Sunteți pe pagina 1din 8

Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum


Melakukan Tindakan Pencabutan Gigi pada Mahasiswa Profesi
Klinik Bedah Mulut RSGM Universitas Jember
(The Alteration of Vital Sign as Students’ Anxiety Symptoms
before Performing Tooth Extraction in Oral Surgery Departement
Dentistry University of Jember)
Farrahdina Nuri Arini1, Winny Adriatmoko2, Masniari Novita3
1Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
2 Bagian Bedah Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
3Bagian Odontologi Forensik, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
Jl Kalimantan No 37 Jember 68121
farraharini@gmail.com

Abstract
Background:: First extraction performed by students of the oral surgery department give
many pressure causing body's responses such as increasing of blood pressure, pulse
rate, and respiratory rate. In severe rate, the outcome of the treatment may be affected by
this condition. The aim of the study to determine the alteration of vital sign as students’
anxiety syndroms before performing tooth extraction in dental surgery department.
Methods : This was a descriptive study of students of oral surgery department who will
perform first tooth extraction. After sign an informed consent then performed the
measurement of blood pressure, pulse, and respiratory rate for 5 times, before the day
performing extraction, before performing the examination on patient, before performing
anesthesia, before performing extraction, and after performing the extraction. Result and
conclusion : Students of the oral surgery department Dentistry University of Jember
showed increasing the vital sign status (blood pressure, pulse, and respiratory rate)
before performing first tooth extraction

Keywords : Tooth extraction, anxiety, vital sign, oral surgery.

Abstrak
Latar Belakang : Mahasiswa profesi klinik bedah mulut yang akan melakukan tindakan
pencabutan pertama kali mendapat tekanan yang mengakibatkan respon tubuh berupa
meningkatnya tekanan darah, denyut nadi, dan jumlah pernapasan. Jika berlebihan, hal
ini dapat mempengaruhi hasil perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan tanda vital sebagai gejala rasa cemas pada mahasiswa klinik bedah mulut
yang akan melakukan pencabutan gigi pertama kali. Metode : Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif pada mahasiswa klinik bedah mulut yang akan melakukan tindakan
pencabutan pertama kali. Subjek penelitian mengisi inform consent selanjutnya dilakukan
pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan jumlah pernapasan sebanyak 5 kali, yaitu
sebelum hari pencabutan, sebelum melakukan pemeriksaan pasien, sebelum melakukan
anastesi, sebelum melakukan pencabutan, dan setelah tindakan pencabutan. Hasil dan
Simpulan : Mahasiswa profesi klinik bedah mulut RSGM Universitas Jember mengalami
peningkatan status tanda vital berupa tekanan darah, denyut nadi, dan jumlah
pernapasan sebelum melakukan tindakan pencabutan.

Kata kunci : Pencabutan gigi, cemas, tanda vital, bedah mulut

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 323


Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

Pendahuluan tekanan yang dirasakan mahasiswa profesi


[5,6,7].
Pencabutan gigi merupakan salah satu Kecemasan akan direspon dengan
pilihan perawatan di bidang bedah mulut. beberapa perubahan pada tubuh, terutama pada
Tindakan pencabutan gigi melibatkan jaringan tanda-tanda vital. Perubahan yang terjadi dapat
tulang dan jaringan lunak pada rongga mulut. berupa peningkatan tekanan darah, denyut nadi,
Pencabutan gigi dilakukan pada gigi yang dan pernapasan. Apabila peningkatan yang
mengalami karies, gigi impaksi, dan gigi yang terjadi terlalu besar, kerja jantung dan
sudah tidak dapat dilakukan perawatan kebutuhan oksigen juga akan meningkat [8,9].
endodontik [1]. Prosedur pencabutan gigi ini Tubuh mensiasati hal tersebut dengan
adalah penyebab kecemasan paling tinggi di terjadinya peningkatan tekanan darah,
bidang kedokteran gigi [2]. berdebar-debar, dan napas yang dangkal dan
Penelitian oleh Bachri (2016) yang pendek [10].
dilakukan pada 86 pasien yang datang ke klinik Peningkatan tekanan darah dapat
bedah mulut RSGM Universitas Jember, disebabkan oleh tuntutan pekerjaan dan
menunjukkan adanya kecemasan yang hubungan kepuasan kerja terhadap suatu
dirasakan oleh pasien sebelum mendapat pekerjaan. Hal ini juga dapat mengakibatkan
perawatan. Penelitian tersebut dilakukan kecenderungan hipertensi dini [11]. Hipertensi
dengan metode wawancara menggunakan atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan
kuesioner Modified Dental Anxiety Scale dimana tekanan darah lebih atau sama dengan
(MDAS). Subjek penelitian terdiri dari 43 orang 140/90 mmHg [12]. Hipertensi merupakan
yang pernah melakukan pencabutan gigi ke penyakit degeneratif yang kini bukan hanya
RSGM Universitas Jember sebelumnya dan 43 menyerang pada orang dengan usia lanjut.
orang yang belum pernah melakukan. Hasil Hipertensi memiliki hubungan dengan risiko
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang penyakit kardiovaskular. Jika tekanan darah
pernah dan yang belum pernah melakukan lebih tinggi, akan lebih tinggi pula kemungkinan
pencabutan ke RSGM Univesitas Jember terjadinya penyakit ginjal, gagal jantung, stroke,
mengalami kecemasan. Pasien menuntut dan serangan jantung [13].
perawatan terbaik dari mahasiswa profesi Kecemasan yang dialami seseorang juga
sehingga tidak menimbulkan trauma setelah dapat menyebabkan peningkatan pada
perawatan. kecepatan denyut nadi. Peningkatan denyut
Kecemasan tidak hanya dirasakan oleh nadi hingga lebih dari denyut normal dapat
pasien namun juga dirasakan oleh dokter gigi menunjukkan kondisi tidak normal yang disebut
[3]. Penelitian oleh Lubna (2015) menyatakan takikardi. Hal ini dapat mengakibatkan
bahwa mahasiswa profesi di RSGM Universitas peningkatan pernapasan, baik dalam segi
Jember juga mengalami kecemasan. jumlah, ritme, dan dalamnya pernapasan
Kecemasan merupakan respon normal pada seseorang. Kelainan pernapasan yang dapat
saat individu menghadapi peristiwa yang terjadi yaitu takipnea dan hiperventilasi.
mengancamnya. Kecemasan terjadi akibat kerja Takipnea adalah peningkatan jumlah
neurotransmitter yang berfungsi untuk pernapasan tiap menit melebihi normal.
mengontrol aktifitas neuron di otak terhambat. Hiperventilasi yaitu saat ritme pernapasan tidak
Terhambatnya neuron pada otak akan teratur atau mengalami kesusahan untuk
menyebabkan otak tidak dapat memproses bernapas. Hiperventilasi sering terjadi pada
informasi dengan benar. Hal ini dapat seseorang yang mengalami kecemasan berat
mengubah cara otak dalam merespon situasi atau panik. Kecemasan berat atau panik terjadi
tertentu yang menyebabkan timbulnya saat kecemasan direspon secara berlebihan
kecemasan [4]. oleh tubuh [4,14].
Kecemasan mahasiswa profesi dapat Kecemasan yang berlebihan dapat
disebabkan oleh faktor internal, yaitu kurangnya menimbulkan pemikiran yang tidak rasional dan
pengalaman, rasa takut melakukan kesalahan, meningkatkan aktivitas motorik bahkan
dan tidak percaya diri dengan tuntutan kehilangan kendali [5]. Kecemasan juga dapat
pekerjaan yang harus dilakukannya. Penyebab menimbulkan kebingungan, berkurangnya
lainnya adalah faktor eksternal berupa konsentrasi, dan menurunkan daya ingat [9].
lingkungan baru, keanekaragaman pasien, dan Penelitian oleh Agustina dan Suseno (2016)
ujian. Kedua faktor ini dapat menimbulkan menyatakan bahwa respon kecemasan dalam

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 324


Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

bentuk fisik pada mahasiswa profesi seperti datang, 5 menit sebelum melakukan anastesi, 5
berdebar-debar, lemas, gemetar, dan pucat. menit sebelum melakukan pencabutan, dan 20
Jika mahasiswa profesi menunjukkan menit setelah melakukan pencabutan.
respon berlebihan terhadap tekanan psikologis Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan
yang ada di sekitarnya, hal tersebut akan
dirasakan secara tidak langsung oleh pasien. menggunakan spygnomanometer air raksa.
Hubungan psikologis antar mahasiswa profesi Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan
dan pasien yang dirawat menjadi kurang baik meraba arteri radialis. Pengukuran pernapasan
dan kecemasan yang dirasakan pasien selama dengan menghitung jumlah naik-turunnya dada
perawatan akan semakin meningkat. Hal ini subjek penelitian.
dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan Data hasil penelitian kemudian diolah
hingga mempengaruhi kepuasan pasien pasca dengan teknik pengolahan data, yaitu
perawatan [3,15]. identifying, entry data, dan tabulating. Analisis
Penelitian mengenai perubahan tanda data dilakukan dengan cara kuantitatif deskriptif.
vital sebagai gejala timbulnya rasa cemas pada
mahasiswa profesi klinik bedah mulut belum
pernah dilakukan sebelumnya. Hasil dari
penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi Hasil Penelitian
tentang persiapan dan kondisi kesehatan Hasil pengukuran tekanan darah
mahasiswa profesi sebelum melakukan didapatkan peningkatan rata-rata dari
perawatan pada pasien. Upaya preventif dapat pengukuran tekanan darah sebelum
dilakukan apabila hasil pengukuran tanda vital harretirahatof station of students’ (106,1/72,4
menunjukkan adanya gangguan kesehatan mmHg) ke pengukuran sebelum pasien datang
pada operator di klinik bedah mulut. Oleh karena (108/73 mmHg). Rata-rata pengukuran
itu, peneliti ingin mengetahui perubahan tanda- meningkat dari pengukuran sebelum pasien
tanda vital sebagai gejala rasa cemas sebelum datang (108/73 mmHg) ke pengukuran 5 menit
melakukan tindakan pencabutan gigi pada sebelum melakukan anastesi (116/78 mmHg).
mahasiswa tingkat profesi di klinik bedah mulut Rata-rata juga mengalami peningkatan dari
RSGM Universitas Jember. pengukuran 5 menit sebelum melakukan
anastesi (116/78 mmHg) ke pengukuran 5 menit
sebelum melakukan pencabutan gigi (120/80
Metode Penelitian mmHg). Penurunan rata-rata terjadi dari
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengukuran 5 menit sebelum melakukan
deskritif yang dilakukan di klinik bedah mulut pencabutan gigi (120/80 mmHg) ke pengukuran
20 menit setelah melakukan pencabutan gigi
RSGM Universitas Jember. Penelitian ini
(109/72 mmHg). Hasil ini menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, mahasiswa profesi yang akan melakukan
denyut nadi, dan pernapasan mahasiswa profesi pencabutan pertama kali mengalami
klinik bedah mulut RSGM Universitas Jember peningkatan rata-rata tekanan darah tertinggi
periode Februari 2017. Izin dalam penelitian ini yaitu pada 5 menit sebelum melakukan
telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik pencabutan. Tekanan darah mahasiswa profesi
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas yang pertama kali melakukan pencabutan
mengalami penurunan 20 menit setelah
Jember.
tindakan pencabutan dilakukan.
Subjek penelitian adalah mahasiswa
profesi klinik bedah mulut RSGM Universitas Tabel 1. Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah
Jember yang akan melakukan tindakan subjek penelitian
pencabutan pertama kali. Subjek yang telah
memenuhi kriteria sampel dan bersedia
menandatangani informed consent selanjutnya
dilakukan pengukuran tekanan darah, denyut
nadi, dan pernapasan.
Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali,
yaitu sebelum hari pencabutan, sebelum pasien

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 325


Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

Hasil pengukuran denyut nadi mengalami peningkatan rata-rata pernafasan


didapatkan peningkatan rata-rata dari tertinggi yaitu pada 5 menit sebelum melakukan
pengukuran denyut nadi sebelum hari pencabutan. Frekuensi pernafasan mahasiswa
melakukan pencabutan (65,9 kali/menit) ke profesi yang pertama kali melakukan
pengukuran sebelum pasien datang (73,3 pencabutan mengalami penurunan 20 menit
kali/menit). Rata-rata mengalami peningkatan setelah tindakan pencabutan dilakukan.
dari pengukuran sebelum pasien datang (73,3
kali/menit) ke pengukuran 5 menit sebelum Tabel 3. Rata-rata hasil pengukuran pernapasan
melakukan anastesi (84,8 kali/menit). Rata-rata subjek penelitian
mengalami peningkatan dari pengukuran 5
menit sebelum melakukan anastesi (84,8
kali/menit) ke pengukuran 5 menit sebelum
melakukan pencabutan gigi (87,9 kali/menit).
Penurunan rata-rata terjadi dari pengukuran 5
menit sebelum melakukan pencabutan gigi (87,9
kali/menit) ke pengukuran 20 menit setelah
melakukan pencabutan gigi (74,6 kali/menit).
Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa profesi
yang akan melakukan pencabutan pertama
kalimengalami peningkatan rata-rata denyut
nadi tertinggi yaitu pada 5 menit sebelum Pembahasan
melakukan pencabutan. Denyut nadi mahasiswa
profesi yang pertama kali melakukan Tabel 1 menunjukkan adanya peningkatan
pencabutan mengalami penurunan 20 menit tekanan darah pada mahasiswa tingkat profesi
setelah tindakan pencabutan dilakukan. di klinik bedah mulut. Tekanan darah normal
adalah 120/80 mmHg [16,17,18]. Peningkatan
Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran denyut nadi tekanan darah terjadi karena mahasiswa profesi
subjek penelitian sudah mulai merasa cemas dengan proses
tindakan pencabutan yang akan dilakukan pada
pasien untuk pertama kali dan mengantisipasi
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat melakukan tindakan pada pasien.
Penelitian oleh Indrawati dkk (2015)
menunjukkan bahwa kecemasan merupakan
salah satu faktor yang dapat meningkatkan
tekanan darah.
Kecemasan menyebabkan beberapa
perubahan pada tubuh. Kecemasan akan
Hasil pengukuran pernapasan didapatkan mengaktifkan dua jalur utama kecemasan, yaitu
peningkatan rata-rata dari pengukuran denyut endokrin dan saraf otonom. Sistem endokrin
nadi sebelum melakukan pencabutan (18,7
kali/menit) ke pengukuran sebelum pasien diaktifkan oleh kecemasan dengan cara
datang (20,7 kali/menit). Rata-rata meningkat menstimulasi hipotalamus agar mensekresikan
dari pengukuran sebelum pasien datang (20,7 Adrenocorticotropin Hormone (ACTH). ACTH
kali/menit) ke pengukuran 5 menit sebelum selanjutnya akan mengaktifkan zona fasikulata
melakukan anastesi (21,9 kali/menit). Rata-rata korteks adrenal untuk mensekresikan kortisol.
mengalami peningkatan dari pengukuran 5 Hipotalamus juga dirangsang untuk melepaskan
menit sebelum melakukan anastesi (21,9
Thirotropic Releasing Hormone (THR) dan
kali/menit) ke pengukuran 5 menit sebelum
melakukan pencabutan gigi (23,4 kali/menit). kelenjar hipofisis anterior melepaskan
Penurunan rata-rata terjadi dari pengukuran 5 Thirotropic Hormone (TTH). TTH ini yang
menit sebelum melakukan pencabutan gigi (23,4 nantinya menstimulasi kelenjar tiroid untuk
kali/menit) ke pengukuran 20 menit setelah mensekresikan hormon tiroksin. Kortisol dan
melakukan pencabutan gigi (20,9 kali/menit). tiroksin berperan pada peningkatan tekanan
Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa profesi darah [19,20].
yang akan melakukan pencabutan pertama kali

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 326


Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

Kelenjar adrenal akan mensekresikan mahasiswa profesi disebabkan karena faktor


katekolamin dan saraf otonom terstimulasi saat dari dalam diri berupa rasa tidak percaya diri
seseorang mengalami kecemasan. Hal ini akan tanggungjawab dan perasaan takut
terbukti dengan ditemukannya peningkatan melakukan kesalahan. Faktor dari luar diri
katekolamin dalam plasma pada pasien berupa pasien, ujian, dokter pembimbing, dan
hipertensi [21]. Hal ini akan diperkuat saat lingkungan baru. Kecemasan ini nantinya akan
sistem saraf simpatis merangsang pembuluh berdampak pada peningkatan peningkatan
darah sebagai respon rangsang emosi dan tekanan darah. Pada penelitian yang dilakukan
cemas, kelenjar adrenal juga terangsang dan oleh Darliah dkk (2007) menyebutkan bahwa
mesekresikan epinefrin yang dapat stres yang timbul dari tuntutan pekerjaan dan
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi hubungan kepuasan kerja terhadap suatu
[22]. Aktivasi pada saraf simpatis pekerjaan yang terpapar stres dapat
mengakibatkan medula adrenalis aktif dan meningkatkan tekanan darah.
melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke dalam Kecemasan yang terjadi akan terus
darah. Epinefrin dan norepinefrin berperan menstimulasi sistem endokrin dan saraf otonom.
dalam peningkatan tekanan darah dan Hiperaktivitas terhadap stimulan pada saraf
peningkatan frekuensi jantung. Penelitian oleh otonom akibat rasa cemas akan mempengaruhi
Iksan dkk (2012) menjelaskan bahwa seseorang berbagai sistem organ dan mengakibatkan
yang mengalami kecemasan menyebabkan gejala lainnya, seperti peningkatan denyut nadi
pemompaan darah ke jantung lebih cepat [4]. Peningkatan denyut nadi yang dialami
sehingga jantung bekerja lebih cepat dan mahasiswa profesi terjadi seiring dengan
mengakibatkan tenanan darah meningkat. peningkatan tekanan darah dimana kerja
Tabel 1 menunjukkan peningkatan jantung akan lebih cepat. Peristiwa ini
tekanan darah juga terjadi pada 5 menit mengakibatkan kontraksi ventrikel kiri semakin
sebelum melakukan tindakan anastesi dan cepat dan menyebabkan denyut nadi semakin
semakin meningkat 5 menit sebelum melakukan cepat [18].
tindakan pencabutan. Peningkatan ini terjadi Tabel 2 menunjukkan adanya
pada seluruh mahasiswa profesi. Hal ini dapat peningkatan denyut nadi pada mahasiswa
disebabkan oleh kecemasan yang dirasakan profesi. Peningkatan denyut nadi terjadi pada
oleh mahasiswa profesi. Peningkatan yang lebih hari akan dilakukan pencabutan. Denyut nadi
besar dari sebelumnya, menunjukkan bahwa normal sebanyak 60-80 kali permenit [16,17,18].
tekanan (stress penyebab cemas) yang Peningkatan denyut nadi dapat terjadi karena
dirasakan semakin besar. Kecemasan pada mahasiswa profesi merasa tindakan pencabutan
mahasiswa profesi terjadi akibat stressor yang pertama kali lebih berisiko dibandingkan dengan
diterima dari dalam dan dari luar diri. anastesi yang sudah pernah dilakukan
Stressor dari dalam diri berupa rasa sebelumnya.
takut dengan keberhasilan tindakannya, serta Kecemasan menyebabkan tubuh
tidak adanya pengalaman tindakan pencabutan mensekresikan hormon adrenal yang
sebelumnya sehingga menimbulkan rasa tidak mengakibatkan denyut nadi meningkat. Hormon
percaya diri pada kemampuan diri sendiri. tiroksin yang juga disekresi akibat kecemasan
Stressor dari luar berupa kekooperatifan pasien, dapat mengakibatkan metabolisme tubuh
kecemasan yang dirasakan pasien ketika akan meningkat. Metabolisme tubuh yang meningkat
dilakukan perawatan, harapan pasien yang akan mengakibatkan aliran darah semakin besar
tinggi atas keberhasilan tindakan yang akan dan kerja jantung meningkat. Darah yang
dilakukan, dan kepuasan pasien pasca dipompa jantung akan menimbulkan gelombang
melakukan tindakan pada pasien. Hal tersebut bertekanan di sepanjang arteri. Gelombang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh bertekanan meregang di sepanjang arteri
Agustina dan Suseno (2016) yang menunjukkan selama darah mengalir. Regangan tersebut
bahwa kecemasan yang dirasakan oleh dapat diraba sebagai denyut nadi [23,34].

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 327


Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

Tabel 3 menunjukkan adanya tindakan pencabutan. Pencabutan dianggap


peningkatan pernafasan pada mahasiswa sebagai stressor bagi subjek penelitian. Tubuh
profesi sebelum melakukan tindakan akan merespon kembali setelah tindakan
pencabutan selesai dilakukan. Serabut saraf
pencabutan pertama kali. Tabel 3 menunjukkan
membalik semua proses yang disebabkan oleh
bahwa peningkatan terbesar terjadi 5 menit kecemasan dan mengembalikan tubuh pada
sebelum pencabutan. Peningkatan pernafasan kondisi normal. Penelitian oleh Agustina dan
juga dapat dipengaruhi oleh kecemasan. Sistem Suseno (2006) menjelaskan bahwa hilangnya
endokrin tubuh yang diaktivasi kecemasan akan penyebab rasa cemas akan mengembalikan
melepas hormon tiroksin dan mengakibatkan fungsi organ seperti semula karena impuls
meningkatnya frekuensi nafas. Kecemasan juga akibat kecemasan pada otak sudah menghilang.
Tubuh akan selalu berusaha untuk
menyebabkan tubuh melepaskan hormon
menjaga keseimbangannya. Peningkatan
epinefrin yang dapat meningkatkan kemampuan tekanan darah akan direspon tubuh dengan
berpikir dan ingatan seseorang. Sebelum tujuan untuk mengembalikan tekanan dalam
melakukan tindakan pencabutan, mahasiswa keadaan semula. Untuk menurunkan
profesi akan berada dalam kondisi konsentrasi. tekanannya, pembuluh darah akan melakukan
Hal ini menyebabkan tubuh dan otak vasodilatasi. Stimulus dikirim ke otak untuk
memerlukan banyak oksigen karena meningkatkan kerja saraf parasimpatis dan
menurunkan kerja saraf simpatis sehingga
metabolisme tubuh mengalami peningkatan.
denyut jantung melambat. Perlambatan ini
Metabolisme tubuh yang meningkat akibat mengakibatkan denyut nadi juga melambat [18].
kecemasan mengindikasikan bahwa tubuh Sirkulasi darah yang sudah kembali pada
memerlukan oksigen lebih banyak. Paru akan keadaan optimal akan dapat mengantarkan
menyerap lebih banyak oksigen sebagai respon kebutuhan oksigen ke seluruh sel yang
agar suplai oksigen di seluruh tubuh terpenuhi membutuhkan sehingga sistem pernapasan juga
secara merata. Hal ini menyebabkan merespon dengan menurunkan frekuensinya.
Pengaturan pernapasan dan tekanan darah
peningkatan tanda vital berupa meningkatnya
dapat saling mempengaruhi. Apabila tekanan
pernapasan [19,25]. darah meningkat, Semarang dapat mengatur
Sistem saraf mengatur pernafasan pernapasannya untuk upaya menurunkan
sesuai kebutuhan tubuh dengan tujuan akhir tekanan darah. Seluruh respon tubuh ini akan
mempertahankan konsentrasi oksigen, berlangsung hingga kebutuhan oksigen
karbondioksida, dan ion hidrogen dalam terpenuhi, tekanan darah kembali normal, dan
jaringan. Kemoreseptor perifer pada badan denyut nadi juga kembali normal [22].
karotis dan aorta merespon pada perubahan .
konsentrasi O2, CO2, dan ion hidrogen.
Seseorang yang cemas akan mengalami Simpulan dan Saran
peningkatan kadar CO2 dalam darah. Hal ini Kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil penelitian adalah terdapat perubahan
akan langsung direspon oleh tubuh dengan
mengirimkan sinyal pada pusat pernafasan dan tanda vital berupa peningkatan tekanan darah,
diteruskan pada otot-otot pernafasan dan denyut nadi, dan pernapasan sebagai gejala
diafragma. Hal ini mengakibatkan frekuensi munculnya rasa cemas sebelum melakukan
pernafasan meningkat (hiperventilasi) hingga pencabutan gigi pertama kali pada mahasiswa
konsentrasi O2, CO2, dan ion hidrogen kembali tingkat profesi di klinik Bedah Mulut RSGM
seimbang. Sistem saraf yang diaktivasi Universitas Jember.
kecemasan akan menyebabkan terlepasnya Saran yang dapat diberikan penulis
asetilkolin dari n. vagus. Asetilkolin akan adalah diharapkan dengan adanya penelitian ini,
berikatan dengan reseptor pada otot polos
mahasiswa profesifesi dapat lebih
bronkus dan mengakibatkan peningkatan
frekuensi pernapasan [17,18]. mempersiapkan diri sebelum melakukan
Tabel 1, 2, dan 3 menunjukkan tindakan pencabutan baik dalam hal
penurunan rata-rata tanda vital (tekanan darah, pengetahuan, fisik, dan mental.
denyut nadi, dan pernapasan) pada pengukuran
yang dilakukan 20 menit setelah melakukan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 328


Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

Daftar Pustaka Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.


[1] Malik NA. 2012. Textbook of Oral and Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Maxillofacial Surgery, Ed. 3. New Delhi: [12] Chobanian AV, Bakris GL, Black HR,
Jaypee Brothers Medical Publisher (P) Ltd. Cushman WC. Green LA, Izzo JL, Jones
[2] Tangkere H, Opod H, dan Supit A. 2013. DW, Materson BJ, Oparil S, Wright JT,
Gambaran Kecemasan Pasien saat Rocella EJ. 2003. Seventh Report of the
Mengalami Prosedur Ekstraksi Gigi sambil Joint National Comitee on Prevention,
Mendengarkan Musik Mozart di Detection, Evaluation, and Treatment of
Puskesmas. Jurnal e-Gigi (eG). Vol. 1 (1): High Blood Pressure. The Journal of the
69-78. American Medical Association (JAMA). Vol
[3] Christian H. 2008. Perbedaan tingkat (2):197 2003 July 9th.
Kecemasan Dental Berdasarkan Usia dan [13] Raharjo P. 2010. Pengaruh Pemberian Jus
Jenis Kelamin terhadap Lingkungan Tomat terhadap Perubahan Tekanan Darah
Perawatan Dental pada Anak Usia 8 dan 11 Sistolik dan Diastolik pada Penderita
tahun. Fakultas Kedokteran Gigi Hipertensi di Desa Wonorejo Kecamatan
Universitas Indonesia. Lawang Malang Tahun 2007. Jurnal
[4] Amir DP. 2014. Hubungan Tingkat Keperawatan. UPT Pelatihan Kesehatan
Kecemasan dalam Menghadapi Objective Masyarakat Murnajati Lawang.
Structured Clinical Examination (OSCE) [14] Carter PJ. 2008. Textbook for Nursing
dengan Nilai OSCE Mahasiswa Fakultas Assistants (A Humanistic Aprroach to
Kedokteran Universitas Andalas. Fakultas Caregiving) 2nd Edition. School of Healt
Kedokteran Universitas Andalas. Proffessions Davis Applied Technology
[5] Kandou LF, Anindita PS, Mawa MA. 2013. College Kaysville, Utah.
Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Usia [15] Azhari AY. 2013. Tingkat Kepuasan Pasien
Dewasa Pra Tindakan Pencabutan Gigi di pasca Pencabutan Gigi di RSGMP Kandea
Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan FKG UH tahun 2013. Fakultas Kedokteran
Mulut Manado. Program Studi Kedokteran Gigi Makassar. Universitas Hasanuddin.
Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam [16] Tooy R dan Fatimawali AM. 2013.
Ratungali. Gambararn Tekanan Darah pada Remaja
[6] Triadi IDA 2014. Pengaruh Efektifitas Obes di Kabupaten Minahasa. Jurnal e-
Penggunaan Sarung Tangan Steril Biomedik (eBM). Vol. 1(2): 951-955.
terhadap Pencegahan Iritasi Rongga Mulut [17] Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi
pasca Pencabutan Gigi Permanen. untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas [18] Guyton AC dan Hall JE. 2013. Buku Ajar
Mahasaraswati. Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta:
[7] Agustina Z dan Suseno MN. 2016. EGC.
Kecemasan pada Mahasiswa Koasistensi. [19] Ary E. 2012. Korelasi Tekanan Darah
Program Studi Psikologi Universitas Islam terhadap Kecemasan Pasien Hipertensi.
Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
[8] Fadlilah S. 2014. Hubungan antara Tingkat Utara Medan.
Kecemasan dengan Status Tanda-tanda [20] Permatasari R. 2013. Hubungan
Vital pada Pasien pre-operasi Laparotomi di Kecemasan Dental dengan Perubahan
Ruang Melati III RSUP Dr. Soeradji Tekanan Darah Pasien Ekstraksi Gigi di
Tirtonegoro Klaten. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan
[9] Videbeck SL. 2008. Buku Ajar (RSGMP) Hj. Halimah Dg. Sikati. Skripsi.
Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi
[10] Sari LW. 2015. Perbedaan Nilai Arus Universitas Hassanudin.
Puncak Ekspirasi sebelum dan sesudah [21] Yuwono B. 2012. Perubahan Tekanan
Pelatihan Senam Lansia Menpora pada Darah setelah Pemberian Anastesi Lokal
Kelompok Lansia Kemuning Banyumanik Pehacain Berdasarkan Indeks Masa
Semarang. Fakultas Kedokteran Tubuh. Bagian Bedah Mulut Fakultas
Universitas Diponegoro. Kedokteran Gigi Universitas Jember.
[11] Prameswari TS dan Nisa K. 2013. Stomatognatic (J.K.G Unej). Vol. 9 No. 1
Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan 2012: 1-3.
Diastolik Setelah Gilir Jaga Malam pada [22] Putra EK. 2013. Pengaruh Latihan Napas
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik di RSUD dalam Perubahan Tekanan Darah pada

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 329


Arini, et al, Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum...........

Penderita Hipertensi di Wilayah Kecematan Paru pada Pekerja Industri Kapus Desa
Karas Kabupaten Magetan. Fakultas Ilmu Padalarang Kabupaten Bandung Barat
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tahun 2011. Fakultas Kesehatan
Surakarta. Masyarakat Departemen Kesehatan
[23] Afan MN. 2013. Hubungan Keasaman Lingkungan Depok Universitas Indonesia.
Darah dan Denyut Nadi dengan
Kecemasan Atlet di Turnamen Sepak Bola
Putri. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
[24] Kasenda I, Marunduh S, Wungouw H.
2014. Perbandingan Denyut Nadi antara
Penduduk yang Tinggal di Dataran Tinggi
dan Dataran Rendah. Jurnal e-Biomedik
(eBM). Vol 2 (2): Juli 2014.
[25] Luthfiah FN. 2011. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Gangguan Fungsi

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.2), Mei, 2017 330

S-ar putea să vă placă și