Sunteți pe pagina 1din 5

TEMPLATE FULLPAPER

Sudrajat, A., Prosiding SISTEM, Volume x Nomor x, x 20xx SISTEM

ANALISIS SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN ALUMINIUM AA 1100


DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING (FSW)

Angger Sudrajat F.P.1, Sumarji2


1Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember
2Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121

Email: anggersudrajat@unej.ac.id

ABSTRACT

Aluminum and aluminum alloys have properties that are less well when compared to steel, such as
specific heat and has a high conductivity. They are also easily oxidized and form an aluminum oxide
Al2O3 which have a high melting point. Consequently, when they are welded the fusion between base
and weld metal will be blocked. Moreover, if the cooling process is too fast it will form a smooth
cavity ex-pouch of hydrogen. Friction stir welding (FSW) is a challenging alternative for joining
aluminum alloy. In FSW, process occur in the solid state (solid state joining). In this research, some
attempts were carried out to find the best quality of welding, in term of mechanical properties and
microstructure. Tool rotation speed was varied at 780, 980, 1120 rpm. Whereas, feed rate used was
keep constantly at 15 mm/min. The material to be welded is a- 4.0 mm thick aluminum AA 1100
strips. Result showed that the highest strength obtained is 56.528 MPa at 1120 rpm and the lowest
strength obtained is 38.472 MPa at 980 rpm. Wormholes and the lack of penetration defects are the
main things that reduce the tensile strength. From micro observations known on the grains shape of
the stir zone, FeAl3 particles is spread more evenly in matrix of Al due to the stir process during
the welding process. Hardness tests showed that the weld metal is softer than the base metal.

Keywords: Aluminum, welding, FSW

ABSTRAK

Aluminium dan paduan aluminium memiliki sifat yang kurang baik jika dibandingkan dengan baja,
seperti panas spesifik dan memiliki konduktivitas yang tinggi. Mereka juga mudah teroksidasi dan
membentuk aluminium oksida Al2O3 yang memiliki titik leleh tinggi. Akibatnya, ketika mereka
dilas fusi antara logam dasar dan logam las akan tersumbat. Selain itu, jika proses pendinginan terlalu
cepat akan membentuk rongga hidrogen yang halus. Friction stir welding (FSW) adalah alternatif
yang menantang untuk bergabung dengan paduan aluminium. Dalam FSW, proses terjadi dalam
kondisi padat (solid state join). Dalam penelitian ini, beberapa upaya dilakukan untuk menemukan
kualitas pengelasan terbaik, dalam hal sifat mekanik dan mikro. Kecepatan putaran pahat bervariasi
pada 780, 980, 1120 rpm. Padahal, laju umpan yang digunakan tetap konstan pada 15 mm / menit.
Bahan yang akan dilas adalah aluminium setebal AA 1100 setebal 4,0 mm. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kekuatan tertinggi yang diperoleh adalah 56,528 MPa pada 1120 rpm dan
kekuatan terendah yang diperoleh adalah 38,472 MPa pada 980 rpm. Lubang cacing dan kurangnya
penetrasi penetrasi adalah hal utama yang mengurangi kekuatan tarik. Dari pengamatan mikro yang
diketahui pada bentuk butir zona aduk, partikel FeAl3 tersebar lebih merata dalam matriks Al karena
proses pengadukan selama proses pengelasan. Tes kekerasan menunjukkan bahwa logam las lebih
lunak dari logam tidak mulia.

Kata kunci: Aluminum, pengelasan, FSW

PENDAHULUAN cukup baik dan aluminium lebih ringan daripada


Aluminium dan paduan aluminium besi atau baja. Penggunaan aluminium khususnya
termasuk logam ringan yang memiliki kekuatan tipe AA 1100 pada dunia industri banyak
tinggi, tahan terhadap karat, konduktor listrik yang digunakan untuk heat exchangers, pressure

1
Sudrajat, A., Prosiding SISTEM, Volume x Nomor x, x 20xx

vessels, pipa, dan lain-lain [1]. Namun aluminium  Tool Stainless Steel diamater shoulder 18 mm,
dan paduan aluminium mempunyai sifat yang diameter pin 6 mm, dan panjang pin 3,2 mm
kurang baik bila dibandingkan dengan baja,  Mesin milling vertikal, dengan putaran tool 780,
diantaranya adalah mempunyai panas jenis dan 980, dan 1120 rpm dan feed rate 15 mm/menit
daya hantar yang tinggi, mudah teroksidasi dan  Pasta pembersih (autosol), resin dan hardener,
membentuk oksida aluminium Al2O3 yang mesin poles, cairan etsa dengan perbandingan 1:
mempunyai titik cair yang tinggi sehingga 2 antara HF dengan alcohol
mengakibatkan peleburan antara logam dasar dan  Mesin Uji Electric Brinell Hardness Tester
logam las menjadi terhalang dan bila mengalami Hauser Henry S A dengan indentor bola baja 1,2
proses pembekuan yang terlalu cepat akan mm dan beban 12,480 kg
terbentuk rongga halus bekas kantong hydrogen  Mesin uji tarik
[2]. Seiring dengan hal tersebut maka perlu  Mikroskop Metalografi Olympus BX41M
dilakukan penelitian-penelitian agar proses
penyambungan aluminium menjadi lebih mudah Prosedur Pengujian
dan memiliki kekuatan yang optimal. Proses a) Mempersiapkan bahan dan alat yang
penyambungan aluminium paduan salah satunya digunakan untuk penelitian;
dapat dilakukan dengan cara pengelasan friction b) Meletakkan benda kerja yang sesuai di atas
stir welding [3]. meja mesin milling. Benda kerja yang
FSW (friction stir welding) merupakan digunakan adalah Aluminium tipe AA 1100
sebuah metode pengelasan yang telah berbentuk plat dengan dimensi panjang 100
diketemukan dan dikembangkan oleh Wayne mm, lebar 120 mm dan tebal 4 mm. Posisi
Thomas untuk benda kerja alumunium dan benda kerja saling bersinggungan satu sama
alumunium alloy pada tahun 1991 di TWI (The lain;
Welding Institute) Amerika Serikat [4]. Prinsip c) Mengatur putaran tool pada mesin milling
kerja FSW adalah memanfaatkan gesekan dari vertical 780 rpm, 980 rpm dan 1120 rpm
benda kerja yang berputar dengan benda kerja lain d) Proses pengelasan friction stir welding;
yang diam sehingga mampu melelehkan benda e) Setelah proses pengelasan benda kerja
kerja yang diam tersebut dan akhirnya tersambung dibersihkan kemudian pembuatan spesimen
menjadi satu. Proses pengelasan dengan FSW untuk pengujian sesuai standar ASTM [7];
terjadi pada kondisi padat (solid state joining). f) Setelah pembuatan spesimen kemudian
Proses pengelasan dengan FSW terjadi pada dilakukan pengujian tarik, uji kekerasan
temperature solvus, sehingga tidak terjadi sesuai prosedur uji merusak [8] dan uji
penurunan kekuatan akibat over aging dan struktur mikro sesuai standar ASM [9];
larutnya endapan koheren. Karena temperatur g) Setelah selesai pengujian kemudian dilakukan
pengelasan tidak terlalu tinggi, maka tegangan sisa pengambilan data dan pembuatan
yang terbentuk dan distorsi akibat panas juga pembahasan pada spesimen yang telah diuji;
rendah [5]. Karakteristik mekanis sambungan pada h) Kemudian dari pembahasan tersebut diambil
FSW ditentukan oleh parameter: kecepatan kesimpulan dari hasil penelitian.
pengelasan, putaran tool, dan tekanan tool [6].
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui pengaruh parameter putaran tool dan Hasil Pengelasan FSW
laju pengelasan pada metode friction stir welding Hasil pengelasan menggunakan metode
sehingga dapat mengetahui sifat mekanik dan friction stir welding ditunjukkan pada Gambar 1.
struktumikro pada aluminium AA 1100 hasil
pengelasan.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini meliputi dua kegiatan utama
yaitu pembuatan dan pengujian. Untuk pembuatan
dan pengujian keduanya dilakukan di
Gambar 1. Hasil pengelasan FSW
Laboratorium Permesinan, Laboratorium Desain
dan Uji Bahan, Fakultas Teknik, Universitas Hasil Uji Tarik
Jember, Laboratorium Uji Bahan Universitas Dalam pengujian tarik dikenal sifat tarik
Brawijaya pada bulan Desember 2011 - Januari yaitu sifat-sifat yang berhubungan dengan
2012. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengujian tarik. Dalam sambungan las sifat tarik
pengujian adalah sebagai berikut: dipengaruhi oleh sifat sifat logam induk. Sifat-sifat
 Aluminium tipe AA 1100 logam induk adalah sifat-sifat logam secara umum
yang meliputi sifat fisik, sifat mekanik maupun

2
Sudrajat, A., Prosiding SISTEM, Volume x Nomor x, x 20xx

sifat kimianya. Table 1 menunjukkan nilai ultimate Pengujian kekerasan ini dilakukan pada
tensile strength hasil pengujian tarik dari hasil tiap spesimen hasil pengelasan dengan variasi
pengelasan aluminum AA 1100 dengan metode putaran tool. Table 2 menunjukkan data hasil
friction stir welding. pengujian kekerasan dengan menggunakan uji
kekerasan brinell, kemudian pada Gambar 4
Tabel 1. Data hasil pengujian tarik menunjukkan grafik perbandingan kekerasan pada
setiap variasi pengelasan.

Tabel 2. Data hasil pengujian kekerasan (BHN)

Proses pengelasan aluminium dengan


friction stir welding menggunakan putaran 780
rpm memiliki kekerasan yang paling besar.
Kekerasan yang rendah terdapat pada penggunaan
putaran 1120 rpm, ini dapat terjadi karena heat
input yang besar dapat menghasilkan bentuk grain
yang kecil. Seharusnya dalam penelitian ini
kekerasan dapat disebabkan oleh besar kecilnya
Gambar 2. Grafik variasi putaran tool terhadap putaran tool yang dipakai, semakin besar putaran
kekuatan tarik yang dipakai maka masukan panas juga akan
semakin besar dan akan membentuk grain yang
kecil sehingga menyebabkan nilai kekerasan yang
tinggi.

Gambar 3. Grafik variasi putaran tool terhadap


regangan

Dari Gambar 2 tampak terlihat jelas bahwa Gambar 4. Grafik nilai kekerasan hasil pengelasan
friction stir welding
kekuatan tarik tertinggi (UTS) terbesar terdapat
pada proses pengelasan menggunakan putaran tool Pada pengelasan friction stir welding,
1120 rpm yaitu sebesar 56,528 MPa, kemudian penyambungan logam dilakukan dengan gesekan
berturut-turut yaitu putaran tool 780 sebesar dan adukan tanpa memasukkan logam baru
52,222 MPa, putaran tool 980 rpm sebesar 38,472 diantara material. Dan hasil pengelasan pada
MPa. Cacat wormholes pada pengelasan dengan daerah stir zone tentu saja tidak bisa melebihi
putaran tool 980 rpm adalah hal utama yang kekuatan dari base metal. Sifat yang kurang baik
mengurangi kekuatan tarik dan juga ditambah dari proses ini adalah terjadinya pelunakan pada
dengan kurangnya penetrasi pada hasil pengelasan. daerah las sebagai akibat panas yang timbul.
Sedangkan untuk regangan pada Gambar 3 yang Penurunan nilai kekerasan pada daerah lasan,
terjadi pada pengujian tarik ini regangan terbesar selain karena karakteristik dari paduan itu sendiri
terjadi pada proses pengelasan dengan putaran tool juga disebabkan karena proses pengerasan tidak
780 rpm yaitu sebesar 21,875 %, dan untuk bisa terjadi ketika proses pengelasan berlangsung.
regangan terkecil terjadi pada proses pengelasan Okimura dan Wiryosumarto menyatakan bahwa
dengan putaran tool 980 rpm sebesar 15,625 %. pengerasan akan tercapai bila terjadi pengendapan
fasa kedua pada temperatur 160- 185°C dalam
Hasil Uji Kekerasan waktu 6 - 20 jam [2].

3
Sudrajat, A., Prosiding SISTEM, Volume x Nomor x, x 20xx

Hasil Uji Foto Makro


Pengamatan makro dilakukan untuk
mengetahui dan membedakan daerah hasil lasan
yang terdiri dari logam induk, HAZ, TMAZ dan
stir zone pada hasil pengelasan friction stir
welding. Pada Gambar 5 dapat dilihat hasil dari
pengamatan foto makro untuk pengelasan dengan
variasi putaran tool 780 rpm, 980 rpm dan 1120 Gambar 6. Struktur mikro base metal Aluminium
rpm. AA1100, menurut ASM Hand Book Metalography and
Microstructures (kiri), dengan pembesaran 400x
(kanan)

(a) (b) (c)


Gambar 7. Struktur mikro daerah stir zone dengan
variasi putaran tool: (a) 780 rpm, (b) 980 rpm dan (c)
1120 rpm, pembesaran 400x

Gambar 5. Foto makro hasil pengelasan dengan variasi HAZ


putaran tool: (a) 780 rpm, (b) 980 rpm, dan (a) (b) (c)
(c) 1120 rpm
Gambar 8. Struktur mikro daerah transisi antara TMAZ
dan HAZ dengan variasi putaran tool: (a) 780 rpm, (b)
Dari Gambar 5 dapat diketahui daerah – 980 rpm dan (c) 1120 rpm, pembesaran 100x
daerah hasil pengelasan friction stir welding dan
adanya cacat wormholes pada setiap variasi
pengelasan. Cacat wormholes terbesar terdapat
pada hasil pengelasan dengan putaran tool 980 rpm
dan juga adanya celah karena kurangnya penetrasi
dan menimbulkan konsentrasi tegangan pada hasil
pengelasan, celah ini juga terjadi pada variasi
putaran tool 780 rpm. (a) (b) (c)
Hasil Uji Foto Mikro Gambar 9. Struktur mikro daerah HAZ dengan variasi
Pengamatan struktur mikro dilakukan putaran tool: (a) 780 rpm, (b) 980 rpm dan (c) 1120
untuk mengetahui perubahan struktur mikro yang rpm, pembesaran 400x
terjadi akibat adanya proses pengelasan dengan
metode friction stir welding, yaitu di daerah stir KESIMPULAN
zone, TMAZ, HAZ, dan base metal seperti yang Dari hasil penelitian proses pengelasan
dijelaskan pada Gambar 7 – 9. Pada pengelasan dengan metode friction stir welding yang telah
friction stir welding paduan AA 1100 hanya terjadi dilakukan pada material Aluminium 1100 dengan
penghalusan partikel-pertikel pada daerah stir zone variasi putaran tool maka dapat diambil
dan tidak terjadi perubahan fase karena pada kesimpulan bahwa pengelasan alumunium AA
pengelasan ini tidak menggunakan logam pengisi. 1100 dengan metode friction stir welding (FSW)
Menurut ASM Hand Book Metalography and- dapat dilakukan dengan baik. Hasil pengujian tarik
Microstructures, partikel hitam yang terdispersi diperoleh bahwa rata - rata ultimate strength untuk
merata pada matriks aluminium adalah FeAl3, pengelasan dengan menggunakan putaran tool 780
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6 dibawah rpm adalah 52.222 MPa, untuk putaran tool 980
ini. rpm adalah 38.472 MPa dan putaran tool 1120
adalah 56.528 MPa. Dengan hasil ini dapat
diketahui bahwa ultimate strength yang tertinggi

4
Sudrajat, A., Prosiding SISTEM, Volume x Nomor x, x 20xx

adalah dengan menggunakan putaran tool 1120 Las FSW (Friction Stir Welding) pada
rpm dan ultimate strength pada putaran tool 980 Aluminium Tipe 1xxx;
rpm adalah yang terendah. Cacat wormholes pada [2] Okamura, T. & Wiryosumarto, H., 1996,
pengelasan dengan putaran tool 980 rpm adalah hal Teknologi Pengelasan Logam, Pradya
utama yang mengurangi kekuatan tarik pada Paramita, Jakarta.
penelitian ini. [3] Yazdipour, A., Shafiei, A. M, Dehghani, K.
Dari pengamatan makro diketahui cacat 2009. Modeling the microstructural evolution
wormholes terbesar terdapat pada hasil pengelasan and effect of cooling rate on the nanograins
dengan putaran tool 980 rpm dan juga adanya formed during the friction stir processing of
celah karena kurangnya penetrasi dan Al5083.
menimbulkan konsentrasi tegangan pada hasil [4] Nandan, R., DebRoy, T., Bhadeshia.
pengelasan, celah ini juga terjadi pada variasi H.K.D.H. 2008. Recent advances in friction-
putaran tool 780 rpm. Dari pengamatan mikro stir welding – Process, weldment structure
diketahui bahwa bentuk butir pada daerah stir zone and properties, Progress in Materials Science
partikel FeAl3 tersebar lebih merata pada matriks 53 (2008) 980–1023;
Al yang disebabkan adanya proses puntiran pada [5] ASM. 2007. Friction Stir Welding And
saat proses pengelasan berlangsung. Pengujian Processing;
kekerasan menunjukan bahwa logam las lebih [6] Jayaraman, M., dkk. 2009. Optimization of
lunak daripada logam induk. Sedangkan daerah process parameters for friction stir welding of
TMAZ mempunyai kekerasan yang paling rendah. cast aluminium alloy A319 by Taguchi
method, Journal of Scientific & Industrial
SARAN Research, Vol. 68 January 2009, pp. 36 – 43;
Saran yang dapat diajukan agar percobaan [7] [ASTM Volume 9. 2001. Standard Test
berikutnya dapat lebih baik dan dapat Methods for Tension Testing of Metallic
menyempurnakan percobaan yang telah dilakukan Materials;
dalam penelitian ini, yaitu: perlu adanya [8] Yuwono A, H. 2009. Buku Panduan
pengembangan penelitian khususnya untuk variasi Praktikum Karakterisasi Material 1
feed rate seperti yang telah dilakukan oleh Pengujian Merusak (Destructive Testing).
Wijayanto dan Anelis [10] dan juga memvariasi Departemen Metalurgi Dan Material Fakultas
geometri tool [11] agar didapatkan hasil Teknik. Universitas Indonesia;
pengelasan yang optimal. Panjang pin pada [9] ASM Volume 9. 2001. Metalogrhapy And
shoulder sebaiknya lebih panjang akan tetapi tidak Microstructure Analisys;
melebihi dari tebal logam induk agar didapatkan [10] Wijayanto, Jarot & Anelis, Agdha. 2010.
penetrasi yang lebih dalam sehingga dapat Pengaruh Feed Rate terhadap Sifat Mekanik
dihasilkan hasil pengelasan yang lebih baik. Serta pada Pengelasan Friction Stir Welding
pengaturan holding time dianjurkan agar Alumunium 6110, Jurnal Kompetensi Teknik
didapatkan perambatan panas yang merata. Vol. 2, No.1, November 2010;
[11] Biswas, P. dan Mandal, N. R. 2011. Effect of
DAFTAR PUSTAKA Tool Geometries on Thermal History of FSW
[1] Purwaningrum, Y. dan Setyanto, K. 2011. of AA1100, Supplement to The Welding
Komparasi Sifat Fisik dan Mekanik Journal, July 2011.
Sambungan Las Tig (Tungsten Inert Gas) Dan

S-ar putea să vă placă și