Sunteți pe pagina 1din 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330386024

ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA NELAYAN

Article · January 2017

CITATIONS READS
0 2,154

1 author:

Andi Hendrawan
Akademi Maritim Nusantara, Cilacap
24 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

acadmic View project

All content following this page was uploaded by Andi Hendrawan on 15 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN : 2528-6676

ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA NELAYAN

Andi Hendrawan,
Email: andihendrawan007@gmail.com
Akademi Maritim Nusantara

ABSTRACT

Occupational safety and health is an activity to create a work environment that is safe,
comfortable and how to increase the health care workforce and good physical, spiritual and
social. Occupational health and safety is specifically intended to prevent or reduce accidents
and as a result, and to secure the vessel, equipment, and products of the catch
Survey with cross sectional approach by taking a sample of 30 fishermen, a tool used
questionnaires and interviews
Based on the research shows that the level of knowledge about occupational health
and safety is obtained as large berpengatahuan less that 23 people or 76.7%, and that
knowledge is quite 6 people or 20% were good only 1 of 3.3%, was obtained as a big
nutritional status never experienced itching disease that is 18 or 60% and who had cataract
diseased 10 or 33.6% were ever have hypertension / diabetes 2 is 6.7%., nutritional status is
obtained as large itchy disease never experienced that 18 people or 60% and who had
cataract diseased 10 or 33.6% were ever have hypertension / diabetes 2 is 6.7%.

Keyword : Occupational safety and health, fishermen

PENDAHULUAN kecelakaan dan akibatnya, dan untuk


Latar Belakang Masalah mengamankan kapal, peralatan kerja, dan
Nelayan merupakan bagian yang tak produk hasil tangkapan. Komponen
terpisahkan dalam kehidupan laut, awalnya terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa
pelut adalah nelayan. Keselamatan dan dan keselamatan peralatan kerja adalah
kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk pengetahuan tentang penggunaan
menciptakan lingkungan kerja yang aman, perlengkapan keselamatan kerja bagi awak
nyaman dan cara peningkatan serta kapal, utamanya adalah awak kapal bagian
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik mesin. Penggunaan alat perlengkapan
jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan keselamatan kerja ini telah di standarisasi
kesehatan kerja secara khusus bertujuan baik secara nasional maupun internasional,
untuk mencegah atau mengurangi sehingga wajb digunakan ketika akan
ISSN : 2528-6676

melaksanakan kegiatan kerja utamanya kurangnya kesadaran awak kapal, konflik


adalah kegiatan kerja di ruang mesin. nelayan, kapal yang tidak laik laut, tidak
Terdapat beberapa macam perlengkapan adanya informasi kondisi cuaca dan
keselamatan kerja, mulai dari pelindung penyebab lainnya. Jumlah korban dalam
kepala, badan hingga kaki telah disiapkan. kecelakaan tersebut sebanyak 75 orang.
Dengan demikian kenyamanan kerja pada Pada tahun 2003-2005 Masyarakat
lingkungan kerja dapat tercipta, dan Pemerhati Pelayaran, Pelabuhan dan
kecelakaan yang diakibatkan karena faktor Lingkungan Maritim (MAPPEL)
kelalaian manusia maupun faktor karena melaporkan telah terjadi 9 kecelakaan kapal
kelelahan bahan resiko yang perikanan karena kebakaran, tenggelam dan
ditimbulkannya dapat diperkecil atau perompakan dengan korban jiwa sebanyak
dihindari. 24 orang. Komisi Nasional Keselamatan
Departemen Perhubungan (2002) Transportasi (KNKT) pada tahun 2007-
menyatakan bahwa kecelakaan kapal 2008 melaporkan telah terjadi 204
penangkap ikan terus meningkat dalam kecelakaan kapal dengan korban jiwa 306
kurun waktu 10 tahun terakhir ini terutama orang, dimana kecelakaan kapal ikan
ketika menghadapi gelombang laut yang sebanyak 14 kasus. (Jasman, 2015)
tinggi. Kapal penangkap ikan di bawah Ada kejadian yang boleh dibilang
ukuran 50 GT sangat sensitif dan riskan berulang setiap tahunnya, nelayan sebagai
ketika berlayar pada kondisi laut ini karena aktor perikanan mengalami kecelakaan
di samping ukurannya yang kecil juga tidak dalam aktivitas penangkapan ikan. Kasus 12
mampu menghadapi terpaan ombak besar Mei 2013 silam yang terjadi di Aceh Barat
sehingga kapal itu tenggelam. Dari data Daya, Provinsi Aceh, yang dimuat oleh
kecelakaan kerja awak kapal perikanan di koran Serambi Indonesia dimana sebanyak
Indonesia pada tahun 2001-2008 telah 12 orang nelayan di Aceh Barat Daya hilang
terjadi sebanyak 607 kecelakaan, dengan di laut. Semakin memilukan, ketika kita
penjelasan yaitu data yang diperoleh dari mengetahui, para nelayan ini adalah seorang
Subdit Pengawakan Kapal Perikanan ayah dari anak-anak mereka dan suami dari
menyebutkan bahwa pada tahun 2001-2002 istri mereka yang mereka tingga di rumal
terjadi 584 kecelakaan karena cuaca buruk, ketika pergi melaut atau seorang anak yang
ISSN : 2528-6676

menjadi tulang punggung keluarga. Melaut penguasaan kompetensi keselamatan


adalah aktivitas untuk mencari nafkah buat pelayaran dan penangkapan ikan, kapal
keluarga mereka. Lalu ketika mereka tiada, tidak dilengkapi peralatan keselamatan
maka siapa yang akan menafkahi keluarga sebagai-mana seharusnya, cuaca buruk
mereka? Sangat memilukan. Kejadian seperti gelombang besar dan menderita sakit
hilangnya nelayan Aceh di laut akibat keras dalam pelayaran. Artinya, selain
karam kapal yang mereka tumpangi, bukan faktor cuaca buruk seperti gelombang besar,
kejadian sekali dua kali yang kemudian ada faktor kesalahan manusia (human
dimuat oleh media massa lokal atau factor) dan kapal serta peralatan
nasional. Dan kebanyakan ketika kabar keselamatan. Kejadian naas atau musibah
hilangnya nelayan di laut, esok atau lusa, yang tidak serta merta kerena faktor alam,
kita memperoleh kabar bahwa mereka oleh karena itu keahlian atau skil dari ABK
ditemukan tak bernyawa. Pertanyaan serta peralatan keselamatan dan kelayakan
sederhananya adalah bagaimana dari kapal/boat seharusnya menjadi
menimalisir kecelakaan di laut yang dapat perhatian juga, baik oleh awak kapal
berakibat pada meninggalnya kru atau anak perikanan maupun pemerintah, utamanya
buah kapal? Penyebab kecelakaan anak pengawas perikanan. Pengembangan
buah kapal perikanan Di dalam Jurnal Sumberdaya Manusia/ABK Perikanan
Teknologi Perikanan dan Kelautan IPB Untuk meminimalisir kecelakaan melaut
yang berjudul "Fishing vessel safety from bagi kapal perikanan dari faktor kesalahan
national dan international regulation" yang manusia, dan dalam rangka terwujudnya
ditulis bersama oleh Staf Pusat Pelatihan budaya keselamatan operasi penangkapan
Kelautan dan Perikanan BPSDMKP, ikan, sebagaimana yang telah diatur di
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun
dan akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu 2009, bahwasanya pemerintah
Kelautan IPB, setidaknya ada 5 faktor menyelenggarakan pendidikan, pelatihan
penyebab kecelakaan ABK kapal perikanan, dan penyuluhan perikanan untuk
yaitu rendahnya kesadaran awak kapal meningkatkan pengembangan sumberdaya
tentang keselamatan kerja pada pelayaran manusia perikanan. Sekurang-kurangnya
dan kegiatan penangkapan, rendahnya satu satuan pendidikan dan/ atau pelatihan.
ISSN : 2528-6676

Pengembangan sumberdaya manusia dalam KAJIAN PUSTAKA


hal ini nelayan, dalam bentuk pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diharapkan mampu mencegah atau Nelayan
menimalisir terjadinya kecelakaan melaut. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Tersedianya alat keselamatan di kapal secara menyeluruh dapat dijelaskan bahwa
perikanan dan di pelabuhan perikanan setiap pekerja berhak memperoleh
Selain dengan pelatihan, sertifikasi bagi pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja
nelayan, maka perlu dipastikan kelengkapan terlepas dari status sektor industri formal
alat keselamatan di setiap kapal perikanan atau informal, besar kecilnya perusahaan,
yang akan melaut. Alat-alat keselamatan dan jenis pekerjaan. Perkembangan dan
yang seharusnya dimiliki oleh boat nelayan pertumbuhan kedua sektor industri tersebut
yaitu jaket pelampung (life jacket), selalu diiringi dengan masalah besar
pelampung penolong (life bouy), dan alat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
isyarat visual seperti isyarat asap apung (Dharmawirawan dan Modjo, 2012).
(buoyant smoke signal) yang digunakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada siang hari dan pada malam hari dapat juga dibutuhkan oleh nelayan. Pelayanan
menggunakan obor tangan (Red hand flare) keselamatan dan kesehatan kerja pada
atau obor parasut (parachute signal). nelayan dapat berupa pembuatan pos upaya
(Hafimmudin,2015) kesehatan kerja (UKK), pelatihan
pemahaman tentang K3 untuk nelayan,
Tujuan peningkatan sarana dan prasarana berupa
1. Mengambarkan tingkat pengtahuan K3 media penyuluhan (buku tentang K3),
nelayan pelampung, alat pelindung diri pada nelayan
2. Menggambarkan pola penyakit nelayan selama melaut. Upaya kesehatan kerja
3. Menggambarkan status Gizi nelayan (UKK) yang perlu dilakukan antara lain:
pembentukan kader UKK bidang perikanan
dan kelautan, penyuluhan kesehatan kerja
tentang risiko pekerjaan, pencegahan
kecelakaan kerja, penggunaan alat
pelindung diri, dan kesehatan lingkungan
ISSN : 2528-6676

kerja. Kegiatan upaya kesehatan kerja pencaharian nelayan adalah segala sesuatu
(UKK) pada nelayan yang bisa yang berhubungan dengan perikanan,
dikembangkan antara lain; pemeriksaan berupa proses penyediaan rumah ikan,
kesehatan sebelum kerja, berkala dan peralatan penangkapan, proses
khusus, pemantauan kesehatan lingkungan, penangkapan, penjualan, dan seterusnya.
dan pengobatan penyakit akibat kerja Dari bangunan struktur sosial, kelompok
(Martiana dan Wilujeng, 2006). Dilihat dari nelayan terdiri atas komunitas yang
aspek kesehatan, nelayan berisiko terhadap heterogen dan homogen. Komunitas
munculnya masalah kesehatan seperti nelayan terdiri dari orang-orang yang
kekurangan gizi, dermatitis, diare, dan berbeda dari latar belakang pendidikannya,
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) yang namun mereka berasal dari daerah yang
disebabkan karena persoalan lingkungan sama sehingga mereka membentuk suatu
seperti sanitasi, air bersih, dan indoor komunitas/kelompok nelayan. Ciri-ciri
pollution (Cahyawati, 2010). Dalam proses komunitas nelayan antara lain:
pekerjaannya nelayan merupakan pekerjaan 1. Dari segi mata pencaharian, nelayan
yang dilakukan di luar gedung serta terpapar adalah mereka yang segala aktivitasnya
langsung dengan sinar matahari sehingga berkaitan dengan lingkungan laut dan
nelayan adalah salah satu pekerjaan yang pesisir.
berisiko untuk mengalami katarak 2. Dari segi cara hidup, komunitas nelayan
(Kementerian Kesehatan Republik adalah komunitas gotong royong dan
Indonesia, 2013). saling tolong menolong.
3. Dari segi keterampilan, nelayan
Nelayan merupakan pekerjaan berat namun
Nelayan adalah suatu kelompok mereka merupakan pekerjaan yang
masyarakat yang kehidupannya bergantung diturunkan oleh orang tua, bukan
langsung dari hasil laut, baik dengan cara dipelajari secara professional.
melakukan penangkapan ataupun budidaya.
Mereka pada umumnya tinggal di pinggir Proses Kerja Nelayan
pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang Proses penangkapan ikan yang
dekat dengan lokasi kegiatannya. Mata dilakukan oleh nelayan dibagi menjadi tiga
ISSN : 2528-6676

tahapan umum menurut yaitu: ketika kondisi laut sedang berombak


1. Tahapan persiapan besar. Selain itu, selama proses melaut
Tahapan persiapan dilakukan oleh terdapat pula hazard kebisingan yang
nelayan pada saat menuju lokasi bersumber dari suara mesin perahu serta
penangkapan, kegiatan yang dilakukan hazard fisik berupa cuaca kerja panas.
pada tahap persiapan ini meliputi
kegiatan pengecekan alat tangkap 3. Tahapan penanganan hasil tangkapan
(jaring), pengecekan terhadap mesin Tahapan penanganan hasil tangkapan
perahu serta memindahkan perahu yang merupakan tahap akhir dari proses kerja
semula berada di tepi pantai yang akan nelayan. Pada tahap ini dilakukan
digunakan untuk melaut. Pada aktivitas aktivitas penyortiran terhadap hasil
persiapan ini terdapat bahaya (hazard) tangkapan secara manual. Pada tahap ini
ergonomi yang timbul karena nelayan terdapat hazard biologi yang berasal dari
mengangkat perahu secara manual. ikan, nelayan banyak yang tergigit atau
Selain itu, terdapat hazard kebisingan tertusuk duri ikan. Selain itu, terdapat
yang bersumber dari suara mesin perahu. hazard ergonomi pada proses ini karena
proses penyortiran dilakukan secara
2. Tahapan penangkapan ikan manual yaitu dengan cara memisahkan
Pada proses penangkapan ikan, terdapat satu per satu hasil tangkapan sesuai
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh dengan ukuran ikan.
nelayan, antara lain: pemasangan alat
tangkap/menurunkan jaring ke laut serta Dalam proses kerjanya, terdapat tiga
penggiringan ikan dan pengangkatan pola penangkapan ikan yang dilakukan
jaring. Pada proses pemasangan jaring nelayan yaitu:
serta pengangkatan jaring terdapat
hazard ergonomi karena nelayan bekerja 1. Pola penangkapan lebih dari satu hari
dengan posisi berdiri bertumpu pada Penangkapan ikan yang dilakukan pada
kedua kaki untuk menahan keseimbangan pola ini merupakan penangkapan ikan
badan disertai dengan posisi lepas pantai dan besar kecilnya perahu
membungkuk. Beban akan bertambah menentukan lamanya melaut.
ISSN : 2528-6676

wawancara langsung kepada responden


2. Pola penangkapan ikan satu hari dengan bantuan kuesioner yang dibagikan
Pada pola ini nelayan biasanya berangkat dan diisi oleh nelayan yang berada di Desa
melaut sekitar pukul 14.00 serta kembali Jeruklegi Wetan kecamtan Jeruklegi
pada pukul 09.00 hari berikutnya. Kabupaten sebanyak 30 orang

3. Pola penangkapan ikan tengah hari Instrumen Penelitian


Nelayan pada pola ini berangkat melaut Instrumen penelitian yang
pada pukul 03.00 dini hari atau setelah digunakan berupa kuesioner yang akan
subuh dan kembali pada pukul 09.00 dibagikan dan diisi langsung oleh nelayan
pagi. yang berada di Desa Jeruklegi Wetan
kecamtan Jeruklegi Kabupaten sebanyak 30
METODOLOGI PENELITIAN orang dan alat kantor berupa kalkulator dan
Populasi komputer dengan menggunakan program
Penelitian ini dilakukan pada seluruh STATISTIK.
nelayan yang berada di Desa Jeruklegi
Wetan kecamatan Jeruklegi Kabupaten Pengolahan Data
sebanyak 30 orang. Pada pengolahan data dilakukan
secara manual serta menggunakan bantuan
Sampel program komputer SPSS for Windows Versi
Sampel yang akan diambil adalah 10.0 dengan langkah-langkah :
sebagian atau seluruh populasi nelayan 1. Editing
yang berada di Desa Jerukegi Wetan Dalam tahapan ini data yang telah
kecamtan Jeruklegi Kabupaten sebanyak 30 terkumpul akan dikoreksi kembali untuk
orang. mengetahui kesalahan yang ada. Editing
dilakukan di lapangan untuk
Sumber Data Penelitian mempermudah koreksi dari kesalahan
Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh tersebut.
dari internet dan pustaka dari berbagai 2. Coding
sumber buku. Data primer diperoleh melalui
ISSN : 2528-6676

Merupakan usaha untuk mengelompokan Tabel 1.


data menurut variabel penelitian yang Distribusi Frekuensi Tingkat
ada. Coding dilakukan untuk Pengetahuan Nelayan
mempermudah dalam proses tabulasi dan No. Pengetahuan F %
analisa data selanjutnya. 1. Baik 1 3,3
2. Cukup 6 20,0
3. Entri Data 3 Kurang 23 76,7
Kegiatan memasukan data dengan Jumlah 30 100,0
menggunakan program komputer SPSS
for Windows Versi 10.0. Dari tabel di atas terlihat bahwa
tingkat pengetahuan tentang keselamatan
4. Tabulasi dan kesehatan kerja diperoleh sebagai besar
Data yang sudah melalui tahapan coding berpengatahuan kurang yaitu 23 orang atau
dan entri data selanjutnya akan 76,7% dan yang pengetahuan cukup 6 orang
dikelompokan sesuai dengan tujuan atau 20 % sedang yang baik hanya 1 orang
penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu 3,3 %.
yang ada, maka jenis tabulasi yang Tingkat pengetahuan nelayan di
dipakai adalah tabulasi silang antara pengaruhi dari pengalaman dan dapat
variabel bebas dan variabel terikat. menambah pengetahuan seseorang tentang
sesuatu yang bersifat informasi. Dengan
budaya yang dimiliki seseorang dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat pengetahuan yang baik bisa
Penelitian dilakukan pada 30 memenuhi kebutuhannya dengan sikap dan
nelayan yang berada di Desa Jeruklegi kepercayaan yang dimiliki. Menurut
wetan yang merupakan nelayan tradsional. Notoatmodjo (2005) merupakan suatu cara
Dengan hasil sebagai berikut. untuk memperoleh kebenaran dan
pengalaman dapat menuntun seseorang
untuk menarik kesimpulan dengan benar,
sehingga dari pengalaman yang benar
diperlukan berfikir yang logis dan kritis.
ISSN : 2528-6676

Tabel 2. mengalami berpenyakit gatal yaitu 18


Distribusi Frekuensi Status Gizi Nelayan orang atau 60 % dan yang pernah
No. Gizi F % berpenyakit katarak 10 orang atau 33,6 %
1. Lebih 1 3,3 sedang yang pernah mengalami
2. Normal 24 80 hipertensi/diabetes 2 orang yaitu 6,7 %.
3 kurus 5 16,6 Pekerjaan dalam hal ini
Jumlah 30 100,0 berhubungan dengan paparan sinar
ultraviolet, dimana sinar ultraviolet
Dari tabel di atas terlihat bahwa merupakan faktor risiko katarak. Penelitian
status gizi diperoleh sebagai besar berstatus yang dilakukan oleh Hendrawan, dkk.,
gizi normal yaitu 24 orang atau 80 % dan (2013) menemukan pada kelompok pekerja
yang nersttus gizi kurus 5 orang atau 16,6 lapangan dengan tingkat kematangan
% sedang yang bergizi lebih 1 orang yaitu katarak matur persentasenya lebih tinggi
3,3 %. Menurut penelitian Hendrawan (60%) dibanding dengan kelompok pekerja
(2016) mengatakan bahwa sebagaian besar ruangan (40%) demikian juga untuk tingkat
status gizi para nelayan pada status gizi kematangan katarak imatur.
normal karena tingkat ekonomi yang sudah
membaik KESIMPULAN
1. Berdasarkan penelitian terlihat bahwa
Tabel 3. tingkat pengetahuan tentang
Distribusi Frekuensi Kejadian Penyakit keselamatan dan kesehatan kerja

No. Gizi F % diperoleh sebagai besar berpengatahuan

1. Katarak 10 33,3 kurang yaitu 23 orang atau 76,7% dan

2. Gatal 18 60,0 yang pengetahuan cukup 6 orang atau

3 Darah 2 6,7 20 % sedang yang baik hanya 1 orang

tinggi/diabetes yaitu 3,3 %.

Jumlah 30 100,0 2. Berdasarkan penelitian bahwa status gizi


diperoleh sebagai besar pernah
mengalami berpenyakit gatal yaitu 18
Dari tabel di atas terlihat bahwa
orang atau 60 % dan yang pernah
status gizi diperoleh sebagai besar pernah
ISSN : 2528-6676

berpenyakit katarak 10 orang atau 33,6 Bickley, L. S. (2014). Buku Ajar


Pemeriksaan Fisik dan Riwayat
% sedang yang pernah mengalami
Kesehatan (Andry Hartono,
hipertensi/diabetes 2 orang yaitu 6,7 %. Penerjemah) (Edisi 8). Jakarta:
EGC
3. Berdasarkan penelitian bahwa status gizi
diperoleh sebagai besar pernah BPS. (2014). Laporan Bulanan
Data Sosial Ekonomi
mengalami berpenyakit gatal yaitu 18
(Edisi 55).
orang atau 60 % dan yang pernah
http://www.bps.go.id/index.php/pu
berpenyakit katarak 10 orang atau 33,6
blikasi/ downloadFile/425. Diakses
% sedang yang pernah mengalami 25
Januri 2015
hipertensi/diabetes 2 orang yaitu 6,7 %.
Brink, P.J., & Wood, M.J. (2000). Langkah
Dasar dalam Perencanaan Riset
Keperawatan: dari pertanyaan
DAFTAR PUSTAKA sampai proposal (Aniek
Maryunani, Penerjemah). Jakarta:
EGC
Aisyah F., Santi D.N., & Chahaya, I.
(2013). Hubungan Hygiene
Cahyadi, I. N & Budiono, I. (2011). Faktor
Perorangan dan Pemakaian Alat
yang Berhubungan dengan
Pelindung Diri dengan Keluhan
Kejadian Dematitis pada Nelayan.
Gangguan Kulit pada Pekerja
KEMAS: Jurnal Kesehatan
Pengupas Udang di Kelurahan
Masyarakat (Vol. 6, No. 2).
Pekan Labuhan Kecamatan Medan
http://journal.unnes.ac.id/nju/index
Labuhan Tahun 2012. Lingkungan
.php/kemas/article/view/1766/
dan Kesehatan Kerja (Vol. 2, No.
1959. Diakses 19 Januari 2015
2).
http://portalgaruda.org/index.php?r
Dahlan, S. (2012). Langkah-Langkah
ef=browse&mod=viewarticle
Membuat Proposal Penelitian
&article=51450. Diakses 19
Bidang Kedokteran dan Kesehatan.
Januari 2015
Jakarta: CV Sagung Seto
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Darmawan, D. (2013). Metode
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Rineka Cipta
PT Remaja Rosdakarya.
Baughman, D.C., & Hackley, J.C. (2000).
Departemen Pendidikan Nasional. (2014).
Keperawatan Medikal Bedah Buku
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Saku Untuk Brunner dan Suddart
(Edisi 4). Jakarta: PT Gramedia
(Yasmin Asih, Penerjemah).
Pustaka Utama
Jakarta: EGC.
ISSN : 2528-6676

Efendi F., & Makhfudli. (2009). Harahap, Marwali. (2000). Ilmu Penyakit
Keperawatan Kesehatan Kulit. Jakarta: Hipokrates
Komunitas: Teori dan Praktik Haffifudin, 2015, Keselamatan Nelayan,
dalam Keperawatan. Jakarta: http://www.kompasiana.com/hafinuddin
Salemba Medika
Hendrawan,2013, kejadian katarak
hubungan dengan pencahayaan
Faridawati, Y. (2013). Hubungan antara pada tenaga kerja asmad art
Personal Hygiene dan galery,laporan penelitian , CIlacap
Karakteristik Individu dengan
Keluhan Gangguan Kulit pada Hendrawan,2016, Kesehatan Kerja pada
Pemulung (Laskar Mandiri) di Nelayan, Prosiding Seminar
Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Nasional Kemaritiman, CIlacap
Bantar Gebang Tahun 2013.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace Ismy F., Ashar T., & Dharma, S. (2013).
/browse?type=author&value= Analisis Kualitas Air dan Keluhan
Yeni+ Faridawati. Diakses 25 Gangguan Kulit pada Masyarakat
Desember 2014 Pengguna Air Sungai Siak di
Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan
Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh
FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas
Kota Pekanbaru Tahun 2013. Jurnal
Indonesia). (2007). Ilmu Penyakit
Lingkingan dan Keselamatan Kerja
kulit dan Kelamin (Edisi 5).
(vol 2, No 3).
Jakarta: Balai penerbit FKUI
httpejournal.litbang.depkes.
go.idindex.phpjekarticleview1690pd
Girsang, W. (2009, 26 Februari).
f. Diakses Tanggal 28 April 2015
Dampak Negatif
Penggunaan Pestisida.
https://usitani.wordpress.com/categ Jasman, 2015, Aspek Keselamatan Kerja
ory/ Kapal PurseDiakses
agroteknologi/. Seine di Tempat
27
Januari 2015 Pelelangan Ikan Pelabuhan Kota
Tegal, Juenal Oceatek, Tegal
Graham-Brown, R., & Burns, T. (2005).
Lecture Notes Dermatologi (M.
Jeyaratnam, & Koh, D. (2010). Buku Ajar
Anies Zakaria, Penerjemah) (Edisi
Praktek Kedokteran Kerja (Suryadi,
8). Jakarta: Penerbit Erlangga
Penerjemah). Jakarta: EGC
Haerani. (2010). Penerapan Keselamatan
Kementerian Kesehatan RI. (2009). Profil
dan Kesehatan Kerja di Bidang
Kesehatan Indonesia Tahun 2008.
Pertanian di Indonesia. Media
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kesehatan Masyarakat Indonesia
http://www.depkes.go.id/resources/
(Vol. 6, No. 3).
http://portalgaruda.org/indcleex.ph download/pusdatin/profil-
p? ref=browse&mod= kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2008.pdf.
viewarticle&article=16579.
Diakses 17 Nopember 2014
Diakses 23 Desember 2014
ISSN : 2528-6676

_______________________. (2012). Profil


Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.
http://www.depkes.go.id/resources/
download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2011.pdf.
Diakses 17 Nopember 2014

View publication stats

S-ar putea să vă placă și