Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
ABSTRAK
Latar belakang: Filariasis (Lymphatic filariasis) akibat microfilaria adalah salah satu penyakit
infeksi menular pada negara-negara tropis dunia, Sulawesi tengah merupakan wilayah endemic
filariasis, pemerintah melakukan POPM untuk memutus rantai penularan. Kegagalan dalam program
ini dapat berpengaruh terhadap tingkat penularan filariasis. Laporan kasus: Seorang wanita dewasa
dengan lymphatic filariasis pada kaki kiri sejak 2 tahun yang lalu, 4 tahun sebelumnya pasien
mengikuti program screening dari petugas POPM dan menerima pemberian obat profilaksis. Namun,
pasien hanya mendapat 1 kali POPM, pada tahun berikutnya pasien mengaku tidak pernah lagi
mendapat POPM ataupun kunjungan lanjutan hingga saat ini, pada tahun kedua pasien mulai
mengalami keluhan demam yang disusul dengan pembengkakan pada kaki kirinya yang menetap
hingga saat ini. Diskusi: POPM merujuk pada program MDA oleh WHO bertujuan untuk memutus
rantai penularan filariasis dengan pemberan obat antifilaria & antiparasit setiap tahunnya selama 5
tahun berturut-turut disertai dengan pengobatan kuratif pada penderita filariasis. Pada kasus pasien
awalnya tidak terinfeksi filariasis dan menerima POPM, namun hanya pada tahun pertama saja, dua
tahun setelahnya pasien terinfeksi filariasis, hal ini membuktikan bahwa pasien sudah tertular
filariasis akibat jumlah microfilaria yang tidak terkontrol. Pasien tidak menerima obat antifilaria
akibat ketidaktersediaan obat di fasilitas kesehatan tingkat pertama, sehingga proses infeksi masih
terus berjalan hingga saat ini. Kesimpulan: kegagalan tindak lanjut program POPM menyebabkan
kemungkinan individu tertular dan terinfeksi filariasis. Sehingga dirasa perlu untuk mengevaluasi
pelaksanaan program POPM di Sulawesi Tengah.