Sunteți pe pagina 1din 14

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA

Indah Isnada
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The aim of this study; (1) to determine the effect of organizational culture simultaneously the
performance of employees in the Secretariat of North Mamuju regency; (2) to determine the effect
of organizational culture partially on the performance of employees in the Secretariat of the
Regional District of North Mamuju. Organizational culture theory used from Denison, while the
theoretical performance of Robbins. This type of research with a quantitative survey approach. The
study population is employees of the Secretariat of the Regional District of North Mamuju totaling
148 people were drawn using the formula to 60 respondents. Data collection techniques include
observation, questionnaires, and documentation, while the technique of data analysis using
multiple linear regression. The results showed; (1) the influence of organizational culture
simultaneously the performance of employees in the Secretariat of the Regional District of North
Mamuju determined by adaptability (adaptability), consistency (consistency), involvement
(engagement), danmission (mission) .Besar effect obtained with 62.2% the level of the strong
relationship between the variables. While the descriptive results indicate that the dimension that
has the highest percentage value is the mission (mission) with a percentage of 82.22% which
means all members of the organization have the same objectives in terms of vision and mission,
while the lower dimension is adaptability (adaptability) with a percentage of 67, 33%, which
means that the employee has not been able to learn from mistakes that it faces in its work; (2) the
influence of organizational culture partially on the performance of employees in the Secretariat of
the Regional District of North Mamuju determined by the influence of adaptability (adaptability) to
employee performance, the effect of consistency (consistency) to employee performance, the effect
of involvement (engagement) to employee performance, and influence mission (mission) to
employee performance.
Keywords: Culture, organization, performance, and employees.

Salah satu persoalan penting dalam Tenaga pegawai salah satu tenaga kerja
organisasi adalah pengelolaan sumber daya yang mempunyai peran sebagai faktor
manusia dalam organisasi, di mana penentu keberhasilan tujuan suatu organisasi
pengelolaan tersebut tentunya menekankan selain mesin atau alat-alat lainnya, karena
pada tujuan organisasi. Tujuan organisasi pegawai yang langsung bersentuhan dengan
dapat tercapai manakala unsur-unsur dalam pekerjaan masing-masing, untuk memberikan
organisasi tersebut mendukungnya, termasuk produktivitas sesuai dengan keinginan yang
kinerja pegawai yang ada dalam organisasi. diharapkan. Untuk itu kinerja pegawai harus
Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan selalu diperhatikan dengan memperbaiki
yang telah ditetapkan bersama oleh keburukan atau kebiasaan-kebiasaan yang
organisasi, diperlukan kondisi kerja yang kurang mendukung pencapaian kinerja.
kondusif dan keharmonisan pegawai yang Kinerja pegawai merupakan salah satu
ada di organisasi antara lain, pimpinan dan tujuan organisasi yang harus dicapai, karena
bawahan masing-masing mempunyai peran keberhasilan organisasi dapat ditentukan oleh
yang cukup besar dalam mencapai tujuan kinerja individu yang dimiliki organisasi
organisasi. tersebut yang dapat diketahui melalui

62
63 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 62-75 ISSN: 2302-2019

penilaian dan itu sangat penting. Penilaian optimal, dan ini sudah menjadi sifat pegawai
kinerja dikatakan penting mengingat melalui yang tentunya harus dihindari.
penilaian kinerja dapat diketahui seberapa Keberadaan hal-hal tersebut tentunya
tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. dapat mempengaruhi perilaku pegawai dalam
Ketepatan pegawai dalam menjalankan organisasi yang dalam hal ini Sekretariat
fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap Daerah Kabupaten Mamuju Utara. Dalam
pencapaian kinerja organisasi secara organisasi, setiap pegawainya mempunyai
keseluruhan. Selain itu, hasil penilaian ciri dan karakteristik budaya masing-masing
kinerja pegawai akan memberikan informasi sehingga diperlukan penyatuan persepsi
penting dalam proses pengembangan seluruh anggota atas budaya organisasi yang
pegawai.Namun demikian, sering terjadi, ada di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju
penilaian dilakukan tidak tepat. Utara. Dengan adanya kesatuan budaya
Ketidaktepatan ini dapat disebabkan oleh tersebut, maka anggota akan membuat
banyak faktor. Beberapa faktor yang perimbangan antara budaya sendiri yang
menyebabkan ketidaktepatan penilaian disesuaikan dengan budaya organisasi yang
kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan terbentuk. Budaya organisasi merupakan
makna kinerja yang diimplementasikan, nilai-nilai dan norma yang ditetapkan dan
ketidapahaman pegawai mengenai kinerja dilaksanakan oleh anggota sebagai penunjuk
yang diharapkan, ketidakakuratan instrumen identitas organisasi. Budaya organisasi yang
penilaian kinerja, dan ketidak pedulian kuat dapat membuat organisasi menjadi
pimpinan organisasi dalam pengelolaan besar. Wirawan (2007:37) menjelaskan
kinerja, sehingga hal-hal tersebut telah bahwa budaya organisasi yang baik akan
membudaya dalam organisasi, di mana mempunyai pengaruh yang besar terhadap
menurut McShane dan Von Glinow dalam perilaku para anggotanya karena tingginya
Handayani (2012:98-99) budaya organisasi tingkat kebersamaan dan intensitas untuk
adalah “organizational culture is the basic menciptakan suatu iklim internal.
pattern of shared values and assumptions Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan
governing the way employees within an penelitian ini adalah menganalisis deskripsi
organization think about and act on problems dan pengaruh budaya organisasi terhadap
and opportinities”. Hal tersebut menjelaskan kinerja pegawai pada sekretariat daerah
bahwa budaya organisasiyang kuat memiliki kabupaten mamuju utara secara simultan dan
potensi meningkatkan kinerja dan sebaliknya parsial baik langsung maupun tidak langsung.
bila budayaorganisasinya lemah
mengakibatkan kinerja menurun. Hipotesis Penelitian
Fenomena di lapangan yang Berdasarkan tujuan penelitian maka
menunjukkan penurunan kinerja pegawai hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
disebabkan oleh beberapa hal, namun pada 1) Besarnya pengaruh budaya organisasi
penelitian ini dapat dilihat dari hasil kerja secarasimultan terhadap kinerja pegawai
yang dicapai seorang pegawai belum pada Sekretariat Daerah Kabupaten
menunjukkan hasil yang optimal, di mana Mamuju Utara ditentukan oleh
kecenderungan pegawai bekerja kurang adaptability (kemampuan beradaptasi),
maksimal sehingga kualitas hasil kerjanya consistency (konsistensi), involvement
menurun. Selain itu perilaku pegawai secara (keterlibatan), dan mission (misi).
individu kurang perduli terhadap hasil 2) Besarnya pengaruh budaya organisasi
kerjanya sehingga menyebabkan kegiatan secara parsialt erhadap kinerja pegawai
dalam pekerjaannya di kantor menjadi tidak pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Mamuju Utara ditentukan oleh pengaruh
Indah Isnada, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah…………………64

adaptability (kemampuan beradaptasi) dari Taro Yamane dalam Riduwan (2010:65)


terhadap kinerja pegawai, pengaruh sebagai berikut:
consistency (konsistensi) terhadap
pkinerja pegawai, pengaruh involvement
Keterangan:
(keterlibatan) terhadap kinerja pegawai
n = Jumlah Sampel
dan pengaruh mission (misi) terhadap
N = Jumlah Populasi
kinerja pegawai.
d2 = Presisi (ditetapkan 10 %)
Maka besarnya sampel dapat dihitung
METODE
sebagai berikut:
Penelitian ini di lakukan di Sekretariat
Daerah Kabupaten Mamuju Utara,
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dengan
jenis penelitian yang digunakan dalam
Agar alokasi sampel yang berimbang
penelitian ini adalah kuantitatif dengan
dengan besarnya strata maka diperlukan
pendekatan survey. Karlinger dalam
sampling fraction per stratum dari Tabel 3.1
Sugiyono (2010:7) mengatakan bahwa
di atas dengan menggunakan sampling
pendekatan survey adalah penelitian yang
fraction yang dikemukakan Nazir (2011:300)
dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data sampel berikut:
yang diambil dari populasi tersebut, sehingga Dimana:
ditemukan kejadian - kejadian relatif, fi = sampling fraction stratum i. Selanjutnya
distribusi, dan hubungan-hubungan antar besarnya sub sampel per stratum adalah ni =
variabel sosiologis maupun psikologis. fi . i
Populasi dalam penelitian ini adalah Berdasarkan rumus sampling fraction
pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten yang dikemukakan di atas, maka proporsi
Mamuju Utara yang jumlahnya148 orang sampel dari strata masing-masing dapat
dengan rincian sebagai berikut: dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 1. Populasi Penelitian


No. Pangkat/Golongan Jumlah

1. IV 20

2. III 45

3. II 73

4. I 6

Total Jumlah 148

Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju


Utara, 2015.

Pengambilan sampel untuk jumlah


pegawai yang diteliti menggunakan rumus
65 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 62-75 ISSN: 2302-2019

Tabel 2. Alokasi sampel


1) Pangkat/Gol IV = 20/144 × 59 = 8,19 ≈ 8
2) Pangkat/Gol III = 45/144 × 59 = 18,44 ≈ 18

3) Pangkat/Gol II = 73/144 × 59 = 29,91 ≈ 30

4) Pangkat/Gol I = 6/144 × 59 = 2,46 ≈ 3


Sumber : Hasil Olah Data, 2015

Teknik Analisis data di lakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN


metode Analisis deskriptif dan analisis
inferensia. Analisis deskriptif dengan Pengaruh Budaya Organisasi Secara
menggunakan alat bantu berupa tabel Simultan Terhadap Kinerja Pegawai pada
distribusi frekuensi yang merupakan hasil Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju
dari kuesioner dan Analisis Inferensia Utara
pengujian regresi berganda menggunakan Secara konseptual bagaimana budaya
bantuan program SPSS. Adapun model organisasi dapat mempengaruhi perilaku
regresi berganda yang digunakan menurut individu dalam organisasi adalah karena
Sunarto dan Riduwan (2009:108) yaitu adanya kesamaan persepsi. Persepsi ini
sebagai berikut: didasarkan pada dugaan bahwa cara
Y = a + b1 X1 + b2 X2 …+ bn+ Xn + e beradaptasi dan menyesuaikan diri individu
Di mana: dengan lingkungan kerjanya kan lebih baik
Y= Variabel Dependen bila nilai-nilai yang terdapat dalam organisasi
a= Konstanta sesuai harapan setiap invidu.Budaya selalu
X1-Xn= Variabel Independen merupakan suatu perwujudan bersama,
b1-bn = Koefisien Regresi karena budaya setidak-tidaknya dirasakan
e= Faktor Pengganggu sebagian orang yang hidup atau tinggal pada
Apabila faktor tersebut disesuaikan lingkungan social yang sama, dimana budaya
dengan metode penelitian ini, maka dipelajari, yang membedakanya dengan
persamaan regresinya dapat dirumuskan orang di luar lingkunganya.
sebagai berikut: Budaya organisasi yaitu sebagai sistem
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e nilai-nilai yang diyakini oleh anggota
Di mana: organisasi dan dipelajari dan diterapkan serta
Y= Kinerja Pegawai dikembangkan secara berkesinambungan,
a= Konstanta berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat
b1-b2= Koefisien Regresi dijadikan acuan berperilaku dalam
X1 =Adaptability (kemampuan beradaptasi) berorganisasi untuk mencapai tujuan
(X1) organisasi yang telah ditetapkan. Hal itu
X2 = Consistency (konsistensi)(X2) dapat dilihat dari pendapatSchemerhom,
X3 = Involvement (keterlibatan)(X3) Hurn dan Osborn dalam Nawawi (2003:283)
X4 =Mission (misi)(X4) bahwa budaya organisasi sebagai suatu
e = Faktor Pengganggu sistem penyebaran keyakinan dan nilai-nilai
yang dikembangkan di dalam suatu
organisasi sebagai pedoman perilaku
anggotanya.Kemudian Wirawan (2007:37)
menyatakan budaya organisasi yang baik
akan mempunyai pengaruh yang besar
Indah Isnada, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah…………………66

terhadap perilaku para anggotanya karena budaya organisasi yang terdiri dari
tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas adaptability (kemampuan beradaptasi),
untuk menciptakan suatu iklim internal. consistency (konsistensi), involvement
Budaya organisasi juga menciptakan, (keterlibatan), dan mission (misi) terhadap
meningkatkan, dan mempertahankan kinerja kinerja pegawaisebesar 62,2% dengan tingkat
tinggi. Dimana budaya organisasi yang hubungan yang “kuat” di antara variabel
kondusif menciptakan kepuasan kerja, etos budaya organisasi dengan kinerja pegawai.
kerja, dan motivasi kerja karyawan. Semua Hasil penelitian tersebut diperkuat
faktor tersebut merupakan indikator dengan hasil penelitian terdahulu yang
terciptanya kinerja tinggi dari karyawan yang dilakukan Soedjono (2005); Rahman (2013);
akan menghasilkan kinerja organisasi juga dan Juliningrum (2013) yang menyimpulkan
tinggi. bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh
Budaya organisasi meresap dalam yang signifikan terhadap kinerja pegawai.
kehidupan organisasi dan selanjutnya Hal tersebut juga dipertegas oleh pendapat
mempengaruhi setiap aspek kehidupan Molenaar (2002), Kotter dan Heskett (1992);
organisasi (Saffold, 1988). Oleh karena itu, dalam Koesmono (2005:168) yang
budaya organisasi berpengaruh sangat besar menyatakan bahwa budaya mempunyai
pada aspek-aspek fundamental dari kinerja kekuatan yang penuh, berpengaruh pada
organisasi (Gardner, 1999). Jika budaya individu dan kinerjanya bahkan terhadap
organisasi merupakan aspek penting dalam lingkungan kerja.
meningkatkan kinerja maka budaya Melihat hal tersebut, maka dalam
organisasi harus dikelola dengan baik. Untuk peningkatan kinerja pegawai, perlu
dapat mengelola dengan baik diperlukan memperhatikan kontribusi dari budaya
pengertian yang jelas dan perhatian terhadap organisasi, karena hal tersebut terbukti dapat
budaya organisasi (Agustianti, 2012). mempengaruhi kinerja pegawai dalam
Hasil penelitian ini senada dengan organisasi, baik dari pendapat para ahli, pada
uraian dan beberapa teori yang telah penelitian terdahulu dan termasuk pada
dikemukakan, di mana hasil pengujian penelitian ini yang secara nyata menunjukkan
hipotesis menunjukkan bahwa perolehan nilai budaya organisasi berpengaruh terhadap
F hitung sebesar22,642 dengan signifikansi kinerja pegawai, di mana pengaruh yang
0,000. Hasil tersebut menunjukkan nilai F ditunjukkan juga besar yaitu 62,2% dan
hitung (22,642) lebih besar dari nilai F tabel sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak
(4.016) dengan tingkat sig. 0,000 yang lebih masuk dalam persamaan sebesar 37,8seperti
kecil dari 5% (α = 0,05) yang menyimpulkan motivasi, kompetensi, komitmen, dan
bahwa semua variabel bebas berpengaruh sebagainya yang berkaitan dengan kinerja.
signifikan terhadap variabel terikat dan Selain hasil pengujian hipotesis yang
hipotesis Ha ditolak dan Ho diterima, yang dilakukan, kontribusi budaya organisasi
berarti bahwa “besarnya pengaruh budaya terhadap kinerja pegawai juga dapat dilihat
organisasi secara simultan terhadap kinerja dari hasil analisis deskriptif dimensi
pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten adaptability (kemampuan beradaptasi),
Mamuju Utara ditentukan oleh adaptability consistency (konsistensi), involvement
(kemampuan beradaptasi), consistency (keterlibatan), dan mission (misi). Hasil
(konsistensi), involvement (keterlibatan), dan tanggapan responden menyimpulkan dimensi
mission (misi)”. yang memiliki nilai persentase tertinggi
Sementara itu koefisien determinasi adalah dimensi mission (misi) dengan
(R2) atau nilai R square sebesar 0,622yang persentase 82,22% yang menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel semua anggota organisasi memiliki tujuan
67 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 62-75 ISSN: 2302-2019

sama dalam hal visi misi, sedangkan dimensi (kemampuan beradaptasi) terhadap kinerja
yang rendah adalah adaptability (kemampuan pegawai,pengaruh consistency (konsistensi)
beradaptasi) dengan persentase 67,33% yang terhadap kinerja pegawai, pengaruh
menunjukkan bahwa pegawai Sekretariat involvement(keterlibatan) terhadap kinerja
Daerah Kabupaten Mamuju Utarabelum pegawai dan pengaruh mission (misi)
mampu belajar dari kesalahan yang terhadap kinerja pegawai. Hal itu dapat
dihadapinya dalam pekerjaannya. dilihat dari uraian yang dijelaskan di bawah,
Keberadaan pengaruh mission (misi) bahwa pengaruh secara parsial dapat diterima
tersebut mendeskripsikan bahwapegawai dan dijelaskan sebagai berikut.
Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara
memiliki budaya yang kuat dalam 1. Pengaruh Adaptability (kemampuan
menjalankan visi misi yang dikembangkan beradaptasi) Terhadap Kinerja Pegawai
oleh organisasinya. Hal ini juga disebabkan Budaya organisasi berkaitan dengan
oleh keseragaman pemahaman terhadap visi bagaimana karyawan menerima nilai-nilai
misi yang termuat dalam rencana strategis budaya organisasi, bukan dengan apakah
(renstra), sehingga seluruh pegawai memiliki mereka suka atau tidak suka. Budaya
visi misi yang sama dalam menjalankan tugas organisasi mewakili persepsi umum yang
pokok dan fungsinya di dalam organisasi, dimiliki oleh seluruh anggota organisasi.
meskipun dalam menghadapi kesalahan Penelitian yang dilakukan oleh Gotwon dan
dalam pekerjaan mereka masih mengalami Ditomaso dalam Ismail (2008:23) mengenai
kesulitan, hal ini juga disebabkan oleh budaya organisasi dan kinerja perusahaan,
kemampuan pegawai untuk beradaptasi menemukan bahwa budaya organisasi yang
dalam menghadapi perubahan yang kuat meningkatkan kemampuan perusahaan
dilakukan organisasi juga belum maksimal untuk beradaptasi. Dengan demikian, maka
sehingga berdampak pada pelaksaan budaya organisasi berpengaruh signifikan
pekerjaan. terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil Adaptability (kemampuan adaptasi)
pembahasan yang dikemukakan, maka merupakan kemampuan organisasi untuk
disimpulkan bahwa besarnya pengaruh menerjemahkan pengaruh lingkungan
budaya organisasi secara simultan terhadap terhadap organisasi. Adaptasi merupakan
kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah kemampuan organisasi dalam merespon
Kabupaten Mamuju Utara ditentukan oleh perubahan-perubahan lingkungan eksternal
adaptability (kemampuan beradaptasi), dengan melakukan perubahan internal
consistency (konsistensi), involvement organisasi. Denison dalam Sadati
(keterlibatan), dan mission (misi)dengan (2012:2178) menjelaskan bahwa kemampuan
besar pengaruh 62,2% dan tingkat hubungan beradaptasi mengacu pada tingkat di mana
antara variabel yang kuat yaitu variabel organisasi mempertahankan kemampuan
budaya organisasi dengan kinerja pegawai. untuk mengubah perilaku, struktur, dan
sistem untuk bertahan hidup di tengah
Pengaruh Budaya Organisasi Secara perubahan lingkungan.
Parsial Terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang telah terinterasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju dengan baik sering sangat sulit untuk
Utara dirubah. Integrasi kedalam dan adaptasi
Besarnya pengaruh budaya organisasi keluar dapat menjadi rintangan. Organisasi
secara parsial terhadap kinerja pegawai pada yang dapat beradaptasi digerakkan oleh
Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara sasarannya seperti mitra kerja dan
ditentukan oleh pengaruh adaptability sebagainya, mengambil resiko dan belajar
Indah Isnada, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah…………………68

dari kesalahanya, dan mempunyai Kabupaten Mamuju Utara memiliki


kemampuan serta pengalaman untuk kemampuan dalam melakukan adaptasi
menciptakan perubahan. Mereka terus - terhadap perubahan lingkungan eksternal dan
menerus meningkatkan kemampuan melakukan perubahan pada lingkungan
organisasi untuk memberikan nilai yang internal organisasi yang dalam hal
berharga bagi mitranya. Organisasi yang iniSekretariat Daerah Kabupaten Mamuju
memiliki ciri tersebut dikatakan sebagai Utara. Perubahan - perubahan tersebut
organisasi yang memiliki adaptabilitas karena ditunjukkan oleh adanya kemampuan dan
indikator adaptabilitas adalah kemampuan pengalaman pegawai dalam menciptakan
menciptakan perubahan, fokus pada sasaran perubahan. Namun di sisi lain pegawai yang
/mitranya, kemampuan organisasi untuk ada di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju
belajar. Utara juga belum mampu belajar dari
Budaya yang dapat membantu kesalahan yang dihadapinya dalam
organisasi mengantisipasi dan beradaptasi pekerjaannya, sehingga berdampak pada
dengan perubahan lingkungan, akan pencapaian kinerja, di mana hal tersebut juga
diasosiasikan dengan kinerja yang superior disebabkan keberanian pegawai dalam
dalam periode waktu yang panjang. Budaya mengambil resiko yang berkaitan dengan
yang demikian disebut budaya adatif yang pekerjaan masih kurang.
membantu organisasi beradaptasi terhadap Kurangnya keberanian mengambil
lingkungan yang berubah dengan resiko sering ditimbulkan oleh organisasi
memungkinkanya mengidentifikasi dan pemerintah, salah satunyanya di Sekretariat
mengeksploitasi peluang-peluang baru. Para Daerah Kabupaten Mamuju Utara. Hal ini
anggota percaya bahwa mereka dapat menata disebabkan oleh budaya yang tidak adaptif
secara efektif masalah baru dan peluang yang seperti budaya birokratis yang bertele-tele.
mereka temui serta siap menanggung resiko. Orang-orangnya reaktif dalam menolak
Hasil penelitian melalui pengujian resiko dan sangat tidak kreatif. Budaya, baik
regresi linier berganda menunjukkan nilai t adaptif maupun tidak adaptif sangat
hitung adaptability (kemampuan beradaptasi) mempengaruhi pimpinan dalam
sebesar 3,811 dengan signifikansi 0,000. melaksanakan tugas - tugas manajerial. Hal
Hasil tersebut menunjukkan nilai t hitung ini menjelaskan bahwamasalah kunci
(3,811) lebih besar dari nilait tabel (1.673) organisasi terletak pada ketidakmampuan
dengan tingkat sig. 0,000 yang lebih kecil organisasi melakukan adaptasi. Dalam
dari 5% (α = 0,05) maka dapat simpulkan budaya adaptif manajer sangat peduli pada
bahwa adaptability (kemampuan beradaptasi) sasaran dan mitra kerjanya, sertapegawainya.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Mereka sangat menghormati orang dan
pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten proses yang dapat menciptakan perubahan
Mamuju Utara. Koefisien regresi adaptability yang bermanfaat bahkan memprakarsai
yang diperoleh sebesar 0,403 artinya jika perubahan bila dibutuhkan walaupun
adaptability mengalami kenaikan satu satuan, menuntut pengambilan resiko.
maka kinerja pegawai akan mengalami Meskipun hasil penelitian ini secara
peningkatan sebesar 0,403. Koefisien bernilai umum menyimpulkan bahwa adaptability
positif artinya terjadi hubungan positif antara berpengaruh signifikan terhadap kinerja
adaptability dengan kinerja pegawai, pegawai, namun dalam realita di lapangan
semakin naik adaptability maka semakin masih menunjukkan beberapa kendala seperti
meningkatkan kinerja pegawai. yang diuraikan, di antaranya pegawai kurang
Hasil tersebut memberikan makna berani mengambil resiko dan belum mampu
bahwapegawai pada Sekretariat Daerah belajar dari kesalahan yang tentunya sangat
69 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 62-75 ISSN: 2302-2019

mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai 2. Pengaruh Consistency (konsistensi)


di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Terhadap Kinerja Pegawai pada
Utara. Hal ini memberikan arti bahwa Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju
Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara Utara
belum sepenuhnya mampu dalam melakukan Konsistensi (consistency) merupakan
perubahan internal akibat dari respon tingkat kesepakatan anggota organisasi
eksternal seperti adanya keluhan-keluhan dari terhadap asumsi dasar dan nilai-nilai inti
sasaran ataupun mintra kerja seperti SKPD- organisasi. Konsistensi menekankan pada
SKPD yang memiliki hubungan dengan sistem keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan
Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju simbol-simbol yang dimengerti dan dianut
Utara, karena menurut Mangkunegara bersama oleh para anggota organisasi serta
(2005:113) bahwa budaya organisasi adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, terkoordinasi. Adanya konsistensi dalam
nilai-nilai dan norma yang dikembangkan suatu organisasi ditandai oleh staf merasa
dalam organisasi yang dijadikan pedoman terikat; ada nilai-nilai kunci; kejelasan
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk tentang tindakan yang dapat dilakukan dan
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan tidak dapat dilakukan. Konsistensi di dalam
integrasi internal. organisasi merupakan dimensi yang menjaga
Budaya organisasi sebagai pola asumsi kekuatan dan stabilitas di dalam organisasi.
dasar (digali, ditemukan atau dibangun suatu Budaya organisasi merupakan hal-hal
kelompok sebagai pembelajaran untuk umum yang dilaksanakan dalam kerangka
menanggulangi masalah-masalah yang pikiran anggota organisasi. Efektivitas
berkaitan dengan adaptasi). Eksternal dan organisasi terjadi karena organisasi memiliki
Integrasi internal yang telah bekerja dengan konsistensi dan terintegrasi secara baik.
baik untuk dianggap bernilai, oleh karena itu Sikap perilaku seseorang berakar pada
diajarkan kepada anggota baru sebagai cara sekumpulan nilai-nilai inti bersama, para
yang benar untuk mempersepsikan, pemimpin, dan anggota dilatih pada
memikirkan dan merasakanya dalam pencapaian kesepakatan (walaupun mereka
hubunganya dengan pekerjaan yang mempunyai perbedaan sudut pandang).
dilakukan organisasi yang dalam hal Organisasi dengan sifat-sifat seperti ini
iniSekretariat Daerah Kabupaten Mamuju mempunyai budaya yang khusus dan kuat
Utara. yang secara signifikan mempengaruhi sikap
Berdasarkan uraian yang perilaku anggota pada kemampuan mereka
dikemukakan, maka disimpulkan bahwa dalam mencapai kesepakatan dan melakukan
adaptability (kemampuan beradaptasi) tindakan-tindakan terkoordinasi.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Consistency menggambarkan tingkatan
pegawai. Namun demikian pegawai seberapa kuat para pegawai memegang teguh
Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara norma atau aturan yang berlaku. Denison
belum mampu belajar dari kesalahan yang dalam Sadati (2012:2178) menjelaskan
dihadapinya dalam pekerjaannya, namun bahwa konsistensi dikaitkan dengan tingkat
dalam menciptakan perubahan dalam di mana keyakinan, nilai-nilai, dan harapan
organisasi, mereka (pegawai) memiliki diadakan secara konsisten oleh anggota
kemampuan dan pengalaman yang memadai. organisasi.Indikator konsistensi dilihat dari
integrasi yang baik, koordinasi yang baik,
dan budaya konsisten. Dalam konteks
organisasi koordinasi dan integrasi antar
unit/seksi/bagian sering merupakan hal yang
Indah Isnada, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah…………………70

sulit untuk dilaksanakan. Masing-masing unit pekerjaan maupun pada organisasi.


sering merasa tidak peduli dengan yang lain Pengamatan peneliti di lapangan
dalam arti lebih mementingkan kebutuhan menunjukkan bahwa pegawai Sekretariat
unitnya masing-masing tanpa memperhatikan Daerah Kabupaten Mamuju Utara masih
kepentingan organisasi secara keseluruhan. belum konsisten dalam menjalankan
Adapun hasil penelitian ini melalui pekerjaan dengan baik, selain itu terkadang
hasil pengujian regresi linier berganda integrasi dan koordinasi hanya baik pada saat
menunjukkan nilai t hitung consistency ada kegiatan saja, sementara di dalam
(konsistensi) sebesar 2,721 dengan pekerjaan sehari-hari masih terdapat
signifikansi 0,009. Hasil tersebut kelemahan terhadap hal tersebut sehingga
menunjukkan nilai t hitung (2,721) lebih pegawai sering menunjukkan sikap dan
besar dari nilait tabel (1.673) dengan tingkat budaya yang kurang konsisten terhadap
sig. 0,009 yang lebih kecil dari 5% (α = 0,05) pekerjaan maupun organisasinya.
maka dapat simpulkan bahwa consistency Berdasarkan uraian yang dikemukakan,
(konsistensi) berpengaruh signifikan terhadap maka disimpulkan bahwa consistency
kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah (konsistensi) berpengaruh signifikan terhadap
Kabupaten Mamuju Utara. Koefisien regresi kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah
consistency yang diperoleh sebesar 0,457 Kabupaten Mamuju Utara, sementara hasil
artinya jika consistency mengalami kenaikan hasil analisis deskrptif menyimpulkan bahwa
satu satuan, maka kinerja pegawai akan pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
mengalami peningkatan sebesar 0,457. Mamuju Utara memiliki koordinasi yang baik
Koefisien bernilai positif artinya terjadi dalam organisasi, namun dalam kehidupan
hubungan positif antara consistency dengan organisasi mereka (pegawai) memiliki
kinerja pegawai, semakin naik consistency budaya yang kurang konsisten dalam
maka semakin meningkatkan kinerja pekerjaan maupun pada organisasi.
pegawai.
Sementara itu hasil analisis deskriptif 3. Pengaruh Involvement (keterlibatan)
menunjukkan bahwa consistency Terhadap Kinerja Pegawai
(konsistensi) menunjukkan bahwa indikator Involvement menggambarkan tingkatan
koordinasi yang baik memiliki nilai seberapa besar para pegawai/karyawan
persentase tertinggi sebesar 81,00%, mempnyai rasa memiliki terhadap organisasi
sedangkan indikator dengan persentase dan tujuan organisasi. Keterlibatan
terendah adalah budaya konsisten. Hasil (involvement) adalah kebebasan atau
tersebut menunjukkan bahwa secara umum independensi yang dipunyai setiap individu
pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten dalam mengemukakan pendapat. Keterlibatan
Mamuju Utara memiliki koordinasi yang baik tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau
dalam organisasi, namun dalam kehidupan pimpinan suatu organisasi sepanjang
organisasimereka (pegawai) memiliki budaya menyangkut ide untuk memajukan dan
yang kurang konsisten dalam pekerjaan mengembangkan organisasi/perusahaan.
maupun pada organisasi. Denison dalam Sadati (2012:2178)
Meskipun hasil penelitian ini menjelaskan bahwa keterlibatan mengacu
menunjukkan adanya integrasi dan pada tingkat partisipasi oleh anggota
koordinasi yang baik dalam organisasi, yang organisasi dalam pengambilan keputusan.
dalam hal ini adalah Sekretariat Daerah Keterlibatan terdiri dari tiga indikator
Kabupaten Mamuju Utara, namun masih memberdayakan dan mengembangkan
terdapat budaya yang kurang konsisten pegawai, membangun organisasi dengan tim,
ditunjukkan oleh pegawai, baik pada dan pimpinan dan bawahan berkomitmen
71 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 62-75 ISSN: 2302-2019

untuk bekerja dan merasa memiliki menunjukkan bahwa Sekretariat Daerah


organisasi. Kabupaten Mamuju Utara mampu
Adapun hasil penelitian ini yang dapat memberdayakan dan mengembangkan
dilihat melalui hasil pengujian regresi linier pegawai dalam menjalankan tugas pokok dan
berganda yang menunjukkannilai t hitung fungsi.
involvement (keterlibatan) sebesar 3,838 Pemberdayaan yang dimaksudkan
dengan signifikansi 0,000. Hasil tersebut dalam penelitian ini seperti proses yang
menunjukkan nilai t hitung (3,838) lebih memungkinkan staf pegawai untuk memiliki
besar dari nilait tabel (1.673) dengan tingkat input dan kontrol atas pekerjaan mereka,
sig. 0,000 yang lebih kecil dari 5% (α = 0,05) serta kemampuan untuk secara terbuka
maka dapat simpulkan bahwa involvement berbagi saran dan ide mengenai pekerjaan
(keterlibatan)berpengaruh signifikan terhadap mereka. Pemberdayaan akan membuat staf
kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah memiliki kekuasan untuk mampu membuat
Kabupaten Mamuju Utara. Koefisien regresi pilihan dan berpartisipasi pada tingkat yang
involvement yang diperoleh sebesar 0,492 lebih bertanggung jawab yang pada akhirnya
artinya jika involvement mengalami kenaikan akan menimbulkan perasaan bahagia pada
satu satuan, maka kinerja pegawai akan diri staf tersebut serta mengakibatkan staf
mengalami peningkatan sebesar 0,492. akan berpikiran positif terhadap
Koefisien bernilai positif artinya terjadi lingkungannya, sementara itu kemampuan
hubungan positif antara involvement dengan berkembang yang dimaksudkan adalah
kinerja pegawai, semakin naik involvement kemampuan Sekretariat Daerah Kabupaten
maka semakin meningkatkan kinerja Mamuju Utara untuk meningkatkan
pegawai. kemampuan stafnya sehingga mampu
Sementara itu, hasil analisis deskpritif berkompetisi dan mencapai tujuan organisasi
involvement (keterlibatan) menunjukkan yang tertuang dalam visi dan misi. Namun
bahwa indikator yang memiliki nilai demikian, kerja tim dalam penelitian ini
persentase tertinggi adalah mampu belum sepenuhnya ditunjukkan oleh pegawai
memberdayakan dan mengembangkan karena belum efektifnya kerja secara tim
pegawai dengan perolehan persentase sebesar dalam memberikan kontribusi pada
84,00%, sedangkan indikator dengan Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara
persentase terendah adalah pimpinan dan yang mana proses didalam kerja tim
bawahan berkomitmen bekerja dan merasa merupakan usaha untuk memecahkan suatu
memiliki organisasi dengan persentase masalah dan meningkatkan inovasi
sebesar 80,00%. Hasil tersebut menunjukkan anggotanya, namun hal tersebut belum
bahwa Sekretariat Daerah Kabupaten terlihat dalam penelitian ini.
Mamuju Utara mampu memberdayakan dan Berdasarkan uraian yang dikemukakan,
mengembangkan pegawainya, namun di sisi maka disimpulkan bahwa involvement
lain pimpinan dan bawahan kurang (keterlibatan) berpengaruh signifikan
berkomitmen untuk bekerja dan merasa terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat
memiliki organisasi. Daerah Kabupaten Mamuju Utara. Sementara
Penelitian ini menunjukkan bahwa itu hasil analisis deskpritif involvement
keterlibatan merupkan suatu perlakuan yang (keterlibatan) menunjukkan bahwa indikator
membuat staf meras diikutsertakan dalam yang memiliki nilai persentase tertinggi
kegiatan organisasi sehingga membuat staf adalah mampu memberdayakan dan
bertanggung jawab tentang tindakan yang mengembangkan pegawai, sedangkan
dilakukannya. Hal itu dapat dilihat dari hasil indikator dengan persentase terendah adalah
penelitian ini yang secara deskriptif pimpinan dan bawahan berkomitmen bekerja
Indah Isnada, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah…………………72

dan merasa memiliki organisasi. Hasil perubahan misi yang mendasari organisasi,
tersebut menunjukkan bahwa Sekretariat perubahan juga terjadi pada aspek lain dari
Daerah Kabupaten Mamuju Utara mampu budaya organisasi. Hal tersebut menjelaskan
memberdayakan dan mengembangkan bahwa misi menggambarkan tingkatan
pegawainya, namun di sisi lain pimpinan dan pemahaman para pegawai/karyawan terhadap
bawahan kurang berkomitmen untuk bekerja arah atau tujuan organisasi.
dan merasa memiliki organisasi Adapun hasil penelitian melalui hasil
pengujian regresi linier berganda
4. Pengaruh Mission (misi) Terhadap menunjukkan nilai t hitung mission (misi)
Kinerja Pegawai sebesar 2,143 dengan signifikansi 0,037.
Budaya organisasi sebagai salah satu Hasil tersebut menunjukkan nilai t hitung
perangkat menejemen untuk mencapai tujuan (2,143) lebih besar dari nilait tabel (1.673)
organisasi.Budaya organisasi membantu dengan tingkat sig. 0,037 yang lebih kecil
mengarahkan sumber daya manusia pada dari 5% (α = 0,05) maka dapat simpulkan
pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. bahwa mission (misi) berpengaruh signifikan
Selain itu, budaya organisasi akan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat
meningkatkan kekompakan tim antar Daerah Kabupaten Mamuju Utara. Koefisien
departemen, divisi atau unit dalam organisasi regresi mission sebesar 0,266 artinya jika
sehingga mampu menjadi perekat yang mission mengalami kenaikan satu satuan,
mengikat orang dalam organisasi bersama- maka kinerja pegawai akan mengalami
sama. Dengan budaya organisasi dapat peningkatan sebesar 0,266. Koefisien bernilai
diperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya positif artinya terjadi hubungan positif antara
manusia sehingga meningkatkan kinerjanya mission dengan kinerja pegawai, semakin
dan pada gilirannya meningkatkan kinerja naik mission maka semakin meningkatkan
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi kinerja pegawai.
Misi merupakan dimensi budaya yang Sementara itu, hasil analisis deskriptif
menunjukkan tujuan inti organisasi yang mission (misi) menunjukkan bahwa indikator
menjadikan anggota organisasi teguh dan yang memiliki nilai persentase tertinggi
fokus terhadap apa yang dianggap penting adalah semua anggota organisasi memiliki
oleh organisasi. Denison dalam Sadati tujuan sama dengan persentase sebesar
(2012:2178) menjelaskan bahwa misi adalah 83,33%, sedangkan indikator terendah berada
adanya definisi bersama tentang tujuan pada indikator menggambarkan keberhasilan
organisasi. Hasil penelitian Denison yang organisasi dengan persentase 81,33%. Hasil
menunjukkan bahwa organisasi yang kurang tersebut menyimpulkan bahwa pegawai
dalam menerapkan misi akan mengakibatkan Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara
staf tidak mengerti hasil yang akan dicapai memiliki tujuan sama, namun dalam
dan tujuan jangka panjang yang ditetapkan aktivitasnya, pegawai belum mampu
menjadi tidak jelas. Adapun indikator misi menjalankan visi dan misi untuk keberhasilan
dalam penelitian ini yaitu semua anggota organisasi.
organisasi memiliki tujuan sama, kejelasan Setiap organisasi, baik swasta maupun
arah dan tujuan organisasi, menggambarkan organisasi pemerintah selalu berusaha agar
keberhasilan organisasi. anggotanya mampu memahami dan
Organisasi yang sukses memiliki tujuan menjalankan visi misi yang dikemukakan.
yang jelas dan arah yang mendefinisikan Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan
tujuan organisasi dan tujuan strategis dan bersama dari suatu organisasi. Hal itu juga
mengungkapkan visi tentang bagaimana terlihat pada penelitian ini, di manapegawai
organisasi akan terlihat di masa depan ketika Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara
73 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 62-75 ISSN: 2302-2019

memiliki tujuan sama dan memiliki kejelasan tertinggi adalah semua anggota organisasi
arah dan tujuan organisasi. Hal ini dimiliki memiliki tujuan sama, sedangkan indikator
oleh semua organisasi yang dalam hal ini yang rendah adalah menggambarkan
pegawai, karena dengan kejelasan arah dan keberhasilan organisasi. Hasil tersebut
tujuan tentunya dapat terjadi keseragaman menjelaskan bahwa pegawai Sekretariat
anggota organisasi untuk menjalankan tugas Daerah Kabupaten Mamuju Utara memiliki
pokok dan fungsinya, terlebih lagi pada tujuan sama, namun dalam aktivitasnya,
Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Utara pegawai belum mampu menjalankan visi dan
yang merupakan induk organisasi yang misi untuk keberhasilan organisasi.
berada di Kabupaten Mamuju Utara,
sehingga dibutuhkan kejelasan arah dan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
tujuan yang dijalankan melalui rencana
Kesimpulan
stratejik dari sekretariat, meskipun pegawai Berdasarkan rumusan masalah dan
di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju hasil pembahasan yang dilakukan, maka
Utara belum mampu menjalankan visi dan disimpulkan bahwa:
misi untuk keberhasilan organisasi yang 1) Besarnya pengaruh budaya organisasi
disebabkan beberapa hal seperti pegawai secara simultan terhadap kinerja pegawai
kurang berani mengambil resiko, belum pada Sekretariat Daerah Kabupaten
mampu belajar dari kesalahan, belum adanya Mamuju Utara ditentukan oleh
budaya konsisten, serta pimpinan/bawahan adaptability (kemampuan beradaptasi),
belum berkomitmen bekerjasama dengan consistency (konsistensi), involvement
baik dan perasaan memiliki organisasi belum (keterlibatan), dan mission (misi). Besar
terlihat sehingga sulit membangun tim kerja
pengaruh yang diperoleh 62,2% dengan
yang berkompeten. tingkat hubungan antara variabel yang
Organisasi yang berhasil mempunyai kuat. Sementara hasil deskriptif
arah dan tujuan yang jelas didefinisikan menunjukkan bahwa dimensi yang
dalam tujuan organisasi dan sasaran strategis memiliki nilai persentase tertinggi adalah
dan tercermin dalam visi tentang akan mission (misi) dengan persentase 82,22%
bagaimana organisasi dimasa depan. Jika visi yang yang berarti semua anggota
menggambarkan aspirasi organisasi dan akan organisasi memiliki tujuan sama dalam hal
menjadi seperti apa, maka misi visi misi, sedangkan dimensi yang rendah
menggambarkan organisasi dalam melakukan adalah adaptability (kemampuan
usaha, menjalankan tugas dan keahlian yang beradaptasi) dengan persentase 67,33%
perlu dikembangkan untuk mencapai visi yang berarti bahwa pegawai belum
organisasi. Organisasi yang dapat hidup dan
mampu belajar dari kesalahan yang
berkembang adalah organisasi yang memiliki dihadapinya dalam pekerjaannya.
misi yang memuat hubungan yang seimbang 2) Besarnya pengaruh budaya organisasi
antara para stakeholder dari organisasi secara parsial terhadap kinerja pegawai
tersebut yang dalam hal ini Sekretariat pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Daerah Kabupaten Mamuju Utara. Mamuju Utara ditentukan oleh pengaruh
Berdasarkan uraian yang dikemukakan, adaptability (kemampuan beradaptasi)
maka disimpulkan bahwa mission (misi) terhadap kinerja pegawai, pengaruh
berpengaruh signifikan terhadap kinerja consistency (konsistensi) terhadap kinerja
pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten pegawai, pengaruh involvement
Mamuju Utara. Sementara itu hasil analisis (keterlibatan) terhadap kinerja pegawai,
deskpritif mission (misi) menunjukkan bahwa dan pengaruh mission (misi) terhadap
indikator yang memiliki nilai persentase
kinerja pegawai.
Indah Isnada, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah…………………74

Rekomendasi Ensiklopedi. 2014. Pengertian Budaya


Berdasarkan hasil kesimpulan yang Menurut Para Ahli. Melalui
didapatkan, maka direkomendasikan kepada: <http://www.duniapelajar.com/2014/07
1) Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju /10/pengertian-budaya-menurut-para-
Utara agar memperhatikan masalah yang ahli/>[Tanggal 03/04/2015].
berkaitan dengan adaptability Handayani, Agustin. 2012. Peranan Budaya
(kemampuan beradaptasi), terutama Organisasi Terhadap Kinerja
tentang kemampuan pegawai tentang Karyawan. Semarang. Prosiding
belajar dari kesalahan dalam bekerja, Seminar Nasional. Hal. 95-106.
karena dari hasil penelitian ini Ismail, Iriani. 2008. Pengaruh Budaya
menunjukkan bahwa pegawai belum Organisasi Terhadap Kepemimpinan
mampu belajar dari kesalahan yang dan Kinerja Karyawan Pemerintah
dihadapinya dalam pekerjaannya, untuk Kabupaten-Kabupaten di Madura.
itu perlu meningkatkan kemampuan Ekuitas, Vol.12 No.1 Maret 2008: 18-
seperti melalui pendidikan, pelatihan, dan 36.
meningkatkan pengalaman dalam Juliningrum, Emmy. 2013. Pengaruh
pekerjaan. Kompensasi, Budaya Organisasi,
2) Kepada peneliti lain yang ingin meneliti terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja
terkait dengan hal-hal yang mempengaruhi Pegawai. Jurnal Aplikasi Manajemen,
kinerja, maka kedepannya dapat meneliti Vol. 11, No. 4, hal,665-676.
variabel lain selain budaya organisasi Koesmono, H.Teman. 2005. Pengaruh
seperti motivasi, kompetensi, ataupun Budaya Organisasi Terhadap Motivasi
komitmen, dan sebagainya yang berkaitan Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja
dengan kinerja. Karyawan Pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala Menengah di
UCAPAN TERIMA KASIH Jawa Timur.Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, hal:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
162-179.
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
Mangkunegara,Anwar Prabu. 2005.
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
Manajemen Sumber Daya Manusia.
menyelesaikan artikel ini dan ucapan terima
Cetakan Ke Tujuh. PT. Remaja
kasih penulis kepada berbagai pihak yang
Rosdakarya: Bandung.
telah mendorong dalam menyelesaikan
Nawawi, Hadari. 2003. Manajemen Sumber
artikel ini, terutama diucapkan terima kasih
Daya Manusia yang kompetitif.
kepada Dr. Jans Wilianto Nasila, M.S., dan
Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Dr. Nawawi Natsir, M.Si. selaku Ketua dan
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor:
Anggota Tim Pembimbing, yang telah
Ghalia Indonesia.
membimbing dan mengarahkan penulisan
Rahman, Abdul. 2013. Pengaruh
artikel ilmiah ini.
Karakteristik Individu, Motivasi dan
Budaya Kerja terhadap Kinerja
DAFTAR RUJUKAN
Pegawai pada Badan Keluarga
Agustianti, Hairia. 2012. Pengaruh Budaya Berencana dan Pemberdayaan
Organisasi Terhadap Kemampuan Perempuan Kabupaten Donggala. e-
Manajerial. Melalui <http:/ Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 2,
/hairiaa.blogspot.co.id/2012/11/pengaru hlm. 77-86.
h-budaya-organisasi-terhadap.html> Riduwan. 2010. Metode dan Teknik
[14/11/2015]. Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
75 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 62-75 ISSN: 2302-2019

Sadati, Seyyed Ebrahim. 2012.A Survey


Relation of Organizational Culture and
Organizational Citizenship Behavior
with Employees’
Empowerment.Management Science
Letters, 2 (2012) 2175-2186.
Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja
Organisasi dan Kepuasan Kerja
Karyawan pada Terminal Penumpang
Umum di Surabaya. Jurnal Manajemen
& Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, hal.
22-47.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Administrasi (dilengkapi dengan
Metode R & D). Cetakan Ke Tujuh
Belas. Bandung: Alfabeta.

S-ar putea să vă placă și