Sunteți pe pagina 1din 15

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI MAGNESIUM STEARAT SEBAGAI BAHAN PELICIN

TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E


UNTUK ANJING

Oka Sri Susanthi A.A1; Setyawan Eka Indra1; Dewantara Putra I G.N.A1
1
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Susanthi_sweet@yahoo.com

ABSTRACT

It has been concluded about the effect of the adding magnesium stearat as the lubricant material
in the making of E-vitamin tablet for dog. The adding of magnesium stearat concentration to the formula
is 1% (formula I), 2% (formula II) and 3% (formula III). The aim of this research is to find out the effect
of the lubricant concentration difference to the granule physical characteristic and the tablet which is
produced.
Owing to the research, found that the three formulas have met with the good granule condition so
that it is continued to the tablet physical evaluation. The following is the result of tablet physical
evaluation that hardness, friability and tablet disintegration time from the three formulas 56,43±4,08
Newton, 0,85±0,04% and 995,67±32,93 second in the formula I, 66,13±1,11 Newton, 0,55±0,05% and
1287,00±60,56 second in the formula II, 71,75±1,12 Newton, 0,28±0,05% and 1766,67±34,96 second in
the formula III.
Due to the data processing statistically using ANOVA One Way and continued to the LSD with
the 95 % trust level, found that the result of the third formulas tablet physical is significant different.
From the linier regression test and the correlation which is done, found the correlation value that is very
strong, that means found the relation between magnesium stearat concentration and tablet physical. The
tablet formula with the concentration of 2% magnesium stearat constitutes the most optimum, compares
to 1% and 3% magnesium stearat concentration because it has hardness, friability and disintegration
time values, which approaches to standard product.

Keywords: magnesium stearat, physical tablet, E-vitamin tablet for dog.

PENDAHULUAN farmasi veteriner. Alasan pengembangan


formula untuk anjing ini dikarenakan anjing
Farmasi veteriner merupakan suatu usaha merupakan hewan yang populasinya tinggi
pelayanan kesehatan serta pengembangan alat khususnya di Bali. Berdasarkan data resmi
kesehatan dan obat-obatan yang digunakan atau pemerintah Provinsi Bali menyebutkan bahwa
ditujukan sebagai obat untuk perawatan, populasi anjing sebanyak 408.673 ekor (Anonim
pencegahan, atau pengobatan untuk penyakit d, 2009). Data ini secara tidak langsung
pada hewan, yang mencakup cara pemilihan menunjukkan terjadi interaksi yang cukup tinggi
obat serta keamanan obat berdasarkan referensi antara anjing dengan manusia. Hal ini
yang berlaku (Anonim c, 1996). meningkatkan resiko terjadinya (perpindahan)
Pengembangan alat kesehatan dan obat- penyakit antara hewan dengan manusia, terlebih
obatan yang digunakan atau ditujukan sebagai pada anjing yang tanpa perawatan.
obat untuk perawatan, pencegahan, atau Salah satu cara mengurangi terjadinya
pengobatan terutama pada anjing merupakan resiko perpindahan penyakit antara hewan
peluang yang dapat dimanfaatkan oleh profesi dengan manusia dapat ditentukan dengan
pengembangan formula untuk anjing yaitu sebagai bahan pelicin akan dapat mempengaruhi
vitamin E (alfa tokopherol asam suksinat). sifat fisik dari tablet yang dihasilkan terutama
Dimana vitamin E (alfa tokopherol asam pada penampilan fisik tablet, keseragaman bobot
suksinat) berfungsi sebagai antioksidan yang tablet dan kerapuhan tablet.
dapat menetralkan radikal bebas dengan cara Konsentrasi magnesium stearat yang
meregulasi semua aktivitas oksidatif yang terjadi umumnya digunakan sebagai bahan pelicin
di dalam tubuh (Jones, 1957). Vitamin E (alfa tablet ádalah sekitar 0,25-5 % (Rowe et al.,
tokopherol asam suksinat) juga berperan dalam 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
meningkatkan respon kekebalan tubuh terhadap oleh Charles R. Cunningham dan Laura K.
penyakit terutama bagi anak anjing yang baru Scattergood (2000) pada tablet
lahir dan dapat memperindah bulu anjing. Hydrochlorothiazide dan penelitian yang
Di pasaran formula tablet vitamin E (alfa dilakukan oleh Jufri Mahdi (2006) pada tablet
tokopherol asam suksinat) untuk anjing baik Ketoprofen mengenai pengaruh penggunaan
dosis maupun waktu hancurnya belum banyak magnesium stearat yang optimal sebagai bahan
yang memenuhi syarat tablet untuk anjing. Dosis pelicin adalah 2%. Terkait dari latar belakang di
yang digunakan pada formula tablet vitamin E atas maka dilakukan penelitian untuk
(alfa tokopherol asam suksinat) untuk anjing mengetahui pengaruh konsentrasi magnesium
kebanyakan menggunakan dosis manusia, stearat pada rentang 1%, 2%, dan 3% sebagai
dimana dosis suatu obat yang diberikan pada bahan pelicin tablet vitamin E (alfa tokopherol
manusia akan berbeda jika diberikan pada asam suksinat) untuk anjing.
anjing. Oleh karena itu diperlukan konversi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dosis dari dosis manusia ke dosis anjing agar mengetahui pengaruh magnesium stearat sebagai
diperoleh efek terapeutik dalam pengobatan. bahan pelicin pada konsentrasi 1%, 2%, 3%
Tablet yang masuk ke dalam saluran cerna terhadap sifat fisik pada tablet vitamin E (alfa
anjing akan hancur dalam lambung, kemudian tokopherol asam suksinat) untuk anjing serta
diserap dalam usus halus (Baggot and Brown, untuk mengetahui konsentrasi yang dapat
2000). Waktu hancur tablet untuk anjing yaitu menghasilkan formula optimum dengan
15-30 menit (Hussain et al,. 2004) sedangkan menggunakan magnesium stearat sebagai bahan
untuk manusia yaitu kurang dari 15 menit pelicin terhadap sifat fisik tablet vitamin E (alfa
(Anonim c, 1995). tokopherol asam suksinat) untuk anjing.
Formula vitamin E (alfa tokopherol asam
suksinat) untuk anjing ini dibuat dalam bentuk BAHAN DAN METODE
tablet. Alasannya karena sediaan tablet
merupakan sediaan oral yang mudah digunakan, Bahan
penyimpanannya praktis dan aman, selain itu Vitamin E (alpha tocopherol asam suksinat),
biaya pembuatan tablet relatif murah (Lachman laktosa, solutio gelatin, amilum jagung dan
et al., 1994). Selain mengandung zat aktif, magnesium stearat.
dalam formula sediaan tablet juga ditambahkan
bahan tambahan. Salah satu contohnya adalah Alat
bahan pelicin yang berfungsi untuk Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan ini adalah alat-alat gelas, mesin pencetak tablet
dan pengeluaran tablet. Single Punch (Model UK FA-ITB-CIT 1.0 SB),
Magnesium stearat merupakan salah satu mesin uji kekerasan tablet (Tablet Hardness
bahan pelicin yang umum digunakan dalam Tester TBH 225 Series), mesin uji waktu hancur
formula tablet. Alasan penggunaan magnesium tablet (Erweka ZT X 20), mesin uji kerapuhan
stearat sebagai bahan pelicin tablet karena (Tablet Friability/Abrassion Tablet Tester
magnesium stearat mudah didapatkan di Erweka TA/TAR), pengayak mesh nomor 10, 12,
pasaran, bersifat inert, harganya relatif murah, seperangkat alat pengukur kecepatan alir dan
dan kompatibilitas dengan bahan-bahan yang sudut diam, oven dan timbangan adam aFP-
digunakan dalam formulasi tablet (Soebagyo, 360L.
2003). Selain itu penggunaan magnesium stearat
Prosedur Penelitian Ditimbang 5 gram granul yang telah
A. Kontrol Kualitas Bahan Baku dikeringkan dan kemudian dikeringkan
Kontrol kualitas bahan baku bertujuan untuk kembali di dalam oven pada suhu 105oC
mengidentifikasi mutu bahan-bahan yang selama 15 menit. Kemudian diukur berat
digunakan dalam formulasi. Hal ini dapat dilihat granul yang telah dikeringkan tersebut dan
pada COA (Certificate of Analysis) yang dihitung kandungan lembabnya dengan
terlampir pada masing-masing bahan. rumus :

B. Pembuatan solutio gelatin 20% beratawalgranul− beratakhirgranul


Sebanyak 0,096 ml air dimasukkan ke dalam % MC = x100%
beratawalgranul
cawan porselen. Ditimbang gelatin sebanyak
3,23 mg, kemudian ditaburkan sedikit demi
sedikit ke dalam cawan porselen sampai rata.
Diamkan selama 30 menit, kemudian Dimana kelembaban granul yang baik
dipanaskan di atas heater dengan suhu 700C adalah 1%-5% (Voight, 1994). Diulangi
sampai serbuk gelatin melarut sempurna pengujian tersebut di atas sebanyak dua kali.
membentuk cairan jernih (Kurniawati, 2009). Pengulangan sebanyak dua kali ini
dimaksudkan untuk meminimalkan galat
C. Pembuatan Granul percobaan, selanjutnya ditentukan nilai rata-
Ditimbang masing-masing bahan yang ratanya.
digunakan pada formula. Dicampur vitamin E
dengan laktosa yang sudah diayak, ditambahkan 2. Sifat Alir Granul
dengan pati jagung (Amylum maydis). a) Laju Alir Granul
Ditambahkan solutio gelatin sedikit demi sedikit Ditimbang 100 gram granul. Kemudian
sampai terbentuk massa lembab. Diayak massa dituangkan secara perlahan-lahan granul
lembab yang terbentuk dengan ayakan nomor tersebut kedalam corong yang tertutup
10. Ditimbang massa lembab dan dikeringkan bagian bawahnya lewat tepi corong. Dibuka
dalam oven pada suhu 40-600C selama 1 hari. tutup corong secara perlahan-lahan dan
Diayak kembali granul kering dengan ayakan biarkan granul mengalir keluar. Dicatat
nomor 12. Dilakukan evaluasi granul. waktu yang diperlukan (detik) dengan stop
watch sampai semua granul melewati
D. Proses Pencetakan Tablet corong (Parrott, 1971). Laju alir granul yang
Dicampur sampai homogen granul yang baik adalah antara 4-10 gram/detik
sudah di ayak dengan magnesium stearat. (Carstensen and Chan, 1977). Diulangi
Dilakukan proses pencetakan tablet dengan cara pengujian tersebut di atas sebanyak dua kali.
yaitu campuran granul dimasukkan ke dalam Pengulangan sebanyak dua kali ini
hopper. Granul akan dibawa ke sepatu pengisi dimaksudkan untuk meminimalkan galat
lalu sepatu pengisi akan mengisi die sampai percobaan, selanjutnya ditentukan nilai rata-
penuh kemudian sepatu pengisi akan kembali ke ratanya.
posisi semula. Selanjutnya punch atas akan turun
untuk mengempa granul yang berada di dalam b) Sudut Diam
die. Setelah itu punch bawah akan naik dan Ditimbang 100 gram granul. Dituang
membawa tablet yang sudah di cetak. Terakhir granul tersebut secara perlahan ke dalam
tablet dikeluarkan dengan bantuan sepatu corong melalui dinding corong. Dibuka
pengisi. Kemudian dilakukan evaluasi tablet. penutup corong dan dibiarkan granul
mengalir hingga membentuk kerucut.
E. Evaluasi Karakteristik Fisik Granul dan Diukur tinggi kerucut dan jari-jari kerucut
Tablet yang terbentuk dengan menggunakan rumus
a. Evaluasi Karakteristik Fisik Granul :
1. Kelembaban Granul
h
tan =
r
Diulangi pengujian tersebut di atas Diulangi pengujian tersebut di atas
sebanyak dua kali. Pengulangan sebanyak sebanyak dua kali, selanjutnya
dua kali ini dimaksudkan untuk ditentukan nilai rata-ratanya.
meminimalkan galat percobaan, selanjutnya
ditentukan nilai rata-ratanya. b. Evaluasi Karakteristik Fisik Tablet
Uji sifat fisik tablet meliputi penampilan
3. Bobot Jenis Granul
fisik tablet, uji keseragaman bobot, uji
a) Bobot Jenis Nyata kekerasan tablet, uji kerapuhan dan uji
Ditimbang granul yang telah waktu hancur.
dikeringkan sebanyak 50 gram. 1. Penampilan Fisisk Tablet
Dimasukkan granul tersebut ke dalam gelas Dalam melakukan uji terhadap
ukur 100 mL dan dicatat volumenya. penampilan fisik tablet dapat dilakukan
Dihitung bobot jenis nyata dengan uji yang meliputi teksur pemukaan,
menggunakan rumus : bentuk tablet, bau, diameter dan
ketebalan tablet.
berat granul (gram)
Bobot Jenis Nyata ( 0 ) = 2. Uji Keseragaman Bobot Tablet
volume granul (ml)
Ditimbang 20 tablet satu persatu.
Dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
Diulangi pengujian tersebut di atas ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih
sebanyak dua kali, selanjutnya ditentukan dari 2 tablet yang masing-masing
nilai rata-ratanya. bobotnya menyimpang lebih besar 5%
b) Bobot Jenis Mampat dari bobot rata-rata tabletnya dan tidak
Ditimbang granul yang telah satupun tablet yang bobotnya
dikeringkan sebanyak 50 gram. menyimpang lebih dari 10% dari bobot
Dimasukkan granul dimasukkan ke dalam rata-ratanya (Anonim a, 1979). Diulangi
gelas ukur 100 mL kemudian dilakukan pengujian tersebut di atas sebanyak dua
pengetukan hingga volumenya konstan. kali. Pengulangan sebanyak dua kali ini
Dicatat volume mampat dari granul dan dimaksudkan untuk meminimalkan galat
dihitung bobot jenis mampatnya dengan percobaan, selanjutnya ditentukan nilai
menggunakan rumus : rata-ratanya.
berat granul (gram)
Bobot Jenis Mampat ( t ) = 3. Uji Kekerasan Tablet
volume mampat (ml)
Diambil 20 tablet. Ditentukan
kekerasan tablet satu persatu dengan
Diulangi pengujian tersebut di atas cara sebagai berikut: Skala yang tertera
sebanyak dua kali, selanjutnya ditentukan pada alat dibuat nol dan tablet
nilai rata-ratanya. diselipkan pada alat dengan posisi tegak,
c). Kompresibilitas kemudian penekan diputar perlahan-
Persen kompresibilitas dihitung untuk lahan hingga tablet pecah. Angka yang
mengetahui kemampuan granul untuk ditunjukkan pada skala tersebut
dicetak. Persen kompresibilitas granul menunjukkan kekerasan tablet dalam
dapat dihitung dengan menggunakan satuan Kg daya (Lachman et al., 2008).
rumus : Tablet yang baik mempunyai kekerasan
antara 4-8 kg daya (1 kg daya = 9,8 N).
t − 0
Diulangi pengujian tersebut di atas
% Kompresibilitas = x 100% sebanyak dua kali. Pengulangan
t sebanyak dua kali ini dimaksudkan
untuk meminimalkan galat percobaan,
selanjutnya ditentukan nilai rata-ratanya.
4. Uji Kerapuhan Tablet b. Pendekatan Statistik
Dibersihkan tablet yang akan di uji. Untuk menentukan karakteristik fisik
Ditimbang dengan seksama. Ditimbang dari granul dan tablet, dilakukan pengolahan
sebanyak 13 tablet dimana bobot tablet data secara statistik dimana terlebih dahulu
mendekati 6,5 gram (Anonim b, 1995). dilakukan uji normalitas. Uji normalitas
Dimasukkan seluruh tablet dimasukkan bertujuan untuk menguji apakah suatu data
ke dalam friabilator. Dijalankan alat memiliki distribusi normal. Untuk
selama 4 menit dengan kecepatan 25 menentukan normal atau tidaknya distribusi
rpm. Dikeluarkan tablet dari alat setelah data dapat dilakukan dengan menggunakan
batas akhir waktu. Dibersihkan tablet metode Kolmogorov-Smirnov (uji K-S).
yang telah ditimbang tadi dari debu dan Kriteria yang digunakan adalah sebagai
ditimbang dengan seksama. Dihitung berikut :
bobot yang hilang dalam persen. Jika 1) Jika nilai signifikansi (p) lebih besar
dalam proses ada tablet yang pecah atau dari 0,05 maka data dikatakan
terbelah, maka tablet tersebut tidak berdistribusi normal.
diikutsertakan dalam perhitungan. 2) Jika nilai signifikansi (p) lebih kecil dari
Kemudian dilakukan pengujian 0,05 maka data dikatakan tidak
sebanyak dua kali. Pengulangan berdistribusi normal (Sarwono, 2006).
sebanyak dua kali ini dimaksudkan Untuk melihat kehomogenan suatu data
untuk meminimalkan galat percobaan. di uji dengan metode Lavene Test. Jika nilai
Selanjutnya ditentukan nilai rata-ratanya signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data
(Ansel, 1989). dikatakan berdistribusi normal dan
homogen. Setelah itu data dapat di uji
5. Uji Waktu Hancur Tablet dengan metode ANOVA (Analysis of
Diambil 6 tablet secara acak. Variance) One Way dengan derajat
Dimasukkan masing-masing 1 tablet kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya
pada masing-masing tabung dari perbedaan bermakna yang ditandai dengan
keranjang alat Erweka. Dimasukkan satu nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.
cakram pada tiap tabung. Di dalam Hipotesis yang digunakan yaitu:
tabung, digunakan air bersuhu 37º±2º H0 : variasi konsentrasi
sebagai media kecuali dinyatakan magnesium stearat
menggunakan cairan lain dalam masing- memberikan nilai kekerasan,
masing monografi. Dijalankan alat. kerapuhan dan waktu hancur
Dihitung waktu hancur tablet mulai saat yang sama pada setiap
keranjang tercelup sampai tidak terdapat formula tablet
lagi bagian dari tablet yang tertinggal di H1 : variasi konsentrasi
atas keranjang. (Anonim a, 1979). magnesium stearat
Diangkat keranjang pada akhir batas memberikan nilai kekerasan,
waktu dan diamati semua tablet tadi. kerapuhan dan waktu hancur
Tidak kurang 16 dari 18 tablet yang yang tidak sama pada setiap
diuji harus hancur sempurna (Anonim b, formula tablet.
1995). Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan
bermakna antarformula dilakukan uji Least
F. Analisis Data Significant Difference (LSD). Formula dikatakan
Hasil pengujian berbagai parameter diatas berbeda bermakna jika nilai signifikansinya
dianalisis menggunakan dua cara yaitu: lebih kecil dari 0,05 dan tidak berbeda bermakna
a. Pendekatan Teoritis jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05
Data yang diperoleh dari pengujian (Sarwono, 2006).
dibandingkan terhadap persyaratan- Setelah itu dilakukan uji linieritas yang
persyaratan dalam Farmakope Indonesia. merupakan suatu upaya untuk memenuhi salah
satu asumsi analisis regresi linear yang
mensyaratkan adanya hubungan variabel bebas karena bahan pembantu pembuatan tablet yang
(konsentrasi bahan pelicin) dan variabel terikat memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang
(sifat fisik tablet) yang saling membentuk kurva buruk. Sifat alir dan kompresibilitas yang buruk
linear. Pada uji linier ini, perbedaan konsentrasi dari beberapa bahan tersebut dapat diperbaiki
magnesium stearat dimasukkan sebagai nilai x dengan pembentukan granul (proses granulasi).
dan evaluasi sifat fisik tablet dimasukkan Pembuatan granul dimulai dengan
sebagai nilai y, sehingga diperoleh grafik dan mencampurkan laktosa, pati jagung, vitamin E,
persamaan linier. Kedekatan hubungan x dan y lalu dibasahi dengan solutio gelatin sebagai
ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) larutan pengikat. Pencampuran bertujuan untuk
sedangkan ukuran proporsi keragaman total nilai memperoleh campuran homogen antar partikel-
peubah y dapat dijelaskan oleh nilai peubah x partikel penyusunnya. Kemudian campuran yang
melalui linier yang ditunjukkan oleh koefisien dihasilkan diayak dengan ayakan nomor 10.
determinasi (r2). Penggolongan kekuatan suatu Granul yang telah di ayak dikeringkan di
hubungan regresi berdasarkan nilai koefisien dalam oven dengan menggunakan suhu 400C
korelasi dapat dilihat pada tabel berikut : selama 24 jam. Tujuan dilakukan pengeringan
granul adalah untuk menghilangkan pelarut yang
Tabel 1. Penggolongan Kekuatan Hubungan dipakai pada pembentukan granul dan untuk
Regresi mengurangi kelembaban sampai pada tingkat
Nilai Koefisien yang optimum yaitu 5% (Lachman, Lierberman
Regresi (r) Untuk and Kanig, 2008). Granul yang telah
Kekuatan
Slope Positif dan dikeringkan, kemudian diayak dengan ayakan
Negatif nomor 12. Adapun tujuan dari pengayakan yaitu
0 Tidak ada korelasi agar dihasilkan ukuran granul yang homogen.
Koefisien sangat Granul yang telah diayak kemudian
> 0 - 0,25 ditambahkan bahan pelicin yaitu magnesium
lemah
> 0,25 - 0,50 Korelasi cukup stearat dan dievaluasi karakter fisik granul dari
> 0,50 - 0,75 Korelasi kuat masing-masing formula. Setelah dilakukan
> 0,75 - > 1 Korelasi sangat kuat evaluasi terhadap karakter fisik granul kemudian
1 Korelasi sempurna dilakukan proses pembuatan tablet secara
kompresi. Tablet yang dihasilkan dievaluasi
(Sarwono, 2006) karakteristik fisiknya meliputi keseragaman
bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur
HASIL DAN PEMBAHASAN tablet.

Pada penelitian ini telah dilakukan a. Evaluasi Karakteristik Fisik Granul


pembuatan tablet vitamin E untuk anjing dengan Evaluasi terhadap granul penting dilakukan
tiga macam formula yang menggunakan untuk menghasilkan tablet dengan sifat fisik
magnesium stearat dimana formula I adalah yang baik. Adapun evaluasi karakteristik fisik
formula dengan konsentrasi magnesium stearat granul meliputi uji kelembaban granul, laju alir
1%, formula II adalah formula dengan granul, sudut diam granul dan kompresibilitas
konsentrasi magnesium stearat 2% dan formula granul.
III adalah formula dengan konsentrasi 1. Evaluasi Kelembaban Granul
magnesium stearat 3%. Penggunaan magnesium Uji kelembaban granul dilakukan untuk
stearat dalam formula berfungsi sebagai bahan melihat kandungan air dalam granul. Kandungan
pelicin pada saat akan melakukan proses air granul yang terlalu tinggi pada granul dapat
granulasi. Ketiga formula tersebut dibuat dengan menyebabkan granul tidak dapat mengalir
tiga kali pengulangan. dengan baik pada saat pentabletan atau tablet
Sebagai tahap awal pembuatan tablet yaitu yang dicetak dapat melekat pada punch dan die.
pembuatan granul dengan menggunakan metode Angka kelembaban yang tinggi menyebabkan
granulasi basah. Metode granulasi basah dipilih granul akan susah untuk dikompresi karena
massa akan lengket pada mesin cetak sehingga
menyebabkan tablet mengalami capping.
Sedangkan jika kelembaban granul terlalu 2. Evaluasi Sifat Alir Granul
rendah akan mengakibatkan tablet menjadi Evaluasi sifat alir granul meliputi laju
rapuh, karena daya ikat antar partikel di dalam alir granul, sudut diam granul dan
tablet rendah. Dengan adanya kandungan kompresibilitas.
lembab, ikatan antar partikel akan menjadi kuat,
sehingga juga akan berpengaruh terhadap Tabel 3. Hasil Evaluasi Sifat Alir Granul
kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan waktu Formula
Formula Formula Formula
hancur tablet yang akan dihasilkan. Sifat Alir I II III
Persyaratan
Granul (Rata- (Rata- (Rata-
rata ± rata ± rata ±
Tabel 2. Hasil Evaluasi Kelembaban Granul SD) SD) SD)
Kelembaban Laju alir 4,55 ± 5,36 ± 5,89 ± 4-10
Hasil Formula Formula Formula (gram/detik) 0,21 0,16 0,35 gram/detik
I II III Sudut diam 27,63 ± 26,49 ± 25,44 ±
250-400
1,41 2,81 3,76 (0) 0,33 0,42 0,44
x Kompresibilitas 14,71 ± 13,62 ± 12,17 ±
SD 0,19 0,06 0,13 < 15%
(%) 0,35 0,32 0,14
Rentang Keterangan :
1-5%
kelembaban F1 = konsentrasi magnesium stearat 1%
Keterangan : F2 = konsentrasi magnesium stearat 2%
F1 = konsentrasi magnesium stearat 1% F3 = konsentrasi magnesium stearat 3%
F2 = konsentrasi magnesium stearat 2%
F3 = konsentrasi magnesium stearat 3% a. Evaluasi Laju alir granul
Laju alir granul memegang peranan
Dari hasil uji kelembaban terlihat bahwa penting dalam pengisian granul ke dalam die
granul dari ketiga formula memiliki (ruang kompresi). Granul yang tidak dapat
kelembaban yang memenuhi persyaratan, mengalir dengan baik tidak bisa mengisi
yaitu antara 1%-5% (Voight, 1995). Hasil ruang cetak secara maksimal dan konstan
kelembaban granul pada ketiga formula sehingga tablet yang dihasilkan akan
kemudian diuji secara statistik dengan memiliki keseragaman bobot yang kurang
metode ANOVA One Way didapatkan hasil baik. Laju alir granul yang baik adalah
signifikansi 0,000<0,05 kemudian berkisar antara 4-10 gram/detik. Granul
dilanjutkan dengan uji LSD dan didapatkan yang mengalir baik akan dapat mengisi
hasil bahwa terdapat pengaruh yang berbeda ruang cetak secara terus menerus, konstan
bermakna antar formula dengan perlakuan dan maksimal sehingga tablet yang
perbedaan konsentrasi magnesium stearat dihasilkan dapat memenuhi keseragaman
sebagai bahan pelicin terhadap kelembaban bobot yang baik.
granul. Pada tabel 2 didapat pada formula I Laju alir granul sangat dipengaruhi oleh
angka kelembaban terendah yaitu 1,41, kandungan lembab dari granul itu sendiri,
sedangkan pada formula III angka bila kandungan lembabnya tinggi maka
kelembaban tertinggi yaitu 3,76. Hal ini ikatan (gaya tarik) antar partikel granul
dikarenakan magnesium stearat yang menjadi lebih kuat karena kontak
bersifat hidrofob mampu mengikat udara permukaan naik. Karena gaya tarik antar
panas yang dapat menyempurnakan proses partikel besar akibatnya granul semakin
penguapan air di dalam oven. Dapat cepat mengalir. Oleh karena itu perlu
dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi dilakukan uji kandungan lembab dari granul
magnesium stearat yang digunakan, maka sebelum granul dicetak menjadi tablet.
semakin banyak air yang menguap di dalam Kandungan lembab dari granul yang
oven sehingga hal ini menyebabkan bobot diperbolehkan adalah 1-5% (Agoes, 1984;
granul menjadi berkurang dan nilai Lachman et al., 1994; Voigt, 1994). Dari
kelembaban granul menjadi tinggi (Voight, tabel 3 dapat dikatakan bahwa granul dari
1995). ketiga formula telah memenuhi persyaratan
laju alir yang baik yaitu berkisar antara 4-10 kemampuan serbuk atau granul untuk
gram/detik (Aulton, 1996). menjadi bentuk yang lebih stabil jika
Dari data di atas dapat dikatakan bahwa mendapat tekanan, yaitu mudah menyusun
penggunaan magnesium stearat dengan diri pada saat memasuki ruang cetak
konsentrasi 3% menunjukkan laju alir granul kemudian mengalami deformasi menjadi
yang paling baik. Dimana semakin tinggi bentuk yang mampat dan akhirnya menjadi
konsentrasi magnesium stearat, semakin massa yang kompak dan stabil (Lachman et
tinggi pula kemampuannya mengatasi al., 2008). Nilai kompresibilitas dibawah
melekatnya antar partikel sehingga 15% biasanya memberikan sifat alir yang
mengurangi gesekan antar partikel dan hal baik dan diatas 15% menunjukkan
ini menyebabkan kecepatan alir granul kemampuan alir yang buruk (Lachman et
menjadi baik (Padmadisastra et al., 2009). al., 2008). Dari ketiga formula yang diuji
hasil indeks pengetapannya lebih kecil dari
b. Evaluasi Sudut Diam Granul 15% sehingga granul dari ketiga formula
Hasil evaluasi granul dari ketiga formula memiliki sifat alir yang baik.
yang dibuat pada penelitian kali ini, telah Dapat dilihat pada tabel 3 nilai
memenuhi persyaratan sudut diam granul persentase kompresibilitas terendah pada
yang baik yaitu memiliki sudut diam kurang formula III yaitu 12,17, sedangkan tertinggi
dari 30o dan tidak lebih dari 40o (Banker and pada formula I yaitu 14,71. Kompresibilitas
Anderson, 1994). Yang berarti bahwa granul yang dihasilkan pada formula III lebih kecil
dari ketiga formula memiliki sudut diam dibandingkan formula lainnya disebabkan
yang baik. karena jumlah fines pada formula III sedikit
Pada tabel 3 dapat dilihat nilai sudut sehingga terdapat sedikit rongga-rongga
diam granul formula III terendah yaitu pada granul. Hal ini menyebabkan granul
25,44°. Sedangkan nilai sudut diam granul lebih mudah dimampatkan (Gordon et al,.
formula I paling tinggi yaitu 27,63°. 1989).
Menurut Sheth et.al., (1980) granul akan Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mengalir dengan baik bila memiliki sudut semakin meningkatnya penggunaan
diam antara 25°-40°. Sudut diam granul konsentrasi magnesium stearat sebagai
dipengaruhi oleh kandungan lembab. Bila bahan pelicin mengakibatkan semakin
kandungan lembab granul tinggi, maka rendahnya nilai kompresibilitas. Dimana
sudut diam granul menjadi semakin kecil. dengan semakin rendahnya nilai
Hal ini disebabkan karena dengan adanya kompresibilitas, maka granul mudah
lembab maka ikatan antar partikel menjadi menyusun diri saat memasuki ruang cetak
kuat sehingga granul yang dihasilkan kemudian mengalami deformasi menjadi
semakin cepat untuk bergerak turun (Wadke bentuk yang mampat (Lachman et al.,
and Jacobson, 1980). 1976).
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa
penggunaan magnesium stearat dengan b. Evaluasi Karakteristik Fisik Tablet
konsentrasi yang berbeda menghasilkan Granul yang telah memenuhi kriteria
sudut diam granul yang berbeda. Dimana persyaratan pada uji granul selanjutnya
penggunaan magnesium stearat dengan dicetak. Tablet dibuat dengan cara
konsentrasi 3% memiliki sudut diam yang mengempa granul vitamin E pada mesin
paling kecil. Dimana semakin kecil sudut stempel yang disebut pencetak atau press
diam maka sifat alir granul menjadi semakin (Lachman et al., 2008). Bila jumlah fines
besar dan hal ini menyebabkan granul berlebihan dapat menyebabkan tablet
menjadi lebih cepat mengalir (Chowhan, capping saat dicetak. Uji evaluasi tablet
1980). meliputi penampilan fisik, keseragaman
c. Evaluasi Kompresibilitas Granul bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet
Kompresibilitas merupakan salah satu dan uji waktu hancur.
faktor penting dalam menentukan
1). Penampilan Fisik Tablet 2). Uji Keseragaman Bobot
Penampilan fisik tablet yang diuji Evaluasi keseragaman bobot tablet
meliputi bentuk, permukaan, warna, ada merupakan salah satu tolak ukur untuk
tidaknya bau, ketebalan dan diameter. memastikan bahwa tablet mengandung sejumlah
(Lachman et al., 2008). Dari penampilan obat yang tepat (Lachman et al., 2008). Jumlah
fisik tablet ini juga dapat dilihat apakah bahan yang diisi ke dalam cetakan yang akan
campuran bahan yang digunakan telah dikempa menentukan bobot tablet yang
tercampur homogen atau tidak berdasarkan dihasilkan (Ansel, 2008). Di bawah ini
dari warna yang dihasilkan. Ketebalan dan merupakan tabel hasil evaluasi keseragaman
diameter tablet juga merupakan faktor bobot tablet vitamin E untuk anjing :
penting yang perlu diperhatikan karena akan
mempengaruhi bobot tablet yang dihasilkan. Tabel 5. Hasil Evaluasi Keseragaman
Menurut Siregar (1992), tebal tablet pada Bobot
umumnya tidak lebih besar dari 50% Hasil evaluasi Formula
diameter tablet. No keseragaman
I II III
bobot
Bobot rata-rata 502 + 500 + 501 +
Tabel 4 Hasil Evaluasi Penampilan Fisik 1
tablet + SD 1,00 0,57 1,00
Tablet Vitamin E Penyimpangan 5
Evaluasi Formula 2 % dari bobot 25,10 25,00 25,05
Formula I Formula II rata-rata tablet
Penampilan III
No Mg stearat Mg stearat
Fisik Mg stearat Rentang
1% 2%
Tablet 3% penyimpangan 476.90- 475.00- 475.95-
3
Bulat Bulat Bulat 5% dari bobot 527.10 525.00 526.05
pipih, pipih, pipih, rata-rata
Bentuk dan permukaan permukaan permukaan Penyimpangan
1
permukaan rata tidak rata tidak rata tidak 4 10% dari bobot 50,20 50,00 50,10
ada ada ada rata-rata tablet
capping capping capping Rentang
Kuning Kuning Kuning penyimpangan 451,80- 450,00- 450,90-
2 Warna 5
lemah lemah lemah 10% dari bobot 552,20 550,00 551,10
Bau khas Bau khas Bau khas rata-rata
3 Bau
vitamin E vitamin E vitamin E 6 KV (%) 0,19 0,11 0,19
4 Diameter 1,20 cm 1,20 cm 1,20 cm Keterangan :
0,38 ± 0,38 ± 0,38 ± FI = konsentrasi magnesium stearat 1%
5 Ketebalan
0,005 cm 0,005cm 0,005cm F II = konsentrasi magnesium stearat 2%
F III = konsentrasi magnesium stearat 3%

Evaluasi terhadap penampilan fisik tablet Hasil evaluasi keseragaman bobot tablet
yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara ditunjukkan pada tabel 5 menunjukkan
melihat penampilan fisik tablet secara visual. bahwa ketiga formula tablet memenuhi
Hasil evaluasi tablet dapat dilihat pada tabel 4.3. persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III
Pada penampilan fisik tablet, bentuk permukaan (Anonim a, 1979). Menurut Farmakope
tablet adalah bulat pipih, permukaan rata dan Indonesia untuk tablet dengan rata-rata
tidak mengalami capping. Dalam hal ini tablet berat lebih dari 300 mg, tidak boleh ada 2
telah memenuhi persyaratan pada uji tablet yang menyimpang 5% dari bobot
kelembaban granul sebelumnya, sehingga pada rata-rata dan tidak satupun tablet yang
proses pencetakan granul tidak melekat pada menyimpang 10% dari bobot rata-rata.
cetakan. Warna dari tablet vitamin E adalah Penyimpangan keseragaman bobot tablet
kuning lemah yang merupakan warna campuran yang dihasilkan dapat dilihat dari koevisien
dari zat aktif dengan diameter 1,2 cm dan variasi yang dihasilkan dari ketiga formula
dengan ketebalan tablet 0,38 ± 0,005 cm. Hal ini (Jufri, 2006).
menandakan bahwa ketiga formula telah Berdasarkan dari tabel 5 diperoleh hasil
memenuhi syarat ketebalan dan diameter tablet bahwa penyimpangan keseragaman bobot
yang baik yang dianjurkan oleh Siregar (1992). tablet pada formula I (0,19%), formula II
(0,11%) dan formula III (0,19%) telah
memenuhi persyaratan penyimpangan bermakna antar formula dengan perlakuan
keseragamana bobot tablet yang terdapat perbedaan konsentrasi magnesium stearat
dalam Farmakope Indonesia Edisi III. Hal sebagai bahan pelicin terhadap kekerasan
ini membuktikan bahwa ketiga macam tablet.
formula yang telah dibuat memiliki sifat Kekerasan tablet yang dihasilkan pada
alir yang baik dan ini sesuai dengan hasil formula I (56,43 + 4,08 Newton) paling
evaluasi granul yang didapat. Keseragaman rendah dibandingkan kekerasan tablet pada
bobot sangat dipengaruhi oleh baik formula II (66,13 + 1,11 Newton) dan
tidaknya sifat alir. Sifat alir yang baik kekerasan tablet pada formula III (71,75 +
menyebabkan volume bahan yang masuk 1,12 Newton) disebabkan karena konsentrasi
ke dalam ruang kompresi akan seragam magnesium stearat yang digunakan pada
sehingga variasi berat tablet yang formula I adalah paling rendah sehingga
dihasilkan tidak terlalu besar (Kuswahyuni, mengakibatkan nilai kompresibilitasnya
2005). Keseragaman bobot tablet akan yang paling tinggi dan kelembabannya yang
mempengaruhi kandungan bahan obat atau paling rendah dibandingkan formula II dan
zat aktif untuk mencapai tujuan terapi yang III. Hasil kekerasan tablet ketiga formula
diharapkan (Lachman et al., 2008). kemudian dibandingkan dengan hasil
kekerasan tablet dari produk acuan yaitu
3). Uji Kekerasan Tablet tablet anjing yang telah beredar di pasaran.
Kekerasan tablet merupakan parameter Dari formula I, II dan III formula yang
yang menggambarkan ketahanan tablet paling mendekati kekerasan tablet produk
dalam melawan tekanan-tekanan mekanik acuan adalah formula II dengan nilai 66,13 ±
seperti goncangan mekanik pada saat 1,11. Untuk mencari hubungan antara
pembuatan, pengepakan serta perlakuan peningkatan konsentrasi magnesium stearat
berlebihan (Parrott, 1971). Berikut ini sebagai bahan pelicin terhadap kekerasan
merupakan hasil evaluasi kekerasan tablet tablet didapatkan hasil sebagai berikut :
pada tablet vitamin E untuk anjing :

Tabel 6. Hasil Evaluasi Kekerasan Tablet


Produk
Formula Formula Formula
Hasil acuan
I (N) II (N) III (N)
(N)
x 56,43 66,13 71,75 66,12
SD 4,08 1,11 1,12 7,08
Keterangan :
F I = konsentrasi magnesium stearat 1%
F II = konsentrasi magnesium stearat 2%
F III = konsentrasi magnesium stearat 3%

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel


6 menunjukkan bahwa hasil kekerasan tablet
dari ketiga macam formula dan produk
acuan tersebut telah memenuhi persyaratan
kekerasan tablet yang baik yaitu antara 39,2-
78,4 Newton (Parrot, 1971). Hasil evaluasi Gambar 1. Grafik Evaluasi Kekerasan Tablet
kekerasan tablet vitamin E untuk anjing Vitamin E Untuk Anjing
pada ketiga formula kemudian diuji secara
statistik dengan metode ANOVA One Way Berdasarkan persamaan regresi linier di
didapatkan hasil signifikansi 0,001<0,05 atas diperoleh nilai r (koefisin korelasi)
kemudian dilakukan uji LSD dan didapatkan adalah 0,987. Hal ini menandakan bahwa
hasil bahwa terdapat pengaruh yang berbeda nilai koefisien regresi mempunyai kekuatan
korelasi yang sangat kuat. Maka dari hal ini 1,0%. Semakin besar harga persentase
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kerapuhan, maka semakin besar massa tablet
antara peningkatan konsentrasi magnesium yang hilang (Sulaiman, 2007). Berikut ini
stearat terhadap nilai kekerasan tablet. Dari merupakan tablet kerapuhan tablet vitamin
grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin E.
tinggi konsentrasi magnesium stearat
sebagai bahan pelicin mengakibatkan Tabel 7. Hasil Evaluasi Kerapuhan Tablet
kekerasan tablet semakin meningkat yang Formula Formula Formula
Produk
ditandai dengan nilai positif (+) pada nilai Hasil acuan
I (%) II (%) III (%)
slope peubah x. Sedangkan nilai r2 (koefisien (%)
determinasi) sebesar 0,976 berarti x 0,85 0,55 0,28 0,38
meningkatnya kekerasan tablet dari ketiga SD 0,04 0,05 0,05 0,17
formula sekitar 97,6% ditentukan oleh Keterangan :
peningkatan konsentrasi bahan pelicin FI = konsentrasi magnesium stearat 1%
F II = konsentrasi magnesium stearat 2%
magnesium stearat yang digunakan F III = konsentrasi magnesium stearat 3%
(Sarwono, 2006).
Pada data di atas didapatkan hasil bahwa Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
semakin tinggi konsentrasi magnesium 4.6 menunjukkan bahwa hasil kerapuhan
stearat sebagai bahan pelicin mengakibatkan tablet dari ketiga macam formula dan
nilai kekerasan tablet semakin meningkat. produk acuan tersebut telah memenuhi
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persyaratan kerapuhan tablet yang baik yaitu
kompresibilitas dan kelembaban granul yang tidak lebih dari 1% (Voigt, 1984). Hasil
dihasilkan pada uji granul (Nugrahani, evaluasi kerapuhan tablet vitamin E untuk
2005). anjing pada ketiga formula kemudian diuji
Pada evaluasi kelembaban granul dari secara statistik dengan metode ANOVA One
ketiga formula diperoleh hasil bahwa Way didapatkan hasil signifikansi
kelembaban granul akan semakin meningkat 0,000<0,05 kemudian dilanjutkan dengan uji
seiring dengan meningkatnya konsentrasi LSD dan didapatkan hasil bahwa terdapat
magnesium stearat. Kelembaban granul pengaruh yang berbeda bermakna antar
yang semakin meningkat mengakibatkan formula dengan perlakuan perbedaan
daya kohesif antar partikel akan semakin konsentrasi magnesium stearat sebagai
meningkat sehingga dihasilkan nilai bahan pelicin terhadap kerapuhan tablet.
kekerasan tablet yang semakin besar (Jufri, Kerapuhan tablet yang dihasilkan pada
2006). Kompresibilitas granul yang formula I paling tinggi (0,85 + 0,04%)
semakin rendah mengakibatkan granul akan dibandingkan formula II (0,55 + 0,05%) dan
semakin kompak ketika dicetak menjadi III (0,28 + 0,05%) disebabkan nilai
tablet dan nilai kekerasan tablet akan kekerasan tablet yang dihasilkan yang paling
semakin tinggi (Hadisoewignyo, 2007). rendah dibandingkan formula II dan III.
Nilai kerapuhan tablet ketiga formula
4). Uji Kerapuhan Tablet kemudian dibandingkan dengan kerapuhan
Kerapuhan tablet menunjukkan tablet pada produk acuan yaitu tablet anjing
kekuatan ikatan partikel-partikel pada yang telah beredar di pasaran. Diantara
bagian tepi atau permukaan tablet yang ketiga formula tersebut yang paling
ditandai sebagai massa partikel yang mendekati kerapuhan tablet dari produk
terlepas dari tablet. Harga kerapuhan yang acuan adalah formula II dengan nilai 0,55 ±
tinggi dapat terjadi karena ikatan partikel 0,05%.
pada bagian tepi tablet kurang kuat, Untuk mencari hubungan antara
sehingga adanya gesekan pada bagian peningkatan konsentrasi magnesium stearat
tersebut menyebabkan partikel lepas dengan sebagai bahan pelicin terhadap kerapuhan
mudah (Sheth et al., 1980). Kerapuhan tablet didapatkan hasil sebagai berikut :
tablet dianggap baik bila tidak lebih dari
mengakibatkan nilai kerapuhannya akan
semakin besar (Jufri, 2006).
Faktor lainnya yang juga berpengaruh
terhadap nilai kerapuhan tablet yang
dihasilkan dari ketiga macam formula
adalah kelembaban granul, dimana granul
dengan kelembaban yang rendah memiliki
daya kohesif yang kecil, sehingga
menghasilkan tablet dengan nilai kerapuhan
yang lebih tinggi (Banker and Anderson,
1986). Berdasarkan hasil evaluasi
kelembaban granul dihasilkan bahwa
kelembaban granul yang paling rendah
dihasilkan pada formula I sehingga nilai
kerapuhan tablet yang dihasilkan pada
Gambar 2. Grafik Evaluasi Kerapuhan Tablet formula I paling besar dibandingkan nilai
Vitamin E Untuk Anjing kerapuhan yang dihasilkan dari formula II
dan III.
Berdasarkan persamaan regresi linier di
atas diperoleh nilai r (koefisin korelasi) 5). Uji Waktu Hancur Tablet
Waktu hancur adalah waktu yang
adalah 0,999. Hal ini menandakan bahwa
nilai koefisien regresi mempunyai kekuatan dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur
korelasi yang sangat kuat. Maka dari hal ini menjadi granul atau partikel penyusunnya
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan (Sulaiman, 2007). Berikut ini merupakan
antara peningkatan konsentrasi magnesium tabel hasil evaluasi waktu hancur tablet
stearat terhadap nilai kerapuhan tablet. Pada vitamin E untuk anjing :
grafik tersebut diketahui bahwa semakin
tinggi konsentrasi magnesium stearat Tabel 8. Hasil Evaluasi Waktu Hancur
Formula Formula Formula Produk
sebagai bahan pelicin mengakibatkan nilai
Hasil I II III acuan
kerapuhan tablet semakin menurun yang (menit) (menit) (menit) (menit)
ditandai dengan nilai negatif (-) pada nilai
x 16,22 21,37 29,13 21,73
slope peubah x. Sedangkan nilai r2 (koefisien
determinasi) sebesar 0,999 berarti SD 0,56 0,08 0,57 1,97
menurunnya kerapuhan tablet dari ketiga Keterangan :
formula sekitar 99,9% ditentukan oleh F I = konsentrasi magnesium stearat 1%
F II = konsentrasi magnesium stearat 2%
peningkatan konsentrasi bahan pelicin F III = konsentrasi magnesium stearat 3%
magnesium stearat yang digunakan.
Pada data di atas didapatkan hasil bahwa Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
semakin tinggi konsentrasi magnesium 8 menunjukkan bahwa hasil waktu hancur
stearat sebagai bahan pelicin mengakibatkan tablet dari ketiga macam formula dan
nilai kerapuhan tablet semakin menurun. Hal produk acuan tersebut telah memenuhi
ini disebabkan karena adanya perbedaan persyaratan waktu hancur tablet yaitu
nilai kekerasan tablet yang dihasilkan berkisar antara 15 sampai 30 menit atau
masing-masing tablet. Semakin rendah nilai 900-1800 detik (Husain, 2002). Hasil
kekerasan suatu tablet maka nilai evaluasi waktu hancur tablet vitamin E
karapuhannya pun semakin bertambah untuk anjing pada ketiga formula kemudian
(Nattawat, 2008). Tablet dengan nilai diuji secara statistik dengan metode
kekerasan yang semakin rendah cenderung ANOVA One Way didapatkan hasil
mengakibatkan tablet menjadi rapuh dan signifikansi 0,000<0,05 kemudian
pecah menjadi serpihan sehingga dilanjutkan dengan uji LSD dan didapatkan
hasil bahwa terdapat pengaruh yang berbeda dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antar formula dengan perlakuan antara peningkatan konsentrasi magnesium
perbedaan konsentrasi magnesium stearat stearat terhadap nilai waktu hancur tablet.
sebagai bahan pelicin terhadap waktu hancur Pada data di atas diperoleh hasil bahwa
tablet. Waktu hancur tablet yang dihasilkan semakin tinggi konsentrasi magnesium
pada formula III (29,13 + 0,57 menit) paling stearat sebagai bahan pelicin mengakibatkan
tinggi dibandingkan formula II (21,37 + nilai waktu hancur tablet semakin meningkat
0,08 menit) dan formula I (16,22 + 0,56 yang ditandai dengan nilai positif (+) pada
menit) disebabkan karena tablet pada nilai slope peubah x. Sedangkan nilai r2
formula III tidak mampu menyerap air (koefisien determinasi) sebesar 0,993 berarti
dalam jumlah yang cukup untuk meningkatnya waktu hancur tablet dari
menimbulkan aksi melawan bahan pengikat ketiga formula, sekitar 99% ditentukan oleh
dan tekanan kompresi sehingga waktu peningkatan konsentrasi bahan pelin
hancur tablet menjadi besar, kekerasan tablet magnesium stearat yang digunakan.
yang tinggi dapat mempersulit masuknya air Pada data di atas didapatkan hasil bahwa
kedalam tablet sehingga semakin lama semakin tinggi konsentrasi magnesium
waktu hancur tablet (Soebagyo, 1994). stearat sebagai bahan pelicin mengakibatkan
Waktu hancur tablet ketiga formula nilai waktu hancur tablet semakin
kemudian dibandingkan dengan produk meningkat. Hal ini disebabkan karena
acuan yaitu tablet anjing yang telah beredar magnesium stearat bersifat hidrofob, dimana
di pasaran dan diperoleh hasil bahwa akan menghalangi penetrasi air ke dalam
formula II dengan waktu hancur 21,37 + tablet sehingga akan memperlambat waktu
0,08 menit merupakan formula yang hancur tablet (Soebagyo, 1994). Faktor lain
memiliki waktu hancur tablet paling yang juga mempengaruhi waktu hancur
mendekati produk acuan. tablet adalah kelembaban granul, kekerasan
Untuk mencari hubungan antara tablet dan kerapuhan tablet. Dengan
peningkatan konsentrasi magnesium stearat meningkatnya kelembaban granul akan
sebagai bahan pelicin terhadap kekerasan menghasilkan daya kohesif semakin besar
tablet didapatkan hasil sebagai berikut : sehingga menghasilkan tablet yang semakin
keras dengan kerapuhan yang kecil.

SIMPULAN

Variasi konsentrasi magnesium stearat


sebesar 1%, 2% dan 3% sebagai bahan
pelicin tablet berpengaruh terhadap sifat
fisik tablet (kekerasan, kerapuhan dan waktu
hancur). Peningkatan konsentrasi
magnesium stearat sebagai bahan pelicin
tablet dapat meningkatkan nilai kekerasan
tablet (56,43 N - 71,75 N), menurunkan
persentase kerapuhan tablet (0,85% - 0,28%)
Gambar 3. Grafik Evaluasi Waktu Hancur dan meningkatkan nilai waktu hancur tablet
Tablet Vitamin E Untuk Anjing (16,22 menit - 29,13 menit) secara linier
dengan korelasi yang sangat kuat.
Berdasarkan persamaan regresi linier di Ketiga variasi konsentrasi magnesium
atas diperoleh nilai r (koefisin korelasi) stearat sebagai bahan pelicin tablet,
adalah 0,993. Hal ini menandakan bahwa diperoleh hasil evaluasi kekerasan dan
nilai koefisien regresi mempunyai kekuatan kerapuhan yang telah memenuhi persyaratan
korelasi yang sangat kuat. Maka dari hal ini yang terdapat di dalam Farmakope
Indonesia serta waktu hancur tablet yang The Theory and Practise of Industrial
telah memenuhi persyaratan waktu hancur Pharmacy. Philadelpia: Lea and Febiger.
tablet anjing. Formula optimum diperoleh
dengan membandingkan secara deskriptif Chowhan, ZT. 1980. Role of Binders in
hasil evaluasi tablet dengan produk acuan Moisture Induced Hardness Increase in
yang telah beredar di pasaran. Berdasarkan Compressed Tablets and Its Effect on In
hal tersebut, konsentrasi magnesium stearat Vitro Disintegration and Disolution.
sebagai bahan pelicin yang optimum dalam J.Pharm.Sci.,Volume 69, 1-4.
formulasi tablet vitamin E untuk anjing
adalah 2%. Cuningham, Charles R., Laura K.S. 2000.
Optimizing Lubricant Usage In A Direct
DAFTAR PUSTAKA Compression Hydrochlorothiazide
Formulation Containing a Plastically
Anonim a. 1979. Farmakope Indonesia Deforming Excipient. Colorcon. West Point.
Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI. Gordon, R. E., Rosanske, T.W., Fonner, D
E., Anderson, N R dan Banker, G. S. 1989.
Anonim b. 1995. Farmakope Indonesia Granulation Technology And Tablet
Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Characterization. New York : Marcel
RI. Dekker, Inc.

Anonim c. 1996. Veterinary Drugs Act.


Canada: Queens Printer . Hadisoewignyo, Lannie dan Achmad
Fudholi. 2007. Studi Pelepasan In Vitro
Anonim d. 2009. Bali Gelar Sensus Ibuprofen Dari Matriks Xanthan Gum Yang
Populasi Anjing (Serial Online), (Cited 2009 Dikombinasikan Dengan Suatu Crosslinking
Jan, 30) Available from: URL:http//www. Agent . Yogyakarta : Fakultas Farmasi
Antaranews.com. Universitas Gadjah Mada.

Agoes, G. 1984. Pertimbangan Untuk Hussain, et al., 2004. Evaluation Of The In


Menyususn Formula Tablet Cetak Vivo Disintegran Of Solid Dosage Forms Of
Langsung. Seminar Avicel dan Ac-Di-Sol. Bile Acid Sequestrant In Dogs Using
Jakarta. 2,12. Gamma-Scintigraphy and Correalation To
In Vitro Disintegran. Kentucky:
Ansel, H. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Scintipharma inc.
Farmasi Edisi IV. Jakarta : Universitas
Indonesia Press. Jones, Meyer L. 1957. Veterinary
Pharmacology and Therapeutics, 2st Edition.
Lowa: The Lowa State College Press.
Aulton, Michael E. 1996. Pharmaceutics:
the Science of Dosage Form Design. Jufri, M dan Rosmala Dewi. 2006. Studi
London: Churchill Livingstone. Kemampuan Pati Biji Durian Sebagai
Bahan Pengikat Dalam Tablet Ketoprofen
Secara Granulasi Basah. Departemen
Baggot and Brown. 1998. Development and Farmasi FMIPA : Universitas Indonesia,
Formulation of Veterinary Dosage Forms, Depok
2nd edition Revised and Expanded. Marker
Dekker, Inc. New York Kurniawati, S. 2009. Pengaruh
Penambahan Polisorbat 80 Terhadap Waktu
Banker, G.S., Anderson N.R. 1994. Tablet. Hancur dan Disolusi Tablet Dimenhidrinat
In: Lachman C.L., Lieberman, H.A., Kanig. Dibuat Secara Granulasi Basah. Medan :
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.

Lachman C.L, Lierberman H.A., J.L Kanig


(eds). 2008. Teori dan Praktek Farmasi
Industri, edisi 2 (Terjemahan). Jakarta: UI
press.

Padmadisastra, Yudi dan Dradjad


Priambodo. 2005. Formulasi Tablet Ekstrak
Buah Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl.)
Dengan Metode Kempa Langsung.
Sumedang: Jurusan Farmasi FMIPA
Universitas Padjajaran.

Parrott, E.L. 1971. Pharmaceutical


Technology Fundamental Pharmaceutics 3rd
Edition. Mineapolis : Burgess Publishing
Company.

Rowe C.R., P.J. Shekey, and P.J. Weller.


2003. Handbook of Pharmaceutical
Exipients. London: Pharmaceutical Press.

Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian


Menggunakan SPSS 13. Yogyakarta:
Penerbit Andi. Hal 68-71.

Sheth, B.B., Bandelin F.J., Shangraw R.F.


1980. Compressed Tablet, In Lachman L.,
Lieberman H.A., Kanig J.L. (editor).
Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets,
Volume I. New York: Marcel Dekker Inc.

Siregar C. 1992. Granulation


Characterization Methods and Significance.
Proceedings, Seminar Validasi di Industri
Farmasi sebagai Pendukung Pelaksanaan
CPOB Jurusan Farmasi FMIPA ITB.
Bandung 1 Mei 1992.

Soebagyo, S. 1994. Pengaruh Magnesium


Stearat, Polietikenglikol 4000 atau
Campurannya Terhadap Sifat Fisis dan
Profil Disolusi Deksametason Pada Tablet
Campuran Interaktif Deksametason.
Majalah Farmasi Indonesia 5 (1).

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran teknologi


Farmasi. Yogyakarta: UGM press.

S-ar putea să vă placă și