Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

Elfi Suriani. (2016). Analisis Tindak Tutur Ilokusi Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya
Tere Liye.

Evvik Evaniko. (2012). Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film Sang Pencerah Karya Hanung
Bramantyo (Sebuah Tinjauan Pragmatik).

Irfan, Muhammad. (2018). Tindak Tutur dalam Film Wadjda karya Haifa Al-Mansour.

Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

26
Milles dan Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.

Musfah Jejen. (2016). Tips Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit: PT Fajar Interpratama.

Nasution, S. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Risnawati. (2018). Analisis Jenis Tindak Tutur Ilokusi Aktor Dalam Pementasan Drama
“Senja Dengan Dua Kelelawar” Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Makassar.

Schffin, Debora. (2017). Approaches To Descourse. Diterjemahkan Unang dkk. Ancangan


Kajian Wacana. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Siswantoro. (2005). Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta: Penerbit


Muhammadiyah University Press

Soendari Tjutju. (2001). Penujian Keabsahan Data Penelitian Kualitatif. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

Sukandarrumidi. (2006). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Gajahmada


University press.

Sumarsono. (2004). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Suryana. (2010). Buku Ajar perkuliahan Metodologi Penelitian Model Praktis Kuantitatif
dan Kualitatif. Univeritas Indonesia.

Suyitno. (2018). Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, prinsip dan operasionalnya.


Tulungagung : Penerbit Akademia Pustaka.

Wardhaugh, R. (2006). An Introduction to Sociolinguistics. Oxford: Blackwell Publishing.

Wibowo, Wahyu. (2015). Konsep Tindak Tutur Komunikasi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

27

S-ar putea să vă placă și